Professional Documents
Culture Documents
05 NOVEMBER 2011
Preseptor: dr. Maryono Soemarmo Sp.M Kelompok 7/ III & Kelompok 4/ IV P3D FK UNISBA RSUD AL-IHSAN 2011
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. Tidak hanya individu atau keluarga, akan tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh anggota masyarakat.
Adapun yang dimaksudkan dengan sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan dipandang sebagai sumber daya yang memberikan kemampuan pada individu, kelompok, dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mengelola bahkan merubah pola hidup, kebiasaan dan lingkungan.
LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan di rumah sakit bersifat holistik, dimulai dari pencegahan, pengobatan hingga pemulihan penyakit.
Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk sarana pelayanan kesehatan yang dapat diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta.
Untuk mencapai tujuan tersebut jenis pelayanan di rumah sakit dapat berupa kegiatan pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap serta pelayanan gawat darurat yang mencakup pelayanan medik dan penunjang medik.
Rumah sakit sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan merupakan institusi yang penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
LATAR BELAKANG
Seiring dengan itu, terjadi persaingan antara sesama rumah sakit baik rumah sakit milik pemerintah maupun rumah sakit milik swasta yang semuanya berlomba-lomba untuk menarik konsumen agar menggunakan jasanya.
RSUD Al-Ihsan Bandung mempunyai persoalan yang sama dengan rumah sakit lain yaitu adanya persaingan yang ketat.
Persaingan yang terjadi tidak hanya dari sisi teknologi pemeriksaan, akan tetapi persaingan yang lebih berat seperti persaingan dalam pelayanan kesehatan yang berkualitas.
LATAR BELAKANG
Pihak rumah sakit selaku penyedia jasa dituntut memberikan pelayanan yang lebih baik dibanding rumah sakit lain untuk mencapai kepuasan pasien di rumah sakit.
Salah satu aspek yang perlu ditingkatkan kualitasnya adalah aspek pelayanan dibidang poliklinik rawat jalan. RSUD Islam Al-Ihsan sebagai badan pelayanan milik pemerintah dituntut untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dibanding rumah sakit lain untuk mencapai kepuasan pasien di rumah sakit.
Kinerja instalasi rawat jalan dipimpin oleh seorang kepala instalasi, yang mempunyai tugas dan fungsi menyediakan fasilitas terhadap penyelenggaraan kegiatan pelayanan poliklinik rawat jalan dari berbagai disiplin ilmu kedokteran klinik, selain itu juga melaksanakan pendidikan dan penilitian.
LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Dua unsur penting dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan adalah tingkat kepuasan pasien sebagai pengguna jasa dan pemenuhan standar pelayanan yang telah ditetapkan.
LATAR BELAKANG
Berdasar pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang standar pelayanan farmasi rumah sakit menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, dan pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
LATAR BELAKANG
Tuntutan pasien akan mutu pelayanan rawat jalan mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama (drug oriented) ke paradigma baru (patient oriented) dengan filosofi pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah obat serta masalah yang berhubungan dengan kesehatan.
LATAR BELAKANG
Oleh karena itu RSUD Al-Ihsan harus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan untuk dapat bersaing dengan rumah sakit lainnya. Salah satu indikator dari kualitas pelayanan yang baik adalah kepuasan pasien. Berdasarkan hal tersebut penulis akan melakukan penelitian deskriptif yang berjudul Gambaran Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan Instalasi Rawat Jalan RSUD Islam Al-Ihsan Periode 17 Oktober 05 November 2011.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana gambaran karakteristik pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status pasien di instalasi rawat jalan RSUD Islam Al Ihsan Bandung periode 17 Oktober 05 November 2011 ?
2. Bagaimana gambaran kepuasan pasien instalasi rawat jalan RSUD Islam Al Ihsan Bandung periode 17 Oktober 05 November 2011 ?
TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui gambaran karakteristik pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status pasien di instalasi rawat jalan RSUD Islam Al Ihsan Bandung periode 17 Oktober 05 November 2011.
Mengetahui gambaran kepuasan pasien instalasi rawat jalan RSUD Islam Al Ihsan Bandung periode 17 Oktober 05 November 2011.
KEGUNAAN PENELITIAN
Bagi Peneliti Peneliti dapat mengetahui gambaran kepuasan pasien di instalasi rawat jalan RSUD Islam Al Ihsan Bandung periode 17 Oktober 05 November 2011, agar dapat dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan diwaktu yang akan datang.
Bagi Instansi Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi dan koreksi bagi dinas kesehatan setempat untuk pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah kesehatan yang timbul.
Bagi Masyarakat Masyarakat dapat mengetahui kualitas pelayanan yang bermutu yang pada akhirnya akan membawa dampak pada tingkat kepuasan pasien.
BAB II
Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
Rumah Sakit Kepuasan Pasien Pengendalian Mutu Pada Bidang Jasa Kerangka Pikiran
RUMAH SAKIT
Pengertian Rumah Sakit menurut WHO adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana pelayanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan.
Kelas A : pelayanan kedokteran spesialisasi dan subspesialisasi luas. Ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) oleh pemerintah. Kelas B : pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas. Menampung rujukan dari rumah sakit kabupaten.
Kelas C : pelayanan kedokteran spesialis terbatas. (penyakit dalam, bedah, kesehatan anak, kebidanan dan kandungan). Kelas D : pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi. Suatu saat akan ditingkatkan menjadi kelas C. Kelas E : rumah sakit khusus (special hospital) yang menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran saja seperti rumah sakit jiwa dan rumah sakit kusta.
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah
Sesuai dengan UU pokok pemerintah daerah No.5 tahun 1974 Pemda = pengelola = mengelola keuangan dan kebijakan rumah sakit
Swasta
Sesuai dengan UU Kesehatan No.23 tahun 1992. Profit hospital Harus menyediakan sekurang-kurangnya 20% dari tempat tidurnya untuk masyarakat golongan tidak mampu.
Pengertian Pelayanan rawat jalan (ambulatory service) adalah salah satu bentuk dari pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap (hospitalization)
Rawat Jalan
KEPUASAN PASIEN
Pengertian
Kepuasan
Kotler (1997) : kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang.
Soejadi (1999) : kepuasan pasien adalah tingkat kepuasan pelayanan pasien dari persepsi pasien atau keluarga terdekat dan akan tercapai apabila diperoleh hasil optimal bagi setiap pasien dengan penyelenggara pelayanan kesehatan memperhatikan pasien dan keluarganya.
Teori Kepuasan Expectation-performance theory : kepuasan adalah fungsi dari harapan pasien tentang jasa dan performasi yang diterimanya
Puas
Tidak puas
Budiastuti (2002)
Kualitas produk atau jasa
Biaya
Kualitas pelayanan
Harga
Faktor emosional
Karakteristik produk
Image
Desain visual
Harga
Fasilitas
Suasana
Pelayanan
Lokasi
Komunikasi
Kotler (2003)
Ghost shopping
Melalui survei, rumah sakit akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda positif bahwa rumah sakit menaruh perhatian terhadap para pengguna jasa pelayanannya.
Manfaat
Pengukuran Kepuasan Manfaat utama dari program pengukuran adalah tersedianya umpan balik yang segera, berarti dan objektif. Ada beberapa manfaat pengukuran kepuasan antara lain sebagai berikut :
Pengukuran menyebabkan orang memiliki rasa berhasil dan berprestasi, yang kemudian diterjemahkan menjadi pelayanan yang prima kepada pelanggan. Pengukuran bisa dijadikan dasar menentukan standar kinerja dan standar prestasi yang harus dicapai.
Pengukuran memberikan umpan balik segera kepada pelaksana, terutama bila pelanggan sendiri yang mengukur kinerja pelaksana atau yang memberi pelayanan. Pengukuran memberi tahu apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki mutu dan kepuasan pelanggan serta bagaimana harus melakukannya. Informasi ini juga bisa datang dari pelanggan.
Pengukuran memotivasi orang untuk melakukan dan mencapai tingkat produktivitasnya yang lebih tinggi.
Sangat Memuaskan Menggambarkan pelayanan kesehatan sepenuhnya atau sebagian besar sesuai kebutuhan atau keinginan pasien Memuaskan Menggambarkan pelayanan kesehatan tidak sepenuhnya atau sebagian sesuai kebutuhan atau keinginan pasien.
Tidak Memuaskan Menggambarkan pelayanan kesehatan tidak sesuai kebutuhan atau keinginan. Sangat Tidak Memuaskan Menggambarkan pelayanan kesehatan tidak sesuai kebutuhan atau keinginan, hal ini merupakan tingkat kualitas kategori paling rendah
Oleh karena itu, peranan pengendali mutu menjadi sangat penting. Seorang pengendali mutu haruslah mempunyai ketrampilan dan wawasan yang luas mengenai produk jasa yang dihasilkan, sebaiknya purna waktu dan bukan merupakan tugas sampingan.
Penerapan Manajemen Mutu pada Organisasi NirLaba Ada beberapa alasan mengapa organisasi nir-laba menjadi penting, pertama masyarakat menginginkan barang-barang tertentu yang tidak mungkin diberikan oleh perusahaan bisnis karena masyarakat tidak mampu untuk membayar keuntungan yang diperolehnya
Kedua : organisasi nir-laba cenderung untuk menerima keuntungan dari masyarakat yang tidak mungkin diperoleh dari organisasi bisnis misalnya pengurangan pajak, subsidi donor, dll
Dinas Kesehatan dan rumah sakit kabupaten/kota merupakan organisasi nirlaba yang sekaligus organisasi pemerintah, sehingga kendala yang dihadapi dalam formulasi dan penerapan strategi termasuk penerapan manajemen mutu akan lebih kompleks.
Pengertian
Manajemen Mutu Terpadu (MMT) merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi.
MMT
Pendekatan ilmiah
Kerjasama tim
Kesatuan tujuan
Faktor-faktor
penyebab kegagalan
MMT merupakan suatu pendekatan baru dan menyeluruh yang membutuhkan perubahan total atas paradigma manajemen tradisional, komitmen jangka panjang, kesatuan tujuan dan pelatihan-pelatihan khusus.
Delegasi dan kepemimpinan Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior.
Team mania
Penyelia maupun karyawan harus memiliki pemahaman yang baik terhadap perannya, organisasi harus melakukan perubahan budaya agar kerja sama tim tersebut dapat berhasil.
Organisasi mengembangkan inisiatif kualitas tanpa secara berbarengan mengembangkan rencana untuk menyatukannya ke dalam seluruh elemen organisasi.
Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis Organisasi hanya menerapkan prinsip-prinsip yang ditentukan disitu.
Harapan yang terlalu berlebihan dan tidak realistis
Pemberdayaan (empowerment) yang bersifat prematur Perusahaan mengira bahwa bila karyawan telah dilatih dan diberi wewenang baru dalam mengambil suatu tindakan, maka para karyawan tersebut akan dapat menjadi self-directed dan memberikan hasil-hasil positif.
Manajemen Mutu Steering Committee pada level puncak Perencanaan dan publikasi
penerapan
Melatih Steering Committee Team yang terbentuk mengidentifikasi dan memperhitungkan kekuatan dan kelemahan organisasi. Mengidentifikasi pendukung dan ancaman yang nyata.
Tetapkan pelanggan organisasi dan kenali karakteristiknya, susun indikator masingmasing pelanggan dan tetapkan cara untuk mengetahui kadar kepuasan masing-masing pelanggan. Susun tahap perbaikan (jangan berambisi terlalu cepat selesai dan cepat puas).
Antisipasi penolakan Dapat dipilih berbagai macam strategi sesuai dengan situasi dan jenis penolakan.
Paksaan
KERANGKA PEMIKIRAN
Sebuah rumah sakit dituntut memberikan pelayanan yang lebih baik dibanding rumah sakit lain untuk mencapai kepuasan pasien di rumah sakit.
Dua unsur penting dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan yaitu Tingkat kepuasan pasien Pemenuhan standar pelayanan yang telah ditetapkan sebagai pengguna jasa
BAB III
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian studi deskriptif untuk mengetahui kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan poliklinik di RSUD Al-Ihsan Bandung
Tempat dan Waktu Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan yang bertempat di Kiastramanggala Bale Endah Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat Tanggal 19 Oktober 20011 - 2 November 2011.
Populasi dan Sampel -Populasi : seluruh pasien rawat jalan yang berobat ke RSUD Al-Ihsan Bandung. - Sampel : semua pasien rawat jalan yang datang ke seluruh poliklinik RSUD Al-Ihsan Bandung yang dipilih secara acak dan bersedia yang mengisi kuesioner yang telah disediakan.
Kriteria Inklusi Pasien rawat jalan yang datang ke poliklinik RS Al-Ihsan Bandung yang bersedia diwawancara dan mengisi kuesioner terstruktur tentang kenyataan yang dialami pasien di lapangan terhadap pelayanan kesehatan rawat jalan di poliklinik RSUD Al-Ihsan Bandung dari tanggal 19 Oktober 20011 - 2 November 2011.
Kriteria Eksklusi Pasien kriteria inklusi dengan kuesioner yang tidak diisi lengkap. Pasien kriteria inklusi dengan kuesioner yang menolak mengisi kuesioner
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan data primer melalui pengisian kuesioner terstruktur tentang kenyataan yang dialami pasien di lapangan terhadap pelayanan RSUD AlIhsan Bandung.
Pengolahan Data
Memberikan kode pada setiap data yang ada untuk keperluan analisis statistik dengan komputer pada kuesioner yang telah diisi.
Dilakukan editing data untuk memastikan bahwa data yang diperoleh terisi semua, konsisten, dan dapat dibaca dengan baik.
Memastikan bahwa data yang sudah dimasukkan dalam program untuk dianalisis dan tidak ada yang salah atau hilang. Setelah data sudah benar lalu dianalisis untuk mendapatkan informasi dari data yang di dapat.
Penyajian Data
Data yang terkumpul, dikelompokkan berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan yang dibagi menjadi persentase yang menunjukkan kondisi layanan kesehatan yang diberikan di RS Alihsan. Data disajikan dalam bentuk tabel, diagram dan narasi.
KARAKTERISTIK PASIEN
47% 53%
Laki-laki Perempuan
11%
23% 27%
16%
23%
32% 29%
14%
91%
86%
Penjelasan Yang Diberikan Oleh Petugas Penerimaan Pasien Mengenai Lokasi Klinik Yang Dituju Serta Prosedur Pendaftaran Di Instalasi Rawat Jalan
1% 8% Puas Kurang Puas Tidak Puas 91%
84%
Kenyamanan Ruang Tunggu (Adanya Tempat Duduk, Tempat Sampah dan Televisi)
1% 10%
89%
PELAYANAN DOKTER
Waktu menunggu pasien untuk diperiksa oleh dokter yang ada di klinik
5% 9%
86%
Informasi atau penjelasan yang diberikan oleh dokter mengenai penyakit yang diderita oleh pasien
4% 3%
Sikap kesungguhan dokter pada saat mendengarkan keluhan, memeriksa dan mengobati pasien
4% 3%
PELAYANAN DOKTER
keramahan sikap kesungguhan dokter dokter pada saat waktu mendengarkan menunggu keluhan, pasien untuk memeriksa dan diperiksa oleh Mayoritas Pasien Puas pasien mengobati dokter Faktor Pelyanan waktu menunggu pasien untuk diperiksa oleh dokter, informasi atau penjelasan yang diberikan dokter
Faktor Fasilitas
Mayoritas Pasien Puas -Kepuasan terhadap tarif yang harus dibayar disesuaikan dengan pelayanan yang diterima
Faktor harga
Kebersihan, Kenyamanan, dan Penampilan Fasilitas Fisik Ruang Instalasi Rawat Jalan
3% 5%
92%
91%
91%
Kepuasan Terhadap Sarana Kamar mandi, Kursi Tunggu Serta Fasilitas Lain di Instalasi Rawat Jalan
3% 10% Puas Kurang Puas Tidak Puas 91%
91%
Faktor suasana
Ketenangan Kenyamanan
96%
89%
94%
94%
92%
94%
Tarif Obat
3% 9%
88%
Faktor emosional
Faktor Harga
Kepuasan thdp Tarif obat
Faktor Fasilitas
Kenyamana n ruang tungggu
91%
Mayoritas Lingkungan rumah sakit pasien puas terhadap yang baik lingkungan islami di rumah sakit Al-Ihsan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Gambaran karakteristik pasien instalasi rawat jalan RSUD Islam Al Ihsan Bandung periode 17 Oktober 2011 - 5 November 2011 yang terbanyak berdasarkan usia adalah antara 39 tahun sampai dengan 49 tahun sebanyak 27,00%, kemudian berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan sebanyak 52,50% dan laki-laki 47,50%, berdasarkan tingkat pendidikan terakhir adalah sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 32,00%, dan berdasarkan status pasien adalah umum sebanyak 33,00.
KESIMPULAN
Gambaran kepuasan pasien instalasi rawat jalan RSUD Islam Al Ihsan Bandung periode 17 Oktober 2011 5 November 2011 adalah puas.
SARAN
SARAN AKADEMIS
Penelitian gambaran kepuasan pasien instalasi rawat jalan masing-masing poliklinik Penelitian kepuasan pasien terhadap kelengkapan peralatan pemeriksaan laboratorium dan penunjang yang ada di rumah sakit.
SARAN
SARAN PRAKTIS
Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi RSUD Islam Al-Ihsan Bandung mengenai gambaran kepuasan pasien terhadap rumah sakit. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mempertahankan mutu dan kualitas oleh pihak rumah sakit sehingga pasien yang mengunjungi rumah sakit tetap merasa puas dan kembali datang untuk berobat atau kontrol.
TERIMA KASIH