You are on page 1of 2

Membuat Media Tumbuh Anggrek Oleh : Ir.

Benamehuli Ginting

Media tumbuh yang baik bagi anggrek (famili Orchidaceae) harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain tidak lekas melapuk dan terdekomposisi, tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman, mempunyai aerasi dan draenase yang baik serta lancar, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara optimal, dapat mempertahankan kelembaban di sekitar akar, untuk pertumbuhan anggrek dibutuhkan ph media 5-6, ramah lingkungan serta mudah didapat dan relatif murah harganya. Media tumbuh tanaman anggrek yang umum digunakan adalah arang, pakis, moss, potongan kayu, potongan bata atau genting, serutan kayu, kulit pinus dan serabut kelapa. Masing-masing bahan media tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan anggrek, tergantung jenis, agroklimat lingkungan, dan lokasi lahan. Contohnya: faktor ketinggian tempat dan kelembaban. Penggunaan ragam media di daerah dingin, lembab dan bercurah hujan tinggi berbeda dengan daerah panas. Di daerah dingin sebaiknya pilih media yang sangat porous dan sedikit menyerap air. Meningkatnya kelembaban karena air berlebih mampu mengundang penyakit sehingga akar menjadi kurang sehat. Sebaliknya di daerah panas pilih media yang mampu menyerap air. Media yang digunakan untuk budidaya anggrek umumnya secara tunggal atau campuran. Sebelum memilih kenali karakter masing-masing media. Pada Balai Penelitian Tanaman Hias Jakarta, penelitian media tumbuh untuk tanaman anggrek telah dilakukan sejak tahun 1994/1995 terhadap beberapa bahan seperti arang, bagas tebu, sabut kelapa dan sabut kelapa sawit semuanya mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai media tumbuh. Pada tahun 1997/1998, penelitian tersebut dilanjutkan dengan berbagai bahan seperti batu apung, batu marus, batu split, stereofoam, rockwool dan sabut kelapa pot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batu marus, batu split dan sabut kelapa pot potensial untuk dikembangkan karena daya tahannya cukup lama. Menurut Putri (1998) pada tanaman hias telah berkembang penggunaan media tanam anorganik seperti perlit, pasir, batu apung dan zeolit. Sedangkan Handreck & Black (1994) mengemukakan di Australia bahan pilihan media tanam dalam pot dapat digunakan baik organik seperti limbah pertanian, serbuk gergaji kayu, peatmoss, sekam padi, bagas tebu, serbuk dan serat daun kelapa, kompos, campuran kompos dan pasir, maupun anorganik seperti limbah industri, perlit, vermikulit, stereofoam, batu apung, rockwool, zeolit dan lain-lain.

Persiapan Media Untuk mempersiapkan media tanam anggrek harus diketahui sifat dan jenis media yang akan digunakan, gunanya untuk menentukan perlakuan media sebelum anggrek ditanam. Tahapan pengisian media dalam pot adalah pertama, sebelum dimanfaatkan, terlebih dahulu media disterilisasi dengan merendamnya dalam larutan fungisida Benlate 2g/l, selama 24 jam agar terbebas dari hama dan penyakit. Kedua, siapkan pot yang sudah bersih dari lumut dan jamur. Ketiga, isikan pecahanpecahan batu bata pada dasar pot kira-kira 1/3 bagian pot yang berfungsi untuk aerase dan draenase. Keempat, masukkan arang kayu dan diatasnya tambahkan potongan atau cacahan pakis. Kelima, tanam bibit anggrek dalam pot yang telah diisi media. Keenam, penggantian media (Reppoting) dilakukan 2 tahun sekali yaitu jika: Tanaman dalam pot sudah penuh (padat); Medium lama sudah hancur, sehingga menyebabkan medium bersifat asam, bisa menjadi sumber penyakit. Kombinasi Beberapa Media Petani anggrek sering menggunakan campuran beberapa jenis media dalam menanam anggrek, sehingga diperoleh media pertumbuhan yang lebih baik. Misal kaliandra dicampur dengan arang atau pakis dicampur dengan arang, penggunaaannya dibagian dasar diisi arang hingga seperempat atau sepertiga tinggi pot, lalu dibagian atas dilapisi kaliandra. Demikian pula penggunaan pakis dan arang. Arang dibawah ; pakis diatas. Untuk 3 jenis bahan misalnya arang, pakis dan kaliandra ; arang, pakis dan kulit pinus ; arang, sabut kelapa dan pakis; atau ada yang menggunakan cacahan pakis : kaliandra : arang : batu bata dengan perbandingan 1:1:1:1/2. Penggunaan media campuran cenderung mendorong pertumbuhan anggrek menjadi lebih baik dibanding dengan media tunggal. Karena masing-masing media dapat saling mendukung, contohnya: pecahan genteng umum digunakan untuk dasar pot karena memperlancar aerasi dan draenase. Namun kemampuannya dalam menyerap air dan hara sangatlah kurang. Kelemahan itulah yang ditutupi oleh pakis dan kulit pinus diatasnya. Campuran dua macam bahan dapat memperbaiki kekurangan sifat masing-masing bahan antara lain kecepatan pelapukan, tingkat pelapukan, tingkat tersedianya hara dan kondisi kelembaban dalam media tanam.

Ir. Benamehuli Ginting KP Penelitian Tanaman Hias, Deptan Dimuat pada surat kabar Sinar Tani, 7 13 Mei 2008

You might also like