This research use inventarization method and identify to determine khamir species or genus which pursuant to monograph. Khamir / yeasts later wilt be used as innoculum in repair cocoa fermentation.
This research use inventarization method and identify to determine khamir species or genus which pursuant to monograph. Khamir / yeasts later wilt be used as innoculum in repair cocoa fermentation.
This research use inventarization method and identify to determine khamir species or genus which pursuant to monograph. Khamir / yeasts later wilt be used as innoculum in repair cocoa fermentation.
Biocelebes, Juni 2009, him. 51-58
ISSN: 1978-6417 Vot. 3 No. 1
Karakterisasi Khamir yang Hidup pada Buah Kakao
di Sulawesi Tengah
Muhammad Alwi
Jurusan/Prodi Biologi, Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadultako Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94118
E.mait: alwimillang@yahoo.co.id
ABSTRACT
Microorganism characterization specially khamir is life cocoa fruit have been
conducted. This research use inventarization method and identify to determine khamir
species or genus which pursuant to monograph (Kreger-Van Rij, 1987 and Kurtzman,
1998). This research conducted by 3 regency (Regency Donggala; Parigi Moutong; Toli-
Toli) in Central Sulawesi.
Result of obtained research depict that knamir group which life cocoa fruit in Central
Sulawesi is same, this matter proved from result of inventarization and identify which
obtained by every regency much the same to its type. Regency Donggala obtained 4
isolate with result identify Rhodotorula sp, (DB.K112), Debaryomyces hansenii (DB.K221),
Candida parapsilosis (DB.K233), and Saccharomyces cerevisiae (DB.K342). Regency
Parigi Moutong also obtained by 4 isolate with result identify Saccharomyces cerevisiae
(PM.K113), Candida parapsilosis (PM.K122), Rhodotorula sp. (PM.K231), and
Trichosporon cutaneum (PM.K343). Regency Toli-Toli obtained 6 isolate with result identify
Candida parapsilosis (TL.K112), Debaryornyces hansenii (TL.K223), Saccharomyces
,cerevisiae (TL.K231), Trichosporon cutaneum (TL.K242), Saccharomyces cerevisiae
(TL.K351), and Rhodotorula sp. (TL.K362). The species khamir can deputize some of
especial class from two fungi filum that is Ascomycota and Basidiomycota. The
khamir/yeasts later will be used as innoculum in repair cocoa fermentation.
Key words: Cocoa, characterization, khamit/yeast
Sulawesi Tengah lima tahun _ terakhir
PENDAHULUAN mengalami peningkatan produksi ‘kakao
sebesar 45,21% atau 114.638 ton per tahun
Tanaman kakao (Theobroma dengan luas areal 122.407 ha pada
cacao L.) yang tersebar luas di daerah —-petkebunan rakyat (PS Sulteng, 2002).
tropis, khususnya di daerah Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara, dan
Sulawesi Tengah dan bijinya dijadikan
komoditi. ekspor. Pada tahun 2003
Indonesia berhasit menempati. urutan
kedua sebagai produsen kakao terbesar
di dunia dengan produksi. 572.640 ton
per tahun (Dirjen BPP, 2004). Provinsi
Pada proses’ pengolahan biji kakao
terdapat sejumlah tahapan yakni pemanenan,
sortasi buah, pemeraman-buah, pembetahan
buah, fermentasi, penjemuran/pengeringan,
dan penyimpanan, Salah satu
tahapan yang paling menentukan kualitas
mutu akhir dari biji kakao adalah tahapan
fermentasi. Dalam proses ini, ada mikroba
a
Jumal Biocalebes, Vol. 3 No. 1, Juni 2009, ISSN: 1978-6417Alwi
yang terlibat dan besar peranannya
dafam menentukan mutu dan kualitas
produk biji kakao kering yang dihasilkan.
Salah satu mikroba yang sangat besar
peranannya dalam proses fermentasi biji
kakao adalah khamir. Kelompok mikroba
ini dapat memperbaiki dan meningkatkan
aroma dan citarasa biji kakao pada saat
penggarangan nantinya. Untuk
memanfaatkan secara optimal kelompok
mikroba ini, maka peru. dilakukan
karakterisasi melalui inventarisasi dan
identifikasi.
Khamir adalah kelompok fungi
yang memeliki se! vegetatif uniseluler,
dan dapat membentuk miselium sejati
atau misefium. palsu (Madigan ..dkk.,
2000). Khamir yang’ dapat_membentuk
fase Y (yeast fase uinselular) dan fase F
(filament atau miselium . sejati) dalam
siklus “hidupnya dinamakan yeast-like
fungi (Moore, 1998).
Khamir pada tumbuhan dapat
ditemukan pada. buah, bunga, dan’
permukaan daun (phylloplane). Buah dan
bunga ‘dapat menyedidkan nutrient
berupa sumber gula dan nitrogen yang
dibutuhkan oleh khamir. - Phyloplane
menyediakan .‘sumber — nutrient bagi
khamir berupa eksudat daun” dan. hasil
gutasi (Campbell, 1987).
Keanekaragaman | khamir. pada
buah kakao dapat diketahui dengan
inventatisasi dan identifikasi.
Inventarisasi meliputi. _ pengambilan
sampel dan tahapan isolasi. Isolasi yang
dilakukan’ pada. buah kakao ..dengan.
memakai metode peletakan.sampel
secara-. langsung.:: (Yarrow,.. 1998).
Identifikasi untuk. -mengetahui nama
genus atau spesies - khamir: . dapat
dilakukan dengan .metode :konvensional
atau modem. {dentifikasi.khamir secara
konvensional..- meliputi .... pengamatan
morfologi {makroskopis dan
mikroskopis), pengujian.-fisiologis . dan
biokimia.
52
Blocelebes, Vol. 3 No.1,
METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan adalah
medium untuk isolasi dan identifikast_ khamir
yaitu, yeast mannithol agar (YMA) (Oxoid),
potato dextrose agar (PDA) (Oxoid), malt
extract agar (MEA) (Oxoid), chloramphenicol
0,5 g per L. (Oxoid) (Ravelomanana, 1985),
ethanol 70% dan 90% (Merck), methanol
(Merck), pewamaan Gram, pewarnaan spora,
akuades, bahan-bahan untuk uji fisiologi dan
biokimia, dan buah kakao yang “lah masak
yahg diperoleh dari Perkebunan Rakyat di
Sulawesi Tengah.
- Alatalat yang digunakan -adalah:
timbangan anaiitik (Metler), timbangan digital,
laminar airflow, freezer, * pipet. mikro
(Socorex), oven (Memmert-WG),.. lampu
bunsen, ose, inkubator, pH meter, mikroskop
medan terang, tabung reaksi, rak’ tabung
reaksi, cawan petri, tabung Durham, dan alat
gelas’. yang: -umum digunakan’ dalam
Laboratorium Mikrobiologi :
Prosedur Pelaksanaan
tsolasi dan ‘Identifikasi Khamir, dari Biji
Kakao as
Tahapan: ini bertujuan untuk
memperofeh “isolat_. khamir ° 'yang akan
digunakan sebagai inokulum pada’ tahapan
aplikasi ~“metode “ mikrobidlogis pada
fermentasi_biji .kakao (penelitian lanjutan).
Sumber isolat mikroba akan diisolasi dari biji
kakao dari buah yang sudah masak, yang
berasal dari daerah .penghasil kakao di
Sulawesi Tengah (Kab. Donggala, Kab.
Parigi Moutong, dan Kab. Toli-Toli)
Sampel bah kakao yang berasal dari
daerah Sufawesi Tengah. ‘dibawa ke
laboratorium dicuci dengan air bersih; dan
disterilisasi permukaan_dengan ethano! 90% *
selama beberapa detik. Selanjutnya’buah
kakao dipindahkan ke dalam larutanHgCl,
0,1% selama 3-4 menit. Setelah itu, ‘dibilas ”
dengan akuades: steril beberapa ‘kali, untuk
menghilangkan “ sisa-sisa” farutan HgCl,,
Ditempat ‘stéril, (dalam laminar” airflow)
Jumal Blocetebes, Vol. 3 No. 1, Juni 2009, ISSN: 1978-6417Alwi
masing-masing buah kakao_ tersebut
dibelah secara’ melintang, kemudian
bijinya dikeluarkan dengan memakai
pinset steril lalu dipotong secara
membujur. Masing-masing potongan biji
kakao diinokulasikan secara langsung
(direct method) pada medium tumbuh
modifikasi yeast manithol agar atau
potato dextrose agar (YMAIPDA +
Chloramphenicol 05 gil)
(Ravelomanana, et al., 1985). Kemudian
diinkubasikan pada suhu ruang selama 7
hari (Cappuccino & Sherman, .2002).
Isolat-isolat yang diperoleh_merupakan
hasil seleksi dari semua isolat yang
tumbuh pada medium —_isolasi
Selanjutnya dilakukan pemumian isolat
pada medium YMA/PDA dengan metode
kuadran (Cappuccino & Sherman, 2002).
Hasi! pemumian yang merupakan koloni
representatif digores pada ~ tabung
medium YMA/PDA miring dengan jarum
ose untuk pembuatan original, ‘stock, dan
working’ ‘culture. ~ Jsotat_— khamir
representatif ~tersebut, —_selanjutnya
diidentifikasi secara konvensional.
Identifikasi —‘isolat_—~ khamir
representatif. akan’ ‘dilakukan « melalui
ngamatan °morfologi. _” Secara
* makroskopié dan mikroskopis, yjifisiologi
Biocelebes, Vol. 3 No. 1
dan biokimia. Pengamatan morfologi ‘secara
makroskopis meliputi: tepi koloni, wama
koloni, permukaan koloni, penampakan/profil
koloni, serta sebalik koloni, sedangkan
secara mikroskopis = akan —_dilakukan
pewarnaan Gram, observasi_ bentuk-bentuk
sel, dan reproduksi —_aseksual
(pertunasan/budding) serta__reproduksi
seksual (askospora, basidiospora). Uji
fisiologi dan biokimia akan dilakukan pada
isolat tepresentatif, seperti pengujian suhu
Pertumbuhan, pengujian kebutuhan akan
unsur atau senyawa tertentu, uji fermentasi
dengan berbagai gula, uji asimilasi karbon,
dan uji asimilasi nitrogen. Kemudian
dilakukan identifikasi untuk menentukan
genus atau spesies berdasarkan monograf
(Kreger-van Rij, 1987 dan Kurtzman, 1998).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perolehan tsolat Khamir
Jumiah isolat -khamir yang diperoteh
dari’ hasil’ isolasi ‘dengan -menggunakan
metode peletakan sampel ‘secara langsung
dari buah kakao-di 3 kabupaten di Sulawesi
Tengah sebariyak “14--isolat, untuk lebih
jetasnya dapat di lihat pada Tabel 1
Tabel 1. Hasil isolasi dan pengamatan morfologi khamir dai biji kakao pada 3 kabupaten
di'Sulawesi Tengah
‘Kode
Permukaan dan
No. |” Kode] Waria kotoni eects Profil dan topi koloni | Sebalik koloni
7 Tppxtia |. Koning agak. | Leia, mengiap: sepert ‘Menagunung: Tidak tumbuh
: ktem mentega berfiamen kedalam media
Ticin, mengilap: seperti a “Tidak tumbuh
2. | oBK221 | Coklat muda ners Bergerigi; lurus Heelan
DeKass | Pulnegak trem | Lin, mengiap: Mengguning: "Tidak tumbuh
beriendir boerflamen kedalam media
Ticin, mengilap: seperti 5 7 |, Tidak tumbun
4. | 0B.K342 | Putin agak krem ea Rata; berflamen “| :,paak tumbuh
= Licin, mengiiap: ‘seperti : la Tidak tumbuh
PM.K113 | Putin egak krem Rata; berflamen |. ,uaga.umbuh
Gs cn, eng Menggunung: "Tidak tumbun
PM.Ki22 | Putin agak krem ts lena ieee
7 paaxasr | Kuning agak | icin, mengiiap: seperti ‘Menggunung; Tidak turibun
rem ‘mentega berfiiamen kedalam media
z Oranye agak | Licin, mengilep; seperti Tidak fumbuh
ae coktat mentega Mengguaung: lurus | - kedalam media
3
Jumal Blocelebes, Vol. 3 No. 1, Juni 2009, ISSN: 1978-6417