You are on page 1of 19

MAKALAH TEKNOLOGI DALAM AL-QURAN

Disusun Oleh :

DEVI WAHYUNI LESTARI 09111002036

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2011

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam kami junjungkan kepada MNabi Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalah-Nya. Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah kami untuk

menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berjasa memberikan motivasi dalam rangka penyelesaian makalah ini. Semoga kebaikan yang diberikan oleh semua pihak menjadi amal sholeh dan senantiasa mendapatkan balasan yang berlimpah ganda dari Allah SWT. Amin Dalam makalah ini kami membahas tentang teknologi dalam Islam . Seperti yang kita ketahui bahwa teknologi dari zaman ke zaman selalu berkembang, contohnya saja Al-Quran digital. Dengan adanya Al-Quran digital, kita dengan mudah dalam membuka Al-Quran tersebut. Akhir kata, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penting bagi kami dan tentu saja sangat kami harapkan.

Palembang, November 2011

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................... i

DAFTAR ISI ii BAB I : PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG . 1.2. RUMUSAN MASALAH . 1.3. TUJUAN .. 1.4. MANFAAT BAB II : PEMBAHASAN 2.1. ILMU PENGETAHUAN dan TEKNOLOGI 2.1.1. PENGERTIAN ILMU DAN ILMU PENGETAHUAN 2.1.2. AL-QURAN SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN 2.2. PENTINGNYA IPTEKS DALAM ISLAM 2.2.1. PENGERTIAN IPTEK 2.2.2. PENGERTIAN SENI ... 2.2.3. INTEGRASI IMAN, ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI . 2.2.4.KEUTAMAAN ORANG BERILMU .. 9 9 9 10 3 4 1 1 2 2

2.2.5. TANGGUNGJAWAB MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN 10 2.2.6. KONSEP IPTEKS . 11 2.2.7. SUMBER ILMU PENGETAHUAN 12 2.2.8. IMTERAKSI IMAN, ILMU, DAN AMAL 2.2.9. KEUTAMAAN ORANG BERILMU DAN BERAMAL .. BAB III : PENUTUP 2.1. KESIMPULAN 2.2. SARAN . DAFTAR PUSTAKA 15 15 16 12 13

BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera. Ilustrasi dan firasat sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikan diorganisasi disistimasi dan dinterprestasikan sehingga menghasilkan kebenaran objetif. Teknologi merupakan salah satu unsur sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan meskipun pada dasarnya teknologi mempunyai karakteristik objek dan netral sedangkan seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya dan merupakan ekspresi jiwa seorang dikembangkan menjadi bagian dari budaya manusia karena seni itu diidentik dengan keindahan. Dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam Islam, kita perlu mengembangkannya potensi dan memanfaatkan sumber daya alam dengan tetap berpegang teguh kepada al-Quran dan as-sunnah sebagai rasa syukur kita terhadap sumber daya alam yang beranekaragam diciptakan untuk kita semua.

1.2.

RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Ilmu dan Ilmu Pengetahuan? 2. Mengapa Al -Quran sebagai sumber dari segala Ilmu Pengetahuan? 3. Pengertian IPTEK? 4. Pengertian Seni? 5. Bagaimanakah integrasi iman, ilmu, teknologi dan seni? 6. Apakah keutamaan orang yang berilmu? 7. Bagaimanakah konsep Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS)? 8. Dari manakah sumber ilmu pengetahuan? 9. Bagaimanakah interaksi iman, ilmu dan amal? 10. Bagaimanakah keutamaan orang beriman dan beramal?

1.3.

TUJUAN

Tujuan dari makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengertian ilmu dan ilmu pengetahuan. 2. Untuk mengetahui Al -Quran sebagai sumber dari segala Ilmu Pengetahuan? 3. Untuk mengetahui pengertian IPTEK? 4. Untuk mengetahui pengertian seni? 5. Untuk mengetahui integrasi iman, ilmu, teknologi dan seni? 6. Untuk mengetahui keutamaan orang yang berilmu? 7. Untuk mengetahui konsep Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS)? 8. Untuk mengetahui sumber ilmu pengetahuan? 9. Untuk mengetahui interaksi iman, ilmu dan amal? 10. Untuk mengetahui keutamaan orang beriman dan beramal?

1.4.

MANFAAT

Untuk lebih memahami tentang teknologi dalam Al-Quran, baik dalam Al Quran sebagai sumber dari segala Ilmu Pengetahuan, integrasi iman, ilmu, teknologi dan seni, keutamaan orang yang berilmu, sumber ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pandangan Islam


Di era globalisasi ini, perkembangan ilmu dan teknologi sangat cepat. Sejumlah penemuan dan inovasi memberikan kontribusi yang tinggi munculnya produk-produk baru yang membudahkan pekerjaan manusia. Akan tetapi sangat disayangkan kebanyakan para ilmuwan yang muncul berasal dari negeri barat yang rata-rata bukan berasal dari kaum musalimin. Lantas dimanakah para ilmuwan muslimin itu? Bukankah dalam islam disebutkan bahwa tiap muslim itu diwajibkan menuntut ilmu?Apakah kaum muslimin kini menyadari bahwa kita sedang mengalami apa yang dimaksud engan Ghozwul Fikri (Perang pemikiran)?

2.1.1. Pengertian Ilmu dan Ilmu Pengetahuan

Menurut

Sutrisno

Hadi,

ilmu

pengetahuan

adalah

kumpulan

dari

pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang-orang yang dipadukan secara harmonis dalam suatu bangunan yang teratur.

Sedangkan ilmu itu sendiri (yang berasal dari kata science) adalah rangkaian keterangan tentang sesuatu yang berasal dari pengamatan gejala-gejala alamiah (fenomena) melalui studi dan pengalaman yang disusun dalam sebuah sistem untuk menentukan hakekat dari yang dimaksud. Dari pengertian ini terlihat bahwa rasio lebih dominan. Menurut pemikiran manusia secara umum, hakekat ilmu adalah hubungan antara subyek terhadap obyek (timbale balik) menurut suatu idea (cita-cita). Selain definisi tersebut, masih banyak definisi lain tentang ilmu dan ilmu pengetahuan dari para ahli, tetapi bagaimana halnya menurut Al-Quran?

Pada surat Al-Baqarah (2) : 31 secara fungsional berlaku pada kita bahwa ilmu yang pertama adalah wahyu Allah.

Artinya : Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!.

Dan juga dijelaskan dalam surat Ar-Rahman(55) : 1 dan 2 bahwa Al-Quran adalah suatu ilmu.

Artinya : (Tuhan) Yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan Al-Quran..

Dan yang dimaksud ilmu dalam Al-Quran adalah rangkaian keterangan yang bersumber dari Allah.yang diberikan kepada manusia baik melalui rasu-Nya ataupun langsung kepada manusia yang menghendakinya tentang alam semesta sebagi ciptaan Allah yang bergantung menurut ketentuan dan kepastian-Nya.

2.1.2. Al -Quran sebagai sumber dari segala Ilmu Pengetahuan

Terkadang manusia tidak menyadari bahwa jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang muncul dalam pemikiran mereka akan alam beserta isinya terdapat dalam Al-Quran. Namun bukannya justru kembali ke Al-Quran, malah mencari sumber dari berbagai buku, internet dan sebagainya. Padahal jawaban dari masalah pengetahuan itu secara tersurat/tersirat terdapat dalam Al-Quran.

Mulai dari hal yang kecil, seperti Metodologi Penelitian. Islam memandang bahwa dalam menyususn penelitian, seorang peneliti harus dapat memandang permasalahan secra jujur an melepaskan subyektifnya, baik subyektif dalam hal perasaan ataupun lingkungannya. Dalam Al-Maidah ayat 27-31 disebutkan bahwa seorang anak Adam yang mengambil kesimpulan berdasarkan subyektifnya, akan berakibat melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap saudaranya. Akibat dari tindak-tanduknya yang tidak mampu menyelesaikan permasalahan secara tuntas, membuatnya bingung sendiri. Selain itu, ayat ini menjelaskan bahwa manusia banyak pula mengambil pelajaran dari alam dan jangan segan-segan mengambil pelajaran dari yang lebih rendah tingkatan pengetahuannya.

Berikut

ini

beberapa

potongan

ayat

tentang

teknologi

1. Surat Yunus (10) : 101

Artinya : Katakanlah:Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfat tanda kekuasaan Allah dan asul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.

2. Surat Thaahaa (20) : 114

Artinya :

Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Quran sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katkanlah:Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku Ilmu Pengetahuan

3. Surat Al-Mulk (67) : 3-4

Artinya : Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?. Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali padamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.

4. Surat Al-Alaq (96) : 1-5

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

5. Ijtihad Beberapa kasus/masalah ilmu pengetahuan yang tidak terjawab oleh AlQuran secara gamblang (disebabkan kondisi yag berbeda), dapat dicarikan

jawaban/solusi dengan ijtihad, yaitu: bersungguh-sunguh /kesungguhan dalam rangka memahami hidayah yang diberikan oleh Allah.Menurut Mahmud Syaltout, salah satu wawasa yang menjadi focus dalam kegiatan ijtihad adalah bagaimana usaha untuk memahami makna Al-Quran dan Al-Hadis sehinga kesimpulannya menjadi jelas.

6. Ghozwul Fikri-perang pemikiran

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sedemikian cepat, membuat manusia terlena. Disadari atau tidak secara tidak langsung, para kaum Nasrani dan Yahudi mengubah pola perang mereka, dari fisik menjadi pemikiran. Melalui teknologi, saluran komunikasi, informasi perang itu terjadi. Lihat saja berbagai situs di internet yang terkadang kita tidak diketahui sumbernya beanr/tidak, menjadi saluran/strategi perang pemikiran yang efektif. Lihat saja kenyataannya, tidak sedikit situs-situs jaringan seperti Friendster, dsb menjadi rutinitas dan hal yang utama bagi tiap remaja untuk mencari teman, dsb. Dan bila kita tidak cerdik mengikapi perkembangan teknologi dan informasi ini, kita bisa terseret bahkan menjadi budak teknologi. Dan tidak sedikit terjadi waktu sholat/ibadah terbuang karena ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan bila manusia telah jauh dari Iman, dari islam dan Tuhannya, ilmu yang ia miliki tidak akan memberi manfaat, malah dapat menjadi penghambat atau menimbulkan kerusakan.

Oleh sebab itu sebagai insan cendikia yang bernafaskan islam, sudah selayaknya dalam menuntut ilmu dan mengikuti perkembangan teknologi, hendaknya juga dilandasi oleh iman, dan secara cerdik memanfaatkan saluran informasi dan teknologi itu untuk menghadapi perlawanan terselubung kaum Nasrani dan Yahudi. Sudah seharusnya kaum muslimin mengendalikan teknologi untuk kebaikan bukan menjadi budak teknologi sehingga dapat menghadapi Ghozwul Fikri.

7. Surat Al-Maaidah (5) : 75

Artinya : Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-anda kekuasaan (kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).

8. Surat Al-Hajj (22) : 46

Artinya : Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

9. Surat Ar-ruum (30) : 50

Artinya : Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati.Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa menghidupkan orangorang yang telah mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

2.2. PENTINGNYA ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ISLAM TERHADAP AKHLAK ISLAMI

2.2.1. PENGERTIAN IPTEK

Pengetahuan yang dimiliki manusia ada dua jenis, yaitu: 1. Dari luar manusia, ialah wahyu, yang hanya diyakini bagi mereka yang beriman kepada Allah. Ilmu dari wahyu diterima dengan yakin, sifatnya mutlak. 2. Dari dalam diri manusia, dibagi dalam tiga kategori : pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan filsafat. Ilmu dari manusia diterima dengan kritis, sifatnya nisbi. Ilmu pengetahuan dalam sudut pandang filsafat : segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Ilmu pengetahuan dalam Al-Quran : proses pencapaian segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat dan obyeknya sehingga memperoleh kejelasan. Teknologi : salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan yang berkarakteristik netral dan obyektif.

2.2.2. PENGERTIAN SENI

Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya serta merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan, keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi.

2.2.3. INTEGRASI IMAN, ILMU, TEKNOLOGI, DAN SENI Dalam pandangan Islam, antara iman, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam. Di dalam Dienul Islam terkandung tiga unsur pokok yaitu

aqidah, syariah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh atau ikhsan. Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam lingkungannya.

2.2.4. KEUTAMAAN ORANG YANG BERILMU Jika manusia berlaku adil dengan semua yang makhluk hidup di alam ini, maka disini letak kebenaran norma moral yang baik, dimana manfaat yang dieroleh dari alam ini, harus juga memberikan manfaat kepada manusia lain. Manusia menyesuaikan pada hidupnya dengan irama yang ditentukan oleh lingkungan alam. Karena perubahan lingkungan alam berada diluar kendali tangan manusia, maka manusia memasrahkan diri kepada lingkungan.

2.2.5. TANGGUNGJAWAB MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

Fungsi utama manusia : - Abdun : ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan - Khalifah : tanggungjawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah. Manusia mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia.

2.2.6. Konsep Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui

tangkapan pancaindera, ilustrasi dan firasat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, telah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalam kajian filsafat setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian. Karena seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tapi tidak memperdalam disebut generalis. Dengan keterbatasan kemampuan manusia, maka sangat jarang ditemukan orang yang menguasai beberapa ilmu secara mendalam. Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan dalam sudut pandang budaya dan teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan netral, akan tetapi dalam situasi seperti ini teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi yang merusak dan potensi kekuasaan, disitulah letak perbedaan antara ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan

kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpang-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungan.

Netralitas teknologi dapat digunakan untuk yang memanfaatkan yang sebesarbesarnya bagi kehidupan manusia atau digunakan untuk menghancurkan manusia itu sendiri. Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya, seni juga merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa tersebut dapat berkembang menjadi bagian dari budaya manusia, karena seni itu diidentik dengan keindahan. Seni yang lepas dari nilai-nilai keutuhan tidak akan abadi karena ukurannya adalah nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.

2.2.7. Sumber ilmu pengetahuan Dalam pemikiran Islam ada dua sumber ilmu yaitu cikal dan wahyu. Keduanya tidak boleh ditentangkan, karena manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntutan al-Quran dan sunnah rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial knowledge) dan tingkat kebenarannya bersifat mutlak (absolute) karena bersumber dari wahyu Allah dan ilmu yang bersifat perolehan (aquired knowledge) tingkat kebenarannya bersifat nisbi (relative) karena bersumber dari akal pikiran manusia. Prestasi yang gemilang dalam pengembangan IPTEKS pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menemukan proses sunnatullah itu terjadi di alam ini, bukan merencanakan dan menciptakan suatu hukum baru diluar sunnahtullah (hukum Allah/hukum alam) 2.2.8. Interaksi iman, ilmu dan amal Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terinteraksi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul Islam, didalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah, syariah, dan akhlak dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh. Islam merupakan ajaran agama yang sempurna, karena kesempurnaannya dapat tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. Di dalam al-Quran dinyatakan yang artinya Tidaklah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat

perumpamaan kalimat yang baik (dinul Islam) seperti sebatang pohon yang baik, akarnya kokoh (menghujam kebumi) dan cabangnya menjulang ke langit, pohon itu mengeluarkan buahnya setiap muslim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar mereka ingat. Dari penjelasan tersebut di atas menggambarkan keutuhan antara iman, ilmu dan amal atau syariah dan akhlak dengan menganalogikan dinul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik. Ini merupakan gambaran bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menupang tegaknya ajaran Islam, ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan. Dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu ibarat

dengan teknologi dan seni. IPTEKS yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal shaleh bukan kerusakan alam. 2.2.9. Keutamaan orang beriman dan beramal Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal shaleh apabila perbuatan tersebut tidak dibangun atas nilai-nilai iman dan ilmu yang benar. sama halnya dengan perkembangan IPTEKS yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam lingkungannya. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, kesempurnaannya karena dibekali seperangkat potensi. Potensi yang paling utama adalah akal. Dan akal tersebut berfungsi untuk berpikir hasil pemikirannya adalah ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Menurut Al-Gazhali bahwa makhluk yang paling mulia adalah manusia, sedangkan sesuatu yang paling mulia pada diri manusia adalah hatinya, tugas utama pendidik adalah menyempurnakannya, membersihkan dan mengiringi peserta didik agar hatinya selalu dekat kepada Allah swt, melalui perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, para pendidik akan selalu dikenang oleh anak didiknya. Kemudian al-Gazhali memberikan argumentasi yang kuat, baik berdasarkan al-Quran as Sunnah, maupun argumentasi secara rasional. Sehingga kita dapat mengatakan bahwa mengajarkan ilmu bukan hanya termasuk aspek ibadah kepada Allah swt, melainkan juga termasuk khalifah Allah swt, karena hati orang alim telah dibukakan oleh Allah swt. Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun (hamba Allah) dan sebagai khalifah Allah dibumi. Esensi dan abdun adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam. Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah swt sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan oleh sang pencipta berupa potensi-potensi dan keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah kehambaan kepada sesama manusia termasuk kepada dirinya. Manusia diciptakan dimuka bumi ini dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan kepada ketakwaan dan kencenderungan kepada perbuatan fasik,

serta berfungsi sebagai khalifah/wakil Allah dimuka bumi agar ia mampu mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungannya tempat tinggalnya. Sehingga manusia diberi kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber daya alam serta dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, akan tetapi manusia juga harus dapat menyadari terlebih dahulu bahwa potensi sumber daya alam akan habis terkuras untuk memenuhi kebutuhan hidup apabila manusia tidak hanya menjaga keseimbangannya. Dengan memiliki ilmu pengetahuan kita pasti bisa tidak akan mengeksploitasi alam ini secara berlebihan paling hanya kebutuhan primernya bukan untuk memenuhi kepuasan hawa nafsu saja. Terlepas dari pada itu kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebabkan karena ulah manusia sendiri, mereka banyak berkhianat terhadap perjanjiannya sendiri kepada Allah swt dan mereka tidak menjaga amanat Allah swt untuk menjaga kelestarian alam ini. Sehingga telah nampak kerusakan dilaut dan didarat yang disebabkan oleh perbuatan tangan manusia. Untuk itu melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberikan

keistimewaan berupa kebebasan untuk memilih dan berkreasi sekaligus untuk menghadapkannya dengan tuntutan kodratnya sebagai makhluk psikofisik. Namun ia akan sadar akan keterbatasannya yang menurut ketaatan dan ketundukan terhadap aturan Allah swt baik dalam konteks ketaatan terhadap perintah beribadah secara langsung maupun dalam kontes ketaatan terhadap sunnatullah hukum alam perpaduan antara ibadah dan khalifah akan mewujudkan manusia yang ideal yakni manusia yang selamat di dunia dan diakhirat.

BAB III PENUTUP


3.1. KESIMPULAN

Manusia

sebagai

makhluk

Tuhan

yang

paling

sempurna,

kesempurnaan karena diberi potensi dan ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang kita miliki dapat kita kembangkan dengan memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang telah diciptakan Allah swt untuk kita. Oleh sebab itu marilah kita menjaga dan melestarikan alam ini agar tidak punah dan tetap berpedoman pada al-Quran dan as sunnah sebagai rasa syukur kita kepada Allah swt.

3.2. SARAN

Dalam penulisan makalah ini, mungkin penulis banyak kesalahan dan kekurangan dalam menuliskan isi materinya. Untuk itu, diharapkan kritik dan saran dari guru pembimbing, mbak sivit (yang mengajar mentoring), dan teman-teman sekalian. Agar untuk tugas selanjutnya dapat lebih baik lagi dalam menuliskan makalahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Junaedi, edi. 2009. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pandangan Islam,(Online),(http://edijunaedipoenya.blogspot.com/2009/01/ilmupengetahuan-dan-teknologi-dalam.html, 2011). diakses 17 November

Blok Kang Eka.2011. Pentingnya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni Dalam Islam Terhadap Akhlak Islami, (Online),

(http://ekamalik.student.fkip.uns.ac.id/2011/11/05/pentingnya-ilmupengetahuan-teknologi-dan-seni-dalam-islam-terhadap-akhlakislami/, diakses 17 November 2011).

You might also like