You are on page 1of 15

PESANHIKMAH.

COM Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Al Baqoroh : 183)

MARHABAN YA RAMADHAN
[Panduan Singkat Seputar Puasa Ramadhan] Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan ihtisab (mengharap wajah Allah) maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhori & Muslim)

HAK CIPTA HANYA MILIK ALLAH


Maka memperbanyak dan mengedarkan materi ebook ini tanpa izin dari tim penyusun adalah TIDAK TERLARANG. DIHARAP KERAS mereproduksi, mengcopy, menggandakan dan mendistribusikan sebanyak-banyaknya tanpa atau dengan izin penerbit. Semoga Allah membalas kebaikan anda dengan pahala berlipat ganda. Amiin.

=======================================================================

========================================================================

Marhaban ya Ramadhan

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda:


"Sungguh telah datang padamu bulan yang penuh berkah, dimana Allah mewajibkan kamu berpuasa, di saat dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu setan-setan dan dimana dijumpai suatu malam yang nilainya lebih berharga dari seribu bulan. Maka barang siapa yang tidak berhasil beroleh kebaikannya, sungguh tiadalah ia akan mendapatkan itu buat selama-lamanya."

(HR. Ahmad, Nasa'i dan Baihaqi)

========================================================================

========================================================================

Gapai Yang Dijanjikan

1. Pengampunan Dosa

Dari Abu Sa'id Al Khudri ra. Bahwa Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengetahui batas-batasnya dan ia menjaga diri dari segala apa yang patut dijaga, dihapuskanlah dosanya yang sebelumnya." (HR. Ahmad dan Baihaqi)

2. Dikabulkan Doa dan Pembebasan dari Api Neraka


Rasulullah saw. bersabda (yang artinya) : "Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka setiap siang dan malam dalam bulan Ramadhan dan semua orang muslim yang berdoa akan dikabulkan doanya." (HR. Bazzar, Ahmad dan Ibnu Majah)

3. Termasuk Shidiqin dan Syuhada'

Dari Amr bin Murrah Al Juhani ra. ia berkata: Datang seorang pria kepada Nabi saw. kemudian berkata: "Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah, engkau adalah Rasulullah aku shalat lima waktu, aku tunaikan zakat, aku lakukan puasa Ramadhan dan shalat tarawih di malam harinya, termasuk orang yang manakah aku?" Beliau menjawab, : "Termasuk dari shidiqin dan syuhada." (HR. Ibnu Hibban)

=======================================================================

=======================================================================

Keutamaan Puasa

1. Puasa adalah perisai


Rasulullah saw. bersabda : "Puasa adalah perisai, seorang hamba berperisai dengannya dari api neraka." (HR. Ahmad) Dan Rasulullah saw. bersabda (yang artinya) : "Barangsiapa yang berpuasa sehari di jalan Allah maka di antara dia dan neraka ada parit yang luasnya seperti antara langit dengan bumi." (HR. Tirmidzi & At Thabrani)

2. Pahala orang puasa tidak terbatas, dia mempunyai dua kegembiraan, dan bau mulutnya lebih wangi dari misk
Dari Abu Hurairah ra. (bahwasannya) Rasulullah saw. bersabda (yang artinya): "Semua amalan bani Adam untuknya kecuali puasa [baginya pahala yang terbatas, kecuali puasa karena pahalanya tidak terbatas], karena puasa itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya, puasa adalah perisai jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriakteriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah : "Aku sedang berpuasa." Demi dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah dari pada bau misk, orang yang puasa mempunyai dua kegembiraan, jika berbuka mereka gembira, jika bertemu Rabbnya mereka gembira karena puasa yang dilakukannya." (HR. Bukhori-Muslim, lafadz ini bagi Bukhori).

3. Puasa dan Al Qur'an akan memberi syafa'at kepada ahlinya di hari kiamat.
Rasulullah saw. bersabda (yang artinya), "Puasa dan Al Qur'an akan memberikan syafaat kepada hamba di hari kiamat, puasa akan berkata: 'Wahai Rabbku aku akan menghalanginya dari makan dan syahwat, maka berilah dia syafa'at karenaku.' Al Qur'an pun berkata : 'Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka berilah dia syafa'at karenaku." Rasulullah saw. bersabda: Maka keduanya akan memberi syafa'at." (HR. Ahmad dan Hakim)

4. Puasa bisa memasukkan hamba ke surga


Dari Abu Umamah ra. katanya, "Aku berkata (kepada Rasulullah) : 'Wahai Rasulullah tunjukkan padaku suatu amalan yang bisa memasukkanku ke surga." Beliau menjawab: "Atasmu puasa, tidak ada (amalan) yang semisal dengan itu." (HR. Nasa'i, Ibnu Hibban, AlHakim)

5. Ar Rayyan bagi orang yang berpuasa


Dari Sahl bin Sa'ad ra. dari Nabi saw. (bahwa beliau) bersabda (yang artinya) : "Sesungguhnya dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Rayyan, orang-orang yang puasa akan masuk di hari kiamat nanti dari pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya. Jika telah masuk orang terakhir yang puasa ditutuplah pintu tersebut. Barangsiapa yang masuk akan minum dan barangsiapa yang minum tidak akan merasa haus untuk selamanya." (HR. Bukhori-Muslim)

=========================================================================

=========================================================================

Makna dan Hikmah Puasa

Puasa (siyam) adalah menahan diri dari makan, minum dan melakukan kegiatan seksual serta hal-hal lain yang sejenis itu dari sejak fajar sampai maghrib dengan niat mencari ridho Allah. Berpuasa bukanlah bertapa, bukan pula suatu tindakan penolakan diri terhadap keduniaan dan kehidupan. Puasa adalah latihan untuk menguasai diri. Puasa adalah latihan untuk menguasai diri. Puasa mencegah penguasaan hawa nafsu terhadap diri kita dan memungkinkan kita menguasai hawa nafsu sehingga hawa nafsu kita terkendali. Puasa tidak menolak naluri makan dan berhubungan seks secara berkelanjutan, melainkan hanya selama bulan Ramadhan, satu bulan dalam satu tahun dan hanya dari fajar sampai maghrib. Dengan cara menolak dan memenuhi, menolak dan memenuhi dan seterusnya setiap hari selama bulan Ramadhan kita dapat menguasai dan mengendalikan hawa nafsu, yang berarti juga menguasai dan mengendalikan diri kita. Lebih lanjut, puasa merupakan tindakan turut merasakan kelaparan dan penderitaan orang fakir dan miskin sehingga timbul perasaan simpati dan keinginan untuk menolong mereka. Pertolongan itu diwujudkan dalam bentuk pemberian zakat, infaq dan shodaqoh serta perhatian yang bersifat menolong pihak yang lemah. Singkatnya, puasa memberikan pengaruh positif yang sangat besar dan menentukan terhadap pengembangan kepribadian dan kemanusiaan. Pertama, puasa mendisiplinkan diri manusia dan memungkinkan manusia menguasai dan mengendalikan dorongan terkuat dalam diri manusia berupa hawa nafsu. Kedua, puasa mengorientasikan manusia untuk memberi perhatian dan berperilaku yang positif bagi kepentingan umat dan kemanusiaan.

=========================================================================

YANG DIWAJIBKAN BERPUASA DAN


ATURAN BAGI YANG BERHALANGAN
=========================================================================

Berpuasa diwajibkan kepada setiap muslim/muslimah dewasa (baligh) yang sehat akal dan badan, kuat menjalankan puasa, tidak bepergian dan (bagi muslimah) tidak dalam keadaan haidh atau nifas. Bagi mereka yang tidak memenuhi kriteria di atas terdapat aturan sebagai berikut :

Hal ini berlaku bagi non muslim, muslim yang belum dewasa atau orang yang tidak sehat akal. Meski tidak diwajibkan, anak yang belum dewasa sebaiknya didorong untuk berpuasa semampunya agar terlatih dan menjadi biasa.

Tidak diwajibkan sama sekali dan tidak wajib menggantinya.

Haram puasa dan wajib menggantinya dengan puasa pada hari-hari yang lain.
Hal ini berlaku bagi muslimah yang sedang haidh atau nifas.

Boleh berbuka dan wajib menggantinya dengan puasa pada hari-hari yang lain.
Hal ini berlaku bagi orang yang sakit atau dalam perjalanan

Boleh berbuka dan wajib mengganti dengan membayar dyah berupa memberi makan fakir miskin tiap satu hari satu orang dengan makanan yang biasa dimakan.
Hal ini berlaku bagi orang yang tidak kuat sama sekali berpuasa seperti karena lanjut usia atau orang yang bekerja dalam lingkungan kerja yang sangat keras sehingga tidak sanggup berpuasa.

Boleh berbuka dan wajib menggantinya dengan puasa pada hari-hari yang lain atau membayar dyah.
Hal ini berlaku bagi muslimah yang sedang hamil atau menyusui.

=========================================================================

=========================================================================

Tingkatan Puasa

Imam Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumuddin menggolongkan puasa dalam tiga tingkatan yaitu: Puasanya muslim pada umumnya Puasanya muslim pilihan Puasa tingkat tertinggi Puasanya muslim pada umumnya dilakukan dengan menahan diri dari makan, minum dan tindakan seksual. Puasanya muslim pilihan selain dari hal-hal di atas orang yang berpuasa juga menahan diri dari perbuatan-perbuatan dosa yang dilakukan melalui mata, mulut, telinga, tangan, kaki dan anggota-anggota tubuh lainnya. Puasa tingkat tertinggi adalah puasa kedua jenis di atas ditambah dengan puasa pikiran. Orang yang berpuasa jenis ini tidak memikirkan hal-hal yang lain kecuali Allah swt dan hari akhir. Mereka juga berharap-harap cemas apakah puasanya diterima Allah atau tidak, apakah mereka bisa dekat dengan Allah atau tidak.

=========================================================================

RUKUN
(PERBUATAN YANG DIHARUSKAN)
=========================================================================

DALAM PUASA

1. Berniat dalam hati untuk berpuasa karena Allah.

Niat ini dilakukan setiap malam. Satu kali niat untuk satu bulan tidak cukup. Sabda Rasulullah saw. : "Barangsiapa yang tidak niat untuk melakukan puasa sebelum fajar maka tidak ada puasa baginya." (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Al Baihaqi)

2. Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

(yang membatalkan puasa misal : makan, minum, memasukkan sesuatu ke dalam mulut atau melakukan tindakan seksual)

=========================================================================

PERBUATAN YANG DIANJURKAN

=========================================================================

(SUNNAH) DALAM PUASA

Makan sahur
Makan sahur sangat dianjurkan baik dalam bentuk makan besar atau makan kecil atau bahkan hanya minum. Waktu sahur adalah dari tengah malam sampai menjelang fajar. Dianjurkan untuk makan sahur di ujung waktu dan berhenti paling lama sekitar 10 menit sebelum fajar (subuh).

Menyegerakan berbuka
Buka puasa disegerakan dan didahulukan sebelum sholat maghrib. Dianjurkan untuk berbuka puasa dengan kurma atau buah-buahan yang lain. Kalau buahbuahan itu tidak ada, buka puasa dilakukan dengan minum air. Makan besar dapat dilakukan setelah sholat maghrib.

Mengajak atau mengundang berbuka


puasa pada orang lain yang berpuasa
Rasulullah saw. bersabda (yang artinya) : "Barangsiapa yang memberi buka orang yang puasa akan mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun." (HR. Ahmad, tirmidzi, Ibnu majah, Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Tirmidzi)

Berdoa ketika akan berbuka puasa

Karena doa ketika waktu berbuka tidak tertolak berdasarkan hadits dari Abu Hurairah ra. bahwasannya Nabi saw. bersabda : "Tiga orang yang tidak akan ditolak doanya : orang yang puasa ketika berbuka, imam yang adil, dan doanya orang yang didzolimi." (HR. Tirmidzi, ibnu Majah, Ibnu Hibban) Dari Abdullah bin Amr bin al Ash, Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya orang yang puasa ketika berbuka memiliki doa yang tidak akan ditolak." (HR. Ibnu Majah, Hakim).

yang tidak bermanfaat

Menahan diri dari tindakan dan perkataan


Diantaranya adalah perkataan palsu, perbuatan sia-sia dan kotor. Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda (yang artinya) : "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan (tetap) mengamalkannya, maka tidaklah Allah azza wa jalla butuh (atas perbuatannya meskipun) meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhori)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda (yang artinya): "Puasa bukanlah dari makan, minum (semata), tetapi puasa itu menahan diri dari perbuatan siasia dan keji. Jika ada orang yang mencelamu katakanlah: aku sedang puasa, aku sedang puasa." (HR. Ibnu Khuzaimah, Al Hakim, sanadnya Shahih)

Shalat tarawih & shalat malam yang lain


Bahwa Nabi saw. sangat menganjurkan Qiyam Ramadhan dengan tidak mewajibkannya. Dari berbagai riwayat jumlah rakaat shalat tarawih yang pernah dilakukan Rasulullah dan para sahabat berkisar dari 11, 13, 21, 23 bahkan ada yang 39 dan 41. Maka tidak perlu mempermasalahkan jumlah yang satu dengan yang lain, apa lagi hingga mengakibatkan perpecahan.

Memperbanyak shadaqoh
Ibnu Abbas ra. berkata : "Rasulullah saw. adalah orang yang paling dermawan dan sifat dermawannya itu lebih menonjol pada bulan Ramadhan yakni ketika ia ditemui oleh malaikat Jibril..."

Membaca dan mempelajari Al Qur'an

Ramadhan adalah bulan Al Qur'an, di bulan inilah kitab Al Qur'an diturunkan. pada bulan ini pula Jibril mengajarkan Al Qur'an kepada Nabi saw. Para sahabat dan salafush shalih juga memperbanyak membaca Al Qur'an di bulan Ramadhan.

dilakukan kapan saja di antara waktu berpuasa.


Amir bin Rabi'ah ra. berkata : "Saya lihat Rasulullah saw. tidak terhitung kali menggosok gigi sewaktu ia berpuasa." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Turmudzi)

Bersiwak/bersikat gigi yang dapat

Meningkatkan ibadah terutama pada


sepuluh hari terakhir dari Ramadhan
Dari Aisyah ra. : "Bahwa Rasulullah saw. bila telah masuk puluhan terakhir dari bulan Ramadhan diramaikannya waktu malam, dibangunkannya keluarganya dan diikat erat kain sarungnya." (HR. Bukhori & Muslim)

I'tikaf
yaitu berdiam diri di masjid dengan melakukan ibadah, terutama dilakukan pada malam 20 sampai akhir Ramadhan.

=========================================================================

PERBUATAN YANG DIBOLEHKAN

=========================================================================

(MUBAH) DALAM PUASA

Mandi dengan mengguyur atau berendam. Kalau dalam mandi tersebut secara tidak sengaja tertelan air, hal itu tidak membatalkan puasa. Meneteskan obat mata ke mata. Mencium atau memeluk istri/suami sepanjang dapat mengontrol diri. Melakukan suntikan (Sabiq, 1991). Berkumur-kumur dan membasuh hidung. Tindakan ini dibolehkan sepanjang diperlukan, seperti untuk kepentingan berwudhu atau membersihkan, tetapi tidak boleh berlebihan. Tertelan air liur, debu, parfum dan lainnya yang tak mungkin dihindari. Makan, minum dan melakukan hubungan suami istri pada malam hari hingga sebelum fajar. Keadaan junub hingga fajar tidak membatalkan puasa. Muslimah yang mengalami haid atau nifas yang berhenti pada malam hari boleh berpuasa besok harinya tanpa harus mandi (ghusul) sebelum fajr, dan mandi itu dapat dilakukan setelah fajr. Mencicipi makanan. Hal ini dibatasi yaitu selama tidak sampai di tenggorokan berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas ra. "Tidak mengapa mencicipi sayur atau sesuatu yang lain dalam keadaan puasa, selama tidak sampai ke tenggorokan." (HR. Bukhori) Berbekam. Hal ini berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas ra. : "Sesungguhnya Nabi saw. berbekam, padahal beliau sedang berpuasa." (HR. Bukhori)

=========================================================================

PERBUATAN-PERBUATAN
YANG MEMBATALKAN PUASA
=========================================================================

1. Makan dan minum dengan sengaja.


Apabila makan dan minumnya karena lupa atau paksaan maka hal itu tidak membatalkan puasa.

2. Muntah dengan sengaja.


Apabila muntahnya tidak sengaja maka hal itu tidak membatalkan puasa.

3. Berniat berbuka puasa.


Sekali berniat berbuka puasa meskipun buka puasa itu tidak dilaksanakan, puasanya batal.

4. Mengalami haid atau nifas 5. Keluar air mani


karena memeluk/mencium isteri/suami atau bermasturbasi.

6. Bersenggama 7. Hilang akal

TEBUSANNYA:
Tebusan terhadap perbuatan-perbuatan dan keadaan di atas adalah sebagai berikut: Pelanggaran nomor-nomor (1) sampai dengan (3) dan keadaan nomor (4) wajib ditebus dengan berpuasa di bulan lain sebelum bulan Ramadhan berikutnya datang (qadha puasa). Mengganti puasa tersebut dapat dilakukan pada hari yang berturut atau terpisah. (Hadits riwayat jama'ah dari Abu Hurairah) Pelanggaran nomor-nomor (5) dan (6) wajib ditebus dengan membayar kifarat (denda) berupa puasa selama 60 hari berturut-turut untuk setiap satu hari pelanggaran. Kalau tidak kuasa dilakukan, denda itu dapat diganti dengan memberi makan 60 orang fakir/miskin. (Hadits riwayat jama'ah dari Abu Hurairah). Pendapat lain mengatakan bahwa pelanggaran nomor (5) cukup ditebus dengan mengqadha puasa pada bulan lain selain Ramadhan. Orang yang mengalami keadaan nomor (7) tidak wajib melakukan tebusan.

=========================================================================

=========================================================================

Sahur... Sahur...

Hikmah Sahur
Rasulullah saw. menyuruh makan sahur sebagai pembeda antara puasa kita dengan puasanya Ahlul kitab. Dari Amr bin Ash ra. Rasulullah saw bersabda: "Pembeda antara puasa kita dengan puasanya ahli kitab adalah makan sahur." (HR. Muslim)

Keutamaannya

Dari abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah menjadikan barokah pada makan sahur dan takaran." (HR. As Syirazy) Dari Abdullah bin Al Harits dari seorang sahabat Rasulullah saw: aku masuk menemui Nabi saw. ketika itu beliau sedang makan sahur, beliau bersabda: "Sesungguhnya makan sahur adalah barakah yang Allah berikan kepada kalian, maka janganlah kalian tinggalkan." (HR. Nasa'i 4/145 dan Ahmad 5/270 sanadnya shahih)

a. Makan sahur adalah barokah

Dari Abu Sa'id al Khudri ra. Rasulullah saw. bersabda: "Sahur itu makanan yang barakah, janganlah kalian meninggalkannya walaupun hanya meneguk setengah air, karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur." Oleh sebab itu seorang muslim hendaknya tidak menyia-nyiakan pahala yang besar ini. Dan sahurnya seorang muslim yang paling afdhol adalah korma. Bersabda Rasulullah saw : "Sebaik-baik sahurnya seorang mukmin adalah korma." (HR. Abu Daud, Ibnu Hibban, Baihaqi, dari jalan Muhammad bin Musa dari Said Al Maqbari dari Abu Hurairah). Barangsiapa yang tidak menemukan korma, hendaknya bersungguh-sungguh untuk bersahur walau hanya dengan meneguk satu teguk air, karena keutamaan yang disebutkan tadi, dan karena sabda Rasulullah saw : "Makan sahurlah kalian walau dengan seteguk air."

b. Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur

Mengakhirkan Sahur
Disunnahkan mengakhirkan sahur sesaat sebelum fajar, karena Nabi saw. dan Zaid bin Tsabit ra. melakukan sahur, ketika selesai makan sahur Nabi saw bangkit untuk shalat subuh, dan jarak (selang waktu) antara sahur dan masuknya shalat kira-kira lamanya seseorang membaca lima puluh ayat di Kitabullah.

=========================================================================

=========================================================================

Saat Beduk Bertalu...

Segerakan Berbuka
a. Menyegerakan berbuka berarti menghasilkan kebaikan
Dari Sahl bin Sa'ad ra Rasulullah saw. bersabda: "Senantiasa manusia di dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka." (HR. Bukhori dan Muslim)

b. Menyegerakan berbuka adalah sunnah Rasul saw

Dari Sahl bin Sa'ad, Rasulullah saw. bersabda : "Umatku akan senantiasa dalam sunnahku selama mereka tidak menunggu bintang ketika berbuka (puasa)" (HR. Ibnu Hibban dengan sanad Shahih)

c. Menyegerakan berbuka berarti menyelisihi Yahudi dan Nashrani

Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda: "Agama ini akan senantiasa menang selama manusia meyegerakan berbuka, karena orang-orang Yahudi dan Nashrani mengakhirkannya." (HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban)

d. Berbuka sebelum sholat maghrib


Rasulullah saw berbuka sebelum shalat maghrib (HR. Ahmad, Abu Dawud dari Anas). karena menyegerakan berbuka termasuk akhlaknya para nabi, dari Abu Darda' ra. : "Tiga perkara yang merupakan akhlak para Nabi: menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur dan meletakkan tangan (kanan) di atas tangan kiri dalam sholat." (HR. Thabrani)

Rasulullah saw. berbuka dengan korma kalau tidak ada korma dengan air. Karena memberikan ke tubuh yang kosong sesuatu yang manis, lebih membangkitkan selera dan bermanfaat bagi badan, terutama badan yang sehat, dia akan menjadi kuat dengannya (korma). Dari Anas bin Malik ra. (ia berkata) : "Adalah Rasulullah saw. berbuka dengan korma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan korma kering (tamr), jika tidak dengan tamr maka minum dengan satu tegukan air." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, Tirmidzi) Do'a yang paling afdhol adalah doa ma'tsur dari Rasulullah saw., bahwa beliau jika berbuka mengucapkan "Dzahabad-dhoma'u wabtalatil 'uruqu watsabbatil ajru insya Allah." (yang artinya) : "Telah hilang dahaga dan telah basah urat-urat dan telah ditetapkan pahala insya Allah." (HR. Abu Dawud, Baihaqi, Al hakim, Ibnu Sunni, Nasaa'i). Dalam riwayat lain: "Allahumma laka shumtu wa'ala rizkika afthortu. Subhanaka wabihamdika. Allahumma taqobbal minnii, Innaka sami'ul 'aliim." Artinya: "Ya Allah kepada-Mulah aku berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan aku berbuka. maha Suci Engkau dan segala puji untuk-Mu. Ya Allah terimalah amalku. Engkau maha Mendengar dan maha Mengetahui." (HR. Ad Daruquthni)

Berbuka Dengan Apa?

Yang Diucapkan Ketika Berbuka

=========================================================================

=========================================================================

I'tikaf

I'tikaf secara istilah adalah menetap dan tinggal di masjid dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Para Ulama sepakat bahwa i'tikaf itu disyariatkan dalam agama. Rasulullah saw. setiap bulan Ramadhan beri'tikaf selama sepuluh hari, sedang pada tahun wafatnya, beliau beri'tikaf sampai dua puluh hari. Begitu pula para sahabat dan para istri Nabi, melakukan i'tikaf bersama Nabi dan sepeninggalnya. Hukum i'tikaf adalah sunnah. Dalam sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan i'tikaf berhukum sunnah mu'akadah. Jika seseorang bernadzar i'tikaf maka ia menjadi wajib. Waktu i'tikaf adalah bebas, kapan saja seseorang berdiam diri di masjid dengan niat i'tikaf maka ia dianggap sebagai orang yang i'tikaf.

Syarat I'tikaf : Rukun I'tikaf :

Islam, berakal, dan suci dari hadats (janabat, haidh atau pun nifas).

Niat untuk beri'tikaf Berdiam diri di masjid Maka jika seseorang duduk di masjid tanpa niat i'tikaf maka tidak sah. Atau berniat i'tikaf namun tidak berada di masjid maka itu pun bukanlah i'tikaf.

Di Masjid Manakah Kita Bisa Beri'tikaf?


Lebih afdhol dan diutamakan beri'tikaf di masjid jami', yaitu masjid yang digunakan untuk melakukan sholat jum'at, karena Rasulullah saw. beri'tikaf di masjid Jami'. Disamping itu juga untuk memudahkan orang yang beri'tikaf, sehingga dia tidak perlu keluar dari tempat i'tikafnya untuk mengikuti sholat jum'at jika masa i'tikafnya itu diselingi pada hari jum'at.

Disunnahkan bagi orang yang beri'tikaf untuk memperbanyak ibadah, menyibukkan diri dengan shalat, membaca Al Qur'an dan berdzikir yang bertujuan untuk mendekatkan diri pada Allah swt. Termasuk juga dalam hal ini adalah mempelajari ilmu agama. Dimakruhkan baginya melakukan hal yang tidak perlu dan tanpa manfaat, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Dimakruhkan pula menahan diri dari berbicara karena mengira hal itu dapat mendekatkan diri pada Allah.

Yang Disunnahkan dan Yang Dimakruhkan

Hal Yang Diperbolehkan

Dibolehkan bagi orang yang beri'tikaf untuk melakukan hal berikut: Keluar dari tempat i'tikaf untuk mengantar keluarga Seperti yang dilakukan Rasulullah saw. saat dijenguk Shafiyyah di waktu malam saat beliau beri'tikaf, kemudian beliau mengantar Shafiyyah pulang. Menyisir rambut, berpangkas, memotong kuku, membersihkan tubuh dari debu dan kotoran, memakai pakaian terbaik dan memakai wangi-wangian. Keluar untuk suatu keperluan yang tak dapat dielakkan. Seperti mengantar jenazah atau menjenguk orang sakit. Makan minum dalam masjid, juga tidur disana dengan tetap menjaga kebersihan. Diperbolehkan juga untuk mengikat perjanjian, misalnya akad nikah.

Hal Yang Membatalkan

Sengaja keluar masjid tanpa suatu keperluan walau hanya sebentar. Murtad, Hilang akal karena gila/mabuk, haidh serta nifas dan bersenggama.

=========================================================================

=========================================================================

Lailatul Qadr

Lailatul Qadr yang berarti malam kekuasaan atau kemuliaan merupakan malam termulia. keistimewaan lailatul qadr adalah sebagai berikut, Pada malam itu (di zaman nabi Muhammad saw.) Al Qur'an diturunkan. Nilai malam itu lebih tinggi dari seribu bulan yang berarti orang yang menjalankan ibadah pada malam itu nilai ibadahnya lebih tinggi daripada nilai ibadah selama seribu bulan. Pada malam itu para malaikat, atas izin Allah, bertebaran di seluruh pelosok bumi. malam itu penuh keselamatan dan kesejahteraan. (QS. Al Qadr) Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk melakukan i'tikaf pada malam itu. Para ulama berbeda pendapat kapan waktu persisnya lailatul Qadr. Ada yang berpendapat bahwa malam itu terjadi pada setiap tanggal 21 ramadhan, ada yang berkata tanggal 23, yang lain 25, yang lainnya lagi 27 dan ada juga yang berpendapat tanggal 29. Tetapi pada umumnya berpendapat bahwa malam itu terjadi pada salah satu malam dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Wallahu a'lam...
sumber tulisan: - www.isnet.org - www. salafy.or.id - Fiqih Sunnah (Sayyid Sabiq) - dll.

Dari Kami:
Alhamdulillah dengan izin Allah ebook sederhana ini bisa tersusun. Kami sadar dengan keterbatasan ilmu yang kami miliki menjadikan ebook ini jauh dari sempurna. Kritik dan saran sungguh kami harapkan. Kirim kritik saran dan komentar anda ke :
email : pesanhikmah2012@gmail.com grup FB : PesanHikmah.com (http://www.facebook.com/groups/hikmahpagi) website : http://pesanhikmah.com

======================== Diterbitkan oleh: www.PesanHikmah.com [diketik ulang dari booklet "Mujaddid" dengan penambahan pada Juli 2012] ==============================================================

Ketahuilah, Syariat agama itu cuma satu, jalannya mudah ditempuh. Barangsiapa berpegang dengannya akan sampai dan bahagia. Dan barang siapa membangkang akan menyesal dan celaka.
(Ali Bin Abi Thalib)

You might also like