You are on page 1of 9

1

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan. Upaya mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah untuk meningkatkan keadaan kesehatan yang lebih baik dari sebelumnya. Derajat kesehatan yang optimal adalah tingkat kesehatan yang tinggi dan mungkin dapat dicapai suatu saat sesuai dengan kondisi dan situasi serta kemampuan yang nyata dari setiap orang atau masyarakat dan harus diusahakan peningkatannya secara terus-menerus

(www.sukabumikota.go.id/Lakip/Dinkes_Lakip.pdf, diposting oleh Dinkes Sukabumi pada tanggal 09 Juni 2010) Upaya Pemerintah yang nyata guna meningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat salah satunya difokuskan pada Program Kesehatan Ibu dan Anak di setiap layanan kesehatan. Program Kesehatan Ibu dan Anak yang telah dilaksanakan selama ini bertujuan untuk meningkatkan status derajat Kesehatan Ibu dan Anak serta menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Kondisi derajat kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini masih memprihatinkan, antara lain ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Berdasarkan data BPS tahun 2008, AKB di Indonesia menunjukkan angka yang masih tinggi yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2008).

Di Propinsi Jawa Barat tahun 2007 AKI maternal menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu mencapai 98 per 1.000 kelahiran hidup (Dinkes Prov. Jabar, 2008). Kehamilan itu sendiri adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2002). Selama masa kehamilannya ibu hamil berpotensi mengalami tandatanda bahaya seperti : perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, pandangan kabur atau rabun senja, nyeri abdomen yang hebat, edema pada muka atau tangan, gerakan janin kurang. (PUSDIKNAKES-JHPIEGOWHO, 2003). Asuhan Antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan serta dapat mengancam jiwanya. Oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan pelayanan Antenatal Care minimal 4 kali sesuai dengan standar. Tujuan utama dari asuhan antenatal adalah untuk mempersiapkan ibu dan bayinya dalam keadaan sehat dengan cara membangun hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi tanda bahaya yang mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kepada ibu (Pusdiknakes, 2002).

Peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan berkualitas sangat diperlukan untuk ibu dan anak, terutama selama hamil dan segera setelah kelahiran. Peran serta pemerintah juga perlu untuk meningkatkan sistem pemantauan terhadap pencapaian tujuan Millennium Development Goals ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu. Target yang diharapkan dapat dicapai adalah Menurunkan -nya Tingkat Kematian Ibu di Indonesia sesuai dengan Tujuan Indonseia sehat 2015 yang tercantum dalam Millennium Development Goals target ke-6. (www.targetmdgs.org. diposting oleh Depkes RI pada tanggal 09 Juni 2010 ) Pandangan seseorang tentang kesehatan secara umum baik

menyangkut pentingnya memelihara kesehatan tubuh, pemahaman terhadap makna dan manfaat kesehatan bagi kehidupan secara langsung maupun tidak langsung. Orang yang memiliki persepsi negatif tentang kesehatan memiliki kecenderungan tingkat kepatuhannya rendah. Sebaliknya orang yang memiliki persepsi yang positif terhadap kesehatan akan cenderung lebih patuh terhadap apa yang disarankan oleh tenaga kesehatan. Salah satu peran bidan dalam masyarakat adalah meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat. Pengawasan Antenatal Care merupakan cara yang mudah untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil secara normal.

Efektifitas pelayanan Antenatal tidak hanya diukur berdasarkan dari keberhasilan cakupan K4 saja tetapi perlu keteraturan dalam melakukan kunjungan, agar informasi yang penting bagi ibu hamil dapat tersampaikan. Untuk menjamin mutu pelayanan antenatal perlu indikator yang menyatakan kunjungan ibu hamil tersebut dinyatakan memenuhi standar yaitu dengan cakupan K4. Cakupan ini merupakan Kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat atau lebih, sesuai jadwal yang ditetapkan. Cakupan K1 di Indonesia tahun 2007 sebesar 83% di bawah target 100%, di Propinsi Jawa Barat tahun 2007 sebesar 84,33% di bawah target 100% dan cakupan K4 sebesar 65,90% di bawah target 95%,dan di Propinsi Jawa Barat sebesar 77,34% di bawah target 95% (Dinkes Prov. Jabar, 2008). Sedangkan cakupan K4 di Kota Sukabumi Pada tahun 2009 terdapat, dari 7765 orang ibu hamil sebanyak 6516 orang telah mendapat pelayanan ANC sesuai standar (83,92%). Pencapaian ini sudah melebihi target 80%. (www.sukabumikota.go.id/Lakip/Dinkes_Lakip.pdf, diposting oleh Dinkes Sukabumi pada tanggal 09 Juni 2010) Ditempat penelitian Puskesmas.........yang terletak diwilayah

Kecamatan........dengan luas wilayah......Ha meliputi.......kelurahan yaitu Kelurahan........dan Kelurahan.............dengan........Puskesmas.........,

Posyandu dan........Posbindu. Kegiatan Antenatal Care dilakukan secara khusus setiap hari........dan hari........di ruang KIA, Berdasarkan data pada tahun 2009, jumlah sasaran ibu hamil sebesar.....orang. Angka K1 sebanyak......orang atau sebanyak........% hasil ini masih d bawah target

yaitu....% sedangkan angka K4 sebesar......orang atau sebesar......% dengan target....%. Berdasarkan studi pendahuluan melalui wawancara pada......ibu hamil di Puskesmas.........., didapatkan hasil bahwa.....orang atau hanya sekitar..... % yang tahu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Tanda Bahaya Kehamilan dengan Kepatuhan Melakukan Antenatal Care di Puskesmas............Kota Sukabumi.

B.

Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Tanda Bahaya Kehamilan dengan Kepatuhan Melakukan Antenatal Care di Puskesmas Cipelang Kota Sukabumi.

C.

Tujuan Penelitian
1.

Tujuan Umum Mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan dengan Kepatuhan Melakukan Antenatal Care di Puskesmas.Kota Sukabumi.

2.

Tujuan Khusus

a.

Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang bahaya kehamilan di Puskesmas.Kota Sukabumi

b.

Mengetahui gambaran kepatuhan ibu hamil dalam melakukan Antenatal Care di Puskesmas.Kota Sukabumi

c.

Mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan dengan Kepatuhan Melakukan Antenatal Care di Puskesmas.Kota Sukabumi.

D.

Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk :
1.

Manfaat bagi Puskesmas. Dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman dalam memberikan Asuhan Kebidanan kepada ibu hamil, khususnya tentang tanda bahaya kehamilan serta Asuhan kebidanan pada ibu hamil.

2.

Manfaat bagi institusi pendidikan Untuk mendapatkan perbendaharaan perpustakaan/referensi bagi mahasiswa Program Studi Kebidanan STIKES Kota Sukabumi.

3.

Manfaat bagi peneliti Diharapkan akan memberi manfaat sebagai bahan masukan atau tambahan dalam memberikan pendidikan kesehatan dalam perawatan kesehatan ibu hamil khususnya tentang tanda bahaya kehamilan

sehingga bila terjadi tanda bahaya tersebut dapat ditangani sedini mungkin.

E.

Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2009). Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap ibu hamil menghadapi beberapa tanda bahaya yang sangat mengancam jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya. Tanda bahaya tersebut diantaranya adalah perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, pandangan kabur atau rabun senja, nyeri abdomen yang hebat, edema pada muka atau tangan, gerakan janin kurang. Tanda bahaya tersebut dapat terdeteksi secara dini bila ibu melakukan kunjungan Antenatal care secara teratur (PUSDIKNAKESJHPIEGO-WHO, 2003). Tanda bahaya tersebut dapat dihindari dengan melakukan kunjungan Antenatal Care secara teratur tetapi pada kenyataannya beberapa ibu hamil jarang melakukan Antenatal Care secara teratur. Kepatuhan kunjungan Antenatal Care dapat diartikan ketaatan dalam berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan oleh ibu hamil sesuai dengan saran petugas kesehatan hal ini di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti : Usia ibu hamil, Paritas, Pekerjaan, Tingkat ekonomi, Jarak tempuh dan Tingkat pengetahuan.

Berdasarkan uraian tersebut kerangka pemikiran Hubungan antara Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dengan Kepatuhan melakukan Antenatal Care dapat digambarkan sebagai berikut : Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan

Kepatuhan melakukan pemeriksaan Antenatal Care

F.

Hipotesis Hipotesis di dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak (Notoatmodjo, 2003 : 72). Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan melakukan Antenatal Care. Ho : Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan melakukan Antenatal Care. H1 : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil

trimester III tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan melakukan Antenatal Care.

You might also like