You are on page 1of 29

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)

Bank Indonesia (BI ) Semarang, Pengadilan Negeri (PN) Semarang, Lpkbhi Semarang, Mahkamah Konstitusi (MK), Dewan Syariah Nasional (DSN), Dan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (Pada tanggal 11-24 November 2010)

Disusun Oleh:

FAJRIN WIDIYANINGSIH NIM. 072211020

JURUSAN SIYASAH JINAYAH FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kita sebagai mahasiswa Fakultas Syariah harus memahami dan mengaplikasikan ilmu yang kita dapat selama kuliah. Di era globalisasi sekarang ini, sebagai mahasiswa kita dituntut untuk memiliki academic knowledge, skill of thinking, management skiil, dan communication skill. Sinergisme keempatnya akan tercermin melalui kemampuan mahasiswa dalam kecepatan menemukan solusi atas persoalan-persoalan atau tantangan-tantangan yang dihadapi. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang merupakan Lembaga Pendidikan Tinggi dibidang ilmu agama dan kemasyarakatan serta merupakan bagian dari satuan sistem perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Untuk mewujudkannya maka di selenggarakan kegiatan intrakurikuler baik berbentuk ketrampilan (studi lapangan) maupun tugas-tugas lain yang berupa kerja praktek dalam rangka uji teori yang telah diperoleh mahasiswa selama aktif kuliah. Di antara praktikum tersebut adalah Kuliah Kerja Lapangan (KKL), yaitu praktek yang dilakukan untuk mendapatkan pengalaman riil dan praktis dari lembaga atau instansi yang berkaitan dengan mata kuliah yang bersifat monodisipliner yang dikembangkan oleh Fakultas atau Jurusan. Praktikum ini berfungsi sebagai wahana bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman guna menguji dan mempraktekkan atau menerapkan teori yang telah diperoleh di dunia perkuliahan. B. TUJUAN KKL Secara umum, KKL dilaksanakan dengan bertujuan untuk menambah pengalaman mahasiswa Fakultas Syari'ah dalam realitas profesi terkait dengan kompetensi jurusan masing-masing. Secara spesifik, pelaksanaan KKL setiap jurusan di lingkungan Fakultas

Syari'ah yang konsentrasinya pada kajian hukum Islam dan hukum positif dimaksudkan untuk : 1. Memperkaya pengalaman di lapangan hukum dalam bentuk praktis hukum dengan upayanya membenahi konsep metodologis atau praktik hukum yang dirasa masih ada kekurangan di beberapa sisi. 2. Mengembangkan daya keilmuan mahasiswa di lingkungan Fakultas Syariah sesuai disiplin ilmu yang digeluti di setiap jurusan. 3. Upaya elaborasi dan uji teoritik terkait dengan hukum Islam dan hukum positif dalam konteksnya langsung. 4. Menambah wawasan mahasiswa tentang tata cara beracara di sidang pengadilan dan mengenal lembaga- lembaga hukum dan peradilan. 5. Untuk meningkatkan keahlian mahasiswa sebagai calon ahli di bidang hukum, baik hukum umum maupun hukum Islam C. PESERTA KKL Peserta Kuliah Kerja Lapangan (KKL) 2010 Fakultas Syariah IAIN Walisongo adalah mahasiswa yang terdiri dari empat jurusan yaitu : 1. Jurusan siyasah Jinayah, semester 7 2. Jurusan Akhwalussasiyah, semester 7 3. Jurusan Muamalah, semester 7 4. Jurusan Ekonomi Islam, semester 7 D. WAKTU PELAKSANAAN KKL Kuliah Kerja Lapangan (KKL) 2010 Fakultas Syariah Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang dilaksanakan pada : Hari Tanggal Tempat : Selasa Kamis : 11 25 November 2010 : Semarang, Jakarta Bandung

Obyek KKL
3

1) Bank Indonesia (BI) Semarang 2) Pengadilan Negeri Semarang 3) LPKBHI (Lembaga Penyuluhan Konsultasi Bantuan Hukum Islam) Semarang 4) Mahkamah Konstitusi (MK) 5) Dewan Syariah nasional (DSN) 6) DPR RI Obyek Wisata 1) Planetarium 2) Masjid Istiqlal 3) Ancol 4) Cibaduyut

BAB II

LANDASAN TEORI A. Bank Indonesia (BI) Semarang Bank Indonesia (BI dulu disebut De Javasche Bank) adalah bank sentral Republik Indonesia. Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. BI juga menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki hak untuk mengedarkan uang di Indonesia. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya BI dipimpin oleh Dewan Gubernur. Untuk periode 2008-2013, Boediono menjabat posisi sebagai Gubernur BI. B. Pengadilan Negeri (PN) Semarang Pengadilan Negeri (biasa disingkat: PN) merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota. Sebagai Pengadilan Tingkat Pertama, Pengadilan Negeri berfungsi untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya.
5

Daerah hukum Pengadilan Negeri meliputi wilayah Kota atau Kabupaten. Susunan Pengadilan Negeri terdiri dari Pimpinan (Ketua PN dan Wakil Ketua PN), Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Jurusita. Pengadilan Negeri Semarang merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum. Tugas pokok Pengadilan Negeri Semarang adalah sebagai berikut: Mengadili, dan menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya sesuai dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, Menyelenggarakan Administrasi Perkara dan Administrasi Umum lainnya. Pengadilan Negeri Semarang masuk dalam wilayah hukum Pengadilan Tinggi Jawa Tengah, dengan luas wilayah kurang lebih 371,52 Km2 yang terdiri dari 16 (enam belas) kecamatan dan 177 (seratus tujuh puluh tujuh) kelurahan. C. LPKBHI Semarang LPKBHI (Lembaga Penyuluhan, Konsultasi dan Bantuan Hukum Islam) adalah lembaga independent yang memberikan layanan penyuluhan dan konsultasi hukum Islam serta melakukan pembelaan di peradilan di semua lingkungan peradilan. LPKBHI didukung oleh para pakar hukum Islam dan para advokat professional yang tergabung dalam APSI. LPKBHI (Lembaga Penyuluhan, Konsultasi dan Bantuan Hukum Islam) beralamat: Jl. Prof. HAMKA Km. 2 Ngaliyan Semarang.
D. Mahkamah Konstitusi (MK RI)1

Mahkamah Konstitusi (disingkat MK) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Agung. Sejarah berdirinya MK diawali dengan Perubahan Ketiga UUD 1945 dalam Pasal 24 ayat (2), Pasal 24C, dan Pasal 7B yang disahkan pada 9 November 2001. Setelah disahkannya Perubahan Ketiga UUD 1945, maka dalam rangka menunggu pembentukan Mahkamah Konstitusi, MPR

1 Buku Panduan MK, Profil Mahkamah Konstitusi, Jakarta yang diberikan kepada peserta KKL saat mengunjungi Mahakamah Kosntitusi Selasa, 23 November 2010 di Jakarta.

menetapkan Mahkamah Agung menjalankan fungsi MK untuk sementara sebagaimana diatur dalam Pasal III Aturan Peralihan UUD 1945 hasil Perubahan Keempat. DPR dan Pemerintah kemudian membuat Rancangan Undang-Undang tentang Mahkamah Konstitusi. Setelah melalui pembahasan mendalam, DPR dan Pemerintah menyetujui secara bersama Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi pada 13 Agustus 2003 dan disahkan oleh Presiden pada hari itu. Dua hari kemudian, pada tanggal 15 Agustus 2003, Presiden mengambil sumpah jabatan para hakim konstitusi di Istana Negara pada tanggal 16 Agustus 2003. Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kewajiban dan wewenang MK adalah: berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap UndangUndang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum, Wajib memberi putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945. Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 Hakim Konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden. Hakim Konstitusi diajukan masing-masing 3 orang oleh Mahkamah Agung, 3 orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan 3 orang oleh Presiden. Masa jabatan Hakim Konstitusi adalah 5 tahun, dan dapat dipilih kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya. E. Dewan Syariah Nasional (DSN) Dengan semakin berkembangnya lembaga-lembaga keuangan syariah di tanah air akhir-akhir ini dan adanya dewan pengawas syariah pada setiap lembaga keuangan, dipandang perlu didirikan dewan syariah nasional yang akan menampung berbagai masalah/kasus yang memerlukan fatwa agar diperoleh kesamaan dalam penanganannya dari masing-masing dewan pengawas syariah yang ada di lembaga keuangan syariah.
7

Pembentukan dewan syariah nasional merupakan langkah efisiensi dan koordinasi para ulama dalam menanggapi isu-isu yang berhubungan dengan masalah ekonomi/keuangan. Dewan Syariah Nasional diharapkan dapat berfungsi untuk mendorong penerapan ajaran Islam dalam kehidupan ekonomi. Dewan syariah nasional berperan secara pro-aktif dalam menanggapi perkembangan masyarakat Indonesia yang dinamis dalam bidangn ekonomi dan keuangan. Dewan Syariah Nasional bertugas: Menumbuh-kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada khususnya, Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan, Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah, Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan. F. Dewan Perwakilan rakyat (DPR RI) Dewan Perwakilan Rakyat (disingkat DPR) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat dan memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang. DPR memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum, yang dipilih berdasarkan hasil Pemilihan Umum. Anggota DPR periode 20092014 berjumlah 560 orang. Masa jabatan anggota DPR adalah 5 tahun, dan berakhir bersamaan pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji. Adapun pimpinan saat ini (2010) sebagai berikut: Ketua: H. Marzuki Alie, SE., MM. (Fraksi Partai Demokrat) Wakil Ketua: Ir. Taufik Kurniawan, MM. (Fraksi Partai Amanat Nasional) Wakil Ketua: Drs. H. Priyo Budi Santoso (Fraksi Partai Golongan Karya) Wakil Ketua: Ir. H. Pramono Anung Wibowo, MM. (Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) Wakil Ketua: H.M. Anis Matta, Lc. (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera) Tugas dan wewenang DPR antara lain:
1) Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk

mendapat persetujuan bersama


2) Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang 3) Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan 4) Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD 5) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta kebijakan pemerintah
6) Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memperhatikan

pertimbangan DPD 7) Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan;
8) Memberikan

persetujuan kepada Presiden

atas pengangkatan dan

pemberhentian anggota Komisi Yudisial 9) Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden 10) Memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya kepada Presiden untuk ditetapkan; 11) Memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk mengangkat duta, menerima penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan dalam pemberian amnesti dan abolisi 12) Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain 13) Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat 14) Memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang-undang APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama; 15) Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD
9

terhadap

pelaksanaan

undang-undang

mengenai

otonomi

daerah,

pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama;

BAB III PELAKSANAAN A. Coaching (Pembekalan) Kegiatan awal dari pelaksanaan KKL adalah pembekalan, yang merupakan kegiatan yang dilaksanakan sebelum mahasiswa melakukan aktifitas KKL di lapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum

tentang kegiatan KKL sekaligus petunjuk teknis tentang pelaksanaannya. Oleh karena itu, acara ini diwajibkan bagi seluruh peserta KKL untuk mengikutinya. Pembekalan dilaksanakan pada hari Kamis 11 November 2010 di ruang sidang Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang, yang secara resmi dibuka oleh Pembantu Dekan 3 Drs. Nur Khoirin, M.Ag mewakili Dekan Fakultas Syariah Dr. Imam Yahya, M.Ag menyampaikan reorientasi KKL, bahwa kegiatan KKL sangat penting dalam upaya menunjang profesionalisme mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami aplikasi ilmu-ilmu tersebut dalam dunia nyata, dan beliau juga menghimbau agar seluruh proses pelaksanaan KKL bukan hanya sekedar formalitas saja, tetapi menjadi awal bagi kita untuk bermimpi menjadi apa yang kita inginkan sesuai dengan bidang dan spesifikasi pendidikan yang kita tempuh. Setelah secara resmi dibuka oleh pembantu dekan 3 Fakultas Syariah, kemudian dilanjutkan dengan pengarahan dan pembekalan yang disampaikan oleh beberapa pembicara diantaranya: 1) Bapak Djohan Masruhan, MM menyampaikan materi tentang Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 2) Bapak Taufik, M.H menyampaikan materi tentang Mahkamah Konstitusi (MK) 3) Bapak Ratno Agriyanto, SE, M.Si menyampaikan materi tentang Bank Indonesia (BI) 4) Bapak Moh. Arifin, M.Hum, menyampaikan tentang Dewan Syariah Nasional (DSN). B. Pelaksanaan KKL di Bank Indonesia (BI) Semarang Pelaksanaan KKL di Bank Indonesia Semarang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 November 2010, peserta KKL datang langsung ke gedung BI Semarang, yang disambut oleh Ibu Herdiana sebagai Ahli Madya Senior BI, kemudian dilanjutkan dengan presentasi materi Kebanksentralan dan dilanjutkan dengan materi berikutnya yaitu Perbankan Syariah oleh Ibu Dyah Kristina Puguh dan Bapak Noor Hafid.
11

Bank Indonesia adalah bank central dari bank-bank lain. Secara umum tugas bank central merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, Mengatur dan mengawasi bank, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Dasar hukum pendirian Bank Indonesia adalah UU Nomor 11/1953 jo. UU No. 84 tahun 1958 jo UU No. 13 tahun 1968 tentang bank central. Dalam Undang- undang No. 23 Tahun 1999, dinyatakan secara tegas bahwa tugas pokok Bank Indonesia adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi bank. Sedangkan tujuan utama Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah: terhadap barang dan jasa tercermin dari perkembangan laju inflasi, terhadap mata uang negara lain tercermin dari perkembangan nilai tukar rupiah (kurs) terhadap mata uang negara lain. Dewan Gubernur Bank Indonesia terdiri dari 6 sampai 9 anggota: 1 orang Gubernur, 1 orang Deputi Gubernur Senior, 4 sampai 7 orang Deputi Gubernur. Diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR, Masa Jabatan 5 tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Dalam pelaksanaan KKL ini juga dibahas mengenai Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia. Sebagai negara muslim terbesar di dunia, negara Indonesia sudah sangatlah wajar turut menjadi pelopor atau pemula bahkan panutan dalam pengembangan industri ini. Dari data demografi yang ada, terdapat kurang lebih sekitar 1,3 miliar dari seluruh muslim di dunia yang merepresentasikan 20% dari populasi di dunia dan memiliki total kontribusi mendekati 10% pada GNP Dunia. Pengembangan bank syariah merupakan salah satu alat bagi dunia Islam untuk mewujudkan kemandirian dalam perekonomian mereka. Dan yang tak bisa dikesampingkan adalah potensi sumber daya alam (SDA) negara muslim yang mendominasi potensi SDA dunia. Dengan kondisi seperti ini dapat dikatakan pasar keuangan Islam memiliki prospek yang cukup baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat muslim dunia.

Perbankan syariah bukan hanya menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia tapi juga telah menjadi kecenderungan dunia internasional terutama negara-negara muslim. Bahkan kini banyak negara yang notabene bukan negara muslim juga telah mengembangkan industri perbankan syariah ini, seperti Inggris dan Singapura. Tujuan pengembangan perbankan syariah adalah memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak dapat menerima konsep bunga, menyediakan alternatif investasi, pembiayaan dan jasa keuangan lainnya, mengurangi risiko sistemik dari kegagalan sistem keuangan di Indonesia, mendorong peran perbankan secara optimal dalam menggerakkan sektor riil dan membatasi spekulasi atau pembiayaan yang tidak produktif. C. Pelaksanaan KKL di Pengadilan Negeri (PN) Semarang Pelaksanaan KKL di Pengadilan Negeri Semarang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 18 November 2010, peserta KKL berkumpul di ruang sidang Fakultas Syariah. Dalam KKL kali ini salah satu hakim dari Pengadilan Negeri datang ke Fakultas Syariah kemudian mempresentasikan materi tentang Bedah Kasus Perkara Pidana oleh Bapak Noor Edi Yono, SH, MH. a. Perkara Pidana Dalam hukum acara pidana proses pengajuan perkaranya adalah sebagai berikut: 1. Tahap penuntutan oleh jaksa penuntut umum. 2. Tahap persidangan . 3. Tahap putusan. 4. Upaya hukum (grasi, banding, kasasi, dan PK) 5. Tahap pelaksanaan putusan/eksekusi Sementara itu berkaitan dengan susunan PN adalah mengadili perkara pidana negeri dan sipil adalah berupa majelis yang terdiri dari seorang hakim ketua, dua orang hakim anggota dan dibantu oleh seorang panitera/panitera pengganti, kecuali untuk sidang perkara TIPIRING (tindak
13

pidana ringan) dilakukan oleh seorang hakim tunggal. Adapun acara pemeriksaan perkara pidana di bedakan menjadi tiga yaitu: a. Perkara dengan Acara Cepat adalah perkara-perkara yang termasuk perkara pidana sipil yang diancam dengan hukuman tidak lebih dari 3 (tiga) bulan penjara atau denda Rp 7.500,-. b. Perkara dengan Acara Singkat adalah perkara pidana yang pembuktian serta penerapan hukumnya mudah dan bersifat sederhana. c. Perkara dengan Acara Biasa adalah perkara-perkara selain perkara cepat dan perkara singkat dan biasanya penyelesaiannya membutuhkan pemeriksaan yang panjang dan rumit. Dasar yang membedakan tata cara pemeriksaan perkara pidana ini didasarkan pada : 1. Jenis tindak pidana yang diadili (Umumnya hanya tindak pidana yang ancaman hukumannya lima tahun keatas di periksa dengan perkara biasa 2. Mudah tidaknya pembuktian, apabila pembuktiannya sulit maka menggunakan perkara biasa. 3. Pengaturan dan kepentingan, biasanya dalam pemeriksaan perkara pidana dengan acara biasa banyak diatur dalam peraturan lain. Prinsip-prinsip yang harus dalam perkara pidana adalah 1. Pemeriksaan pengadilan dilakukan secara terbuka dan terbuka untuk umum 2. Terdakwa harus hadir dalam persidangan 3. Sidang dilaksanakan oleh majelis hakim 4. Sidang dilaksanakan secara langsung dan lisan 5. Sidang dilakukan secara bebas 6. Pemeriksaan saksi di dahulukan saksi korban

D. Pelaksanaan KKL di LPKBHI Semarang Pelaksanaan KKL di LPKBHI Semarang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 20 November 2010, peserta KKL berkumpul di ruang sidang Fakultas Syariah. Dari LPKBHI memberi dua materi yaitu tentang Keadvokatan oleh Drs. Nur Khoirin, M.Ag dan Sistem Peradilan Pidana oleh Drs. H. Eman Sulaeman, MH. 1) Keadvokatan Teknik Pembuatan Surat- Surat dalam Persidangan Perdata 1) Surat Gugatan Tuntutan hak dapat dilakukan dengan mengajukan gugatan atau permohonan. Di PA ada perkara semi kontensius/voluntair, khusus untuk izin poligami atau permohonan ikrar talak Gugatan poermohonan di ajukan secara tertulis maupun secara lisan Syarat syarat gugatan : adanya tuntutan hak, adanya kepentingan hukum, adanya sengketa, dibuat dengan cermat dan terang, diajukan oleh orang berkepentingan/berhak. Unsur Unsur Gugatan : identitas para pihak, posita, petitum. Cacat pada Surat Gugatan : Gugatan Error in Persona, Gugatan Ne Bis In Idem, Gugatan Obscuur Libel. Surat Jawaban Tergugat : Eksepsi, Pokok Perkara, Rekopensi Surat Replik dan surat Duplik, dll. 2) Surat Kuasa Dasar : pasal 123 (1) HIR menentukan bahwa, bilamana dikehendaki, kedua belah pihak dapat di bantu atau diwakili oleh kuasa yang dikuasakannya untuk melakukan itu dengan surat kuasa teristimewa. Sekarang mengacu pada Undang Undang no.18 tahun 2003 tentang advokat. Kuasa hukum ada 2 macam : kuasa Insidentil dan kuasa profesional. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh senua kuasa hukum yaitu : berusaha menegakkan hukum dan keadilan denga prinsip mencari keadilan
15

yang hakiki, taat dan tunduk kepada semua peraturan perundang undangan yang berlaku, ikut menjaga tata tertib dan kelancaran persidangan, serta tidak melakukan perbuatan, tindakan atau ucapan yang menjurus kepada penghinaan pada peradilan, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Surat kuasa ada 2 macam yaitu : kuasa khusus dan kuasa umum. Surat kuasa khusus dapat berakhir karena hal-hal, sebagai berikut : kuasa dicabut secara sepihak oleh pemberi kuasa, atau pemberi kuasa menunjuk kuasa baru (Ps.1814 dan 1817 BW), pemberi kuasa meninggal dunia (Ps. 1813 BW), Penerima kuasa melepaskan kuasa dan harus memberi tahu (Ps.1817 BW), dll. 2) Sistem Peradilan Pidana Sumber tindakan dalam hukum acara pidana proses perkara pidana. tindakan yang dilakukan oleh polisi didasarkan pada beberapa sumber: Laporan, Pengaduan, Tertangkap tangan, Diketahui sendiri oleh petugas. Proses awal dalam hukum acara pidana (sebelum dilimpahkan kekejaksaan): Penyelidikan dan Penyidikan Menurut pasal 1 angka 5 KUHAP, Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagi tindak pidana guna menentukan dapat tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam UU ini. Menurut pasal 1 angka 2 KUHAP Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya Penangkapan Dan Penahanan Menurut pasal 1 angka 20 KUHAP, Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan

penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam UU ini Menurut pasal 1 angka 21 KUHAP, Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik, atau penuntut umum atau hakim dengan penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam UU ini. Penggeledahan Dan Penyitaan Penggeledahan Rumah adalah tindakan penyidik untuk memasuki rumah tempat tinggal dan dan tempat tertutup lainnya untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan atau penyitaan dan atau penangkapan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam UU ini (pasal 1 angka 17 KUHAP). Penggeledahan badan adalah tindakan penyidik untuk mengadakan pemeriksaan badan dan atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang diduga keras ada pada badannya atau dibawanya serta untuk disita (Pasal 1 angka 18 KUHAP). Menurut pasal 1 angka 16 KUHAP, Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau menyimpan di bawah penguasannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan. E. Pelaksanaan KKL di Mahkamah Konstitusi (MK) Pelaksanaan KKL di Mahkamah Konstitusi (MK) dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 23 November 2010, peserta KKL berkumpul di ruang rapat Mahkamah Kontitusi di Lantai 4. Materi yang disampaikan mengenai Mahkamah Konstitusi sebagai Peradilan Ketatanegaraan oleh Bapak H. Ahmad Fadlil Sumadi, S.H, M.Hum. Perubahan UUD 45 dan kekuasaan kehakiman, perubahan supremasi hukum, konstitusi sebagai hukum tertinggi, kedudukan lembaga negara (tinggi) sederajat. Sistem ketatanegaraan berdasarkan UUD 1945 yaitu : Legislatif (MPR, DPR, DPD), Eksekutif (Presiden), Judikatif (MA dan pengadilan di
17

bawahnya, MK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Kekuasaan Mahkamah Konstitusi yaitu mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final dan mengikat terhadap perkara : menguji Undang Undang, memutus sengketa kewenangan lembaga negara, memutus pembubaran partai politik, memutus perselisihan hasil pemilu, memutus pendapat DPR terkait dengan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatan (Pasal 7B). Peran Mahkamah Konstitusi untuk menjaga terselenggaranya pemerintahan negara yang stabil berdasarkan konstitusi, melakukan penafsiran terhadap konstitusi, melaksanakan prinsip check and balances, menjamin perlindungan hak-hak konstitusional. Hakim Konstitusi periode 2008-2013 adalah:
1. Mohammad Mahfud MD (Ketua) 2. Harjono (2009-), menggantikan Jimly Asshiddiqie (2008-2009) 3. Maria Farida Indrati 4. Fadlil Sumadi (2009-), menggantikan Maruarar Siahaan (2008-2009) 5. Hamdan Zoelva (2009-), menggantikan Abdul Mukthie Fajar (2008-2009) 6. Muhammad Alim 7. Achmad Sodiki 8. Arsyad Sanusi 9. Akil Mochtar

F. Pelaksanaan KKL di Dewan Syariah Nasional (DSN) Setelah peserta melakukan kunjungan KKL di MK RI selanjutnya peserta KKL mengujungi Dewan Syariah Nasional (DSN) di kantor MUI lantai 4 pada hari Selasa tanggal 23 November 2010 pukul 14.00-15.00 WIB. Dalam kunjungan KKL di DSN ini peserta KKL mendapatkan kuliah umum yang disampaikan oleh Bapak H. Kanny Hidaya, SE, MA dan M.Gunawan Yasni, SE.Ak, MM. Pembentukan Dewan Syariah Nasional merupakan langkah efisiensi dan koordinasi para ulama dalam menanggapi isu-isu yang berhubungan dengan

masalah ekonomi/keuangan. Dewan Syariah Nasional diharapkan dapat berfungsi untuk mendorong penerapan ajaran Islam dalam kehidupan ekonomi. Dewan Syariah Nasional berperan secara pro-aktif dalam menanggapi perkembangan masyarakat Indonesia yang dinamis dalam bidang ekonomi dan keuangan. Dewan Syariah Nasional bertugas menumbuh-kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada khususnya, Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan, mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah, mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan. Dewan Syariah Nasional berwenang : 1) Mengeluarkan fatwa yang mengikat Dewan Pengawas Syariah dimasing-masing lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum pihak terkait. 2) Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan/peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti Departemen Keuangan dan Bank Indonesia. 3) Memberikan rekomendasi dan/atau mencabut rekomendasi nama-nama yang akan duduk sebagai Dewan Pengawas Syariah pada suatu lembaga keuangan syariah. 4) Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah, termasuk otoritas moneter/lembaga keuangan dalam maupun luar negeri. 5) Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional. 6) Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil tindakan apabila peringatan tidak diindahkan. Mekanisme Kerja Dewan Syariah Nasional yaitu Dewan Syariah Nasional mensahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh Badan Pelaksana Harian DSN, Dewan Syariah Nasional melakukan rapat pleno paling tidak satu kali
19

dalam tiga bulan, atau bilamana diperlukan, Setiap tahunnya membuat suatu pernyataan yang dimuat dalam laporan tahunan (annual report) bahwa lembaga keuangan syariah yang bersangkutan telah/tidak memenuhi segenap ketentuan syariah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional. G. Pelaksanaan KKL di Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Pelaksanaan KKL di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 November 2010, peserta KKL berkumpul di ruang rapat DPR gedung Nusantara I. Dalam kunjungan KKL ini, peserta KKL mendapat materi kuliah umum mengenai Legal Drafting oleh Ibu Mirati Purwaningsih (Anggota Komisi 6 DPR RI dari Fraksi PKB), Dedi Setiawan (Staff Ahli fraksi PKB), dan Hasan (Staff ahli fraksi PKB). DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang. Setiap Rancangan Undang-Undang dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama. Rancangan Undang-Undang (RUU) dapat berasal dari DPR, Presiden, atau DPD. DPD dapat mengajukan kepada DPR, RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Apabila ada 2 (dua) RUU yang diajukan mengenai hal yang sama dalam satu masa sidang yang dibicarakan adalah RUU dari DPR, sedangkan RUU yang disampaikan oleh presiden digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan. RUU yang sudah disetujui bersama antara DPR dengan Presiden, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja disampaikan oleh Pimpinan DPR kepada Presiden untuk disahkan menjadi undang-undang. Apabila setelah 15 (lima belas) hari kerja, RUU yang sudah disampaikan kepada Presiden belum disahkan menjadi undang-undang, Pimpinan DPR mengirim surat kepada presiden untuk meminta penjelasan. Apabila RUU yang sudah disetujui bersama tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak RUU tersebut disetujui bersama, RUU tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib

diundangkan. Proses Pembahasan RUU dari Pemerintah di DPR RI, RUU beserta penjelasan/keterangan, dan/atau naskah akademis yang berasal dari Presiden disampaikan secara tertulis kepada Pimpinan DPR dengan Surat Pengantar Presiden yang menyebut juga Menteri yang mewakili Presiden dalam melakukan pembahasan RUU tersebut. Dalam Rapat Paripurna berikutnya, setelah RUU diterima oleh Pimpinan DPR, kemudian Pimpinan DPR memberitahukan kepada Anggota masuknya RUU tersebut, kemudian membagikannya kepada seluruh Anggota. Terhadap RUU yang terkait dengan DPD disampaikan kepada Pimpinan DPD. Penyebarluasan RUU dilaksanakan oleh instansi pemrakarsa. Kemudian RUU dibahas dalam dua tingkat pembicaraan di DPR bersama dengan Menteri yang mewakili Presiden.

BAB IV ANALISIS Kegiatan KKL yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Walisongo, khususnya Siyasah Jinayah telah memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa itu sendiri dan juga bagi IAIN sendiri. Namun bagaimanapun juga dalam beberapa hal pelaksanaan KKL ini perlu dikritisi dan analisa lebih lanjut. A. Analisis KKL di BI Semarang Pengembangan jaringan kantor perbankan syari'ah dilaksanakan dengan mengacu kepada mekanisme pasar yaitu interaksi antara masyarakat yang
21

membutuhkan jasa perbankan syari'ah dengan investor atau lembaga perbankan yang menyediakan pelayanan jasa perbankan syari'ah. Dalam hal ini peran otoritas perbankan (BI) lebih ditekankan pada penciptaan perangkat ketentuan perbankan dan lingkungan yang kondusif yang dapat mendukung terlaksananya kegiatan usaha bank syari'ah yang sehat, efisien dan sejalan dengan prinsip syari'ah. Dengan munculnya berbagai usaha yang berbasis syariah ini memberi peluang untuk perkembangan bank syariah, seperti sebagai berikut : Terjaganya kinerja industri perbankan syariah, Besarnya pasar potensial dan semakin meningkatnya pemahaman dan minat masyarakat akan perbankan syariah, Meningkatnya komitmen pemerintah mendukung pengembangan BS (RUU BS, Sukuk, Pajak, Kredit Program), Tumbuh dan berkembangnya infrastruktur: LKS bukan bank (Asuransi, L.Pembiayaan, Pegadaian, LKMS), Lembaga Diklat, Basyarnas, Asbisindo, Certif, IAI, dll), Perhatian dari lembaga keuangan syariah internasional (IDB, IFSB, IIFM, AAOIFI), OTDA membuka peluang pengembangan BS di daerah-daerah, Ketahanan perekonomian nasional dari hantaman krisis keuangan global, Besarnya potensi dana voluntary sector yang belum termanfaatkan untuk mendukung pelayanan pada UMK serta upaya untuk mengurangi tingginya kesenjangan ekonomi/kesejahteraan masyarakat. Pengaturan dan pengembangan perbankan syari'ah menerapkan prinsip universalitas sesuai dengan nilai dasar Islam yaitu rahmat bagi sekian alam. Sejalan dengan itu pengembangan perbankan syari'ah diarahkan bahwa jasa bank syari'ah dapat digunakan dan dikembangkan oleh semua lapisan masyarakat tidak hanya untuk masyarakat muslim. Namun penyedia dan pengguna jasa perbankan syari'ah tersebut harus taat terhadap prinsip-prinsip syari'ah dalam pelaksanaan kegiatan dan akad perbankan. Tentu dengan berkembangnya bank syariah kita akan menghadapi tantangan tantangan dari proses pengembangannya, seperti sebagai berikut : Keterbatasan SDI BS dan pengawas BS (kualitas & kuantitas), Efisiensi operasional yang masih rendah, Edukasi publik belum dilaksanakan secara optimal sehingga dampak belum signifikan terhadap peningkatan pemahaman masyarakat tentang BS, Strategi positioning BS yang belum optimal (focus on niche market), ketersediaan modal

yang kurang memadai untuk mendukung kecepatan ekspansi BS, Market share BS yang kecil menyebabkan belum dapat dimanfaatkan untuk kebijakan moneter. Dalam rangka memelihara momentum pertumbuhan tersebut dan untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh perbankan syari'ah Indonesia, BI menyusun "cetak biru pengembangan perbankan syari'ah di Indonesia" dengan kerangka waktu pelaksanaan 10 tahun kedepan, cetak biru ini mengidentifikasikan permasalahan utama dalam industri perbankan syari'ah dan menjelaskan inisiatifinisiatif yang diperlukan untuk mencapai sasaran tersebut, termasuk prioritas dan tahapan implementasinya. B. Analisis KKL di Pengadilan Negeri Semarang Pengadilan Negeri merupakan institusi pelaksana Kekuasaan Kehakiman yang paling banyak di sorot oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan Pengadilan Negeri merupakan pengadilan tingkat pertama yang paling luas wewenang absolutnya dibanding pengadilan-pengadilan tingkat pertama lainnya, semua perkara yang terjadi dalam masyarakat baik itu pidana atau perdata telah ditangani oleh pengadilan. Terlebih ketika saat ini Pengadilan Negeri turut terpuruk citranya seiring terpuruknya citra lembaga peradilan secara umum terutama mengenai korupsi. Walaupun oleh pemerintah telah di bentuk suatu badan yang menangani tentang korupsi yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tapi nyatanya korupsi di Indonesia telah menjadi budaya, tidak hanya dalam lembaga peradilan tetapi hampir dalam semua lembaga pemerintahan. Pengadilan yang notabene sebagai tempat mencari keadilan pun tidak luput dari itu. Sebagai pengadilan yang menangani masalah tindak pidana ataupun masalah perdata, Pengadilan Negeri dituntut untuk lebih independen dengan tidak bergantung dengan institusi lainnya. . Tentunya hakim pengadilan selaku pejabat yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman harus mengerjakan tugasnya yaitu menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan semua perkara yang diajukan kepadanya. Dalam perkara perdata maupun pidana, hakim dituntut harus membantu para pencari keadilan dan berusaha keras untuk mengatasi hambatan23

hambatan dan rintangan agar terciptanya peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan dengan keputusan yang bijaksana karena Pengadilan Negeri merupakan harapan rakyat untuk memusnahkan atau menghukum para pelaku tindak pidana yang selama ini membuat trauma dan keputusasaan dalam kehidupan rakyat Indonesia. Disamping itu, dalam mengimplementasikan, melaksanakan, dan dalam pemberian sanksi harus secara adil tidak pandang bulu, ( Equality Before The Law), dan sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan, hal ini diharapkan demi tercapainya kepastian hukum dan supremasi hukum diindonesia, serta untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum di Indonesia ini. C. Analisis KKL di LPKBHI Semarang Lembaga Penyuluhan Konsultasi dan Bantuan Hukum Islam (LPKBHI) merupakan salah satu lembaga bantuan hukum yang belum diketahui peran dan fungsinya dengan baik oleh masyarakat luas. Namun apabila dilihat dari sepak terjangnya selama ini boleh dapat dikatakan luar biasa. Lembaga ini dapat penulis katakan menjadi embrio daripada Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia (APSI) yang telah diakui dan disamakan dengan organisasi advokat pada tingkat nasional. Ide untuk melahirkan APSI dicetuskan oleh beberapa advokat yang sebelumnya tergabung dalam wadah LPKBHI. Mengingat lahan bagi LPKBHI yang semakin subur untuk menangani beberapa perkara yang menyangkut orang Islam ditambah dengan lahirnya UU No. 3 tahun 2006 yang memperluas kewenangan Peradilan Agama dengan ekonomi syariah yang menjadi kompetensi mutlak milik LPKBHI yang tidak dimiliki lembaga bantuan hukum lainnya. Oleh karena itu untuk saat ini merupakan waktu yang tepat bagi LPKBHI untuk go public mengingat lahan yang dimiliki LPKBHI sangat luas dan didukung dengan kompetensi yang tidak dimiliki lembaga bantuan hukum lain yakni mengenai hukum Islam dan ekonomi Syariah. Adapun salah satu cara yang menurut penulis sekiranya membantu dalam hal publikasi diri adalah dengan

memiliki kantor LPKBHI secara nyata dan juga melibatkan mahasiswa agar mahasiswa lulusan fakultas syariah sendiri memiliki skill yang cukup untuk terjun ke dunia kerja. Sebenarnya baik LPKBHI maupun APSI dapat menjadi sarana bagi mahasiswa atau sarjana lulusan fakultas syariah untuk berkecimpung di dunia hukum dan mempraktekkan ilmu yang telah diperoleh selama di bangku kuliah. Hal ni juga ditunjang dengan kurikulum yang tel ah diajarkkan di fakultas syariah yang mendukung terutama mengenai hukum Islam dan ekonomi syariah. Namun dalam faktanya jauh dari yang diharapkan. Mahasiswa syariah kurang tertarik dengan lahan subur yang ditawarkan melalui profesi untuk menjadi advokat dan bergabung dengan LPKBHI. D. Analisis KKL di Mahkamah Konstitusi (MK) Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan lembaga baru dalam sistem ketetanegaraan Indonesia hasil perubahan Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia yaitu pasal 24 ayat (2) dan pasal 24C UUD 1945 dalam perubahan ketiga, kemudian pada tanggal 13 Agustus 2003 telah lahir Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK RI), mahakamah kontitusi merupakan salah satu lembaga negarayang melakukan kekuasaan kehakimanyang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan peradilan. Sebagai lembaga negara pelaku kekuasaan kehakiman pelaksanaan tugas-tugas MK berikut aktivitas dukungan yang diberikan oleh Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan MK di biayai oleh APBN. Lembaga ini didesain untuk menjadi pengawal dan sekaligus penafsir terhadap Undang-Undang Dasar melalui putusannya. Dalam mewujudkan tugas konstitusionalnya, MK berupaya mewujudkan visi kelembagaan, yaitu tegaknya konstitusi dalam rangka mewujuddkan cita negara hukum dan demokrasi demi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang bermartabat. Dengan misi mewujudkan Mahkamah Konstitusi sebagai salah satu pelaku kekuasaan kehakiman yang modern dan terpercaya dan membangun konstitusionalitas Indonesia dan bidaya sadar berkonstitusi. Dengan perkembangan zaman
25

yang

semakin

modern

ini,

lebih

memudahkan masyarakat untuk mengajukan perkara yang berhubungan dengan konstitusi dengan diadakanya pendaftaran perkara pada Mahkamah Konstitusi secara online. E. Analisis KKL di Dewan Syariah Nasional (DSN) Mengenai Dewan Syariah Nasional, yang merupakan tangan panjang MUI dalam rangka untuk mengurusi aktivitas dari keuangan syariah sangatlah tepat sekali ia memposisikan dirinya secara independen dari intervensi pemerintah, tetapi institusi ini juga sangat berperan penting dan dibutuhkan pemerintah dalam rangka untuk menjawab dan memberikan solusi kepada masyarakat mengenai keuangan syariah. Karena DSN inilah yang memberi setifikat dan juga fatwa mengenai keuangan syariah dan lain sebagainya. F. Analisis KKL di Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Kinerja DPR RI periode sekarang jauh menurun dibanding sebelumnya. Salah satu persoalan serius yang belum mereka (DPR RI) mampu atasi ialah pelaksanaan fungsi legislasi yang tidak memenuhi target. Jangankan bisa capai 70 persen, ternyata 50 persen Rancangan Undang Undang (RUU) sesuai target dalam program legislasi nasional (Proglenas) tak tercapai. Kemampuan mayoritas anggota dewan sekarang dalam memperjuangkan aspirasi rakyat dan menjalankan amanat warga dari daerah pemilihannya juga jauh menurun, contoh sejumlah masalah yang diungkapkan rakyat dan ternyata tidak mampu diperjuangkan kalangan DPR RI, antara lain kasus lumpur Lapindo, mega skandal Bank Century, teror gas Elpiji, hingga kisruh naiknya tarif dasar listirk (TDL). Kali ini dewan perwakilan rakyat (DPR) terus berupaya memperbaiki citranya dengan meningkatkan transparansi anggaran. Salah satu upaya bekerja sama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Kini seluruh penggunaan anggaran DPR harus melalui persetujuan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR. Langkah tersebut menunjukkan adanya upaya DPR

memperbaiki citra, Semoga upaya tersebut bisa merubah kualitas kinerja anggota dewan perwakilan rakyat agar bisa lebih baik dan kembali mendapat kepercayaan dari masyarakat.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian-uraian di atas ada beberapa kesimpulan yang merupakan inti, diantaranya: 1. Adanya coaching sangat membantu untuk mengetahui gambaran kuliah kerja lapangan (KKL) secara awal. 2. Perbankan Syariah di BI, memiliki dasar pijakan dan landasan operasional yang hampir sama serta tujuan yang sama pula yaitu upaya untuk menumbuhkan perekonomian umat dan pendapatan umat dalam upaya menyeimbangkan kesenjangan ekonomi dengan landasan kemaslahatan umat. 3. Pengadilan Negeri merupakan institusi pelaksana Kekuasaan Kehakiman
27

yang paling banyak di sorot oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan Pengadilan Negeri merupakan pengadilan tingkat pertama yang paling luas wewenang absolutnya dibanding pengadilan-pengadilan tingkat pertama lainnya, 4. Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan lembaga baru dalam sistem ketetanegaraan Indonesia hasil perubahan Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia, lembaga ini didesain untuk menjadi pengawal dan sekaligus penafsir terhadap Undang-Undang Dasar melalui putusannya. 5. Dewan Syariah Nasional sangat berperan penting dan dibutuhkan pemerintah dalam rangka untuk menjawab dan memberikan solusi kepada masyarakat mengenai keuangan syariah karena DSN inilah yang memberi setifikat dan juga fatwa mengenai keuangan syariah dan lain sebagainya. 6. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terus berupaya memperbaiki citranya dengan meningkatkan transparansi anggaran. Salah satu upaya bekerja sama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

B. Saran-saran Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan dengan pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan ( KKL ) adalah sebagai berikut : 1. Bekal teoritis bagi peserta KKL hendaknya lebih dimatangkan lagi sebelum bergabung dengan KKL. Hal ini sangat membantu untuk mengembangkan teori yang telah dimiliki, sehingga KKL hanyalah upaya uji teori yang telah dimiliki. 2. Dalam pelaksanaan kuliah kerja lapangan yang ditekankan bukanlah pada tournya akan tetapi kegiatan tersebut harus lebih banyak menekankan pada pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) itu sendiri dan waktu yang diberikan juga lebih lama sehingga kuliah kerja lapangan tersebut dapat tercapai sepenuhnya. 3. Perlu adanya evaluasi secara serius terhadap pelaksanaan KKL agar tidak

hanya sekedar rutinitas yang berkesan formalitas, akan tetapi benar-benar merupakan pengalaman praktis yang menuntut mahasiswa paham sesuai dengan jurusannya masing-masing. 4. Seharusnya pelaksanaan KKL di Pengadilan Negeri Semarang dilaksanakan dengan Observasi langsung di Tempat tersebut, bukan hanya sekedar mendatangkan pejabat PN untuk memberikan materi. C. Penutup Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT akhirnya penyusun dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) sebagai bahan pelengkap untuk menyelesaikan studi di Fakultas Syari'ah. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan maupun penyusunan, untuk itu saran dan kritik yang konstruktif sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khusus nya dan mahasiswa pada umumnya. Amien.

29

You might also like