You are on page 1of 4

Tutorial Infeksi Tropis

TES KULTUR DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ANAEROB Erviani Zuhriah, Tenri Esa, Benny Rusli Bagian Ilmu Patologi Klinik UNHAS-BLU RS Wahidin Sudirohusodo Makassar I. PENDAHULUAN Pada Laboratorium Mikrobiologi Klinik umumnya bakteri diklasifikasikan berdasarkan kebutuhannya terhadap Oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) seperti yang terlihat pada tabel 1. Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan dan metabolismenya. Bakteri ini terdiri dari beberapa kelompok yang bervariasi terhadap kemampuan pertumbuhannya menurut tekanan oksigen yang berbedabeda mulai dari 0,02% hingga 20% Oksigen.(1-3) Tabel 1. Klasifikasi Bakteri berdasarkan kebutuhannya terhadap O2 dan CO2(1) Klasifikasi Obligat aerob Mikroaerofilik Fakultatif anaerob Kebutuhan 15%-21% O2 5% O2 0%-21% O2 Contoh Mycobacteria, Fungi Campylobacter dan Helicobacter spp Enterobactericeae, Staphlococci dan beberapa Streptococci Aerotoleran anaerob Dapat tumbuh pada lingkungan aerob tetapi pertumbuhan optimal pada lingkungan anaerob Obligat anaerob Strict anaerob (O% O2) Bacteroides spp, beberapa Clostridium, Eubacterium, Fusobacterium spp, Peptostreptococcus spp, Porphyromonas spp, Veillonella parvula Capnofil 5%-10% CO2 Beberapa anaerob, Neisseria, Haemophilus spp Propionibacterium, Clostridium spp

Berdasarkan kebutuhan optimal oksigen maka bakteri anaerob dapat dibedakan atas:(1-3) 1. Obligat anaerob. Bakteri ini hanya dapat tumbuh pada lingkungan anaerob. Sensitivitas terhadap oksigennya bervariasi sehingga dapat dikelompokkan lagi atas: a. Moderat anaerob Bakteri ini tidak dapat bermultiplikasi pada udara yang mengandung 2%-8% Oksigen. Contohnya Bacteriodes fragilis b. Strict anaerob Bakteri ini tidak dapat bermultiplikasi pada udara yang mengandung lebih dari 0,5% oksigen. Contohnya Clostridium haemolyticum 2. Aerotolerant anaerob Bakteri ini dapat bertumbuh pada udara yang mengandung oksigen tetapi pertumbuhannya lebih bagus pada lingkungan anaerob. Contohnya Clostridium histolyticum 3. Fakultatif anaerob Bakteri ini dapat hidup pada keadaan ada atau tidak dari oksigen, dari 0% hingga 21% Oksigen. Contohnya Escherichia coli Secara medis pada umumnya bakteri anaerob merupakan bagian dari flora normal manusia, dan akan menjadi patogen bila berada diluar habitatnya. Louis Pasteur dianggap sebagai orang pertama yang menemukan bakteri anaerob obligat pada tahun 1861, yaitu Clostridium butyricum. Perhatian kepada bakteri anaerob berkurang dengan kedatangan antibiotik, tetapi timbul kembali pada tahun 1960-an. Selama tahun 1960-an dan 1970-an, sejumlah besar penelitian menetapkan kembali insidensi bakteri anaerob pada berbagai jenis infeksi dan pola bakteriologik diberbagai tempat anatomik. Pada masa kini, bakteri anaerob dikenal sebagai patogen yang relatif sering terdapat pada berbagai tempat didalam tubuh manusia. Bakteri anaerob telah dilaporkan sebagai penyebab infeksi di hampir semua tempat anatomik, antara lain:4 1. Susunan saraf pusat, infeksi terkait yang umumnya meliputi sinusitis, otitis dan mastoiditis 2. Saluran napas bagian atas meliputi hampir semua infeksi gigi 3. Pleuropulmonal, termasuk pneumonia aspirasi yang diikuti komplikasi supuratif
2

4. Sepsis intra abdominal 5. Traktus genitalia wanita meliputi hampir semua infeksi traktus genitalia wanita yang tidak disebabkan atau ditularkan secara seksual. 6. Kulit dan jaringan lunak 7. Bakteremia. Ada beberapa media kultur yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri anaerob :(2) 1. Media padat a. Brucella Blood agar (BRU) plate Brucella Blood agar (BRU) plate merupakan enriched medium yang mendukung pertumbuhan hampir semua obligat dan fakultatif anaerob. b. Bacteriodes bile esculin agar (BBE) plate Bacteriodes bile esculin agar (BBE) plate merupakan medium selektif yang mengandung Gentamisin (pada umumnya menghambat bakteri aerob) c. Laked blood kanamycin-vancomycin (LKV) agar plate Laked blood kanamycin-vancomycin (LKV) agar plate merupakan medium selektif yang mengandung kanamisin (pada umumnya menghambat bakteri basil gram negatif) dan mengandung vancomisin (Pada umumnya menghambat bakteri gram positif dan strain Phorphyromonas spp) d. Phenylethyl alkohol (PEA) agar (disebut juga phenylethylethanol agar atau phenethylalkohol agar) plate Phenylethyl alcohol (PEA) agar merupakan medium selektif yang mengandung phenylethyl alcohol. Medium ini terutama digunakan untuk beberapa bakteri basil gram negatif (contohnya Enterobacteriaceae) 2. Media Cair Thioglycollate broth (THIO) Thioglycollate broth (THIO) merupakan medium yang mendukung pertumbuhan semua jenis bakteri Pemilihan media yang digunakan sangat penting untuk keberhasilan bakteriologi anaerob. Medium yang digunakan pada kultur anaerob tidak boleh terpapar oksigen atau boleh terpapar oksigen hanya dalam waktu singkat. Medium yang baik adalah medium yang segar dan segera disimpan dalam kondisi anaerob yaitu dengan anaerobic chamber atau anaerobic holding system, yang juga bisa berfungsi sebagai tempat untuk inkubasi. Ada 3 macam sistem inkubasi anaerob yang biasa digunakan yaitu anaerobic chamber,
3

pertumbuhan

anaerobic jar dan anaerobic bags atau kantong. Pada laboratorium dengan permintaan kultur anaerob yang jumlahnya sedikit, digunakan, anaerobic jar. Contoh dari anaerobic jar komersial dari BD biosciences yaitu Sistem GasPak yang terdiri dari wadah tertutup yang didalamnya terdapat gas generator envelope (berisi Natrium borohidrida dan Natrium bikarbonat), pada bagian bawah tutup wadah terdapat unsur paladium.(1,6)

You might also like