You are on page 1of 17

BIOLOGI (30 SOAL)

Anatomi Fisiologis Sel Otot Metabolisme karbohidrat Traktus Digestivus Sistem pH dan derajat keasaman dalam buffer Elektrokardiograf Sistem Penulangan dan Osifikasi Penyakit Tropis Infeksi Komunikasi Sel (Cell-to-Cell Signalling) Genetika dan Penyakit Herediter Sistem Reproduksi Farmakologi pada Penyakit Degeneratif Hormon pada Hipotalamus Keseimbangan Osmotik dan Asam-Basa Sistem Saraf Otonom Struktur dan fungsi asam amino Nutrisi dalam traktus digestivus Nukleotida DNA dan RNA Hematologi Pertahanan Tubuh dan Pembekuan Darah Vaskular dan Sistem sirkulasi Kardiologi pada kondisi fisiologis dan patologis

Kontraksi sel otot pada keadaan isometrik, isotonik, dan isokinetik Jalur metabolisme asam urat dan radikal bebas Strukur sediaan histologis sel darah Glikolisis, Sikulus Krebs, dan Fosforilasi Oksidatif Struktur dan fungsi kerja hormon Basic Immunology in Applied Medicine

FISIKA (30 SOAL)


Hukum kekekalan energi Gravitasi Newton dan aplikasinya Sistem katrol bertingkat Tumbukan dan momentum Sistem torsi dan momen inersia Energi kinetik dalam benda berjalan Pegas dan gerak harmonis kompleks Slinki dan gelombang longitudinal Vektor kecepatan dan perpindahan Persamaan umum gelombang Gerak vertikal ke atas Azas Black dan Sistem Kalor Persamaan gas ideal dan energi kinetiknya Sistem entropi dan ketidakstabilan

Radiasi ultraviolet dan efeknya Aplikasi kedokteran nuklir Indeks bias pada prisma dan alat optik lainnya Tegangan permukaan Bilangan Avogrado Kecepatan hantaran bunyi dan intensitas absorban Termometer sederhana Mesin Carnot dan Mesin Pendingin Isobarik, Isotermik, Isokhorik, dan adiabatik Gaya normal dan Gaya gesekan Hukum Keppler Bioenergetika Sadapan ECG dalam tinjauan fisika Termostaat

KIMIA (30 SOAL)


Farmakologis pada penderita penyakit kronis Waktu paruh obat Bentuk molekul dan bentuk geometris Ikatan kimia pada asam amino Kecepatan reaksi enzimatis dalam tubuh Fraksi zat terlarut dan zat pelarut

Sistem Buffer Teori asam-basa Bronsted-Lowry Biomarker untuk deteksi kanker Antikoagulan dalam darah Keseimbangan asam-basa Tatalaksana penderita alergi Konfigurasi elektron Interaksi kimia antar molekul

IPA KEDOKTERAN TERPADU (10 SOAL)


Sistem Endokrinologi / Hormonal Sistem Neurologi / Persarafan Sistem Respirasi / Pernafasan Kegawatdaruratan Medis Sistem Obstetrik / Kehamilan Sistem Auditori / Pendengaran Anatomi Histologi Sistem Organ Sistem Kardiovaskular Onkologi dan Hematologi Medik Sistem Nephrologi / Ginjal Ilmu Kedokteran Tropis dan Infeksi Geriatri dan Permasalahan Kesehatan, Adaptasi Psikologi, Sosial, Ekonomi

Penyakit Kronis Degeneratif

Contoh model soal babak penyisihan: 1.Saraf otonom terdiri atas saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Saraf simpatis berfungsi untuk:
1. 2. 3. 4.

Kontraksi kandung kemih Mempercepat denyut jantung Kontraksi paru-paru Menghambat produksi saliva Jawaban : D (2 dan 4 benar) 2.Ketosis adalah penyakit yang ditunjukkan oleh adanya keton dalam darah SEBAB Ketosis dapat terjadi pada orang yang menjalani diet karbohidrat Jawaban : D (salah benar) 3.Beberapa dampak dari infeksi Rubella (German measles) tersebut di bawah ini, kecuali:

1. I. II. III. IV. V.

a.Koriontinitis b.Pengapuran otak c.Malformasi jantung d.Micropthalmia e.Kelumpuhan sentral Jawaban : E 4.Di antara reaksi berikut yang termasuk reaksi oksidasi adalah:

(1) (2)

Reaksi dengan oksigen Reaksi dengan hydrogen

(3) (4)

Reaksi melepas elektron Reaksi yang disertai penurunan biloks Jawaban : B 5.Pencampuran Barium Hidroksida dengan Amonium Tiosianat merupakan reaksi endoterm SEBAB Pada reaksi pencampuran tersebut tidak terjadi penurunan suhu campuran reaksi maupun peningkatan energi potensial zat-zat yang ikut bereaksi Jawaban : C (benar salah) 6.Pada suhu dan tekanan tertentu 46 gram campuran gas alkana akan dibakar sempurna sehingga menghasilkan 132 gram CO2 dan 81 gram H2O. jika campuran tersebut tediri dari 30 gram gas X dan sisanya adalah gas metana, maka nama senyawa X adalah. . . (Ar C = 12 ; H = 1 ; O = 16)
1.

I. II. III. IV. V.

a.Etana b.Propana c.2 metilpropana d.3 metilbutana e.Heksana Jawaban : C 7.Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang memiliki sifat-sifat:

(1) (2) (3) (4)

Merupakan gelombang medan listrik dan medan magnetik Merupakan gelombang longitudinal Dapat dipolarisasikan Rambatnya memerlukan zat perantara

Jawaban : B 8.Untuk mendeteksi sinar gamma sebaiknya digunakan detector radiasi pencacah Geiger Muller SEBAB Prinsip kerja pencacah Geiger Muller berdasarkan ionisasi gas, kemudian mengubah ionisasi menjadi pulsa listrik Jawaban : D (salah benar) 9.Air terjun setinggi 8 m dengan debit 10 m/s dimanfaatkan untuk memutarkan generator listrik mikro. Jika 10% energi air berubah menjadi energi listrik dan g = 10m/s, daya keluaran generator listrik adalah:
1. I. II. III. IV. V.

a.70 kW b.75 kW c.80 kW d.90 kW e.95 kW Jawaban : C MAKANAN Makanan untuk manusia bukan saja untuk menghasilkan energi tetapi juga untuk pertumbuhan dan mengganti sel dan jaringan tubuh yang rusak. Makanan dapat dibagi ke dalam 5 kelompok nutrient yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Pada tahun 1960 para ahli telah menyempurnakan kelompok-kelompok ini menjadi 45 nutrien asasi. Kalsium, klor, magnesium, fosfor, kalium, natrium, dan belerang dibutuhkan dalam jumlah 40 sampai 2,5999 miligram sehari untuk pria yang sehat. Makanan yang dibutuhkan antara lain bergantung pada laju metabolism seseorang. Laju metabolism basal dalam kJ/hari adalah 100 kali berat badan dalam kilogram. Rata-rata orang yang bekerja memerlukan 9.000 - 10.000 kJ/hari. Dibandingkan dengan sl bahan bakar yang efisiensinya 60% - 80%, dalam

mengubah energi menjadi usaha pada manusia efisiensinya hanya sekitar 10% - 15%. Semua makanan kita, langsung maupun tidak langsung adalah hasil fotosintesis yang energinya diperoleh dari dari matahari dengan laju 8J/menit per cm2 di atas atmosfir bumi. Oleh karena pada suatu saat separuh dari bumi gelap, laju rata-rata energi matahari x 8 J/menit = 4 J/menit per cm2 pada pemukaan yang tegak lurus pada arah ke matahari. Jika rata-rata setiap orang makan tiap hari dan terjadi pengubahan energi yang sempurna. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya penerimaan energy matahari. Akan tetapi fotosintesis yang paling efisien hanya dapat mengubah 1% energi menjadi makanan. Disadur dari : - Makanan dan Gizi Pustaka Ilmu Life - J.A Camberll, Chemistry, The Unending Frontier 10.Unsur non-logam yang disebutkan dalam artikel di atas termasuk unsur golongan:
1. I. II. III. IV. V.

a.III A, IV A, dan VII A b.III A dan VIII A c.V A, VI A, dan VII A d.V A dan VI A e.III A dan V A Jawaban : C

Medspin 2011

Notif ikasi

Harap baca dan pahami terlebih dahulu syarat dan tata cara pendaftaran olimpiade sebelum mendaftar online. Jika anda membuat account di website medspin (bukan registrasi) harap periksa email anda terlebih dahulu untuk verifikasi alamat email.

@ekkazuniatuss

Pegas yang diletakan horisontal Misalnya kita letakan sebuah pegas di atas permukaan meja percobaan. Salah satu ujung pegas telah diikat pada dinding, sehingga pegas tidak bergeser ketika digerakan. Anggap saja permukaan meja sangat licin dan pegas yang kita gunakan adalah pegas ideal sehingga memenuhi hukum Hooke. Sekarang kita kaitkan sebuah benda pada salah satu ujung pegas.

Jika benda kita tarik ke kanan sehingga pegas teregang sejauh x, maka pada benda bekerja gaya pemulih pegas, yang arahnya berlawanan dengan arah tarikan kita. Ketika benda berada pada simpangan x, EP benda maksimum sedangkan EK benda nol (benda masih diam).

Ketika benda kita lepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda ke kiri, kembali ke posisi setimbangnya. EP benda menjadi berkurang dan menjadi nol ketika benda berada pada posisi setimbangnya. Selama bergerak menuju posisi setimbang, EP berubah menjadi EK. Ketika benda kembali ke posisi setimbangnya, gaya pemulih pegas bernilai nol tetapi pada titik ini kecepatan benda maksimum. Karena kecepatannya maksimum, maka ketika berada pada posisi setimbang, EK bernilai maksimum.

Benda masih terus bergerak ke kiri karena ketika berada pada posisi setimbang, kecepatan benda maksimum. Ketika bergerak ke kiri, Gaya pemulih pegas menarik benda kembali ke posisi setimbang, sehingga benda berhenti sesaat pada simpangan sejauh -x dan bergerak kembali menuju posisi setimbang. Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x, EK benda = 0 karena kecepatan benda = 0. pada posisi ini EP bernilai maksimum.

Pada penjelasan di atas, tampak bahwa ketika bergerak dari posisi setimbang menuju ke kiri sejauh x = A (A = amplitudo / simpangan terjauh), kecepatan benda menjadi berkurang dan bernilai nol ketika benda tepat berada pada x = -A. Karena kecepatan benda berkurang, maka EK benda juga berkurang dan bernilai nol ketika benda berada pada x = -A. Karena adanya gaya pemulih pegas yang menarik benda kembali ke kanan (menuju posisi setimbang), benda memperoleh kecepatan dan Energi Kinetiknya lagi. EK benda bernilai maksimum ketika benda tepat berada pada x = 0, karena laju gerak benda pada posisi tersebut bernilai maksimum. Proses perubahan energi antara EK dan EP berlangsung terus menerus selama benda bergerak bolak balik. Total EP dan EK selama benda bergetar besarnya tetap alias kekal bin konstan. Pegas yang diletakan vertikal Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara vertikal sama dengan getaran pegas yang diletakan horisontal. Bedanya, pegas yang digantungkan secara vertikal lebih panjang

karena pengaruh gravitasi yang bekerja pada benda (gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, tidak pada arah horisontal). Mari kita tinjau lebih jauh getaran pada pegas yang digantungkan secara vertikal

Pada pegas yang kita letakan horisontal (mendatar), posisi benda disesuaikan dengan panjang pegas alami. Pegas akan meregang atau mengerut jika diberikan gaya luar (ditarik atau ditekan). Nah, pada pegas yang digantungkan vertikal, gravitasi bekerja pada benda bermassa yang dikaitkan pada ujung pegas. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah, pegas dengan sendirinya meregang sejauh x 0. Pada keadaan ini benda yang digantungkan pada pegas berada pada posisi setimbang. Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika gaya total = 0. Gaya yang bekerja pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F 0 = -kx0) yang arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke bawah. Total kedua gaya ini sama dengan nol. Mari kita analisis secara matematis

Gurumuda tetap menggunakan lambang x agar anda bisa membandingkan dengan pegas yang diletakan horisontal. Dirimu dapat menggantikan x dengan y. Resultan gaya yang bekerja pada titik kesetimbangan = 0. Hal ini berarti benda diam alias tidak bergerak. Jika kita meregangkan pegas (menarik pegas ke bawah) sejauh x, maka pada keadaan ini bekerja gaya pegas yang nilainya lebih besar dari pada gaya berat, sehingga benda tidak lagi berada pada keadaan setimbang (perhatikan gambar c di bawah).

Total kedua gaya ini tidak sama dengan nol karena terdapat pertambahan jarak sejauh x; sehingga gaya pegas bernilai lebih besar dari gaya berat. Ketika benda kita diamkan sesaat (belum dilepaskan), EP benda bernilai maksimum sedangkan EK = 0. EP maksimum karena benda berada pada simpangan sejauh x. EK = 0 karena benda masih diam. Karena terdapat gaya pegas (gaya pemulih) yang berarah ke atas maka benda akan bergerak ke atas menuju titik setimbang. (sambil lihat gambar c di bawah ya).

Pada titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak benda bernilai maksimum (v maks). Pada posisi ini, EK bernilai maksimum, sedangkan EP = 0. EK maksimum karena v maks, sedangkan EP = 0, karena benda berada pada titik setimbang (x = 0). Karena pada posisi setimbang kecepatan gerak benda maksimum, maka benda bergerak terus ke atas sejauh -x. Laju gerak benda perlahan-lahan menurun, sedangkan besar gaya pemulih meningkat dan mencapai nilai maksimum pada jarak -x. Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x, EP bernilai maksimum sedangkan EK = 0. lagi-lagi alasannya klasik Setelah mencapai jarak -x, gaya pemulih

pegas menggerakan benda kembali lagi ke posisi setimbang (lihat gambar di bawah). Demikian seterusnya. Benda akan bergerak ke bawah dan ke atas secara periodik. Selama benda bergerak, selalu terjadi perubahan energi antara EP dan EK. Energi Mekanik bernilai tetap. Pada benda berada pada titik kesetimbangan (x = 0), EM = EK. Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x atau +x, EM = EP.

Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Bidang Miring

Misalnya sebuah benda diletakan pada bidang miring sebagaimana tampak pada gambar di atas. pada analisis ini kita menganggap permukaan bidang miring sangat licin sehingga tidak ada gaya gesek yang menghambat gerakan benda. Kita juga mengabaikan hambatan udara. Ini adalah model ideal. Apabila benda kita letakan pada bagian paling atas bidang miring, ketika benda belum dilepaskan, benda tersebut memiliki EP maksimum. Pada titik itu EK-nya = 0 karena benda masih diam. Total Energi Mekanik benda = Energi Potensial (EM = EP). Perhatikan bahwa pada benda tersebut bekerja gaya berat yang besarnya adalah mg cos teta. Ketika benda kita lepaskan, maka benda pasti meluncur ke bawah akibat tarikan gaya berat. Ketika benda mulai bergerak meninggalkan posisi awalnya dan bergerak menuju ke bawah, EP mulai berkurang dan EK mulai bertambah. EK bertambah karena gerakan benda makin cepat akibat adanya percepatan gravitasi yang nilainya tetap yakni g cos teta. Ketika benda tiba pada separuh lintasannya, jumlah EP telah berkurang menjadi separuh, sedangkan EK bertambah setengahnya. Total Energi Mekanik = EP + EK. Semakin ke bawah, jumlah EP makin berkurang sedangkan jumlah EK semakin meningkat. Ketika tiba pada akhir lintasan (kedudukan akhir di mana h2 = 0), semua EP berubah menjadi EK. Dengan kata lain, pada posisi akhir lintasan benda, EP = 0 dan EK bernilai maksimum. Total Energi Mekanik = Energi Kinetik.

Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Bidang Lengkung

Ketika benda berada pada bagian A dan benda masih dalam keadaan diam, Energi Potensial benda maksimum, karena benda berada pada ketinggian maksimum (hmaks). Pada benda tersebut bekerja gaya berat yang menariknya ke bawah. Ketika dilepaskan, benda akan meleuncur ke bawah. Ketika mulai bergerak ke bawah, h semakin kecil sehingga EP benda makin berkurang. Semakin ke bawah, kecepatan benda semakin makin besar sehingga EK bertambah. Ketika berada pada posisi B, kecepatan benda mencapai nilai maksimum, sehingga EK benda bernilai maksimum. Sebaliknya, EP = 0 karena h = 0. Karena kecepatan benda maksimum pada posisi ini, benda masih terus bergerak ke atas menuju titik C. Semakin ke atas, EK benda semakin berkurang sedangkan EP benda semakin bertambah. Ketika berada pada titik C, EP benda kembali seperti semula (EP bernilai maksimum) dan posisi benda berhenti bergerak sehingga EK = 0. Jumlah Energi Mekanik tetap sama sepanjang lintasan Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Bidang Lingkaran

Salah satu contoh aplikasi Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada gerak melingkar adalah gerakan Roller Coaster pada lintasan lingkaran vertikal sebagaimana tampak pada gambar di atas. Kita menganggap bahwa Roler coaster bergerak hanya dengan bantuan gaya gravitasi, sehingga agar bisa bergerak pada lintasan lingkaran vertikal, roler coaster harus digiring sampai ketinggian h 1. Kita mengunakan model ideal, di mana gaya gesekan, baik gesekan udara maupun gesekan pada permukaan lintasan diabaikan. Pada ketinggian titik A, Roller coaster memiliki EP maksimum sedangkan EK-nya nol, karena roller coaster belum bergerak. Ketika tiba di titik B, Roller coaster memiliki laju maksimum, sehingga pada posisi ini EK-nya bernilai maksimum. Karena pada titik B laju Roller coaster maksimum maka ia terus bergerak ke titik C. Benda tidak berhenti pada titik C tetapi sedang bergerak dengan laju tertentu, sehingga pada titik ini Roller coaster masih memiliki sebagian EK. Sebagian Energi Kinetik telah berubah menjadi Energi Potensial karena roller coaster berada pada ketinggian maksimum dari lintasan lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali ke titik C. Pada titik C, semua Energi Kinetik Roller coaster kembali bernilai maksimum, sedangkan EP-nya bernilai nol. Energi Mekanik bernilai tetap sepanjang lintasan. Karena kita menganggap bahwa tidak ada gaya gesekan, maka Roller coaster akan terus bergerak lagi ke titik C dan seterusnya Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Gerak Satelit Sebagaimana GuruMuda jelaskan sebelumnya, Energi Potensial tidak mempunyai persamaan umum untuk semua jenis gerakan. Persamaan EK dapat digunakan untuk semua jenis gerakan, sedangkan EP tidak. Pada pembahasan di atas, dirimu dapat melihat perbedaan antara persamaan EP Gravitasi dan EP elastis. nah, Energi Potensial sebuah benda yang berada pada jarak yang jauh dari permukaan bumi (tidak di dekat permukaan bumi) juga memiliki persamaan yang berbeda. EP suatu benda yang berada pada jarak yang jauh dari permukaan bumi dinyatakan dengan persamaan :

RE = jari-jari bumi dan r adalah jarak benda dari permukaan bumi. untuk gerakan satelit, r adalah jari-jari orbit satelit. Ketika berada di dekat permukaan bumi, R dan r hampir sama dengan dan Energi Potensial hampir sama dengan mgh. Ketika benda berada jauh dari bumi, seperti satelit misalnya, maka EP-nya adalah mgh kali RE/r. Kita tahu bahwa jari-jari orbit satelit selalu tetap jika diukur dari permukaan bumi. Satelit memiliki EP karena ia berada pada pada jarak r dari permukaan bumi. EP bernilai tetap selama satelit mengorbit bumi, karena jari-jari orbitnya tetap. Bagaimana dengan EK satelit ? kita tahu bahwa satelit biasanya mengorbit bumi secara periodik. Jadi laju tangensialnya selalu sama sepanjang lintasan. Dengan demikian, Energi Kinetik satelit juga besarnya tetap sepanjang lintasan. Jadi selama mengorbit bumi, EP dan EK satelit selalu tetap alias tidak berubah sepanjang lintasan. Energi total satelit yang mengorbit

bumi adalah jumlah energi potensial dan energi kinetiknya. Sepanjang orbitnya, besar Energi Mekanik satelit selalu tetap.

Referensi : Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga. Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga. Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penebit Erlangga. Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.

You might also like