You are on page 1of 8

ASKEP LANSIA dengan GANGGUAN JIWA

Disusun Oleh : 1. Bella Oktavia 2. Deni Widaryanto 3. Deva Agroditias 4. Diyah Ayu Nur Kholifah 5. Dwi Agung R 6. Dwi Agus H 7. Renawati

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS S1-KEPERAWATAN 2011/2012

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan askep ini yang berjudul: LANSIA dengan GANGGUAN JIWA Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan askep ini berkat bantuan dan tuntunan dari Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan askep ini. Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan askep ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan askep ini. Akhirnya tim penulis berharap semoga askep ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Kudus, 16 Oktober 2011

Penyusun

PENDAHULUAN
Proses menua yang dialami oleh lansia menyebabkan mereka mengalami berbagai macam perasaan seperti sedih, cemas kesepian dan mudah tersinggung. Perasaan tersebut merupakan masalah kesehatan jiwa yang terjadi pada lansia. Ada beberapa faktor resiko yang mendukung terjadinya masalah kesehatan jiwa pada lansia. Faktor-faktor resiko tersebut adalah : 1. Kesehatan fisik yang memburuk 2. Perpisahan dengan pasangan 3. Perumahan dan transportasi yang tidak memadai 4. Sumber finansial kurang 5. Dukungan sosial kurang Gangguan psikiatri yang sering terjadi pada lansia ; sindroma otak organik, skizofrenia, ketergantungan obat. Hampir semua gangguan jiwa pada masa muda dapat bertahan sampai atau timbul lagi pada mada tua. Nerosa bisa berupa nerosa cemas dan depresi. Gangguan psikosomatik dapat juga berlangsung sampai masa tua, tetapi beberapa menjadi lebih baik atau hilang sendiri. Penyakit fisik berupa DM, hipertensi dan glaukoma dapat diperhebat oleh depresi. Insomnia, anoreksia, dan konstipasi sering didapati dan tidak jarang gejala ini berhubungan dengan depresi.

ISI ASKEP LANSIA dengan GANGGUAN JIWA (DIMENSIA) A. Mengkaji pasien lansia dengan demensia Demensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir tanpa adanya penurunan fungsi kesadaran. Demensia atau kepikunan seringkali dianggap wajar terjadi pada lansia karena merupakan bagian dari proses penuaan yang normal. Faktor ketidaktahuan, baik dari pihak keluarga, masyarakat, maupun pihak tenaga kesehatan mengenai tanda dan gejala demensia, dapat menyebabkan demensia sering tidak terdeteksi dan lambat ditangani. Seiring dengan meningkatnya jumlah lansia di Indonesia, masalah ini semakin sering dijumpai. Pemahaman yang benar tentang penyakit ini penting dimiliki agar penyakit demensia dapat dideteksi dan ditangani sedini mungkin. Dimensia ditandai dengan ; 1. Sukar melaksanakan tugas sehari-hari 2. Pelupa 3. Sering mengulang kata-kata 4. Tidak mengenal waktu, ruang dan tempat 5. Lupa minum obat 6. Cepat marah dan sulit diatur 7. Daya ingat hilang 8. Sulit belajar dan mengingat informasi baru 9. Kurang konsentrasi 10. Kurang kebersihan diri 11. Resiko sidera ; jatuh 12. Tremor 13. Kurang koordinasi gerak B. Membina hubungan saling percaya dengan pasien lansia Untuk melakukan pengkajian pada lansia dengan dimensia, pertama-tama kita harus membina hubungan saling percaya dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Selalu mengucapkan salam kepada pasien ,seperti: Assalammualikum b. Perkenalkan nama dan nama panggilan termasuk menyampaikan bahwa kita adalah perawat yang akan merawat pasien c. Tanyakan pula nama pasien dan panggilan kesukaanya d. Jelaskan tujuan saudara merawat pasien dan aktvitas yang akan dilakukan e. Jelaskan pula kapan aktivitas akan dilaksanakan dan berapa lama aktivitas tersebut f. Bersikap empati g. Gunakan kalimat yang singkat, jelas, sederhana dan mudah dimengerti ( hindari istilah yang tidak umum) h. Bicara lambat, ucapkan kata dan kalimat dengan jelas dan jika memberikan pertanyaan beri waktu kepada pasien untuk memikirkan jawabanya i. Tanya 1 pertanyaan setiap kali bertanya dan ulang pertanyaan dengan kata2 yang sama j. Volume suara ditingkatkan dengan nada rendah jika ada gangguan pendengaran k. Komunikasi verbal disertai dengan nonverbal yang baik l. Sikap berkomunikasi harus berhadapan, pertahankan kontak mata, relaks dan terbuka m. Ciptakan lingkungan yang teraupetik pada saat berkomunikasi dengan pasien ; tidak berisik / rebut, ruang nyaman, cahaya dan ventilasi cukup, jarak disesuaikan, untuk meminimalkan gangguan

Untuk mengkaji pasien lansia, dapat menggunakan tehnik mengobservasi perilaku pasien dan wawancara langsung dengan pasien dan keluarganya. Observasi dapat disesuiakan dengan tanda dan gejala yang sudah dijelaskan sebelumnya. Aspek psikososial yang perlu dikaji adalah ; apakah pasien mengalami kebingungan, kecemsan, menunjukan afek yang albil/datar/tidak sesuai.

Contoh pendokumentasian hasil pengkajian ; Data : Pasien sering mengulang pembicaraan, kadang terhenti sejenak, tampak bingung, tidak mengenal waktu, orang dan tempat. Tidak dapat mengingat kejadian masa lalu dan saat ini, kurang konsentrasi dalam pembicaraan, tidak dapat berhitung, tidak dapat melakukan aktvitas sehari-hari, rentan terdapat kecelakaan dan kurang koordinasi gerak. Berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan pada saat pengkajian, maka ditetapkan diagnosa keperawatan :

1. Gangguan proses pikir ; pikun 2. Resiko cidera ; jatuh

C. Tindakan keperawatan 1. Tindakan keperawatan pasien lansia dimensia dengan gangguan proses pikir; pikun atau pelupa a.) Tindakan keperawatan pada pasien Tujuan : a. Pasien mengenal waktu, tempat dan orang b. Pasien dapat melakukan aktvitas sehari-hari secara optimal Tindakan : a. Beri kesempatan bagi pasien untuk mengenal barang milik pribadinya missal ; pakaian, kacamata, dll b. Beri kesempatan bagi pasien untuk mengenal waktu dengan menggunakan jam besar, kalender yang mempunyai lembar perhari denga tulisan besar c. Beri kesempatan pada pasien untuk menyebutkan namanya dan anggota keluarga terdekat d. Beri kesempatan bagi pasien untuk mengenal dimana dia berada e. Berikan pujian jika pasien dapat menjawab dengan benar f. Observasi kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari g. Berikan kesempatan bagi pasien untuk memilih aktivitas yang dapat dilakukan h. Bantu pasien untuk melakukan kaget yang dipilihnya i. j. Beri pujian jika pasien dapat melakukan kaget yang dipilihnya Tanyakan perasaan pasien jika mampu melakukan kegiatannya

k. Bersama pasien membuat jadwal kegiatan sehari-hari

b.)Tindakan kepeawatanr pada keluarga Tujuan : a. Keluarga dapat mengorientasikan pasien waktu, tempat dan orang b. Keluarga menyedikan sarana yang dibutuhkan pasien untuk melakukan orientasi realitas c. Keluarga membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari Tindakan keperawatan :

a. Diskusikan dengan keluarga cara-cara mengorientasikan waktu, tempat dan orang pada pasien b. Anjurkan keluarga untuk menyediakan jam besar dan kalender dengan tulisan besar c. Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang pernah dimilki pasien d. Bantu keluarga memilih kemampuan yang bisa dilakukan pasien saat ini e. Anjurkan keluarga untuk membantu pasien melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimilikinya f. Anjurkan keluarga untuk memantau kegiatan sehari-hari pasien sesuai dengan jadwal yang telah dibuat g. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian jika pasien melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan yang sudah dibuat h. Apabila pasien mendapat obat-obatan, jelaskan pada keluarga tentang obat-obatan tersebut mencakup : 1) Prinsip lima benar minun obat 2) Pentingnya penggunaan obat pada lansia dengan dimensia 3) Akibat bila obat tidak digunakan sesuai program 4) Efek samping obat dan hal-hal untuk menghindari efek samping obat 5) Cara mendapatkan obat atau berobat

D. Evaluasi 1. Pasien mampu menyebutkan hari, tanggal, dan tahun sekarang dengan benar 2. Mampu menyebutkan nama orang yang dikenal 3. Mampu menyebutkan tempat dimana pasien berada saat ini 4. Mampu melakukan kegiatan harian sesuai jadwal 5. Mampu mengungkapkan perasaanya setelah melakukan kegiatan

DAFTAR PUSTAKA
http://www.lenterabiru.com/2010/02/demensia-bagian-i.htm

http://www.docstoc.com/docs/20484766/ASUHAN-KEPERAWATAN-LANSIA-DEMENSIA

http://hendracliquerz001.blogspot.com/2011/06/askep-lansia-dengan-gangguan-jiwa-by.html

You might also like