You are on page 1of 21

ORBITA

Orbita digambarkan sebagai piramid berdinding empat yang berkonvergensi ke arah belakang. Dinding medial orbita kiri dan kanan terletak paralel dan dipisahkan oleh hidung. Pada setiap orbita, dinding lateral dan medial membentuk sudut 45 derajat. Lima tulang pembentuk orbita : 1. 2. 3. 4. Os. Frontal Os. Spenoidal Os. Zygomaticus Os. Palatinum

Catatan ii 09-135 FKUA

5. 6. 7.

Os. Maxila Os. Ethmoidales Os. Lakrimalis

Orbita berbentuk buah pir, dengan nervus optikus sebagai tangkainya. Lingkaran anterior lebih kecil sedikit dari pada lingkaran di bagian dalam tepiannya yang merupakan pelindung yang kuat. Volume orbita kira-kira 30cc dan bola mata hanya menempati seperlima bagian ruangan, selebihnya diisi

Catatan ii 09-135 FKUA

lemak dan otot. Pada bagian anterior, terdapat septum orbitae (pemisah antara palpebra dan orbita). Orbita berisi : Otot penggerak bola mata N. Optikus Glandula Lakrimalis Lemak

Orbita berhubungan dengan sinus frontalis di atas, sinus maksilaris di bawah, sinus ethmoidalis dan sinus sphenoid di medial. Dasar orbita yang tipis mudah rusak oleh trauma langsung terhadap bola mata sehingga menimbulkan 'fraktur blow-out' dengan herniasi isi orbita ke dalam antrum maksilaris. Infeksi pada sinus ethmoidalis dan sphenoid dapat mengikis dinding medialnya yang setipis kertas (lamina papyracea) dan mengenai orbita. Defek pada atapnya (misal : neurofibromatosis) dapat berakibat timbulnya pulsasi pada bola mata yang berasal dari otak.

Catatan ii 09-135 FKUA

Dinding Orbita: Atap orbita => terdiri dari facies orbitalis osis frontalis. Di bagian anterior lateral atas, terdapat fosa lakrimalis yang berisi kelenjar lakrimal. Di posterior atap, terdapat ala parva osis sphenoid yang

mengandung kanalis optikus. Dinding lateral => dipisahkan dari bagian atap oleh fisura ortalis superior yang memisahkan ala parva dan ala magna osis sphenoidalis. Bagian anterior dinding lateral dibentuk oleh facies orbitalis osis zygomatici (malar), merupakan bagian terkuat orbita. Dasar orbita => dipisahkan dari dinding lateral oleh fisura orbitalis inferior. Bagian dasar yang luas terbentuk dari pars orbitalis osis maksilaris

(merupakan tempat yang paling sering terjadinya fraktur). Processus orbitalis osis platini membentuk daerah segitiga kecil pada dasar posterior. Apeks Orbita => merupakan tempat masuknya semua saraf dan pembuluh darah ke mata serta merupakan tempat asal semua otot ekstraokuler kecuali obliquus inferior. Fisura orbitalis superior =>

Catatan ii 09-135 FKUA

vena ophthalmika superior, nervus lakrimalis, frontalis, dan trabekularis => berjalan di bagian lateral fisura (di luar anulus Zinn)

Ramus

superior

dan

inferior

nervus

okulomotorius, nervus abducens dan nasosiliaris => berjalan di bagian medial fisura (di dalam anulus Zinn) o Vena ophthalmika superior sering bergabung dengan vena ophthalmika inferior sebelum keluar dari orbita. Kanalis Optikus (di dalam anulus Zinn) => dilalui nervus optikus dan arteri ophthalmika Perdarahan Arteri Carotis Interna => Arteri Ophtalmika (berjalan dengan nervus optikus menuju orbita dan bercabang) => Arteri Retina Sentralis (cabang intraorbita pertama, memasuki nervus optikus sekitar 815mm di belakang bola mata. => Arteri Lakrimalis => perdarahi glandula lakrimalis dan kelopak mata atas.

Catatan ii 09-135 FKUA

=> Arteri Siliaris Posterior Longa dan Brevis (cabang muskularis ke berbagai otot orbita) o Longa => perdarahi korpus siliare dan beranastomose dengan arteri siliaris anterior membentuk circulus arterialis mayor iris. o Brevis => perdarahi khoroid dan bagian nervus optikus.

=> Arteri Siliaris Anterior (cabang muskularis menuju muskuli recti) => perdarahi sklera, episklera, limbus, konjungtiva.

=> Arteri Palpebralis (cabang ke kelopak mata)

ACPL (Artery Cyliaris Posterior Longus) + ACA (Artery Cyliaris Anterior) => di pangkal iris membentuk sirkulus arteriosus mayor. Bola Mata Bola mata dewasa normal hampir mendekati bulat dengan diameter anteroposterior sekita 24,5 mm. Pada saat bayi, panjangnya 16,5 mm.

Catatan ii 09-135 FKUA

Bola Mata (klik gambar untuk perbesar) Konjungtiva => merupakan membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus : Permukaan posterior kelopak mata =>konjungtiva palpebralis K. Palpebralis melekat erat ke tarsus Permukaan bulbaris K. bulbaris melekat longgar ke septum orbitale di fornices dan melipat berkali-kali. Pelipatan ini anterior sklera => konjungtiva

Catatan ii 09-135 FKUA

memungkinkan

bola

mata

bergerak

dan

memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik. Kecuali di limbus (tempat kapsul tenon menyatu dengan konjungtiva sejauh 3 mm), konjungtiva bulbaris melekat longgar dengan kapsul tenon dan sklera di bawahnya. Konjungtiva fornik

Perdarahan konjungtiva versal dari arteri siliaris anterior dan arteri palpebralis. Persarafannya berasal dari cabang pertama N. V. Kapsula Tenon (Fascia Bulbi) Kapsula Tenon merupakan membran fibrosa yang

membungkus bola mata dari limbus sampai ke nervus optikus. Di dekat limbus, konjungtiva-kapsula tenon-dan episklera menyatu. Segmen bawah kapsula tenon tebal dan menyatu dengan fasia muskulus rektus inferior dan muskulus obliquus inferior membentuk ligamentum

suspensorium bulbi(Ligamentum Lock-wood), tempat terletaknya bola mata.

Catatan ii 09-135 FKUA

Sklera dan Episklera

Sklera merupakan 5/6 bagian dinding bola mata berupa jaringan kuat yang berwarna putih. Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh lapisan tipis jaringan elastik halus yang disebut episklera. Dibagian anterior, sklera bersambung dengan kornea dan dibagian belakang bersambung dengan duramater nervus optikus. Beberapa sklera berjalan melintang bagian anterior nervus optikus sebagai Lamina Cribrosa.

Persarafan sklera berasal dari saraf-saraf siliaris. Episklera banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan pembungkus mata bagian luar : 1. 2. Episklera Sklera

Catatan ii 09-135 FKUA

3.

Lamina Fusca=> lapisan berpigmen coklat pada permukaan dalam sklera yang membentuk lapisan luar ruang suprakoroid.

Kornea Kornea merupakan lapisan transparan yang melapisi 1/3 depan bola mata. Permukaannya licin dan mengkilat. Lebih tebal di bagian pinggir dari pada sentral. Indeks biasnya 1,337 dengan daya refraksi + 42 dioptri. Kornea bersifat avaskuler sehingga nutrisinya berasal dari pembuluh darah limbus, air mata, dan akuos humor. Dipersarafi oleh N. V1 (N. Ophthalmicus). Lapisan kornea : 1. Epitel : terdiri dari 5-6 lapis sel berbentuk kubus sampai gepeng. 2. 3. Membrana Bowman : Lapisan jernih aseluler. Stroma : terdiri dari kumpulan membentuk jaringan ikat yang kuat. 4. Membrana Dessement : sebuah membran jernih yang elastik, tampak amorf. 5. Endotel : merupakan satu lapis sel berbentuk kubus. sel yang

10

Catatan ii 09-135 FKUA

Bila ada infeksi kronik, kornea akan memutih dan terbentuk vaskuler pada kornea. Uvea Uvea merupakan lapisan vaskuler tengah mata dan dilindungi oleh sklera dan. Bagian ini ikut memasok darah ke retina. Terdiri dari : Iris => merupakan perpanjangan korpus siliare ke anterior. Di dalam stroma iris terdapat sfingter dan otot dilatator. Perdarahan iris berasal dari circulus mayor iris, persarafannya berasal dari serat di dalam nervi siliare. Iris berfungsi mengendalikan banyak cahaya yang masuk ke dalam mata. Ukuran pupil ditentukan oleh keseimbangan antara konstriksi akibat aktivitas

parasimpatik yang dihantarkan melalui N. Kranialis III dan dilatasi yang ditimbulkan oleh aktivitas simpatik. Korpus Siliare Korpus siliare dan epitel siliaris pembungkusnya berfungsi untuk produksi akuos humor. Muskulus siliaris tersusun dari gabungan serat longitudinal, sirkuler, radial. Fungsi serat sirkuler adalah untuk

11

Catatan ii 09-135 FKUA

mengerutkan dan relaksasi serat Zonula yang berorigo di lembah di antara prosesus siliaris. Koroid => merupakan segmen posterior dari uvea, di antara retina dan sklera. Tersusun dari 2 lapis pembuluh darah Lensa Lensa merupakan struktur bikonveks, avaskuler, tak berwarna, dan hampir transparan sempurna. Lensa Kristalin => saat neonatal bentuknya hampir bulat dengan konsentrasi cair. Daya akomodasinya sangat kuat. Lensa kristalin ini tumbuh seumur hidup di ekuator lensa sehingga semakin tua lensanya semakin padat dan daya akomodasinya turun. Saat dewasa, bentuknya cembung ganda, permukaan anterior lebih flat dibanding posterior. Diameter 9 mmm, tebal 4,5-6 mm. Warnanya bening keabuan, transparan, avaskuler. Daya refraksinya +16 dioptri, indeks bias 1,337. Konsistensinya 65% air dan 35% protein (kristalin). Kandungan kalsium lensa lebih banyak dari pada jaringan tubuh lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam

12

Catatan ii 09-135 FKUA

bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah. Menggantung pada korpus siliare melalui Zonula Zinii. Di anteriornya terdapat akuos humor dan di posteriornya terdapat vitreus humor. Aquaeus Humor

klik untuk perbesar gambar Akuos humor merupakan cairan yang mengisi COA, diproduksi oleh korpus siliare di COP (Kamera Okuli Posterior) yang selanjutnya mengisi COA dan dieksresi melalui trabekula. Sepuluh persennya dieksresikan melalui iris.

13

Catatan ii 09-135 FKUA

Fungsi : Nutrisi lensa dan kornea sampai epitel Pertahankan TIO normal 10-20 mmHg.

Kamera Okuli Anterior (COA) Sudut COA merupakan terbentuk dari perifer kornea dengan akar iris, besarnya 45'. COA berisi cairan Akuos humor yang dihasilkan corpus siliaris. Garis Schwalbe merupakan tanda dari berakhirnya kornea. Jalinan trabekula terdapat di atas kanalis Schlemm. Retina Retina merupakan jaringan saraf tipis yang semi

transparan, membentang dari papil saraf optic ke depan sampai Oraserata. Tebalnya 0,1 mm, dan semakin tebal pada bagian posterior. Pada retina terdapat : Makula => merupakan pigmentasi kekuningan

(Xantofil) yang membatasi arcade arteri retina sentralis sehingga Fovea menjadi avaskular Fovea => merupakan bagian di tengah makula, merupakan cekungan sehingga menghasilkan pantulan khusus dengan ophthalmoscop yang disebut refleks fovea.

14

Catatan ii 09-135 FKUA

Foveola => bagian paling tengah dari Fovea. Seluruhnya berupa sel Cone/ Sel kerucut (sel foto reseptor) dan semakin ke perifer digantikan oleh sel Rod.

Vitreus Korpus vitreus mengisi 2/3 bagian isi bola mata dan mempertahankan bentuknya selalu bulat. Konsistensinya 99% air dan berbentuk gel.

ADNEKSA MATA Alis Mata Alis mata merupakan lipatan kulit menebal yang ditutupi rambut. Lipatan kulit ini ditunjang oleh serat otot di bawahnya. Glabela merupakan prominentia tanpa rambut di antara alis. Palpebra Palpebra merupakan modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Struktur palpebra : Lapisan Kulit => lapisan kulit luar, berbeda dengan kulit pada bagian tubuh lain karena lebih

15

Catatan ii 09-135 FKUA

longgar, tipis, dan elastik. Terdapat sedikit folikel rambut dan lemak subkutan. Muskulus Orbikularis Okuli => berfungsi untuk menutup palpebra. Dipersarafi oleh N. Facialis. Jaringan Alveolar => jaringan aerolar

submuskular yang terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli. Tarsus => struktur penyokong utama palpebra berupa jaringan fibrosa padat. Terdapat tarsus superior dan inferior. Konjungtiva Palpebra => selapis membran yang melekat pada tarsus di bagian posterior palpebra. Tepian Palpebra : 1. Tepian Anterior o o Bulu mata Glandula Zeis => modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara ke dalam folikel rambut pada dasar bulu mata. o Glandula Moll => modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata.

16

Catatan ii 09-135 FKUA

2.

Tepian Posterior => bagian posterior palpebra yang berkontak dengan mata dan di sepanjangnya bermuara dari kelenjar sebasea yang telah dimodifikasi (Glandula Meibom)

3.

Punktum Lakrimale

Aparatus Lakrimalis

Terdiri dari glandula lakrimalis > duktus sekretori > menyebar di permukaan mata > masuk ke punctum superior atau inferior > menuju kanalis superior atau inferior > menyatu di kanalis komunis > sakus lakrimalis >

17

Catatan ii 09-135 FKUA

duktus lakrimalis > bermuara pada meatus inferior dari rongga nasal. Pasokan darah dari aparat lakrimal berasal dari arteria lakrimalis

PERSYARAFAN MATA Nervus Optikus Nervus opticus merupakan kumpulan dari 1 juta serat saraf. Terdapat beberapa bagian : Pars Intra Okuler Terdapat papil saraf optik berwarna merah muda dengan diameter 1,5 mm, berbatas tegas, tempat keluar masuk arteri dan vena sentralis retina. Terdapat cekungan (cup) normal dibanding papil (disc) dengan C/D = 0,3. Pars Intra Orbita Keluar dari sklera, diameter 3 mm, panjang 25-30 mm. Berbentuk S dan berjalan dalam muskular memasuki foramen optikum 4-9 mm.

18

Catatan ii 09-135 FKUA

Pars Intra Kranial Panjangnya 10 mm dan bergabung dengan nervus optikum sebelahnya membentuk kiasma optikum

Ganglion retina dan aksonnya merupakan bagian dari susunan saraf pusat sehingga tidak dapat beregenerasi bila terpotong. Mendapat pasokan darah dari cabang arteri retina. Kiasma Optikus Kiasma dibentuk dari pertemuan kedua nervi optici dan merupakan tempat penyilangan serat-serat nasal ke tractus optikus. Kiasma menerima perdarahan dari circulus Willis.

Anatomi dan Fisiologi Otot Penggerak Bola Mata Untuk diagnosis kelainan pergerakan mata, diperlukan penentuan kedudukan atau posisi bola mata. Ada 9 posisi: 1. 2. Posisi primer => mata melihata lurus ke depan Posisi Sekunder => mata melihat lurus ke atas, bawah, kiri, dan kanan 3. Posisi Tertier => mata melihat ke atas kanan, atas kiri, bawah kanan, dan bawah kiri.

19

Catatan ii 09-135 FKUA

Pergerakan bola mata dilakukan oleh 3 pasang otot mata luar. 1. Otot rektus medius (N III = okulomotorius)

=> adduksi => gulirkan bola mata ke arah nasal 2. Otot rektus lateral (N VI = abdusen)

=> abduksi => gulirkan bola mata ke arah temporal 3. Otot rektus superior (N III)

=> elevasi, adduksi, intorsi bola mata. 4. 5. 6. Otot rektus inferior (N III) Otot oblik superior (N IV = troklear) Otot oblik inferior (N III)

Masing-masing otot rectus berorigo pada sklera di depan ekuator (bagian tengah mata). Masing-masing otot obliq berorigo pada sklera bagian lateral di belakang ekuator. Otot levator tidak termasuk otot mata karena tidak berorigo pada bola mata. Fungsi levator : menaikkan bola mata.

20

Catatan ii 09-135 FKUA

Sumber Gambar (c) google Kuliah Pengantar BLOK 3.6 FKUA Vaughan, Daniel G dkk. 1996. Oftalmologi Umum. Jakarta : Penerbit Widya Medika.

21

Catatan ii 09-135 FKUA

You might also like