You are on page 1of 22

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang Peptic ulcer atau biasa disebut dengan borok perut merupakan lubang dalam lapisan dari lambung berbentuk bulat atau oval terjadi karena lapisan lambung atau usus dua belas jari (duodenum) telah termakan oleh asam lambung dan getah pencernaan lambung yang asam yang disekresikan oleh sel-sel lambung. Dalam perkembangannya bakteri bisa berubah menjadi kanker perut. Saat ini dipercaya bahwa penyebab utama borok adalah infeksi dari lambung oleh bakteri yang disebut Helicobacter pylori. Helicobacter pylori adalah suatu bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis pada manusia. Bakteri ini bertahan hidup di tubuh manusia dengan memanipulasi sistem sel imun yang penting. Temuan ini diungkapkan oleh seorang ahli biologi dari akademi Sahlgrenska, Bert Kindlund, dalam sebuah tesisnya, sebagaimana dilaporkan oleh medicalnews today pada 01 Juli 2009.Menurut Kindlund, sekitar separuh populasi manusia di dunia mengidap Helicobacter pylori, terutama di dalam perutnya. Umumnya Individu yang terinfeksi tidak merasakan gejala-gejala apapun. Kenyataannya sekitar 10 persen populasi tersebut mengidap peptic ulcers dan sekitar 1 persennya berkembang menjadikanker perut.Bakteri bawaan tersebut sering menginfeksi anak-anak dan jika tidak diobati dengan antibiotok, maka akan menetap dan hidup di dalam tubuh. System imun sendiri tidak mampu melenyapkan bakteri tersebut. sistem imum mampu meningkatkan jumlah regulasi sel-sel T di dalam lapisan perut. Istilah tukak peptik/peptic ulcer/ulkus peptikum digunakan untuk erosi atau luka pada lapisan mukosa di perut atau duodenum . Jika ulkus ditemukan di bagian perut (lambung) maka disebut gastric ulcers, apabila ulkus ditemukan di duodenum maka disebut duodenal ulcers

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Definisi

Adalah suatu kerusakan atau hilangnya jaringan mukosa, submukosa sampai lapisan otot di saluran cerna yang terpajan cairan lambung (asam dan pepsin). Ulkus Peptik meliputi ulkus lambung dan ulkus duodenum.Pepsin adalah suatu enzim yang bekerjasama dengan asam klorida (HCL) yang dihasilkan oleh lapisan lambung untuk mencerna makanan terutama protein.Ulkus peptikum terjadi pada lapisan saluran pencernaan yang telah terpapar oleh asam dan enzim-enzim pencernaan Terutama pada lambung dan usus dua belas jari. Nama dari ulkus menunjukan lokasi anatomi atau lingkungan dimana ulkus terbentuk. Tukak lambung merupakan salah satu penyakit yang mengganggu sistem gastrointestinal. Tukak lambung disebabkan oleh adanya ketidak seimbangan antara mekanisme pertahanan dan perbaikan mukosa lambung dengan asam lambung dan pepsin. Asam lambung disekresi oleh sel parietal lambung. Pepsinogen disekresi oleh sel shief pada fundus lambung.Pertahanan mukosa lambung dimaksudkan untuk melindungi lambung dari bahan dari dalam maupun bahan dari luar tubuh yang berbahaya. Perbaikan mukosa lambung terjadi saat timbul luka pada lambung akibat penggantian sel epitel. Gangguan pertahanan dan perbaikan mukosa lambung terutama disebabkan oleh infeksi Hellicobacter pylori (HP) dan penggunaan NSAIDs. HP merupakan bakteri gram negatif, berbentuk spiral, sensitif terhadap pH, dan merupakan mikroaerofilik yang terletak antara lapisan mukus dan permukaan sel epitel lambung. HP berpengaruh pada kerusakan langsung mukosa dan perubahan imunitas host. II.2 Epidemiologi Survei menunjukkan bahwa sepertiga hingga setengah dari populasi manusia di dunia menidap H.pylori. di Amerika Serikat dan Eropa Barat anak-anak jarang terinfeksi, tetapi lebih dari setengah dari semua yang berumur 60 tahun mengandung bakteri ini. Di negara berkembang prevalensi infeksi meningkat dengan tajam segera setelah lahir dan bisa mencapai 80-90% pada usia 20 tahun. Studi seroepidemiologik populasi umum di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi H.pylori pada anak-anak berumur 0-14 tahun sekitar 7,228%, sedangkan pada umur di atas 15 tahun antara 36-54,3%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya umur, maka prevalensinya pun akan semakin tinggi pula.

II.3 Patofisiologi H.pylori menimbulkan kerusakan mukosa lambung dan duodenum melalui pembentukan ammonia, produk ammonium lain (mono-N-kloramin), faktor kemotaktik, pelepasan platelet activating factor, leukotrien, dan eukosanoid lain yang berasal dari asam arakidonat, dan sitotoksin seperti protease, lipase fosfolipase A2, fosfolipase C dan vacuolating cytotoksin (Vac). Endotoksin yang dibentuk oleh H.pylori dapat merusak endotel dan menimbulkan mikrotrombosis mukosa. Lekosit tertarik pada daerah yang rusak sehingga dilepaskan cytokines tambahan yang dapat menimbulkan radikal superoksid yang merusak. Derajat infeksi H.pylori dan beratnya kerusakan mukosa berkoleasi langsung dengan luasnya infiltrasi lekosit. Produk H.pylori meningkatkan inflamasi mukosa melalui peningkatan adhesi lekosit pada sel-sel endotel. H.pylori dapat merangsang faktor-faktor dalam tubuh manusia untuk meningkatkan produksi interleukin 8(IL-8) mRNA epitel dan IL-8 imunoreaktif. Respon antibodi lambung menghasilkan IgA dan IgG. Sekresi IgA dapat melindungi mukosa tanpa aktivasi komplemen, sedang IgG dapat mengaktivasi komplemen yang menimbulkan kerusakan epitel immune complex mediated dan penurunan sitoproteksi. Pada strain H.pylori yang virulen ditemukan lebih banyak adhesi pedestal antara H.pylori dengan permukaan mukosa lambung. H.pylori dapat meningkatkan gastrin plasma melalui perangsangan sel G lambung dan menurunkan sekresi somatostatin melalui inhibisi sel G lambung. Akibatnya sekresi asam lambung lebih tinggi dari normal II.4 Gejala Ulkus Peptik Gejala umum yang dirasakan adalah nyeri di ulu hati, disebabkan rangsangan asam lambung yang menimbulkan erosi dan peradangan kimiawi. Rasa nyeri ini sering dikatakan sebagai nyeri yang tajam, perih ataupun seperti terbakar. Lama nyeri ini bervariasi dan tergantung dari beratnya penyakit. Selain itu meningkatnya peristaltik dan spasme otot-otot dapat menambah rasa nyeri. Tempat rasa nyeri dirasakan di ulu hati dan biasnya dapat ditunjuk dengan satu jari secara cermat.Tetapi tidak semua penderita ulkus peptik bergejala nyeri. Adakalanya penderita ulkus peptikum, bahkan yang berat sekalipun tidak mengeluh nyeri. Gejala yang timbul seperti munth darah yang berwrna coklat (hemamtenensis) ataupun BAB darah yang menghitam (melena). Warna darah gelap yang pada hemeteensis dan melena ini tejadi karena darah yang keluar tercampur dengan asam lambung sehingga terjadi perubahan hemoglobin menjadi hematinyang berwarna coklat kehitaman dan lengket seperti aspal.Gejala khas dari ulkus duodenum ialah pola hilangnya nyeri setelah makan(pain food relief), nyeri timbul bila lambung kosong dan menghilang setelah makan atau pemberian

antasid. Gejala lain yang khas adalah nyeri di malam hari (night pain) sehingga penderita terbangun dari tidurrnya biasanya diantara jam 24.00 sampai 03.00. Pada umumnya gejala tukak lambung dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini :

Terlalu banyak makanan yang mengiritasi lambung, seperti yang pedas, asam, minuman beralkohol,

Obat-obatan seperti aspirin (dosis tinggi), kortison, kafein, kortikosteroid. Adanya stress dan tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang. Adanya asam lambung yang berlebihan. Waktu makan yang tidak teratur, sering terlambat makan, atau makan berlebihan Tertelannya substansi/zat yang korosif, seperti alkali, asam kuat, cairan pembersih kimiawi, dan lain-lain.

Infeksi bakteri

Adapun gejala tukak lambung pada umumnya berupa :

Mual dan sering muntah agak asam. Pada kondisi berat lambung mungkin dapat mengelupas sehingga mengakibatkan muntah darah

Perut terasa nyeri, pedih, kembung dan sesak (sebah) pada bagian atas perut. Napsu makan menurun drastis, wajah pucat, keringat dingin, pusing. Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar Sulit tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah perut sebelah atas (ulu hati).

II.5 Penyebab Penyebab terjadinya tukak peptik pada umumnya disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori (H.pylori). penyebaran H.pylori dapat melalui makanan atau minuman yang tidak higienis. Penyebab lain terjadinya tukak peptik adalah penggunaan obat nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, ketoprofen,

meloxicam, dan celecoxib dalam frekuensi waktu yang cukup lama (American Gastroenterological Association, 2012). Faktor resiko terjadinya tukak peptik:

Infeksi bakteri H.pylori menyebabkan terjadinya penurunan produksi mukus, H.pylori membuat koloni pada sel-sel penghasil mukus di lambung dan duodenum, sehingga menurunkan kemampuan sel memproduksi mukus. Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroidal seperti aspirin menyebabkan iritasi dinding mukosa. Obat ini menyebabkan ulkus dengan menghambat perlindungan prostaglandin di dinding usus. Pendarahan lambung atau usus dapat terjadi akibat NSAID. Pembentukan asam di lambung penting untuk mengaktifkan enzim pencernaan lambung. Asam hidroklorida (HCl) dihasilkan oleh sel-sel parietal sebagai respon terhadap makanan tertentu, obat, hormon, histamin, dan stimulasi parasimpatis. Kafein dan alkohol dapat menstimulasi sel-sel parietal untuk menghasilkan asam. Aspirin bersifat asam, yang dapat langsung mengiritasi atau mengerosi lapisan lambung.

II.6 Patogenesis Ulkus Peptik Asam lambung terbukti berperan dalam timbulnya ulkus. Pada ulkus duodenu m sering ditemukan hiperasiditas, namun pada ulkus lambung jumlah asam lambung n ormal ataubahkan sedikitjumlah asam lambung. Ini disebabkan oleh keseimbangan an tara faktor agresif dan defensif. Faktor agresif meliputi: 1. Faktor internal: asam lambung dan enzim pepsin. 2. Faktor eksternal: bahan iritan dari luar, infeksi bakteri H. Pylori. Faktor defensif, meliputi: 1. Lapisan mukosa yang utuh 2. regenerasi mukosa yang baik

3. lapisan mukus yang melapisi lambung. 4. sekresi bikarbonat oleh sel-sel lambung 5. aliran darah mukosa yang adekuat 6. prostaglandin Terjadinya suatu peradangan diduga disebabkan oleh: 1. meningkatnya faktor agresif 2. menurunnya faktor defensif 3. gabungan kedua faktor diatas yang terjadi bersamaan 1. Faktor agresif Asam lambung sudah sejak dahulu dikenal sebagai faktor agresif yang utama karena sifat asamnya. Asam lambung selain bersifat anti bakteri, sifat yang sebenarnya kita butuhkan untujk mensteerilkan suasan makanan yang kita makan, juga bersifat merusak (destruktif). Selain itu peranan enzim pepsin juga penting. Sesui dengan fungsinya yakni mencerna protein, maka mukosa saluan cerna yang mengandung protein juga dicerna. Oleh karena itu, enzim ini bisa mencerna tidak hanya protein dari makanan yang kita makan, tetapi juga mulosa saluran cerna itu sendiri, sehingga terjadi kerusakan mukos yang verfungsi melindumgi sel di bawahnya. Proses ini disebut autodigestion.Faktor lain yang dapat meningkatkan faktor agresif adalah faktor eksternal misalnya zat korosif atau infeksi kuman Helicobacter pylori. Zat korosif yang sering masuk adalah makanan yang asam pedas, obatobatan tertentu (NSAID, anti inf;amasi non steroid). Faktor-faktor yang mempengaruhi sekresi asam lambung: a. zat-zat kimiawi (gastrin, histamin) b. sistem neuro-hormonal (nervus vagus) Gastrin

Gastrin mrupakan hormon polipeptida yang merupakan salah satu pengatur sekresi sam lambung.gasterin yang dihasilkan oleh sel G di mukosa lambung dibawa melalui aliran darah ke sel parietal. Kemudian gastrin merangsang sekresi asam lambung. Produksi dan pelepasan gastrin dirangsang melalui sistem saraf otonom yakni nervus vagus, jadi sekresi asam lambung juga dirangsang oleh sistem saraf otonom melalui nervus vagus, yang bersifat kolinergik..

Histamin

Histamin banyak terdapat di lapisan mukosa lambung di sel mast. Pasa manusia terdapat beberpa tipe reseptor histamin yang masing-masing berbeda lokasi dan reaksinya terhadap histamin, yaitu: a. Reseptor H-1 Banyak terdapat di pembuluh darah dan otot polos. Perangsangan reseptor ii meningkatkan permeabilitas pembuluh darah, dan dilatasi (pelebaran). Efek inisering disertai rasa sakit, panas, dan gatal. Obat-obatan yang meghambat reseptor H-1 dikenal sebagai antihistamin yang umum, antara lain: chlorfeniramin maleat, difenhidramin, siproheptadin, mebhidrolin na fadisilat dan lain-lain yang menyebabkan sedasi. Kelompok yang tidak menyebabkan kantuk misalanya: terfenadin, astemizol, fexofenadin, dan cetrizine dosis rendah. b. reseptor H-2 Histamin pad reseptor H-2 lambung erangsang produksi asam lambung. Obat yang men ghambat reepto H-2 ini disebut antagonis H-2 seperti, simetidin, ranitidin, dan famotidin. Pada ulkus duodenum, faktor agresif lebih berperan dalam proses patogenesisnya. Penderita ulkus duodenum biasanya mensekresi asam lambung lebih banyak daripada orang normal. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa derajat keasaman isi lambung dipengar uhi oleh beberapa faktor: a. jumlah sekresi asam lambung. Makin banyak, makin asam. b. jumlah makanan yang masuk dan sifatnya. Makanan yang tidak bersifat asam mengurangi suasana asam di lambung. c. motilitas lambung. Makin cepat pengosongan, makin kurang asam lambung.

2. Faktor defensif a. kontinuitas lapisan mukosa/regenerasi mukosa kontinuitas jaringan ini dipengaruhi berbagai hal yaitu: regenerasi sel mukosa, nutrisi umum, dll. Regenerasi normal sel-sel mukosa lambung terjdi dalam 1-2 hari. Jika regenerasi sel ini terganggu, pertahanan lambung juga terganggu. b. Lapisan Mukus Lambung Lapisan mukus merupakan suatu faktor yang penting dalam proses melindungi mukosa karena: - mukus terdiri atas glikoprotein, merupakan suatu jel yang kental dan lengket

- bekerja sebagai pelumas sehingga dapat melindungi terhadap bahan yang keras dan tajam yang lewat diatasnya. - Mencegah difusi balik ion H+, mencegah difusi balik pepsin karena ion H+ dicegah masuk kembali. Aktivasi pepsinogen yang ada di mukosa dicegah, sehingga pembentukan pepsin dicegah dan tidak terjadi perusakan mukosa. c. Bikarbonat Sekresi bikarbonat dipengaruhi oleh sel-sel epitel sangat sedikit. Akan tetapi, bikarbonat yang sedikit tersebut ditahan oleh membran sel epitel dan mukus. Dengan demikian, bikarbonat tersebut dapat menetralisasi ion H+ yang mungkin masuk menembus mukus. d. Aliran Darah Lambung Sirkulasi darah dalam mukosa harus mencukupi untuk menjamin nutrisi (O2 dan glukosa). Aliran darah juga menyingkirkan asam yang terlalu banyak di dalam sel. e. Prostaglandin Zat ini banyak terdapat di mukosa lambung. Prostaglandin, terutama prostaglandin E, mempunyai beberapa peranan dalam menjaga faktor defensif, yaitu merangsang terbentuknya mukus, ion bikarbonat, menjaga aliran darah yang cukup, dan regenerasi sel-sel mukosa. Efek prostaglandin ini juga didapat dengan pemberian analog prostaglandin. Pembentukan prostaglandin dihambat oleh obat analgesik dan anti-inflamasi. Pada ulkus lambung, penurunan faktor defensif lebih banyak berperan dalam patogenesis, berbeda dengan ulkus duodenum, dimana faktor agresif yang berlebihan. II.7 Diagnosa Diagnosis tukak peptik terutama berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh pasien. Endoskopi merupakan tes yang paling akurat. Pada tes ini, dimasukkan tabung fleksibel kecil melalui mulut dan masuk ke perut. Tabung ini memiliki kamera yang memungkinkan untuk mendeteksi ulkus dan mencari adanya infeksi. Dengan endoskopi, tidak hanya lapisan usus yang dapat terlihat, tetapi juga dapat mengambil sampel jaringan untuk biopsi untuk melihat ada atau tidaknya H. pylori. Selama prosedur ini pasien dibius. Tes menggunakan sinar-X diawali dengan pemberian cairan barium berwrna putih seperti milkshake. Barium melapisi lapisan dalam lambung, kerongkongan dan usus kecil, sehingga lebih mudah terlihat dengan jelas pada sinar-X. Ahli radiologi juga dapat melihat ulcer, jaringan parut atau daerah di mana saja ketika ada sesuatu yang menghalangi jalan normal makanan melalui sistem pencernaan.

II.8 PENATALAKSANAAN

Sebelum dilakukan terapi penyembuhan tukak lambung maka perlu ditentukan penatalaksanaan terapi yang meliputi sasaran terapi, tujuan terapi, dan strategi terapi. Dalam terapi tukak lambung yang menjadi sasaran terapi adalah menetralkan asam lambung, melindungi pertahanan mukosa, dan membunuh HP (hal ini dilakukan jika tukak lambung disebabkan oleh infeksi HP). Tujuan terapi tukak lambung adalah menyembuhkan tukak, mencegah tukak kambuh, menghilangkan nyeri tukak, dan menghindari terjadinya komplikasi. Strategi terapi untuk tukak lambung meliputi terapi non-farmakologis dan farmakologis. Terapi non-farmakologis dapat dilakukan dengan menghentikan penggunaan NSAIDs dan obat-obat lain yang memiliki efek samping tukak lambung, menghindari stress

yang berlebihan, menghindari makanan dan minuman yang dapat memperburuk gejala tukak lambung dan menjaga sanitas baik diri sendiri maupun lingkungan. NSAIDs atau obat anti inflamasi non-steroid, menyebabkan kerusakan mukosa dengan 2 mekanisme, yaitu: mengiritasi langsung pada epitel lambung dan menghambat pembentukan prostaglandin. Prostaglandin berguna untuk mempertahankan mukosa gastrointestinal. a. Tujuan Terapi 1. Eradikasi H. pylori 2. Menghilangkan rasa nyeri 3. Meningkatkan kualitas hidup pasien 4. Mencegah kekambuhan dan mengurangi komplikasi penyakit PUD 5. Menyembuhkan PUD

b. Strategi Terapi

1. Terapi Non Farmakologi Penghindaran pasien terhadap stress, merokok dan penggunaan NSAID . Apabila NSAID tidak dapat dihentikan penggunaanya, maka harus dipertimbangkan

10

pemberian dosis yang lebih rendah atau diganti dengan Acetaminophen atau inhibitor COX2 yang relative selektif. Penggunaan obat-obatan yang tidak menyebabkan peningkatan asam lambung atau obat-obatan yang bersifat asam seperti aspirin Menghindari makanan atau minuman yang memacu asam lambung seperti pedas, kafein dan alcohol . Surgical procedures, diantaranya vagotomy dan pyloroplasty, high selective vagotomy, dan vagotomy kombinasi dengan antractomy. Vagotomy merupakan komponen terpenting karena target efeknya berupa mengeblok sekresi asam berlebihan.

Terapi farmakologi untuk tukak lambung:

a.Terapi PUD akibat bakteri Helicobacter pylori Terapi ditujukan untuk menghilangkan (eradikasi) H.pylori menggunakan antibiotik dan antasida (rekomendasi A). Penggunaan antasida secara jangka panjang untuk terapi ulkus yang disebabkan H.pylori tidak dianjurkan (tingkat rekomendasi B). Keberhasilan penghilangan H.pylori terlihat dengan menurunnya kekambuhan dari 90% menjadi kurang dari 5% dalam setahun.Maka untuk terapinya diperlukan dosis regimen selama 7 hari atau 10 14 hari namun belum ada data yang pasti untuk menyatakan dosis regimen 10 14 hari lebih bermanfaat dibandingkan 7 hari.

b. Terapi PUD yang tidak berkaitan dengan H.Pylori

Penyebab umum pasien yang menderita PUD yang tidak disebabkan oleh H.pylori akan disarankan untuk mengurangi penggunaan rokok, alkohol, dan NSAID dengan salah satu obat kombinasi yaitu:

NO OBAT 1
Ranitidin (Zantak dan analog lainnya) Antasida

ATURAN PAKAI
300 mg/hari dosis tunggal -----

KETERANGAN

11

Dosis tunggal digunakan antara jam 19.00 20.00 Sebagai pengurang gejala

2
Famotidin (Gastrosydyn, Kyamantel, Ulfamid) Antasida 40 mg sekali dalam sehari Dosis tunggal digunakan antara jam 19.00 20.00 Sebagai pengurang gejala

3
Sukralfat (Ventel, Sukrat Gel) 4 gram dalam sehari 1 gram 30 menit sebelum makan dan 2 jam setelah makan (selama 4 minggu) dilanjutkan 2 gram per hari selama 8 minggu

Penggunaan PPi dan reseptor histamin blocker beta 2 (HRB) tidak dianjurkan bersamaan karena berpotensi terjadinya radang dinding lambung akibat penurunan aktivitas PPi (American International Health Alliance, 2005). Penggunaan NSAID dapat menyebabkan PUD. Salah satu cara pengobatannya adalah penghentian penggunaan NSAID. Jika tidak ada tanda-tanda H. pylori, pengobatan bertujuan untuk mengurangi produksi asam agar memungkinkan untuk menyembuhkan ulkus, menggunakan antagonis reseptor histamin-2 (H2RA) atau PPI (Nathan, Brandt, De Muckedell, 2012), atau sukralfat harus dimulai. Apabila pasien tidak dapat menghentikan penggunaan NSAID maka diberikan NSAID dalam dosis efektif terendah dengan durasi terpendek dan pemberian PPI (Green., et al, 2004). Contoh pemberian omeprasol 20 mg dosis tunggal selama 4 minggu. Uji klinik menunjukkan bahwa persentase kesembuhan mencapai 75-80 % untuk pengobatan 8 minggu. Jika NSAID dapat dihentikan diberikan ranitidine 150 mg selama 8 minggu. Untuk mencegah ulkus peptikum berkembang pada pasien dengan faktor resiko pendarahan lambung diberikan misoprostole 200 mg 3x sehari. Untuk mencegah kekambuhan ulkus lambung dan duodenum dan komplikasinya diberikan: 1. Terapi profilaksis on demand dengan penetapan pemberian antasida (ranitidine, femotidin, omeprasol) dalam dosis harian 2-3 kali sehari, dan satu setengah dosis selama dua minggu dalam kasus timbulnya gejala karakteristik untuk eksaserbasi ulkus. Jika gejala

12

eksaserbasi hilang terapi dapat dihentikan. Namun jika masih terdapat gejala tersebut maka dapat dilakukan EFGDS dan prosedur evaluasi lain.

2. Terapi suportif dilakukan terus menerus (selama satu bulan atau bahkan bertahun-tahun). Dengan setengah dosis antasida. Untuk kasus misalnya 150 mg Famotidin, dan 20 mg ranitidine (gastrosidin, kvamatel, ulfamide) untuk indikasi:

-erosif esophagus.

Penggolongan Obat tukak lambung-usus berdasarkan mekanisme kerjanya, yakni : 1. Antasida. Merupakan zat pengikat asam (anti=lawan, acidus=asam) atau basa-basa lemah yang digunakan untuk mengikat secara kimiawi dan menetralkan asam lambung. Efeknya adalah peningkatan pH, mengakibatkan berkurangnya kerja proteolitis dari pepsin (optimal pada pH 2), diatas pH 4 aktivitas pepsin menjadi minimal. Dapat digunakan pada indigesti dan rasa terbakar, pada reflux oesophagitis ringan, dan pada gastritis. Obat jenis antasida dapat mengurangi rasa Nyeri di lambung dengan cepat. Garam-garam magnesium dan Nabikarbonat menaikkan pH isi lambung 6-8, CaCO3 sampai pH 5-6 dan garam-garam aluminiumhidroksida sampai maksimal pH 4-5. Antasida dengan aluminiumhidroksida dan magnesiumhidroksida boleh diberikan selama kehamilan. 2. Zat Penghambat Sekresi Asam Dibagi menjadi 4 golongan menurut mekanisme kerjanya a. H2-blockers, Obat-obat ini menempati reseptor histamin-H2 secara efektif disekitar permukaan sel-sel parietal, sehingga sekresi asam lambung dan pepsin berkurang. Contoh golongan obat ini ialah simetidin, ranitidin, famotidin, dan roxatidin) Wanita hamil dan

13

menyusui tidak boleh menggunakan obat simetidin, ranitidin, dan nizatidin, karena dapat melintasi plasenta dan mencapai air susu. b. Penghambat Pompa-proton (PPP), mengurangi sekresi asam (yang normal dan yang dibuat) dengan jalan menghambat enzim H+/K+ ATPase secara efektif dalam sel-sel parietal. Contohnya ialah omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, rabeprazol, dan esomeprazol. c. Antikolinergika, menghambat kegiatan muskarin dan asetilkolin, yang dalam saluran cerna berfek menekan sekresi getah lambung dan peristaltik. Contoh Obat ini ialah, pirenzepin dan fentonium. d. Analgon prostaglandin-E1, menhambat secara langsung sel-sel parietal dan juga melindungi mukosa dengan jalan stimulasi produksi mucus dan bikarbonat (sering ditambahkan pada terapi NSAIDs). 3. Zat Zat Pelindung Ulcus Menutup tukak dengan sesuatu lapisan pelindung terhadap serangan asam pepsin. Contohnya ialah sukralfat, Al-Hidroksida, dan bismut koloidal. 4. Antibiotika Digunakan dalam kombinasi sebagai triple atau quadruple therapy untuk membasmi H.pylori. Contohnya ialah amoksisilin, tetrasiklin, klaritromisin, metronidazol, dan tinidazol. 5. Obat Penguat Motilitas Sering dinamakan prokinetika atau propulsiva dan berdaya antiemetik serta antagonis dopamin. Gerakan peristaltik lambung dan usus duabelasjari dihambat oleh neurotransmitter dopamin. Efek ini ditiadakan oleh antagonis-antagonis tersebut dengan jalan menduduki reseptor DA yang banyak terdapat di saluran cerna dan otak. Blokade dari reseptor tersebut di otak menimbulkan gangguan ekstrapiramidal. Cisaprida dan domperidon tidak dapat melintasi barrier darah otak, sehingga aktivitasnya terbatas pada saluran cerna. Penggunaan antiemetika pada gangguan lambung adalah karena pengaruh memperkuat motilitas lambung yang diperkirakan terganggu. Dengan demikian pengaliran kembali

14

empedu dan enzim-enzim pencernaan dari duodenum ke aliran lambung tercegah. Tukak tidak dirangsang lebih lanjut dan dapat sembuh dengan lebih cepat. 6. Obat Penenang Penyebab stress emosional merupakan penyebab lain tukak lambung (dan juga bertambah parah). contoh obatnya ialah meprobamat, oksazepam, atau benzodiazepin.

PILIHAN OBAT

Antibiotika Antibiotik digunakan untuk membasmi HP. Dalam pengobatan tukak lambung, antibiotik yang digunakan biasanya kombinasi 2 antibiotik. Hal ini bertujuan untuk menghindari resistensi antibiotik. Contoh kombinasi antibiotik : klaritomisin-amoksisilin, klaritomisin-metronidazol, metronidazol-amoksisilin, metronidazol-tetrasiklin.

Amoxicillin

Mekanisme kerja : Amoxicillin mengikat penicillin-binding protein 1A (PBP-1A) yang terletak di dalam sel bakteri. Penicillin berasilasi dengan domain panicilinsensitive transpeptidase C-terminal dengan membuka cincin laktam. Inaktivasi dari enzim ini mencegah pembentukan cross-link dari dua untaian peptidoglikan yang linear, menghambat tahap ketiga dan terakhir sintesis dinding sel bakteri. Lisisnya sel kemudian diperantarai oleh enzim autolitik dinding sel bakteri seperti autolisin; hal tersebut mungkin bahwa amoxicillin mengganggu dengan menghambat autolisin
Klarytromycin

Mekanisme kerja : Clarithromycin pertama kali dimetabolisme menjadi 14-OH clarithromycin, yang aktif dan bekerja secara sinergis dengan senyawa induknya.

15

Seperti makrolid yang lain, clarithromycin kemudian menembus dinding sel bakteri dan secara reversible mengikat domain V dari 23S ribosomal RNA dari subunit 50S dari ribosom bakteri, memblok translokasi sintesis aminoasil transfer-RNA dan polipeptida. Clarithromycin juga menghambat isoenzim hepatik mikrosomal CYP3A4 dan P-glycoprotein, suatu energi yang bergantung dengan drug efflux pump
Tetrasiklin

Mekanisme kerja : mengikat secara reversible dengan subunit kecil dari ribosom bakteri (dan eukariotik) dimana tetrasiklin mengganggu dengan ikatan charged-tRNA pada sisi aseptor. Bakteri yang dimaksud adalah bakteriostatik daripada bakterisidal. Tetrasiklin dapat juga menghambat sintesis protein pada host, namun cenderung tidak mencapai konsentrasi yang dibutuhkan karena sel eukariotik tidak memiliki mekanisme uptake tetrasiklin Metronidazol Mekanisme kerja : Metronidazole tak terion selektif untuk bakteri anaerob karena kemampuannya untuk mengurangi metronidazole secara intraseluler pada bentuk aktifnya. Pengurangan metronidazole kemudian secara kovalen mengikat DNA, mengganggu struktur heliksnya, menghambat sintesis asam nukleat bakteri dan menyebabkan sel bakteri mati
Tinidazol

Mekanisme kerja : Tinidazole merupakan prodrug dan agen antiprotozoal. Kelompok nitro dari tinidazole berkurang dalam Trichomonas oleh ferredoxin-diperantarai sistem transport electron. Nitro radikal bebas yang dihasilkan sebagai hasil reduksi dipercayai bertanggung jawab untuk aktivitas antiprotozoal. Hal tersebut disarankan bahwa toksisitas radikal bebas berikatan secara kovalen dengan DNA, menyebabkan kerusakan DNA dan kematian sel. Mekanisme dimana tinidazole menunjukkan aktivitas melawan terhadap spesies Giardia dan Entamoeba tidak diketahui, meskipun mungkin mirip

16

Antasida Mekanisme kerja : menetralkan asam lambung dengan cara meningkatkan pH lumen lambung.Obat ini hanya menetralkan asam lambung tetapi tidak dapat

menyembuhkan tukak.

Na-bikarbonat, dapat menyebabkan alkalinisasi dan kelebihan Na. Ca-karbonat dapat menginduksi hiperkalsemia dan peningkatan sekunder sekresi gastrik (rebound) terhadap kadar Ca sirkulasi Mg-hidroksida dapat menyebabkan diare osmotik Al-hidroksida berhubungan dengan konstipasi

Antagonis reseptor H2

Mekanisme kerja : Bekerja dengan menghambat sekresi asam lambung, mengurangi sekresi asam dengan cara memblok reseptor histamin dalam sel-sel parietal lambung. Simetidin (300mg 4x/hr, 400mg 2x/hr, 800mg sebelumistirahat) Ranitidin (150mg 2x/hr atau 300mg sebelum tidur) Famotidin (20mg 2x/hr atau 40mg sebelum tidur) Nizatidin (150mg 2x/hr atau 300mg sebelum tidur)

Kelator dan senyawa kompleks Trikalium Distratobismutat (Bismut kelat)

Mekanisme kerja : Merangsang sekresi prostaglandin atau bikarbonat mukosa yang menyebabkan efek toksik langsung pada H.pylori lambung.Kombinasi bismuth dengan ranitidin yang dikenal sebagai ranitidin bismuth sitrat jika dikombinasikan dengan 1 atau 2 antibiotik dapat ampuh membasmi HP. Efek samping obat ini dapat terakumulasi pada pasien yang memiliki gangguan fungsi ginjal.

Sukralfat

17

Mekanisme kerja :

Membentuk kompleks ulser adheren dengan eksudat protein seperti albumin dan fibrinogen pada sisi ulser dan melindunginya dari serangan asam, membentuk barier viskos pada permukaan mukosa di lambung dan duodenum, serta menghambat aktivitas pepsin dan membentuk ikatan garam dengan empedu Dosis : 2 g 2 kali sehari (pagi dan sebelum tidur malam) atau 1 g 4 kali sehari 1 jam sebelum makan dan sebelum tidur malam, diberikan selama 4-6 minggu atau pada kasus yang resisten 12 minggu; maksimal 8 g sehari.

Proton Pump Inhibitor Mekanisme kerja :

Mengontrol sekresi asam lambung dengan cara menghambat pompa proton yang mentranspor ion H+ K+, ATPase (enzim ini dikenal sebagai pompa proton) secara selektif dalam sel-sel parietal. Enzim pompa proton bekerja memecah KH ATP yang kemudian akan menghasilkan energi yang digunakan untuk mengeluarkan asam dari kanalikuli sel parietal ke dalam lumen lambung. Ikatan antara bentuk aktif obat dengan gugus sulfhidril dari enzim ini yang menyebabkan terjadinya penghambatan terhadap kerja enzim. Kemudian dilanjutkan dengan terhentinya produksi asam lambung.

Omeprazol Indikasi : tukak lambung dan tukak duodenum, tukak duodenum karena H.pylori, sindrom Zollinger-Ellison, pengurangan asam lambung selama anestesi umum, refluks gastroesofagus, dyspepsia karena asam labung

Lanzoprazol Indikasi : tukak lambung, tukak duodenum atau gastritis karena H.pylori, penyakit refliks gastroesofagus, dan dyspepsia karena asam

Rebeprazol

18

Indikasi : pengobatan jangka pendek dan maintenance GERD, tukak duodenal, eradikasi H.pylori

Analog prostaglandin Misoprostol Misoprostol merupakan analog prostaglandin yang mendukung penyembuhan tukak dengan menstimulasi mekanisme proteksi pada mukosa lambung dan menurunkan sekresi asam. Misoprostol digunakan pada pasien yang mengkonsumsi NSAIDs untuk mencegah timbulnya tukak.

II.9 MONITORING PENGOBATAN

Penekanan pengobatan ditujukan pada peran luas infeksi H. pylori sebagai penyebab ulcer peptic. Pengobatan terhadap infeksi H. pylori dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik yang sesuai. Penderita ulcer harus menghentikan pengobatan dengan NSAID atau apabila hal ini tidak dapat dilakukan, pemberian agonis prostaglandin yang bekerja lama, misalnya misoprostol. Terapi yang dapat digunakan menggunakan kombinasi antibiotik yang dikombinasi dengan proton pump inhibitor (PPi) dan histamine-2 receptor antagonist (H2RA). Antibiotik berguna untuk eradikasi H. pylori karena penyebab utama tukak peptik adalah H. pylori. Penggunaan PPi dan H2RA untuk mengurangi sekresi asam lambung yang berlebihan pada tukak peptik. Pilihan pertama untuk terapi adalah menggunakan proton pump inhibitor sebagai dasar terapi 3 obat selama minimal 7 hari, tetapi lebih dianjurkan selama 10 sampai 14 hari. Terapi menggunakan PPi dan H2RA direkomendasikan pada pasien yang memiliki resiko tinggi komplikasi tukak, pasien yang gagal dalam eradikasi H. pylori (Dipiro, 2008). Berkurangnya nyeri epigastrik harus dimonitor dengan seksama yang merupakan bagian terapi pada pasien dengan infeksi H. pylori atau NSAID induced ulcers. Umumnya nyeri tukak berkurang dalam beberapa hari ketika NSAID tidak digunakan dan dengan 7 hari inisiasi terapi anti tukak Penggunaan NSAID jangka panjang memiliki 2% sampai 4% risiko berkembangnya ulser simtomatik, perdarahan GI atau bahkan perforasi. NSAID dihentikan sama sekali dan atau diganti dengan inhibitor COX-2 selektif. Meskipun terus menggunakan NSAID, penyembuhan dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obat pensupresi asam,

19

biasanya dengan dosis yang lebih tinggi dan durasi yang jauh lebih lama (8 minggu). PPI mempunyai efek yang lebih baik daripada H2RA dan misoprostol dalam mendorong tukak aktif, juga mencegah kekambuhan tukak.

20

BAB III PENUTUP

III.1 kesimpulan Peptic ulcer atau biasa disebut dengan borok perut merupakan lubang dalam lapisan dari lambung berbentuk bulat atau oval terjadi karena lapisan lambung atau usus dua belas jari (duodenum) telah termakan oleh asam lambung dan getah pencernaan lambung yang asam yang disekresikan oleh sel-sel lambung. Tukak lambung merupakan salah satu penyakit yang mengganggu sistem gastrointestinal. Tukak lambung disebabkan oleh adanya ketidak seimbangan antara mekanisme pertahanan dan perbaikan mukosa lambung dengan asam lambung dan pepsin.

21

DAFTAR PUSTAKA

American Gastroenterological Association, 2012, Understanding Peptic Ulcer Disease, http://www.gastro.org/patient-center/digestive-conditions/pepticulcer-disease, diakses tanggal 22 Maret 2012.

American International Health Alliance, 2005, Protocol for Diagnosis and Treatment of Peptic Ulcer in Adults, www.aiha.com, diakses tanggal 23 Maret 2012.

Anonim, 2011, Peptic Ulcer, http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/ article/000206.htm, diakses tanggal 22 Maret 2012. Anonim, 2011b, APhA, 2009, Drug Information Handbook. 18th ed. United State : Lexi-Comp Inc., pp: 199, 1404. Berardi R, Kroon LA, McDermott JH, et al, 2006, Handbook of Nonprescription Drugs. 15th ed. Washington, DC: American Pharmacists Association, pp: 91-94.

Corwin, E.J, 2008, Buku Saku Patofisiologi, hal 603-605, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Drug Bank, 2005a, Amoxicillin, Drug Bank Open Data Drug and Drug Target Database, http://www.drugbank.ca/drugs/DB01060, diakses tanggal 24 Maret 2012.

22

You might also like