You are on page 1of 13

LAPORAN INDEKS DIVERSITAS TUMBUHAN STRATA HERBA DI HUTAN WISATA TINJOMOYO KABUPATEN SEMARANG

Dosen Pengampu : Drs. Nugroho Edi Kartiyono, M.Si

Oleh: Mugi Rahayu Sahnaz Nabila Evi Budi Suryani Puji Rahayu Syahrun Nuril Anhar (4001411007) (4001411014) (4001411036) (4001411042) (4001411049)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

A. TUJUAN Untuk mengetahui Indeks Diversitas suatu komunitas herba di Hutan Wisata Tinjomoyo, Kabupaten Semarang. B. DASAR TEORI Anonimus (2011),menyatakan bahwa Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitastetumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Beraneka tipe hutan, kebun, padang rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh vegetasi.Analisis vegetasi biasa dilakukan oleh ilmuwan ekologi untuk mempelajari kemelimpahan jenis serta kerapatan tumbuh tumbuhan pada suatu tempat. Menurut Kimbal (1965),menyatakan bahwa Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Menurut Lestari (2006),menyatakan bahwa Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada. Beberapa metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, dan metode tanpa plot. Akan tetapi dalam praktikum kali ini hanya menitik beratkan pada penggunaan analisis dengan metode kuadran. Untuk mengkaji struktur dan komposisi komunitas vegetasi, pembuatan sampel plot biasanya dilakukan. Dalam hal ini ukuran plot, bentuk, jumlah plot, posisi plot dan teknik analisis perlu dipertimbangkan dengan hati-hati. Ukuran plot tergantung pada ukuran tumbuhan, jenis tumbuhan, kerapatan tumbuhan,

diversitas spesies, tingkat heterogenitas jenis tumbuhan dan tujuan pengukuran diversitas. Diversitas didefinisikan sebagai suatu keragaman atau perbedaan diantara anggota-anggota suatu kelompok. Pada ekologi, umumnya diversitas mengarah pada diversitas spesies. Pengukuran dilakukan pada jumlah spesies dalam komunitas dan kelimpahan relatifnya. Diversitas spesies ini terdiri dari dua komponen yaitu : 1. Jumlah total spesies (species richness ). Merupakan jumlah spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies/ komponen varietas 2. Kesamaan (equitability) Kesamaan menunjukkan bagaimana kelimpahan spesies itu (yaitu jumlah individu, biomassa, penutup tanah, dan sebagainya) tersebar antara banyak spesies itu. Indeks Diversitas merupakan indeks keanekaragaman suatu komunitas. Dalam suatu komunitas maka akan diperoleh beberapa keanekaragaman. Keanekaragaman dapat berupa perbedaan jenis spesies dalam suatu komunitas, Karena semakin tinggi tingkat diversitas dalam suatu komunitas maka semakin tinggi tingkat keanekaragamannya. Sedangkan pengertian komunitas itu sendiri merupakan kumpulan dari beberapa populasi pada suatu tempat,ruang dan waktu yang sama. Oleh karena komunitas terdiri dari beberapa populasi yang jelas berbeda jenis spesiesnya maka indeks keanekaragaman perlu dihitung. (Ewusie;1990). Dalam analisa komunitas, dikenal istilah keanekaragaman spesies. Dalam menentukan indeks keragaman tersebut, ada beberapa metode analisa yang dapat digunakan, antara lain Indeks Margalef, Indeks Simpson, Indeks Menhenick, Indeks Brillouin, dan Indeks Shanon. Kekayaan spesies dan kesamaannya dalam suatu nilai tunggal digambarkan dengan Indeks Diversitas. Indeks Diversitas mungkin hasil dari kombinasi kekayaan dan kesamaan spesies. Ada nilai indeks diversitas yang sama didapat dari komunitas dengan kekayaan rendah dan tinggi kesamaan kalau suatu komunitas yang sama didapat dari komunitas dengan kekayaan tinggi dan

kesamaan rendah. Jika hanya memberikan nilai indeks diversitas, tidak mungkin untuk mengatakan apa pentingnya relatif kekayaan dan kesamaan spesies. Semakin tinggi nilai indeks diversitas maka komunitas akan semakin mantap. Ada beberapa indeks diversits spesies yang telah diusulkan oleh para ekologiawan. Indeks diversitas yang umum digunakan serta yang paling sederhana yaitu indeks diversitas shannon winner. Indeks ini didasarkan pada teori informasi dan merupakan suatu hitungan rata-rata yang tidak pasti dalam memprediksi individu species apa yang dipilih secara random dari koleksi S species dan individual N akan dimiliki . Rata-rata ini naik dengan naiknya jumlah species dan distribusi individu antara species-species menjadi sama/merata . Ada 2 hal yang dimiliki oleh indeks Shanon yaitu ; 1. H=0 jika dan hanya jika ada satu species dalam sampel. 2. H adalah maksimum hanya ketika semua species S diwakili oleh jumlah individu yang sama, ini adalah distribusi kelimpahan yang merata secara sempurna. H = - (Pi LnPi) dimana H adalah rata-rata. Pi = fraksi desimal total individu yang termasuk spesies ke-1 n = Harga parameter suatu spesies

(Dominansi) N spesies = Harga total parameter dari seluruh

Untukmenghitungjumlahspesies, terlebihdahulumengubah data lapangan (prosen coverage) kedalamnilaiskala Braun Blanquet. 1.Skala cover Abaundance Braun Blanquet Kisaran cover (%) 75-100 50-75 25-50 Rerataderajatcober (%) 87,5 62,5 37,5 Besaran BB 5 4 3

5-25 1-5 <1 <<1 Keterangan :

15,0 2,5 0,1 *

2 1 + R

r : jarang atau sangat jarang terdapat. Penutupannya kecil 1 : banyak, penutupannya kecil 2 : banyak sekali, penutupannya paling tidak 1/20 dari luas tempat 3 : jumlah beberapa saja, menutupi sampai luas tempat 4 : jumlah beberapa saja dan menutupi sampai luas 5 : menutupi lebih dari luas tempat Indeks keragaman merupakan salah satu yang paling sederhana dan banyakdipergunakan untuk mengukur indeks diversitas. Menurut fungsi Shannon Wienner rata-rata tingkat ketidakpastian terdapatnya suatu simbol tertentu pada suatu titik tertentu dalam suatu kesan dan jumlah informasi yang disampaikan oleh kehadiran simbol tersebut, sebagai suatu indeks keanekaragaman. Untuk komunitas biotik fungsi tersebut menjelaskan tentang rata-rata derajat ketidakpastian dalam meramalkan spesies suatu individu yang mengambil secara acak dari suatu komunitas. Ketidakpastian ini jelas meningkat kalau cacah spesies meningkat dan jika individu-individu menyebar semakin merata di antara spesiesspesies yang sudah ada. Bentuk umum indeks ini adalah : D = - pi log pi keterangan : D : Diversitas

pi : fraksi desimal total individu yang termasuk spesies ke-1

C. ALAT DAN BAHAN a. Meteran b. Tali rafia c. Penggaris

d. Gunting e. Kantong plastik f. Kuadran 1x1m g. Kertas label h. Thermohigrometer i. Termometer j. Altimeter k. Lux meter l. Tumbuhan yang ada di kawasan hutan Tinjomoyo m. Kamera/HP n. Datasheet o. Alat tulis p. Plastik besar D. METODE KERJA a. Metode Pengambilan Data 1. Melakukan survey area untuk menentukan lokasi pengambilan sample. 2. Mengambil data dengan teknik sampling menggunakan plot (kuadrat) . 3. Meletakkan plot berukuran 1x1 m sebanyak 12 plot pada area yang telah ditentukan yaitu di sebelah pinggir kiri area jalan setapak. 4. Mengukur dan mencatat parameter faktor lingkungan (suhu udara, kelembaban tanah, pH tanah, dan intensitas cahaya) pada setiap plot kedalam data sheet yang sudah disediakan. 5. Melakukan identifikasi spesies pada setiap plot. 6. Mendokumentasikan setiap spesies yang ditemukan. 7. Mencatat seluruh spesies yang hadir dan persen penutupannya (percent coverage) dengan menggunakan metode crown cover (pengukuran dengan area penutupan tajuk) pada setiap plot kedalam datasheet yang sudah disediakan. 8. Mengubah persentase penutupan tajuk (crown cover) kedalam skala Brown Blanquet

9. Menganalisis data yang diperoleh selama kegiatan untuk menghitung indeks diversitas. 10. Melakukan pengambilan data dengan cara yang sama untuk masing masing area yang sudah ditentukan. b. Metode Analisis Data a) Analisis data berupaanalisisindeks diversitas.yaitu : Indeks keberagaman atau perbedaan suatu spesies dengan spesies lain dalam komunitasnya. Indeksdiversitas dapat diperoleh dari rumus Shannon-Wienner : dimana

Dimana : n N = =

ID = Indeksdiversitas Harga parameter suatuspesies (Dominansi) Harga total parameter dariseluruhspesies

E. DATA PENGAMATAN Plot Spesies rumput bambu tetean suwek terong bulat bengkle Jumlah rumput bambu bengkle sirih hutan suwek sampar kijang terong bulat Jumlah rumput bambu eupaterium suwek pulutan sampar kijang noja tanaman A Jumlah Cover(%) 60 3 3 3 1 70 80 1 4 1 3 1 90 90 1 1 1 1 1 2 97 Skala B-B 4 1 1 1 1 8 5 1 1 1 1 1 10 5 1 1 1 1 1 1 11

10 11

putri malu pulutan sentro katu-katuan pecut kuda eupaterium Jumlah sampar kijang pecut kuda suwek bengkle eupaterium tanaman B Jumlah alang-alang dongtut suwek eupaterium Jumlah eupaterium katu-katuan dongtut sirih-sirihan tanaman H Jumlah Tanaman C Suwek girang merah Eupaterium Langon alang-alang Jumlah Tanaman D terong bulat Langon Suwek tanaman E Jumlah tanaman F Eupaterium Pulutan Jumlah Tetean

1 1 90 1 1 1 95 2 20 1 1 4 32 60 95 3 1 1 100 94 1 2 2 1 100 70 1 10 1 6 2 90 20 24 10 1 7 62 95 3 2 100 10

1 1 5 1 1 1 10 1 2 1 1 1 3 9 5 1 1 1 8 5 1 1 1 1 9 4 1 2 1 2 1 11 3 3 2 1 2 11 5 1 1 7 2

12

tanaman G rumput bambu Jumlah rumput bambu tanaman G Tetean Suwek Jumlah

80 5 95 50 40 1 1 92

5 1 8 3 3 1 1 8

F. TABEL ANALISIS PENENTUAN INDEKS DIVERSITAS

Plot

Spesies rumput bambu Tetean Suwek terong bulat Bengkle Jumlah rumput bambu Bengkle sirih hutan Suwek sampar kijang terong bulat Jumlah rumput bambu Eupaterium Suwek Pulutan sampar kijang Noja tanaman A Jumlah putri malu Pulutan Sentro katu-katuan pecut kuda Eupaterium Jumlah sampar kijang pecut kuda Suwek

Cover(%) 60 3 3 3 1 70 80 1 4 1 3 1 90 90 1 1 1 1 1 2 97 1 1 90 1 1 1 95 2 20 1

Skala B-B 4 1 1 1 1 8 5 1 1 1 1 1 10 5 1 1 1 1 1 1 11 1 1 5 1 1 1 10 1 2 1

pi 0,50 0,125 0,125 0,125 0,125 H 0,50 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 H 0,45 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 H 0,1 0,1 0,5 0,1 0,1 0,1 H 0,11 0,22 0,11

ln pi -0,693 -2,079 -2,079 -2,079 -2,079 -0,693 -2,302 -2,302 -2,302 -2,302 -2,302 -0,798 -2,408 -2,408 -2,408 -2,408 -2,408 -2,408 -2,302 -2,302 -0,693 -2,302 -2,302 -2,302 -2,197 -1,514 -2,207

pi ln pi -0,35 -0,26 -0,26 -0,26 -0,26 1,36 -0,35 -0,23 -0,23 -0,23 -0,23 -0,23 1,50 -0,36 -0,22 -0,22 -0,22 -0,22 -0,22 -0,22 1,68 -0,23 -0,23 -0,35 -0,23 -0,23 -0,23 1,50 -0,24 -0,33 -0,24

10

11

12

Bengkle Eupaterium tanaman B Jumlah alang-alang Dongtut Suwek Eupaterium Jumlah Eupaterium katu-katuan Dongtut sirih-sirihan tanaman H Jumlah tanaman C Suwek girang merah Eupaterium Langon alang-alang Jumlah Tanaman D terong bulat Langon Suwek tanaman E Jumlah tanaman F Eupaterium Pulutan Jumlah Tetean tanaman G rumput bambu Jumlah rumput bambu tanaman G Tetean Suwek Jumlah

1 1 4 1 32 3 60 9 95 5 3 1 1 1 1 1 100 8 94 5 1 1 2 1 2 1 1 1 100 9 70 4 1 1 10 2 1 1 6 2 2 1 90 11 20 3 24 3 10 2 1 1 7 2 62 11 95 5 3 1 2 1 100 7 10 2 80 5 5 1 95 8 50 3 40 3 1 1 1 1 92 8 H TOTAL H RATA-RATA

0,11 0,11 0,33 H 0,625 0,125 0,125 0,125 H 0,55 0,11 0,11 0,11 0,11 H 0,36 0,09 0,18 0,09 0,18 0,09 H 0,27 0,27 0,18 0,09 0,18 H 0,71 0,14 0,14 H 0,25 0,625 0,125 H O,375 O,375 0,125 0,125 H

-2,207 -2,207 -1,109 -0,47 -2,079 -2,079 -2,079 -0,588 -2,207 -2,207 -2,207 -2,207 -1,011 -2,408 -1,705 -2,408 -1,705 -2,408 -1,299 -1,299 -1,705 -2,408 -1,705 -0,336 -1,946 -1,946 -1,386 -0,47 -2,079 -0,981 -0,981 -2,079 -2,079

-0,24 -0,24 -0,36 1,66 -0,29 -0,26 -0,26 -0,26 1,07 0,33 -0,24 -0,24 -0,24 -0,24 1,30 0,37 -0,22 -0,31 -0,22 -0,31 -0,22 1,64 0,35 0,35 -0,31 -0,22 -0,31 1,56 -0,24 -0,275 -0,275 0,79 -0,35 -0,29 -0,26 0,90 -0,37 -0,37 -0,26 -0,26 1,26 16,22 1.352

Hasil perhitungan Indeks Diversitas tiap plot:

Pada plot 1 indeks diversitasnya : 1,36 Pada plot 2 indeks diversitasnya : 1,50 Pada plot 3 indeks diversitasnya : 1,68 Pada plot 4 indeks diversitasnya : 1,50 Pada plot 5 indeks diversitasnya : 1,66 Pada plot 6 indeks diversitasnya : 1,07 Pada plot 7 indeks diversitasnya : 1,30 Pada plot 8 indeks diversitasnya : 1,64 Pada plot 9 indeks diversitasnya : 1,56 Pada plot 10 indeks diversitasnya: 0,79 Pada plot 11 indeks diversitasnya : 0,90 Pada plot 12 indeks diversitasnya : 1,26 H = - pi ln pi = 16,22 Rata-rata H = 1,352

G. PEMBAHASAN Pada praktikum menentukan indeks diversitas tanaman herba ini, kami melakukan praktikum di Hutan Wisata Tinjomoyo, Kabupaten Semarang. Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu kami melakukan survey area yang akan dilakukan praktikum atau peletakkan kuadran. Kuadran yang kami gunakan dalam penentuan Indeks Diversitas adalah berukuran 1mx1m. Setelah survey tempat kemudian kita melakukan praktikum, area yang kami ambil untuk peletakkan kuadran yaitu di sekitar jalan setapak yang berada disisi pinggir yang menuju ke pintu utama. Setelah menetukan area yang akan kita lakukan sampling kemudian kita meletakkan kuadran dan mengamati jenis-jenis tanaman herba yang hadir dalam kuadran, sambil mengamati kita juga mencatatnya dan mengirakan presentase tanaman tersebut menutupi kuadran ini. Di area pengambilan sampling ini, kita juga melakukan pengukuran terhadap suhu udara, pH tanah, kelembapan tanah, dan kelembapan udara. Suhu udara yang didapat

dari pengukuran adalah kisaran antara 31,5oC-33,9oC. pH tanahnya yaitu 6,2 dan kelembapan tanahnya yaitu 5,5 sedangkan kelembapan udaranya yaitu 65%. Pada area yang telah ditentukan tersebut kita melakukan sampling sebanyak 12 plot. Dari 12 plot yang kita ambil tersebut kita mengambil area yaitu disekitar jalan yang kita lalui, karena area yang tidak memungkinkan kita tidak mengambil data plot di area dalam hutan. Dari data yang kita peroleh dalam 12 plot tersebut, sebagian tanaman herba hadir dibeberapa plot seperti

Eupatorium,suwek, rumput bambu, Tetean. Dari semua tanaman herba yang kami amati, tanaman tersebut tidak hanya hadir dalam 1 plot saja tapi terdapat dalam plot lainnya juga. Akan tetapi ada beberapa tanaman yang hanya hadir dalam 1 plot saja seperti tanaman H, tanman B, tanman C, tanaman E, tanaman D, noja. Tanman-tanaman yang sedikit kami temui dalam plot yang kami ambil menandakan tanaman ini tidak mendominasi di hutan wisata tinjomoyo ini atau jumlah sedikit. Sedangkan tanaman yang hadir di banyak plot ini kisaran jumlahnya di hutan wisata ini cukup banyak. Dari data yang kita dapatkan tumbuhan yang paling mendominasi di hutan Wisata Tinjomoyo ini adalah Eupatorium dan rumput bambu, karena 12 plot yang kami amati tumbuhan ini memiliki dominansi yang cukup besar dalam plot. selain itu tumbuhan yang sering hadir dalam pengamatan kita yaitu Eupatorium dan suwek karena dari jumlah 12 plot tumbuhanini hadir di 7 plot. Berdasarkan analisis data, diperoleh indeks diversitas rata-rata sebesar 1,352 untuk indeks diversitas herba dikawasan Tinjomoyo. Hasil perhitugan tersebut didapatkan dari rumus Shannon Wienner dengan rumusID = - pi ln pi. Dimana pididapat dari n/N. Untuk komposisi herba yang ditemukan diwilayah hutan Tinjomoyo ini ada 27 jenis spesies. Hal itu menunjukan bahwa di hutan Tinjomoyo memiliki tingkat keberagaman spesies yang tinggi karena dipengaruhi faktor lingkungan seperti tingginya intensitas cahaya (wilayah terbuka) sehingga tumbuhan mendapat sinar matahari secara langsung selain itu kelembaban tanah dan suhu juga mempengaruhi keberagaman herbadi sana. Tingkat keberagaman yang tinggi tumbuhan herba yang tinggi ditunjukkan juga dengan hasil perhitungan indeks diversitas rata-rata sebesar 1,352.

H. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Dari analisis data yang telah dilakukan didapatkan nilai Indeks Diversitas tanaman herba di Hutan Wisata Tinjomoyo adalah 1,352 ( ID rata-rata). Hasil ini didapatkan dari rumus ID = - pi ln pi. Sedangkan tumbuhan herba yang mendominasi yaitu Eupatorium dan rumput bambu, dan yang paling sering hadir dalam suatu plot yang kami amati yaitu Eupatorium dan suwek. SARAN

DAFTAR PUSTAKA Ewusie, Yanney. 1990. Ekologi Tropika. Bandung : Penerbit ITB Kimball. 1999. Biologi Edisi kelima Jilid II . Jakarta : Erlangga Ngabekti, Sri. 2006. Paparan Kuliah Ekologi. Semarang : Jurusan Biologi FMIPA UNNES
http://bhimashraf.blogspot.com/2010/10/percobaan-7-analisis-vegetasi-dengan.html

http://novita-ristiani.blogspot.com/2012/05/laporan-ekologi-tumbuhan.html http://gona2cikcik.blogspot.com/2011/02/laporan-observasi-herba-komunitasmedia.html

You might also like