You are on page 1of 8

TUGAS PRESENTASI KASUS DERMATITIS SEBOROIKA

Tutor: dr. Ismiralda Oke P, Sp.KK

Disusun Oleh : David Santoso G1A009031

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN PURWOKERTO 2012

LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS Telah dipresentasikan dan disahkan presentasi kasus dengan judul:

DERMATITIS SEBOROIKA

Disusun Oleh : David Santoso G1A009031

Pada tanggal,

Desember

2012

Pembimbing,

dr. Ismiralda Oke P, Sp.KK

I. PENDAHULUAN Dermatitis seboroik digunakan untuk kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi dan berpredileksi di tempat-tempat seboroik (Djuanda, 2011). Dermatitis seboroik adalah kelainan kulit kronis yang ditandai dengan peradangan. Dermatitis seboroik termasuk dalam kelompok dermatosis eritroskuamosa dimana merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan adanya eritema dan skuama (Gibson, 2010). Kejadian dermatitis seboroik dapat dijumpai pada bayi dan dewasa. Namun kejadian dermatitis lebih banyak dijumpai pada orang dewasa, prevalensinya sebanyak 1-5%. Apabila ditinjau berdasarkan jenis kelamin, dermatitis seboroik lebih sering didapatkan pada laki-laki (Gupta, 2004). Pada pasien Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) prevalensi dermatitis seboroik meningkat 30-80% pada individu. Peningkatan prevalensi kejadian dermatitis seboroik pada pasien AIDS berkorelasi dengan limfopenia sel T yang mempengaruhi jumlah sel CD4. Namun secara umum penyebab terjadinya dermatitis seboroik belum diketahui secara pasti (Gupta, 2004). Faktor predisposisnya adalah kelainan konstitusi berupa status seboroik yang rupanya diturunkan, akan tetapi penjelasan bagaimananya caranya belum dipastikan (Djuanda, 2011). Dermatitis seboroik dapat menyerang siapa saja, terutama pada umur 1840 tahun, tetapi terkadang juga terjadi pada umur tua. Penyakit ini lebih sering menyerang pria disbanding wanita (Djuana, 2011). Dermatitis seboroik biasanya lebih sering pada orang yang banyak mengkonsumsi lemak dan alkohol. Iklim dingin dan stress emosional juga merupakan faktor yang mempengaruhi timbulnya dermatitis seboroik. Penatalaksanaan untuk penyakit ini pada umumnya adalah dengan menghindari faktor pencetusnya (Siregar, 2004). Oleh karena itu penting bagi semua orang untuk mengetahui dermatitis seboroik untuk mengetahui faktor pencetus yang dapat menimbulkan penyakit yang dideritanya.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Dermatitis seboroik adalah penyakit infalamatoir kulit yang biasanya menyerang daerah kepala, kemudian ke muka, leher dan badan (Juanda, 2005). Penyakit ini sering dihubungkan dengan peningkatan sebum dari kulit yang memiliki banyak folikel sebasea. (Champion, 1998). Penyakit ini dapat mengenai semua golongan umur, tetapi lebih dominan pada orang dewasa. Pada orang dewasa penyakit ini cenderung berulang, tetapi dapat dikendalikan (Barakbah, 2007). B. Etiologi dan predisposisi Penyebab dari dermatitis seboroik belum diketahui secara pasti, hanya didapati aktivitas kelenjar sebasea yang berlebihan. Menurut daerah lesinya, dermatitis seboroik dibagi menjadi tiga yaitu (Harahap, 2000): 1. Seboroik kepala Pada derah berambut dijumpai skuama yang berminyak dengan warna kekuning-kuningan sehingga rambut saling melengket, kadang-kadang dijumpai krusta yang disebut Pityriasis Oleosa (Pityriasis steatoides) dan atau skuama kering berlapis-lapis yang sering lepas sendiri, disebut pitiriasis sika (ketombe). Seboroik jenis ini dapat menyebabkan rambut rontok sehingga terjadi alopesia dan rasa gatal. Perluasan bisa mencapai belakang telinga (retro aurikularis) dan dahi. Perluasan yang mencapai ke dahi disebut korona seboroik. Dermatitis seboroik yang dijumpai di kepala bayi disebut topi buaian (Cradle Cap). 2. Seboroik muka Pada seboroik muka ditemukan makula eritem yang diatasnya dijumpai skuama berminyak berwarna kekuning-kuningan pada daerah mulut, palpebrae, sulkus nasolabial, dan dagu. Apabila sampai ke palpebra, dapat terjadi blefaritis yang sering dijumpai pada wanita. Apabila ditemukan di daerah berambut seperti dagu dan atas bibir, dapat terjadi folikulitis yang

sering dijumpai pada laki-laki yang sering mencukur janggut dan kumisnya. Seboroik muka di daerah jenggot disebut sikosis barbe. 3. Seboroik badan dan sela-sela Seboroik muka mengenai daerah parasternal, interskapula, ketiak, inframamma, umbilikus, krural (lipatan paha, perineum, nates), dijumpai ruam berbentuk macula eritema yang pada permukaannya terdapat skuama berminyak berwana kekuning-kuningan. Pada daerah badan, lesinya dapat berbentuk seperti lingkaran dengan penyembuhan sentral. Sedangkan pada daerah intertrigo, kadang-kadang dapat timbul fisura sehingga menyebabkan infeksi sekunder. C. Patogenesis Perjalanan penyakit ini terjadi karena komponen lipid yang mengingkat, iklim, dan lingkungan mempengaruhi aktivitas Pityrosporum ovale menjadi meningkat. Setelah aktivitas Pityrosporum ovale mengingkat, maka memicu terjadinya proses inflamasi. Selain karena komponen lipid yang meningkat, iklim, dan lingkungan, dermatitis seboroika juga dipengaruhi oleh neurolgois, genetik, dan peningkatan hormon androgen yang mengakibatkan peningkatan aktivitas glandula sebasea, lalu terjadi proses inflamasi. Karena proses inflamasi inilah, maka timbul macula, papula, dan gatal pada daerah predileki (Tajima, 2008). D. Penegakan diagnosis Diagnosis dapat ditegakan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Biasanya pada anamnesis dan pemeriksaan fisik, didapatkan gejala seperti gatal, berminyak, pada area seboroik biasanya berupa macula, folikular, perifolikular, atau papula, kmereahan atau kekuningan dengan derajat ringan sampai berat, inflamasi, skuama dan krusta tipis sampai tebal yang kering, basah, ataupun berminyak. Biasanya dermatitis seboroik bersifat kronis dan mudah kambuh (Champion, 1998). Pada pemeriksaan kulit sering ditemukan pada tempat yang mengandung banyak kelenjar palit. Sifat-sifatnya berupa makulta eritematosa yang ditutupi oleh papula-papula miliar berbatas tak tegas, dan skuama halus putih

berminyak, kadang ditemukan krusta yang sudah mengering berwarna kekuningan (Siregar, 2004). Pemeriksaan Penunjang 1. Pada pemeriksaan Histopatologi didapatkan epidermis dapat ditemukan parakeratosis fokal dengan abses Munro. Pada dermis terdapat pelebaran ujung pembuluh darah di puncak stratum papilaris disertai sel-sel neutrophil dan monosit. 2. Pemeriksaan mikroflora dari kulit kepala untuk melihat Pityrosporum ovale. 3. Menentukan indeks mitosis pada kulit kepala yang berketombe. E. Penatalaksanaan Penatalaksanaan penatalaksanaan topikal. 1. Penatalaksanaan umum Penatalaksanaan terutama adalah dengan menghindari garukan (Harahap, 2000). Penatalaksanaan umum pada dermatitis seboroik adalah dengan menghindari semua faktor yang memperberat, makanan berlemak, dan stress emosional. Pada dermatitis seboroik kepala dilakukan perawatan rambut, dicuci dan dibersihkan dengan shampoo (Siregar, 2004). 2. Penatalaksanaan khusus a. Sistemik 1) Kortikosteroid digunakan pada bentuk yang berat dengan dosis prednisone 20-30 mg sehari. Jika telah ada perbaikan maka dosis diturunkan perlahan. Jika disertai infeksi sekunder maka dapat ditambahkan antibiotik seperti penisilin dan eritromisin (Djuanda, 2011). 2) Isotretinoin dapat digunakan pada kasus yang rekalsitran. Efek dari isotretinoin adalah mengurangi aktivitas kelenjar sebasea dimana ukuran kelenjar tersebut dapat dikurangi sampai 90% pada umum dermatitis dan seboroik dibedakan khusus, menjadi sedangkan penatalaksanaan

penatalaksanaan khusus dibedakan lagi menjadi penatalaksanaan sistemik dan

sehingga mengakibatkan pengurangan produksi sebum. Dosis yang digunakan 0,1-0,3 mg per kg berat badan per hari, perbaikan tampak setelah 4 minggu. Setelah muncul perbaikan maka diberi dosis pemeliharaan 5-10 mg per hari selama beberapa tahun yang efektif untuk mengontrol penyakitnya (Djuanda, 2011). 3) Ketokonazol dapat diberikan apabila pada sediaan langsung terdapat Pityrosporum ovale. Dosis yang diberikan 200 mg per hari (Djuanda, 2011). 4) Anti histamin H1 sebagai penenang dan anti gatal (Siregar, 2004). 5) Vitamin B kompleks (Siregar, 2004). b. Topikal (Djuanda, 2011). 1) Pada pitiriasis sika dan oleosa, seminggu 2-3 kali scalp dikeramasi selama 5-15 menit, misalnya dengan selenium sulfide (selsun). Jika terdapat skuama dan krusta diberi emolien, misalnya krim urea 10% 2) Ter, misalnya likuor karbonas detergens 2-5% atau krim pragmatar 3) Sulfur praesipitatum 4-20% dapat digabung dengan asam salisilat 4) Kortikosteroid, misalnya krim hidrokortison 2,5% 5) Krim ketokonazol 2% 6) Resorsin 1-3% F. Prognosis Prognosis dermatitis pada umumnya adalah baik apabila faktor pencetus dapat dihilangkan (Siregar, 2004). G. Komplikasi Dermatitis seboroik yang meluas sampai menyerang saluran telinga luar bisa menyebabkan otitis eksterna yaitu radang pada saluran telinga bagian luar. Jikat idak mendapatkan pengobatan yang adekuat, maka dapat meluas ke daerah sternal, areola mamae, umbilikus, lipat paha, dan daerah anogenital. Kerontokan yang berlebihanpun dapat menebabkan keobatakan (Pierard, 2007).

DAFTAR PUSTAKA

Barakbah J, Pohan SS, Sukanto H, Martodihardjo S, Agusnsi I, Lumintang H, et al. 2007. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin Cetakan Ketiga. Surabaya : Airlangga University. Champion, RH. 1998. Textbook of Dermatology Volume 2. Oxford : Blackwell Scientific Publications. Djuanda, A. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Gibson EL, Perry HO. 2009. Eczematous Rashes in : Dermatology Moschella SL Hurley Ed 3. New York : Hacourt Brace Jovanovich Inc. Gupta, K.A., Nicol, K.A. 2004. Seborroic Dermatitis of the Scalp: etiology and treatment. Journal of Drugs in Dermatology Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates Piereard. Gerald E. Et all. 2007. A Pilot Study on Seborrheic Dermatitis Using Pramiconazole as a Potent Oral anti-Mlassezia Agent. Siregar, R.S. 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta : EGC. Tajima, Mami. 2005. Malassezia Species in Patients with Seborrheic Dermatitis and Atopic Dermatitis. Jaoanese Journal of Medical Mycology.

You might also like