You are on page 1of 33

ABSTRAK

Permasalahan permasalahan pada dunia industri yang sederhana seringkali dijumpai baik pada industri skala besar maupun industri skala kecil. Salah satu contohnya adalah ketika suatu industri menggunakan mekanisme pengaturan kecepatan motor dalam bagian atau sub bagian prosesnya, sering kali mengalami kendala yaitu pada sistem pengaturan kecepatan motor masih menggunakan mekanisme konvensional baik dengan sistem mekanik ataupun sistem elektronika analog. Permasalahan ini sering kali menyulitkan operator dalam menaikan ataupun menurunkan kecepatan motor dalam periode yang singkat. Terlebih perangkat pengendali dan indikator kecepatan motor konvensional tidak menggunakan mekanisme numerik sehingga seringkali operator kesulitan dalam pengawasan dan pengendalian. Untuk memudahkan pengaturan kecepatan motor pada industri skala kecil maupun industri skala besar, penulis akan membuat mekanisme pada suatu modul pengaturan kecepatan motor dc dengan rpm meter berbasis mikrokontroler atmega16. Sehingga nantinya hasil dari modul yang akan dirancang dapat membuat suatu mekanisme pengaturan kecepatan motor untuk dinaikan maupun diturunkan kecepatannya. Selain itu kecepatan motor setiap putarannya akan ditampilkan pada LCD ( Liquid Crystal Display ) sehingga dapat memudahkan proses pengawasan dan pengendalian kecepatan motor.

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang


Perkembangan teknologi dan modernisasi peralatan elektronik telah menyebabkan terjadinya perubahan yang mendasar di dalam aktivitas manusia sehari hari. Hal tersebut juga menjalar pada sistem dan mekanisme dalam proses maupun sub proses pada industri. Sekarang ini proses industri mulai dari pengaturan, pengendalian, dan fungsi pengawasan telah menggunakan sistem pengontrolan mikro seiring perkembangan teknologi mikroprosesor dan mikrokontroler yang sangat pesat. Sistem atau mekanisme pengaturan yang berbasis mikrokontroler sangatlah mudah dalam pengaplikasiannya untuk skala besar maupun skala yang lebih kecil.Selain itu mikrokontroler memiliki beberapa keunggulan dari segi fitur-fitur yang dimilikinya. Pada masa lalu, untuk kelancaran proses industri pengaturan kecepatan motor biasanya diatur dengan menggunakan elektronika daya yang berfungsi sebagai pengganti komponen mekanis. Namun pada perkembangannya elektronika daya yang meliputi metode kontrol phasa, integral siklus kontrol dan pengendalian dengan chopper untuk pengaturan kecepatan motor arus searah memiliki beberapa kekurangan walaupun hasil output yang cukup baik. Beberapa kekurangannya metode elektronika daya meliputi, rentan terhadap noise atau derau, jumlah komponen yang banyak, menggunakan daya yang cukup besar, dan pemeliharaan yang sulit. Oleh karena itu dibuatlah mekanisme pada suatu modul pengaturan kecepatan motor berbasis mikrokontroler yang dapat menampilkan kecepatan putaran motor yang ditampilkan secara digital pada LCD sehingga memudahkan fungsi pengawasan dan pengendalian. Metode pengaturan kecepatan motor yang digunakan adalah menggunakan PWM ( Pulse Wide Modulation ).

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan proyek yang berjudul Modul Pengaturan Kecepatan Motor DC dengan RPM Meter Berbasis Mikrokontroler ATMega16 adalah;

1. Memenuhi tugas matakuliah Perancangan Fabrikasi Sistem Elektronika pada semester IV. 2. Mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan. 3. Merancang dan merealisasikan mekanisme pengaturan kecepatan motor dc dengan rpm meter berbasis mikrokontroler atmega16.

1.3 Perumusan Masalah


Berdasarkan atas latar belakang masalah yang ada, maka dapat dirumuskan beberapa masalah pokok dalam merancang sistem ini: 1. Memilih mikrokontroler yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan kontrol keseluruhan sistem. 2. Pembuatan algoritma program dan penerapan metode pwm dalam listing program yang akan dimasukan pada mikrokontroler.
3. Pemilihan sensor infra red untuk tachometer digital yang berfungsi menghitung

kecepatan putaran motor.

1.4 Batasan Masalah


Agar pembahasan mengenai proposal ini tidak keluar dari jalur atau agar sesuai dengan alat yang dibuat maka yang akan dibahas ialah sebagai berikut.
a)

Sistem yang dibuat hanya untuk mengatur kecepatan motor DC dengan Sistem menggunakan mikrokontroler berbasis ATMega16 Sistem menggunakan LCD 16 x 2 sebagai displayuntuk tampilan Sistem ini menggunakan teknik PWM ( Pulse Width Modulation )

range kecepatan maksimum dan minimum yang telah ditentukan b)


c)

kecepatan berupa RPM ( ratio per minute )


d)

untuk mengatur lebar pulsa yang nantinya digunakan untuk merubah tegangan keluaran pada mikrokontroler
e)

Bahasa pemprograman yang dipakai untuk sistem ini menggunakan

bahasa Basicdengan Basic Compiler. Dan untuk downloader menggunakan eXtreme Burner AVR.

1.5 Metodelogi Laporan


Studi Literatur Pada tahap ini, penulis mencoba mencari literatur yang terkait dengan mikrokontroler khususnya keluarga AVR, PWM (Pulse Width Modulation), Motor DC, Driver Motor, alphanumeric LCD 16x2, dan tentunya bahasa pemrograman mikrokontroler khususnya bahasa Basic menggunakan Bascom ( Basic Compiler). Berdasarkan itu, penulis mencoba menentukan spesifikasi yang sesuai dengan sistem yang akan penulis rancang dan realisasikan. Perancangan Dengan spesifikasi yang telah ditentukan maka pada tahap ini, penulis mencoba merancang blok diagram umum dari sistem yang diusulkan kemudian barulah mencoba mencari skema rinci dari masing-masing blok diagram. Realisasi Setelah mendapatkan skema yang terperinci, penulis mulai menginventarisir kebutuhan komponen dengan membuat daftar komponen yang digunakan kemudian mengadakannya.Kemudian mewujudkan skema tersebut menjadi sebuah rangkaian. Pengukuran dan Pengujian Setelah pembuatan rangkaian selesai, penulis mencoba melakukan pengukuran dan pengujian.Parameter-parameter penting dicoba untuk didata dan direkam.Bila terdapat penyimpangan maka diusahakan agar parameter tersebut dianalisa dan diperbaiki. Analisa dan Evaluasi Tahap ini diperlukan untuk mengevaluasi kinerja dan kehandalan alat pada kondisi lapangan. Pada tahap ini penulis mencoba melakukan identifikasi parameterparameter penting dicoba untuk di data dan di uji yang kemudian apabila terdapat kendala-kendala yang menjadi penyebab gagalnya proses, maka kendala-kendala tersebut dianalisa dan diperbaiki. Perbaikan dan Penyempurnaan

Apabila terjadi

kesalahan yang masih dapat diperbaiki, maka dilakukan

perbaikan dan penyempurnaan pada alat. Prototipe Tahap ini diperlukan untuk merampungkan dan mengemas sistem ke dalam bentuk yang lebih representatif. Pembuatan Laporan Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap-tahap yang lainnya.Pembuatan laporan ini merupakan bukti tertulis dari alat yang telah dibuat, dimana di dalamnya berisi hasil perancangan dan analisa sistem.

1.6 Sistematika Laporan


Dalam Proyek Akhir ini secara garis besar sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan pembuatan alat, dan sistematika laporan. Bab II Tinjauan Teoritis Pada bab tinjauan teoritis ini berisikan tentang teori-teori dasar yang menjadi landasan identifikasi system yang dibangun dalam pembuatan alat ini. Bab III Perancangan dan Realisasi alat Dalam bab ini akan dibahas perancangan system secara keseluruhan, baik software maupun hardware dari sistem water level monitoring ini. Bab IV Pengukuran dan Analisis Dalam bab ini merupakan bab pengukuran dan analisa. membahas spesifikasi alat, hasil pengukuran , analisa serta evaluasi terhadap sistem secara keseluruhan. Bab V Penutup Bab ini merupakan kesimpulan yang didapat dari pembuatan alat

BAB II TINJAUAN TEORITIS


Pada Bab II akan dibahas tenatang tori yang mendukung dalam pembuatan proyek ini. Materi yang dibahas yaitu tentang mikrokontroller ATMega16, alphanumeric LCD, motor driver, PWM (Pulse Width Modulation), motor DC, dan pemprograman Basic dengan Basic Compiler.

2.1 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah suatu IC dengan kepadatan yang sangat tinggi, dimana semua bagian yang diperlukan untuk suatu kontroler sudah dikemas dalam satu keping, biasanya terdiri dari: a. CPU (Central Processing Unit) b. RAM (Random Access Memory) c. EEPROM/EPROM/PROM/ROM d. I/O, Serial & Parallel e. Timer f. Interupt Controller Rata-rata mikrokontroler memiliki instruksi manipulasi bit, akses ke I/O secara langsung dan mudah, dan proses interupt yang cepat dan efisien 2.1.1 ATMega 16 ATMega 16 merupakan salah satu jenis mikrokontroler dari keluarga AVR.ATMega 16 mempunyai fitur yang cukup lengkap, mulai dari kapasitas memori program dan memori data yang cukup besar, interupsi, timer/counter, PWM, USART, TWI, analog komparator, EEPROM internal dan juga ADC internal. Dengan fitur yang cukup lengkap ini memungkinkan kita untuk menggunakan ATMega 16 karena lebih mudah dan efisien.Bahkan kita dapat merancang suatu

sistem untuk kepentingan komersil mulai dari sistem yang sederhana sampai dengan sistem yang relatif kompleks hanya dengan menggunkan sebuah IC saja. Berikut ini adalah fitur-fitur yang dimiliki mikrokontroler ATMega 16 : 1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D 2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran. 3. Tiga buah timer/counter dengan kemampuan pembandingan. 4. CPU yang terdiri atas 32 register. 5. Watchdog timer dengan osilator internal. 6. SRAM sebesar 512 byte. 7. Memory Flash sebesar 16 kb dengan kemampuan Read While Write 8. Unit interupsi internal dan eksternal. 9. Port antarmuka SPI. 10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. 11. Antarmuka komparator analog. 12. Port USART untuk komunikasi serial. 13. Serial TWI atau I2C

.
Gambar 1.1 konfigurasi pin IC ATMega16

2.2 Alphanumeric LCD


Liquid Crystal Display (LCD) merupakan salah satu alat untuk penampil yang memiliki berbagai macam ukuran dari 1 hingga 4 baris, 16 hingga 40 karakter per baris dan 5 x 7 atau 5 x 10 dot display fonts. Meskipun LCD memiliki berbagai

macam ukuran tetapi penggunaanya standar. LCD terdiri 16 pin yang berisikan jalur data, jalur control, power dan Back Light

Tabel 1.1 nomor pin dan fungsi.

2.3 PWM
Metode Pulsa with modulation atau PWM dapat digunakan untuk mengatur kecepatan motor dan untuk menghindarkan rangkaian mengkomsumsi daya berlebih. PWM dapat mengatur kecepatan motor karena tegangan yang diberikan dalam selang waktu tertentu saja. PWM ini dapat dibangkitkan melalui software.Lebar pulsa PWM dinyatakan dalam Duty Cycle. Misalnya duty cycle 10 %, berarti lebar pulsa adalah 1/10 bagian dari satu perioda penuh (E. Pitowarno, 2006). Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun memiliki lebar pulsa yang bervariasi.Lebar Pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi. Artinya, Sinyal PWM memiliki frekuensi gelombang yang tetap namun duty cycle bervariasi (antara 0% hingga 100%)

Gambar 1.2 Sinyal PWM dan VOUT PWM Dari persamaan diatas diketahui bahwa perubahan duty cycle akan merubah tegangan keluaran atau tegangan rata-rata seperti gambar dibawah ini

Gambar 1.3 Tegangan rata-rata pulsa PWM Pulse Width Modulation (PWM) merupakan salah satu teknik untuk

mendapatkan signal analog dari sebuah piranti digital. Sebenarnya Sinyal PWM dapat dibangkitkan dengan banyak cara, dapat menggunakan metode analog dengan menggunakan rankaian op-amp atau dengan menggunakan metode digital. Dengan metode analog setiap perubahan PWM-nya sangat halus, sedangkan menggunakan metode digital setiap perubahan PWM dipengaruhi oleh resolusi dari PWM itu sendiri. Resolusi adalah jumlah variasi perubahan nilai dalam PWM tersebut. Misalkan suatu PWM memiliki resolusi 8 bit berarti PWM ini memiliki variasi perubahan nilai sebanyak 2 pangkat 8 = 256 variasi mulai dari 0 255 perubahan nilai yang mewakili duty cycle 0 100% dari keluaran PWM tersebut

Gambar 1.4 duty cycle dan resolusi PWM 2.3.2 Mode Phase Correct PWM Berikut adalah rumusan frekuensi sinyal keluaran pin output compare OC1A/OC1B dengan menggunakan timer/counter1 (A.Bejo, 2008):

Keterangan: fOC1A_PCP = frekuensi output OC1A mode PCP fOC1B_PCP = frekuensi output OC1B mode PCP fOSC N = frekuensi kristal/ osilator D = duty cycle = skala clock (Tabel 2.1) = nilai maksimum counter (TCNT1) TOP

2.3.2 Mode CTC

Keterangan: fOC1A_CTC = frekuensi output OC1A mode CTC fOC1B_CTC = frekuensi output OC1B mode CTC fOSC N = frekuensi Kristal/ osilator

= skala clock (Tabel 2.1)

OCR1A = isi register OCR1A OCR1B = isi register OCR1B

2.3.3Mode Fast PWM

Keterangan: fOC1A_FastPWM = frekuensi output OC1A mode fast PWM fOC1B_FastPWM = frekuenai output OC1B mode fast PWM fOSC N = frekuensi Kristal/ osilator

= skala clock (Tabel 2.1)

TOP

= nilai maksimum counter (TCNT1) Tabel 2.1 Skala Clock timer /Counter

Tabel 2.2 Perbandingan mode PWM Mode Fast PWM


Berpengaruh terhadap duty cycle semakin besar duty cycle maka motor akan semakin cepat berputar.

Mode CTC
Output khusus ada di PORT Mikrokontroller (mis timer 0 ada di PB3).TCNT mencacah naik sampai nilai TCNT=OCR

Mode Phase Correct


Hampir sama dengan Fast PWM tapi memiliki 2 arah cacahan bolak- balik.

2.4 Motor DC
Motor DC merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik kadangkala disebut kuda kerja nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang

tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur: Tegangan dinamo meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan Arus medan menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Gambar 1.4 Motor DC (Direct Industry, 2005) Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC. Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut: Gaya elektromagnetik: E = KN Torque: T = KIa Dimana: E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt) = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit) T = torque electromagnetik Ia = arus dinamo K = konstanta persamaan

Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur: Tegangan dinamo meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan Arus medan menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan. Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC. 2.4.1 Jenis Motor DC a) Motor DC Sumber Daya Terpisah/ Separately Excited Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya terpisah/ separately excited. b) Motor DC Sumber Daya Sendiri/ Self Excited: motor shunt Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan gulungan dinamo. Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo. Berikut tentang kecepatan motor shunt :
Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque

tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat Gambar 4) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin. Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah). c) Motor DC daya sendiri: motor seri Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan dinamo (A) seperti ditunjukkan dalam gambar 5. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo. Berikut tentang kecepatan

motor seri (Rodwell International Corporation, 1997; L.M. Photonics Ltd, 2002): Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali. Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist. d) Motor DC Kompon/Gabungan Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan dynamo (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6. Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok (myElectrical, 2005).

2.5 Motor Driver


Driver motor berfungsi sebagai piranti yang bertugas untuk menjalankan motor baik mengatur arah putaran motor maupun kecepatan putar motor. Macam driver motor diantaranya adalah :

Driver Kontrol Tegangan, dengan driver motor kontrol tegangan menggunakan level tegangan secara langsung untuk mengatur kecepatan dari putaran motor.

Gambar metode drive motor dc dengan voltage divider

Gambar driver motor dc dengan transistor

Driver PWM,dengan kontrol PWM kita dapat mengatur kecepatan motor dengan memberikan pulsa dengan frekwensi yang tetap ke motor, sedangkan yang digunakan untuk mengatur kecepatan adalah duty cycle dari pulsa yang diberikan.

Gambar driver motor dengan mode PWM

Driver H, driver type H digunakan untuk mengontrol putaran motor yang dapat diatur arah putarannya CW maupun CCW. Driver ini pada dasarnya menggunakan 4 buah transistor untuk switching dari putaran motor dan secara bergantian untuk membalik polaritas dari motor.

Gambar driver H Bridge

2.6 Basic Compiler


BASCOM (Basic Compiler) AVR merupakan perangkat lunak untuk memprogram hardware yang diimplementasikan pada mikrokontroler jenis

AVR.Kumpulan karakter pada BASCOM terdiri dari karakter alphabet, karakter angka, dan karakter khusus.Karakter alphabet dalam BASCOM terdiri dari huruf capital (A-Z) dan huruf kecil (a-z).Sedangkan karakter angka pada BASCOM adalah 0-9.Huruf A-H dapat digunakan sebagai bagian angka heksa desimal. 2.6.1 Baris program Cara penggunaan baris program pada BASCOM adalah [[line identifier]] [[statement]] [[:statement]]...[[comment]] 2.6.2 Pengenal baris BASCOM mendukung satu tipe pengenal baris yaitu label baris alpha numerik. Sebuah label baris alphabet dapat terdiri dari 1-32 huruf dan angka yang diawali dengan sebuah huruf dan diakhiri dengan sebuah titik dua (:). Kata kunci BASCOM tidak diperbolehkan untuk dijadikan sebagai label . Di bawah ini adalah contoh dari label yang diperbolehkan alpha : screen NA : ALPHA : \Label baris dapat diawali di kolom berapapun, selama karakter pertama bukan kosong atau spasi pada baris.Spasi tidak diperbolehkan diantara label titik dua (:) setelahnya.Sebuah baris hanya boleh memiliki sebuah label. Ketika ada label pada beris maka, tidak ada pengenal baris lainnya yang dapat digunakan pada baris yang sama. Penggunaan huruf kecil dengan huruf kapital adalah menandakan sama, misalnya seperti contoh diatas, alpha tidak ada bedanya dengan ALPHA. 2.6.3 Persamaan BASCOM Sebuah pernyataan BASCOM bias dieksekusi dan tidak dieksekusi. Sebuah pernyataan dieksekusi melanjutkan aliran sebuah program dengan memberi tahu program apa yang akan dilakukan selanjutnya. Sedangkan program tidak dieksekusi melakukan tugas seperti mengalokasikan penyimpanan untuk variabel, deklarasi dan menentukan tipe variabel.Contoh dari pernyataan ini adalah DIM dan REM. Sebuah komentar adalah contoh pernyataan yang tidak dieksekusi yang digunakan untuk penjelasan program atau lainnya.Komentar dinyatakan dengan pernyataan REM atau tanda petik

tunggal ().Lebih dari satu pernyataan BASCOM dapat ditempatkan pada satu baris, tetapi dengan menggunakan tanda pemisah (:). 2.6.4 Variabel Nama dari sebuah variable dari BASCOM dapat terdiri sampai dengan 32 karakter.Karakter yang diperbolehkan hanya huruf dan angka.Karakter pertama dari sebuah variabel harus sebuah huruf.Sebuah variabel tidak boleh menggunakan kata yang sudah dipakai BASCOM (Reserved word). Yang termasuk Reserved word dalam BASCOM adalah semua perintah, pernyataan, nama fungsi, register, interval dan operator. Sebuah variable angka hanya dapat diisi dengan nilai angka (integer, byte, long, single, atau bit). Angka heksadesimal atau biner dapat dimasukkan dengan menggunakan awalan &H atau &B. Sebelum memasukkan variabel, compiler harus diberitahu terlebih dahulu dengan menggunakan DIM. Contohnya :DIM A as bit, I as integer, B as byte, S as string*10. STRING membutuhkan parameter untuk menentukan panjang dari tipe STRING tersebut. 2.6.5 Ekspresi dan Operator Ekspresi pada BASCOM bisa berupa konstanta, variabel atau nilai tunggal yang didapat dari penggabungan konstansa, variabel dan ekspresi lainnya derngan operator. Ekspresi dan Operator dari BASCOM terdiri dari, yaitu: 1. Aritmatika Operator aritmatika adalah +,-,*,/.\, dan ^. Integer, aritmatika modulus (menghasilkan sisa pembagian integer dan Limpahan dan pembagian dengan nol bukannya hasil bagi). Perintah dengan pembagian nol, apabila dieksekusi (di-compile) akan menghasilkan error, namun hasil error ini tidak akan ditampilkan pada pesan. Oleh karena itu harus berhati-hati dengan ekspresi ini. 2. Relasi Operator relasi digunakan untuk membandingkan dua nilai.Hasilnya dapat digunakan untuk membuat keputusan dari aliran program.

Tabel 2.2 Tanda-tanda Relasi 3. Logika Operator logika merupakan operasi dari bilangan logika dengan menggunakan operasi logika. Operator logika terdiri dari yaitu :

Tabel 2.3 Operator logika

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI


Alat yang dirancang untuk tugas akhir ini adalah Modul Pengaturan Kecepatan Motor DC dengan RPM Meter berbasis Mikrokontroler ATMega 16.Yang diprogram dengan BASCOM (Basic Compiler).Hal yang harus diperhatikan pada perancangan diantaranya tahap perancangan, spesifikasi, dan fungsi dari alat tersebut.

3.1Perancangan
3.1.1 Desain Alat
Untuk simulasi alat ini, penulis merancang simulasi alatnya berupa : 1. Box berbentuk persegi panjang berbahan plastik yang akan menjadi tempat komponen dan rangkaian sistem yang terintegrasi.

2. Pada bagain interface terdapat 3 buah push button sebagai tombol untuk inputan (up, down, dan reset) serta 1 saklar on/off dan indikator berupa led. 3. Box motor dc sebagai output. RPM. 4. Tampilan LCD 16 x 2 sebagai displayuntuk melihat nilai perubahan

3.1.2 Diagram Blok Sistem

DISPLAY LCD
UP DOWN N DOWN N

M I K R O K O N T R O L E R

DRIVER MOTOR

Gambar .Blok prosess sistem

Processor (control) INPUT Switch Mikrokontroler

LCD Driver Motor

Buzzer

OUTPUT

Input Sistem

Gambar . Diagram blok sistem secara keseluruhan

3.1.3 Blok Skematik Rangkaian

3.1.3.1

Skematik sistem rangkaian ( System minimium, driver lcd, regulator)

3.1.3.2

Layout rangkaian

Gambar layout sistem minimum ATMega16

Gambar layout driver LCD

Gambar layout power supply 12 vdc

Gambar layout regulator 5 vdc

3.2Realisasi
3.2.1 Perangkat Keras (Hardware)

Gambar .realisasi alat


3.2.2 Perangkat Lunak ( Software )

Pemrograman untuk alat simulasi ini menggunakan bahasa pemrograman Basic Complier AVR Gambar terlampir di lampiran hal

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Tujuan Pengujian dilakukan untuk mendapatkan data dari alat yang dibuat, sehingga dapat dijadikan dasar untuk menganalisa dan mengetahui kesalahan apabila terjadi kerusakan pada alat. 4.2 Metode pengujian Metode pengujian dilakukan dengan mengukur besaran yang bisa diukur dari perangkat keras dan menguji dengan perangkat lunak. 4.3 Alat dan Bahan yang digunakan Alat dan bahan yang digunakan pada pengukuran dan pengujian adalah sebagai berikut: 1. Multimeter Digital 2. Rangkaian LCD 3. Motor DC 4. Frekuensi meter 5. Osiloskop 4.4 Pengujian dan Analisis Setelah melakukan pnegujian untuk ketinggian air maka diperoleh data sebagai berikut:
Register OC1A (program) 5 20 35 50 70 90 110 125000 35700 26800 14700 10500 8200 6700 Freq OC1A (Hz) Freq OC1A (perhitungan) (Hz) V-out (OC1A) V-out (OC1A)

(pegukuran) (perhitungan) (pengukuran) 124800 35600 26808 13000 10000 7990 6300 5,0 4,6 4,0 3,4 3,0 2,6 2,0 4,95 4,5 3,95 3,6 2,95 2,57 1,95

Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Dari data hasil perhitungandiatas dapat diperoleh nilai frekuensi dari port OC1A dengan metode PWM mode CTC (Counter Timer Counter) sebagai berikut ; Contoh pada nilai register 5 :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan Dari hasil uraian dan pengujian proyek akhir ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: Nilai kecepatan motor tidak linier. Nilai kecepatan maksimal pada LCD adalah 260 RPM Nilai kecepatan minimum pada LCD adalah 60 RPM Nilai RPM berbanding lurus dengan nilai keluaran tegangan pada port OC1A. Nilai tegangan keluaran berbanding terbalik dengan frekuensi pada port OC1A. Maksimum nilai tegangan keluaran pada port OC1A berdasarkan pengukuran 4,95 volt dc Minimum nilai tegangan keluaran pada port OC1A berdasarkan hasil pengukuran 1,95 volt dc

5.2

Saran Berikut ini adalah saran-saran untuk pengembangan sistem lebih lanjut:

Modul ini dapat di kembangkan lebih baik, yaitu dengan menambahkan sensor encoder untuk menghitung nilai putaran motor lebih akurat dan presisi. Sehingga program untuk menghitung nilai kecepatan putaran dapat ditanpilkan secara realtimetanpa harus mengetahui nilai maksimum dan minimum motor dc.

Modul ini juga dapat dikembangkan untuk aplikasi antar muka (interfacing) dengan PC atau Laptop.

LISTING PROGRAM
'-------------------------'Pengatur Kecepatan Motor DC '-------------------------$regfile = "m16def.dat" 'Jika menggunakan ATMega8535 maka diganti dengan "m8535.dat" $crystal = 12000000 '--------------------------SET_PENGATURAN PUTARAN Config Timer1 = Pwm , Pwm = 8 , Compare A Pwm = Clear Up , Prescale = 8 '--------------------------SET_TOMBOL Pwm1a = 200 '----------Ddrb.2 = 0 Portb.2 = 1 Ddrb.3 = 0 Portb.3 = 1 '--------------------------LCD Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portc.4 , Db5 = Portc.5 , Db6 = Portc.6 , Db7 = Portc.7 , E = Portc.2 , Rs = Portc.0 Config Lcd = 16 * 2 '-------------------------'-------------------------Dim Putar As Integer '======================================================== ' """"MULAI"""" '========================================================

Putar = 1 Do Locate 1 , 1 Lcd "Motor DC Control" '---------------------------If Pinb.2 = 0 Then Waitms 200 Putar = Putar + 1 End If If Pinb.3 = 0 Then Waitms 200 Putar = Putar - 1 End If If Putar > 7 Then Putar = 1 End If If Putar < 1 Then Putar = 7 End If '--------------------------If Putar = 7 Then Pwm1a = 5 Locate 2 , 1 Lcd "MAX=260 RPM" End If If Putar = 6 Then Pwm1a = 20 Locate 2 , 1

Lcd "V = 220 RPM" End If If Putar = 5 Then Pwm1a = 35 Locate 2 , 1 Lcd "V = 180 RPM" End If If Putar = 4 Then Pwm1a = 50 Locate 2 , 1 Lcd "V = 140 RPM" End If If Putar = 3 Then Pwm1a = 70 Locate 2 , 1 Lcd "V = 120 RPM" End If If Putar = 2 Then Pwm1a = 90 Locate 2 , 1 Lcd "V = 80 RPM" End If If Putar = 1 Then Pwm1a = 110 Locate 2 , 1 Lcd "MIN=60 RPM" End If Waitms 300 Loop

'--------------------------- end

You might also like