You are on page 1of 12

1/20/13

``**KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN**``: Askep Kusta


Bagika 0

Lainnya

Blog Berikut

Buat Blog

S1 Keperawatan STIKes Wid a Nusantara Palu

STIKes Wid a Nusantara Palu


Join hi ie

Selasa, 08 Mei 2012

Arsip Blog
Arsip Blog

Askep Kusta

w ith Google Friend Connect

ASKEP PENYAKIT KUSTA

Membe

(2)

A. Penger ian Pen akit kusta adalah pen akit menular ang menahun ang men erang saraf perifer, kulit dan jaringan tubuh lainn a. Lepra : Morbus hansen, Hamseniasis Reaksi : Episode akut ang terjadi pada penderita kusta ang masih aktiv disebabkan suatu interaksi antara bagian-bagian dari kuman kusta
1/12

Alread a member? Sign in

S amsuddin Acho
S amsuddin Acho

s amsuddin-acho.blogspot.com/2012/05/askep-kusta.html

1/20/13

``**KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN**``: Askep Kusta

slalu berusaha agar tiap

ang telah mati dengan at ang telah tertimbun di dalam darah penderita dan cairan penderita. B. Ka K a Di Indone ia

hembusan nafasku slalu diantarkan dg ucapan ALHAMDULILLAH, karena kurang lebih dari 22 tahun silam, akku cmn merupakan sumbangan cairan steril dari sang AYAH TERCINTA, g terselamatkan menembus istana ang han a dimiliki oleh wanita khusus' IBUKU TERCINTA n TERSAYANG , akk han a titipan ang numpang dalam OVARIUM ang terselimutkan oleh ENDOMETRIUM n g han a mendapatkan mkanan dari IBU melalui suapan sang PLASENTA, , smua ini atas KUASA dari_N a, , g akhirn a mmnjamkan akk OKSIGEN pe saat ini masih sempat akku nikmati. .serta anugrah tida hentin a akk nikmati dlm keindahan DUNIA g juga merupakan tmpat persinggahan untuk slalu mencari bekal untuk khidupan g abadi kelak.namun mmliki cita-cita g sangat sederhana aitu ingin slalu melihat AYAH BUNDA_ku slalu tersen um bahagia n akhirn a mnikmati pnjaman oksigen pd detik terkhir dlm keadaan KHUSNUL KHOTIMAH. .dan dinantikan oleh knikmatan SURGA JANNATUNNA'IIM pada khidupan kedua .INSYA.ALLOOH. AMIIIEENN. .(^_^) Lihat profil lengkapku

Pen akit kusta hingga kini masih menghantui 14 provinsi di Indonesia, empat provinsi di antaran a akni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Dilaporkan ada lebih dari 1.000 kasus setiap tahunn a. "Program pengendalian pen akit kusta nasional melaporkan ada sekitar 17.000-18.000 kasus baru setiap tahunn a. Prevalensi pen akit kusta belum menunjukkan kecenderungan menurun. Karena itu, pen akit kusta masih menjadi prioritas program," ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Raha u Sed aningsih dalam "Pertemuan Aliansi Nasional Eliminasi Kusta (ANEK) dan Eradikasi Frambusia", di Jakarta, Selasa (31/8). Menkes menambahkan, Indonesia merupakan negara ketiga di dunia setelah India dan Brasil ang memiliki kasus kusta baru terban ak. Secara nasional, Indonesia sebenarn a telah mencapai tingkat eliminasi terhadap kusta dengan angka prevalensi kurang dari satu per 10.000 pada tahun 2000. "Namun dengan tingkat populasi ang cukup besar, maka jumlah penderita kus-ta baru seban ak 18.000 orang per tahun terbilang cukup besar," katan a. Menurut Endang Raha u, program pengendalian kusta telah berhasil mengobati dan men embuhkan seban ak 375.119 penderita melalui Multi-Drug Therap (MDT) sejak 1990 dan telah menurunkan 80 persen jumlah penderita dari 107.271 pada tahun 1990 menjadi 21.026 penderita pada tahun 2009. Namun, diakui Menkes, beban akibat kecacatan akibat kusta masih tinggi aitu sekitar 1.500 kasus cacat tingkat 2 masih ditemukan tiap tahunn a. "Secara kumulatif, sejak tahun 1990-2009 terdapat sekitar 30.000 kasus cacat tingkat 2 ang antara lain mata tidak bisa menutup karena s aratn a terganggu, jari tangan atau kaki bengkok/kiting atau adan a luka pada telapak tangan dan kaki akibat mati rasa," tutur Menkes. Besarn a beban akibat kecacatan kusta itulah, lanjut Endang Raha u, mendorong Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencanangkan target menurunkan 35 persen angka cacat tingkat 2 pada tahun 2015 berdasarkan data tahun 2010.

C. E iologi M. Leprae atau kuman Hansen adalah kuman pen ebab pen akit kusta ang ditemukan oleh sarjana dari Norwegia, GH Armouer Hansen pada tahun 1873. Kuman ini bersifat tahan asam berbentuk batang dengan ukuran 1,8 micron, lebar 0,2-0,5 micron. Biasan a ada ang berkelompok dan ada ang tersebar satu-satu, hidup dalam sel terutama jaringan ang bersuhu dingin dan tidak dapat di kultur dalam media buatan. Kuman ini dapat mengakibatkan infeksi sistemik pada binatang Armadillo. D. Pa ogene i Meskipun cara masuk M. Leprae ke tubuh belum diketahui pasti, beberapa penelitian, tersering melalui kulit ang lecet pada bagian tubuh bersuhu dingin dan melalui mukosa nasal.
2/12

s amsuddin-acho.blogspot.com/2012/05/askep-kusta.html

1/20/13

``**KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN**``: Askep Kusta

Pengaruh M. Leprae ke kulit tergantung factor imunitas seseorang, kemampuan hidup M. Leprae pada suhu tubuh yang rendah, waktu regenerasi lama, serta sifat kuman yang Avirulen dan non toksis. M. Leprae ( Parasis Obligat Intraseluler ) terutama terdapat pada sel macrofag sekitar pembuluh darah superior pada dermis atau sel Schwann jaringan saraf, bila kuman masuk tubuh tubuh bereaksi mengeluarkan macrofag ( berasal dari monosit darah, sel mn, histiosit ) untuk memfagosit. Tipe LL ; terjadi kelumpuha system imun seluler tinggi macrofag tidak mampu menghancurkan kuman dapat membelah diri dengan bebas merusak jaringan. Tipe TT ; fase system imun seluler tinggi macrofag dapat menghancurkan kuman hanya setelah kuman difagositosis macrofag, terjadi sel epitel yang tidak bergerak aktif, dan kemudian bersatu membentuk sel dahtian longhans, bila tidak segera diatasi terjadi reaksi berlebihan dan masa epitel menimbulkan kerusakan saraf dan jaringan sekitar. E. Kla ifika i K a

Menurut Ridley dan Joplin membagi klasifikasi kusta berdasarkan gambaran klinis, bakteriologik, histo patologik, dan status imun penderita menjadi : 1. TT : Lesi berupa makula hipo pigmantasi/eutematosa dengan permukaan kering dan kadang dengan skuama di atasnya. Jumlah biasanya yang satudenga yang besar bervariasi. Gejala berupa gangguan sensasibilitas, pertumbuhan langsung dan sekresi kelenjar keringat. BTA ( ) dan uji lepramin ( + ) kuat. 2. 3. BT : Lesi berupa makula/infiltrat eritematosa dengan permukaan kering bengan jumlah 1-4 buah, gangguan sensibilitas ( + ) Lesi berupa mamakula/infiltrat eritematosa permukaan agak mengkilat. Gambaran khas lesi punched out dengan infiltrat eritematosa batas tegas pada tepi sebelah dalam dan tidak begitu jelas pada tepi luarnya. Gangguan sensibilitas sedikit, BTA ( + ) pada sediaan apus kerokan jaringan kulit dan uji lepromin ( ). 1. BL : Lesi infiltrat eritematosa dalam jumlah banyak, ukuran bervariasi, bilateral tapi asimetris, gangguan sensibilitas sedikit/( ), BTA ( + ) banyak, uji Lepromin ( ).

2. LL : Lesi infiltrat eritematosa dengan permukaan mengkilat, ukuran kecil, jumlah sangat banyak dan simetris. BTA ( + ) sangat banyak pada kerokan jaringan kulit dan mukosa hidung, uji Lepromin ( ). WHO membagi menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Pansi Basiler (PB) : I, TT, BT 2. Multi Basiler (MB) : BB, BL, LL

s amsuddin-acho.blogspot.com/2012/05/askep-kusta.html

3/12

1/20/13

``**KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN**``: Askep Kusta

F. Gamba an Klini Menurut klasifikasi Ridle dan Jopling


.

Tipe Tuberkoloid ( TT ) Mengenai kulit dan saraf. Lesi bisa satu atau kurang, dapat berupa makula atau plakat, batas jelas, regresi, atau, kontrol healing ( + ). Permukaan lesi bersisik dengan tepi meninggi, bahkan hampir sama dengan psoriasis atau tinea sirsirata. Terdapat penebalan saraf perifer ang teraba, kelemahan otot, sedikit rasa gatal. Infiltrasi Tuberkoloid ( + ), tidak adan a kuman merupakan tanda adan a respon imun pejamu ang adekuat terhadap basil kusta.

2. Tipe Borderline Tuberkoloid ( BT ) Hampir sama dengan tipe tuberkoloid Gambar Hipopigmentasi, kekeringan kulit atau skauma tidak sejelas tipe TT. Gangguan saraf tidak sejelas tipe TT. Biasan a asimetris. Lesi satelit ( + ), terletak dekat saraf perifer menebal. 3. Tipe Mid Borderline ( BB ) Tipe paling tidak stabil, jarang dijumpai. Lesi dapat berbentuk macula infiltrate. Permukaan lesi dapat berkilat, batas lesi kurang jelas, jumlah lesi melebihi tipe BT, cenderung simetris. Lesi sangat bervariasi baik ukuran bentuk maupun distribusin a. Bisa didapatkan lesi punched out, aitu hipopigmentasi berbentuk oralpada bagian tengah dengan batas jelas ang merupaan ciri khas tipe ini. 4. Tipe Borderline Lepromatus ( BL ) Dimulai makula, awaln a sedikit lalu menjadi cepat men ebar ke seluruh tubuh. Makula lebih jelas dan lebih bervariasi bentukn a, beberapa nodus melekuk bagian tengah, beberapa plag tampak seperti punched out. Tanda khas saraf berupa hilangn a sensasi, hipopigmentasi, berkurangn a keringat dan gugurn a rambut lebih cepat muncil daripada tipe LL dengan penebalan saraf ang dapat teraba pada tempat prediteksi. 5. Tipe Lepromatosa ( LL ) Lesi sangat ban a, simetris, permukaan halus, lebih eritoma, berkilap, batas tidak tegas atau tidak ditemuka anestesi dan anhidrosis pada stadium dini. Distribusi lesi khas : Wajah : dahi, pelipis, dagu, cuping telinga. Badan : bahian belakang, lengan punggung tangan, ekstensor tingkat
s amsuddin-acho.blogspot.com/2012/05/askep-kusta.html 4/12

1/20/13

``**KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN**``: Askep Kusta

bawah. Stadium lanjutan : Penebalan kulit progresif Cuping telinga menebal Garis muka kasar dan cekung membentuk fasies leonine, dapat disertai madarosis, intis dan keratitis. Lebih lanjut Deformitas hidung Pembesaran kelenjar limfe, orkitis atrofi, testis Kerusakan saraf luas gejala stocking dan glouses anestesi. Pen akit progresif, makula dan popul baru. Tombul lesi lama terjadi plakat dan nodus. Stadium lanjut Serabut saraf perifer mengalami degenerasi men ebabkan anestasi dan pengecilan tangan dan kaki. hialin/fibrosis

6. Tipe Interminate ( tipe ang tidak termasuk dalam klasifikasi Redle & Jopling) Beberapa macula hipopigmentasi, sedikit sisik dan kulit sekitar normal. Lokasi bahian ekstensor ekstremitas, bokong dan muka, kadang-kadang dapat ditemukan makula hipestesi dan sedikit penebalan saraf. Merupakan tanda interminate pada 20%-80% kasus kusta. Sebagian sembuh spontan. Gamba an klini o gan lain Mata : iritis, iridosiklitis, gangguan visus sampai kebutaan Tulang rawan : epistaksis, hidung pelana Tulang & sendi : absorbsi, mutilasi, artritis Lidah : ulkus, nodus Larings : suara parau Testis : ginekomastia, epididimitis akut, orkitis, atrofi Kelenjar limfe : limfadenitis Rambut : alopesia, madarosis Ginjal : glomerulonefritis, amilodosis ginjal, pielonefritis, nefritis interstitial.

s amsuddin-acho.blogspot.com/2012/05/askep-kusta.html

5/12

1/20/13

``**KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN**``: Askep Kusta

G. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Pada pengkajian klien penderita kusta dapat ditemukan gejala-gejala sebagai berikut: 1. Aktivitas/ istirahat. Tanda : penurunan kekuatan otot, gangguan massa otot dan perubahan tonus otot. 2. Sirkulasi. Tanda : Penurunan nadi perifer 3. Vasokontriksi perifer. 4. Integritas ego. Gejala : Masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan, Tanda : Ansietas, men angkal, menarik diri. 5. Makanan/cairan. 6. Anoreksia. 7. Neurosensori. Gejala : kerusakan saraf terutama saraf tepi, penekanan saraf tepi. Tanda : peruubahan perilaku, penurunan refleks tendon. 8. N eri ken amanan. Gejala : Tidak sensitive terhadap sentuhan, suhu, dan tidak merasakan n eri. 9. Pernapasan. Gejala : Pentilasi tidak adekuat, takipnea.

10. Keamanan. Tanda : lesi kulit dapat tunggal/multiple, biasan a hipopigmentasi tetapi kadang kadang lesi kemerahan atau berwarna tembaga, lesi dapat berpariasi tetapi umumn a berupa macula, papula dan nodul.

Peme ik aan klini a. Inspeksi, pasien diminta memejamakan mata, menggerakkan mulut, bersiul, dan tertawa untuk mengetahui fungsi saraf wajah semua kelainan kulit diseluruh tubuh diperhatikan, seperti adan a macula, nodul, jaringan parut, kulit ang keriput, penebalan kulit, dan kehilangan rambut tubuh (alopesia dan madarosis).
6/12

s amsuddin-acho.blogspot.com/2012/05/askep-kusta.html

1/20/13

``**KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN**``: Askep Kusta

b.

Pemeriksaan sensibilitas. Pada lesi kulit dengan menggunakan kapas (rasa raba), Jarum pentul ang tajam dan tumpul (rasa n eri, serta air panas dan dingin dalam tabung reaksi (rasa suhu). Pemeriksaan saraf tepi dan fungsin a dilakukan pada: nervus Auricularis magnus,Nervus ulnaris,Nervus radialis, Nervus medianus, nervus peroneus dan nervus tibialis posterior. Hasil pemeriksaan ang perlu dicatat adalah pembesaran, konsistensi, penebalan, dan adan a n eri tekan. Perhatikan raut muka pasien apakah ia kesakitan atau tidaksarafsaraf diraba. Pemeriksaan fungsi saraf otonom, aitu: memeriksa ada tidakn a kekeringan pada lesi akibat tidak berfungsin a kelenjar keringat dengan menggunakan pensil tinta (uji gunawan).

c.

d.

2. Diagnosa dan Inter ensi Kepera atan a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit. Tujuan : Untuk memelihara integritas kulit/ mencapai pen embuhan tepat waktu. No. 1 Intervensi Rasional

Kaji kulit setiap hari. Catat warna, Menentukan garis dasar dimana turgor, sirkulasi dan sensasi. perubahan pada status dapat dibandikan Gambarkan lesi dan amati dan lakukan intervensi ang tepat. perubahan. Pertahankan/intruksikan dalam Masase meningkatkan sirkulasi kulit dan h giene kulit, misaln a membasuh meningkatkan ken amanan. kemudian mengerinkann a dengan berhati-hati dan melakukan masase dengan menggunakan losion atau krim. Gunting kuku secara teratur Kuku ang panjang/kasar, meningkatkan resiko kerusakan dermal.

3 4 5
s amsuddin-acho.blogspot.com/2012/05/askep-kusta.html

Dapatkan kultur dari lesi kulit Dapat mengidentifikasi bakteri patogen terbuka. dan pilihan perawatan ang sesuai. Gunakan/berikan obat topical atau Digunakan pada perawatan lesi kulit.
7/12

1/20/13

``**KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN**``: Askep Kusta

sistemik sesuai indikasi. 6 Lindungi lesi dengan salep antibiotic Melindungi area lesi dari kontaminasi sesuai petunjuk. bakteri dan meningkatkan pen embuhan.

Gangguan rasa n aman gatal berhubungan dengan lesi kulit. Tujuan : Untuk mengurangi rasa gatal sehingga tercapai ken amanan pasien.
No. 1 Intervensi Rasional ang tepat Upa akan untuk menemukan pen ebab Membantu mengidentifikasi tindakan gangguan rasa n aman. untuk memberikan ken amanan

Mencapai hasil-hasil observasi secara rinci Deskrifsi ang akurat tentang erupsi kulit dengan memakai terminolog deskriftif. diperlukan diagnosis dan pengobatan. Ban ak kondisi tampak serupa tapi mempun ai etiologi ang berbeda. Mengantisipasi reaksi alergi ang mungkin Lesi ang men eluru terutama dengan awitan ang terjadi. mendadak dapat menunjukkan reaksi alergi terhadap obat.

4 5 6 7 8 9

Pertahankan kelembaban kira-kira Gunakanlah alat pelembab. Pertahankan lingkungan dingin.

60%. Dengan kelembaban kehilangan air.

ang rendah kulit akan

Kesejukan mengurangi gatal. (Neutrogena, aveno ).

Gunakan sabun ringan (dove) atau sabun Upa a ini mencakup tidak adan a larutan ang dibuat untuk kulit sensitive detergen, at pewarna atau bahan pengeras. Lepaskan kelebihan pakaianatau peralatan Meningkatkan lingkungan ang sejuk. ditemp[at tidur. Cuci linen tempat tidur dan pakaian dengan Sabun ang keras dapat menimbulkan iritasi kulit. sabun ringan Hentikan pemajanan berulang terhadap Setiap substansi ang menghilangkan air, lipid detergen ,pembersih dan pelarut. atau protein dari epidermis akan mengubah fungsi barier kulit. pen embuhan. Membantu pasien menerima terapi lama ang diperlukan pada tahap ang Tindakan koping biasan a akan meningkatkan ken amanan. tampa resep dokter.

10 11

Menasehati pasien untuk menghindari Masalah pasien dapat disebabkan oleh iritasi atau pemakaian salep atau lotion ang diberi sensitisasi karena pengobatan sendiri.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan priritus. Tujuan : Untuk mencapai istirahat tidur ang cukup. No. 1 Intervensi Menasehati pasien utk menjaga Udara kamar tidur agar tetap memiliki gatal. Rasional ang kering menimbulkan rasa Lingkungan ang n aman
8/12

s amsuddin-acho.blogspot.com/2012/05/askep-kusta.html

1/20/13

``**KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN**``: Askep Kusta

ventilasi dan kelembaban g baik. meningkatkan relaksasi. Menjaga agar kulit agar selalu Tindakan ini mencegah kehilangan air. lembab . Kulit ang kering dan gatal biasan a tidak dapat dikendalikan tetapi dapat disaembuhkan. Menjaga jadwal tidur ang Dengan jadwal tidur ang teratur akan teratur.Pergi tidur pada saat ang terpenuhi kebutuhan tidur klien. sama dan bangun pada saat ang sama. Menghindari minuman ang Kafein memiliki efek puncak 2-4 jam mengandung kafein menjelang tidur sesudah dikomsumsi. malam hari. Melaksanakan gerak badan secara Gerak badan memberikan efek teratur menguntungkan untuk tidur dilaksanakan pada malam hari. ang jika

Mengerjakan hal-hal ang ritual dan Tindakan ini memudahkan peralihan dari rutin menjelang tidur. keadaan terjaga menjadi keadaan tertidur.

d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kuilit ang tidak baik. Tujuan : Klien dapat mengembangkan peningkatan penerimaan diri No. 1 Intervensi Kaji adan a gangguan pada citra diri pasien (menghindari kontak mata, ucapan ang merendahkan diri sendiri, ekspresi perasaan muak terhadap kondisi kulitn a. Rasional Gangguan citra diri akan men ertai setiap pen akit atau keadaan ang tampak n ata bagi pasien. Kesan seseorang terhadap dirin a sendiri akan berpengaruh pada konsep diri.

Identifikasi stadium psikososial tahap Terdapat hubungan antara stadium perkembangan. perkenmbangan, citra diri dan reaksi serta pemahaman pasioen terhadap kondisi kulitn a. Berikan kesempatan untuk Pasien membutuhkan pengalaman pengungkapan. Dengarkan (dengan didengarkan dan dipahami. Mendukung cara ang terbuka, tidak upa a pasien untuk memperbaiki citra diri. menghakimi) untuk mengespresikan berduka atau anseitas tentang perubahan citra tubuh. Bersikap pengobatan, kesehatan. realistic selama Meningkatkan keperca aan dan pada pen uluhan mengadakan hubungan antara pasien dan perawat. perilaku positif dan
9/12

5
s amsuddin-acho.blogspot.com/2012/05/askep-kusta.html

Berikan harapan dalam parameter Meningkatkan

1/20/13

``**KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN**``: Askep Kusta

situasi individu: jangan memberikan memberikan kesempatan untuk men usun ke akinan ang salah. tujuan dan rencana untuk masa depan berdasarkan realita. 6 Dorong interaksi keluarga dengan tim rehabilitasi. dan Mempertahankan pola komunikasi dan memberikan dukungan terus menerus pada pasien dan keluarga.

e.

Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan pada kulit, pertahanan tubuh menurunun. Tujuan : Mencapai pen embuhan tepat waktu, tanpa komplikasi No. 1 Intervensi Rasional

Ukur tanda-tanda vital termasuk Memberikan imformasi data dasar, suhu peningkatan suhu secara berulang-ulang dari demam ang terjadi untuk menujukkan bahwa tubuh bereaksi pada proses infeksi ang baru, dimana obat tidak lagi secara efektive mengontrol infeksi ang tidak dapat disembuhkan. Tekankan pentingn a tekhnik cuci Mengcegah kontaminasi tangan ang baik untuk semua menurungkan resiko infeksi. individu ang dating kontak dengan pasien silang;

Gunakan saputangan , masker dan Mengcegah terpajan pada organisme tekniik aseptik selama perawatan infeksius dan berikan pakaian ang steril atau baru

4 5

Observasi lesi secara periodic

Untuk mengetahui perubahan terhadap terapi.

respon

Berikan lingkungan ang bersih dan Mengurangi patogen pada s stem berventilasi ang baik. Periksa integument dan mengrangi kemungkinan pengunjung atau staf terhadap tanda pasien mengalami infeksi nosokomial. infeksi dan pertahankan kewaspadaan sesuai indikasi. Berikan preparat antibiotic diresepkan dokter. ang Membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme pen ebab infeksi.

f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangn a imformasi terhadap perawatan kulit. Tujuan : Klien mendapatkan imformasih ang adekuat tentang
No. 1 Intervensi Rasional

Tentukan apakah pasien mengetahui Memberikan data dasar (memahami dan salah mengerti) tentang mengembangkan rencana pen uluhan. kindisi dirin a.

untuk

Jaga agar pasien mendapatkan informasi Pasien harus memiliki perasaan bahwa ada ang benar, memperbaiki kesalahan sesuatu ang dapat mereka perbuat.
10/12

s amsuddin-acho.blogspot.com/2012/05/askep-kusta.html

1/20/13

``**KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN**``: Askep Kusta

Keban akan pasien merasakan mamfaat dan merasa lebih. 3 Berikan imformasi ang spesifik dalam Imformasi tertulis dapat membantu bentuk tulisan misaln a jadwal dalam mengingatkan pasien. minum obat.
4

persepsi /imformasi.

Jelaskan penatalaksanaan minum obat: Meningkatkan partisipasi klien, mematuhi dosis, frekuensi, tindakan, dan perlun a aturan terapi dan mencegah putus obat. terapi dalam jangka waktu lama. Berikan nasehat pada pasien untuk menjaga Stratum korneum memerlukan air agar agar kulit tetap lembab dan fleksibel dengan fleksibilitas kulit btetap terjaga.. pemberian tindakan hidrasi serta lotion kulit. lotion untuk melembabkan kulit akan mencegah agar kulit tidak menjadi kering, kasar, retak dan bersisik. Dorong pasien agar mendapat status nutrisi Penampakan kulit mencerminkan kesehatan ang sehat. umum seseorang.perubahan pada kulit dapat mendakan status nutrisi ang abnormal. Nutrisi ang optimal meningkatkan regenerasi jaringan dan pen embuhan umum kesehatan. Tekankan perlun a atau pentingn a Dukungan jangka panjang dengan evaluasi mengevaluasi perawatan atau rehabilitasi. ulang kontinu dan perubahan terapi dibutuhkan untuk pen embuhan optimal.
.

Ansietas berhubungan dengan poerubahan status kesehatan. Tujuan : Pasien dapat menunjukkan penurunan ansietas sehingga dapat menerimah perubahan status kesehatann a dengan cara sehat. Berikan penjelasan ang sering dan imformasi tentang prosedur
No. 1 Intervensi Rasional Berikan penjelasan ang sering dan Pengetahuan diharapkan menurunkan ketakutan imformasi tentang prosedur perawatan. dan ancietas, memperjelas kesalahan konsep dan meningkatkan kerjasama. Libatkan pasien atau orang terdekat dalam Meningkatkan rasa control dan kerjasama, proses pengambilan keputusan. menurunkan perasaan tak berda a atau putuis asa. Kaji status mental terhadap pen akit Pada awaln a pasien dapat men ggunakan pen angkalan untuk menurungkan dan men aring imformasi secara keseluruhan. Membantu pasien tetap berhubungan dengan lingkungan dan realitas.

4 5

Berikan orientasi konstan dan konsisten. Dorong pasien pen akitn a. untuk bicara

tentang Pasien perlu membicarakan apa ang terjadi terus menerus untuk membuat beberapa rasa terhadap situasi apa ang menakutkan.

Jelaskan pada pasien apa anga terjadi. Pern ataan kompensasi menunjukkan realitas Berikan kesempatan untuk bertan a dan situasi ang dapat membantu pasien atau orang berikan jawaban terbuka atau jujur. terdekat menerima realitas dan mulai menerima apa ang terjadi. Identifikasi metode koping atau Perilaku masalalu ang berhasil dapat digunakan penanganan stuasi stress sebelumn a. untuk membantu situasi saat ini. Dorong keluarga atau orang terdekat Mempertahankan kontak dengan realitas mengunjungi dan mendiskusikan ang keluarga, membuat rasa kedekatan dan terjadi pada keluarga. Mengingatkan pasien kesinambungan hidup. kejadian masa lalu dan akan datang.
11/12

7 8

s amsuddin-acho.blogspot.com/2012/05/askep-kusta.html

1/20/13

``**KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN**``: Askep Kusta

Berikan sedative ringan sesuai indikasi.

Obat ansietas diperlukan untuk periode singkat sampai pasien lebih stabil secara psikis.

3. Implemen a i Kepe a a an Melakukan apa ang harus dilakukan pada saat itu sesuai dengan apa ang telah direncanakan. Dan mencatat setiap tidakan ang dilakukan pada pasien.

4. E al a i Mengevaluasi semua tindakan ang telah diberikan pada pasien. Jika dengan tindakan ang diberikan pasien mengalami perubahan menjadi lebih baik. Maka tindakan dapat dihentikan. Jika sebalikn a keadaan pasien menjadi lebih buruk, kemungkinan besar tindakan harus mengalami perubahan atau perbaikan.

Diposkan oleh S amsuddin Acho di 18.06


Rekomenda ikan ini di Google

Tidak ada komen ar: Poskan Komentar

Posting Lebih Baru


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Beranda

Posting Lama

Template Travel. Diberda akan oleh Blogger.

s amsuddin-acho.blogspot.com/2012/05/askep-kusta.html

12/12

You might also like