You are on page 1of 18

Mata Kuliah : Geofisika Terapan Dosen : Sultan ,S.T.,M.T.

METODE GRAVITY

OLEH: MARSEL PANAN D621 10 007

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

MAKASSAR 2013

1. Pendahuluan Salah satu metode yang sering dipakai dalam kegiatan eksplorasi mineral adalah metode gravitasi. Mengingat sifat metodenya yang alamiah maka biaya yang dikeluarkan untuk metode ini relative murah dibandingkan metode yang lain seperti seismic (Fitriyadi,2005). Metode gravity biasanya sebagai survey pendahuluan pada setiap kegiatan eksplorasi. Metode gravity digunakan untuk mendeteksi anomali nilai gravitasi local (residu). Anomali gravitasi disebabkan adanya kontras densitas lapisan batuan secara lateral. Pemodelan gravitasi merupakan salah satu metode penafsiran data gravitasi untuk menggambarkan struktur geometri bawah permukaan tanah berdasarkan distribusi densitas batuan. 2. Sejarah Metode Gravity Pengumuman Isaac Newton, hukum universal tentang gravitasi pada tahun 1687 yang dimuat dalam bukunya yang berjudul Principa. Hukum Newton tersebut menyatakan bahwa setiap partikel di alam semesta tarik-menarik dengan partikel lain dengan gaya yang besarnya proporsional dengan perkalian massa kedua partikel dan berbanding terbalik dengan jarak kuadrat antara kedua pertikel tersebut. Arah gaya kedua partikel berada sepanjang garis lurus yang menghubungkan kedua partikel. Atau secara matematis dapat dituliskan sebagai, (1) Bila kita bagi dengan m, didapatkan (2) Persamaan (2) sering dipakai untuk metode gaya berat pada akuisisi data geofisika. Metode gaya berat ini memanfaatkan gaya gravitasi untuk mengetahui struktur bawah permukaan, dengan melihat percepatan gravitasinya. Pengukuran gaya berat dipengruhi oleh 5 faktor diantaranya

adalah posisi lintang, elevasi, topografi daerah sekitar, dan variasi densitas bawah permukaan. 3. Kegunaan Metode Gravity Metode gravity dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat masa cebakan mineral dari daerah sekeliling (r=gram/cm3). Metode ini adalah metode geofisika yang sensitif terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai purba, lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang. Perpisahan anomali akibat rapat masa dari kedalaman berbeda dilakukan dengan menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat alat gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi (mgal), dengan demikian anomali kecil dapat dianalisa. Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan sangat teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat. Dalam metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah permukaan sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi dari suatu titik observasi terhadap titik observasi lainnya. Metode gravitasi umumnya digunakan dalam eksplorasi jebakan minyak (oil trap). Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan lainnya. Prinsip pada metode ini mempunyai kemampuan dalam membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik minyak maupun meneral lainnya. 4. Kelebihan dan Kekurangan a. Kelebihan Relatif lebih murah Bersifat nondekstruktif

Instrumen yang ideal (gravimeter kecil dan portable) Metode dengan tingkat anomali yang tinggi Perlu adanya survei geologi yang mendalam dibanding metode lainnya.

b. Kekurangan

Untuk aplikasi geoteknik perbandingan Metode Gravity dengan Metode yag lain dapat dilihat pada tabel berikut :

5. Cara Pengambilan dan Pengukuran dilapangan Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan data di darat adalah: a. Gravimeter

Gravimeter (La Coste & Ronberg type G358 dan G617)

Gravitimeter (Worden no 915)

b. Piringan c. GPS d. Tali sebagai meteran jarak antar stasiun e. Peta Geologi dan peta Topografi f. Penunjuk Waktu g. Alat tulis h. Kamera i. Pelindung Gravitimeter j. Dan beberapa alat pendukung lainnya Alat yang digunakan dalam pengambilan data di laut a. Kapal laut yang memiliki navigasi dilengkapi dengan peralatan pendukung lainnya b. Altimeter adalah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya alat ini digunakan untuk keperluan navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian. Seperti gambar dibawah ini. c. Gravimeter

d. GPS Hal-hal yang dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran adalah sebagai berikut : a. Kalibrasi terhadap data / titik pengukuran yang telah diketahui nilai gravitasi absolutnya, misalnya IGSN71 Melakukan pengikatan pada base camp terhadap titik IGSN71 terdekat yang telah diketahui nilai ketinggian dan gravitasinya, dengan cara looping. Bila perlu di base camp diamati variasi harian akibat pasang surut dan akibat faktor yang lainnya. Setelah melakukan hal di atas barulah pengamatan yang sebenarnya dilakukan. b. Pengukuran metode gaya berat dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: penentuan titik ikat dan pengukuran titik-titik gaya berat. Sebelum survei dilakukan perlu menentukan terlebih dahulu base station, biasanya dipilih pada lokasi yang cukup stabil, mudah dikenal dan dijangkau. Base station jumlahnya bisa lebih dari satu tergantung dari keadaan lapangan. Masing-masing base station sebaiknya dijelaskan secara cermat dan terperinci meliputi posisi, nama tempat, skala dan petunjuk arah. Base station yang baru akan diturunkan dari nilai gayaberat yang mengacu dan terikat pada Titik Tinggi Geodesi (TTG) yang terletak di daerah penelitian. TTG tersebut pada dasarnya telah terikat dengan jaringan Gaya berat Internasional atau International Gravity Standardization Net. c. Pengukuran data lapangan meliputi pembacaan gravity meter juga penentuan posisi, waktu dan pembacaan barometer serta suhu. Pengukuran Penentuan gayaberat posisi dan menggunakan waktu alat gravitymeter LaCoste & Romberg type G.525 berketelitian 0,03 mGal/hari atau 0,1 mGal/bulan. menggunakan Global Positioning System (GPS) Garmin, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan Barometer Aneroid Precission dan termometer. Pengukuran pada titiktitik survei dilakukan dengan metode kitaran/looping dengan pola A-B-C-

D-A, dengan A adalah salah satu cell center (CC) yang merupakan base station setempat. Jarak antar titik pengukuran pada keadaan normal 5 km, tergantung dari medan yang akan diukur dengan pertimbangan berdasarkan pada kecenderungan (trend) geologi di daerah survei. d. Metode kitaran/looping diharapkan untuk menghilangkan kesalahan yang disebabkan oleh pergeseran pembacaan gravity meter. Metode ini muncul dikarenakan alat yang digunakan selama melakukan pengukuran akan mengalami guncangan, sehingga menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut. Pengukuran metode gayaberat dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: penentuan titik ikat dan pengukuran titik-titik gayaberat. Sebelum survei dilakukan perlu menentukan terlebih dahulu base station, biasanya dipilih pada lokasi yang cukup stabil, mudah dikenal dan dijangkau. Base station jumlahnya bisa lebih dari satu tergantung dari keadaan lapangan. Masing-masing base station sebaiknya dijelaskan secara cermat dan terperinci meliputi posisi dan nama tempat. Base ini dipergunakan sebagai titik tutupan harian dan juga sebagai nilai acuan bagi stasiun gaya berat lainnya. Pengukuran data lapangan meliputi pembacaan gravimeter juga penentuan posisi, waktu, dan pembacaan altimeter serta suhu. Pengukuran gayaberat pada penelitian ini menggunakan alat Gravimeter LaCoste & Romberg Model G-804, yang memiliki kemampuan pembacaan 0 sampai 7000 mGal, dengan tingkat ketelitian 0,01 mgal dan kesalahan apungan (drift) 1 mgal per bulan atau 0,03 mgal per hari. Penentuan posisi dan waktu menggunakan Global Positioning System (GPS) Garmin, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan altimeter, termometer, dan microbarograph. Dari pengukuran tersebut dihasilkan 94 titik pengukuran pada sepanjang lintasan Pangalengan - Garut dengan interval tiap titik sekitar 500 meter. Pengambilan data pada titik-titik survei dilakukan dengan sistem Loop, yaitu sistem pengukuran yang dimulai dan diakhiri pada titik gayaberat yang sudah diketahui nilainya. Sistem Loop diharapkan dapat

menghilangkan kesalahan yang disebabkan oleh pergeseran pembacaan gravimeter. Metode ini muncul dikarenakan alat yang digunakan selama melakukan pengukuran akan mengalami guncang n, sehingga menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut. Data-data yang diambil pada saat pengukuran adalah: a. Tanggal dan hari pembacaan Data ini berguna untuk koreksi pasang surut b. Waktu pembacaan Data ini berguna untuk koreksi apungan dan penentuan pasang surut. c. Pembacaan alat d. Koordinat stasiun pengukuran dengan menggunakan GPS e. Data inner zone untuk koreksi Terrain f. Ketinggian titik pengukuran Gambar berikut akan menjelaskan cara kerja Gravimeter :

Pengukuran Gravity dilapangan

Cara Kerja Gravimeter

Perbedaan Densitas Setiap jenis batuan

6. Cara Analisa Data Pemrosesan data gayaberat yang sering disebut juga dengan reduksi data gayaberat, secara umum dapat dipisahkan menjadi dua macam, yaitu: proses dasar dan proses lanjutan. Proses dasar mencakup seluruh proses berawal dari nilai pembacaan alat di lapangan sampai diperoleh nilai anomali Bouguer di setiap titik amat. Proses tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut: konversi pembacaan gravity meter ke nilai milligal, koreksi apungan (drift correction), koreksi pasang surut (tidal correction), koreksi lintang (latitude correction), koreksi udara bebas (free-air correction),koreksi Bouguer (sampai pada tahap ini diperoleh nilai anomali Bouguer Sederhana (ABS) pada topografi.), dan koreksi medan (terrain correction). Pemrosesan data tersebut menggunakan komputer dengan software MS. Excel. Proses lanjutan merupakan proses untuk mempertajam kenampakan/gejala geologi pada daerah penyelidikan yaitu pemodelan dengan menggunakansoftware Surfer 8 dan GRAV2DC. Beberapa koreksi dan konversi yang dilakukan dalam pemrosesan data metode gaya berat, dapat dinyatakan sebagai berikut : a. Konversi Pembacaan Gravity Meter Pemrosesan data gayaberat dilakukan terhadap nilai pembacaan gravity meter untuk mendapatkan nilai anomali Bouguer. Untuk memperoleh nilai anomali Bouguer dari setiap titik amat, maka dilakukan konversi pembacaan gravity meter menjadi nilai gayaberat dalam satuan milligal. Untuk melakukan konversi memerlukan tabel konversi dari gravity meter tersebut. Setiap gravity meter dilengkapi dengan tabel konversi. Cara melakukan konversi adalah sebagai berikut: Misal hasil pembacaan gravity meter 1714,360. Nilai ini diambil nilai bulat sampai ratusan yaitu 1700. Dalam tabel konversi nilai 1700 sama dengan 1730,844 mGal. Sisa dari hasil pembacaan yang belum dihitung yaitu 14,360 dikalikan dengan faktor interval yang sesuai dengan nilai bulatnya, yaitu 1,01772 sehingga hasilnya menjadi 14,360 x 1,01772 = 14.61445 mGal.

Kedua perhitungan diatas dijumlahkan, hasilnya adalah (1730,844 + 14.61445) x CCF = 1746.222 mGal. Dimana CCF (Calibration Correction Factor) merupakan nilai kalibrasi alat Gravity meter LaCoste & Romberg type G.525 sebesar 1.000437261.

Tabel Kutipan contoh tabel konversi gravity meter type G.525. Pembacaan Counter 1600 1700 1800 Nilai Dalam mGal 1629.070 1730.844 1832.616 Interval Faktor 1.01774 1.01772 1.01770

b. Posisi dan Ketinggian Penentuan posisi menggunakan GPS, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan barometer aneroid dan termometer. Pengukuran ketinggian dilakukan secara diferensial yaitu dengan menggunakan dua buah barometer dan termometer. Pengukuran tersebut dilakukan dengan menempatkan satu alat di base station sedangkan alat yang lain dibawa untuk melakukan pengukuran pada setiap titik amat. Adapun pemrosesan data posisi dan ketinggian sebagai berikut. Pemrosesan Data GPS Setiap kali pembacaan posisi titik amat langsung dapat diketahui dari bacaan tersebut, yaitu berupa bujur (longitude) dan lintang (latitude). Posisi yang ditunjukan GPS dalam satuan derajat, menit dan detik. Maka perlu melakukan konversi posisi dari satuan waktu ke dalam satuan derajat. Posisi ini selanjutnya digunakan untuk menghitung koreksi lintang atau perhitungan normal. Pemrosesan Data Barometer

Barometer merupakan alat ukur tekanan udara yang secara tidak langsung digunakan untuk mengukur beda tinggi suatu tempat di permukaan bumi. Prinsip pengukuran ketinggian barometer didasarkan pada suatu hubungan antara tekanan udara disuatu tempat dengan ketinggian tempat lainnya, yaitu dengan adanya tekanan udara suatu tempat dipermukaan bumi sebanding dengan berat kolom udara vertikal yang berada diatasnya (hingga batas atas atmosfer). Ketelitiaan tekanan pengukuran udara di tinggi suatu barometer tempat. sangat tergantung pada kondisi cuaca, sebab keadaan tersebut akan mempengaruhi Perbedaan temperatur udara dan kecepatan angin disuatu tempat akan menyebabkan tekanan udara naik turun (berfluktuasi), sehingga akan menimbulkan kesalahan dalam beda tinggi antara dua tempat yang berbeda. Maka perlu dilakukan pengukuran temperatur udara untuk menentukan koreksi temperatur yang harus diperhitungkan dalam penentuan beda tinggi, sehingga akan memperkecil kesalahan (Subagio, 2002). Pengukuran ketinggiaan dengan menggunakan barometer selain tergantung pada tekanan udara, dipengaruhi juga oleh beberapa parameter seperti temperatur udara, kelembaban udara, posisi lintang titik amat, serta ketinggian titik ukur. Dalam pemrosesan data metode gaya berat terdapat beberapa tahapan dengan koreksi-koreksi diantaranya adalah : a. Koreksi Apungan (Drift Correction) Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh perubahan kondisi alat (gravity meter) terhadap nilai pembacaan. Koreksi apungan muncul karena gravity meter selama digunakan untuk melakukan pengukuran akan mengalami goncangan, sehingga akan menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut. Koreksi ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dengan metode looping, yaitu dengan

pembacaan ulang pada titik ikat (base station) dalam satu kalilooping, sehingga nilai penyimpangannya diketahui. b. Koreksi Pasang Surut (Tidal Correction) Koreksi ini adalah untuk menghilangkan gaya tarik yang dialami bumi akibat bulan dan matahari, sehingga di permukaan bumi akan mengalami gaya tarik naik turun. Hal ini akan menyebabkan perubahan nilai medan gravitasi di permukaan bumi secara periodik. Koreksi pasang surut juga tergantung dari kedudukan bulan dan matahari terhadap bumi. Koreksi tersebut dihitung berdasarkan perumusan Longman (1965) yang telah dibuat dalam sebuah paket program komputer. Koreksi ini selalu ditambahkan terhadap nilai pengukuran, dari koreksi akan diperoleh nilai medan gravitasi di permukaan topografi yang terkoreksi drift dan pasang surut, c. Koreksi Lintang (Latitude Correction) Koreksi lintang digunakan untuk mengkoreksi gayaberat di setiap lintang geografis karena gayaberat tersebut berbeda, yang disebabkan oleh adanya gaya sentrifugal dan bentuk ellipsoide. Dari koreksi ini akan diperoleh anomali medan gayaberat. Medan anomali tersebut merupakan selisih antara medan gayaberat observasi dengan medan gayaberat teoritis (gayaberat normal). Menurut (Sunardy, A.C., 2005) gayaberat normal adalah harga gayaberat teoritis yang mengacu pada permukaan laut rata-rata sebagai titik awal ketinggian dan merupakan fungsi dari lintang geografi. Medan gayaberat teoritis diperoleh berdasarkan rumusan-rumusan secara teoritis, maka untuk koreksi ini menggunakan rumusan medan gayaberat teoris pada speroid referensi (z = 0) yang ditetapkan oleh The International of Geodesy (IAG) yang diberi nama Geodetic Reference System 1967 (GRS 67) sebagai fungsi lintang (Burger, 1992), d. Koreksi Ketinggian

Koreksi ini digunakan untuk menghilang perbedaan gravitasi yang dipengaruhi oleh perbedaan ketinggian dari setiap titik amat. Koreksi ketinggian terdiri dari dua macam yaitu Koreksi Udara Bebas (free-air correction) Koreksi udara bebas merupakan koreksi akibat perbedaan ketinggian sebesar h dengan mengabaikan adanya massa yang terletak diantara titik amat dengan sferoid referensi. Koreksi ini dilakukan untuk mendapatkan anomali medan gayaberat di topografi. Untuk mendapat anomali medan gayaberat di topografi maka medan gayaberat teoritis dan medan gayaberat observasi harus sama-sama berada di topografi, sehingga koreksi ini perlu dilakukan. Koreksi udara bebas dinyatakan secara metematis dengan rumus : FAC =0.3085h mGal Dimana h adalah beda ketinggian antara titik amat gayaberat dari sferoid referensi (dalam meter). Setelah dilakukan koreksi tersebut maka akan didapatkan anomali udara bebas di topografi yang dapat dinyatakan dengan rumus : FAA =gobs-g(f) +FAC mGal dimana : FAA: anomali medan gayaberat udara bebas di topografi (mGal) Gobs: medan gayaberat observasi di topografi (mGal) G(f): medan gayaberat teoritis pada posisi titik amat (mGal) FAC : koreksi udara bebas (mGal) Koreksi Bouguer Bouguer Correction adalah harga gaya berat akibat massa di antara referensi antara bidang referensi muka air laut samapi titik pengukuran sehingga nilai gobservasi bertambah. Setelah dilakukan koreksi-koreksi terhadap data percepatan gravitasi hasil pengukuran (koreksi latitude, elevasi, dan topografi) maka diperoleh anomali percepatan gravitasi (anomali gravitasi Bouguer lengkap) yaitu :

gBL = gobs g() + gFAgB + gT dimana : gobs = medan gravitasi observasi yang sudah dikoreksi pasang surut g() = Koreksi latitude gFA = Koreksi udara bebas (Free Air Effect) gB = Koreksi Bouguer gT = Koreksi topografi (medan) Dengan memasukan harga-harga numerik yang sudah diketahui, gBL = gobs g() + 0.094h (0.01277h T) e. Koreksi Medan (Terrain Corection) Koreksi medan digunakan untuk menghilangkan pengaruh efek massa disekitar titik observasi. Adanya bukit dan lembah disekitar titik amat akan mengurangi besarnya medan gayaberat yang sebenarnya. Karena efek tersebut sifatnya mengurangi medan gayaberat yang sebenarnya di titik amat maka koreksi medan harus ditambahkan terhadap nilai medan gayaberat. Anomali Bouguer Nilai anomali Bouguer lengkap dapat diperoleh dari nilai anomali Bouguer sederhana yang telah terkoreksi medan, Merupakan anomali yang dicari dengan cara mereduksi hasil pengukuran lapangan dengan koreksi-koreksi seperti yang telah diuraikan di atas. Dg = {Dgobs DgF + (3,086 0,4191r) h + Tr} gu 7. Interpretasi Pengolahan data dengan variasi kedalaman, hasil dari plot grafik di dapatkan bahwa semakin dalam maka nilai ampilitudo dari grafik semakin kecil dengan kata lain bahwa semakin dalam anomali terkubur maka nilai sensitivitasan pengukuran dari alat gravityneter semakin kecil. Apabila anomali

terpendam sangat sangat dalam maka nilai yang terukur pada alat gravitymeter sangat kecil, dan jika di plot dalam grafik maka bentuk grafiknya seperti garis lurus saja. Pada variasi diameter setelah melakuan pengolahan data, hasil plot menunjukkan bahwa perubahannya sangat kecil sekali tidak sederastis pada variasi kedalamann ini menunjukkan bahwa gravitymeter mengukur nbukan berdasarkan besar atau kecilnya anomali yang terkubur tetapi yang sangat mempengaruhi adalah kedalaman. Dalam menentukan sebuah besaran tertentu dari anomali Bouguer yang telah diperoleh, perlu adanya proses lanjutan yaitu interpretasi terhadap data tersebut. Interpretasi gayaberat secara umum dibedakan menjadi dua yaitu interpretasi kualitatif dan kuantitatif a. Interpretasi Kualitatif Interpretasi kualitatif dilakukan dengan mengamati data gayaberat berupa anomali Bouguer. Anomali tersebut akan memberikan hasil secara global yang masih mempunyai anomali regional dan residual.Hasil interpretasi dapat menafsirkan pengaruh anomali terhadap bentuk benda, tetapi tidak sampai memperoleh besaran matematisnya. Misal pada peta kontur anomali Bouguer diperoleh bentuk kontur tertutup maka dapat ditafsirkan sebagai struktur batuan berupa lipatan (sinklin atau antiklin). Dengan interpretasi ini dapat dilihat arah penyebaran anomali atau nilai anomali yang dihasilkan. b. Interpretasi Kuantitatif Interpretasi kuantitatif dilakukan untuk memahami lebih dalam hasil interpretasi kualitatif dengan membuat penampang gayaberat pada peta kontur anomali. Teknik interpretasi kuantitatif mengasumsikan distribusi rapat massa dan menghitung efek gayaberat kemudian membandingkan dengan gayaberat yang diamati. Interpretasi kuantitatif pada penelitian ini adalah analisis model bawah permukaan dari suatu penampang

anomali Bouguer dengan menggunakan metode poligon yang diciptakan oleh Talwani. Metode tersebut telah dibuat pada software GRAV2DC. Metode yang digunakan dalam pemodelan gayaberat secara umum dibedakan kedalam dua cara, yaitu pemodelan kedepan (forward modelling) dan inversi (inverse modelling). Prinsip umum kedua pemodelan ini adalah meminimumkan selisih anomali perhitungan dengan anomali pengamatan, melalui metode kuadrat terkecil (least square), teknik matematika tertentu, baik linier atau non linier dan menerapkan batasanbatasan untuk mengurangi ambiguitas. Menurut (Talwani, 1959), pemodelan ke depan untuk menghitung efek gayaberat model benda bawah permukaan dengan penampang berbentuk sembarang yang dapat diwakili oleh suatu poligon bersisi-n dinyatakan sebagai integral garis sepanjang sisi-sisi poligon .

DAFTAR PUSTAKA Maidi, Khumaidi. etode-gravity/#content" Diakses tangal 22-02-2013 pukul 19.20 WITA. Mumpung, Pribadi Adi, Dkk.2009 .Geometri Peledakan. http://blogs.nicedaysblue.web.id/ekfis/%5BMetode%20Gaya%20Berat%5 DPribadi%20Adhi%2010208069.pdf . Diakses tanggal 22-02-2013 pukul 19.25 WITA. Noprianto WITA. Setiawan, Rudi. 2012. Kalibrasi model sebaran pergerakan (gravity model) menggunakan add-in Microsoft excel (solver). http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/01065/kalibrasi%20Model%20Sebaran%20Pergerakan%20(Gravity%20Mod el)%20Menggunakan%20Add-In%20Microsoft%20Excel%20(Solver).pdf. Diakses tanggal 22-02-2013 pukul 19.10 WITA. Simalanga, Alfonsus. 2012. Metode Gravity. http://alfon sussimalango. blogspot.com /2010/10/ metode- gravity. html. Diakses tanggal 22-02-2013 pukul 19.30 WITA. Wahid, Abdul. 2012. Metode Gravitasi. http://id.scribd.com /document_downloads/direct/39049225?extension=ppt&ft=1361677726&l t=1361681336&uahk=8LMMcPMK+iSQib+KhbtXO3/ZIkk. Diakses tanggal 22-02-2013 pukul 19.15 WITA. 2012. Gravity. http://noprianto23physics.blogspot.com /2012/06/metode-gravity.htmldiakses tanggal 22-02-2013 pukul 19.40 2011. Geofisika Terapan.

http://1902miner.wordpress.com/bfiabhfcbafhueceaj/geofisika-terapan/m

You might also like