You are on page 1of 4

Surah Al-Baqarah, 2: 148

dan Surah Al-Fatir, 35: 32

Oleh: Indri Fajria Musfiroh


Kelas: XI.ipa 5

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PADANG


T.P 2008/2009
Surah Al-Baqarah, 2: 148 dan Surah Al-Fatir, 35: 32

“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia


mengahadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu
(dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti
Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada Hari
Kiamat). Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala
sesuatu.”
(Q.S. Al-Baqarah, 2: 148)

Setiap umat, kaum, atau bangsa mempunyai kiblat sendiri-sendiri


yaitu syariat dan peraturan-peraturan hidup yang mereka jalani. Ditinjau
dari segi kiblatnya atau agama yang dianutnya, umat manusia di dunia
terdiri dari bebagai golongan. Golongan umat amat manusia, seperti umat
Islam, Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha dan umat lainnya.
Kata kiblat selain diartikan sebagai syariat, agama, dan praturan-
peraturan hidup yang dijalani oleh masing-masing golongan umat manusia,
juga berarti arah yang dituju umat Islam dalam melaksanakan ibadah
salat.
Setiap umat hendaknya menggunakan akal dan segenap kemampuan
agar berlomba-lomba dalam kebaikan dan mencari agama yang sempurna.
Dan bersyukurlah setiap umat Islam, karena kita telah menganut agama
yang sempurna, yaitu agama yang diridai Allh SWT. Terdapat dalam surah
Ali ‘Imran, 3: 19.

“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah


Islam....”

Begitu juga firman Allah,

“Barangsipa yang mencari agama Islam, maka sekali-


kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia
di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.”
(Q.s. Ali ‘Imran, 3: 85)

Sehendaknya kita bersikap sebagai umat Islam untuk melakukan


dakwah dengan bijaksana. Tak lupa berdoa dengan khusyuk agar usaha
dakwah yang kita lakukan berhasil. Penegasan Allah SWT Tuhan yang
Mahakuasa bahwa setiap umat manusia akan dikumpulkan pada Hari Kiamat
kelak. Pada hari itu, mereka akan diadili dengan seadil-adilnya tentang
perbuatan yang mereka lakukan ketika hidup di dunia. Pada saat itu pula
akan diketahui dengan jelas siapa di antara mereka yang paling baik
amalnya.
Umat islam dan umat manusia pada umumnya diperintah oleh Allah
SWT untuk berlomba-lomba dalam hal yang bermanfaat bagi
kesejahteraan umat manusia, lahiriah maupun batiniah. Misalnya berlomba-
lomba dalam mewujudkan kebersihan, keidahan, keamanan, dan ketertiban
serta berlomba dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Umat Islam
hendaknya menjadi umat yang terbaik.

“Kemudian Kitab itu kami wariskan kepada orang-


orang yang kami pilih di antara hamba-hamba kami, lalu
diantara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri
dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat
kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah
karunia yang amat besar.”
(Q.S. Fatir, 35: 32)

Sikap umat Islam terhadap Al-Qur’an terbagi menjadi tiga


kelompok, yaitu kelompok yang menganiaya diri mereka sendiri, kelompok
yang berada di pertengahan, dan kelompok yang lebih dahulu berbuat
kebaikan, tentu akan memperoleh keberuntungan dan lansung masuk surga.
Maksud kelompok yang yang menganiaya dirinya sendiri adalah
kelompok yang mengaku beragama Islam, tetapi lebih banyak berbuat
kejahatan daripada berbuat kebaikan. Kelompok ini di alam akhirat kelak
akan dicampakkan ke dalam neraka, dan akan memperoleh siksa sesuai
dengan dosa-dosanya. Namun apabila masa hukumannya habis, mereka akan
dipindahkan ke surga dengan syarat ketika di dunia tergolong orang yang
beriman.
Dan maksud kelompok yang berada di pertengahan adalah kelompok
umat Islam, yang perbuatan-perbuatan baiknya sebanding dengan
perbuatan-perbuatan jahatnya. Kelompok ini kelak di akhirat mula-mula
akan ditempatkan di suatu tempat yang bernama A’raf yang terletak di
antara surga dan neraka. Akan tetapi, kemudian dengan izin dan kasih
sayang Allah, akan dipindahkan ke surga.
Begitu pula yang dimaksud dengan kelompok yang lebih dahulu
berbuat kebajikan adalah kelompok umat Islam, yang perbuat-perbuatan
baiknya lebih banyak dari perbuatan-perbuatan jahatnya. Kelompok ini
kelak di akhirat akan ditempatkan di surga ‘Adn, surga yang penuh dengan
berbagai kenikmatan. Jadi, kesimpulannya Allah SWT mewariskan Kitab
Suci Al-Qur’an kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih yaitu mat Islam.
* * *

You might also like