You are on page 1of 7

TUGAS MATA KULIAH BIOLOGI LAUT SEJARAH PERKEMBANGAN KELAUTAN INDONESIA Nama : Angga Dwinovantyo NRP : C54110047

No

Periode
Periode I (Penjajahan Belanda)

Tahun 1600-1850

Peristiwa Penemuan keanekaragaman hayati laut Indonesia Penemuan keanekaragaman hayati laut Indonesia

Aktor/Pelaku Georgius Everhandus Rumphius

Keterangan Ia membuat suatu catatan mengenai flora dan fauna dari wilayah Ambon dan sekitarnya baik yang hidup di darat maupun di laut. Dipublikasikan dalam buku berjudul dAmbonnsche Rariteitkamer. Bertujuan mengetahui keanekaragaman flora-fauna di laut Indonesia. Dipublikasikan dalam buku Herbarium Amboinesse dan Amboinsh Kruid-Boek. Bertujuan mengetahui keanekaragaman florafauna laut Indonesia Bertujuan untuk mengetahui keanekara-

Komentar Pada periode ini adalah periode penjajahan Belanda di Indonesia yang menurut saya pada periode ini hanya orang-orang luar negeri (terutama penjajah Belanda) yang meneliti alam di Indonesia. Tetapi orang asli Indonesia masih tidak diberi kesempatan untuk ikut meneliti, dalam artian masih tidak mengerti sumber daya alam dan penerapan yang bisa dilakukan di negeri sendiri. Sifat orang Belanda yang hanya menjajah tetapi tidak mempercerdas bangsa jajahannya memaksa bidang keilmuan di Indonesia harus dikomando oleh mereka. Sehingga, ekspedisi penelitian yang dilakukan oleh bangsa Indonesia sangatlah minim di masa ini. Pendirian stasiun perikanan adalah salah

1700-an

Belanda

1817-1842 1822-1825 1826-1829 1836-1837 1832-1836 1899-1900

Ekspedisi Physicienne Ekspedisi Coquille Ekspedisi Astrollabel Ekspedisi Bonite Ekspedisi Beagle Ekspedisi Siboga

Perancis Perancis Perancis Perancis Inggris Belanda

1872-1876

Ekspedisi Challenger

Seluruh Dunia

1904

Pendirian Stasiun Perikanan pertama di Indonesia

Dr. Koningsberger (Direktur Kebun Raya Bogor)

1911-1941

Perubahan nama Belanda dalam departemen Pemerintahan Belanda (dalam sektor Kelautan)

gaman biota laut indonesia. Menghasilkan peta dasar laut pertama di indonesia. Untuk mengetahui keanekaragaman biota laut Indonesia. Dipublikasikan dalam banyak jilid yaitu sekitar 50 jilid buku Penelitian kelautan di Indonesia sudah lebih sistematis dan mulai melembaga. Tahun 1904 merupakan tahun bersejarah, karena pada saat itu atas prakarsa Dr. Koningsberger didirikanlah Visscherij Station (Stasiun Perikanan) pertama di Indonesia yang berlokasi di Pasar Ikan Jakarta. Pengembangan dalam sektor kelautan. Dibentuk Bugerlijk Openbare Werken pada tahun 1991 yang berubah menjadi Departemen Verkeer en Waterstaat pada 1931. Lembaga yang menangani kegiatan-kegiatan perikanan semasa pemerintahan Belanda berada dalam lingkup

satu peninggalan pasca penjajahan Belanda yang perlu dilanjutkan untuk penelitian.

Departemen van Landbouw, Nijverheid en handel yang kemudian berubah menjadi Departemen van Ekonomische Zaken. 1929-1930 Ekspedisi Snellius Belanda I Bertujuan untuk meneliti geologi kelautan dan oseanografi fisika di Indonesia Departemen van Ekonomische Zaken berubah nama menjadi Gunseikanbu Sangyogu. Fungsi dan tugas departemen ini tidak berubah dari fungsinya di zaman kolonial. Begitu pula halnya dengan lembaga penelitian dan pengembangan, meski berubah nama menjadi Kaiyoo Gyogyo Kenkyuzo dan berpusat di Jakarta tidak mengalami perubahan fungsi. Jepang adalah salah satu negara dengan kemampuan dan alat canggih di sektor teknologi (kelautan). Pada periode ini, tidak banyak yang dilakukan Jepang dalam penelitian dan ekspedisi seperti halnya Belanda. Hanya saja seharusnya bangsa Indonesia bisa mencuri ilmu yang dipunyai oleh Jepang ini.

Periode II (Penjajahan Jepang)

1942-1945

Pengambilalihan Kekuasaan Belanda ke Jepang

Jepang

Periode III (Orde Lama)

1952

Ekspedisi Galathea,Snellius I, Coridon

Berbagai negara Indonesia (Departemen Kemakmuran Rakyat)

1950-1964

Mempelajari aspek-aspek biologi laut dalam Indonesia Departemen Kemakmuran Rakyat kemudian dipecah menjadi dua Departemen, yaitu Departemen Pertanian dan Departemen Perdagangan dan Perindustrian dan dibentuknya Direktorat Perikanan di bawah direktorat pertanian. Departemen Perikanan Darat/Laut tidak lagi di bawah Kompartemen Pertanian dan Agraria melainkan mengalami reposisi dan bernaung di bawah Kompartemen Maritim. Di bawah Kompartemen baru, departemen mengalami perubahan nama menjadi Departemen Perikanan dan Pengelolaan Kekayaan Laut. Pendirian Akademi Biologi dengan Jurusan Penelitian Laut.

Pada periode setelah merdeka ini, terjadi perkembangan sangat pesat di Indonesia. Pendirian berbagai Instansi keilmuan seperti Akademi Biologi, Dinas Hidro-oseanografi TNI AL, dan ekspedisi-ekspedisi untuk mempelajari sumber daya alam Indonesia adalah bukti nyata perkembangan tersebut.

1965

Pendirian Akademi Biologi di Ciawi

Indonesia, yang dipelopori oleh Prof. Kusnoto

Periode IV (Orde Baru)

1984-1985

Ekspedisi Snellius Kerjasama II IndonesiaBelanda

1966-1970

Operasi Baruna II dan Baruna III

Indonesia

1967

Operasi Cendrawasih Pendirian fakultas sektor kelautan dan perikanan di IPB, Univ. Riau, Undip, Unhas, Univ, Sam Ratulangi. Ekspedisi Bandamin

Indonesia

1966-1999

Indonesia

Bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman hayati laut Indonesia. Hasilnya berupa koleksi binatang spons dan ditemukannya berbagai terumbu karang Ekspedisi Ilmiah di Timur Indonesia dengan pengembangan kegiatan geologi/geofisika kelautan Indonesia dan ekspedisi minyak lepas pantai. Ekspedisi Ilmiah di Timur Indonesia yaitu di daerah Papua (dulu Irian Jaya) Pendirian fakultas perikanan di berbagai perguruan tinggi negeri.

Menurut saya, pada periode ini adalah titik loncatan terjauh yang di alami oleh Indonesia, dimana pendidikan adalah hal yang sangat penting dan memiliki prioritas tinggi dalam membentuk Indonesia yang kuat dalam sektor perikanan dan kelautan. Bukti nyata adalah pendirian fakultas perikanan di berbagai perguruan tinggi negeri. Hal ini berdampak pada pendidikan dan penelitian dalam sektor ini berkembang pesat sehingga pembangunan Indonesia yang mengenal sumber daya alam lautnya menjadi terbantu.

Periode V
(Reformasi)

2001

Indonesia

2005

Ekspedisi Laut Banda

Tim dari National Geographic dan empat

Ekspedisi ini menemukan dua gunung di dasar laut yang diberi nama Abang Komba dan Anak Komba. Bertujuan untuk meneliti sumber hidrothermal di dasar laut Penelitian pada distribusi biota laut, keanekaragaman hayati, dan kondisi lingkungan invertebrata di

Pada periode ini, dengan dibentuknya DKP (sekarang KKP), maka jalur pengembangan dan riset sektor perikanan dan kelautan semakin terbuka. Langkah ini sekaligus langkah untuk Blue Revolution dengan menggunakan laut sebagai energi alternatif dalam kehidupan.

lembaga riset lainnya. 2001 International Nusantara Stratification and Transport Program (INSTAN) di Arlindo. Indonesia

perairan berkedalaman sedang dan dalam. Penelitian sektor kelautan di Arus Lintas Indonesia (Arlindo)

2001

Pembentukan Dinas Kelautan dan Perikanan

Indonesia

Langkah-Langkah Indonesia Agar Maju di Sektor Perikanan dan Kelautan

1. Prinsip negara maritim harus segera dikembalikan, baik dalam bentuk regulasi, kebijakan, atau peraturan. Langkah ini adalah langkah disiplin agar birokrasi dan pengaturan yang berbelit hilang dan memprioritaskan kepada Indonesia yang maju di sektor kelautan. 2. Kegiatan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan pertahanan yang berbasis kelautan. 3. Pembangunan energi alternatif misalnya Tidal Energy agar sektor laut lebih termanfaatkan. Penggunaan energi alternatif ini juga supaya tidak tergantung kepada energi yang berasal dari fosil bumi. 4. Pemanfaatan sektor perikanan dengan meminimalisir illegal fishing. Sudah terbukti, menangkapan ilegal oleh pihak asing di laut Indonesia sangat tinggi persentasenya, sehingga hak Indonesia dalam Zona Ekonomi Eksklusif untuk memanfaatkan penangkapan ikan lebih efektif dalam memajukan Indonesia.

You might also like