You are on page 1of 25

Askep Ca Serviks

Asuhan Keperawatan Kanker Serviks A. Toritis

1. Pengertian Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal disekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997). Kanker cerviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau cerviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina). Kanker cerviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.(Nada, 2007)

2. Etiologi Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain : a. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda b. Jumlah kehamilan dan partus Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks. c. Jumlah perkawinan Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini. d. Infeksi virus Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks e. Sosial Ekonomi Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan

sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh. f. Hygiene dan sirkumsisi Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma. g. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks. Penyebab terjadinya kanker cerviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa factor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker cerviks. Adapun faktor- faktor resiko dari kanker cerviks adalah : 1. Wanita a. Menjalankan aktivitas seksual di usia muda b. Sering berganti- ganti pasangan c. Prostitusi (mempunyai resiko 4x lipat tehadap berkembangnya kanker cerviks) d. Perokok e. Usia f. Status sosial ekonomi g. Terpajan pada virus HIV 2. Pria (Penyebab Potensial) a. Kandungan sperma b. Kondisi higienis c. Jumlah pasangan seksual d. Perokok e. Kanker penis

3. Klasifikasi a. Klasifikasi klinis

Stage 0: Ca.Pre invasive Stage I: Ca. Terbatas pada serviks Stage Ia ; Disertai inbasi dari stroma yang hanya diketahui secara histopatologis Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul telah mengenai dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal Stage III : Sudah sampai dinding panggula dan sepertiga bagian bawah vagina Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain.

b. Klasifikasi pertumbuhan sel kanker serviks o Mikroskopis

1. Displasia Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat terjadi pada dua pertiga epidermihampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.

2. Stadium karsinoma insitu Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.

3. Stadium karsionoma mikroinvasif. Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker.

4. Stadium karsinoma invasif Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus

uteri.

5. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan.

Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium. Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambatlaun lesi berubah bentuk menjadi ulkus. o Markroskopis

1. Stadium preklinis Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa

2. Stadium permulaan Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum

3. Stadium setengah lanjut Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio

4. Stadium lanjut Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.

4. Manifestasi klinis Stadium awal tidak memperlihatkan gejala Vaginal discharge yg terus menerus Perdarahan vagina abnormal

Haidh lebih banyak dan lama Cepat lelah Gejala lanjut dari ca cervik Loss of appetite Penurunan BB Pelvic pain & Back pain Perdarahan yang banyak dari vagina Inkontinensia urin dan feses Bone fraktur Anemia

5. Penatalaksanaan a. Terapi local Terapi local dilakukan pada penyakit prainvasif, yang meliputi biopsy, cauterasi, terapi laser, konisasi, dan bedah buku. b. Histerektomi Histerektomi mungkin juga dilakukan tergantung pada usia wanita, status anak, dan atau keinginan untuk sterilisasi. Histerektomi radikal adalah pengangkatan uterus, pelvis dan nodus limfa para aurtik. c. Pembedahan dan terapi radiasi - Pembedahan dilakukan untuk pengangkatan sel kanker. - Dilakukan pada kanker serviks invasive - Pada terapi batang eksternalbertujuan mengatahui luas dan lokasi tumor serta mengecilkan tumor d. Radioterapi batang eksternal - Dilakukan jika nodus limfe positif terkena dan bila batas-batas pembedahan itu tegas - Untuk terapi radiasi ini biasanya para wanita dipasang kateter urine sehingga tetap berada di tempat tidur, makan makanan dengan diet ketat dan memakan obat untuk mencegah defekasi, karena pada terapi ini biasanya terpasang tampon (aplikator) e. Eksenterasi pelvic - Dilakukan jika terjadi kanker setempat yang berulang

- Dapat dilakukan pada bagian anterior, posterior, atau total tergantung organ yang diangkat ditambah dengan uterus dan nodus limfa disekitarnya. f. Kolostomi dan illeustomi Illeustomi dilakukan untuk sebagai saluran pembuangan illeus. g. Terapi biologi Yaitu dengan memperkuat system kekebalan tubuh (system imun h. Kemoterapi Dengan menggunakan obat-obatan sitostastik.

6. Komplikasi a. Berkaitan dengan intervensi pembedahan - Vistula Uretra - Disfungsi bladder - Emboli pulmonal - Infeksi pelvis - Obstruksi usus b. Berkaitan dengan kemoterapi - Sistitis radiasi - Enteritis c. Berkaitan dengan kemoterapi - Supresi sumsum tulang - Mual muntah akibat pengunaan obat kemoterapi yang mengandung sisplatin - Kerusakan membrane mukosa GI - Mielosupresi 7. Pemeriksaan penunjang a. Sitologi/Pap Smear Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat. Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi b. Schillentest Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat yodium. Kalau

porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna. c. Koloskopi Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali. Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy. Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat. d. Kolpomikroskopi Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali e. Biopsi Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya. f. Konisasi Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.

B. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Identitas Nama Umur : :

Jenis kelamin : Alamat :

b. Riwayat kesehatan Keluhan utama pasien biasanya datang dengan keluhan intra servikal dan disertai keputihan menyerupai air. Riwayat kesehatan sekarang

pada stadium awal klien tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti : perdarahan, keputihan dan rasa nyeri intra servikal. Riwayat kesehatan dahulu Data yang perlu dikaji adalah : Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas, riwayat ooperasi kandungan, serta adanya tumor Riwayat kesehatan keluarga Adanya keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien c. Pemeriksaan fisik Kepala Rambut : bersih, tidak ada ketombe, dan tidak rontok Wajah : tidak ada oedema Mata : konjunctiva tidak anemis Hidung : simetris, tidak ada sputum Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen Mulut : bibir tidak kering, tidak sianosis, mukosa bibir lembab, tidak terdapat lesi Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan tidak ada pembesaran kelenjer getah bening Dada Inspeksi : simetris Perkusi : sonor seluruh lap paru Palpasi : vocal fremitus simetri kana dan kiri Auskultasi : vesikuler Cardiac Inspeksi : ictus cordis tidak tampak Palpasi : ictus cordis teraba Perkusi : pekak Auskultasi : tidak ada bising Abdomen Inspeksi : simetris, tidak ascites Palapasi : tidak ada nyeri tekan

Perkusi : tympani Auskultasi : bising usus normal Genetalia Ada lesi, adanya pengeluaran pervaginam, berbau Ekstremitas Tidak oedema

2. Diagnosa keperawatan Analisa data No 1. Data penunjang Ds : mengungkapkan secra verbal atau isyarat Do : - gerakan menghindari nyeri - Perubahan nafsu makan dan makan - Perilaku ekspresif - Berfokus pada diri sendiri 2. Ds : - haus Do : - perubahan TD - Penurunan haluaran urine - Penurunan turgor kulit - Penurunan BB yg tiba-tiba 3. Ds : Do : Supresi sumsum tulang Penurunan leukosit 4. Ds : - dispnea Pola nafas tidak Resiko infeksi Perdarahan yang berulang Deficit volume cairan Etiologi Agen-agen cidera Masalah kep Gangguan rasa nyaman: nyeri

Gangguan

- Napas pendek Do : - perubahan gerakan dada

pengembangan efektif paru Pertukaran O2 terganggu

- Penurunan tekanan inspirasi dan CO2 /ekspirasi - Napas cuping hidung - Penggunaan otot bantu nafas 5. Ds : Do : Perdarahan berulang anemia 6. Ds : - pengungkapan rasa malu/ bersalah - Pengungkapan rasa negative diri Do : - menyangkal permasalahan - Membesar-besarkan permasalahan - Merasionalisasi kegalalan diri 7. Ds : - nyeri abdomen - Nyeri tekan pada abdomen - Anoreksia - Mual - Nyeri saat defekasi Do : - perubahan pada suara abdomen ( borborigmi) - Perubahan pola defekasi Asupan cairan dan serat kurang konstipasi Gangguan eliminasi fekal Gangguan harga diri Resiko cidera

Keputihan dan bakteri Bau khas ca serviks

- Penurunan frekuensi - Distensi abdomen - Mengejan saat defekasi - muntah Diagnosa keperawatan No 1. Diagnosa (NANDA) Gangguan rasa nyaman-: nyeri b.d agen cidera Tujuan dan criteria hasil (NOC) Menunjukkan tekhnik relaksasisecara individual untuk mencapai tingkat kenyamanan Melaporkan eejahteraan fisik dan psikologis Mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri Intervensi (NIC) Penatalaksanaan nyeri Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif Observasi isyarat ketidaknyamanan nonverbal Berikan informasi tentang nyeri dan penyebabnya Pemberian anlgesik Pengelolaan elektrolit Pengelolaan cairan Pantau status hidrasi Pantau hasil laboratorium yang relevan Timbang BB Pengaturan cairan Tingkatkan asupan oral Berikan cairan sesuai kebutuhan 3. Resiko infeksi b.d penurunan jumlah leukosit Factor resiko infeksi akan hilang dibuktikan oleh Berikan terapi IV Pengelolaan syok, volume Pemberian imunisasi Pengendalian resiko Ajarkan pada pasien teknik

2.

Deficit volume cairan b.d perdarahan

Kekurangan volume cairan

akan teratasi, dibuktikan dengan keseimbangan cairan, elektrolit, asambasa dan hidrasi yg adekuat Keseimbangan elektrolit dan asam basa akan tercapai

keadekuatan status imun pasien

Pasien menunjukkan pengendalian resiko

mencuci tangan yang benar Ajarkan pada pasien/keluarga tanda dan gejala infeksi Berikan terapi antibiotic bila diperlukan Perlindungan terhadap infeksi

Pengendalian infeksi

4.

Pola napas tidak efektif b.d gangguan pengembangan paru -

Menunjukkan pola pernapasanefektif Menunjukkan status pernapasan : ventilasi tidak terganggu

Pengelolaan jalan napas Pemantauan pernapasan Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi Perhatikan pergerakan dada, penggunaan otot bantu nafas Pantau pola pernapasan Auskultasi bunyi napas Tindakan pencegahan perdarahan

5.

Resiko cidera b.d perdarahan yang berulang

Resiko cidera akan menurun Pengendalian resiko -

Pencegahan jatuh Peningkatan keamanan Peningkatan harga diri Bantu klien untuk meningkatkan penilaian dirinya terhadap penghargaan diri

6.

Gangguan harga diri b.d penyakit yang dialami -

Harga diri meningkat Berani mengungkapkan keinginan

Mempertahankan hubungan pribadi yang dekat

7.

Gangguan eliminasi fekal : konstipasi b.d intake yang tidak adekuat

Eliminasi defekasi : kemampuan saluran gastrointestinal untuk

Penatalaksanaan konstipasi Pantau tanda dan gejala konstipasi

emmbentuk dan mengeluarkan Identifikasi factor yang dapat

feses secara efektif Konstipasi teratasi

menyebabkan knostipasi Ajarkan pada pasien tentang efek diet (spt : cairan dan serat) pada eliminasi Tekankan penghindaran mengejan selama defekasi untuk mencegah perubahan pada tanda vital, sakit kepala dan perdarahan.

XIII.

Asuhan keperawatan

A. Pengkajian
1) 2) 3) 4) Gejala awal Timbulnya gejala faktor yang memperbaiki gejala faktor yang memperburuk gejala Deskripsi gejala lokasi kualitas kuantitas Efek pada gaya hidup
1. Riwayat Ginekologi

Karakteristik menstruasi Menarche Periode menstruasi terakhir Pengalaman menstruasi Pendarahan tengah siklus Menopause Kontrasepsi Usia pada saat kehamilan pertama Penyakit menular seksual
1. Status Obstetrik P . A.. 2. Riwayat Medis Masa Lalu

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Penyakit dan Pengobatan Alergi Penyakit masa kanak-kanak dan imunisasi. Penyakit dan pembedahan sebelumnya Kecelakaan atau cedera Perilaku yang berisiko

gaya hidup konsumsi kafein mengonsumsi alcohol obat-obatan praktik seks yang tidak aman
1. Riwayat penganiayaan 2. Riwayat Kesehatan Keluarga 1. Penyakit keturunan 2. Penyakit saat ini dalam keluarga 3. Riwayat penyakit jiwa dalam keluarga 4. Genogram 5. Riwayat psikososial 1. Koping individu

Kesadaran diri dan harga diri Penatalaksanaan stress Penyalahgunaan zat


1. Pola kesehatan

Sirkulasi

Gejala palpitasi Perubahan tekanan darah


Aktifitas istirahat dan tidur

Kelemahan Perubahan pola istirahat dan tidur

Adanya faktor faktor yang mempengaruhi istirahat dan tidur misalnya : nyeri, kecemasan, keringat malam dll

Integritas ego

Factor stress ( perubahan peran, pekerjaan )

Cara mengatasi stress misalnya merokok, minum alcohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius dll Masalah tentang perubahan penampilan misalnya alopesia, luka cacat, pembedahan, menyangkal, menarik diri, marah dll

Nutrisi

Keluhan mual Muntah Kebiasaan diet buruk : bahan pengawet, zat adiktif Anoreksia Kekurangan masa otot Perubahan BB Kakeksia
Eliminasi

Perubahan pola defekasi Perubahan bising usus Distensi abdomen


Neurosensori

Pusing Sinkop
Nyeri / kenyamanan

Ketidaknyamanan ringan sampai dengan berat dihubungkan dengan proses penyakit

Keamanan

Pemajanan terhadap kimia toksik, karsinogen, Ruam kulit Demam ulserasi


Interaksi social

Masalah tentang fungsi dan tanggung jawab peran


seksualitas

dampak pada hubungan, perubahan fungsi seksualitas


1. Spiritual

Agama Praktik agama


1. Pemeriksaan Fisik 1. keadaan umum 2. head to toe 3. Pemeriksaan penunjang 4. Data pendukung lain 5. Kesimpulan 6. Kurangnya pengetahuan mengenai prognosis penyakit dan pengobatannya brehubungan dengan tidak mengenal sumber informasi Tujuan :

B. Diagnosa Keperawatan Intervensi


Klien tercukupi kebutuhan pengetahuan mengenai prognosis penyakit dan pengobatannya setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam Kriteria hasil : Klien mengungkapkan informasi akurat tentang diagnosa dan aturan pengobatan pada tingkat kesiapan diri sendiri Melakukan dengan benar prosedur yang dilakukan Mampu menjelaskan alasan tindakan

Intervensi : Tinjau ulang tingkat pengetahuan klien tentang prognosa penyakit dan pengobatan

Tanyakan persepsi klien tentang kanker dan pengobatan kanker serta pengalaman klien sendiri / orang lain yang pernah terkena kanker Beri informasi yang jelas dan akurat dengan cara yang nyata

Berikan pedoman antisipasi pada pasien / orang terdekat mengenai protocol pengobatan, terapi, hasil yang diharapkan, kemungkinan efek samping

1. Kecemasan b.d. ancaman kematian, ancaman perubahan status kesehatan, fungsi peran dan pola interaksi

Tujuan : Kecemasan hilang / berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam Kriteria hasil: Klien mengatakan perasaan cemasnya hilang / berkurang Tampak rileks TTV dalam batas normal

Intervensi : Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya

Beri lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan / menolak untuk bicara Pertahankan bentuk sering bicara dengan pasien, bicara dengan menyentuh pasien Bantu pasien / orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut

Beri informasi akurat, konsisten mengenai prognosis, pengobatan serta dukungan orang terdekat Jelaskan prosedur bahkan kesempatan untuk bertanya Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang

Waspadai tanda depresi


1. Nyeri b.d. penekanan sel kanker pada saraf, kematian sel.

Tujuan : Nyeri hilang / berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Kriteria hasil : Klien mengatakan nyeri hilang / berkurang dengan skala nyeri 0 3 Ekspresi wajah rileks TTV dalam batas normal

Intervensi : Tentukan riwayat nyeri : lokasi, frekuensi, durasi, intensitas dan tindakan penghilang yang digunakan Berikan tindakan kenyamanan dasar ( reposisi, gosok punggung, aktifitas hiburan, musik, tertawa dll ) Evaluasi penghilangan nyeri Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. metabolisme tubuh meningkat, nafsu makan turun.

Tujuan : Status nutrisi dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan tubuh setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Kriteria hasil : Konjungtiva tidak anemis Sclera tidak ikterik BB dalam batas normal Hasil laboratorium dalam batas normal : Hb

Intervensi :

Pantau masukan makanan setiap hari Ukur BB setiap hari / sesuai indikasi Dorong klien untuk makan makanan tinggi kalori, kaya nutrien Ciptakan suasana makan yang menyenangkan Dorong penggunaan tehnik relaksasi, visualisasi sebelum makan Identifikasi adanya mual, muntah, anoreksia Dorong makan sedikit tapi sering Kolaborasi :
Pemberian obat obatan sesuai indikasi : fenotiazin, kortikosteroid, vitamin, antasid Pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi : Hb

1. Resiko tinggi infeksi b.d. ketidakadekuatan pertahanan sekunder adanya imunosupresi, supresi sumsum tulang ( efek dari pembatasan dosis baik kemoterpi maupun radiasi, malnutrisi

Tujuan : Tidak terjadi infeksi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Kriteria hasil : Tidak ada tanda tanda infeksi TTV dalam batas normal Hasil laboratorium dalam batas normal : lekosit

Intervensi : Tekankan pada pentingnya hygiene personal, hygiene oral Pantau TTV Berikan perawatan dengan prinsip aseptic Tempatkan klien pada lingkungan yang terhindar dari infeksi

Kolaborasi pemeriksaan : kultur Kolaborasi pemberian antibiotik Kolaborasi pemeriksaan laboratorium : lekosit
1. Resiko tinggi injury b.d. kelelahan, kelemahan fisik.

Tujuan : Tidak terjadi injury setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam. Kriteria hasil : Klien berada pada kondisi yang jauh dari injury Klien atau keluarga dapat mendemonstrasikan tindakan pencegahan diri dari injury.

Intervensi : Kaji mental klien Pantau status neuromuskuler Kaji kemampuan AKS, latihan dan ambulansi Pertahankan lingkungan yang aman Orientasikan terhadap lingkungan sekitar Sediakan peralatan yang dibutuhkan dan tempatkan dalam jangkauan Pertahankan pagar tempat tidur Beri penerangan yang adekuat Bantu klien dalam AKS
1. Gangguan bodi image b.d. adanya bau tidak enak pada vagina.

Tujuan : Tidak terjadi gangguan bodi image setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Kriteria hasil :

Klien mengatakan dapat menerima perubahan pada tubuhnya Klien dapat berinteraksi dengan baik terhadap semua orang Klien dapat menggunakan sistem pendukung keluarga dan masyarakat

Intervensi : Tentukan persepsi klien tentang perubahan citra tubuh Anjurkan mengungkapkan emosi seperti marah, takut, frustrasi, dan cemas Beri umpan balik yang realistik Anjurkan klien untuk berpartisipasi dalam pengobatan Beri reinforcement positif atas usaha-usahanya untuk meningkatkan citra tubuh Kaji respon adaptif Tunjukkan empati Kaji perilaku merusak diri Jaga kebersihan sekitar genitalia Berikan suport mental

1. Perubahan pola sexual b.d. adanya bau tidak enak pada vagina.

Tujuan : Pola seksual tidak mengalami perubahan / gangguan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Kriteria hasil : Klien/pasangan dapat mengungkapkan penerimaan akan perubahan pola seksual Intervensi : Jelaskan efek penyakit, kesehatan terhadap fungsi seksual Diskusikan perasaan klien terhadap fungsi seksual

Diskusikan masalah tersebut dengan pasangan Beri waktu tersendiri untuk klien membicarakan masalah pola seksual.
1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan produksi energi, hipermetabolik

Tujuan : Klien tidak mengalami intoleransi aktifitas setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Kriteria hasil : Klien mampu melakukan aktifitas sesuai kemampuan klien TTV dalam batas normal

Intervensi : ) Rencanakan tindakan keperawatan yang memungkinkan periode istirahat Buat tujuan aktifitas realistis dengan klien Dorong klien untuk melakukan aktifitas apa saja bila mungkin ( duduk, berjalan, bangun

Tingkatkan aktifitas sesuai kemampuan Pantau respon fisiologis terhadap aktifitas Kaji respon TTV tiap 4 jam
1. Resiko tinggi gangguan integritas kulit b.d. radiasi, kemoterapi, penurunan imunologis

Tujuan : Tidak terjadi kerusakan integritas kulit setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam. Kriteria hasil : Integritas kulit utuh Intervensi : Kaji kulit dengan efek samping terapi kanker

Gunakan air hangat dan sabun ringan waktu mandi Anjurkan klien untuk menghindari mengaruk Ubah posisi / alih baring sesering mungkin Hindari untuk memakai krim apapun kecuali dengan resep dokter Anjurkan klien untuk memakai pakaian lembut dan longgar Kaji efek samping dermatologis yang dicurigai pada kemoterapi Kolaborasi untuk pemberian salep topikal.
1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui rute normal, abnormal, mual, muntah, perdarahan

Tujuan : Klien menunjukkan keseimbangan cairan yang adekuat setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Kriteria hasil : Membran mukosa lembab Turgor baik TTV stabil Intake dan output seimbang

Intervensi : Pantau masukan dan haluaran, berat jenis Tinbang BB sesuai indikasi Pantau TTV Evaluasi nadi perifer dan pengisian kapiler Kaji turgor kulit dan kelembapan membran mukosa Dorong peningkatan masukan cairan sesuai toleransi klien

Observasi adanya mual, muntah, perdarahan Kolaborasi pemberian cairan IV sesuai indikasi Kolaborasi pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi

You might also like