You are on page 1of 15

Laporan KSK Sensor Potensiometer(Level)

Disusun oleh : Irwan Kristianto (0822002) Iwan Setiawan (0822005) Yuhlianto Nugraha (0822006)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Bandung 2011

Bab 1 Teori
Sensor merupakan transduser yang digunakan untuk mendeteksi kondisi suatu proses. Yang dimaksud transduser yaitu perangkat keras untuk mengubah informasi suatu bentuk energi ke informasi bentuk energi yang lain secara proporsional. Contoh sensor untuk mengukur level BBM dalam tangki mobil, besaran level/ posisi di konversikan ke sinyal transducer yang ada pada dashboard mobil menjadi besaran tahanan kemudian diubah ke besaran listrik untuk ditampilkan. Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu: a. sensor thermal (panas) b. sensor mekanis c. sensor optik (cahaya)

Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu.

Contohnya:bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo dioda, photo multiplier, photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, dsb. Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis, seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan, aliran, level dsb. Contoh: strain gage, linear variable deferential transformer (LVDT), proximity, potensiometer, load cell, bourdon tube, dsb. Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai benda atau ruangan. Contoh: photo cell, photo transistor, photo diode, photo voltaic, photo multiplier, pyrometer optic, dsb. Sensor Level Pada laporan ini, kelompok kami hanya akan membahas tentang sensor level degan menggunakan potensiometer. Ada beberapa metode dalam pengukuran level cairan ini, baik itu yang dilakukan secara kontinu maupun yang diskontinu. Kontinu artinya bahwa pengukur dan sensor bekerja secara terus menerus, sedangkan diskontinu sensor akan bekerja hanya bila diperlukan saja. Pengukuran level yang paling sederhana dan umum dilakukan dengan

menggunakan float atau pelampung yang akan bergerak naik turun sesuai dengan level dari cairan yang diukur. Selain itu, pelampung ini dihubungkan langsung ke tranduser yang perubahan secara proporsional terhadap level yaitu potensiometer wirewound. Metode lain untuk pengukuran level ini ialah dengan menggunakan sensor tekanan yaitu memanfaatkan hubungan langsung antara level atau volume cairan dengan tekanan pada dasar tangki. Jadi semakin tinggi level cairan semakin berat pula tekanan dalam tangki dan tekanan inilah yang diukur yang disesuaikan/dikalibrasi dengan level ketinggian cairan dalam tangki.

Potensiometer yang tersedia di pasaran terdiri dari beberapa jenis, yaitu: potensiometer karbon, potensiometer wire wound dan potensiometer metal film. 1. Potensiometer karbon adalah potensiometer yang terbuat dari bahan karbon harganya cukup murah akan tetapi kepressian potensiometer ini sangat rendah biasanya harga resistansi akan sangat mudah berubah akibat pergeseran kontak. 2. Potensiometer gulungan kawat (wire wound) adalah potensiometer yang

menggunakan gulungan kawat nikelin yang sangat kecil ukuran penampangnya. Ketelitian dari potensiometer jenis ini tergantung dari ukuran kawat yang digunakan serta kerapihan penggulungannya. 3. Metal film adalah potensiometer yang menggunakan bahan metal yang dilapiskan ke bahan isolator.

Potensiometer karbon dan metal film jarang digunakan untuk kontrol industri karena cepat aus. Potensiometer wire wound adalah potensiometer yang menggunakan kawat halus yang dililit pada batang metal. Ketelitian potensiometer tergantung dari ukuran kawat. Kawat yang digunakan biasanya adalah kawat nikelin. Jenis jenis wirewound potensiometer : Terbuat dari coil kawat konduktor yang mengelilingi resistansi antara slider dan salah satu port, yang menurunkan resistansi antara slider dan salah satu port. Digunakan pada pernagkat yang membutuhkan akurasi pengontrolan yang tinggi Penggunaan potensiometer untuk pengontrolan posisi dan level cukup praktis karena hanya membutuhkan satu tegangan eksitasi dan biasanya tidak membutuhkan pengolah sinyal yang rumit. Kelemahan penggunaan potensiometer terutama adalah: 1. Cepat aus akibat gesekan 2. Sering timbul noise terutama saat pergantian posisi dan saat terjadi lepas kontak 3. Mudah terserang korosi 4. Peka terhadap pengotor

Potensiometer linier adalah potensiometer yang perubahan tahanannya sangat halus dengan jumlah putaran sampai sepuluh kali putaran (multi turn). Untuk keperluan sensor posisi potensiometer linier memanfaatkan perubahan resistansi, diperlukan proteksi apabila

jangkauan ukurnya melebihi rating, linearitas yang tinggi hasilnya mudah dibaca tetapi hatihati dengan friksi dan backlash yang ditimbulkan, resolusinya terbatas yaitu 0,2 0,5%.

Wirewound potensiometer MOD 534 Pada percobaan ini, potensiometer yang digunakan adalah Wirewound

potensiometer MOD 534. Adapun beberapa spesifikasi dari wirewound potensiometer MOD 534 seperti yang ditampilkan pada tabel berikut ini : ELECTRICAL SPECIFICATIONS PARAMETER Resistance Range Standard Values Capability Range Standard Tolerance Linearity (Independent) Noise Rotation (Electrical & Mechanical) Power Rating (@ 70C) Insulation Resistance Dielectric Strength Absolute Minimum Resistance Model 534 100 to 100K 10 to 200K 5% 0.20% 100 ENR 3600 + 10% 2.0 watts 1000M minimum 500VDC 1000VRMS minimum 60Hz Not to exceed linearity x total resistance or 1, whichever is greater Tempco End Voltage 20ppm/C (standard values, wire only) 0.25% of total applied voltage,

maximum Phasing CCW end points - section 2 phased to section 1 within 2 Taps Center tap only

Penjelasan: Power Rating (@ 70C) = 2.0 watts artinya jumlah daya yang dapat disipasikan pada suhu 70C tanpa menyebabkan kerusakan pada potensiometer wirewound. Noise 100 ENR artinya besarnya kelebihan noise ratio dari output potensiometer yang dapat digunakan untuk masukannya.

Insulation Resistance (IR) = 1000M minimum 500 VDC artinya mengacu pada hambatan listrik antara rangkaian sensing dan selubung logam dari Potensiometer. Hal ini penting untuk rangkaian elemen penginderaan harus terisolasi dari sarungnya karena kebocoran listrik dapat menyebabkan error ketika mengukur resistensi dari elemen penginderaan. Setiap kesalahan dalam mengukur resistensi akan

menerjemahkan kesalahan dalam suhu. Untuk wirewound ini, membutuhkan resistansi minimum sebesar 1000M untuk tegangan 500 VDC. Capability range = 10 to 200K artinya range atau batas hambatan yang dapat digunakan agar suatu arus dapat melewati suatu potensiometer yakni dari 10 hingga 200K.

Adapun fitur-fitur dari Wirewound potensiometer MOD 534, antara lain sebagai berikut : Special resistance tolerances to 1% Rear shaft extensions Rear shaft support bearing Non turn lug Insulating plastic shaft Special independent linearity to 0.75 % Dual gang configuration High torque Centre tap Special markings Front shaft extensions Servo unit available Slipping clutch Dual concentric shaft

Bab 2 Perancangan

Kriteria yang diinginkan: Vref = 10 Volt Range Vout = 0 10 Volt

Pada percobaan ini, kelompok kami hanya akan mengukur perubahan tegangan yang terjadi apabila ketinggian air dinaikan setiap 1 cm, dengan batasnya 10 cm. Tegangan supply (Vref) yang akan digunakan berupa tegangan DC 10 Volt. Pertama tama rangkai terlebih dahulu rangkaiannya seperti gambar di atas, dimana kaki potensiometernya dihubungkan dengan ground dan yang sebelah lagi dihubungkan dengan resistor 100 terlebih dahulu baru ke sumber DC nya. Nilai Rin yang digunakan adalah 100 karena kita hendak

menghitung level ketinggian yang berjarak pendek (10 cm). Sebisa mungkin digunakan Rin yang mendekati angka 10 . Mengapa? Berikut perhitungannya: Misal saat ketinggian 10 cm, nilai resistansi wirewound adalah 5,49 . Sehingga tegangan yang terbaca di wirewound Saat Rin = 1K

Saat Rin = 100

Terbukti ketika kita memilih Rin sekecil mungkin maka tegangan yang dapat teramati menjadi lebih besar nilai nya. Hal ini diakibatkan oleh prinsip pembagi tegangan. Kami memilih hambatan 100 sebagai Rin karena nilai resistor 100 dapat ditemukan dengan mudah berharga murah di pasaran disbanding dengan yang bernilai resistansi kecil (1 , 2 , dst) Adapun cara menghitung disipasi daya yang terjadi di komponen wirewound yan digunakan adalah pertama kita cari dulu nilai hambatan wirewound (R potensiometer). Kita telah mengamati tegangan sensor sebelumnya. Maka dengan menggunakan rumus

V = tegangan sensor R = nilai resistansi wirewound

Sebagai contoh daya disipasi saat ketinggian 10 cm tanpa op-amp: Resistansi saat ketinggian air 10 cm adalah 5,49 Tegangan sensor saat ketinggian air 10 cm adalah 0,52 Volt

Berikut ini tabel data pengamatan dari hasil pengamatan sensor levelnya :

Data pengamatan I. Sebelum dipakai Op-Amp Ketinggian air 0 cm 1 cm 2 cm 3 cm 4 cm 5 cm 6 cm 7 cm 8 cm 9 cm 10 cm Tegangan Sensor (Volt) 0 0.04 0.09 0.14 0.21 0.25 0.31 0.36 0.40 0.46 0.52

V
0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0

Grafik hubungan tinggi air dan tegangan

10

12

h(cm)

Perhitungan pada tegangan outputnya yaitu dengan menggunakan persamaan pembagi tegangan.

Tegangan yang dihasilkan sangat kecil (dalam orde 0,01 V) maka dari itu dibuatlah sebuah signal conditioning. Signal conditioning yang digunakan adalah berupa op-amp non inverting agar tegangan yang dihasilkan dapat diamati lebih mudah Rumus penguat op-amp noninverting :

Sensitivitas menggambarkan seberapa besar perubahan tegangan sensor tiap kenaikan 1 centimeter nya yang dapat dihitung dengan cara: Ketinggian air 0 cm 1 cm 2 cm 3 cm 4 cm 5 cm 6 cm 7 cm 8 cm 9 cm 10 cm Tegangan Sensor (Volt) 0 0.04 0.09 0.14 0.21 0.25 0.31 0.36 0.40 0.46 0.52

(0,04-0) + (0,09-0,04) + (0,14-0,09) + (0,21-0,14) + (0,25-0,21) + (0,31-0,25) + (0,360,31) + (0,4-0,36) + (0,46-0,4) + (0,52-0,46) = 0,52

II.

Setelah Menggunakan Op-Amp (teori) Dari hasil pengukuran tanpa melalui proses signal conditioning, maka agar mencapai kriteria kondisi range Vout yang kita inginkan, digunakanlah penguatan sebesar 11 kali.

+ 12V

10 V

10 K R2 100
1 2 8 7 6 5

GND 2k R1

1K

LM-741

1 2 3 4 5 Volt 6 meter 7 8

Keterangan : Offset Nul : Inverting Input : Non-inverting Input : V(-) : Offset Null : Output : V(+) : NC

- 12V

Op-Amp yang digunakan memiliki penguatan 11kali : ( )

Dengan penguatan 11 kali maka secara teori, Vout nya adalah sebagai tabel berikut: Ketinggian air 0 cm 1 cm 2 cm 3 cm 4 cm 5 cm 6 cm 7 cm 8 cm 9 cm 10 cm Vout (volt) 0 0.44 0.99 1.54 2.31 2.75 3.41 3.96 4.4 5.06 5.72

Range tegangan yang dihasilkan secara teori adalah 0,44 Volt sampai 5,72 Volt (masuk dalam kriteria yang diinginkan yakni 0-10 Volt)

V
7 6 5 4 3 2 1 0 0

Grafik hubungan tinggi air dan tegangan

10

12 h(cm)

III.

Setelah menggunakan Op-Amp (praktek) Ketinggian air 0 cm 1 cm 2 cm 3 cm 4 cm 5 cm 6 cm 7 cm 8 cm 9 cm 10 cm Vout (volt) 0 0.36 0.67 1.06 1.57 1.88 2.11 2.45 2.82 3.11 3.44

V
4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0

Grafik hubungan tinggi air dan tegangan

10

12 h(cm)

Dengan membandingkan data Vout hasil praktek dan Vout hasil teori Ketinggian air 0 cm 1 cm 2 cm 3 cm 4 cm 5 cm 6 cm 7 cm 8 cm 9 cm 10 cm Vout teori Vout praktek Selisih Persen Eror 0 0 0 0 0.44 0.36 0.18 40.91% 0.99 0.67 0.32 32.32% 1.54 1.06 0.48 31.17% 2.31 1.57 0.74 32.03% 2.75 1.88 0.87 31.62% 3.41 2.11 1.3 32.12% 3.96 2.45 1.51 32.13% 4.4 2.82 1.58 35.91% 5.06 3.11 1.95 32.54% 5.72 3.44 2.28 39.86% Rata-rata 34.06% Maka didapatlah kelinearan dari wirewound yang kami gunakan yakni 34.06%

Bab 3 Kesimpulan Berdasarkan data percobaan di atas dapat dilihat bahwa pada saat kita mengukur perubahan tegangannya tanpa menggunakan pengkondisi sinyal, terlihat bahwa tegangan yang dihasilkan dalam satuan mV sehingga akan mengalami kesulitan dalam

menganalisanya. Penguat yang digunakan berupa penguat non-inverting yang bertujuan agar hasilnya diperkuat tanpa adanya perbedaan fasa. Berdasarkan data di atas terlihat bahwa hasil perhitungan penguat non-inverting berdasarkan teori memiliki perbedaan yang cukup besar pada saat dilakukan pengukuran langsung terhadap tegangan keluarannya, yaitu sebesar 3 kalinya. Sensitivitas dari wirewound yang kita gunakan adalah 0,052 Volt/cm. Keuntungan sistem pelampung dengan potensiometer mempunyai beberapa keuntungan yang lebih baik daripada sensor level yang lain. Pertama, sistemnya adalah sederhana, harganya relatif murah dan mudah direalisasikan, tegangan yang dihasilkan memiliki linearitas yang cukup baik. Disamping itu ada kerugiannya dari sistem pelampung dan potensiometer, yaitu Pertama, sinyal keluaran mempunyai sinyal level rendah (low level) tegangan DC. Oleh karena itu, diperlukan pengkondisian sinyal berupa penguat. Kedua, mempunyai keterbatasan gerakan, sistem mekaniknya harus diinstalisasi didalam tangki yang hal umumnya tidak

mudah dilakukan, kurang sensitif pada perubahan ketinggian air.

You might also like