You are on page 1of 7

LAPORAN KASUS Identitas Nama : Neni Umur : 35 th Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Kotabumi Pekerjaan : Bidan Suku Bangsa

: Jawa Agama : Islam Status : Sudah Menikah Anamnesa Tanggal : 4 Juni 2009 KU : Timbul gatal-gatal disela-sela jari tangan, sekitar perut dan tumit kaki KT :Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke poly kulit pada tanggal 12 Juni 2009 dengan keluhan gatal-gatal di sela-sela jari tangan, sekitar perut dan tumit kaki kanan. Rasa gatal dirasakan terus menerus terutama di malam hari. 1 bulan yang lalu pasien tertular penyakit ini dari anak pasien sendiri. Sebelumnya anak pasien mendapatkan penyakit ini dari tetangga mereka. Setelah ibu, anak yang tertular, bapak dan akhirnya satu keluarga yang tinggal dalam satu rumah tersebut tertular penyakit ini. 2 minggu yang lalu pasien berobat ke dokter umum dan mendapatkan obat minum 2 macam serta salep yang dioleskan didaerah yang gatal. Setelah mendapatkan pengobatan tersebut, pasien tidak kunjung sembuh. Akhirnya pasien memutuskan untuk berobat kebagian kulit dan kelamin di RSAM Bandar Lampung. Pengobatan yang Pernah Didapat Chlormettaton maleat (CTM) Dexametason Skabizid (salep)

Pemeriksaan Fisik Status Present Keadaan Umum : Tampak sakit ringan Kesadaran : Compos mentis Tekanan Darah : Tdak dilakukan Nadi : 88 x/menit Pernapasan : 18 x/menit Suhu : Afebris Keadaan Gizi : Baik Kepala : Dalam batas normal Thorak : Dalam batas normal

Abdomen : Dalam batas normal KGB : Tidak terdapat pembesaran Status Dermatologis Lokasi _ sela-sela jari kaki, sekitar perut, dan tumit kaki kanan Inspeksi _ tampak papul miliar yang sudah mulai mongering/menyembuh

Pemeriksaan Penunjang Dapat dilakukan dengan mencari Sarcoptes scabie dewasa, larva, telur atau skibala dari dalam terowongan.

Resume Pasien seorang perempuan berumur 35 tahun datang ke poli kulit dan kelamin di RSAM dengan keluhan gatal disela-sela jari tangan, seputar perut dan tumit kaki kanan sejak satu bulan yang lalu. Selain pasien, keluhan ini juga dialami oleh anggota keluarga lain yang tinggal satu rumah dengan pasien. Pasien mengaku telah berobat kedokter setempat tetapi tidak mengalami perubahan. Menurut pasien, rasa gatal yang terus menerus terutama dimalam hari, tidak mengalami perubahan walaupun telah minum obat. Karena merasa tidak ada perubahan akhirnya pasien memutuskan untuk berobat ke RSAM. Status dermatologis didapatkan papul-papul miliar yang sudah mulai mengering/menyembuh. Diagnosa Banding Scabies Prurigo Gigitan serangga Folikulitis Diagnosa Kerja Skabies Penatalaksanaan Umum Meningkatkan kebersihan perorangan dan lingkungan Menghindari orang-orang yang terinfeksi Mencuci atau menjemur alat tidur Jangan memakai pakaian dan handuk bersama-sama Khusus Krim permethrin 5% (Scabimite) Interhistin 50 mg 3x1 Prognosis dubia ad bonam

Skabies Definisi Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei, hominis dan produknya. Penyebab Skabies disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Infestasi tungau ini mudah menyebar dari orang ke orang melalui kontak fisik dan sering menyerang seluruh penghuni dalam satu rumah. Tungau ini ukurannya cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang dan sering menular diantara orang-orang yang tidur besama. Kadang tungau ditularkan melalui pakaian, seprei dan benda-benda lainnya yang digunakan secara bersama-sama; masa hidupnya hanya sebentar dan pencucian biasa bisa menghancurkan tungau ini. Tungau betina membuat terowongan di bawah lapisan kulit paling atas dan menyimpan telurnya dalam lubang. Beberapa hari kemudian akan menetas tungau muda (larva). Infeksi menyebabkan gatal-gatal hebat, kemungkinan merupakan suatu reaksi alergi terhadap tungau. Cara Penularan Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan hubungan seksual. Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, seprei, bantal, dan lain-lain.

Gejala Ciri khas dari skabies adalah gatal-gatal hebat, yang biasanya semakin memburuk pada malam hari. Lubang tungau tampak sebagai garis bergelombang dengan panjang sampai 2,5 cm, kadang pada ujungnya terdapat beruntusan kecil. Lubang/terowongan tungau dan gatal-gatal paling sering ditemukan dan dirasakan di sela-sela jari tangan, pada pergelangan tangan, sikut, ketiak, di sekitar puting payudara wanita, alat kelamin pria (penis dan kantung zakar), di sepanjang garis ikat pinggang dan bokong bagian bawah. Infeksi jarang mengenai wajah, kecuali pada anak-anak dimana lesinya muncul sebagai lepuhan berisi air. Lama-lama terowongan ini sulit untuk dilihat karena tertutup oleh peradangan yang terjadi akibat penggarukan. Siklus hidup tungau. Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2 -3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50 . Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2 -3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8 12 hari. Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3 4 hari, kemudian larva meninggalkan terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut. Selanjutnya larva berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit dewasa. Tungau betina akan mati setelah meninggalkan telur, sedangkan tungau jantan mati setelah kopulasi. Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih kurang 7 14 hari. Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, contohnya lipatan kulit pada orang dewasa. Pada bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis, maka seluruh badan dapat terserang.

Gejala Klinis Ada 4 tanda cardinal: Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena, walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier). Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabuabuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ini ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimarf (pustule, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong, genitalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini. Bentuk Skabies Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang jarang ditemukan dan sulit dikenal, sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk tersebut antara lain (Sungkar, S, 1995): Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated). Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan. Skabies incognito. Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip penyakit lain. Skabies nodular. Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau scabies. Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti scabies dan kortikosteroid. Skabies yang ditularkan melalui hewan. Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering kontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu paha, perut, dada dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4 8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena S. scabiei var. binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia. Skabies Norwegia. Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan). Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan mudah. Skabies pada bayi dan anak. Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi di muka. (Harahap. M, 2000). Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden). Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas. (Harahap. M, 2000). Komplikasi

Infeksi sekunder Pustulae Folikulitis Furunkulosis, dll Pengobatan sendiri a.l dermatitis kontak Diagnosis Banding Prurigo Gigitan serangga Folikulitis Diagnosa Diagnosa pasti scabies dilakukan dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang berwarna kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan sebaiknya dilakukan agak dalam hingga kulit mengeluarkan darah karena Sarcoptes betina bermukim agak dalam di kulit dengan membuat terowongan. Untuk melarutkan kerak digunakan larutan KOH 10%. Selanjutnya hasil kerokan tersebut diamati dengan mikroskop Terapi Umum Kebersihan perorangan Kebersihan lingkungan Obati keluarga & kontak personal Khusus Permetrin. Merupakan obat pilihan untuk saat ini , tingkat keamanannya cukup tinggi, mudah pemakaiannya dan tidak mengiritasi kulit. Dapat digunakan di kepala dan leher anak usia kurang dari 2 tahun. Penggunaannya dengan cara dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8 jam kemudian dicuci bersih. Malation 0,5 % dengan dasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya diberikan beberapa hari kemudian.(Harahap. M, 2000). Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %). Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari. Sering terjadi iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai. (Handoko, R, 2001). Sulfur. Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10 % secara umum aman dan efektif digunakan. Dalam konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam hari selama 3 malam. (Harahap, M, 2000). Monosulfiran. Tersedia dalam bentuk lotion 25 %, yang sebelum digunakan harus ditambah 2 3 bagian dari air dan digunakan selama 2 3 hari. (Harahap, M, 2000). Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan). Kadarnya 1 % dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan dan jarang terjadi iritasi. Tidak dianjurkan pada anak di bawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian.(Handoko, R, 2001). Krotamiton 10 % dalam krim atau losio, merupakan obat pilihan. Mempunyai 2 efek sebagai antiskabies dan antigatal.(Handoko, R, 2001). Antibiotika Bila ada infeksi sekunder dan dermatitis Prognosis Dengan terapi adekuat _ Baik DISKUSI Pada kasus ini pemeriksa menegakkan diagnosa skabies berdasarkan anamnesa, gejala klinik

dan status dermatologis. Dari anamnesa diperoleh keluhan gatal-gatal disela-sela jari tangan, sekitar perut dan tumit kaki kanan sejak 1 bulan yang lalu. Rasa gatal semakin hebat saat malam hari. Keluhan ini pertama kali dirasakan oleh anak pasien yang tertular dari tetangganya. Setelah ibu pasien dan suami yang tertular, akhirnya seluruh anggota keluarga tertular penyakit ini. Pada status dermatologis, didapatkan papul-paul yang sudah mulai mengering/menyembuh. Kemungkinan hal ini terjadi karena pasien telah mengobati penyakitnya sebelum datang ke poli kulit RSAM. Diagnosa banding adalah prurigo, gigitan serangga, dan folikulitis. Dimana terdapat perbedaan adalah : Prurigo Lokasi di ekstremitas bagian ekstensor, pada scabies lokasi terdapat disela-sela jari tangan, ketiak, sekitar pusat, paha bagian dalam, genitalia pria, dan bokong. Pada prurigo, lesi sangat gatal ditiap waktu sehingga penyakit ini sering disertai infeksi sekunder, sedangkan pada Skabies gatal dirasakan terutama pada malam hari. Gigitan serangga Ditemukan adanya edema disusul dengan nekrosis setempat pada tempat gigitan serangga. Penderita mengeluh gatal dan nyeri ditempat gigitan serta terdapat gejala sistemik. Folikulitis Rasa gatal dan terbakar pada daerah rambut. Efloresensinya berupa pustule miliar dikelilingi daerah yang eritema. Penatalaksanaan pada pasien ini terdiri dari penatalaksanaan umum dan khusus. Secara umum pasien dianjurkan untuk menjaga kebersihan perorangan, kebersihan lingkungan, mengobati keluarga & kontak personal. Pada penatalaksanaan khusus diberikan interhistin 3x1 sebagai antihistamin dan scabimite krim yang mengandung permetrin 5% untuk dioleskan ditempat lesi DAFTAR PUSTAKA Adhi Juanda. Skabies. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 1999 : 119 Siregar.R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi Kedua. EGC, Jakarta. 2005 : 164 www.drhandri.com www.medicastore.com http://www.medinfo.co.uk/condition/scabies.html

Skabies Case Report

Oleh :

Adigunawan Yusuf 0418011040 Rimi Nofalia 0418011030

Pembimbing : Dr. Syafei Hamzah, Sp.KK Dr. Arif Effendi, Sp.KK

SMF PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG JUNI 2009

You might also like