Professional Documents
Culture Documents
SISTEM PEMBERIAN
PENDUKUNG
KEPUTUSAN
SELEKSI
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA STIKOM PELITA INDONESIA. Bidang Ilmu : Ilmu Komputer
Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan, yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Pemberian Beasiswa merupakan program kerja yang ada di setiap universitas atau perguruan tinggi. Program beasiswa diadakan untuk meringankan beban mahasiswa dalam menempuh masa studi kuliah khususnya dalam masalah biaya. Pemberian beasiswa kepada mahasiswa dilakukan secara selektif sesuai dengan jenis beasiswa yang diadakan. Disetiap lembaga pendidikan khususnya universitas banyak sekali beasiswa yang ditawarkan kepada mahasiswa yang berprestasi dan yang kurang mampu. Ada beasiswa yang dari lembaga milik nasional maupun swasta. Untuk mendapatkan beasiswa tersebut maka harus sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Stikom Pelita Indonesia menyediakan beberapa program beasiswa, sebagai contoh yaitu Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), Beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) yang diberikan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah X, Setiap jenis beasiswa memiliki kriteria atau faktor bobot penilaian yang berbeda-beda. Beasiswa PPA didasarkan pada prestasi mahasiswa mulai semester ke-4 yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3.00, beasiswa BBM yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2.50 diperuntukkan kepada seluruh mahasiswa yang kurang mampu. Pada program ini tidak semua yang mendaftarkan diri sebagai calon penerima beasiswa tersebut akan diterima, hanya yang memenuhi kriteriakriteria saja yang akan memperoleh beasiswa tersebut. Oleh karena jumlah peserta yang mengajukan beasiswa banyak, serta indikator criteria yang
banyak juga, maka perlu dibangun sebuah sistem pendukung keputusan yang akan membantu penentuan siapa yang berhak untuk mendapatkan beasiswa tersebut. Selama ini untuk melakukan seleksi penerima beasiswa bagian kemahasiswaan Stikom Pelita Indonesia masih melakukannya secara manual. Proses penyeleksian secara manual membutuhkan ketelitian dan waktu, karena data mahasiswa akan dibandingkan dengan kriteria beasiswa satu persatu. Oleh karena itu pada proposal ini akan diimplementasikan suatu sistem pengambilan keputusan yang dapat membantu membuat keputusan calon penerima beasiswa secara otomatis dengan cepat dan tepat, sehingga dapat untuk membantu meringankan kerja bagian kemahasiswaan Stikom Pelita Indonesia dalam menentukan calon penerima beasiwa. Berdasarkan PEMBERIAN INDONESIA. II. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka penulis dapat merumuskan masalahnya sebagai berikut : Pelaksanaan seleksi pemberian beasiswa pada mahasiswa Stikom Pelita Indonesia ini perhitungannya masih dilakukan secara manual serta tidak terkomputerisasi dengan baik,sehingga bagian kemahasiswaan mengalami kesulitan dalam menentukan calon penerima beasiswa yang lebih layak untuk menerima, sehingga perlu dibuatkan sebuah program aplikasi sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Analytical hierarchy process (ahp) untuk membantu bagian kemahasiswaan membuat keputusan dalam menentukan calon penerima beasiswa. halhal yang dikemukakan diatas,maka dilakukan METODE penelitian dengan judul : SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA STIKOM PELITA
pemberian beasiswa khususnya pada Stikom Pelita Indonesia saja dan tidak membahas pada perguruan tinggi lainnya. Pembatasan masalah ini penulis lakukan agar didalam pemecahan permasalahannya diharapkan bisa lebih baik karena ruang lingkupnya tidak terlalu luas, sehingga penulis bisa melakukan pembahasan secara terperinci sesuai dengan kemapuan yang penulis miliki.
Menurut Jogiyanto HM ( 2001 : 1 ), mendefenisikan sistem: Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu . Menurut Indrajit ( 2001 ), mendefenisikan sistem: Kata sistem mengandung arti kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsus keterkaitan antara satu dan lainnya. Menurut pendapat Abdul Kadir (2002 : 10) dalam bukunya Pengenalan Sistem Informasi : Sistem adalah sejumlah komponen yang dapat diproses untuk mencapai suatu tujuan. Jadi untuk memahami sistem itu tergantung kepada segi pandang masing-masing kita, karena kedua kelompok besar itu tidaklah bertentangan dan malahan dapat saling memberi dukungan, baik sistem sebagai prosedur maupun sistem sebagai komponen. 4.2 Karakteristik Sistem Komponen-komponen atau sub sistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, semua saling berhubungan dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan sehingga sasaran atau tujuan sistem tersebut dapat tercapai. Komponen-komponen ini merupakan salah satu unsur karakteristik sistem. Untuk lebih jelasnya karakteristik sistem dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Komponen Sistem Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa sub sistem atau bagian dari sistem. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem. 2. Batas Sistem (Boundary) Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. 3. Lingkungan Luar Sistem (Environment) Yaitu lingkungan luar sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem yang ada yang menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan. Lingkungan luar sistem ada yang menguntungkan yang merupakan energi bagi sistem, dengan demikian harus tetap
dijaga dan dipelihara sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan. 4. Penghubung sistem (Interface) Merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan sub sistem lainnya sehingga memungkinkan sumber-sumber daya mengatur antara sub sistem. 5. Masukan Sistem (Input) Masukan adalah energi yang dimasukan kedalam sistem. Masukan tersebut dapat berupa : Maintenance input, energi yang dimasukan berguna agar sistem dapat dioperasikan. Signal input, energi yang diproses untuk didapatkan hasil keluaran atau output. 6. Keluaran Sistem (Output) Merupakan hasil pengolahan dari masukan sistem yang dapat berupa keluaran yang berguna dan keluaran yang tidak berguna. 7. Pengolahan Sistem Merupakan dibutuhkan. 8. Sasaran Segala sesuatu yang hendak atau ingin dicapai. Suatu sistem dikatakan berhasil apabila telah mencapai sasaran atau tujuan yang dimaksud. 4.3 Pengertian Keputusan Keputusan keputusan dibuat untuk memecahkan masalah. Dalam usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan hasil dari kegiatan memilih suatu strategi tindakan dalam pemecahan masalah. Jadi dapat disimpulkan keputusan adalah rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan. a. Jenis Jenis Keputusan Menurut Herbert A. Simon, keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan, dengan keputusan terprogram pada satu ujungnya dan proses pengolahan masukan menjadi keluaran yang
keputusan tak terprogram pada ujung yang lain. Oleh karena itu jenis jenis keputusan menurut Hebert A. Simon adalah sebagai berikut:
Dasar - Dasar Pengambilan Keputusan 1. Pengertian Pengambilan Keputusan Persoalan pengambilan keputusan pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan tujuan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. Jadi Pengambilan Keputusan diyakini manajer (pengambil keputusan)akan memberikan dapat solusi diartiakan sebagai suatu tindakan memilih strategi atau aksi yang terbaik atas sesuatu masalah yang dihadapi.
diproses
dan
diuji
dalam
rangka
mengidentifikasikan
D E S IG N (P e ra n c a n g a nP e n y e le s a ia n M a s a la h )
C H O IC E (P e m ilih a nT in d a k a n
Ilm uM a n a je m e n / O p e ra tio n s R e s e a rc h
IM P L E M E N T A T IO N (P e la k s a n a a nT in d a k a n
Gambar 1. Tahap Proses Pengambilan Keputusan 4.5. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan Definisi Sistem Pendukung Keputusan. Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dimulai pada akhir tahun 1960-an dengan timesharing komputer. Dimana untuk pertama kalinya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus melalui spesialis informasi. Baru pada tahun 1971, istilah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) diciptakan oleh G.Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton. SPK diciptakan karena mereka merasa perlunya suatu kerangka kerja untuk mengarahkan aplikasi komputer kepada pengambilan keputusan manajemen. Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis pada hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta fakta, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan perhitungan yang paling tepat. Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semi terstruktur. SPK dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. 4.6 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan Adapun tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sebagai berikut : 1. Punya 2. Bereaksi kemampuan cepat mendukung situasi pemecahan yang tak masalah diharapkan yang pada kompleks terhadap kondisiyang berubah . 3. Meningkatkan produktivitas dan analis 4. Belajar dan mengembangkan program baru, dengan menggunakan pola analisis what if ( apabila), merupakan sarana dalam pelatihan manajer.
5. Meningkatkan efektivitas manajerial, dengan menghemat waktu kerja pada bidang analisis, perencanaan dan pelaksanaan. Sistem pendukung keputusan memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas SPK yaitu :
BA SIS DATA
BA S IS M O DEL
M ANAJE M EN BAS IS DA TA
Piranti Lunak
TUG A S
LING KUNG AN
PE M A KAI
Gambar 2. Komponen Sistem Pendukung Keputusan 4.7 Model Analytical Hierarchy Process (AHP) AHP adalah sebuah metode memecah permasalahan yang komplek/ rumit dalam situasi yang tidak terstruktur menjadi bagian-bagian komponen. Mengatur bagian atau variabel ini menjadi suatu bentuk susunan hierarki, kemudian memberikan nilai numerik untuk penilaian subjektif terhadap kepentingan relatif dari setiap variabel dan mensintesis penilaian untuk variabel mana yang memiliki prioritas tertinggi yang akan mempengaruhi penyelesaian dari situasi tersebut. AHP menggabungkan pertimbangan dan penilaian pribadi dengan cara yang logis dan dipengaruhi imajinasi, pengalaman, dan pengetahuan untuk menyusun hierarki dari suatu masalah yang berdasarkan logika, intuisi dan juga pengalaman untuk memberikan pertimbangan. AHP merupakan suatu proses mengidentifikasi, mengerti dan memberikan perkiraan interaksi sistem secara keseluruhan. Pada dasarnya langkah langkah dalam metode ahp meliputi : 1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki
TUJUAN
Kriteria1
Kriteria2
Kriteria3
Kriteria n
Pilhan 1
Pilihan 2
Pilhan 3
Pilhan n
2.
Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Intensitas Kepentingan 1 3 5 7 9 2,4,6,8 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Keterangan Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya Satu elemen lainnya mutlak penting daripada elemen
pertimbangan-
Selanjutnya adalah membuat tabel perbandingan prioritas setiap elemen dengan membandingkan masing - masing elemen menjadi : Tabel 2. Table matriks perbandingan prioritas setiap elemen. A A B C Jumlah 1 0,333 0,2 1,533 B 3 1 0,5 4,5 C 5 2 1 8
Aturan pengisian tabel adalah dengan menganalisa prioritas antara baris dibandingkan dengan kolom. Kemudian menganalisa prioritas elemen lain dengan menggunakan persamaan matematika yang menyebutkan jika A:B = X, maka B:A = 1/X. Jika prioritas A (baris) : B (kolom) = 3, maka prioritas B (baris) : A (kolom) = 1/3 atau 0,333. Langkah berikutnya adalah menentukan bobot tiap elemen dimana nilai bobot tersebut berkisar 0 1 dan total bobot untuk setiap kolom adalah 1. Cara menentukan bobot tiap elemen adalah nilai prioritas pada tiap kotak dibagi dengan penjumlahan keseluruhan angka yang ada dalam kolom yang sama. Misalnya : bobot dari (A,A) = 1 / 1,533 = 0,652. Dengan perhitungan yang sama bobot prioritas tabel di atas menjadi :
Tabel 3. table perhitungan bobot tiap elemen A A B C 0,652 0,217 0,130 B 0,667 0,222 0,111 C 0,625 0,250 0,125
Selanjutnya adalah mencari nilai bobot untuk masing-masing elemen dengan melakukan penjumlahan setiap nilai bobot prioritas pada setiap baris tabel dibagi dengan jumlah elemen. Berikut adalah bobot masing-masing elemen. A = (0,652 + 0.667 + 0,625) / 3 = 0,648 B = (0,217 + 0,222 + 0,250) / 3 = 0,230 C = (0,130 + 0,111 + 0,125) / 3 = 0,122
Kriteria Pemberian Beasiswa Pada Stikom Pelita Indonesia proses pemberian beasiswa kepada mahasiswa yang berhak untuk menerima dilakukan di bagian kemahasiswaan, Dalam menentukan rancangan hal yang sangat mendasar. Adapun kriteria yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan pada Stikom Pelita Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Nilai IPK (Indek Komulatif Keseluruhan). 2. Pekerjaan Orang tua. 3. Penghasilan Orang tua. 4. Jumlah saudara kandung. 5. Jumlah tanggungan orang tua. pemberian beasiswa ini dengan menggunakan metode AHP, penyusunan suatu masalah ke dalam suatu hirarki merupakan
6. Semester.
V. Tujuan Penelitian
1. Membuktikan
menggunakan
bahwa metode
sistem ahp
keputusan diharapkan
dengan dapat
membantu bagian kemahasiswaan dalam menentukan siapa calon penerima beasiswa yang layak menerima beasiswa. 2. Membuktikan bahwa dengan menggunakan aplikasi sistem pendukung keputusan dapat mempercepat dan meningkatkan kinerja dibagian kemahasiswaan.
Kontribusi penelitian sebagai berikut : 1. Mempermudah bagian kemahasiswaan dalam penentuan calon penerima beasiswa. 2. Meningkatkan kinerja dan menghemat waktu dibagian kemahasiswaan dalam proses penentuan calon penerima beasiswa.
3. Sebagai
referensi
bagi
peneliti-
peneliti
selanjutnya
yang
ingin
melakukan penelitian perancangan sistem penunjang keputusan VII. Metodologi Penelitian Dalam merancang suatu sistem penunjang keputusan yang memenuhi kebutuhan sesuai dengan karakteristik dan kemampuan SPK, dibutuhkan suatu penelitian untuk mengidentifikasi data dan informasi yang dibutuhkan. Metodologi yang umum digunakan dalam pengembangan sistem informasi hingga saat ini adalah metode sistem development life cycle( SDLC). SDLC adalah metodologi yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara, dan atau mengganti sistem informasi. Gambar berikut adalah bagan dari SDLC yang umum di mana terdiri atas tujuh fase. SDLC juga sering disebut metodologi Waterfall karena lebih menyerupai air terjun. Berikut gambar dari SDLC dengan tujuh fase :
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tiap tahapan dari metode System Development Life Cycle (SDLC) yaitu :
b. Melakukan
pendataan
mengenai
serangkaian
kriteria
keputusan,kriteria yang dicari adalah apa yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan dan menentukan bobot pada setiap criteria keputusan c. Melakukan pengumpulan teori dan konsep yang mungkin akan digunakan kebutuhan dari dalam tahap penelitian sistem selanjutnya dari literatur harus maupun melalui jaringan internet. keseluruhan informasi perusahaan diidentifikasi, dianalisa, dijadwalkan atau diatur.
b. Menentukan ruang lingkup sistem yang akan dibangun. 3. Analysis (Penganalisaan) a. Menganalisa tentang sistem yang akan dipelajari dan pilihan dari
sistem pengganti yang diusulkan. Dengan mengamati pada tempat yang akan diteliti untuk melihat sistem yang ada, kemudian disempurnakan, diubah ke sistem yang lebih efisien. b. Mengembangkan sistem penunjang keputusan mengenai seleksi peserta calon penerima beasiswa yang berhak c. Mengidentifikasikan kebutuhan sistem baru.
5.
Physical Design (Rancangan Fisik) Merancang antarmuka yang berguna untuk mengelola basis data, mengelola model dan memberikan informasi mengenai seleksi penerimaan beasiswa.
6.
Implementation (Implementasi) a. Mengkodekan program dan pengetesan aplikasi sistem penunjang keputusan. b. Memberikan pelatihan dan pemahaman kepada pengguna akan model yang digunakan dan aplikasi yang baru.
7.
Maintenance (Pemeliharaan) Melakukan pemeliharaan dimana setelah rancangan modul program aplikasi digunakan pemakai, dilakukan pengawasan proses, evaluasi dan perubahan bila diperlukan. Perubahan akan dilakukan jika terdapat ketidak sesuaian terhadap rancangan modul program aplikasi,spesifikasi perangkat keras, maupun para pengguna akhir(end user).
IX.
Personalia Penelitian 1. Peneliti a. Nama b. Program Studi : : Rita Yohana Teknik Informatika STIKOM PELITA INDONESIA PEKANBARU Ilmu Komputer 18 Jam/Minggu
c. Perguruan Tinggi :
d. Bidang Keahlian e. Waktu Penelitian X. : :
No . 1. 2. 3.
XI.
Aliran Sistem Informasi yang ada Sistem Informasi untuk Penentuan pemberian beasiswa pada Stikom
Pelita Indonesia berawal dari Ketua Stikom menerima surat keputusan penerimaan beasiswa dari Kopertis, yang selanjutnya ketua stikom akan menyerahkan kepada bagian Kemahasiswaan, berdasarkan surat keputusan penerimaa beasiswa tersebut maka bagian kemahasiswaan membuatkan informasi/pengumuman beasiswa yang akan diinformasikan ke mahasiswa. Berdasarkan informasi tersebut maka mahasiswa meminta formulir beasiswa ke bagian kemahasiswaan dan melakukan pengisian formulir, formulir yang telah di isi kembali diserahkan ke bagian kemahasiswaan, yang selanjutnya formulir beasiswa terisi tersebut akan dilakukakan penyeleksian mahasiswa yang berhak menerima beasiswa, dari proses penyeleksian ini menghasilkan daftar penerima beasiswa seleksi I sebanyak 2 (dua) rangkap, 1 (satu) rangkap diarsipkan 1 (satu) lagi diberikan ke mahasiswa dan dari
proses penyeleksian ini juga menghasilkan daftar mahasiswa tidak lulus seleksi 1 (satu) rangkap untuk diarsipkan bagian kemahasiswaan. Berdasarkan Daftar penerima beasiswa terseleksi I ini, bagian kemahasiswaan menyerahkan formulir beasiswa dari Kopertis sebanyak 2 (dua) rangkap untuk di isi oleh mahasiswa dan selanjutnya Formulir beasiswa terisi tersebut akan kembali diserahkan beserta fotocopy KHS dan persyaratan lainnya ke bagian kemahasiswaan. Bagian kemahasiswaan akan melakukan pengecekan kelengkapan data, dari proses ini menghasilkan daftar penerima beasiswa sebanayak 3 (tiga) rangkap, 1(satu) diarsipkan bagian kemahasiswaan , dan 2 (dua) rangkap diserahkan ke Prodi untuk divalidasi. Bagian prodi akan mengarsipkan 1(satu) rangkap dan 1 (satu) rangkap diserahkan ke ketua Stikom untuk divalidasi juga. Daftar penerima beasiswa yang telah divalidasi ketua stikom tersebut selanjutnya diserahkan ke Kopertis, dan akan melakukan pengesahan dan menghasilkan daftar penerima beasiswa yang telah disahkan sebanyak 2(dua) rangkap dan selanjutkan akan diserahkan lagi ke ketua stikom, ketua stikom akan menyerahkan ke bagian kemahasiswaan untuk dibuatkan pengumuman untuk diberikan ke mahasiswa. Daftar penerima beasiswa yang telah disahkan ini juga diserahkan ke bagian keu/adm untuk dilakukan pengecekan tunggakan biaya kuliah. Dari proses pengecekan ini menghasilkan daftar tunggakan mahasiswa dan beasiswa yang diterima. Selanjutnya dibuatkan laporan daftar tunggakan mahasiswa, dari laporan tersebut akan dilakukan pemotongan beasiswa sehingga menghasilkan sisa beasiswa yang diterima. Beasiswa yang diterima dan sisa beasiswa yang diterima diserahkan diserahkan ke mahasiswa. Dan berdasarkan beasiswa diterima dan sisa beasiswa tersebut, bagian keu/adm membuat laporan penerimaan beasiswa sebanyak 3 (tiga) rangkap, 1(satu) diarsipkan dan 1 (satu) rangkap untuk diberikan ke bagian kemahasiswaan untuk diarsipkan dan 1 (satu) rangkap lagi diberikan kepada ketua stikom.
a.
b.
Component
Bagian kemahasiswaan bagian administrasi penerima beasiswa yang telah disahkan. Bagian administrasi bagian kemahasiswaan penerimaan beasiswa. : Stikom Pelita Indonesia.
= penyerahan = laporan
daftar
c. e.
Boundary
d. Input
Output
: formulir beasiswa,daftar penerima beasiswa. : formulir beasisiwa terisi, daftar penerima beasiswa yg disahkan,daftar mahasiswa tunggakan,laporan mahasiswa tunggakan, daftar penerima beasiswa terisi,laporan penerimaan beasiswa.
f.
Interface
: formulir beasiswa,fotocopy KHS. : Prodi, Ketua Stikom,Kopertis. : memproses penerimaan beasiswa. : memudahkan dan mempercepat dalam pemrosesan penerimaan beasiswa .
g. Environment h. Constraint i.
Goals
MAHASISWA
BAGIAN KEMAHASISWAAN
PRODI
BAGIAN KEU/ADM
KETUA STIKOM
KOPERTIS
Surat keputusan penerima BS
Info beasiswa
Formulir beasiswa
Formulir beasiswa
penyeleksian
Fc.KHS
persyaratan lainnya
MAHASISWA
BAGIAN KEMAHASISWAAN
A Daftar Daftar penerima penerima beasiswa beasiswa F
PRODI
BAGIAN KEU/ADM
KETUA STIKOM
KOPERTIS
Daftar penerima beasiswa yg tlh disahkan Cek tunggakan biaya kuliah Daftar mahasiswa tunggakan
Daftar penerima beasiswa Daftar penerima beasiswa yg tlh disahkan Buat pengumuman peserta diterima pengumuman pengumuman F
Beasiswa yg diterima
Beasiswa yg diterima
KOPERTIS Surat keputusan penerima beasiswa ,formulir beasiswa ,daft penerima beasiswa yg telah di sahkan
0
Informasi penerima beasiswa Data pengajuan beasiswa SI BEASISWA STIKOM PELITA INDONESIA Daftar penerima beasiswa , Lap.penerimaan beasiswa KETUA STIKOM Validasi,kebijakan
PRODI
Gambar 6. Context diagram lama ANALISA SWOT Istilah SWOT merupakan kependekan dari kata Strength, Weakness, Opportunity dan threat, dimana dalam Bahsa Indonesia diartikan sebagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. 1. Strenght (Kekuatan)
d. Terciptanya hasil seleksi yang cepat dan transparant. 2. Weakness (Kelemahan) a. Dibutuhkan suatu perangkat lunak data yang handal untuk menyelesaikan penghitungan untuk sistim pendukung
keputusan yang menggunakan metode AHP, sehinnga data yang dihasilkan akurat. b. Dibutuhkan data dan penghitungan manual yang akurat. c. Kesalahan dalam pemasukan data, akan berpengaruh pada keputusan yang dihasilkan. d. Sistim pendukung keputusan pemberian beasiswa ini hanya dibisa digunakan pada lingkungan STIKOM PI saja. e. Sistim pendukung keputusan pemberian beasiswa ini hanya pada sampai pada tahap penyeleksian layak atau tidak layak seseorang mahasiswa menerima beasiswa, tidak sampai pada jumlah nominal beasiswa yang diterima, atau sistim tidak membahas sampai pada administrasi mahasiswa. 3. Opportunity (Peluang)
b. Proses-proses
yang
dapat
dilakukan
oleh
sistem
pendukung
keputusan biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakannya.
XII. Rencana Pengembangan Dari sistem informasi yang lama maka akan dilakukan pengembangan dengan sistem yang baru sebagai berikut : 1. Membuat context diagram baru CD merupakan gambaran sistem secara umum yang memperlihatkan hubungan antara entity entity serta aliran informasi dalam sebuah sistem yang digambarkan secara logical seperti gambar dibawah ini :
KOPERTIS Surat keputusan penerima beasiswa, formulir beasiswa, daft penerima beasiswa yg telah di sahkan
0
Informasi penerima beasiswa Data pengajuan beasiswa SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE AHP Daftar penerima beasiswa , Lap. penerimaan beasiswa KETUA STIKOM Validasi, kebijakan
PRODI
2. Membuat UML a. Usecase diagram Diagram use case merupakan gambaran hubungan antara actor dengan use case pada sistem yang diusulkan dari diagram ini kita dapat melihat beberapa perbedaan dibandingkan dengan sistem yang lama dengan sistem yang baru, dapat dilihat dalam gambar use case dibawah ini.
Mengisi formulir Cek << Include >> kelengkapan Menyerahkan persyaratan Bag. Kemahasiswaan
Mahasiswa
validasi
b. Activity diagram Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang dan merupakan penjabaran dari diagramdiagram lain tetapi perubahan yang terjadi sama dengan diagramdiagram sebelumnya hanya saja cara penggambarannya lebih difokuskan pada aktifitas- aktifitas pada sistem yang saling bergantung satu sama lain.
start
Aktifasi aplikasi
login
Memilih kriteria
keluar
Menetapkan bobot
end
c. Sequence diagram Diagram sequence merupakan sebuah diagram yang menggambarkan interaksi antar objek di dalam sebuah sistem dan lebih detail dalam menggambarkan aliran data.
Bagian kemahasiswaan
Input Id /pass
Form Login
Menampilkan form utama
Form Utama
Prodi
Lap.penerima beasiswa
Gambar 10. Sequence diagram spk pemberian beasiswa d. Class diagram Diagram class mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai macam hubungan statis yang terjadi serta menunjukkan properti dan operasi sebuah class.
M A H A S IS W A N P M N a m a J e n is _K e la m in A g a m a T g l _la h ir T e m p a t _la h ir - In p u t - E d it - S a v e K R T IE R IA K d _k rite ria N m _k rite ria N ila i - In p u t - S a v e S U BK R IT E R IA K d _s u b k rite ria N ila i - In p u t - S a v e
P E N IL A IA NM A H A S IS W A N P M N a m a IP K - S a v e
J E N ISB E A S IS W A K d _b e a s is w a N m _b e a s is w a -e d it
A L T E R N A T IF N P M N a m a S ta tu s -d is p la y
/ S O L U S I
_b e a s is w a
e. State diagram Diagram state merupakan diagram yang menggambarkan behavior yaitu perubahan state di suatu class berdasarkan event dan message yang dikirimkan dan diterima oleh class tersebut.
D a ta b a s e In p u t D a ta M a h a s is w a
XIII. RANCANGAN OUTPUT Laporan peserta seleksi calon penerima beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA)
(STIKOM )
Jl , Jend . A. Yani No . 78-88 Telp: (0761) 24418 Hunting Fax : (0761 ) 35508 LAPORAN PESERTA SELEKSI CALON PENERIMA BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA ) PADA STIKOM PI PEKANBARU PERIODE TAHUN : X [4] X [4] PEKERJAAN ORTU XX XX XX XX XX XX PENGHASILAN ORTU XX XX XX XX XX XX TANGGUNGAN ORTU XX XX XX XX XX XX
NPM XX XX XX XX XX XX
NAMA XX XX XX XX XX XX
JK XX XX XX XX XX XX
ALAMAT XX XX XX XX XX XX
USIA XX XX XX XX XX XX
PRODI XX XX XX XX XX XX
IP XX XX XX XX XX XX
IPK XX XX XX XX XX XX
SMT XX XX XX XX XX XX
PEKANBARU , 99/99/9999
BAAK STIKOM PI
Gambar 13. Rancangan output calon peserta lulus seleksi pemberian beasiswa PPA Laporan peserta seleksi calon penerima beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM)
NPM XX XX XX XX XX XX
NAMA XX XX XX XX XX XX
JK XX XX XX XX XX XX
ALAMAT XX XX XX XX XX XX
USIA XX XX XX XX XX XX
PRODI XX XX XX XX XX XX
IP XX XX XX XX XX XX
IPK XX XX XX XX XX XX
PEKANBARU , 99/99/9999
BAAK STIKOM PI
Gambar 14. Rancangan output calon peserta lulus seleksi pemberian beasiswa BBM
N PM XX XX XX XX XX XX
NAMA XX XX XX XX XX XX
JK XX XX XX XX XX XX
PROD I XX XX XX XX XX XX
JE N IS IPK B E A S ISW A XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX
P R IO R IT A S XX XX XX XX XX XX
PE KAN BA R ,U 99/99/99 99
BA AK ST IKO M PI
Gambar 15. Rancangan output peserta lulus seleksi pemberian beasiswa PPA dan BBM.
DAFTAR PUSTAKA
Irwanto, Djon, M.M. Perancangan Object Oriented Software dengan UML. Edisi I, Andi Offset, Yogyakarta, 2005. Kusrini, M. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan.Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007. Aditya, W. Sistem Pendukung Keputusan Dengan Menggunakan Metode AHP Untuk Pembelian Barang, Yogyakarta, Skripsi Ilkom FMIPA UGM, 2005. (http://en.wikipedia.com/wiki/analytical_hierarchy_process)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pendukung_keputusan) (http://lissoi.multiply.com/journal/item/35)