You are on page 1of 18

PREVALENSI AKNE PADA SISWA-SISWI SMUN 9 BANDAR LAMPUNG DAN USAHA MEREKA DALAM MENGATASINYA

(Skripsi)

OLEH MUHAMMAD ARIF DWI O 0218011055 _ PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2006

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Akne (jerawat) adalah suatu penyakit inflamasi kronik pada folikel sebaseus, yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustule, nodula dan kista pada daerah-daerah predileksinya seperti wajah, dada dan punggung. Akne merupakan penyakit kulit yang mengenai hampir 100% populasi di dunia selama hidup mereka. 85% terjadi pada usia 12-24 tahun. 8% terjadi pada usia 25-34 tahun, dan sebanyak 3% terjadi pada usia 35-44 tahun. Jerawat juga dapat mengganggu seorang anak mulai dari usia 8 atau 9 tahun. Perempuan menghadapi masalah jerawat relative pada usia lebih muda dibandingkan laki-laki yaitu sekitar 40-50% mempunyai masalah jerawat pada usia 14-17 tahun sedangkan untuk laki-laki sekitar 40% menghadapi masalah jerawat pada usia 16-19 tahun. pada masa tersebut lesi yang predominan adalah komedo dan popula dan jarang terlihat lesi beradang. Menurut hasil penelitian, 17 juta orang USA memiliki masalah dengan jerawat danj 25% diantaranya mengunjungi dokter spesialis kulit. Sedangkan sampai sekarang di Indonesia belum ada data dasar nasional karakteristik akne secara epidemiologi walaupun penyakit ini angka kejadiannya cukup tinggi.(Boediardja.2001) Ada banyak cara yang dilakukan para remaja untuk mengatasi masalah kulit mereka karena hal ini menyangkut harga diri, keyakinan terhadap diri sendiri dan pergaulan sosial. Sebagian dari mereka berusaha untuk mengatasi penyakit ini dengan cara mereka sendiri seperti membersihkan muka dengan atau tanpa sabun anti akne, menggunakan produk-produk kosmetika anti akne, memencet-mencet jerawat atau mengunjungi salon kecantikan, sebagian lagi dari mereka mengunjungi dokter spesialis kulit dan mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisi jerawat mereka. Pengobatan akne memerlukan waktu yang lama yaitu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk mengontrol penyakitnya dan mencegah terjadinya sikatarik. Pengobatan akne

ada yang topical dan ada yang sistemik, tergantung daru berat ringannya akne. Pada pengobatan topical yang paling banyak dipakai adalah Benzoil peroksida, Vitamin A asam dan antibiotika topical. Sedangkan pada pengobatan sistemik, Eritomisin sangat dianjurkan karena cukup aman dipakai.(Widjaja.2001) Melalui penelitian ini, ingin diketahui prevalensi akne (jerawat) pada siswa-siswi SMUN 9 Bandar Lampung dan usaha-usaha mereka dalam mengatasinya. B.Rumusan Masalah Berapa besar prevalensi akne pada siswa-siswi SMUN 9 Bandar Lampung? Bagaiman usaha-usaha yang dilakukan oleh siswa-siswi SMUN 9 Bandar Lampung untuk mengatasi jerawat mereka? Apa tipe akne yang paling banyak di derita siswa-siswi SMUN 9 Bandar Lampung? Dimanakah Predileksi akne tersering timbul pada siswa-siswi SMUN 9 Bandar Lampung? Bagaimana hubungan sosiodemografi orang tua siswa-siswi SMUN 9 Bandar Lampung dengan prevalensi akne anaknya? C.Tujuan Penelitian 1.Tujuan Umum Menggambarkan prevalensi akne dan usaha mereka mengatasinya pada siswa-siswi SMUN 9 Bandar Lampung tahun 2006. 2.Tujuan Khusus Untuk mengetahui prevalensi akne pada siswa-siswi SMUN 9 Bandar Lampung Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan oleh siswa-siswi SMUN 9 Bandar Lampung untuk mengatasi jerawat mereka Untuk mengetahui tipe akne yang paling banyak diderita siswa-siswi SMUN 9 Bandar Lampung Untuk mengetahui predileksi akne tersering pada siswa-siswi SMUN 9 Bandar Lampung Untuk mengetahui sosiodemografi orang tua siswa-siswi SMUN 9 Bandar Lampung

D.Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberi gambaran prevalensi akne pada siswa-siswi SMUN 9 Bandar Lampung. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi instansi pendidikan untuk lebih menyebar luaskan informasi yang benar tentang aknekepada masyarakat khususnya remaja. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya dan sebagai salah satu usaha memberi informasi mengenai akne (jerawat) kepada masyarakat khususnya remaja.

Tinjauan pustaka Definisi Akne adalah penyakit kulit yang terjadi akaibat peradangan menahun folikel polisebasea yang ditandai dengan adanaya komedo,papul,pustul,nodus dan kista pada tempat predileksinya.akne vulgaris merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri self limited disease.meskipun secara

klasik di klasifikasikan sebagai penyakkit kelenjar minyak namun sebenarnya mengenai polisebasea unit.(Fitzpatrics.2003) Anatomi Kelenjar Sebasea Pada fetus kelenjar minyak berkembang pada minggu ke-13 sampai ke-15 kehamilan, dari penonjolan dari pertumbuhan folikel rambut.ketika terbentuk sempurna sisa kelenjar ini terdesak folikel rambut dengan saluran yang sempurna sehingga sebum dapat mengalir melalui canalis menuju permukaan kulit.kelenjar minyak jumlahnya sebanding dengan folikel rambut pada tubuh. Hanya telapak tangan dan kaki yang tidak memiliki folikel rambut dan kelenjar minyak sama sekali.(Fitzpatrics.2003) Kelenjar minyak merupakan unilobular atau multilobular dan sangat bervariasi ukurannya pada area tubuh dan individu yang sama. Kebanyakan kelenjar minyak berukuran beberapa milimeter,namun paling besar dan banyak jumlahnya dapat ditemukan pada kulit kepala (scalp). Rambut sangat berhubungan dengan besarnya kelenjar pada regio ini pada kebanayakan anak kecil.(Siregar.1996) Fisiologi Kelenjar Sebasea Kelenjar minyak mengeluarkan minyak berasal dari pemecahan berbagai sel yang disebut sekresi holokrin. Pada permukaan sel paling luar dan menempel membran basalis berukuran kecil, berinti, dan mengeluarkan droplet lipid. Lapisan ini mengandung sel yang terbelah sehingga lipid dapat keluar, kemudian beberapa sel dipindahkan kebagian tengah kelenjar ini,dan memulai produksi lipid baru yang mana akan di kumpulkan dalam bentuk droplet. Kadang-kadang sel ini terlalu banyak menganndung droplet lipid sehingga nukleus dan sitoplasmanya tidak terlihat. Sel yang dekat dengan duktus tidak membelah dan mengeluarkan lipid. Hanya lemak netral pada permukaan kulit, protein, asam nukleat, dan fospolipid membran yang dapat diiuraikan pada pemecahan sel, kelenjar sebasea sangat aktif saat baru lahir dan menurun hingga anak berumur 2-6 tahun, pada usia 7 tahun sekresi sebum mulai meningkat dan bertahap sampai usia 10 tahun. Tiap individu sangat bervariasi tergantung jenis kelamin, biasanya laki-laki memiliki jumlah lebih banyak dibanding rata-rata wanita.(Fitzpatrics.2003)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ukuran Kelenjar Sebasea dan Produksi Sebum Secara pasti mekanisme pengaturan produksi sebum belum diketahui, yang pasti kelenjar sebasea diatur oleh Androgen dan retinoid. Namun belakangan ini beberapa zat seperti melanokortins, peroxysome prolliferatif-activated reseptor ( PPARs ) dan Acyl- CoA, Diacylglyserol acyl transferase ( DGAT ) diperkirakan mempengaruhi proses ini.(Fitzpatrics.2003) Androgen Telah lama diketahui bahwa kelenjar sebasea membutuhkan stimulasi androgenik untuk menghasilkan sejumlah besar sebum. Individu dengan penurunan androgen reseptor secara genetik ( complete androgen insensitifitas ) tidak ditemukan sekresi sebum, namun demikian masih jadi pertanyaan bagaimana androgen dapat mempengaruhi secara fisiologis. Meskipun semua androgen berupa testoteron dan produksi akhirnya Dihidroksi testoteron (DHT) tidak sebanding dengan pola aktifitas kelenjar sebasea. Andrgen adrenal lemah seperti dehydroepiandrosteron sulfate (DHEAS) mungkin dapat mempengaruhi aktifitas kelenjar sebasea. Zat ini dirubah menjadi testoteron dan DHT pada kelenjar sebasea. Kadar DHEAS sanagat tinggi pada bayi baru lahir,sangat sedikit pada usia 2-4 tahun,dan mulai meningkat pada usia remaja. Kadar DHEAS terllihat bervariasi tiap individu, tapi rata-rata pria lebih tinggi dari daripada wanita,kemudian jumlah DHEAS menurun pada semua orang saat usia tua awal sampai lanjut dan diikuti sekresi sebum

Retinoid Isotertionin (13-cis-retinoic acid) adalah obat yang sangat efektif menghambat sekresi sebum. Secara nyata hasilnya dapat terlihat setelah penggunaan 2 minggu. Mekanisme pasti isotretionin menurunkan sekresi sebum belum diketahui. Isotretionin memiliki efek teratogen sehingga di butuhkan pemantauan yang serius dan atas dasar indikasi yang tepat. Melanokortin Melanokkortin termasuk melanosit stimulating hormon (MSH) dan adrenokortikotropik hormon (ACTH) . pada tikus melanokortin meningkatkan produksi sebum. Tikus transgenik yanng memiliki jumlah resepter melanocortin-5 sedikit dapat tejadi hipoplasia kelenjar sebasea dan penurunan jumlah produksi sebum,namun hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut. Peroxysome proliferator activated reseptor (PPARs) PPARs merupakan molekul reseptor turunan dari resepto retinod. Tiap reseptor PPARs berbentuk heterodimer dengan retinoid x reseptor dan berfungsi mengatur transkripsi gen berbagai proses seperti metabolisme lipid, proliferasi selular, dan diferensiasi. Agonis PPAR gama reseptor seperti obat kelas thiazollidinedione meningkatkan akumulasi lipid. PPAR gama reseptor sangat mempengaruhi bkelenjar sebasea pada manusia karena mengatur produksi sebum berbagai tahap. Acyl-CoA:Diacylgyserol acyltransferase (DGAT) Acyl-CoA ialah suatu enzim pada proses akhir sintesis trigliserida. Penurunan kadar DGAT memegang peranan penting terjadinya atropi kelenjar sebasea dan perubahan koposissi pemukaan lipid, efek ini tidak tampak pada androgen. Klasifikasi Akne meliputi berbagai kelainan kulit yang hampir mirip satu dengan yang lain, sehingga diperlukan penggolangan/klasifikasi untuk membedakannya. Beberapa peneliti atau penulis buku dermartologi mengemukakan klasifikasi yang berbeda-beda.(Kligman.1975) Langkah pertama ialah menggolongkan penyakit pasien menjadi 3 subtipe utama yakni : komedonal, papulo-pustular, dan akne konglobata. Biasanya jenis komedonal adalah yang paling sering diderita,jenis tertutup dan terbuka, kadang-kadang disertai lesi meradang (inflamatory). Menurut Kligman dan plewig tingkat keparahan akne jenis komedonal adalah sebagai berikut : Grade 1: Bila ada kurang dari 10 komedo pada satu sisi wajah. Grade 2: Bila terdapat 10 sampai 24 komedo pada satu sisi wajah. Grade 3: Bila terdapat 25 sampai 50 komedo pada satu sisi wajah. Grade 4: Bila terdapat lebih dari 50 komedo pada satu sisi wajah. Kasus terbanyak akne komedonal pada grade 1 dan 2, terjadi sekitar usia pubertas. Akan tetapi anak remaja juga bisa juga menderita hingga grade 4. Papulo-pustula merupakan jenis akne paling sering terjadi pada usia pertengahan remaja atau usia lanjut, sebenarmya merupakan gabungan dari komedo dan lesi inflamatory, yang mana salas satunya ialah papula atau pustula. Klasifikasi dari jenis ini didasarkan pada jumlah prevalensi lesi inflamatory, tanpa memperhitunngkan jumlah komedo : Grade 1: bila ada kurang dari 10 lesi papulopustula pada satu sisi wajah. Grade 2: bila terdapat 10 sampai 20 lesi papulopustula pada satu sisi wajah. Grade 3: bila terdapat 21 sampai 30 lesi papulopustula pada satu sisi wajah. Grade 4: bila terdapat lebih dari 30 lesi papulopustula pada satu sisi wajah. Klasifikasi yang dibuat oleh plewig dan kligman dalam buku acne:morphogenesis and treatment (1975) adalah sebagai berikut : 1.akne vurgaris dan varietasnya : akne tropikalis

akne fulminan pioderma fasiale akne mekanik 2. akne venenata akibat kontaktan eksternal dan varietasnya akne kosmetika pomade akne akne akibat kerja akne deterjen c. akne komedonal akibat agen fisik dan varetasnya : solar comedones akne radiasi (sinar x,kobalt) Etiologi Akne Ada empat hal utama yang berhubungan dangan terjadinya akne: .(Rooks.2004) 1. Peningkatan produksi sebum 2. Adanya sumbatan folikel 3. Pertumbuhan bakteri 4. Reaksi peradangan . 1.Peningkatan produksi sebum Sebum diproduksi oleh glandula sebasea dan dikeluarkan ke permukaan kulit melalui folikel rambut secara terus menerus. Glandula sebasea menjadi lebih aktif selama pubertas kare peningkatan hormon androgen , khususnya testoteron yang memicu peningkatan produksi sebum.peningkatan tersebut merupakan faktor terpenting dalam perkembangan dan derajat keparahan akne. Pertumbuhan glandula sebasea dan produksi sebum ada di bawah pengaruh hormon androgen. Pada penderita aknr akan terdapat konversi hormon androgen yang normal beredar dalm darah (testoteron) kebentuk metabolit yang lebih aktif (5-alfa dihidrotetoteron ). Hormon ini mengikat reseptor androgen di sitoplasma dan akhirnya menyebabkan proliferasi sel penghasil sebum. Meningkatnya produksi sebum pada penderita akne disebakan oleh respon organ akhir yang berlebihan (end-organ hyperrespone) pada kelenjarsebasea terhadap kadar normal androgen dalam darah. Terbukti bahwa , pada kebanyakan penderita lesi akne hanya ditemukan dibeberapa tempat yang kaya kelenjar sebasea. 2. Adanya sumbatan folikel Keratinosit dan eksfoliasi yang terdapat pada folikel menandakan bahwa dimulainya pembentukan komedo. Pada penderita akne keratinosit memiliki kecenderungan untuk menempel satu sama lain karena reaksi dari transglutaminase dan kemampuan melekat dari sebum.gumpalan keratinosit tersembut menyumbat pori-pori folikel menyebabkan terbentuknya komedo hitam jika pori-pori tersebut terbuka,dan komedo putih jika pori-pori tersebut tertutup. Menurut Downing terdapat hubungan yang terbalik antara produksi sebum dan konsentrasi asam linoleik, produksi sebum yang tinggi dan konsentrasi asam linoleik yang rendah menyebabkan defisiensi fatty acid pada folikel epitel. Defisiensi ini mennyebabkan berkurangnya fungsi pertahanan epitel dan menyebabkan penyumbatan foloikel. 3. Pertumbuhan Bakteri Mikroba yang terlibat pada patogenesis akne adalah Corinobacterium acne (Propionibacterium acnes), Staphylococus epidermidis dan pityrosporum ovale (Malassezia furfur). Propionibacterium acnes hanya terdapat pada remaja yang berjerawat dan juga ditemukan sebagai flora normal pada wajah orang dewasayang berjerawat dan yang tidak, oleh karen itu peran bakteri menjadi tidak jelas. Akumulasi sebum dan penyumbatan folekel menyebabkan bertambahnya jumlah bakteri P.acnes disekitar folikel rambut.

Bakteri tersebut menghasilkan porfirin, yang bila dilepaskan kedala folikel akan menjadi katalisator terjadinya oksidasi skualen, sehingga oksigen dalam folikel semakin berkurang. Penurunan tekanan oksigen dan tingginya jumlah bakteri ini dapat menyebabkan peradangan folikel. 4.Reaksi Peradangan ( inflamasi ) Faktor yang menimbulkan peradangan pada akne belumlah diketahui dengan pasti. Pencetus kemotaksis adalah dinding sel dan produk yang dihasilkan oleh P.acnes, seperti lipase, hialurodinase, protease, lesitinase, dan neuroamidase,memegang peranan penting pada proses peradangan. Faktor kemotaksis yang memiliki berat molekul rendah jika keluar dari folikel, dapat menarik PMN dan lilmfosit. PMN yang masuk ke dalam folikel dapat mencerna P.acne dan mengeluarkan enzim hidrolitik sehingga menyebabkan kerusakan dari folikel polisebasea. Limfosit dapat merupakan pencetus terbentuknya sitokin. Pada fase permulaan peradangan yang ditimbulkan Propionibacterium acnes, juga terjadi aktifitas jalur komplemen klasik dan alternatif dari respon imun. Selain antibodi terhadap P.acne juga meningkat pada penderita akne hebat, respon penjamu terhadap mediator inflamasi juga sangat penting. Epidemiologi hampir setiap orang pernah menderita penyakit ini,maka sering dianggap sebagai kelainan kulit yang timbul secara fisiologis. Kligman menyatakan bahwa tidak ada seorangpun yang sama sekali tidak pernah menderita akne. Penyakit ini memang jarang terdapat pada waktu lahir,namun ada kasus yang trjadi pada masa bayi. Baru pada masa remajalah akne vulgaris menjadi salah satu masalah. Umumnya insidensi terjadi pada sekitar umur 14-17 tahun pada wanita,16-19 pada pria dan pada masa itu llesi yang pre dominan adalah komedo dan vapul dan jarang terlihat lesi beradang.(Djuanda.2005) Pada seorang gadis akne vulgaris dapat terjadi pada waktu premenarche. Setelah masa remaja kelinan ini berangsur berkurang. Namun kadang-kadang,terutama pada wanita akne vulgaris menetap sampai dekade umur 30-an atau bahkan lebih. Meskipun pada pria umumnya akne vulgaris lebih cepat berkuarang,namun pada penelitian yang diketahui bahwa justru gejala akne vulgaris yang berat biasanya terjadi pada pria. Diketahui pula ras oriental lebih jarang menderita akne vulgaris dibanding dengan ras kaukasia (eropa,amerika), dan lebih sering terjadi nodulokistik pada kulit dari pada negro. Akne vulgaris mungkin familial,namun karena tingginya prevalensi penyakit ini sukar dibuktikan. Dari sebuah penelitian diketahui bahwa mereka yang bergenotip XYY mendapat akne vulgaris yang lebih berat.(Fitzpatrics.2003) Gejala klinik tempat predileksi akne vulgaris adalah dimuka,bahu,dada bagian atas,punggung bagian atas.dan lokasi kulit lainnya seperti leher,lengan atas dan glutea kadang-kadang terkena. Erupsi kulit polimorfi dengan gejala predominan slah satunya komedo,papul yang tidak beradang dan pustul,nodul dan kista yang beradang. Dapat disertai rasa gatal namun umumnya keluhan penderita adalah keluhan estetis. Komedo adalah gejala patognomonik bagi akne beruapa papul miliar yang ditengah mengandung sumbatan sebum,bila berwarna hitam akibat mengandung unsur melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka.sedangkan bila berwarna putih kaarna letaknya lebih dalam sehingga tidak mengandung unsur melanin disebut sebagai komedo putih atau komedo tertutup.(Djuanda.2005) Diagnosis Diagnosis akne vulgaris ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskohleasi sebum,yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok Unna). Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai massa padat seperti lilin atau massa lebih lunak bagai nasi yang ujungnya

kadang berwarna hitam. Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan gambaran yang yang tidak spesifik berupa sebukan sel radang kronik di sekitar folikel polisebasea dengan massasebum di dalam folikel. Pada kista,radang sudah menghilang diganti dengan jaringan ikat pembatas massa cair sebum yang bercampur darah, jaringan mati, dan keratin yang lepas. Pemeriksaan mikrobiologi terhadap bakteri yang mempunyai peran pada etiologi danpatogenesis penyakit dapat dilakukan di laboraturium mikrobiologi yang lengkap untuk tujuan penelitian,namun hasilnya sering tidak memuaskan. Pemerikasan susunan kadar lipid permukaan kulit (skin surface lipids )dapat pula dilakukan untuktujuan serupa. Pada akne vulgaris asam lemak bebas (free fatty acid) meningkat dan karena itu pada pencegahan dan pengobatan digunakan cara untuk menurunkannya.(Djuanda.2005) Diagnosa Banding Jerawat erupsi akneformis yang disebabkan oleh obat, misalnya kortikosteroid, INH, barbiturat, bromida, difenil hidantoin dan lainnya. Klinis erupsi berupa papul yang timbul di berbagai tempat pada kulit tanpa adanya komedo, timbul mendadak, dan kadang-kadang disertai demam serta terjadi pada segala umur. akne venenata dan akne akibat rangsangan fisik. Umumnya lesi monomorfik,tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul, dengan tempat predileksi ditempat kontak zat kimia atau rangsangan fisiknya. Akne rosasea yaitu terdapat kelainan berupa eritema dan telangiektasis di hidung, pipi, dagu, dan dahi. Dapat desertai papul, pustul, nodula atau kista sedangkan komedo tidak terdapat. Faktor penyebab ialah makanan da minuman panas. dermatitis peri oral yang terjadi terutama pada wanita. Klinis eritema, papul, dan pustula disertai rasa gatal.(Djuanda.2005) Penatalaksanaan jerawat Tujuan pengobata akne adalah mencegah timbulnya sikatrik serta mengurangi frekuensi dan kerasnya eksaserbasi akne. Pengobatan akne dapat dilakukan dengan cara memberikan obat topikal, obat sistemik bedah kulit atau kombinasi cara tersebut. Untuk itu selain diperlukan obatobatan juga diperlukan kerja sama yang baik antara pasien dengan dokter yang merawat. A. Nasehat umum dan dorongan mental 1. Penerangan Pada penderita harus diterngkan bahwa akne disebabkan oleh tipe kulit dan perubahan hormon pada masa pubertas, yang menyebabkan timbulnya sebum dan produksi bahan keratin dala saluran kelenjar sebasea karena reaksi kelnjar sebasea yang berelebihan terhadap kadar hormon seks yang normal.(Widjaja.2001) Selain menjelaskan etiologi akne, sifat akne yang merupakan self limited disease dan rekuren harus diketahui pasien. Karena dokter hanya bisa mengontrol dan bukan mengobati. Pengobatan akne didasarkan pada tipe, berat ringannya akne, lokalisasi, dan macam lesi. Efek samping dari pengobatan akne juga penting bagi keputusan pemililah obat bagi pasien. 2. Perawatan. (www.skinsite.com) 2.1 perawatan kulit muka Tidak dianjurkan mencuci muka terlalu sering (6-8 kali sehari) karen sabun bersifat komedogenik dan dapat menyebabkan akne deterjen. Menurut Plewig dan Kligman tidak terbukti bahawa kalau kulit muka kurang dicuci akne akan bertambah hebat atau terlalu sering mencuci muka ada gunanya. Mencuci muka hanya menhilangkan lemak yang ada pada permukaan kulit, tetapi tidak mempengaruhi lemak yang ada di dalam folikel. Sabun-sabun bakterostatik yang biasa

mengandung bahan heksaklorofen, trikarbanilid, chlorinated salylanilides dapat mengurangi flora aerobik kulit tetapi tidak ada efek terhadap Propionibacterium acnes. 2.2 Perwatan kulit kepala dan rambut Seperti halnya pembersihan muka, perawatan kkulit kepala juga tidak mempengaruhi timbulnya akne. Walaupun menurut banyak pengarang, ketombe dan dermatitis seboroik lebih banyak terdapat pada penderita akne, penyelidikan Plewig dan Kligman gagal membuktika hal tersebut. Pemakaian sampoo yang mengandung obat untuk penderita akne dengan ketombe, sebaiknya dilarang sebab dapat memperhebat akne dan ketombe dapat kambuh lagi dalam beberapa minggu. 3. Kosmetik dan bahan-bahan lain Sebaiknya pasien dianjurkan untuk menghntikan pemakaian kosmetik yang tebal dan hanya memakai kosmetik ringan yang tidak berminyak serat tidak mengandung obat (nonmedicated). Bahan-bahan yang bersifat aknegenik lebih berpengaruh pada penderita akne karena dapat membentuk komedo lebh cepat dan lebih banyak. 4.Diet Efek makanan terhadap akne masih belum jelas ,sebagia ahli berpendapat makanan memiliki pengaruh terhadap akne, terutama yang mengandung lemak, sebagian lagi menyangkal pendapat tersebut. 5. Emosi dan faktor psikosomatis Pada orang-orang yang mempunyai predisposisi akne, stress dan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi atau aknenya bertambah hebat. Perlu dianjurkan untuk tidak memegang-megang atau memijit jerawat, sebab dapat menyebabkan keadaan yang disebut akne mekanik. Selain yang dijelaskan di atas masih bayak hal-hal yang mampu mempengaruhi timbulnya dan keadaan akne antara lain:genetik, minuman keras, merokok,makanan pedas, lingkungan yang tidak sehat, hidup tidak teratur,kurang istirahat, terkena polusi debu. Sebagian besar masih diperdebatkan patogenesisnya terhadap akne. B. Obat-obatan.(www.prn2.usm) Pengobatan dapat ditunjukan pada beberapa tingkat sesuai dengan patogenesis akne. Menurut urutan terpenting ialah: 1. Mencegah pembentukan komedo dengan menggunakan bahan-bahan pengelupas kulit (peeling agent) 2. Mencegah pecahnya mikrokomedo atau melemahkan reaksi radang yang sedang berlangsung. Pada keadaan ini dapat menggunakan antibiotik. 3. Mempercepat resolusi lesi yang meradang.dapat dipakai cara pembekuan dengan karbondioksida padat (solid carbon dioxide slush), sinar UV, berbagai iritan seperti: resorsinol, sulfur, fenol, beta naftol, dll. Tiap-tiap bahan kimia atau iritan fisik yang dapat menambah aliran darah dapat mempercepat regresi lesi yang meradang, karena dapat mempercepat hilangnya mediator keradangan dan bahan toksik Zat-zat iritan golongan fisika; sinar UV:matahari, sinar UV buatan, alaat sun alphine, honovia lump Cryo slush CO2 padat, nitrogen cair, freon. sinar-X superfisial :radiasi sinar X superfisial konvensional, sinar dengan voltase rendah Grenzzay. Zat iritan dengan golongan kimia nsepertin sulfur, resorsinol, asam salisilat, sabun astringen, fenol,dll. Akne ringan hanya membutuhkan terapi topikal, sedangkan penderita akne sedang dan berat membutuhkan antibiotik oral secara berkala selama 6 bulan, sedangkan terapi topikal diperlukan

selama pejalanan penyakit.

a. Pengobatan Topikal Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi. Sulfur dan resorsinol telah dipakai selama bertahun-tahun sebagai bahan yang dapat mengadakan pengelupasan kulit (peeling) atau pengering jerawat. Sulfur sampai sekarang masih dipakai dan memiliki sifat komedogenik dan komedolitik. Asam salisilat dengan propilen_glikol dan etil laktat mungkin juga berguna. 1. Tretinoin (vitamin Aasam) Tretinoin adalah suatu obat keras yang dapat menyebabkan eritema hebat dengan pengelupasan kulit, biasanya disertai rasa tersengat atau terbakar. Terapi dimulai dari kosentrasi yang rendah kemudian ditingkatkan jika terjadi toleransi. Efek tergantung pada konsentrasi, bahan dasar yang dipakai, jenis kulit yang diobati dan umur penderita. Pada umumnya hasil terapi tampak berhasil setelah 8 minggu pengobatan: Cara kerja Tretinoin: meningkatkan pulih asal (turn over) sel dalam duktus polisebasea. Mengurangi perlekatan sl epidermis (decreased cohesiveness). Mengeluarkan isi komedo Mengurangi proses radang. Mengurangi penetrasi transepidermal untuk antibiotika dan Benzoil peroksida. Pada pemakaian Tretinoin dianjurkan untuk menghindari sinar matahari, tidak mencuci muka terlalu sering, tidak memakai obat terlalu banyak, hati-hati pemakaian di sudut mulut, hidung dan mukosa. Tretionin sangat efektif tetapi bisa menyebabkan cacat bawaan pada janin. Karena itu wanita yang sedang menjalani pengobatan dengan isotretinoin sebaiknya juga menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Kontrasepsi harus mulai dipakai 1 bulan sebelum, selama dan 1 bulan sesudah pemakaian isotretinoin. Sebelum mulai minum isotretinoin dan setiap bulan selama meminum tretinoin, sebaiknya setiap wanita yang sudah menikah menjalani tes kehamilan. Pemeriksaan darah juga harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa obat tidak mempengaruhi sel darah, hati dan kadar lemak (trigliserida dan kolesterol). Pemeriksaan darah dilakukan sebelum dan 2 minggu setelah pengobatan dimulai, lalu setiap bulan selama penderita menjalani pengobatan. Kebanyakan penderita yang memakai isotretinoin mengalami kekeringan pada matanya, bibirnya pecah-pecah dan kekeringan pada kulit tipis yang melapisi vagina atau penis. Untuk mengatasi kekeringan ini bisa diberikan jeli petroleum. Sekitar 15% pemakai tretinoin mengalami nyeri atau kekakuan pada persendian yang besar dan punggung bagian bawah; nyeri bisa dikurangi jika dosis obat diturunkan. Pengobatan biasanya berlangsung sampai 20 minggu. 2. Benzoil Peroksida Zat ini tidak hanya membunuh bakteri, melainkan juga menyebabkan deskuamasi dan mencegash timbulnya gumpalan dalam folikel. Benzoil peroksida 2.5%, 5%, 10%, dipakai 1 atau 2 kali sehari dan memberikan efek terbakar pada awal pemakaian. Pada pemakaian yang lama dapat menimbulkan reaksi dermatitis kontak alergik.Biasanya Digabung dengan mikonazol 2% (Rooks.2004) Cara keja: Anti bakteri yang kuat. Komedolitik. Sebagai counter iritant. Dibanding dengan Vitamin A asam, benzoil peroksida: a. kurang menyebabkan iritasi dan rasa tidak menyenangkan bagi penderita. b. tidak menyebabkan bertambah hebatnya (flare-up) akne pada bulan pertama pengobatan. c. meringankan pustula lebih cepat daripada tretinoin.

d. pada bentuk komedo, kurang efektif dibandin dengan tretinoin. Kombinasi Vitamin A asam dengan Benzoil peroksida akan diperoleh efek sinergis, vitamin A asam akan dapat menyebabkan kulit lebih permeabel sehingga meningkatkan konsentrasi Benzoil peroksida dalam jaringan. 3. Antiboitika Topikal Pemakaian antibiotika secara topikal pada pengobatan akne dimulai pada tahun 1957. pilihan untuk memakai antibiotika secara topikal disebabkan sensitisasi pada kulit sangat kecil dan untuk mencegah pengobatan secara sistemik dalam jangka panjang dengan segala akibatnya. Paling sering adalah syarat, bahwa bahan pelarut harus dapat membawa bahan aktif, dalam hal ini antiboitika kedalam duktus polisebaseus. Antibiotika yang sering dipakai: klindamisin 1%: pemakaian klindamisin secara topikal pada akne karena efek samping pemakaian secara oral lebih besar yaitu kolitis pseudomembranosa, ikatan dengan fosfat lebih efektif karena adanya fosfatase kulit, khasiat secara topikal kebih baik dari pada Eritromisin dan Tetrasiklin. Eritromisin 2%: tidak stabil, tidak menibulkan iritasi dan dapat menyebabkan suatu dermatitis kontak. Tetrasiklin -5%: sekarang jarang dipakai karena menyebabkan kulit berwarna kuning. 4. Asam asaleat Suatu dikarbosiklik yang dapat mengurangi jumlah Propinoicbacterium acnes yang memiliki efek: sama dengan Benzoil peroksida, vitamin A asam,Eritromisin topikal, dan tetrasiklin oral. Mengurangi granula keratohialin pada saluran poli sebasea. Sifat iritasinya lebih kecil dan dapat ditolerir dengan baik. Mempunyai efek anti inflamasi

5. Asam- asam Alfa Hidroksi (AAAH) Mekanisme keja obat ini pada konsentrasi yang rendah yaitu mengurangi kohesi korneosit yang berguna untuk lesi yang tidak meradang, sedangkan pada konsentrasi yang tinggi menyebabkan epidermolisis sub-korneal atau pustula pecah dan mensitesis kolagen baru. Efek asam alfa hidroksi tergantuntg pada macam, konsentrasi, vehikulum, waktu pejanan, dan kondisi lain. b. Perngobatan Oral. (Rooks.2004) 1. Antibiotika oral Karena obat-obat ini digunakan untuk jangka waktu yang lama, toksisitasnya harus rendah. Indikasi primer antibiotik oral adlah akne bentuk papulopustular sedang sampai berat dan akne konglobata. Antiboitika tidak pernah dipakai sendiri tetapi dipakai bersama-sama dengan obat yang mengadakan pengelupasan kulit.

1.1 Tetrasiklin Dalam hal ini,tetrasiklin merupakan antibiotik primer sebab sudah diketahui efektifitasnya dan toksisitasnya yang paling dikenal adalah Tetrasiklin HCl,Doksisiklin, dan Minosiklin. Efektif terhadap propionicbacterium acnes in vitro. Dapat menghambat lipase ekstraselular yang dikeluarkan oleh bakteri. Terkonsentrasi pada tempat peradangan. Dosis konvensional tetrasiklin sebesar 1 gr/hari diberikan jam sebelum makan.minosiklin lebih efektif dibanding dengan tetrasiklin karena absorpsi minosiklin tidak dipengaruhi susu dan makanan, akan tetapi mahal. Dosis minosiklin yang diberikan yaitu 50-6- mg/hari sedangkan

demeklosiklin sebesar 600 mg-hari. 1.2 Eritromisin Nampaknya eritromisin juga mempunyai efek terapi yang sama dan cukup aman. Eritromisin adalah obat pilihan untuk penderita yang sesitif terhadap tetrasiklin atau wanita hamil. Eritromisin dan eritromisin stearat adalah bentuk yang dapat diterima. Mempunyai efek bakterisidal terhadap Propionicbaterium acnes. Tidak menghambat lipase Propionicbacterium acnes. 1.3 Linkomisi dan Klindamisin Keduanya merupakan obat paling baru dan sama efektifitasnya, serfing menyebabkan kolitis pseudomembranosa. Klindamisim: efektif untuk akne berbentuk kistik. Absorpsinya tidak dipengaruhi makanan. Dapat menghambat Propionicbacterium acnes. 1.4 Trimetroprim Obat ini sama efektif dengan tetrasiklin, dapat diberikan pada penderita yang toleran terhadap tetrasiklin dan eritromisin. Cara kerja Trimetropim: Efektif untuk gram positif dan negatif. Menghambat pertumbuhan dengan cara menghambat sintesis dihydrofilic acid. 2. D.D.S.(Diamino Difenil Sulfon) Seperti sulfonamida,DDS dapat menghambaat PABA (Para Amino Benzoic Acid)oleh bakteri. Obatini hanya digunakan untuk akne dengan peradangan yang sangat hebat, seprti akne konglobata dan papulo pustula yang sukar diobati. DDS tidak pernah dipakai sendiri, biasanya bersama-sama dengan antibiotika dan obat yang dapat mengadakan pengelupasan kulit. Cara kerja DDS: Anti inflamasi seprti kortikosteroid. Menstabilisir lisosom. Efek samping berupa leukopeni, agranulositosis, nausea, muntah,kepala pusing,dan reaksi pada kulit. 3. Hormon 3.1 Kortikosteroid Kortikosteroid intralesi berguna untuk lesi nodulkistik besar dan sinus pada akne konglobata. Cepat dapat mengurangi keradangan dan mencegah timbulnya sikatrik. Dipakai larutan dengan konsentrasi 2,5 mg/ml dan penyuntikannya dapat diulang tiap 1-2 minggu. Kotikosteroid sistemik hanya dapat dipakai untuk tipe nodulkistik dengan sikatrik yang hebat dan diberikan dalam jangka waktu pendek. 3.2 Estrogen dan pil kontrasepsi Bekerja dengan menghambat produksi andrgen, jadi secara tidak langsung juga mengurangi aktifitas kelenjar sebasea. Pada laki-laki tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan efek feminisasi. Hormon ini lebih baik di berika dalam bentuk pil kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron, terutama unntuk akne premenstruasi. Kadang-kadang terlihat pustula betambah dalam bulan pertama sampai kedua. Untuk wanita yang memiliki jerawat hebat selama siklus menstruasinya bisa diberikan pil KB, tetapi hasilnya baru diperoleh setelah pemakaian pil KB selama 4-6 bulan. 3.3 Anti androgen Hormon ini dapat mencegah glandula sebasea mengadakan reaksi terhadap testoteron. Siproteron asetat dan estrogen hanya digunakan pada wanita dengan akne dan sebore yang

hebat, akne papulopustula yang resisten, dan akne konglobata yang refrakter. Spironolakton juga digunakan untuk mengobati akne yaitu melalui ikatan dengan reseptor androgen dan mengurangi produksi androgen . Efek sampingnya berupa kepala terasa pusing dan dysmenorea. 4. Vitamin A Vitamin A diduga mempengaruhi metabolisme atau produksi andrgen, karen pada pemberian 50.000-100.000 i.u sehari dapat menurunkan sekresi 17-ketosteroid dalam urin. Bial diberikan peroral bersama-sam antibiotik oral dan topikal, vitamin A asam sangat efektif untuk Aakne bentuk nodula dan kistik yang hebat. 5. Isotretinoin Suatu bentuk 13-cis-asam retinoat digunakan untuk akne bentuk kistik dan konglobata serta dapat digunakan untuk menekan produksi sebum, mengurangi jumlah populasi bakteri P.acnes, dan sebagai anti-inflamasi. Pada kebanyakan kasus obat ini memberikan remisisempurna selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. dosis yang digunakan yaitu 1 mg/kg/hari dan memiliki efek samping berupa gangguan selaput lendir dan kulit seperti keilitis, serosis dan perdarahan hidung. 6. Seng (Zink) Pada akne kerjanya belum jelas manun ada dugaan zink berpengaruh terhadap metabolisme vitamin A,aktifitas enzim, dan memperbaiki gangguan kemotaksis leukosit.

C. Bedah Kulit Tindakan bedah kulit kadang-kadang diperlukan terutama untuk memperbaiki jaringan parut akibat akne meradang yang berat dan sering menimbulkan jaringan parut, baik yang hipertropik maupun hipotropik. .jenis bedah kulit yang idlih disesauikan dengan macam dan kondisi jaringan parut yang terjadi. Tindakan dilakukan setelah akne sembuh.(Djuanda.2005) 1. Bedah skapel dilakukan untuk meratakan sisi jaringan parut yang menonjol atau melakukan eksisi elips pada jaringan parut hipotropik yang dalam. 2. Bedah listrik dilakukan pada komedo tertutup untuk mempermudah pengeluaran sebum atau pada nodulokistik untuk drainase cairan isi yang dapat mempercepat penyembuhan. 3. Bedah kimia dengan asam triklor asetat atau fenol untuk meratakan jaringan parut yang berbenjol. 4. Bedah beku dengan bubur C02 beku atau N2 cair untuk mempercepat penyembuhan radang. 5. Demabrasi untuk meratakan jaringan parut hipotrofi dan hipertropi pasca akne yang luas. Pencegahan jerawat.(www.medicalstore.com) Pencegahan jerawat dapat dilakuakan dengan : 1. Ada sebagian ahli yang berpendapat agar menghindari coklat, kacang-kacangan, dan es krim. Konsumsi telur, susu,krim, gula, keju, mentega, dan goreng-gorengan hendaknya dibatasi. Garam yang mengandung iodin dan makanan yang tinggi kadar iodinnya seperti sea food, khususnya kerang dilarang dalam pengobatan jerawat. 2. Bersihkan kulit wajah maksimal 2 kali sehari, khususnya bagian wajah yang tertutup oleh rambut. Hindari menggosok-gosok kulit wajah dengan kasar, karena hal itu akan menyebabkan jerawat beertambah parah. 3. Jangan menyentuh kulit wajah dengan tangan kotor karena propionicbacterium acnes akan menyebabkan timbulnya jerawat bila terperangkap dalam folikel rambut. 4. Jangan memencet atau memecahkan jerawat dengan kuku atau alat lainnya karena akan memperluas kerusakan klit dan menimbulkan scar atau jaringan parut permanen. 5. Istirahatlah dan tidur yang cukup akan meningkatkan daya tahan tubuh yang akan mencegah terjadinya infeksi skunder dan mempercepat penyembuhan jerawat. 6 Kontrol stres,karena stres akan meningkatkan sekresi hormon kortisol, yang juga akan meningkatkan sekresi hormon androgen. Kadar hormon androgen yang tinggi akan meningkatkan produksi kelenjar sebum.

7. Hati-hati dalam pemakaian kosmetika. Seseorang yang berjerawat harus menggunakan kosmetika yang berlabel oil free atau non comedogenic. 8. Pengguaan astringent tidak terlalu penting karena astringent dengan kandungan alkohol yang tinggi akan menyebabkan kelenjar sebasea memproduksi sebum lebih banyak. 9. Bagi pria yang beermasalah dengan jerawat, hati-hati bila mencukur kumis atau jenggot. Gunakan pisau cukur yang tajam dan sebelum mencukur hendaknya menggunakan sabun atau krim.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survey yang bersifat deskriktif. Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian dilakukan di SMUN 9 Bandar Lampung pada bulan April 2006 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah siswa-siswi SMUN 9 Bandar Lampung yang berusia 14-18 tahun. Alasan memilih kisaran usia tersebut karena pada usia tersebut semua orang pernah menderita jerawat dan usia saat aktivitas hormonal dan perkembangan fisik masih berlangsung, rasa ingin tahunya besar, ingin mencoba-coba sesuatu atau meniru gaya orang dewasa. sample dalam penelitian ini berjumlah 320 koresponden. Hal ini didasarkan pada rumus : (Soekijo.2002) n= N 1 + N (d2) Keterangan: N= Besar populasi n= Sampel d= Tingkat Kepercayaanatau ketetapan yang diinginkan (0,01 atau 0,05) yang terdiri dari 80 murid kelas 1, 80 murid kelas 2 dan 80 murid kelas 3. pengambilan sample untuk penelitian survey yang bersifat deskriptif ini adalah dengan cara Stratified Random Sampling yaitu 25% dari masing-masing staratum didapatkan : kelas 1 berjumlah 8 kelas maka, 40% dari 8 kelas = 3 kelas yaitu kelas 1.2, 1.3 dan 1.8 yang dipilih secara radom. Semua murid yang ada di tiap-tiap kelas tersebut diambil sebagai sampel kelas 2 berjumlah 8 kelas maka, 25% dari 8 kelas = 2 kelas yaitu kelas 2.6 dan 2.7 yang dipilih secara radom. Semua murid yang ada di tiap-tiap kelas tersebut diambil sebagai sampel kelas 3 berjumlah 8 kelas maka, 25% dari 8 kelas = 2 kelas yaitu kelas 3 IPA 1,3 IPA 4 dan 3 IPS 2 yang dipilih secara radom. Semua murid yang ada di tiaptiap kelas tersebut diambil sebagai sampel

Variabel penelitian

Karakteristik Sosiodemografi Jenis kelamin Umur (ulang tahun terakhir) Pendidikan terakhir orang tua Pekerjaan orang tua Penghasilan orang tua per bulan Prevalensi Akne Prevalensi akne berdasarkan jenis kelamin Prevalensiakne berdasarkan usia dan jenis kelamin Tipe-tipe akne Predileksi akne Usaha-usaha mengatasi Akne Pencegahan Akne Kebersihan kulit Pantangan makanan Pengobatan Akne Memencet-mencet jerawat Menggunakan produk-produk kosmetika Penggunaan obat jerawat tanparesep dokter Kunjungan ke salon kecantikan Usaha-usaha tradisional Defenisi Operasional Akne Akne adalah suatu penyakit inflamasi kronik pada folikel sebaseus yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustule, nodula dan kista pada daerah-daerah predileksinya seperti wajah, dada dan punggung. Umur Siswa-siswi SMUN 9 Bandar Lampung yang berusia 14-18 tahun (ulang tahun terakhir) Pendidikan terakhir orang tua Pendidikan terakhir orang tua yang didapatkan melalui jenjang pendidikan formal. Pekerjaan orang tua Pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga setiap hari. Penghasilan orang tua per bulan Pendapatan rata-rata orang tua per bulan Prevalensi akne Jumlah atau persentase responden yang menderita jerawat saat penelitian dilakukan. Tipe-tipe akne (Harjono.2003) Komedo adalah tonjolan di atas kulit yang berwarna putih (whitehead) atau berwarna hitam (blackhead) Papula adalah tonjolan di atas permukaan kulit yang berukuran kurang dari 0.5 cm Pustula adalah tonjolan diatas kulit yang berukuran kurang dari 0.5 cm dan berisi nanah. Nodulokistik adalah tonjolan di atas permukaan kulit yang berukuran lebih dari 0.5 cm dan berisi nanah. Predileksi akne Merupakan variable yang diukur berdasarkan bagian tubuh yang terdapat jerawat Kebersihan kulit Merupakan variable yang diukur berdasarkan frekuensi mandi dalam sehari, kebiasaan membersihkan daerah dada dan punggung setiap kali mandi, kebiasaan dan frekuensi membersihkan wajah serta kebiasaan memegang wajah sebelum mencuci tangan. Pantangan makanan Merupakan variable yang diukur berdasarkan ada tidaknya makanan tertentu yang menjadi pantangan atau menimbulkan reaksi alergi, jenis-jenis pantangan makanan dan sumber informasi pantangan makanan Kebiasaan memencet-mencet jerawat

Merupakan variable yang diukur berdasarkan kebiasaan responden memencet-mencet jerawat secara tidak Lege artist Penggunaan kosmetika Merupakan variable yang diukur berdasarkan kebiasaan, jenis-jenis produk kosmetika yang digunakan oleh responden yang menderita jerawat dan sumber informasi produk kosmetika tersebut. Penggunaan obat-obat jerawar tanpa resep dokter Merupakan variable yang diukur berdasarkan kebiasaan, jenis-jenis obat jerawat yang digunakan responden yang menderita jerawat tanpa resep dokter dan sumber informasi obat-obatan tersebut. kunjungan ke salon kecantikan merupakan variable yang diukur berdasarkan kebiasaan, frekuensi responden yang menderita jerawat mengunjungi salon kecantikan dan sumber informasi kunjungan tersebut. Kinjungan ke dokter spesialis kulit Merupakan variable yang diukur berdasarkan kebiasaan, frekuensi, jenis-jenis perawatan yang diperoleh responden yang menderita jerawat yang mengunjungi dokter spesialis kulit. Usaha-usaha tradisional Merupakan variable yang diukur berdasarkan kebiasaan, jenis-jenis usaha tradisional yang dilakukan oleh responden yang menderita jerawat dan sumber informasi usaha-usaha tersebut. Metode Pengumpulan Data Data Primer Menggunakan kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup dan terbuka. Responden dikumpulkan, kemudian diberi petunjuk cara pengisian kuesioner. Responden diberi kesempatan bertanya apabila ada hal yang kurang dimengerti. Data Sekunder Data didapat dari administrasi setempat. Data calon responden dikumpulkan melalui petugas tata usaha sekolah yang bersangkutan. penyajian dan Analisis Data Penyajian Data Data disajikan dalam table-tabel distribusi disertai penjelasan deskriptif Analisis Data Data akan dihitung berdasarkan persentase kejadian. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, baik dari pihak peneliti maupun dan pihak responden. Keterbatasan peneliti disebabkan karena waktu penelitian yang sangat terbatas sehingga peneliti tidak dapat menerangkan cara pengisian kuesioner secara jelas, hal ini menyebabkanresponden belum tentu mengerti terhadap pertanyaan yang diajukan. Selain itu tidak dilakukannya diskusi kelompok terfokus untuk mendapatkan informasi lebih dalam. Keterbatasan responden adalah tidak semua responden memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan. KUESIONER KARAKTERISTIK SOSIODEMOGRAFI Nama/kelas Jenis kelamin Usia (ulang tahun terakhir) Alamat/no.tlpn Pendidikan terakhir orang tua Pekrejaan orang tua Penghasilan orang tua per bulan PREVALENSI AKNE/JERAWAT

Apakah saat ini anda menderita jerawat? Ya Tidak Jika Ya, jawablah semua pertanyaan di bawah ini! Jika Tidak, jawablah pertanyaan dari no.4-11! Tipe jerawat yang anda derita? (lokasi bila terdapat di wajah, dada, punggung atau bagian tubuh lainnya), jawaban bisa >1 Komedo / bintik-bintik hitam atau putih. Ya Tidak Papula / jerawat kecil yang berukuran <0.5 cm dan tidak bernanah Ya Tidak Pustula / jerawat kecil yang berukuran <0.5 cm dan bernanah Ya Tidak Nedulokitis / jerawat besar yang berukuran >0.5 cm dan bernanah Ya Tidak Pada bagian tubuh Anda yang mana terdapat jerawat? (jawaban bisa >1) Wajah Ya Tidak Dada Ya Tidak Punggung Ya Tidak Lainnya (sebutkan) USAHA-USAHA DALAM MENGATASI JERAWAT III.1. PENCEGAHAN kebersihan kulit Berapa kali anda mandi dalam sehari?........................... Apakah setiap kali anda mandi, ada upaya untuk membersihkan daerah-daerah di bawah ini? Dada Ya Tidak Wajah Ya Tidak Apakah anda menyediakan maktu khusus untuk membersihkan wajah? Ya Tidak Jika ya, Berapa kali dalam sehari? Apakah anda mempunyai kebiasaan memegang daerah wajah sebelum mencuci tangan? Ya Tidak Pantangan makanan 9. Apakah anda memiliki pantangan makanan tertentu? Ya Tidak 10. Jika Ya, jenis makanan apa yang menjadi pantangan anda? Sebutkan! (jawaban bisa >1) .. 11. Dari mana anda memperoleh informasi mengenai pantangan makanan tersebut? (jawaban bisa >1) Keluarga Teman Dokter Media Cetak Media Elektronik III.2. PENGOBATAN Kebiasaan memencet jerawat Apakah anda mempunyai kebiasaan memencet-mencet jerawat? Ya Tidak Penggunaan produk kosmetika 13. Apakah anda menggunakan produk-produk kosmetika yang beredaran di pasaran untuk mengobati jerawat anda? Ya Tidak 14. Jika Ya, jenis produk apa yang Anda gunakan? (jawaban bisa >1) 1. Sabun Ya Tidak 2. Susu Pembersih Ya Tidak 3. Cairan penyegar Ya Tidak 4. Salep Ya Tidak 5. Krim Ya Tidak 6. Plaster Komedo Ya Tidak 7. Masker Jerawat Ya Tidak

15. Dari mana anda memperoleh informasi mengenai produk kosmetik tersebut? (jawaban bisa >1) . Penggunaan obat jerawat tanpa resep dokter 16 Apakah anda minum obat selain dari resep dokter untuk mengobati jerawat anda? Ya Tidak 17. Jika Ya, sebutkan jenisnya! (jawaban bisa >1) 1. Pil Ya Tidak 2. Tablet Ya Tidak 3. Kapsul Ya Tidak 4. Serbuk Ya Tidak 5. Cairan Ya Tidak 18. Dari mana Anda memperoleh informasi mengenai obat jerawat tanpa resep dokter tersebut? (jawaban bisa >1) Kunjungan ke salon kecantikan 19. Apakah Anda mengunjungi salon kecantikan untuk mengobati jerawat? Ya Tidak 20. Jika Ya, Berapa kali anda mengunjungi salon kecantikan tersebut? 21. Dari mana Anda memperoleh informasi mengenai kunjungan ke salon kecantikan? (jawaban bisa >1) Keluarga Teman Media Cetak Media Elektronik Kunjungan ke dokter spesialis kulit 22. Apakah Anda mengunjungi dokter spesialis kulit untuk mngobati jerawat Anda? Ya Tidak 23. Jika Ya, berapa kali Anda mengunjungi dokter spesialis kulit? ... 24. Jenis-jenis perawatan apa yang Anda peroleh dari kunjungan ke dokter spesialis kulit? (jawaban bisa >1) 1. Konsultasi Ya Tidak 2. Pengeluaran isi jerawat Ya Tidak 3. Pemberian Salep Jerawat Ya Tidak 4. Pemberian Krim Jerawat Ya Tidak 5. Pemberian masker jerawat Ya Tidak 6. Pemberian cairan pembersih Ya Tidak 7. Pemberian obat makan Ya Tidak 8. Bedah Kulit Ya Tidak 25. Dari manaAnda memperoleh informasi mengenai kunjungan ke dolter spesialis kulit? (jawaban bisa >1) Keluarga Teman Media Cetak Media Elektronik Usaha-usaha tradisional 26. Apakah anda melakukan usaha-usaha tradisional selain usaha-usaha diatas untuk mengobati jerawat anda? Ya Tidak 27. Jika Ya, Sebutkan usaha tersebut? (jawaban bisa >1) ... 28. Dari mana Anda memperoleh informasi mengenai usaha-usaha tradisional tersebut? Keluarga Teman Media Cetak Media Elektronik DAFTAR PUSTAKA 1. Plewig ,G.Kligman.Acne Morphogenesis and Treatment.Berlin-heidelberg New York:Springer- Verlag;1975.Hal 162-163. 2. Fitzpatrics.Dermatology In General Medicine 6th edition volume 1.United State of America.2003.Hal 672-687. 3. Rooks.Text Book of Dermatology 7th edition volume3.United state of America 4. Djuanda,A.,Hamzah,M.,Aisah,S.,editor.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Edisi 4.Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2005. Hal.235-241. 5. Harjono,RM.,Hartono,A.,Japaries,W.,Kuswadji,S.,Maulany,RF.,Setio,M.,dkk.,Editor. Kamus Kedokteran Dorland.Jakarta:EGC;2003.Hal.32.

6. http.//www.medicalstore.com/akne.html 7. http.//www.skinsite.com/jerawat dan cara mengatasinya/html 8. http.//www.prn2.usm.my/mainsite/bulletin/index.html. 9. Siregar,RS.Atlas Berwarna:Saripati Penyakit Kulit.Cetakan 3.Jakarta:EGC;1996.Hal 178184. 10.Widjaja,ES.RosaseadanAkneVulgaris.dalam:Harahap,M.,Rachman,L.,Cahanar,P.,editor. Ilmu Penyakit Kulit.Edisi 2.jakarta:2001.Hal 34-45. 11.Boediardja,SA.,Daili,SF.,Sugito.TL.,Studi Pendahuluan Prevalensi Akne Vulgaris.Majalah Kedokteran Indonesia 2001;Hal 299-303. 12.Soekijo.,Dr.Notoatmmojo.Metodologi Penelitian Kesehatan.Rineka Cipta.jakarta.2002.

Kejarlah apa yang bermanfaat untukmu, dan mintalah pertolongan kepada Allah. Jangan mudah menyerah dan jangan mudah berkata, Kalau saja aku melakukan yang begini pasti akan jadi begini. Tapi katakanlah, Allah telah mentakdirkan, dan apa yang Dia kehendaki pasti akan Dia lakukan. Diriwayatkan dari Rasulullah S.A.W.

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. Q.S. Al Insyirah 6 8

Tiada mungkin matahari mencapai bulan dan tiada mungkin malam mencapai siang, karena masing-masing itu berada pada tempat peredarannya. Namun, sesungguhnya sifat perbuatan Allah apabila menghendaki sesuatu hanya cukup berkata JADILAH, lalu terjadi. Q.S. Yaasin 40 & 82

Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah : Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohonpohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, kemudian makanlah diri tiap-tiap (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir. Q.S. An Nahl 68 - 69

You might also like