You are on page 1of 8

PEMURNIAN

Ahmad Fadil Hilmi 113020079 Nadya Charisma

Dalam ilmu kimia pemisahan dan pemurnian campuran sangat penting dan diperlukan. Dalam praktikum kimia, pemisahan dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu campuran. Pada pekerjaan-pekerjaan di laboratorium banyak melibatkan pemisahan campuran seperti dalam pengolahan minyak bumi dan logam-logam. Untuk dapat melakukan hal tersebut dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan. Oleh karena itu harus mengetahui dan mempelajari bagaimana cara-cara pemisahan tersebut dalam praktikum kimia ini. Sebelumnya kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan campuran dan jenis campuran tersebut. Campuran adalah suatu bahan yang terdiri atas satu atau lebih zat yang berlainan yang bergabung menjadi satu yang masih mempunyai zat asalnya. Campuran dibedakan menjasi dua, yaitu : 1. Campuran homogen : zat-zat pembentuk cairan yang cairannya sulit untuk dibedakan. 2. Campuran heterogen : zat-zat pembentuk cairan yang cairannya masih bisa dibedakan. Untuk memperoleh zat murni, kita harus memisahkannya dari campurannya untuk mendapatkan zat murni, dilakukanlah suatu sistem yang dapat memisahkan antara zat murni dengan bahan-bahan pencemar atau pencampur lainnya pada suatu campuran yaitu pemisahan dan pemurnian. Pemurnian merupakan suatu proses memurnikan suatu campuran untuk mendapatkan zat-zat murni. Jarang sekali ditemukan suatu reaksi organik yang dapat memberikan hasil yang murni, yaitu suatu senyawa yang antara lain adalah hasil sampingan bahan baku yang tidak larut atau ikut bereaksi yang berfungsi sebagai pelarut dan katalisator dalam suatu reaksi untuk menghasilkan senyawa yang

dimaksud maka diperlukan pemisahan dan pemurnian. Oleh karena itu apabila kita menginginkan suatu hasil yang murni, maka perlu diadakan atau dilakukan suatu proses pemurnian. Pemisahan dan pemurnian suatu zat yang mengalami campuran atau tercemar dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu penyaringan (filtrasi), dekantasi, sublimasi, kristalisasi, adsorbsi, ekstraksi (Brady, 1998). Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memisahkan campuran zat agar mendapatkan zat-zat murni dengan membandingkan filtrat dan sentrat, juga dapat memisahkan kembali suatu zat dari campuran cair dan padat agar diperoleh suatu keadaan yang murni. Prinsip percobaan pemurnian ini adalah berdasarkan proses filtrasi yaitu suatu proses pemurnian senyawa berdasarkan ukuran partikel. Sentrifugasi yaitu proses pemurnian berdasarkan berat jenis. Rekristalisasi yaitu proses pengkristalan kembali dengan cara pemanasan dan pendinginan. Ekstraksi yaitu proses pemurnian dengan menambahkan zat ketiga yang tidak ikut bereaksi. Proses perubahan dari fasa uap menjadi padat dan sebaliknya dari fasa padat menjadi fasa uap karena pengaruh temperatur atau tekanan udara di atasnya, disebut proses sublimasi. Pemurnian merupakan suatu proses pemisahan suatu campuran secara fisis. Pemisahan ini biasanya berdasarkan pada perbedaan ukuran partikel menggunakan metode filtrasi, perbedaan fase bisa menggunakan metode sentrifugasi atau dengan metode rekristalisasi, perbedaan kelarutan dua jenis larutan yang bercampur dengan metode ekstraksi atau dengan metode destilasi.

Artikel Kimia Dasar Pemurnian

1. Filtrasi Filtrasi merupakan proses pemisahan zat berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pada proses ini larutan yang akan dimurnikan disaring dengan menggunakan kertas saring yang memiliki pori yang dapat menahan partikel-partikel besar yang tidak diinginkan tetapi meloloskan partikelpartikel kecil. Kemudian akan dihasilkan suatu larutan yang lebih bening daripada larutan yang sebelum difiltrasi, larutan inilah yang disebut filtrat. 2. Sentrifugasi Sentrifugasi adalah proses pemisahan zat berdasarkan perbedaan berat jenis atau proses pengendapan zat padat dari suatu cairan, dengan bantuan alat sentrifugal. Pada proses ini dilakukan dengan mendekantasi larutan yang akan dipisahkan melalui alat sentrifugal. Pada saat larutan dimasukkan ke dalam alat sentrifugal zat yang memiliki berat jenis lebih besar akan turun ke bawah menjadi suatu endapan sehingga sentrat yang dihasilkan menjadi bening. Alat ini mempunyai kerja berdasarkan pemisahan campuran secara diputar dengan kecepatan yang tinggi dan gaya sentrifugasinya mempunyai kekuatan gaya tarik buatan yang besar, sehingga mendorong endapan kedasar. 3. Rekristalisasi Zat padat sebagai hasil organik biasanya terampur dengan zat padat lain, oleh karena itu untuk mendapatkan zat-zat padat yang diinginkan perlu dimurnikan lebih dahulu. Salah satu cara pemurnian zat padat yang sering dilakukan adalah proses rekristalisasi. Prinsip dari rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampurnya. Larutan yang terjadi dipisahkan satu sama lain, kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalkan dengan cara menjenuhkan. Zat yang akan dimurnikan, sebaiknya dilarutkan pada temperatur dekat titik didihnya, saring untuk memastikan dari zat pencampurnya yang tidak larut dalam pelarut yang tidak larut dalam pelarut yang digunakan itu, kemudian larutan ( zat hasil saringan) diuapkan sampai jenuh, diamkan zat tersebut sampai mengkristal. Apabila zat tersebut larut dalam keadaan panas maka

larutan akan mengkristal, bila larutan tersebut mendingin, saring kristal yang terbentuk dan keringkan. Kriteria untuk pemilihan pelarut yang cocok untuk proses rekristalisasi adalah: Dipilih zat pelarut yang hanya dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan dalam keadaan panas, sedangkan zat pencampumya tidak larut dalam pelarut tersebut. Dipilih pelarut yang titik didihnya rendah untuk dapat mempermudah proses pengeringan kristal yang terbentuk. Titik didih pelarut hendaknya lebih rendah daripada titik leleh zat padat yang dilarutkan supaya zat yang akan dilarutkan tidak terurai. Pelarut tidak bereaksi dengan zat yang akan dilarutkan. Kristal-kristal dapat dibagi dalam jenis yang jelas, yang masing-masing dibedakan oleh sifat tertentu. Jenis dan sifat kristal tersebut diantaranya adalah kristal molekular, kristal ionik, kristal kovalen, dan kristal logam. Proses rekristalisasi berdasarkan pada perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan zat pencampurnya, akan terjadi pemisahan satu sama lain. Pengkristalan kembali dilakukan dengan cara dikristalkan dengan menjenuhkannya. Proses ini biasanya dilakukan pada pembuatan margarin coklat, kembang gula, es krim dll. 4. Ekstraksi Suatu cara yang sering dilakukan dalam pemisahan senyawa organik dari campurannya yang dihasilkan dari suatu reaksi adalah ekstraksi antara zat cair, yaitu suatu cara pemisahan suatu zat berdasarkan perbandingan distribusi zat tersebut yang terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling melarutkan. Perbandingan distribusi ini disebut koefisien distribusi. Ekstraksi ini menggunakan prinsip hukum distribusi atau sering disebut hukum Nernst. Pada kesetimbangan suatu spesies kimia A akan didistribusikan antara dua pelarut yang tidak bercampur itu sedemkian aA1 rupa sehingga = konstan
aA2

(Underwood, 1983).

Artikel Kimia Dasar Pemurnian

Air sering kali digunakan sebagai pelarut pertama kemudian pelarut keduanya adalah pelarut organik yang tidak campur dengan air. Dengan demikian senyawasenyawa organik yang nonpolar akan terdapat dalam fase organik, sedangkan senyawa yang sifatnya polar akan larut di dalam fase air. Senyawa yang sifatnya polar akan lebih mudah larut dalam pelarut yang sifatnya polar, demikian juga sebaliknya yaitu senyawa yang sifatnya nonpolar akan lebih mudah larut dalam pelarut yang nonpolar. Dalam suatu pemisahan yang ideal oleh ekstraksi pelarut, seluruh zat yang diinginkan akan berakhir dalam pelarut dan semua zat pengganggu dalam pelarut yang lain. Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut merupakan metode pemurnian yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan dengan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah. Pada proses ekstraksi diterapkan Hukum Distribusi atau Partisi, yang mana dirumuskan bahwa bila satu zat terlarut terdistribusi antara dua pelarut yang tidak dapat campur, maka pada suatu temperatur yang konstan untuk tiap spesi molekul terdapat angka banding distribusi yang konstan antara kedua pelarut dan angka ini tidak bergantung pada spesi molekul lain. Proses ekstraksi dapat berlangsung dalam tiga tahap yaitu : 1. Pembentukan kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan ekstraksi. 2. Distribusinya dari kompleksnya yang terekstraksi. 3. Interaksinya yang mungkin dalam fase organik (Khopkar, 1984). Ekstraksi ada dua macam yaitu ekstraksi jangka panjang dan ekstraksi jangka pendek. Proses ekstraksi jangka penek atau disebut juga proses pengocokan. Proses pengocokan dilakukan dengan corong pisah, setelah dikocok dengan kuat dengan mencampurkan pelarut yang lebih baik, bila didiamkan larutan membentuk dua lapisan. Sedangkan untuk ekstraksi jangka panjang dengan memakai suatu alat tertentu dan

dengan pemanasan. Ekstraksi jangka panjang ini biasa dilakukan untuk memisahkan bahan alam yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan atau hewan. 5. Sublimasi Proses perubahan dari fasa uap menjadi padat dan sebaliknya dari fasa padat menjadi fasa uap karena pengaruh temperatur atau tekanan udara di atasnya, disebut proses sublimasi. Untuk memurnikan suatu senyawa padat yang dapat menyublim pada tekanan kamar, mudah sekali dilakukan proses sublimasi pada tekanan kamar, tanpa menurunkan tekanannya, hanya cukup langsung dipanaskan saja, maka senyawa tersebut akan menyublim. Pada proses sublimasi, senyawa padat bila dipanaskan akan menyublim, langsung terjadi perubahan dari padat menjadi uap tanpa melalui fasa cair dahulu. Kemudian, uap senyawa tersebut, bila didinginkan akan langsung berubah menjadi fasa padat kembali. Senyawa padat yang dihasilkan akan lebih murni dari senyawa padat semula, karena pada waktu dipanaskan hanya senyawa tersebut yang menyublim, kotorannya tetap tertinggal dalam cawan. Hasil dari pemurnian-pemurnian tersebut merupakan endapan, baik berupa kristal maupun berupa larutan padat, sehingga dapat dibedakan menjadi : Endapan kristal, yaitu yang terjadi karena adanya titik jenuh dari larutan sehingga setelah proses pemanasan terjadilah endapan kristal. Endapan gumpalan, yaitu endapan yang dihasilkan dari partikel halus yang tidak mengalami titik jenuh untuk membentuk struktur kisi luas. Endapan gelatin, yaitu endapan yang jumlahnya besar dari ukurannya. Terjadinya endapan gelatin ini yaitu jumlah partikel ini diserap untuk membersihkan bentuk gelatin pada endapan dan juga absorpsi ion asing sehingga berokulasi dan tidak tumbuh dan mudah menjadi kristal yang lebih besar, sehingga seperti endapan. Kopresipitasi, terjadi akibat pembentukkan kristal campuran karena absorpsi ion ketika proses pengendapan (Underwood, 1983).

Artikel Kimia Dasar Pemurnian

Alat yang digunakan dalam percobaan pemurnian ini adalah gelas kimia, cawan penguapan, pipet tetes, batang pengaduk, rak tabung, tabung sentrifugasi, tabung reaksi, corong pendek, kertas saring, kawat kassa, botol semprot, pembakar bunsen, kaki tiga serta alat sentrifuge. Bahan yang digunakan dalam percobaan pemurnian yaitu serbuk kapur (CaO), garam dapur kotor, CuSO4 padat, Iod, CCl4/CHCl3 dan aquadest. Metode-metode percobaan pemurnian : 1. Sentrifugasi dan Filtrasi

b. Larutkan 5 g CuSO4 ke dalam 50 ml air, saring bila perlu dan tambahkan batu didih lalu uapkan hingga volume dari kedua larutan tersebut 10 ml. Singkirkan api dan biarkan sampai dingin tanpa digoyang. Gambar 2. Langkah Percobaan Rekristalisasi

3. Ekstraksi

Gambar 1. Langkah Percobaan Sentrifugasi dan Filtrasi Metode percobaan ini adalah dimasukan dua sendok serbuk kapur kedalam gelas kimia yang berisi aquadest 50 ml lalu diaduk, sebagian larutan 5 ml dituangkan ke dalam tabung sentrifugasi atau tabung reaksi lalu disentrifugasi. Pisahkan sentrat dari endapan dengan cara dekantasi bagian isi lainnya dalam gelas kimia, lalu saring dan filtratnya ditampung. Bandingkan filtrat dengan sentrat. 2. Rekristalisasi Metode percobaan ini : a. Garam dapur kotor sebanyak 1 sendok dilarutkan dengan 50 ml aquadest kemudian disaring, filtratnya diuapkan dalam cawan penguapan sampai hampir kering kemudian singkirkan pembakar dan dibiarkan hingga semua air habis menguap.

Gambar 3. Langkah Percobaan Ekstraksi Metode percobaan ini adalah dimasukan satu sendok Iod kedalam tabung reaksi yang berisi 5 ml air, kocok dan perhatikan warna larutan. Ambil 2 ml CCl4/CHCl3, perhatikan warnanya, lalu masukan kedalam larutan Iod. Amati serta kocok dengan cara membenturkan dasar tabung dengan telapak tangan.

Artikel Kimia Dasar Pemurnian

Tabel 1. Hasil Pengamatan Pemurnian No. Pengamatan Hasil 1. Sentrifugasi Sentrat berwarna bening keputihan (keruh). 2. Filtrasi Filtrat berwarna bening tak berwarna (jernih). 3. Ekstraksi Larutan bening kekuningan, endapan ungu. 4. Rekristalisasi a. Kristal CuSO4

Warna: biru muda Bentuk : jarum b. Kristal NaCl

Warna : putih susu Bentuk : kubus (Sumber : Ahmad Fadil Hilmi, Meja 2, Kelompok D, 2011) Berdasarkan hasil pengamatan percobaan di atas filtrasi menghasilkan cairan bening (filtrat) dan sentrifugasi menghasilkan cairan putih keruh (sentrat). Pada percobaan sentrifugasi terdapat kesalahan yaitu ketidaktepatan dalam menggunakan pipet, sehingga hasil yang didapat filtrat lebih bening dibandingkan sentrat. Padahal, seharusnya hasil dari sentrifugasi lebih jernih daripada hasil filtrasi. Hal ini karena adanya perbedaan berat jenis kedua zat tersebut. Selain itu, pada sentrifugasi prosesnya lebih sempurna, sedangkan pada proses filtrasi hanya menggunakan kertas saring yang prosesnya lebih sederhana sehingga ada kemungkinan zat yang disaring ada yang lolos dari medium tersebut (kertas saring). Secara teori seharusnya sentrat lebih bening dibandingkan filtrat karena sentrat merupakan hasil percobaan dari sentrifugasi yang berdasarkan berat jenis sedangkan

filtrat merupakan hasil dari percobaan filtrasi yang berdasarkan ukuran partikel. Filtrasi adalah pemisahan zat dengan menggunakan kertas saring, dan hasilnya dinamakan filtrat. Sentrifugasi (pemusingan larutan) adalah pemisahan zat dengan cara memasukkan larutan yang akan disentrifugasi kedalam tabung sentrifuge, kemudian dimasukkan kedalam alat sentrifuger (diputar) sehingga kedua zat yang terdapat dalam kedua larutan terpisah dengan memanfaatkan sifat kedua zat tersebut yang mempunyai sifat dan bentuk yang berbeda, seperti cair dengan padat sedangkan dekantasi dilakukan untuk mengambil zat cair yang telah dipisahkan dari campurannya. Bagian yang cair diambil dengan menggunakan pipet, cara seperti ini dinamakan dekantasi dan hasil kedua proses tersebut disebut sentrat. Filtrat lebih keruh dari sentrat. Artinya cara filtrasi kurang akurat daripada sentrifugasi dan dekantasi karena dengan filtrasi ukuran molekul CaO yang tersusun dan lebih besar dari molekul air serta molekul air tidak tersusun rapih yang apabila disaring CaO lebih tersaring akibat dari penyaring yang memiliki pori yang sangat kecil sehingga molekul CaO tertahan di dalam saringan sedangkan dalam sentrifugasi dan dekantasi hanya memisahkan larutan dengan diendapkan dan zat yang sudah terlarut dalam pelarut tidak terpisahkan dan dalam proses sentrifugasi larutan menjadi lebih tercampur akibat diputar dengan kecepatan tinggi dan molekul CaO ditarik ke dasar tabung sentrifugasi sehingga endapan dapat terbentuk dan hasilnya (cairan) akan lebih jernih. Proses filtrasi yang dilakukan untuk memperoleh filtrat memerlukan waktu yang cukup lama, karena partikel zat yang lebih besar menembus kertas saring yang mempunyai pori-pori kecil sehingga kertas saring tersebut agak tersumbat oleh zat yang yang tertahan dan mengakibatkan air sulit untuk menembus kertas saring akibatnya air hanya menetes sedikit-sedikit dalam waktu yang cukup lama. Proses sentrifugasi memiliki keunggulan dari pada filtrasi yaitu waktu yang dibutuhkan sangat singkat, lebih efektif dan kita dapat langsung melihat

Artikel Kimia Dasar Pemurnian

pengendapan yang terjadi pada tabung sentrifuge dengan kata lain endapan terpusat untuk mengambil sentrat, kita tinggal menggunakan pipet tetes (Hiskia, 1993). Rekristalisasi adalah pemisahan zat padat dari larutan berdasarkan perbedaan titik didih dengan cara memanaskan pelarutnya sampai menguap membentuk kristal. Contohnya, CuSO4. 5H2O ditambahkan air kemudian diaduk hingga larut. Setelah dipanaskan air akan menguap dan CuSO4 akan mengalami pengkristalan kembali. Sedangkan kristalisasi adalah pemisahan bahan padat berbetuk kristal dari suatu larutan atau lelehan. Larutan pekat didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal. Hal ini terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan lebih dulu dengan jalan penguapan kemudian pendinginan. Melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komponen larutan lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal (Hiskia, 1993). Proses pemurnian secara ekstraksi menghasilkan dua larutan yang terpisah, larutan yang berwarna bening terletak di atas larutan yang berwarna ungu. Di akibatkan karena perbedaan kedua jenis larutan. Larutan zat padat dalam cairan semacam larutan CCl4 dengan I2, gaya tarik antara solut memegang peranan yang lebih penting lagi daripada larutan antara cairan dengan cairan. Kristal molekuler yang terikat sesamanya karena gaya tarik london, seperti I2, gaya tarik antara molekulnya dengan mudah dapat diimbangi, sehingga zat-zatnya dapat larut dalam pelarut nonpolar seperti CCl4. Molekul iodium secara relatif tidak larut dalam air. Molekulmolekul air mempunyai gaya tarik menarik sangat kuat untuk dapat dipisahkan oleh molekul-molekul I2 yang mempunyai gaya tarik antara molekul yang lemah (Brady, 1998). CHCl3/CCl4 berfungsi sebagai pelarut non polar. Pelarut bahan kimia organik (mengandung karbon) disebut pelarut organik. Macam-macam pelarut organik nonpolar :

Pelarut Heksana

Benzena Toluena Dietil eter

Rumus Kimia CH3-CH2CH2-CH2CH2-CH3 C6H6 C6H5-CH3 CH3CH2O-CH2CH3 CHCl3

Titik Didih 69 C

Massa Jenis 0.655 g/ml 0.879 g/ml 0.867 g/ml 0.713 g/ml 1.498 g/ml 0.894 g/ml

80 C 111 C 35 C

Kloroform Etil asetat

61 C

CH377 C C(=O)-OCH2-CH3 Kelarutan pelarut organik nonpolar dapat dilihat dari titik didihnya. Jika titik didihnya rendah maka tingkat kelarutannya tinggi dan sukar larut. Jika titik didihnya tinggi maka tingkat kelarutannya rendah dan cepat larut. Jadi, urutan tingkat kelarutan pelarut organik nonpolar dari rendah ke tinggi yaitu : toluena < benzena < etil asetat < heksana < kloroform < dietil eter (Anonim, 2011). Dalam bidang pangan filtrasi digunakan atau diaplikasikan dalam penyaringan air kopi dari ampasnya. Pengaplikasian rekristalisasi dibidang pangan adalah pembuatan gula dari sari tebu, pembuatan garam dari air laut. Ekstrasi pengaplikasian dalam penjernihan air minum yang berasal dari air kotor menjadi air bersih yang siap minum (Anonim, 2010). Berdasarkan percobaan pemurnian, dapat disimpulkan bahwa filtrasi yaitu pemisahan campuran berdasarkan ukuran partikel, sentrifugasi yaitu pemisahan suspensi cair ke padat atau padat ke cair berdasarkan perbedaan berat jenis, ekstraksi yaitu proses pemisahan zat yang murni dengan penambahan zat ketiga yang tidak ikut bereaksi, rekristalisasi yaitu proses pemurnian untuk zat padat berdasarkan pada perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan zat pencampurnya. Hasil pemurnian berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapat filtrat larutan CaO lebih bening dibandingkan dengan sentrat larutan CaO. Garam kotor menghasilkan kristal kubus

Artikel Kimia Dasar Pemurnian

berwarna putih susu dan CuSO4 menghasilkan kristal berbentuk jarum berwarna biru muda sedangkan pada proses ekstraksi dihasilkan larutan dengan warna bening kekuningan dan endapan berwarna ungu. Saran yang ingin penulis sampaikan yaitu agar praktikan dapat membaca dan memahami prinsip dan mekanisme metodemetode pemurnian sehingga dapat menurunkan kesalahan pada saat praktikum serta kegiatan praktikum dapat berjalan dengan cepat, lancar, serta efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia, (1993), Penuntun Dasar-Dasar Praktikum Kimia Dasar, Penerbit ITB : Bandung. Brady, J. E, (1998), Kimia Universitas Asas dan Struktur, Bina Aksara : Jakarta. Khopkar, SM., (1984), Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia : Jakarta. Sutrisno, E.T, (2011). Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan : Bandung. Underwood A.L dan Day JR. A. (1983), Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga: Jakarta. Anonim, (2011), Pelarut, http://www.wikipedia.com, Accessed : 27 November 2011. Anonim, (2010), Pemurnian, http://www.wikipedia.com, Accessed : 24 November 2011. Dinda, (2008), Ekstraksi, http://www.medicafarma.blogspot.com , Accessed : 9 November 2011.

LAMPIRAN

Gambar Percobaan Sentrifugasi dan Filtrasi

Gambar Percobaan Rekristalisasi

Gambar Percobaan Ektraksi

Gambar Percobaan Pemurnian

Tabel Hasil Pengamatan Pemurnian No. 1. 2. 3. 4. Pengamatan Sentrifugasi Filtrasi Ekstraksi Rekristalisasi Hasil Sentrat berwarna bening keputihan (keruh). Filtrat berwarna bening tak berwarna (jernih). Larutan bening kekuningan, endapan ungu. a. Kristal CuSO4 Warna: biru muda Bentuk : jarum

b. Kristal NaCl Warna : putih susu Bentuk : kubus

You might also like