You are on page 1of 2

Patofisiologi Impetigo

Impetigo merupakan satu infeksi bakteri superfisial yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus -haemolyticus grup A atau Stafilococcus aureus. Impetigo merupakan infeksi bakteri pada kulit dengan jumlah kasus terbanyak pada anak (10% dari seluruh penyakit kulit). Impetigo terdiri atas dua jenis, yaitu impetigo bulosa dan impetigo nonbulosa (impetigo krustosa). Dari keseluruhan kasus, lebih dari 70% merupakan kasus impetigo nonbulosa. Impetigo Nonbulosa Lesi yang paling sering mengawali impetigo nonbulosa antara lain cacar air, gigitan serangga, abrasi, laserasi, atau luka bakar. Lesi pada impetigo pada umumnya dimulai dari bagian wajah atau ekstremitas, tetapi lesi juga dapat muncul di bagian tubuh manapun. Morfologi kelainan kulit yang pertama muncul ialah makula eritematosa yang berkembang menjadi vesikel atau pustula kecil dan dengan cepat berkembang menjadi plak berkrusta dengan warna kuning seperti madu. Lesi dapat berpindah ke bagian tubuh lain melalui jari, pakaian, handuk, kontak dengan orang yang terinfeksi juga memungkinkan terjadinya penularan impetigo. Organisme yang paling banyak menginfeksi kulit pada kasus impetigo nonbulosa ialah Staphylococcus aureus yang bermigrasi dari kulit normal dan menginfeksinya, sedangkan Streptococcus -haemolyticus grup A (SBHGA) berperan dalam berkembangnya lesi. SBHGA membentuk koloni pada kulit kira-kira 10 hari sebelum timbulnya impetigo. Setelah terbentuk lesi, kulit menjadi sumber penyebaran impetigo dan sumber SBHGA pada saluran pernafasan karena SBHGA akan menempati nasofaring setelah sekitar 2-3 minggu. Pada impetigo nonbulosa ditemukan adenopati pada 90% kasus. Impetigo Bulosa Lesi pada impetigo bulosa merupakan manifestasi kulit bersisik setempat yang berkembang pada kulit yang utuh. Impetigo bulosa ditandai dengan bula transparan lunak yang paling sering ditemukan berkembang pada kulit wajah, pantat, badan, perineum, dan ekstremitas. Impetigo bulosa disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus koagulase-positif. Bula pada impetigo bulosa bersifat mudah pecah/ruptur dan akan meninggalkan pinggiran tepi bersisik pada tepi erosi basah dan dangkal. Pada impetigo bulosa jarang ditemukan eritema dan adenopati regional.(1)(2) Pada hasil pemeriksaan laboratorium pasien yaitu tes gram, ditemukan Streptococcus -haemolyticus sehingga pada pasien terjadi impetigo nonbulosa. Selain itu, pada pasien juga ditemukan lesi yang berawal dari bagian wajah dengan perubahan morfologi kulit berupa vesikel yang berkembang menjadi bula dan kemudian pecah menjadi krusta yang cocok dengan impetigo nonbulosa.

Daftar Pustaka (1) Corwin EJ. Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3. 2009,121-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC (2) Behrman, et al. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Ed. 15, Vol. 3. 2000,2298. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

You might also like