You are on page 1of 1

Republika Online - Gagal Program KB Memicu Tindakan Aborsi Page 1 of 1

Jumat, 06 Maret 2009 pukul 14:46:00

Gagal Program KB Memicu Tindakan Aborsi


JAKARTA— Praktik pengguguran kandungan atau aborsi yang kian marak di Indonesia disanggah
sebagai bentuk kegagalan program keluarga berencana (KB). Tapi, fakta bahwa sebagian besar kasus
aborsi dilakukan oleh mereka yang gagal KB, tak bisa dibantah oleh Kepala Badan Koor dinasi
Keluarga Berencana Nasional BKKBN), Sugiri Syarief.

‘’Intinya, kalau ber-KB itu jangan sampai putus,’’ kata Sugiri di sela-sela acara Gebyar TNI Manunggal
KB di Jakarta, Kamis (5/3).

Jika ada peserta KB yang gagal, menurut dia, biasanya karena tidak disiplin. Kebanyakan peserta KB
yang kebobolan hanya menggunakan sistem kalender dan senggama putus. ‘’Jadi, sebaiknya mereka
menggunakan alat kontrasepsi,’’ jelasnya.

Ia menyarankan agar pasangan suami istri menggunakan alat kontrasepsi KB yang sudah pasti dan tidak
berisiko kebobolan. Misalnya, operasi vasektomi atau tubektomi. ‘’Tentunya untuk mereka yang sudah
men dapatkan dua anak,’’ ujarnya.

Meski begitu, Sugiri membantah bahwa pelaku aborsi sekitar 60 persen mengaku memiliki alasan
karena gagal KB. ‘’Itu tidak benar (tidak sebesar itu—Red),’’ sergahnya.

KB, lanjut dia, tidak bisa dijadikan alasan seseorang melakukan aborsi. Aborsi itu tindakan ilegal secara
hukum. Jadi, kalau program KB yang jadi kambing hitam, tentu itu tak benar,’’ ujar Sugiri.

Sugiri mengaku, sekitar 20 persen dari 2,5 juta kasus aborsi di Indonesia dilakukan oleh remaja. Mereka
banyak melakukan aborsi yang tidak aman melalui klinik-klinik ilegal.

‘’Umumnya yang melakukan aborsi legal adalah pasangan suami istri. Sedangkan remaja banyak yang
aborsi ilegal karena memang hamil di luar nikah,’’ tutur Sugiri.

Oleh karena itu, ia meminta agar ahli kandungan, bidan, dan dokter kembali berpegang teguh pada etika
dan sumpah kedokteran. Sebab, jika lepas dari kode etik, kasus-kasus aborsi akan terus bermunculan.

‘’Aborsi merupakan lahan yang banyak menghasilkan uang. Kalau dokternya tidak berpegang pada
etika, mereka menjadi gampang melegalkan aborsi,’’ kata Sugiri.

Dukungan TNI
Sementara itu, Panglima TNI, Jenderal Joko Santoso, mengakui, program KB adalah salah satu
jembatan untuk membuat rakyat hidup sejahtera. Melalui pengaturan dan pembatasan jumlah anak,
fasilitas yang diperoleh anak mulai pendidikan, kesehatan, hingga gizi akan jauh lebih terjamin pada
masing-masing anak.

‘’Jika semuanya terjamin, pastilah generasi yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik,’’ ujar
Joko. Oleh karena itu, TNI sangat mendukung revitalisasi program KB. ‘’Kami akan kerahkan medis
dan segala fasilitas yang dimiliki TNI untuk mendukung program KB,’’ ujar Joko menegaskan. eye

http://www.republika.co.id/koran/33/36878/Gagal_Program_KB_Memicu_Tindakan_Aborsi 3/17/2009

You might also like