You are on page 1of 7

FT UNP PADANG Jurusan : PT.

Elektronika Waktu Kode : 3x50 : 06/ELK-ELA185/2012

Lembaran

: Job Sheet 7

Mata Kuliah : Praktek Display & Televisi Topic Judul : Bagian Blok TV : Tuner

A. Tujuan Setelah mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu : 1. Mengetahui pembagian kanal pada sistem pemancaran televisi. 2. Mengetahui blok rangkaian tuner televisi. 3. Memahami dan mengetahui fungsi dari tuner dan prinsip kerjenya. 4. Mngukur tegangan tala untuk tuner pada setiap perubahan talaan siaran dari masingmasing stasiun pemancar tv di sekitar. 5. Mengukur sinyal untuk rangkaian IF dari keluaran rangkaian tuner.

B. Alat dan Bahan 1. Antenna. 2. Triner televisi warna 3. Obeng 4. Multimeter dan Osiloskop 5. Kabel penghubung 6. Alat tulis untuk mencatat hasil praktikum

C. Teori Singkat Sinyal yang diterima oleh antenna televisi adalah semua frekuensi yang termasuk dalam range kerja frekuensi dari entena yang digunakan pada sebuah tv, tetapi pada sistem PAL dan NTSC telah diterapkan frekuensi kerja dari masing-masing kanal

frekuensi VHF dan UHF. Untuk VHF bekerja pada range kanal 2 hingga kanal 12 dengan frekuensi kerja 47 230 MHz, sedangkan untuk UHF bekerja pada range kanal 14 sampai 83 dengan frekuensi kerja 470 890 MHz semua frekuensi yang diterima oleh antena dan diteruskan oleh saluran transmisi diolah pada bagian tuner dari sebuah televisi.

Bagian tuner atau bagian penala merupakan bagian yang berfungsi untuk memilih salah satu frekuensi pemancar (repeater) televisi yang ditangkap oleh antena. Gambar dibawah ini menunjukkan salah satu rangkaian penala (tuner sistem saklar). Tiap kanal dapat dipilih dan diubah menjadi sinyal IF gambar oleh penala tersebut.

Penguat FM

pencampur

osilator lokal

Dari Ant

AGC

AFT in

Bagian-bagian Tuner : 1. Pemilih Kanal (Pemilih Stasiun Pemancar) Tuner blok memiliki gelombang pemancar yang akan diterima, mencakup kanal 2 hingga 12 (47-230 MHz) pada VHF dan tiap kanal memiliki lebar frekuensi 7 MHz. Rangkaian penala dapat dipilih sehingga beresonansi dengan frekuensi kanal yang dikehendaki. Di dalam tuner blok terdapat penguat RF, mixer dan osilator. Penguat RF memilih pemancar yang akan diterima, kemudian diteruskan ke mixer. Osilator

membangkitkan frekuensi yang tertentu besarnya untuk pembanding frekuensi yang diterima penguat RF kemudian diberikan ke mixer, kemudian di filter dan akhirnya menghasilkan frekuensi baru yang keluar yaitu 38,9 MHz merupakan frekuensi pembawa gambar yang didalamnya terdapat sinyal sinkronisasi dan 33,4 MHz merupakan frekuensi pembawa suara dan kedua frekuensi tersebut diteruskan ke penguat video IF.

2. Penguat Frekuensi Tinggi (HF Amplifier) Sebelum samapai pada rangkaian pencampur (mixing) gelombang TV diperkuat oleh penguat HF. Karena ratio S/N (perbandingan sinyal dan noise) pada penerima TV berwarna ditentukan oleh penguat HF ini, maka penguat HF harus dapat menghasilkan penguatan yang besar. Maka dibutuhkan tegangan AGC (Automatic Gain Control) pada penguat HF itu dipasang rangkaian netralisasi, pada penguat HF untuk mencegah osilasi parasitis yang muncul. Karakteristik respon frekuensi penguat HF pada bidang frekuensi kanal penerimaan, harus serata mungkin dan perbedaan penguatan antara kanal-kanal yang diterima harus sekecil mungkin.

3. Pencampur (Mixer) Gelombang TV yang diterima dicampur dengan output osilator lokal dengan menggunakan pencampur dan dirubah menjadi sinyal IF gambar yang mempunyai frekuensi sama dengan selisih kedua frekuensi tadi. Frekuensi pembawa sinyal IF gambar adalah 38,9 MHz dan frekuensi pembawa suara adalah 33,4 MHz.

4. Osilator Lokal Frekuensi pencampur (frekuensi lokal) dibangkitkan oleh osilator lokal, dan dan diberikan ke mixer. Frekuensi dapat dirubah tergantung pada kanal penerimaan yang dipilih. Sebagai osilator lokal biasanya digunakan osilator Collpits karena sifat kestabilan dan sederhana struktur rangkaiannya. Ada dua cara memilih frekeunsi osilator lokal, pertama adalah dengan merubah kumparan resonansi dan yang kedua dengan mengontrol tegangan bias dioda kapasitansi variabel.

D. Langkah Kerja 1. Sediakan masing-masing kelompok sebuah tv trainer. Jangan dihubungkan dengan ke jala-jala listrik PLN. 2. Sediakan multimeter dan osiloskop, dan lakukan kalibarasi. 3. Buka chasing tv trainer tersbut dan pastikan sudah melakukan pengosongan tegangan tersimpan pada kapasitor tegangan tinggi dengan kabel penghubung. 4. Cari dan amati bagian tuner yang akan kita bahas pada praktikum ini. 5. Sambungkan televisi dengan antena penerima. 6. Hubungkan ke jala-jala listik PLN dan hidupkan televisi tersebut. 7. Ukur tegangan B+, SDA, dan SCL pada kaki-kaki tuner, untuk setiap stasiun pemancar TV yang ada, dan masukkan ke tabel pengamatan berikut. 8. Lengkapi tabel di atas untuk seluruh siaran tv yang dapat diterima oleh televisi. 9. Cari salah satu siaran yang paling bersih dan kuat sinyalnya. 10. Ukurlah dengan menggunakan osciloskop keluaran dari rangkaian tuner yang akan diumpankan ke bagian IF (pada pin IF 1). 11. Gambarkan bentuk sinyal IF yang terbaca pada osciloscope.

E. Evaluasi 1. Tentukan pembagian frekuensi pada masing-masing kanal VHF dan UHF untuk sistem PAL. Penyelesaian :

Nomor Chanel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Range(MHz) 43-50 54-61 61-68 174-181 181-188 188-195 195-202 202-209 209-216

PAL Video (MHz) 44.25 55.25 62.25 175.25 182.25 189.25 196.25 203.25 210.25

Sound (MHz) 49.75 60.75 67.75 180.75 187.75 194.75 201.75 208.75 210.75

Ket VHF1 VHF1 VHF1 VHF1 VHF1 VHF2 VHF2 VHF2

2. Tentukan komponen utama apa saja yang terdapat pada bagian tuner dan tentukan koda komponennya pada televisi trainernya. Penyelesaian : Tuner TDQ-6f/125s 3. Berapa besar tegangan untuk B+, SDA, dan SCL untuk setiap talaan siaran dari setiap stasiun pemancar. Penyelesaian : Tabel telah di lampirkan pada hasil praktikum (Bagian F). 4. Sinyal-sinyal apa saja yang terdapat pada frekuensi IF yang anda ukur dengan osciloscope dan jelaskan fungsi dari sinyal-sinyal tersebut bagi rangkaian penerima televisi. Penyelesaian : Sinyal-sinyal yang terdapat pada IF 1, yaitu : a. Sinyal luminance, yaitu sinyal yang digunakan ketika televisi masih televisi hitam putih. b. Sinyal Chrominance, yaitu sinyal menengah yang membawa warna bagi gambar yang akan ditampilkan c. Sinyal Suara, yaitu sinyal yang nantinya akan kita dengan melalui speaker, nmaun sebelum itu harus dipisahkan terlebih dahulu dengan detektor suara d. Sinyal Gambar, yaitu sinyal yang membawa informasi gambar kepada rangkaian penerima, sehingga gambar tersebut lah yang akan kita lihat nantinya dilayar setelah dilakukan proses dan syncronisasi.. 5. Jelaskan tentang televisi multi sistem. Penyelesaian : Televisi multi sistem merupakan jenis televisi yang memiliki banyak fungsi, bahkan sekarang ini telah diproduksi smart tv yang bisa menangkap sensor gerak dari tangan kita jika kita menggerakkan tangan tidepan televisi. Televisi multisistem ini dikembangkan karena kegunaannya yang beragam, tidak hanya untuk menonton tv televisi jenis ini juga lebih unggul dibandingkan televisi biasa. Dari segi proses penyiaran, televisi multisistem ini sama dengan televisi analog ataupun digital lainnya, hanya saja televisi multisistem ini memiliki banyak tambahan-tambahan accessories pada televisi yang menjadikannya mempunyai banyak fungsi. Televisi multisistem juga dapat diartikan sebagai salah satu jenis televisi yang memiliki banyak system didalamnya yaitu system penerimaan gelombang siaran televisi dari pemancar televisi. Dengan demikian maka televisi yang berjenis multisystem ini memiliki kemampuan untuk menangkap semua jenis siaran televisi yang ada disekitarnya, yaitu PAL, NTSC, FCC dan SECAM.

F. Hasil Praktikum 1. Tabel pengukuran tegangan B+. No 1 B+ 5V + 5 Volt B+ 33V + 33 Volt

2. Tabel Pengamatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 Stasiun Televisi Frekuensi 189 MHz 487 MHz 519 MHz 535 MHz 615 MHz 647 MHz 679 MHz -Tegangan yang diukur SDA 3,2 volt 3,2 volt 3,1 volt 3,2 volt 3,2 volt 3,2 volt 3,2 volt 3,2 volt SCL 3,2 volt 3,2 volt 3,1 volt 3,2 volt 3,2 volt 3,2 volt 3,2 volt 3,25 volt Keterangan Cukup Bersih Sangat Bersih Bersih Bersih Cukup Bersih Bersih Cukup Bersih Raster

TVRI Padang Trans 7 TV ONE Trans TV Metro TV RCTI SCTV Tidak ada siaran

3. Bentuk gelombang pada pin IF 1

G. Kesimpulan Dari hasil praktikum yang didapat, dapat disimpulkan bahwa : 1. Tuner berfungsi untuk menerima sinyal masukan (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF. 2. Tuner blok memiliki gelombang pemancar yang mencakup kanal 2 hingga 12 (47230 MHz) pada VHF dan tiap kanal memiliki lebar frekuensi 7 MHz. 3. Tuner memiliki beberapa bagian-bagian, yaitu : a. Pemilih Kanal b. HF Amplifier c. Mixer d. Osilator Lokal 4. Masing-masing stasiun pemancar memiliki frekuensi yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. 5. Tuner memilik tegangan kerja B+ 5 dan B+33 volt, jika tegangan ini tidak ada maka blok tuner tidak akan bekerja dan tidak dapat menangkap siaran televisi. 6. Jika keadaan televisi tidak bisa menerima satu pun siaran, jangan terburu-buru untuk mengganti tunernya, karena keadaan seperti itu juga bisa disebabkan karena tegangan kerja tuner tidak ada, yang diakibatkan oleh jalur yang putus.

You might also like