You are on page 1of 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Percobaan 1.1.1.

Maksud percobaan Praktikan diharapkan dapat mengetahui sifat-sifat dari masing-masing mikroba termasuk sifat pertumbuhan, praktikum ini juga dimaksudkan agar mahasiswa mengetahui teknik isolasi dan inokulasi yang sesuai dengan medium pertumbuhan mikroba yang tepat dengan menggunakan metode gores dan metode tusuk. 1.1.2. Tujuan Percobaan a. b. Mengetahui cara isolasi mikroorganisme menggunakan sampel air sungai, gabin, udara, aquades, es teh dengan metode tuang, sebar, tabur, dan isolasi. Mengetahui cara inokulasi mikroorganisme beberapa mikroorganisme dengan media miring, tegak, dan cair. 1.2. Prinsip Praktikum Prinsip praktikum ini adalah dalam mengisolasi atau memisahkan satu organisme dari lingkungannya, penanaman mikroorganisme biakan murni kedalam media baru sesuai mikroorganisme masing-masing dengan bentuk media miring, tegak, dan cair. Dan dapat mendeskripsikan bentuk-bentuk dari mikroorganisme yang tumbuh pada medium tersebut dengan jenis-jenis tertentu.

73

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Isolasi dan Inokulasi 2.1.1. Isolasi Secara alami mikroba di alam ditemukan dalam populasi campuran. Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan isolasi yang diawali dengan pengenceran bertingkat. Proses isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi dan sifat mikroba lainnya (Puspitasari, 2012). a. Metode Sebar (spread plate method) Suspensi dapat disebarkan pada permukaan pelat agar atau dicampur dengan agar cair, yang kemudian dituangkan ke dalam cawan petri dan dibiarkan memadat. Pelat agar tersebut kemudian diinkubasi pada kondisi yang memungkinkan mikroorganisme bereproduksi dan membentuk koloni yang terlihat tanpa bantuan mikroskop. b. Metode Agar Tuang (pour plate method) Dilakukan dengan mencampurkan sampel pada media padat yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme dan kemudian menginkubasi pelat sehingga setiap sel bakteri dapat membelah dan membentuk koloni. c. Metode Sebar di atas Pelat Agar (spread plate method) Teknik dengan menyebarkan sampel (yang telah diencerkan) di atas permukaan pelat agar dalam cawan petri. Umumnya antara 0,1 mL dan 1 mL sampel disebarkan di permukaan media padat dengan menggunakan tangkai gelas steril (batang pengaduk). Cawan kemudian diinkubasi dan jumlah koloni yang tumbuh di hitung. (Harmita, 2008) 2.1.2. Inokulasi Inokulasi adalah suatu kegiatan penanaman bibit jamur ke dalam media tanam yang sudah dipersiapkan. Kegiatan inokulasi harus selalu dilakukan dalam keadaan aseptis (suci hama) agar hasil yang diharapkan tidak terkontaminasi 74

mikroba lain (mikroba perusak). Ruangan inokulasi sebaiknya adalah ruangan khusus yang tidak digunakan untuk lalu lalang pegawai dan tidak sembarang orang boleh masuk. Hal ini perlu dilakukan agar faktor-faktor penyebab kontaminasi dapat diminimalkan. Oleh karena itu, sebelum kegiatan inokulasi dilakukan sebaiknya ruangan inokulasi di sanitasi terlebih dahulu (Muchroji, 2008). Tahapan inokulasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. b. c. d. Bakar stik besi atau kawat di atas lampu spiritus dan didinginkan, Semprot kedua telapak tangan dengan alkohol 70 %, Ambil botol bibit dan semprot dengan alkohol. Buka tutup kapas di atas api spiritus, masukkan stik/kawat untuk menghaluskan bibit, Ambil baglog dan buka penutupnya, masukkan bibit yang telah dihaluskan ke dalam mulut baglog, goyang cincin agar bibit menyebar ke permukaan baglog. Selanjutya tutup kembali baglog dengan kapas (Sunarmi, 2010) 2.2. Uraian Medium 2.2.1. Medium PDA (Potato Dekstrosa Agar) Media PDA dibuat dengan melarutkan 39 g Potato Dekstrosa Agar (PDA) ke dalam 1000 mL air suling, diaduk dan dipanaskan sampai larut kemudian disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 oC dan tekanan atmosfer 1,5 atm (Nurhasanah, 2008). 2.2.2. Medium PDB (Potato Dekstrosa Broth) Komposisi dari medium PBD ialah menggunakan 200 g kentang, 10 dekstrosa. Isolat jamur sebanyak 1 jarum ose inokulasi ke dalam media PDB (Mulyani, 2008). 2.2.3. Medium NA (Nutrient Agar) Medium Nutrient Agar (NA) dibuat dengan melarutkan 23 g nutrien agar ke dalam 1000 mL air suling. Diaduk dan dipanaskan sampai larut kemudian disterilisasikan dalam autoklaf selama 15 menit pda suhu 121 oC dan tekanan atmosfer 1,5 atm (Nurhasanah, 2008).

75

2.2.4. Medium NB (Nutrient Broth) Nutrien Broth dibuat dari campuran 0,5 g ragi, 0,25 pepton, dan 0,23 g NaCl yang dilarutkan dalam 50 mL aquades pada Erlenmeyer (Mulyadi, 2013). 2.3. Uraian Bakteri a. Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus termasuk dalam kingdom bacteria, filum Firmucutes, kelas Cocchi, ordo Bucilles, famili Staphylococoaceae, genus Staphylococcus, dan termasuk dalam spesies Staphylococcus aureus. Bakteri ini berbentuk coccus, gram positif, formasi staphylae, mengeluarkan endotoxin, tidak bergerak, tidak mampu membentuk spora, fakultatif anaerob, sangat tahan terhadap pengeringan, mati pada suhu 60 oC setelah 60 menit, merupakan flora normal pada kulit dan saluran pernapasan bagian atas. Pada pemeriksaan padat koloninya berwarna kuning emas. Di alam terdapat pada tanah, air, debu di udara. Staphylococcus aureus dapat menyebabkan penyakit seperti infeksi pada folikel rambut dan kelenjar keringat, bisul, infeksi pada luka, meningitis, endocarditis, dan pnemonia (Entjang, 2003). b. Pseudomonas aeruginosa Pseudomonas aeruginosa termasuk dalam kingdom bacteria, filum Proteobacteria, kelas Gamma protobacteria, aeruginosa. Bakteri ini berbentuk batang, aerob, gram negatif dapat bergerak. Pada pembenihan padat koloninya tampak berwarna hijau kebiru-biruan karena menghasilkan pigmen pyocianin. Bakteri ini banyak terdapat dalam air, tanah dan udara. Juga terdapat dalam jumlah sedikit di dalam usus manusia sehat. Bakteri ini hanya dapat masuk ke dalam jaringan tubuh dan menimbulkan gejala penyakit, bila pertahanan tubuh yang normal terganggu. Karena itu, bakteri ini sering masuk ke dalam jaringan yang terkena luka atau luka bakar, menimbulkan infeksi bernanah berwarna hijau biru (Entjang, 2003). ordo Pseudomonadares, famili Pseudomonaceae, genus Pseudomonas, dan termasuk dalam spesies Pseudomonas

76

c.

Vibrio cholera Vibrio cholera termasuk dalam kingdom bacteria, filum Proteobacteria,

kelas Gamma protobacteria, ordo Vibriorales, famili Vibrionaceae, genus Vibrio, dan termasuk dalam spesies Vibrio cholera. Bentuk vibrio, gram negatif, dapat bergerak dengan satu flagel kutub, aerob, tidak mampu membentuk spora. Vibrio cholera tumbuh dengan baik pada agar tiosulfat-sitrat-empedu-sukrosa, pH optimum 7,8-8,2 (alkalis). Bakteri ini cepat mati karena asam. Pada agar darah bersifat haemodigesti, mengeluarkan eksotoxin (Entjang, 2003). Vibrio sp merupakan salah satu bakteri penyebab penyakit pada manusia yang keberadaannya harus dihindari. Makanan yang biasanya dikontaminasi adalah makanan hasil laut yang masih mentah tanpa melalui proses pemasakan terlebih dahulu atau sering yang tidak diolah dengan sempurna (Mewengkang, 2010). d. Escherichia coli Vibrio cholera termasuk dalam kingdom bacteria, filum Proteobacteria, kelas Gamma protobacteria, ordo Vibriorales, famili Vibrionaceae, genus Vibrio, dan termasuk dalam spesies Vibrio cholera. Bakteri ini berbenuk batang, gram negatif, fakultatif aerob, tumbuh baik pada media sederhana. Escherichia coli merupakan flora normal, hidup komensal di dalam calon manusia dan diduga membantu pembentukan vitamin K yang penting untuk pembekuan darah. Bakteri ini merupakan penyebab utama meningitis pada bayi yang baru lahir dan penyebab infeksi tractus urinarius (Entjang, 2003). e. Bacillus subtilis Bacillus subtilis termasuk dalam kingdom Bacteria, filum Protophyta, kelas Bacilli, ordo Bacillales, famili Bacillaceae, genus Bacillus, dan termasuk dalam spesies Bacillus subtilis. Sel-sel khas organisme berukuran 1 3,4 mm, mempunyai ujung yang berbentuk empat persegi dan tersusun dalam rantai panjang, spora terletak di

77

tengah basil yang tidk bergerak. Berbentuk batang menyerupai kaca yang diukir bila disinari cahaya. Basil saprofil menggunakan sumber nitrogen dan karbon (Brooks, 1995). f. Streptococcus mutans Streptococcus mutans termasuk dalam kingdom Bacteria, filum Protophyta, kelas Schizomycetes, ordo Eubacteria, famili Laktobacteriaceae, genus Streptococcus, dan termasuk dalam spesies Streptococcus mutans. Salah satu spesies bakteri yang dominan dalam mulut yaitu bakteri Streptococcus mutans. Jenis bakteri in diketahui merupakan bakteri penyebab utama timbulnya karies gigi. Telah banyak penelitian yang membuktikan adanya korelasi positif antara jumlah bakteri Streptococcus mutans pada plak gigi dengan prevalensi karies gigi, hal ini disebabkan bebrapa karakteristik dari bakteri ini yaitu mampu mensintesis polisakarida ekstraseluler glukan ikatan (1-3) yang tidak larut dari sukrosa, dapat memproduksi asam laktat melalui proses homofermentasi, membentuk koloni yang melekat dengan erat pada permukaan gigi dan lebih bersifat asidogenik dibanding spesies Streptococcus lainnya. Oleh karena itu bakteri ini telah menjadi target utama dalam upaya mencegah terjadinya karies gigi (Sabir, 2005). 2.4. Uraian Jamur a. Candida albicans Candida albicans termasuk dalam kingdom Eukariotik, filum Thallophyta, kelas Ascomycetes, ordo Moniliales, famili Crytoccocaceae, genus Candida, dan termasuk dalam spesies Candida albicans. Sel-sel jamur Candida berbentuk bulat, lonjong, atau bulat lonjong. Berkembang biak dengan memperbanyak diri dengan spora yang tumbuh dari tunas. Candida dapat mudah tumbuh di dalam media sabaroud dengan membentuk koloni ragi dengan sifat khas yakni menonjol dan permukaan medium. Pemukaan koloni halus, licin, berwarna putih kekuningan dan beragi (Leepel, 2009).

78

b.

Candida utilis Candida utilis termasuk dalam kingdom Eukariotik, filum Basidiomycota, ordo Ustilaginaus, famili Ustilaginaceae, genus

kelas Ustilaginomycetes,

Candida, dan termasuk dalam spesies Candida utilis. Candida utilis merupakan jamur yang dimanfaatkan dalam pembuatan tapai. Jamur ini bermanfaat untuk membuat PST (Protein Sel Tunggal). Protein sel tunggal merupakan produk pengembangan bahan makanan berkadar protein tinggi yang berasal dari mikroba melalui mekanisme bioteknologi. Istilah PST digunakan untuk membedakan bahwa protein sel tunggal berasal dari mikroorganisme bersel tunggal atau banyak (Entjang, 2003). 2.5. Uraian Sampel 2.5.1. Air Hujan Air hujan merupakan masukan dalam sistem daur hidrologi di daerah aliran sungai, yang menghasilkan keluaran berupa aliran di out-luarnya. Setelah mengalami proses hidrologi di daerah aliran sungai tersebut. Selama perjalanan air tersebut akan mengalami pencemaran di bawah sub urban dan daerah urban (Sudaryono, 2000). 2.5.2. Es Teh Teh merupakan minuman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Teh pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1686 sebagai tanaman hias. Pada tahun 1728 pemerintah Belanda di Indonesia mulai mendatangkan biji-biji teh dari Cina dan dibudidayakan di pulau Jawa (Artanti, 2000). 2.5.3. Air Sungai Air sungai merupakan salah satu sumber air yang berpotensi tinggi untuk dicadangkan dan dipertahankan guna mencukupi berbagai keperluan, yakni untuk mengairi sawah pertanian, perikanan, perindustrian, pariwisata, dan lain-lain (Sudaryono, 2000).

79

2.5.4. Udara Udara merupakan zat yang paling penting setelah air dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi. Selain memberikan oksigen, udara juga berfungsi sebagai alat penghantar suara dan bunyi-bunyian, pendingin benda yang panas dan media penyebaran penyakit (Chandra, 2006).

80

BAB III METODE KERJA 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. a. b. c. d. e. f. g. h. Autoklaf Cawan petri Drigalski Erlenmeyer Gelas kimia Inkubator Kompor listrik Lumpang dan alu Lemari pendingin Ose bulat Ose lurus Penjepit tabung Rak tabung reaksi Spoid 5 mL dan 10 mL Spatula besi Tabung reaksi Air sungai Aquades Air hujan Es teh Gabin Udara Medium NB (Nutrient Broth) Medium PDA (Potato Dekstrosa Agar)

3.1.2. Bahan

81

i. j. k. l. m. n. o. p. q. r.

Medium PDB (Potato Dekstrosa Broth) Medium NA (Nutrient Agar) Bakteri Escherichia coli Bakteri Pseudomonas aeroginosa Bakteri Vibrio cholera Bakteri Stapylococcus aureus Bakteri Streptococcus mutans Bakteri Bacillus subtilis Jamur Candida utilis Jamur Candida albicans

3.2. Prosedur Kerja 3.2.1. Isolasi a. a) b) c) Metode lingkungan Dimasukkan 10 mL medium NA dan PDA kedalam masing-masing cawan petri Diamkan hingga padat Dibuka tutup cawan petri seper tiga selama 5-10 menit dan tutup kembali, kemudian diinkubasi b. a) Metode sebar Dimasukkan 10 mL medium NA dan PDA kedalam masing-masing cawan petri b) c) c. a) Diamkan hingga padat kemudian ditambah 1 mL sampel Diratakan dengan drigalski kemudian diinkubasi Metode tuang Dimasukkan 1 mL sampel pada masing-masing cawan petri

82

b)

Dimasukkan 10 mL medium NB dan PDB dalam masing-masing cawan petri

c) d) d. a)

Dihomogenkan membentuk angka 8 Dipadatkan dan diinkubasi Metode tabur Dimasukkan 10 mL medium NB dan PDB dalam masing-masing cawan petri

b)

Diamkan hingga padat dan tabur sampel dalam medium, diratakan dengan drigalski kemudian diinkubasi

3.2.2. Inokulasi a. a) b) c) d) b. a) b) c) d) c. a) b) Metode tegak Dimasukkan 5 mL medium NA dan PDA pada masing-masing tabung reaksi Diamkan hingga padat Diinokulasi untuk bakteri dengan medium NA dan jamur dengan medium PDA. Ditusuk dengan ose lurus dan diinkubasi. Metode miring Dimasukkan 5 mL medium NA dan PDA pada masing-masing tabung reaksi, diletakkan dengan kemiringan 100 Diamkan hingga padat Diinokulasi untuk bakteri dengan medium NA dan jamur dengan medium PDA Ditusuk dengan ose lurus dan diinkubasi. Metode cair Dimasukkan 5 mL medium NB dan PDB pada masing-masing tabung reaksi Diamkan hingga padat

83

c) d)

Diinokulasi untuk bakteri dengan medium NB dan jamur dengan medium PDB Ditusuk dengan ose lurus dan diinkubasi

BAB IV HASIL PENGAMATAN 4.1. Tabel Pengamatan 4.1.1. Isolasi Sampel Air sungai Media NA PDA NA Aquades PDA NB PDB NA Gabin PDA Na Es the PDA Udara NA PDA Atas Bulat Menyebar tidak teratur Bulat Bulat dengan tepi berserabut Pelikel Berselaput Menyebar tidak teratur Menyebar tidak teratur Bulat dengan tepi timbul Filiform Bulat Bulat dengan tepi Bentuk Pinggir (elevasi) Halus Halus Halus Wool Bergelembung Berambut Tidak teratur Bercabang Halus Wool Penonjolan Datar Umbonat Datar Berbukit Berbukit Tumbuh kedalam media Datar Tumbuh kedalam media Gunung Berbukit

Air hujan

84

timbul

4.1.2. Inokulasi Mikroorganisme Escherichia coli Staphylococcus auereus Pseudomonas aeroginosa Vibrio cholera Streptococcus mutans Bacillus subtilis Candida albicans Candida utilis NA Tegak Miring PDA Tegak Filiform Miring Vibus NB Pelikel Berserabut Becincin Flokulen Bercincin PDB Vilious Berkulit

Arboresen Filiform Filiform Beaded Vilious Filiform Filiform Filiform Rhizoid Efus Filiform Ekinulat -

Vilious Keterangan:Efus NA: a. Atas b. Pinggir c. Penonjolan PDA: a. Atas b. Pinggir

4.2. Gambar pengamatan 4.2.1. Isolasi LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI

85

a.

UNIVERSITAS MULAWARMAN b. c.

a.

b.

c.

Sampel air sungai

a.

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN b. c.

Keterangan: NA: a. Atas b. Pinggir

a.

b.

c.

c. Penonjolan PDA: a. Atas

Sampel aquades

a.

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN b. c.

Keterangan: NA: a. Atas b. Pinggir

a.

b.

c.

c. Penonjolan PDA: a. Atas

86

Sampel es teh

a.

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN b. c.

Keterangan: NA: a. Atas b. Pinggir

a.

b.

c.

c. Penonjolan PDA: a. Atas

Sampel udara LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN b. c. Keterangan: NA: a. Atas b. Pinggir a. b. c. c. Penonjolan PDA: a. Atas Sampel gabin LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. b .

a.

Keterangan: NB : Felikel PDA: Berselaput

87

Sampel air hujan LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN a. b. c. Keterangan: a. NA tegak b. NA miring c. NB

Escherichia coli LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN a. b. c.

Keterangan: a. NA tegak b. NA miring c. NB

Staphylococcus aureus LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN a. b. c. Keterangan: a. NA tegak b. NA miring c. NB

Pseudomonas aeroginosa 88

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN a. b. c.

Keterangan: a. NA tegak b. NA miring c. NB

Vibrio cholera

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN a. b. c.

Keterangan: a. NA tegak b. NA miring c. NB

Streptococcus mutans LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN a. b. c. Keterangan: a. NA tegak b. NA miring c. NB

89

Bacilus subtilis LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN a. b. c. Keterangan: a. NA tegak b. NA miring c. NB

Candida albicans

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN a. b. c.

Keterangan: a. NA tegak b. NA miring c. NB

Candida utilis

90

BAB V PEMBAHASAN Berbagai macam jenis mikroorganisme dapat ditemukan di alam dalam populasi yang heterogen. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan suatu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat. Sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Inokulasi (penanaman bakteri) merupakan pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru yang membutuhkan banyak ketelitian. Untuk itu terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat-alat yang berhubungan dengan medium dan pekerjaan inokulasi benar-benar steril, hal ini untuk menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak di inginkan. Metode isolasi lingkungan dengan cara media dituang ke dalam cawan petri dan dibiarkan hingga padat kemudian dibuka selama 5-10 menit. Metode sebar ialah teknik isolasi dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan. Metode tuang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan mencampurkan suspensi sampel pada medium atau dengan menuangkan suspensi sampel pada media ke dalam cawan petri. Metode tabur dengan cara menaburkan sampel di media yang sudah mengeras kemudian diratakan dengan drigalski agar sampel merata. Sampel yang digunakan atau yang akan diisolasi adalah air hujan, air sungai, gabin, aquades, es teh dan udara. Media yang digunakan adalah medium NA, medium PDA, medium NB dan medium PDB. Medium NA merupakan medium agar atau padat yang digunakan untuk penumbuhan yang mengandung 23 g nutrient agar dalam 1000 mL air suling. Medium PDA mengandung 39 g Potato Dekstrosa Agar (PDA) dalam 1000 mL air suling. Medium NB mengandung 0,5 g ragi, 0,25 pepton, dan 0,23 g NaCl yang dilarutkan dalam 50 mL aquades. Medium PDB dengan komposisi 200 g kentang, 10 g dekstrosa.

91

Isolasi mikroorganisme dari sampel air hujan menggunakan metode sebar cair dengan media isolannya medium NB dan medium PDB. Hasil isolasi diinkubasi selama 124 jam untuk bakteri (medium NB) dan 224 jam untuk jamur (medium PDB). Hasil pengamatan pada medium NB yakni koloni bakteri yang terbentuk perisikel. Hasil pengmatan pada medium PDB yakni koloni yang terbentuk berselaput. Isolasi mikroorganisme dari sampel air sungai menggunakan metode sebar dengan media isolannya medium NA dan medium PDA. Hasil isolasi diinkubasi selama 124 jam untuk bakteri (medium NA) dan 224 jam untuk jamur (medium PDA). Pengamatan pada media agar atau padat dengan cara melihat dengan bentuk koloni pada sisi atas, pinggir, dan penonjolan. Hasil pengamatan pada medium NA yakni koloni bakteri dilihat dari sisi atas berbentuk bulat, dilihat dari pinggir berbentuk halus, dilihat dari sisi penonjolannya berbentuk datar. Hasil pengamatan pada medium PDA yakni koloni jamur dilihat dari sisi atas berbentuk menyebar tidak beratur, dilihat dari pinggir berbentuk halus, dilihat dari sisi penonjolannya berbentuk umbonat. Isolasi mikroorganisme dari sampel gabin menggunakan metode tabur dengan media isolannya NA dan PDA. Gabin merupakan sampel padat yang perlu dihaluskan terlebih dahulu. Gabin digerus dalam mortar yang telah disterilkan dengan cara disemprot alkohol kemudian dibakar hingga steril. Setelah halus lalu diisolasi. Hasil isolasi diinkubasi selama 124 jam untuk bakteri (medium NA) dan 224 jam untuk jamur (medium PDA). Pengamatan dilakukan dengan cara yang sama seperti isolat mikroorganisme dari air sungai. Hasil pengamatan pada medium NA yakni koloni bakteri dilihat dari sisi atas berbentuk menyebar tidak teratur, dilihat dari pinggir berbentuk bergelembung, dilihat dari sisi penonjolannya berbentuk bukit. Hasil pengamatan pada medium PDA yakni koloni jamur dilihat dari sisi atas berbentuk menyebar tidak teratur, dilihat dari pinggir berbentuk rambut, dilihat dari sisi penonjolannya berbentuk seperti tumbuh kedalam media. Isolasi mikroorganisme dari sampel aquades menggunakan metode tuang dengan media isolannya medium NA dan medium PDA. Hasil isolasi diinkubasi

92

selama 124 jam untuk bakteri (medium NA) dan 224 jam untuk jamur (medium PDA). Pengamatan pada media agar atau padat dengan cara melihat dengan bentuk koloni pada sisi atas, pinggir, dan penonjolan. Hasil pengamatan pada medium NA yakni koloni bakteri dilihat dari sisi atas berbentuk bulat, dilihat dari pinggir berbentuk halus, dilihat dari sisi penonjolannya berbentuk datar. Hasil pengamatan pada medium PDA yakni koloni jamur dilihat dari sisi atas berbentuk bulat dengan tepi berserabut, dilihat dari pinggir berbentuk wool, dilihat dari sisi penonjolannya berbentuk bukit. Isolasi mikroorganisme dari sampel es teh menggunakan metode tuang dengan media isolannya medium NA dan medium PDA. Hasil isolasi diinkubasi selama 124 jam untuk bakteri (medium NA) dan 224 jam untuk jamur (medium PDA). Pengamatan pada media agar atau padat dengan cara melihat dengan bentuk koloni pada sisi atas, pinggir, dan penonjolan. Hasil pengamatan pada medium NA yakni koloni bakteri dilihat dari sisi atas berbentuk bulat dengan tepi timbul, dilihat dari pinggir berbentuk rambut, dilihat dari sisi penonjolannya berbentuk seperti tumbuh ke dalam media. Hasil pengamatan pada medium PDA yakni koloni jamur dilihat dari sisi atas berbentuk filiform, dilihat dari pinggir berbentuk cabang, dilihat dari sisi penonjolannya berbentuk seperti tumbuh ke dalam media. Isolasi mikroorganisme dari sampel udara menggunakan metode lingkungan dengan media isolannya medium NA dan medium PDA. Hasil isolasi diinkubasi selama 124 jam untuk bakteri (medium NA) dan 224 jam untuk jamur (medium PDA). Pengamatan pada media agar atau padat dengan cara melihat dengan bentuk koloni pada sisi atas, pinggir, dan penonjolan. Hasil pengamatan pada medium NA yakni koloni bakteri dilihat dari sisi atas berbentuk bulat, dilihat dari pinggir berbentuk halus, dilihat dari sisi penonjolannya berbentuk gunung. Hasil pengamatan pada medium PDA yakni koloni jamur dilihat dari sisi atas berbentuk bulat dengan tepi timbul, dilihat dari pinggir berbentuk wool, dilihat dari sisi penonjolannya berbentuk bukit. Setelah melakukan isolasi mikroorganisme dari substrat padat selanjutnya inokulasi atau memindahkan biakan mikroba. Pekerjaan memindahkan mikroba

93

dari medium lama ke medium yang baru harus dilaksanakan secara teliti. Alat-alat yang berhubungan dengan medium dan proses inokulasi (penanaman) harus benar-benar steril agar tidak terjadi kontaminasi dengan masuknya mikroorganisme yang diinginkan. Berikutnya adalah inokulasi mikroorganisme. Inokulasi mikroorganisme dapat dilakukan dengan media agar miring, agar tegak dan cair. Inokulasi pada media agar miring merupakan salah satu cara pembiakan mikroorganisme terutama untuk mikroorganisme yang bersifat aerobik dan anaerobik fakultatif. Ciri-ciri kultur termasuk pembentukan warna dan bentuk pertumbuhannya dapat diamati pada media agar miring. Cara ini digunakan untuk menyimpan kultur dalam jangka waktu pendek di lemari pendingin. Inokulan pada media agar miring dilakukan dengan cara menggoreskan (streak) secara zig-zag pada permukaan pada permukaan agar menggunakan ose bulat. Media agar miring dibuat dengan cara dimiringkan dengan kemiringan 10o. Inokulasi pada media agar tegak merupakan salah satu cara pembiakan mikroorganisme terutama untuk media yang bersifat anaerobik. Cara ini digunakan dalam uji motilitas suatu mikroorganisme. Inokulasi pada media agar tegak dilakukan dengan cara menusuk (stab) pada bagian tengan tabung menggunakan ose lurus. Media agar tegak dibuat dengan memadatkan medium agar dalam posisi tegak. Inokulasi pada media cair merupakan salah satu cara pembiakan mikroorganisme untuk melihat sifatnya terhadap udara (aerobik, aerobik fakultatif atau anaerobik) dan sifat koloni lain dengan melihat permukaan atas media. Inokulasi pada media cair dilakukan dengan cara pencelupan menggunakan ose bulat. Mikroorganisme yang diinokulasikan adalah Escherichia coli, Pseudomonas aeroginosa, Vibrio cholera, Staphilococcus aureus, Streptococcus mutans, Bacillus subtilis, Candida utilis dan Candida albicans. Escherichia coli merupakan bakteri ini berbenuk batang, gram negatif, fakultatif aerob, tumbuh baik pada media sederhana. Escherichia coli merupakan flora normal usus manusia. Pseudomonas aeroginosa merupakan bakteri ini berbentuk batang, aerob, gram negatif dapat bergerak. Pada pembenihan padat koloninya tampak

94

berwarna hijau kebiru-biruan karena menghasilkan pigmen pyocianin. Bakteri ini banyak terdapat dalam air, tanah dan udara. Juga terdapat dalam jumlah sedikit di dalam usus manusia sehat. Vibrio cholera merupakan bentuk vibrio, gram negatif, dapat bergerak dengan satu flagel kutub, aerob, tidak mampu membentuk spora. Vibrio cholera tumbuh dengan baik pada agar tiosulfat-sitrat-empedu-sukrosa, pH optimum 7,8-8,2 (alkalis). Staphylococcus aureus merupakan bakteri berbentuk coccus, gram positif, formasi staphylae, mengeluarkan endotoxin, tidak bergerak, tidak mampu membentuk spora, fakultatif anaerob, sangat tahan terhadap pengeringan, mati pada suhu 60 oC setelah 60 menit, merupakan flora normal pada kulit dan saluran pernapasan bagian atas. Streptococcus mutans merupakan spesies bakteri yang dominan dalam mulut. Media yang digunakan adalah medium NA, medium PDA, medium NB dan medium PDB. Hasil inokulasi diinkubasi 124 jam untuk Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Psudomonas aeroginosa, Vibrio cholera, Streptococcus mutans dan 224 jam untuk Candida albicans dan Candida utilis. Pengamatan dilakukan dengan cara melihat bentuk koloni pada permukaan pada media agar miring bentuk koloni pada tusukan pada media agar tegak dan bentuk koloni pada permukaan atas media cair. Hasil pengamatan Esherichia coli pada media agar miring berbentuk filiform, pada media agar tegak berbentuk arboresen, dan pada media cair berbentuk pelikel. Hasil pengamatan Staphylococcus aureus pada media agar miring maupun agar tegak berbentuk filiform, dan pada media cair berbentuk serabut. Hasil pengamatan Psudomonas aeroginosa pada media agar miring berbentuk rhizoid, pada media agar tegak berbentuk beaded, dan pada media cair berbentuk cincin. Hasil pengamatan Vibrio cholera pada media agar miring berbentuk efus, pada media agar tegak berbentuk vilious. Hasil pengamatan Streptococcus mutans pada media agar miring maupun agar tegak berbentuk filiform, dan pada media cair berbentuk flokulen. Hasil pengamatan Bacillus subtilis pada media agar miring berbentuk ekinulat, pada media agar tegak berbentuk filiform, dan pada media cair berbentuk cincin. Hasil pengamatan Candida albicans pada media agar miring berbentuk vibus, pada media agar tegak

95

berbentuk filiform, dan pada media cair berbentuk vilious. Hasil pengamatan Candida utilis pada media agar miring berbentuk efus, pada media agar tegak berbentuk vilious, dan pada media cair berbentuk berkulit.

96

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : a. b. c. d. e. f. g. Isolasi mikroorganisme dari sampel aquades menggunakan metode tuang dengan medium NA dan PDA Isolasi mikroorganisme dari sampel gabin menggunakan metode tabur dengan medium NA dan PDA. Isolasi mikroorganisme dari sampel udara menggunakan metode lingkungan dengan medium NA dan PDA. Isolasi mikroorganisme dari sampel air hujan menggunakan metode sebar dengan medium NB dan PDB. Isolasi mikroorganisme dari sampel air sungai menggunakan metode sebar dengan mendium NA dan PDA. Isolasi mikroorganisme dari sampel es teh menggunakan metode sebar dengan mendium NA dan PDA. Inokulasi Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeroginosa, Vibrio cholera, Streptococcus mutans dan Bacillus subtilis menggunakan medium NA, dan NB. h. i. Inokulasi jamur Candida albicans dan Candida utilis menggunakan medium PDA, dan PDB. Inokulasi pada metode tegak dilakukan dengan cara menusuk, metode miring dengan cara menggores, dan pada metode cair dengan cara dicelupkan. 6.2. Saran Sebaiknya praktikan dapat menguasai teknik isolasi dan inokulasi pada mikroorganisme agar biakan yang diperoleh dapat tumbuh maksimal sehingga dapat diamati dengan baik.

97

98

You might also like