You are on page 1of 5

Nama NIM Prodi Fakultas

: Yuni Setiani : 5302410052 : Pend. TIK, S1 : Teknik

UTS PENDIDIKAN PANCASILA 1. Pancasila mempunyai hakekat isi yang mutlak, bersifat tetap dan tidak berubah. Jelaskan maknanya?

Jawaban : Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal, yaitu: Isi arti Pancasila yang umum universal, yaitu hakikat sila-sila Pancasila yang merupakan inti sari Pancasila sehingga merupakan pangkal tolak dalam pelaksanaan dalam bidang kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan konkrit. Isi arti Pancasila yang umum kolektif, yaitu isi arti Pancasila sebagai pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia. Isi arti Pancasila yang bersifat khusus dan konkrit, yaitu isi arti Pancasila dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan sehingga memiliki sifat khhusus konkrit serta dinamis. Pancasila dalam pengertiannya yang umum, abstrak atau universal, mempunyai hakekat isi yang mutlak, bersifat tetap dan tidak berubah, yang maknanya : Mutlak, berarti bahwa pancasila sebagai filsafat Negara Indonesia mempunyai kedudukan yang mutlak yang terlekat pada kelangsungan hidup Negara Indonesia secara material, karena semua aspek pelaksanaan dan penyelengaraan Negara di jabarkan dari nilai-nilai pancasila. Bersifat tetap dan tidak berubah. Secara formal pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum termuat dalam pembukaan UUD 1945 yang kedudukannya sebagai tertib hukum yang tertinggi, maka pancasila sebagai hukum tidak bisa di ubah. Pancasila sebagai dasar filsafat Negara yang mempunyai isi arti yang abstrak, umum dan universal maka secara logis bersifat tetap dan tidak berubah, karena sifatnya yang tidak terbatas pada ruang,waktu ,jumlah serta keadaan tertentu. Isi arti pancasila yang abstrak

umum universal tetap tidak berubah dan dapat berlaku di mana saja,tidak hanya untuk bangsa dan negara indonesia, tetapi juga bagi bangsa-bangsa lain dengan ciri khusus tertentu. 2. Pancasila harus dihayati dan dilaksanakan masyarakat sehingga menjadi pola kehidupan nasional, untuk itu masyarakat harus mendalami nilai-nilai dari Pancasila. Masyarakat harus dapat melihat sikap yang Pancasilais pada para pemimpin bangsanya. Keteladanan para pemimpin merupakan kunci agar Pancasila dilaksanakan oleh warga masyarakat dengan baik, terlebih dewasa ini kita berada dalam situasi transisi atau peralihan, maka figur seorang pemimpin yang mampu memberikan keteladanan merupakan cara agar pemerintah kembali memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Apakah pemimpin-pemimpin kita sekarang ini sudah menampilkan sebagai figur pemimpin yang diinginkan oleh Pancasila? Bagaimana kriteria pemimpin yang ideal menurut Pancasila?

Jawaban : Menurut saya, para pemimpin kita sekarang ini belum cukup menampilkan figur pemimpin yang diinginkan oleh Pancasila. Pada kenyataannya para pemimpin bangsa ini dalam memimpin tidak sepenuhnya dapat menunjukkan nilai-nilai Pancasila ke dalam sikap dan tingkah lakunya dalam memimpin rakyat maupun bawahannya. Salah satunya yaitu maraknya kasus korupsi yang jelas sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mampu dan memahami arti dari kelima sila Pancasila sehingga kita akan mendapatkan seorang pemimpin yang bijaksana, yaitu jiwa pemimpin yang memiliki sifat kekeluargaan, kegotong-royongan atau kebersamaan yang disertai dan dijiwai dengan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, rasa keprimanusiaan, semangat persatuan, suasana musyawarah mufakat, dan rasa keadilan social. Namun demikian, masih ada pemerintah Indonesia yang dapat menunjjukan figur pemimpin yang diinginkan Pancasila, seperti Gubernur DKI Jakarta, Bapak Jokowi. Beliau adalah pemimpin yang disantuni banyak masyarakat karena kearifannya sebagai seorang pemimpin.

3. Buatlah skema yang menceritakan mengenai kronologis perumusan dan pengesahan Pancasila sebagai dasar Negara!

Jawaban : Kronologis Perumusan dan Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara


pemerintah Balatentara Jepang mengeluarkan janji kemerdekaan Indonesia dikemudian hari yang menurut rencana akan diberikan pada tanggal 24 Agustus 1945

Tanggal 7 Septembe r 1944

Tanggal 29 April 1945

Tindak lanjut Janji Jepang, tanggal 29 April 1945 Dikeluar kan MAKLUMAT ttg Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) DOKURITSU ZYUMBI TYOOSAKAI Tugasnya : Menyelidiki segala sesuatu mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia. BPUPK dilantik oleh Gunseikan dengan susunan : kKtua : Dr. Radjiman Wdjodiningrat Ketua Muda : Raden Panji Soeroso Ketua Muda : Ichibangase anggota: 60 orang tidak termasuk ketua dan ketua muda

Tanggal 28 Mei 1945

Sidang Pertama BPUPKI tentang Dasar Negara. 3 (tiga) tokoh nasionalis mengemukakan idenya. Tanggal Moh. Yamin 29 Mei s.d Prof. Dr. Soepomo 1 juni Ir. Soekarno 1945 Pada akhir pidatonya Ir. Soekarno mengusulkan nama PANCASILA. Maka Lahirlah Istilah PANCASILA. dibentuk PANITIA KECIL beranggota 8 orang. Tugas : Menampung usul-usul, baik lisan maupun tulisan Tanggal 1 tentang Dasar Negara. Juni 1945 dibentuk PANITIA KECIL beranggota 9 orang. Mencari dan mencapai kesepakatan antara pihak Islam dan pihak nasionalis mengenai Dasar Negara. dikemukakan rancangan PREAMBUL Hukum Dasar yang kemudian dikenal sebagai PIAGAM JAKARTA. PIAGAM ini kelak menjadi Pembukaan UUD 1945 dengan beberapa perubahan

Tanggal 22 Juni 1945

Tanggal Panitia Kecil telah menghasilkan rancangan dasar negara (Piagam Jakarta) 10 S.D 16 Juli 1945

Ada penambahan 6 anggota baru BPUPKI

Tanggal 9 Agustus 1945

BPUPKI diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) / Dokuritsu Zyunbi

Iinkai. Kemudian pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu

Tanggal 17 Agustus 1945

Proklamasi kemerdekaan Indonesia

Tanggal 18 Agustus 19

Sidang PPKI yang Pertama tanggal 18 Agustus 1945 menghasilkan rumusan penting : Mengesahkan UUD Negara RI dengan jalan : Menetapkan Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan sebagai Pembukaan UUD Negara RI, Menetapkan Rancangan Hukum Dasar dengan beberapa perubahan yang kemudian dikenal dengan UUD 1945 Memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai Badan Musyawarah Darurat.

4. Tahukan Anda apa yang dimaksud ideologi terbuka? Apakah Pancasila bisa dikategorikan sebagai ideologi terbuka? Jawab : Ya, ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak beku/kaku/tertutup dan juga tidak dimutlakkan dimana nilainya tidak dipaksakan dari luar, bukan paksaan / pemberian negara tetapi merupakan realita yang diambil dan berasal dari masyaramasyarakat itu sendiri. Pancasila adalah suatu idiologi yang terbuka, karena Pancasila telah memenuhi syaratsyarat sebagai idiologi terbuka, yaitu : 1. Memiliki nilai dasar yaitu suatu nilai yang bersumber pada masyarakat atau realita bangsa Indonesia seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan

Keadilan. Atau nilai-nilainya tidak dipaksakan dari luar atau bukan pembeberian negara. 2. Memiliki nilai instrumental yaitu suatu nilai yang bertujuan untuk melaksanakan nilai dasar, Nilai instrument contohnya yaitu :seperti UUD ' 45, UU, Peraturanperaturan, Ketetapan MPR, DPR, dll. 3. Memiliki nilai praksis yang merupakan penjabaran nilai instrumental. Nilai Praksis terkandung dalam kenyataan sehari-hari yaitu bagaimana cara kita melaksanakan nilai Pancasila dalam hidup sehari-hari, seperti toleransi, gotong-royong,

musyawarah, dll. Pancasila sebagai ideologi terbuka dapat diberikan pengertian sebagai berikut. a. Pancasila senantiasa berinteraksi secara dinamis dengan nilai-nilai dasar yang tidak berubah, dan dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang dihadapi dalam setiap kurun waktu b. Pancasila dapat membuka nilai-nilai dari luar, tanpa mengubah nilai dasar Pancasila. c. Pancasila dapat mengembangkan secara kreatif dan dinamis untuk menjawab kebutuhan zaman tanpa mengubah nilai dasar.

5. Etika adalah ilmu yang mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia. Apa hubungan fungsional Pancasila bila dikaitkan dengan system etika? Jawaban : Kata etika sangat erat kaitannya dengan moral juga aturan, dimana Pancasila juga dapat dikatakan pedoman bagi hidup bermasyarakat.

Nilai dasar yang menjadi sumber etika bagi bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan. Dalam hubungannya dengan Pancasila maka ketiganya akan memberikan pemahaman yang saling melengkapi sebagai sistem etika. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai yang menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma hukum, norma moral maupun norma kenegaraan lainnya. Di samping itu, terkandung juga pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif. Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat adalah suatu nilai-nilai yang bersifat mendasar yang memberikan landasan bagi manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa dan negara maka diwujudkan dalam norma - norma yang kemudian menjadi pedoman. Norma-norma itu meliputi : 1. Norma Moral Berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk, sopan atau tidak sopan, susila atau tidak susila. 2. Norma Hukum Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu tempat dan waktu tertentu dalam pengertian ini peraturan hukum. Dalam pengertian itulah Pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum. Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatupedoman yang langsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma.

You might also like