You are on page 1of 6

VI.

IDENTIFIKASI KATION DAN ANION

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Pada praktikum acara VI ini adalah praktikum tentang identifikasi kation dan anion. Di dalam reaksi pengendapan banyak diterapkan analisis kuantitatif. Pada analisis tersebut, kation mula-mula dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan senyawa. Kation yang larut terbentuk endapan serupa dengan kelarutan yang cukup berlainan dapat dipisahkan dengan pengendapan selektif yang dilakukan dengan pemilihan seksama dari konsentrasi anion yang diperlukan. Analisis kuantitatif adalah suatu proses untuk mengetahui ada tidaknya unusr kation atau anion dalam suatu larutan. Contoh kation yaitu ion Al3+, H+, K+, sedangkan contoh anion yaitu SO4-2, NH4-, Cl-. Identifikasi kation dan anion dilakukan agar kita dapat mengetahui jenis-jenis kation dan anion yang menyusun suatu senyawa. Dalam percobaan ini kita melakukan identifikasi ion SO42- dan Al3+ serta membedakan larutan encer dan larutan pekat. 2. Tujuan Praktikum Praktikum identifikasi kation dan anion ini bertujuan untuk : a. Mengetahui larutan untuk identifikasi ion Al3+ dan SO42-. b. Mengetahui perbedaan dari larutan pekat dan larutan encer untuk identifikasi ion Al3+ dan SO42-. 3. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum acara identifikasi kation dan anion ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 12 Oktober 2006, pukul 15.00 17.00 WIB di Laboratorium Biologi Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

B. Tinjauan Pustaka Untuk analisa anion kation Al dan Fe dipisahkan dari yang lain. Pemisahan ini menuntut pengaturan PH yang cermat, dan diusahakan PH antara 6,0 dan 6,5. Kalau PH kurang, maka Al dan Fe sukar atau tidak mengendap. Kalau PH terlalu tinggi mungkin akan mengendap, pemisahan ini disebut pemisahan asetat (Harjadi, 1986). Untuk analisa kation, bila bahan padat dilarutkan lebih dahulu, namun bila suatu berupa cairan atau larutan langsung digunakan. Pada umumnya semua kombinasi anion-kation dapat larut dalam air atau HCl tapi ada juga yang tidak larut, oleh karena itu pelarut yang biasa dipakai adalah air dan HCl encer (Anonim, 2006). Perbedaan antara larutan dengan dispersi koloidal terutama terletak pada ukuran partikelnya. Diameter dari ion dan molekul adalah antara 0,5 2,5 A. Partikel dengan ukuran sekecil ini tidak dapat dilihat pada mikroskop biasa maupun mikroskop elektron. Larutan merupakan campuran sempurna yang stabil dari partikel-partikel (atom, ion, dan molekul) (Anwar, 1981). Pengendapan suatu padatan dapat digunakan untuk menentukan komposisi suatu zat yang tepat. Di dalam melakukan percobaan pengendapan, harus sesempurna mungkin. Dalam pemurnian endapan melalui pencucian, kadang-kadang digunakan larutan pencuci yang banyak mengandung ion senama, bukan sekedar air murni. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kelarutan dari endapan tersebut. Teknik lain yang dapat lebih dipahami melalui prinsip-prinsip kesetimbangan larutan ialah pengendapan sebagian. Syarat utama untuk keberhasilan pengendapan reaksi adalah adanya perbedaan nyata dalam kelarutan senyawa-senyawa yang dipisahkan (Petrucci, 1992). Cara lain untuk analisa campuran ialah dengan menggunakan reaksireaksi selektif. Tujuan pokoknya ialah memisahkan segolongan kation dari yang lain. Misalnya bila suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sisanya tetap larut, maka setelah endapan disaring, terdapatlah dua kelompok campuran, yang isinya masing-masing kurang terpisah satu sama sebelumnya. Dengan jalan itu akhirnya setiap kation dapat terpisah satu

sama lain. Reaksi-reaksi disini menyebabkan terjadinya zat-zat baru yang berbeda dari semula dan dikenali dari perbedaan sifat fisiknya (Harjadi, 1990). C. Alat, Bahan dan Cara Kerja 1. Alat a. Tabung reaksi b. Pipet 2. Bahan a. Larutan Al2 (SO4)3 b. NaOH c. NH3 d. Al2 (SO4)3 . 18 H2O e. BaCl2 f. HCl pekat dan encer g. HNO3 pekat dan encer 3. Cara Kerja a. Ion Al3+ 1) Menambahkan tetes demi tetes larutan natrium hidroksida dalam larutan Al3+ sampai terbentuk endapan. 2) Menambahkan larutan natrium hidroksida berlebih. 3) Mengamati perubahan yang terjadi, mengamati larutan natrium hidroksida dengan larutan amoniak, membandingkan hasilnya. b. Ion SO421) Menyiapkan 4 tabung reaksi, masing-masing berisi Al2(SO4)3 sebanyak 3 ml. 2) Menambahkan 3 ml larutan barium klorida kedalam masingmasing tabung tersebut. 3) Menambahkan larutan asam klorida encer kedalam tabung I. 4) Menambahkan larutan asam nitrat encer kedalam tabung II. 5) Menambahkan asam klorida pekat kedalam tabung III. 6) Menambahkan larutan asam nitrat pekat kedalam tabung IV.

7) Mengamati perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung. D. Hasil dan Analisis Hasil Pengamatan 1. Hasil Pengamatan Tabel 6.1 Data Hasil Identifikasi Kation Al3+ Larutan Al3+ + 8 tetes NaOH Al3+ + 8 tetes + 5 tetes NaOH Al3+ + 8 tetes NH3 Al3+ + 8 tetes + 5 tetes NH3 Sumber : Laporan sementara Terbentuk Gelatin Gelatin Tepung Tepung Warna Putih Putih Agak keruh Keruh Keterangan Sedikit Banyak Sedikit Banyak

Tabel 6.2 Data Hasil Identifikasi Kation SO42Larutan I. Amonium sulfat + Barium Klorida + HCl encer II. Amonium sulfat + Barium Klorida + HNO3 encer III. Amonium sulfat + Barium Klorida + HCl pekat IV. Amonium sulfat + Barium Klorida + HNO3 pekat Sumber : Laporan sementara E. Pembahasan dan Kesimpulan 1. Pembahasan Pada acara identifikasi kation dan aniondigunakan larutan Al2(SO4)3 . 18H2O yang ditambah NaOH dan NH3 untuk ion Al3+. Sedangkan untuk ion SO42- digunakan larutan Al2(SO4)3 + BaCl2 yang ditetesi larutan HCl dan HNO3. Pada praktikum acara ini untuk identifikasi ion Al3+, pada penambahan NaOH akan menghasilkan endapan gelatin. Sedangkan penambahan amoniak akan menghasilkan endapan tepung. Terbentuk Tepung Tepung Tepung Tepung Warna Putih Putih Putih Putih Keterangan Sedikit Sedikit Banyak Banyak

Dari hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum ini adalah seperti yang telah tertulis pada tabel 6.1 dan 6.2. Pada percobaan ion Al3+, penambahan larutan seara berlebih akan mengakibatkan endapan terjadi akan larutan kembali seperti halnya dengan penambahan NaOH berlebih terhadap Al2(SO4)3 . 18H2O. Sedangkan pada praktikum SO42- penambahan Al3+ + BaCl2 menghasilkan endapan putih. Sedangkan pada penambhan Al3+ + BaCl2 sampai 8 tetes dihasilkan endapan yang lebih banyak. Hal tersebut disebabkan karena konsentrasinya rendah sehingga sedikit melarutkan. Pada larutan Al3+ + BaCl encer dihasilkan sedikit endapan karena konsentrasinya tinggi maka banyak melarutkan. Padahal seharusnya pada larutan Al3+ + BaCl2 pekat hanya sedikit melarutkan karena konsentrasinya rendah sedangkan pada larutan Al3+ + BaCl2 encer banyak melarutkan karena konsentrasinya tinggi. Kesalahan hasil pengamatan itu terjadi karena kurang cermatnya pengamatan dari praktikum dalam melihat hasil endapan yang terjadi. Atau mungkin waktu yang digunakan untuk mengendapkan terlalu singkat, sehingga larutan belum mengendap secara optimal pada saat dilakukan pencatatan. 2. Kesimpulan Dari data yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Endapan terjadi karena penambahan NaOH. b. Penambahan NaOH akan terbentuk endapan berupa gelatin. c. Jika suatu larutan encer mempunyai konsentrasi lemah sehingga bersifat membentuk endapan/mengendapkan. d. Jika suatu larutan pekat mempunyai konsentrasi lebih tinggi sehingga bersifat melarutkan. e. Sifat larutan yang diidentifikasi jika diberi larutan berlebih akan kembali seperti semua saat belum diberikan penambahan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Kation dan Anion. www.pdk.go.id. Sabtu, 14 Oktober 2006, pukul 14.00 WIB. Anwar, M. 1981. Kimia Dasar II. Bagian Kimia IPB. Bogor. Harjadi. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta. Harjadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta. Petrucci, R.H. 1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

You might also like