You are on page 1of 75

MARI BERSATU DI BARISAN KOKOH. QS.61:4 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.

NET MARI PERERAT UKHUWAH: 1 ALLAH, 1 QURAN, 1 KIBLAT, 1 ISLAM, 1 HATI


HENDAKLAH MENYERU DENGAN HIKMAH & CARA BAIK DISERTAI BUKTI SEPERTI PARA NABI MENYERU SELALU DISERTAI BUKTI.
http://islamterbuktibenar.net/?pg=articles&article=13526

ijk
.

.
. .
Segala puji hanya bagi Allah semata yang telah memberi kesempatan pada
kita semua & juga atas Hidayah serta segala nikmat yang tidak akan
pernah bisa kita hitung satu persatu.

Terimakasih kami ucapkan pada saudara saudari yg setia pada ITB versi
page www.facebook.com/1SLAM.TERBUKTI.BENAR?sk=info & versi group
www.facebook.com/home.php?sk=group_131429706933189&view=members

Kami tak dapat membalas apa-apa, hanya teriring doa agar semua
dukungan saudara-saudari menjadi amal yang berat timbangannya di hari
perhitungan kelak saat emas perak tidak berlaku lagi.



MERASAKAN NIKMAT IMAN
Generasi pertama para sahabat dapat sedemikian jaya hingga menguasai
seluruh afrika, eropa, timur tengah hingga beratus-ratus tahun lamanya.
Bagaimana cara Rasulullah Muhammad SAW mendidik para sahabat?
DAN KITA TAK KAN BANGKIT TANPA TERAPKAN & PEGANG ERAT APA
YANG RASUL AJARKAN PADA GENERASI PERTAMA PARA SAHABAT !!!
UMAT MASA INI TAK AKAN PERNAH JAYA KECUALI DENGAN DIDIKAN
YANG MEMBUAT UMAT TERDAHULU JAYA
Islam ialah agama yang mendasari ajarannya dengan realitas, bukan
didasarkan pada khayalan & ilusi. Ia TIDAK menolak perasaan saling
mencintai antar manusia, sebab itu fitrah manusia. Secara naluri kita
mencintai istri, keluarga, harta & tempat tinggal.
Seseorang ialah wajar mencintai pasangannya
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Orang Tua pun wajar jika ia menyayangi anak-anaknya
Setiap manusia wajar jika mencintai harta bendanya
Tiap insan pun wajar jika ia menyukai jabatan / nama / kedudukannya
Tapi,,, TIDAK sepatutnya hal bersifat duniawi ini lebih ia cenderungi &
cintai dibanding ALLAH & Rasul-Nya. Jika ia lebih mencintainya, berarti
tidak sempurna imannya, & bahkan dalam beberapa Hadits shahih
dikatakan TIDAK BERIMAN. Maka ia harus berusaha menyempurnakannya.
% | l. .!, 2!, 3>| /3`> `3.:s
!..% > : !!.. 3. !.. > 69|
< &! !> &#, .,. .> .! < !,
< )9 ).9
QS.9:24. Katakanlah:"Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-
isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
yang kamu khawatiri kerugiannya, & tempat tinggal yang kamu sukai, ialah
lebih kamu cintai dari Allah & RasulNya & dari berjihad di jalan nya, Maka
tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNYA".
Mencintai ALLAH & Rasul-Nya lebih dari segalanya ialah tujuan hakiki.
ALLAH, Dialah yang paling berhak dicintai, lebih patut menjadi labuhan
hati dibanding orang tua, anak, bahkan diri sendiri. Inilah maqom tertinggi
berbagai tingkatan cinta bagi para pencari cinta. MERUGILAH ORANG YG
MENCINTAI LAINNYA LEBIH DARI CINTA PADA ALLAH & RASUL-NYA
! l2 { 9 ;> ,s{ =. s <
,s .!, s . 9 `!, `,.` !L '. .
, < L !L 1- !69 9! s |
.. 9 , s _=. | < _.` > .`>9
QS.9 Taubah:120. Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah & orang2
Arab Badwi yg berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah
& tidak patut bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada
mencintai diri rasul. yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa
kehausan, kepayahan & kelaparan pada jalan Allah, & tidak menginjak
suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, & tidak
menimpakan sesuatu bencana pada musuh, melainkan dituliskanlah bagi
mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah
tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik,
Saat seorang bertanya pada Rasul SAW tentang hari kiamat, beliau
menjawab dengan sebuah pertanyaan, Apa yang sudah kau persiapkan
untuknya? Orang itu menjawab, Tidak ada lain kecuali bahwa saya
mencintai ALLAH & Rasul-Nya. Rasul bersabda:Engkau beserta orang
yang engkau cintai. (HR.Muslim)
Allah Azza wa Jalla berfirman dalam Quran surat ke 49 Hujuraat:7
=. 3 < 9 /3`-L` .. { -9 39 <
,> `39| } /3,=% . `39| 39 .9
!`.-9 79` ` :9
Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasul. jika ia menuruti
kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat
kesusahan, tapi Allah menjadikan kamu CINTA pada keimanan &
menjadikan KEIMANAN ITU INDAH di dalam hatimu serta menjadikan
kamu benci pada kekafiran, kefasikan, & kedurhakaan.
,9 < 9!, . `> . ,,,
QS.33 Al-Ahzab:6. Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri
mereka sendiri & isteri-isterinya ialah ibu-ibu mereka
Kecintaan kita pada Rasul itu mengikuti kecintaan kita pada ALLAH SWT. &
ini merupakan buah kecintaan kita pada-Nya.
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15

Saat Rasul SAW tiba di madinah, orang-orang yahudi menghampirinya
seraya pura-pura bersin di hadapan beliau, lalu mereka berkata:Kami
mencintai Allah, tapi kami tidak akan mengikutimu.
Allah Azza wa Jalla mendustakan kecintaan mereka, sekaligus membantah
pengakuan mereka dengan firman-NYA:
% | `.. ,>. < `-,.! `3,,`>` < - /39 /3, < "s '>
Katakanlah: Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi & mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. QS.3 Ali Imran:31
Jika seorang mempunyai kekasih, tentu ia akan berusaha menjadi seperti
apa yang diinginkan dambaannya itu. Maka tak jarang kita melihat
seorang yang tadinya brutal menjadi baik, yang tadinya nakal menjadi
saleh, yang tadinya hura-hura menjadi bersahaja.
Kecintaan pada Allah ialah terbukti dari ketaatannya menjalankan
perintah & menjauhi larangan tanpa paksaan, ia terbukti pula dari
pengorbanannya pada Islam, baik berupa tenaga, fikiran, waktu, harta,
jiwa, raga & bahkan nyawa.
Bangun pagi yang dipikirkan ialah umat & Islam, Saat akan tidur pun dia
niatkan sebagai istirahat untuk menghimpun kembali tenaga dalam
berjuang dijalan-NYA
KECINTAAN SEBAGAI SYARAT IMAN
Seseorang bertanya pada Rasul SAW: Ya Rasulallah, apa iman itu?
Rasul SAW menjawab, Allah & Rasul-Nya lebih kamu cintai daripada apa
pun selain keduanya.
Nabi bersabda: TIDAK BERIMAN salah seorang dari kalian sehingga aku
lebih dicintai daripada orang tuanya, anaknya & seluruh manusia. (HR.
Bukhari & Muslim)
Dalam hadits yang lain, yang diriwayatkan oleh Bukhari & Muslim, dari
Anas bin Malik: TIDAK BERIMAN KAMU sebelum Allah & Rasul-Nya lebih
kamu cintai dari siapa pun selain mereka.
TIDAK BERIMAN KAMU sebelum aku (Rasul) lebih dicintai dari
keluarganya, hartanya, & seluruh umat manusia. HR.Muslim
Sumber cinta pertama ialah Allah, lalu kita mencintai siapa saja yang
dicintai Allah, termasuk rasul-Nya.
Karena itu, doa yang biasa kita baca ialah:Ya Allah, kumohonkan pada-Mu
cinta`Mu & mencintai orang-orang yang mencintai`Mu, & mencintai setiap
amal yang membawa kami ke dekat`Mu...
Di Hadits bukhari, saat Rasul SAW ajarkan KEHARUSAN mencintai ALLAH
& Rasul-NYA:
Maka Umar bin Khatab r.a. berkata: Wahai Rasul! Demi Allah! Engkau
lebih aku cintai daripada Hartaku, keluargaku & orang tuaku, kecuali dari
diriku sendiri. (Umar lebih mencintai dirinya sendiri dibanding Rasul)
Rasul SAW menjawab: Tidak! Wahai Umar, bahkan aku harus lebih
engkau cintai daripada dirimu sendiri.
Umar berkata: Jika begitu, Demi Allah! Engkau akan lebih aku
cintai daripada diriku sendiri wahai Rasul!
Sejak sekarang, imanmu telah sempurna wahai umar! Tegas
Rasul SAW. HR. Bukhari
Dengan cinta Allah & Rasul melebihi segalanya, kita tidak menjadi benci
pada orang tua, anak, suami/istri, keluarga atau lainnya. Justru dengan
cinta Allah & Rasul, maka kita diwajibkan untuk menghormati orang tua,
meski orang tua kita masih belum juga mendapat hidayah Allah untuk
menerima Islam.

100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15

.% 7, ,-. | !| $!9!, !.>| !| -=, 8s 69
!> !. ). !; !]. % !9 % !2
QS.17:23 & Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia & hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya
atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan pada keduanya Perkataan
"ah" & janganlah kamu membentak mereka & ucapkanlah pada mereka
Perkataan yang mulia
Dengan cinta Allah & Rasul melebihi segalanya, Justru Allah
mewajibkan kita menyayangi anak, istri, & seluruh muslimin muslimah
dimuka bumi, menghormati hak tetangga meski mereka kafir, mengenal
seluruh manusia di berbagai belahan bumi & sebagainya.
Dengan cinta Allah & Rasul melebihi segalanya, kita DILARANG menjadi
pelaku bom di hotel-hotel / tempat umum/ pelaku teror, karena Allah
memerintahkan menyampaikan Islam dengan hikmah & cara yang baik, &
membantah pun harus dengan cara yang baik. Kita dilarang membunuh
manusia yang tidak berdosa dalam menyampaikan dakwah Islam.
QS.5:32.Siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka
bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya. &
Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka
seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.
KEWAJIBAN KITA HANYALAH MENYAMPAIKAN KEBENARAN ISLAM SAJA
QS.42:48. Jika mereka berpaling Maka Kami tidak mengutus kamu sebagai
Pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tak lain hanyalah menyampaikan.
Juga dalam QS.16:82,16:125,3:20,5:92,64:12
Tidak pernah ada ayat Quran menyuruh kita:Jika mereka berpaling, maka
bunuhlah mereka Atau Jika mereka berpaling, hajarlah mereka,
rampaslah hartanya..
Bukankah semua kita dilakukan karena kecintaannya tulus terhadap Allah?
Apa pula yang mendorong Hadzalah Al-Ghusail r.a., saat meninggalkan
istrinya di malam pertama pernikahannya demi menyambut panggilan
JIHAD? Padahal dia masih dalam keadaan junub? Hingga ia syahid
terbunuh di jalan Allah??? IA LEBIH MENCINTAI ALLAH & RASULNYA
DIBANDING MALAM PERTAMA BERSAMA ISTRINYA!!!
Ia korbankan jiwa, raga bahkan nyawa satu-satunya sebagai tanda
kecintaan pada Allah & RasulNYA. Rasul SAW berkata di saat
kesyahidannya seraya mengangkat wajah ke langit & memicingkan mata:
Demi Dzat yang diriku ada pada kekuasaanNYA, sungguh aku benar2 melihat
malaikat memandikan Handzalah antara langit & bumi. HR. Ibnu Saad
Bukankah ia lakukan semua itu karena cinta & memasrahkan jiwa raga
hanya pada Allah & Rasul? Demi Allah, pengorbanan tenaga, pikiran,
harta, jiwa & raga itu merupakan cinta yang paling agung & paling tinggi
derajatnya.
Versi lengkapnya silahkan download ebook berjudul DILANDA CINTA
di http://islamterbuktibenar.net/?pg=custom&id=4216
h
Saudi Arab, February 2005
Penulis
Admin www.islamterbuktibenar.net


FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15

IKHLAS AGAR AMAL TAK SIA-SIA
MUKHADDIMAH
PENTINGNYA SEBUAH TUJUAN
Seluruh aktivitas perbuatan manusia pasti didorong oleh motivasi,
sehingga dilakukan dengan sukarela tanpa beban. Faktor-faktor pendorong ini,
timbul karena kebutuhan manusia itu sendiri, seperti makan, minum & menikah.
& boleh jadi, ia timbul karena ada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Itulah yang
mendorongnya untuk terus berusaha. Karena dia menyadari kebaikan yang
tersimpan dibalik usaha & kerja keras tersebut.
Motivasi inilah yang menuntut adanya tujuan tertentu, yang terkadang
berada di luar jangkauan nalar yang ingin dicapai manusia, & tidak mustahil ia
berubah menjadi tujuan utama. Sebagian ulama mengatakan bahwa faktor
pendorong ini, terdiri dari sekumpulan motiovasi & tujuan yang hendak dicapai,
sementara (dalam buku ini), kita akan mengkonsentrasikan pembahasan pada
tujuan yang hendak dicapai. Karena, sisi ini memainkan peranan yang sangat
penting, melebihi sisi-sisi lain, walau diantara keduanya ada hubungan yang tidak
dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lain.
Tujuan yang digambarkan & dibayangkan oleh manusia, biasanya sangat
berpengaruh, oleh karenanya ada orang yang rela mengorbankan harta & nyawa
di medan tempur, hanya karena ingin gugur sebagai syahid & mengharapkan
ridha dari Allah SWT. Mereka lakukannya karena sadar akan pahala dibalik gugur
sebagai syahid sangatlah agung.
Orang-orang bijak, para penguasa, para pemimpin, para pendidik
(murabbi) & para ekonom serta yang lain-lainselalu berusaha dengan sangat
serius mengkaji motivasi & tujuan. Mereka selalu mengembangkan penelitian
yang semakin lama semakin luas & tak bertepi.
Kita sudah tahu tujuan yang ingin dicapai & harapan yang ingin diwujudkan
tanpa perlu bersusah payah, melalui pemahaman terhadap diri sendiri & orang
lain yang ada di sekitar kita. Itulah yang membuat kita tertarik & menyibukkan
akal & pikiran. Ia selalu terbayang, walau kita disibukkan oleh berbagai masalah
kehidupan, kita tidak bisa istirahat & tidak bisa tenang, hingga kita
mengetahuinya dengan baik & sempurna. Jika tidak demikian, maka penyesalan
kan selalu melekat di hati & kepedihan kan selalu menyertai jiwa kita.
Oleh karena itu, para ahli (dalam berbagai bidang ilmu), selalu berusaha
mendalami masalah yang satu ini. Tujuannya ialah untuk memahami bagaimana
mengarahkan perilaku manusia, sesuai harapan mereka. Para pakar pendidikan
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
menginginkan agar generasi yang mereka didik terdorong secara individu untuk
mewujudkan tujuan yang mereka tentukan.
Sementara para pakar ekonomi menginginkan agar produktivitas selalu
meningkat, & itu tidak akan terwujud, kecuali bila para pekerja, menjalankan
tugas dengan baik & sukarela serta yakin bahwa pekerjaan itu akan membuahkan
banyak kebaikan..begitulah selanjutnya.
Islam datang untuk meluruskan perilaku manusia, & Allah SWT, Maha
Mengetahui seluk beluk jiwa manusia itu. Oleh karenanya, Islam tidak pernah
memaksa manusia untuk memeluk Islam & mengamalkan ajarannya. Karena,
pemaksaan sangat bertentangan dengan fitrah manusia, tidak sejalan dengan
hikmah kenapa manusia diciptakan. Oleh karenanya, cara yang ditempuh Islam
ialah menjelaskan tujuan yang hendak dicapai, menjelaskan sebab-sebab yang
akan mengantarkannya pada tujuan tersebut, lalu menjelaskan apa yang akan
didapatkan oleh manusia dibalik itu, apa akibat negative yang akan diderita, jika
terjadi penyimpangan yang ditetapkan Islam. Saat kita memperhatikan al-Quran
& Hadits, kita akan tahu betapa lengkapnya pengarahan & penjelasan tujuan &
menyingkap bahaya penyimpangan.
Di sini kita bisa memahami, bahwa tujuan
yang selalu menjadi harapan setiap muslim dibalik
perbuatannya, ialah berjalan sesuai aturan,
sehingga tidak terjadi penyimpangan. Apakah suatu
amal akan bernilai pahala atau tidak, semuanya
tergantung pada tujuan yang hendak dicapai.
Seseorang yang mendirikan shalat untuk mencari
ridha Allah SWT, maka amalnya ialah amal terbaik,
sementara seseorang yang menunaikannya karena
ingin mendapatkan penghargaan dari orang lain,
maka amalnya akan berubah menjadi amal
terburuk. Seseorang yang hijrah karena patuh &
taat pada perintah Allah SWT & menolong agama-Nya, maka amalnya akan
mengantarkannya pada martabat yang lebih tinggi, sedangkan orang yang hijrah
karena mengharapkan keuntungan duniawi: seperti harta atau ingin menikahi
seorang wanita, maka amalnya tidak akan membuahkan pahala. Oleh karena itu,
Allah SWT berfirman,
Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami
segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang
kami kehendaki & Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan
memasukinya dalam keadaan tercela & terusir. & barangsiapa yang
menghendaki kehidupan akhirat & berusaha ke arah itu dengan sungguh-
sungguh sedang ia ialah mukmin, maka mereka itu ialah orang-orang yang
usahanya dibalasi dengan baik. (QS. Al-Isra [17]: 18-19)
Rasulallah S.A.W bersabda, Sesungguhnya segala amal, ditentukan oleh
niat, & sesungguhnya setiap pekerjaan (hasil-nya) akan sesuai dengan niat, siapa
yang hijrah pada Allah & rasul-Nya, maka hijrahnya ialah pada Allah & Rasul-Nya,
& siapa yang hijrah untuk mendapatkan dunia, maka dia akan mendapatkannya,
atau karena ingin menikahi seorang wanita, maka dia akan menikahinya. Oleh
karena itu, hasil hijrah seseorang sesuai dengan niatnya.
Maka, mengetahui tujuan yang hakiki, merupakan kunci sukses bagi jiwa
itu sendiri. Karena, jiwa tak obahnya bagai wadah yang menyimpan banyak
rahasia & keajaiban yang sulit dipahami. Betapa banyak pakar yang tidak mampu
memahaminya dengan sempurna & sudah berapa banyak pilosof yang
kebingungan & belum mampu mendeteksinya semenjak dulu hingga sekarang.
Sudah banyak para ahli yang memberikan pengorbanan yang tidak sedikit untuk
memahami kejiwaan manusia, & mereka pelajari seluk-beluknya, namun hasilnya
usaha yang mereka lakukan & umur yang mereka habiskan hanya membuahkan
kebingungan & kesia-siaan. Sebabnya ialah, karena mereka mengkaji hal-hal
yang tidak pernah Allah perintahkan pada mereka, & mereka pasti tidak akan
mampu lakukan penelitian mengenai masalah ini. Karena, ruh & rahasia
kehidupan manusia, merupakan rahasia Allah SWT.
Allah berfirman, .Katakanlah (hai Muhammad): "Roh itu termasuk
urusan Tuhan-ku (QS. Al-Isra [17]: 85)
Di zaman ini para ahli menyimpulkan, bahwa jiwa manusia sebenarnya
tidak berwujud sama sekali, manusia hanyalah sebagai alat yang mempunyai
sensitifitas & kesadaran, ia tidak digerakkan oleh faktor interen apa-pun. &
mayoritas peneliti berpendapat, bahwa insting & faktor pendorong fitrah, boleh
jadi merupakan mata rantai dari pantulan perbuatan.
Maka para pakar yang hanya berpedoman pada materi saja, mereka hanya
akan memandang manusia dari sudut materi pula, mereka tidak akan mengakui,
bahwa dalam diri manusia ada faktor atau sisi yang sangat berharga.
Freud menggambarkan, manusia ialah gabungan dari berbagai syahwat,
pendapat ini tidak lebih dari teori materi & tidak dapat dibenarkan sama sekali.
Mereka berpendapat manusia ialah makhluk yang diciptakan di bumi & bumi
sebagai tempat hidupnya, & dia selalu berusaha mempertahankannya, bumi
ialah tujuan & cita-cita serta harapannya yang paling tinggi.
Betapa banyak manusia yang tersesat, padahal dia sedang mencari sesuatu
yang paling dekat dengan dirinya, yaitu dirinya sendiri. Berapa banyak manusia
yang kehilangan dirinya, padahal dia sedang mencarinya. Ada kelompok yang
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
tidak mengakui hakekat manusia, karena mereka mengingkari ruh yang mengalir
dalam jasad. Ada pula yang tidak sanggup mengenal ruh dengan sesungguhnya,
walau beriman dengan keberadaannya & mengakui tujuan yang hendak dicapai.
Namun, tetap saja masih samar & manhaj atau cara yang ditempuh tetap tidak
jelas. Dengan demikian, manusia akan hidup dalam kebingungan, dia jalani
kehidupan, sementara dia sendiri tidak tahu.
Kita tidak mungkin membahas hakekat jiwa manusia, karena semua usaha
yang dilakukan kea rah itu hanya akan membuahkan kegagalan, & Allah telah
memaklumatkan, bahwa kita tidak akan mampu memahaminya. Tapi kita akan
mampu mengenal tujuannya yang sangat tinggi & terpuji. Bila ada aturan untuk
jiwa manusia, lalu berinteraksi dengannya, dia akan lakukan berbagai kebaikan &
membimbingnya untuk mewujudkan kebahagiaan & kedamaian. Inilah yang
disampaikan oleh al-Quran.
Sudah berapa banyak pengorbanan yang diberikan, padahal yang dia cari
ialah dirinya sendiri, sedangkan Islam telah memberikan solusi yang paling tepat
bagi kerumitan yang dihadapi manusia.
Islam memberikan bimbingan yang sangat mudah & manusia pasti mampu
mewujudkannya, dengan demikian, dia menemukan jati dirinya, memainkan
peranan & terus berusaha mencari & mewujudkan harapan. Jika sudah demikian,
maka derajatnya terangkat, kelelahan yang dialami akibat perbuatan orang-
orang yang sesat karena kebodohan yang berlangsung selama berabad-abad
akan terobati. Inilah yang akan kita jelaskan dalam buku ini Insya Allah.
NIAT YANG DIGARISKAN ISLAM
Tidak ada perbedaan dikalangan manusia, bahwa semua orang menginginkan
kebahagiaan. Karena mengharap kebahagiaan-lah manusia terus berusaha &
berbuat tanpa henti. Ini diakui oleh para pakar & ahli marifah serta pisikolog.
Berhubungan dengan masalah ini, Ibnu Hazim berkata: Ada harapan yang ingin
dicapai oleh semua manusia, mereka sama berusaha mencari & mewujudkannya,
harapan mereka ternyata hanya satu saja, yaitu membuang kebimbangan.
Saat aku renungkan, akhirnya aku sampai pada satu kesimpulan, bahwa
manusia hanya sama dalam berbuat baik saja, namun berbeda dalam vara
mewujudkannya, & aku juga melihat kecenderungan manusia itu berbeda-beda.
Sebenarnya, usaha yang mereka lakukan baru sebatas mengusir kebimbangan
yang melanda diri mereka. Ada yang keliru dalam menentukan jalan yang akan
ditempuh, ada yang lebih dekat pada kesalahan & ada pula yang sudah benar,
tapi kelompok yang terakhir ini sangat sedikit.
Berhubungan dengan mengusir kebimbangan, ini disepakati oleh semua
umat semenjak alam diciptakan hingga kiamat datang, & akan diikuti oleh
suasana berhisab. Disana mereka hanya akan menikmati usaha atau perbuatan
yang mereka lakukan semasa hidup di dunia, & tidak ada bantuan dari siapa pun,
maka diantara manusia ada yang tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi
situasi itu.
Penyebab perbedaan ini ialah kebodohan, betapapun tingginya ilmu yang
dimiliki manusia, betapapun beragamnya keinginan untuk mencari sesuatu,
namun pada akhirnya hanya akan membuahkan kesengsaraan & kebinasaan bagi
diri mereka sendiri. Sementara yang lain menganggap, bahwa untuk mencpai
suatu harapan, sangat sulit & berliku, sehingga mereka akan meninggalkannya,
seperti orang yang lari karena takut dengan srigala, padahal kebahagiaan &
kedamaian itu, tersimpan dalam usaha mewujudkan urusan ini.
Kebodohan ini kembali pada pemahaman masalah yang sangat terbatas &
kurangnya ilmu tentang akibat buruk perbuatan dosa (neraka atau siksa). Aku
tambahkan, bahwa apa yang akan terjadi setelah kehidupan ini, merupakan
sesuatu yang ghaib & tidak diketahui oleh manusia. Pandangan manusia hanya
terbatas pada kehidupan dunia, sebabnya ialah karena terbatasnya ilmu mereka.
Kebodohan masih diikuti oleh kezaliman terhadap diri sendiri. Karena, jiwa
akan mengikuti kesenangan manusia, seperti mendapatkan berbagai kenikmatan
yang terlihat, ia akan membuatnya buta terhadap kebaikan hakiki yang
seharusnya menjadi tujuan utama.
Allah SWT berfirman, Tapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan
duniawi. (QS. Al- la [87]: 16)
Inilah sebabnya banyak yang mendahulukan keinginan hawa nafsu & memuaskan
keinginan jasmani, sementara akhirat mereka tinggalkan begitu saja. Karena
untuk mendapatkan kebahagiaan akhirat, perlu perjuangan & pengorbanan yang
tidak sedikit, bahkan sering berseberangan dengan keinginan hawa nafsu.
Disebabkan karena manusia tidak mampu mengetahui jalan lurus & tujuan
mulia, maka Allah menurunkan bimbingan & mengutus pada Nabi & rasul untuk
menjelaskan hakekat & tujuan yang hendak dicapai manusia.
NIAT & PENGARUHNYA
Ada beberapa faktor dominan yang pengaruhi manusia agar terus berusaha
merealisasikan keinginannya, termasuk faktor alam, & Allah menciptakan ala
mini untuk manusia, untuk mewujudkan & merealisasikan keinginannya.
Sekiranya Allah tidak menciptakan dorongan-dorongan ini, maka manusia
tidak akan mau berusaha mencari rezeki, tidak akan mau makan & tidak mau
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
menikahSekelompok pakar mengadakan penelitian, bahwa faktor pendorong
itu ialah faktor alam yang tertanam dalam jiwa manusia.
Dengan adanya faktor ini, syariat menganggapnya cukup, & faktor pendorong
untuk merealisasikannya tidak hanya berdasarkan kecenderungan batin saja.
Karena faktor alam saja, cukup untuk mengerahkan manusia merealisasikan
keinginannya. Seandainya ada manusia yang ingin lakukan perbuatan yang tidak
sesuai dengan tabiatnya, seperti menikah & memakan makanan yang baik-
baikmaka apa yang mereka lakukan tidaklah terpuji dalam pandangan syariat,
bahkan dianggap sebagai pelanggaran & penyimpangan yang fatal.
Saat ada perbuatan yang tidak disukai jiwa manusia, sementara syariat
menganjurkannya, saat itu syariat akan memberikan harapan-harapan sesuai
dengan ukuran berat atau ringannya suatu perbuatan dalam pandangan
manusia. Cobalah baca kitab at-Tarhibu Wa at-Targhib, agar kita mengetahui
betapa besarnya pahala yang dijanjikan bila kita menunaikan perintah wajib &
lakukan berbagai hal yang sunnah. Saat suatu perintah didengar oleh hati &
dipahami, maka ia akan berusaha meringankan pekerjaan yang berat & sulit,
sehingga dorongan untuk merealisasikannya akan semakin kuat.
Bagi pembaca yang sudah membaca biografi para salaf yang saleh pasti
akan tajub, betapa tingginya kesabaran mereka dalam menghadapi berbagai
kesulitan & derita, betapa besarnya pengorbanan mereka di jalan Allah, mereka
tidak peduli dengan kehidupan yang sempit, rumah seadanya & sulitnya
kehidupan yang mereka jalani.
Siapa yang membaca sejarah kehidupan mereka, pasti akan tajub,
bagaimana mereka berjuang menundukkan keinginan untuk tidur nyenyak di
malam hari & menggantinya dengan shalat tahajjud & beristighfar. Mereka tidak
pernah mengharapkan pujian & ucapan terima kasih serta balasan. Bagaimana
pula mereka menundukkan hawa nafsu, mereka berpuasa pada puncak musim
panas, pada saat waktu siang jauh lebih panjang & lebih lama dari malam.
Kenapa mereka mau lakukan semua itu? Karena mereka tahu akan janji Allah
bagi siapa saja yang konsisten menjalankan syariat-Nya.
Oleh karena itu, mereka lebih memilih menunaikan apa yang disenangi
Allah SWT, dengan harapan akan mendapatkan apa yang Allah janjikan.
Kita juga melihat, syariat menambah harapan untuk menundukkan
kecenderungan hawa nafsu & bujuk rayu setan serta tantangan yang lebih berat,
yaitu dengan menundukkan nafsu amarah & tipu daya setan yang sudah terbiasa
memoles keburukan & dosa menjadi sesuatu yang baik dengan menguasai hati
manusia.
Oleh sebab itu, amal-amal yang tidak disukai jiwa & sulit direalisasikan,
saat itu Allah akan mengilhamkan pendorong, sehingga manusia akan
menganggapnya ringan & tidak menjadi beban. Lalu, dia lakukan dengan sukarela
tanpa paksaan. Inilah metode yang paling jitu bagi mereka yang banyak
membaca Al-Quran & Sunnah. Oleh karenanya, Allah mensifati Al-Quran dengan
berita gembira & peringatan.
Allah SWT berfirman, Sebagai bimbingan yang lurus, untuk
memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah & memberi berita
gembira pada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa
mereka akan mendapat pembalasan yang baik, (QS. Al-Kahfi [18]: 2)
Dan Rasulallah S.A.W mensifatinya dengan dua sifat, sebagaimana firman Allah
berikut ini, Sesungguhnya Kami mengutus engkau sebagai saksi, pembawa
berita gembira & pemberi peringatan. (QS. Al-Fath [48]: 8)

TUJUAN YANG HENDAK DICAPAI DENGAN NIAT
Luruskan Niat Dalam Beribadah
Tujuan yang hendak dicapai manusia dalam beribadah hanya satu, yaitu ridha
Allah SWT. Sebab itu, bila suatu amal diniatkan bukan untuk mencari ridha Allah
SWT, maka ia tidak akan bernilai apa-apa. Pembaca yang membaca Al-Quran &
Sunnah, tentu sudah tahu, bahwa inilah satu-satunya tujuan yang dianjurkan
dalam Islam. Perintah utama Al-Quran ialah isi & kandungan dari firman Allah,
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu & orang-
orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah [2] : 21)
Dan firman Allah, dalam QS. Al-Bayyinah [98] : 5
Dan mereka tidak diperintah, kecuali untuk beribadah pada Allah.
Hanya Satu Tujuan Dalam Al-Quran, Yaitu Ikhlas
Al-Quran mengistilahkan tujuan ini dengan ikhlas. Ikhlas tidak hanya
sekedar menghadap pada Allah dalam lakukan satu amal saja, tapi semua amal
yang dilakukan oleh mukallaf hendaknya tertuju hanya pada Allah semata.

FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
Ibadah bukan untuk meraih kekuasaan & kedudukan, tidak pula menyembah
batu, pohon, bulan & matahari. Ikhlas maksudnya ialah hanya menghadap pada
Allah semata dengan amal hati & anggota badan. Ikhlas ialah agama yang Allah
turunkan pada para Nabi & rasul, & ikhlas ialah inti dakwah & inti agama yang
disampaikan oleh para Rasul.
Allah SWT berfirman, dalam QS. Al-Bayyinah [98] : 5
Dan mereka tidak diperintah, kecuali untuk beribadah pada Allah.
Semua Rasul berkata pada kaumnya,
Beribadahlah kalian pada Allah, kalian tidak mempunyai Tuhan selain
Dia, (QS. Al-Mukminun [23]: 32)
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan padanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku,
maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (QS. Al-Anbiya [21]: 25)
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), & jauhilah Thaghut.. (QS.Nahl [16]: 36)
Definisi ikhlas menurut para ulama memang berbeda-beda, namun
tujuannya tetap sama, yaitu mengikhlaskan berbagai aktivitas untuk
mendekatkan diri hanya pada Allah saja.
Ar-Raghib mendefinisikan, Ikhlas ialah mengikhlaskan niat hanya karena Allah.
Sementara Abul Qasim al-Qusyairi mendefinisikan, Mengesakan Allah
SWT dalam berbiadah dengan niat, dalam lakukan ketaatan, hanya berharap
pada Allah saja. Tidak berpura-pura pada makhluk & mengharapkan pujian atau
supaya disayangi orang lain, atau dengan lakukan berbagai cara untuk
mendekatkan diri pada selain Allah.
Pada kesempatan lain dia mendefinisikan, Boleh juga didefinisikan bahwa
ikhlas ialah membersihkan amal dari segala pengaruh makhluk.
Izz bin Abdussalam mendefinisikan, Ikhlas ialah, bahwa seorang mukallaf
lakukan ketaatan dengan penuh keikhlasan hanya karena Allah semata, tidak
mengharapkan penghargaan dari siapapun, tidak mengharapkan manfaat
keagamaan & tidak pula untuk menolak mudarat duniawi.
Al-Harits al-Muhasibi mendefinisikan, Ikhlas ialah mengesamping-kan
makhluk dalam beribadah pada Tuhan.
Sahl bin Abdullah mendefinisikan, Ikhlas ialah diam & bergeraknya
seorang mukallaf, hanya untuk Allah semata.
Setelah mengemukakan beberapa definisi diatas, Iman Ghazali berkata,
Semua definisi ini ialah kalimat-kalimat yang padat makna & mencakup semua
tujuan yang hendak dicapai.
Ikhlas dalam buku-buku Bahasa ialah membersihkan & membedakan
sesuatu dari segala bentuk kotoran yang menghinggapinya.
Sementara al-Khilash ialah emas & perak yang sudah dibersihkan dengan api.
Makna-makna ini tertuang dalam Al-Quran,
Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya
(berupa) susu yang bersih antara tahi & darah (QS. An-Nahl [16]: 66)
Sedangkan yang dimaksud dengan firman Allah Khalashuu Najiyya pada
saudara-saudara Yusuf ialah, Mereka menghindar & berpisah darinya.
Dan yang dimaksud dalam ayat saat Allah menceritakan orang-orang
musyrik Khalishatan Lidzukuurina, maksudnya ialah, hanya kaum laki-laki saja
yang boleh menikmatinya.
Allah SWT berfirman, Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan
perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya &
(siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya
itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus
(untuk mereka saja) di hari kiamat. (QS. Al-A raf [7]: 32)
Maksudnya ialah, tak seorang kafir pun menyertai mereka dalam menikmatinya.
Dari sini dapat dipahami, bahwa antara makna Bahasa & istilah ada
keserasian, maka tujuan ikhlas ialah membersihkan niat pada Allah dari segala
kerusakan yang mencampurinya, sehingga ibadah hanya akan tertuju pada Allah
saja, bukan pada yang lain-lain.
Sungguh Sulitnya Ikhlas
Keikhlasan yang sesungguhnya, ialah tugas yang sangat berat untuk
ditunaikan oleh manusia. Namun demikian, kesulitan ini tidak begitu dirasakan
oleh orang awam, sementara para ulama merasakannya sangat berat & sulit.
Betapa banyak ulama & orang-orang saleh yang merasakan berat & sulitnya
ikhlas. Sufyan ats-Tsauri berkata: Aku tidak pernah menghadapi sesuatu yang
paling berat untuk diluruskan selain niatku, ia selalu berubah & menyeretku.
Oleh arena itu, Rasulallah S.A.W sering berdoa sebagaimana sabdanya,
Wahai dzat yang membolak balikkan hati, tetapkanlah hatiku dalam
agama-Mu. (HR. Tirmidzi, No. 49, 124 & Ibnu Majah)
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Rasulallah S.A.W sering mengatakan, Tidak, Demi dzat yang membolak
balikkan hati. HR. Bukhari, lihat Fathul Bari 13/377)
Hati memang sering mengalami perubahan saat menentukan suatu niat.
Siapa yang ingin mengetahui lebih dalam, perhatikanlah bagaimana niat begitu
cepat berubah dalam waktu yang sangat singkat. Rasulullah saq bersabda,
Semua hati berada dalam genggaman Allah, jika Allah berkehendak, Dia
akan menjadikannya istiqamah, & jika Allah berkehendak, Dia akan
mencabut keistiqamahannya, begitu juga Mizan, ia berada dalam
genggaman Allah, & Allah akan mengangkat suatu kaum & merendahkan
kaum yang lain, hingga kiamat datang. (HR. Ahmad dalam Musnadnya,
Ibnu Majah dalam Sunannya & Hakim dalam Mustadraknya. Lihat: Shahih
al-Jami 5/5623)
Rasulallah S.A.W juga bersabda,Sungguh, hati anak Adam itu lebih cepat
berpaling daripada air yang sedang mendidih. (HR. Ahmad dalam Musnadnya &
Hakim dalam Mustadraknya dari Miqdad. Lihat: Kanzul Ummal 1/216)
Penyebab berpalingnya hati ialah karena banyaknya masalah yang
dihadapi. Sedangkan hati, menurut Sahl bin Abdullah ialah, Sangat halus &
mudah dipengaruhi oleh hal-hal sepele.
Al-Harits al-Muhasibi menjelaskan hal-hal yang biasa mempengaruhi hati,
yaitu terdiri dari tiga faktor:
Pertama: Berupa teguran dari Allah SWT. Rasulallah S.A.W bersabda,
Siapa yang Allah kehendaki menjadi hamba yang baik, maka Allah akan
menjadikan baginya penegur dalam hatinya.
Dalam hadits lain Rasulallah S.A.W juga bersabda, Allah memberikan
perumpamaan jalan yang lurus & di kedua sisinya terdapat dinding, di dinding itu
ada pintu-pintu yang terbuka, & pada setiap pintu ada hijab yang menutupi,
sementara diatasnya ada orang yang memanggil: Wahai manusia, tempuhlah
halan ini dengan baik & janganlah kalian sampai menyimpang. Lalu ada lagi
seorang penyeru, saat seseorang ingin membuka hijab salah satu pintu itu, dia
berkata: Celaka kamu, janganlah kamu buka pintu itu. Karena, bila kamu
membukanya, maka kamu harus memasukinya.
Jalan yang dimaksud itu ialah agama Islam, dua pagar yang disebutkan itu
ialah aturan & ketentuan Allah SWT, sedangkan pintu-pintu yang terbuka itu
ialah semua hal yang diharamkan Allah, sementara penyeru yang berada di jalan
itu ialah Al-Quran & penyeru dari atas jalan itu ialah petugas Allah yang berada
dalam hati manusia.
Al-Muhasibi berkata, penegur yang Allah tugaskan akan selalu berada
dalam hati seorang muslim, & Allah akan menumbuhkan perasaan dalam
hatinya, atau dengan menugaskan seorang malaikat untuk lakukan itu.
Kedua: Tipu daya & was-was yg dihembuskan setan, Allah SWT memerintahkan
Rasul-Nya untuk segera berlindung pada Allah dari bujuk rayu setan,
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah pada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(QS. Al-a raf [7]: 200)
Allah memberitahu bahwa setan selalu berusaha menggoda & merayu manusia,
(Berlindung)-lah dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. QS. Naas: 4-5
Allah memang memberi kemampuan pada setan untuk menyelinap ke
dalam hati manusia. Dalam sebuah hadits, Rasulallah S.A.W menjelaskan,
Sesungguhnya setan memasuki pembuluh darah anak Adam.
(HR. Bukhari & Muslim)
Tujuannya ialah untuk membisikkan kejahatan pada manusia, tapi bila
seorang hamba berzikir mengingat Allah, maka setan itu akan lari.
Setan akan selalu berusaha menghiasi kejahatan & maksiat supaya
dilakukan oleh manusia. Allah SWT berfirman,
Tidakkah kamu lihat, bahwasanya Kami telah mengirim syaitan-syaitan
itu pada orang-orang kafir untuk menghasung mereka berbuat ma'siat
dengan sungguh-sungguh?, (QS. Maryam [19]: 83)

Maksudnya ialah, setan selalu mengajak mereka untuk lakukan perbuatan
maksiat & dosa dengan segala usaha.
Allah SWT berfirman, Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang
menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan & di belakang
mereka... (QS. Fushshilat [41]: 25)
Dan Allah SWT menjelaskan bagaimana tipu daya & bujuk rayu setan untuk
menyesatkan manusia. Allah berfirman,
Yang dila'nati Allah & syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan
mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan
(untuk saya), & aku benar-benar akan menyesatkan mereka, & akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka & menyuruh mereka
(memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
memotongnya, & akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah)
(QS. An-Nisa [4]: 118-119)
Dalam hadits lain Rasulallah S.A.W bersabda,
Sesungguhnya setan selalu menghadang manusia dalam segala kesempatan, ia
menghadangnya di jalan Islam & berkata: Apakah kamu akan masuk Islam, lalu
meninggalkan agamamu & agama nenek moyangmu. Namun demikian, hamba
ini tidak menghiraukan rayuan itu & tetap memeluk agama Islam.
Lalu setan merayunya di jalan hijrah & berkata: Apakah kamu akan hijrah
& meninggalkan kampong halaman & tanah tumpah darahmu?
Sesungguhnya perumpamaan orang yang hijrah itu tak obahnya seperti
kuda dalam perjalanan, hamba itu pun tidak menghiraukan bujuk rayu setan ini,
& dia pun tetap hijrah.
Lalu setan merayunya di jalan jihad, yaitu berjihad dengan jiwa raga &
harta benda, setan akan berkata: Apakah kamu akan membunuh, akan rela
terbunuh, lalu isterimu akan dinikahi orang lain & harta kekayaanmu akan dibagi-
bagikan? Hamba itu pun tidak peduli dengan bujuk rayu setan yang terkutuk ini,
lalu dia pun berjuang di jalan Allah. (HR. Ahmad dalam Musnadnya, lihat juga
Ighatsatu al-Lahfan 1/101)
Dan diantara hikmah Allah menciptakan hati manusia sebagai medan perjuangan
ialah, karena hati selalu dipengaruhi oleh malaikat & setan, terkadang ia
dibimbing oleh malaikat & pada kesempatan lain, ia dikuasai oleh setan.
Allah SWT berfirman, Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu
dengan kemiskinan & menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah
menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya & karunia (QS. [2]: 268)
Rasulallah S.A.W menjelaskan hal itu dalam sabdanya,
Sesungguhnya malaikat & setan akan mempengaruhi hati manusia.
Adapun pengaruh malaikat, ialah berupa ajakan lakukan kebaikan &
membenarkan janji-janji Allah, sedangkan ajakan setan, ialah menjanjikan
kejahatan & mendustakan apa-apa yang Allah janjikan, lalu Rasulallah S.A.W
membaca firman Allah,
Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kalian, dengan kemiskinan & menyuruh
kalian berbuat kejahatan (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan &
karunia untuk kalian dari-Nya. (HR. Tirmidzi, l;ihat Misykah 1/28)
Ibnul Qayyim menerangkan hadits ini, Malaikat & setan selalu datang silih
berganti ingin menguasai hati manusia seperti silih bergantinya siang & malam.
Ada manusia yang waktu malamnya lebih panjang dari siang, sementara yang lain
lebih panjang siangnya & ada pula yang semua waktunya hanya siang saja,
sementara yang lain hanya malam saja.
Hasan Basri berkata, Keduanya (malaikat & setan) ialah kebimbangan
yang senantiasa menguasai hati manusia, ada kebimbangan yang datang dari
Allah & ada pula yang datang dari musuh Allah, & Allah merahmati hamba yang
berpikir saat menghadapi kebimbangan, jika ia datang dari Allah, maka dia akan
melaksanakannya, & jika ia datang dari setan, maka dia akan berusaha
menundukkannya.
Bila setan berusaha menguasai manusia & membujuk dengan berbagai cara,
maka semua jasad manusia itu akan rusak secara total. Rasulallah S.A.W
bersabda,
Ketahuilah, bahwa dalam diri manusia terdapat segumpal darah, bila ia
baik, maka akan baiklah jasad itu secara keseluruhan & bila ia rusak, maka
akan rusak pulalah jasad itu secara keseluruhan. Ketahuilah, segumpal
darah itu ialah hati.(HR. Bukhari & Muslim)
Dalam hadits lain Rasulallah S.A.W bersabda, Sesungguhnya amal itu ialah
seperti bejana, bila bagian bawahnya bersih, maka bagian atasnya juga akan
ikut bersih & bila bagian dalamnya kotor, maka bagian atasnya juga akan ikut
kotor. (HR. Ibnu Majah & Ahmad)
Ibnul Qayyim berkata, Setan mampu menyihir akal, sehingga terpedaya, tidak
ada yang selamat dari tipu dayanya selain orang yang dijaga oleh Allah SWT.
Setan selalu memperindah perbuatan jahat jadi kebaikan yang sangat berharga &
menghalangi manusia untuk berbuat kebaikan yang paling bernilai, sehingga dia
menganggapnya sebagai suatu amal yang paling berbahaya & tak berharga.
Tidak ada Tuhan selain Allah, betapa banyak manusia yang ditipu & dirayu
setan, betapa banyak hati manusia yang dihalangi dari iman, Islam & ihsan &
betapa banyak kebatilan yang lebih ditonjolkan & dianggap kebaikan. Sementara
kebaikan, sengaja dikubur & diperlihatkan seperti sesuatu yang tidak baik!
Betapa banyak orang-orang rakus yang menikah dengan orang-orang yang arif!
Inilah salah satu tipu daya setan terhadap akal manusia, ia akan senantiasa
berusaha menjerumuskan & membujuk manusia agar mau memperturutkan
hawa nafsu, hingga akhirnya mengikuti semua jalan kesesatan satu persatu
dengan perlahan tapi pasti.

100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Ketiga: Pihak ketiga yang mempengaruhi hati ialah sebagaimana yang
dikemukakan oleh al-Muhasibi: Nafsu akan selalu mengajak manusia untuk
lakukan perbuatan tercela, mengajak pada kedurhakaan & kejahatan.
Allah SWT berfirman, Sesungguhnya nafsu itu selalu mengajak pada
kejahatan. (QS. Yusuf [12]: 53)
Nabi Yaqub as berkata pada anak-anaknya saat mereka mengatakan
bahwa srigala telah mencabik-cabik & memakan jasad Yusuf as.
Sebenarnya kalian-lah yang memandang baik perbuatan (yang buruk).
(QS. Yusuf [12]: 18)
Allah SWT menjelaskan kisah seorang manusia yang membunuh saudaranya
sendiri, Maka hanya nafsu Qabil-lah yang menjadikannya menganggap mudah
membunuh saudaranya. (QS. Al-maidah[5]: 30)
Nafsu amarah biasanya ditunggangi oleh berbagai keinginan & syahwat. Oleh
sebab itu, seorang muslim hanya akan selamat dalam menghadapi perjuangan ini
dengan menundukkan & mengalahkan keinginan hawa nafsu itu sendiri.
Inilah tiga faktor yang senantiasa mempengaruhi hati manusia, seorang
hamba hendaklah selalu siap untuk menyelamatkan diri dari wayuan hawa
nafsunya, berusaha mengekang & mengendalikan nafsu amarah, mempersiapkan
segala sesuatu untuk memerangi & menundukkan musuh; yaitu setan, berperang
melawan setan dengan senjata yang sudah Allah berikan, yaitu dzikir, membaca
ayat-ayat Al-Quran & beribadah serta lakukan berbagai kebaikan lainnya.
Hanya Allah Tujuan Kita
Berharap & berniat hanya karena Allah, bukan tidak punya alasan yang logis &
tujuan yang hakiki dalam membimbing akal menuju ketenangan & kedamaian
jiwa. Berikut ini akan kita kemukakan sebagian hakikat yang akan diwujudkan
oleh niat yang ikhlas dalam beribadah & mendekatkan diri pada Allah SWT.
1. Tujuan Tertinggi Yang Tiada Bandingannya
Semua manusia; mukmin & kafir, mempunyai tujuan yang hendak dicapai,
& mereka akan terus berusaha merealisasikannya. Demikianlah fitrah pemberian
Allah. Manusia selalu bercita-cita & berkeinginan, berusaha & bergerak. Oleh
karena itu, nama yang paling baik ialah Harits (selalu berusaha) & Hammam
(mempunyai cita-cita tinggi) sebagaimana yang disebutkan dalam sabda
Rasulallah S.A.W. Karena semua manusia selalu berusaha (Harits) & semua
manusia mempunyai cita-cita & keinginan yang tinggi (Hammam).
Manusia diciptakan mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan
sesuatu, mempunyai keinginan & mendapatkan pertolongan, mendapatkan
tempat bergantung. Boleh jadi yang dia tuju ialah Allah & boleh jadi selain Allah,
& manusia memang mempunyai banyak keinginan.
Sebab, manusia tidak bisa hidup sendiri, selalu membutuhkan orang lain untuk
menutupi kekurangan, menyempurnakan & melengkapi serta mendapatkan apa
yang dia inginkan. Kebutuhan ini selalu ada & tidak pernah habis.
Dan diantara kelemahan manusia ialah, mengharapkan sesuatu dari
sesama makhluk, dia mengira bahwa makhluk akan mampu memenuhi
keinginannya. Rasulallah S.A.W bersabda,
Jika sekiranya anak Adam memiliki dua lembah emas, sungguh dia akan
menginginkan lembah emas yang ketiga. (HR. Bukhari & Muslim)
Jiwa manusia selalu ingin mendapatkan apa yang belum dia dapatkan. &
semua kebutuhan itu tidak akan terpenuhi, kecuali bila dia sudah sampai pada
Tuhan yang disembahnya, bila dia sudah mengenal & berusaha mencari
keridhaan-Nya. Pada saat itulah, hatinya akan mendapatkan ketenangan hakiki.
Allah SWT berfirman,
Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati akan mendapatkan
ketenangan. (QS. Ar-Raad [13]: 28)

Tidak ada yang dapat merangkul ketenangan selain sampai pada Allah
dengan marifah yang sempurna, berniat hanya karena-Nya & mengharap hanya
pada-Nya.
Dalam mencari harapan, jiwa manusia bertingkat-tingkat & selalu ingin
mendapatkan yang terbaik & paling sempurna. Sedangkan semua
kesempurnaan, hanya ada pada dzat Allah. Berhubungan dengan masalah ini,
Ibnu Khaldum berkata: Akal selalu menginginkan apa yang menjadi harapannya,
yaitu marifah (mengenal Allah) & ilmu (yang akan mengantarkan pada marifah),
pemikiran akan selalu berusaha encari & merindukan kesempurnaan yang lebih
tinggi untuk mengenal Sang Pencipta, karena hanya Dia Yang Lebih Sempurna,
sedangkan makhluk, semua mempunyai kekurangan & kelemahan.
Akal selalu berusaha berdampingan dengan-Nya, semua gerakannya seragam &
tidak pernah bosan, tidak pernah merasa lelah & letih sebagaimana yang biasa
dirasakan oleh jasad, akal selalu berpindah lebih cepat dari kilat & udara.
Penyebab utama yang membuat manusia selalu mencari sesuatu yang
paling rendah & tak berharga, mencari apa-apa yang tidak mampu menolak
kemudaratan & mendatangkan manfaat ialah, karena ilmu yang keliru, karena
kebodohan & cita-cita yang terlalu rendah. Semakin benar ilmu yang didapatkan
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
oleh seseorang, kebodohannya akan semakin berkurang. Saat itu, keyakinannya
akan semakin lurus, cita-citanya akan semakin tinggi & akan berusaha mencari
hal-hal yang lebih berharga.
Tapi apa yang hendak dikata, ada orang yang cita-citanya tidak lebih dari
sekedar mendapatkan sesuap nasi untuk mengeyangkan perutnya, mendapatkan
minuman untuk menghilangkan rasa dahaga yang dia rasakan & hanya sekedar
mendapatkan pakaian untuk menutupi auratnya saja, jangankan orang-orang
yang beriman, kalangan jahiliyah pun mencela orang yang seperti ini.
Betapa banyak orang yang hanya mengharapkan kenikmatan dunia,
minum khamar & bersenang-senang dengan para wanita penghibur, & sedikit
orang yang bercita-cita tinggi untuk membela orang yang lemah & sengsara.
Beginilah keadaan orang-orang jahiliyah dulu.
Tharafah bin Abd, seorang penyair Jahiliyah yang meninggal pada tahun
60 sebelum hijrah telah menghabiskan separuh umurnya untuk bersenang-
senang dengan para wanita, sementara separuhnya lagi, dia habiskan untuk
merebut kekuasaan, namun semua usahanya hanya sia-sia, akhirnya dia pun
mati. Apa yang dia cari selama ini tidak pernah berhasil, lalu jejak langkahnya
diikuti oleh al-Mutanabbi yang mati karena memperebutkan kekuasaan, tapi
semua usahanya hanya bagai fatamorgana belaka.
Adapun cita-cita seorang muslim, ialah mencapai tujuan tertinggi tiada
tara & mengharapkan sesuatu yang tiada bandingnya. Pernah dikatakan pada
salah seorang saleh: Cita-cita si Fulan itu sangat tinggi. Dia menjawab: jika begitu,
berarti dia hanya mengharapkan surga yang Allah janjikan. Dalam kitab Uyun al-
Akhbar dikisahkan bahwa Umar bin Abdul Aziz as didatangi oleh seseorang
yang berpakaian lusuh. Umar berkata: Wahai laki-laki yang berpakaian lusuh,
sesungguhnya aku mempunyai jiwa yang selalu terjaga hingga aku menjadi
pemimpin. Saat aku duduk di kursi kepemimpinan, ia semakin berkeinginan
untuk menjadi Khalifah, & saat aku berhasil menjadi Khalifah, jiwaku justru
menginginkan surga.
2. Hanya Allah Yang Berhak Penerima Pengabdian
Hanya ridha Allah-lah yang patut dicari, bukan yang lain-lain. Karena hanya
Allah-lah yang mempunyai sifat-sifat kemuliaan & kesempurnaan. Dialah yang
paling sempurna pada dzat & Sifat-Nya, Dia-lah yang memberi nikmat,
mendatangkan manfaat & mudarat, memberi & melarang, menolong &
merendahkan & Dia pula yang memuliakan & menghinakan. Allah berfirman,
Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan
pada orang yang Engkau kehendaki & Engkau cabut kerajaan dari orang yang
Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki & Engkau
hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan
malam ke dalam siang & Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau
keluarkan yang hidup dari yang mati, & Engkau keluarkan yang mati dari yang
hidup. & Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).
(QS. Ali Imran[3]: 26-27)
Hanya pada Allah-lah tempat berharap, karena Dia-lah dzat Yang
menciptakan, memberi petunjuk, memberi makan & minum, menyembuhkan
yang sakit & mengampuni dosa-dosa & kesalahan.
Allah SWT berfirman, (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka
Dialah yang menunjuki aku, & Tuhanku, Yang Dia memberi makan & minum
padaku, & apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, & Yang akan
mematikan aku, lalu akan menghidupkan aku (kembali), & Yang amat kuinginkan
akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.
(QS. Asy-Syuara[26]: 78-82)
Dari Allah-lah permulaan & pada-Nya akan kembali segala sesuatu, hanya Dia
yang patut dipuji, tiada Tuhan selain Dia & hanya Dia yang patut disembah.
Allah SWT berfirman, Dan bahwasanya pada Tuhamulah kesudahan
(segala sesuatu), & bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa &
menangis, & bahwasanya Dialah yang mematikan & menghidupkan, &
bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria & wanita. dari
air mani, apabila dipancarkan. & bahwasanya Dia-lah yang menetapkan kejadian
yang lain (kebangkitan sesudah mati), & bahwasanya Dia yang memberikan
kekayaan & memberikan kecukupan, & bahwasanya Dialah yang Tuhan (yang
memiliki) bintang syi'ra, & bahwasanya Dia telah membinasakan kaum 'Aad yang
pertama, & kaum Tsamud. Maka tidak seorangpun yang ditinggalkan Nya
(hidup). (QS. Najm [53]: 42-51)
Allah ialah dzat Yang mempunyai sifat-sifat & perbuatan sebagaimana
dituangkan dalam ayat diatas, maka Dia berhak untuk disembah, sementara yang
lain (makhluk), tidak berhak disembah & tidak patut diagungkan, ridha-Nya-lah
yang patut dicari, tempat berlindung & tempat meminta kenikmatan.
Beribadah pada Allah merupakan hak-Nya murni, tidak disertai oleh siapapun.
Muadz bin Jabal ra menceritakan: Dalam suatu perjalanan, aku berboncengan
dengan Rasulallah S.A.W di punggung keledai, lalu beliau berkata padaku:
Wahai Muadz, apakah kamu tahu, apa saja hak Allah atas hamba-Nya, & apa
saja hak hamba atas Allah? Aku menjawab: Allah & rasul-Nya yang lebih
mengetahui. Lalu Rasulallah S.A.W bersabda, Hak Allah atas hamba-Nya yaitu
mereka menyembah-Nya & tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun,
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
sedangkan hak hamba atas Allah, ialah bahwa Dia tidak akan menyiksa orang-
orang yang tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
(HR. Bukhari & Muslim)
Hanya Allah yang patut disembah, karena takut (akan siksaan-Nya) &
harap (akan pahala yang Dia janjikan), tempat berserah diri & bergantung, shalat
& puasa, zakat & haji serta nazar, hanya karena dzat-Nya semata.
Jika sekiranya Allah tidak menciptakan surga & neraka, tidak ada pahala &
dosa, maka Allah tetap menjadi dzat yang paling pantas untuk disembah. Dalam
sebuah atsar disebutkan,
Jika Aku tidak menciptakan surga & neraka, tidakkah Aku pantas untuk
disembah?, Dengan demikian, Maha Benar Allah Yang berfirman,
Dia ialah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa pada-Nya & berhak memberi
ampunan. (QS. Al-Mudastsir [74]: 56)
Seorang ahli syair bersenandung,
Jika berita berbangkit tidak disampaikan oleh Rasul-Nya
dan panasnya api neraka belum menyala-nyala
Tidakkah merupakan kewajiban menunaikan hak
mematuhi Tuhan yang mengatur langit & bumi?
3. Ridha Allah Berbuah Bahagia
Bila masih ada tujuan yang diinginkan oleh seorang hamba dibalik amal-
amal-Nya selain mencari ridha Allah, maka dia akan semakin sengsara dengan
amal & dirinya sendiri. Kehidupan yang dia jalani hanya akan menjadi mata rantai
kesengsaraan, walau dia memiliki dunia & segala isinya. Karena sumber
kebahagiaan & kesengsaraan, selalu bersarang dalam relung hatinya. Manusia
diberi fitrah untuk beribadah pada Allah & meminta pertolongan hanya pada-Nya
saja.
Bila manusia tidak mendapatkan ini, maka apa-pun yang akan dia raih,
tidak adakan berarti apa-apa, sedangkan orang yang mencari keridhaan selain
ridha Allah, maka keadaannya sama dengan seorang yang memakai jam tangan,
lalu dia pukuli dengan palu. Ini namanya menzalimi jam tangan, karena ia dibuat
bukan untuk itu, tapi untuk mengetahui perjalanan waktu.
Jiwa manusia, diciptakan untuk beribadah & berharap pada Allah, bila dia
beribadah & berharap pada selain Allah, sesungguhnya dia telah menzalimi
dirinya sendiri. Oleh karenanya, dalam Al-Quran disebutkan,
Sesunggunya syirik itu ialah kezaliman yang sangat besar. (QS.Luqman: 13)
Sementara berharap pada selain Allah, sebenarnya merusak jiwa,
Sungguh, merugilah orang yang mengotori jiwanya. (QS. Asy-Syams[91]: 10)
Sebagaimana berharap pada dzat-Nya saja dengan ibadah, lakukan
perbaikan & mensucikan diri, merupakan keberuntungan.
Sungguh, beruntunglah orang-orang yang mensucikan dirinya
(QS. Asy-Syams[91]: 9)
Sesungguhnya fitrah akan selalu mendorong manusia untuk beribadah, ia
akan mencari siapa yang berhak disembah. Allah telah mengutus para Rasul
untuk membimbing manusia, memperkenalkan mereka pada dzat yang patut
mereka sembah. Saat itu, manusia akan sampai pada tujuan yang sudah lama dia
cari, yaitu dzat yang akan dia sembah, yang tidak mungkin dihindari, &
ketenangan akan diperoleh bersama-Nya. Inilah kebutuhan manusia yang
sebenarnya, & inilah hajat jiwa manusia yang sesungguhnya.
Allah SWT berfirman, Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus pada
agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu (QS. Ar-Rum[30]: 30)
Bila manusia berusaha menentukan arah hidupnya jauh dari aturan Allah,
maka dia akan menemukan kesengsaraan, karena cita-cita & tujuan akhir yang
hendak dia capai sudah bercabang. Bila cita-cita seorang hamba sudah
bercabang, maka dia akan dibimbangkan oleh berbagai cita-cita duniawi yang
sebenarnya tidak berharga, saat itu kebingungan akan menyelimutinya, kemana
dia akan pergi & jalan mana yang akan dia tempuh serta bagaimana caranya
menelusuri jalan itu?
Terkadang dia menempuh jalan ke Timur & pada kesempatan lain,
menempuh jalan ke Barat. Boleh jadi dia akan menyembah berhala & pada
kesempatan yang lain menyembah Matahari atau Bulan. Terkadang dia rela
dengan ini & pada kesempatan yang lain dia akan marah. Perbuatan yang
sebenarnya baik, akan dia anggap sebagai perbuatan yang tidak baik setelah
beberapa waktu berlalu.
Saat itu, manusia akan mengalami kegelisahan, selalu dilanda kegalauan &
tekanan batin serta berbagai penyakit jiwa lainnya, bahkan dapat
menjerumuskannya pada tindakan bunuh diri.

FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
Sedangkan seorang muslim, hanya mempunyai satu tujuan. Oleh sebab itu,
niatnya hanya satu, manhaj yang akan mengantarkannya pada tujuan hanya ada
satu, yaitu selalu berusaha menelusuri keridhaan Allah & berjalan sesuai dengan
petunjuk-Nya. Dengan demikian, niatnya akan menjadi satu & harapannya juga
satu. Berhubungan dengan ini, Rasulallah S.A.W bersabda,
Siapa yang ingin mencari kebahagiaan di akhirat, maka Allah akan
menjadikan kekayaan dalam hatinya, Allah akan mengumpulkan
kekuatannya & dunia akan mendatanginya, padahal dia tidak
menginginkannya, & siapa yang ingin mendapatkan kemegahan dunia,
maka Allah akan menjadikan kefakiran selalu berada di pelupuk matanya,
urusannya akan menjadi berantakan & dunia yang menjadi tujuannya
tidak akan dia dapatkan, kecuali hanya sesuai dengan suratan yang sudah
ditakdirkan baginya. (HR. Tirmidzi & ad-Darimi)
Saat tujuan yang hendak dicapai tidak hanya satu, maka ia akan
mengantarkan manusia menuju kesengsaraan. Karena manusia hanya
mempunyai satu hati, tidak mungkin manusia akan menyembah dua Tuhan, ingin
mewujudkan dua tujuan & membagi dua amal-nya.
Allah SWT berfirman, Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang 2
buah hati dalam rongganya. (QS. Al-Ahzab[33]: 4)
Manusia hanya mempunyai satu hati yang seharusnya menghadap pada
satu Tuhan, tapi manakala dia beribadah pada dua sesembahan, maka ia akan
menyebabkan kesengsaraan bagi hati & jiwa sekaligus. Ini berarti penyimpangan
& jauh dari kebenaran. Sedangkan kebahagiaan, hanya tersimpan pada
penghambaan diri yang jujur pada Allah, bukan pada yang lain.
Ini di dunia, & masih ada kesengsaraan & kebahagiaan di akhirat, keduanya
sangat ditentukan oleh perjalanan hidup mansia di dunia ini. Maka orang yang
hanya mencari keridhaan Allah semata di dunia, bukan ingin menyenangkan yang
lain-lain, beramal untuk tujuan yang kekal, maka di akhirat nanti, dia pasti
termasuk golongan orang-orang yang beruntung & mendapat kebahagiaan. &
kebahagiaan itu, sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Ghazali:
Kekal tiada kefanaan, lezat tiada kelelahan, gembira tanpa ada kesedihan,
kaya tanpa ada kefakiran, sempurna tanpa ada kekurangan sedikit pun & mulia
tanpa ada kehinaan sedikit pun. Inilah kebahagiaan hakiki yang kekal,
sedangkan kebahagiaan yang lain-ain, akan lenyap & habis. Ibnu Hazm berkata:
Bila Anda mengikuti segala sesuatu, maka ia akan merusak Anda sendiri,
akhirnya ia akan lenyap & habis, hingga Anda sadar bahwa beramal hanya untuk
akhirat saja. Karena semua angan-angan yang Anda capai, setelah itu Anda akan
diikuti oleh penyesalan, mungkin karena ia pergi dari Anda & mungkin juga
karena Anda yang pergi meninggalkannya. Keduanya harus Anda lalui & Anda
hadapi, kecuali bila Anda beramal hanya untuk mencari ridha Allah, niscaya Anda
akan menemukan kebahagiaan, cepat atau lambat. Adapun di dunia, jangan
hiraukan apa-apa yang menjadi perhatian banyak orang, niscaya Anda akan
dihargai oleh kawan & lawan, sedangkan di akhirat, Anda akan mendapatkan
balasan surga yang abadi.
Berhubungan dengan kesengsaraan & kebahagiaan di dunia & di akhirat
ini, Allah berfirman,
Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat & tidak
akan celaka. & barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, & Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia:
"Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta,
padahal aku dahulunya ialah seorang yang melihat? Allah berfirman:
"Demikianlah, telah datang padamu ayat-ayat Kami, maka kamu
melupakannya, & begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan. &
demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas & tidak percaya
pada ayat-ayat Tuhannya. & sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat
& lebih kekal. (QS. Thaha[20]: 123-127)
4. Tidak Ada Jalan Untuk Membebaskan Jiwa Manusia, Kecuali
Dengan Menghadap Allah Semata
Pemahaman tentang ubudiyyah (beribadah) pada Allah dalam Islam,
merupakan kebebasan yang paling tinggi & martabat yang paling sempurna. Bila
ibadah dilakukan dengan benar, berrati dia telah membebaskan diri dari
kekuasaan & perbudakan makhluk & tunduk kepdanya. Seorang muslim
memandang alam dengan pandangan kekuasaan, sedangkan Allah menciptakan
segala sesuatu untuk manusia & ditundukkan untuknya.
Allah SWT berfirman, Dan Allah tundukkan bagi kalian semua yang ada di
langit & di bumi secara keseluruhan (QS. Al-Jatsiyah[45]: 13)
Jika demikian, maka seorang muslim tidaklah pantas tunduk pada makhluk
& makhluk tidak layak dijadikan tujuan,karena kedudukannya sangat rendah,
dank arena ia diciptakan untuk dimanfaatkan sebagai sarana kemaslahatan bagi
orang-orang muslim.
Seorang muslim tidak pantas diperbudak oleh manusia lain, karena
semuanya ialah hamba Allah. Jika ada manusia yang berbuat semena-mena,
seorang muslim patut menyampaikan kalimat yang hak atau kebenaran serta
mengingatkan akan tujuan kenapa mereka diciptakan, kemana mereka akan
dikembalikan & mengingatkan kelemahan mereka, agar mereka sadar.
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Dengan beribadah pada Allah, sebenarnya manusia telah terbebas &
merdeka dari segala pengaruh hawa nafsunya, karena hawa nafsu ialah berhala
terburuk yang disembah. Allah SWT berfirman,Apakah kamu melihat orang
yang menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhannya? (QS. Al-Furqan[25]: 43)
Karena, terkadang manusia menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan yang
disembah & menguasai jiwanya. Tindakannya hanya akan sesuai dengan
keinginan hawa nafsu & usahanya akan sejalan dengan kehendak hawa nafsunya
dalam mencari apa yang ia inginkan.
Islam menganggap tunduk pada hawa nafsu yang biasa mengajak manusia
lakukan berbagai hal yang haram ialah dosa. Adapun melawan hawa nafsu untuk
lakukan berbagai hal yang haram walau disukai oleh jiwa- ia merupakan bagian
kebebasannya masih terbatas, dengan meninggalkan sebagian yang ia senangi,
tapi sesungguhnya dia telah bebas dari kekuasaan hawa nafsu pada sisi lain.
Orang yang mengatakan bahwa mereka mampu merealisasikan kebebasan
jauh dari aturan Allah & manhaj-Nya, maka apa yang mereka kemukakan itu ialah
keliru besar. Karena, manusia & seluruh makhluk akan tetap menjadi hamba,
suka atau tidak suka. Tapi, manakala dia menolak untuk tunduk pada Allah
karena pilihannya sendiri, berarti dia akan tunduk pada makhluk yang
kedudukannya sama dengan dirinya sendiri, tidak mampu mendatangkan
manfaat & tidak pula kuasa menolak bahaya. Bahkan, boleh jadi dia akan tunduk
& patuh pada makhluk yang lebih rendah & lebih hina dari dirinya.
Dengan demikian, berarti dia sudah menukar ubudiyyah pada Allah
dengan ubudiyyah pada makhluk, & dia tidak akan pernah keluar dari
perbudakan menuju kebebasan yang hakiki. Bahkan, dia mungkin akan
menghindari berubudiyyah pada Allah, lalu berubudiyyah pada Thaghut,
berhala atau patung, manusia, matahari atau bulanDan Allah mencela orang-
orang yang bersifat seperti ini.
Allah berfirman, Diantara mereka ada yang Allah jadikan kera & babi
serta penyembah Thaghut. (QS. Al-Maidah[5]: 60)
Cobaan yang diturunkan Allah pada mereka ialah sebagai balasan dari
pendustaan mereka, bahwa mereka rela diperbudak oleh para Thaghut, padahal
sebelumnya mereka ialah penyembah Allah.
Akhir-akhir ini banyak semboyan-semboyan kebebasan yang disuarakan, mereka
mengatakan bahwa revolusi Perancis-lah yang mendeklarasikan dasar-dasar
kebebasan ini, & PBB juga mendukungnya. Padahal, sebenarnya bukanlah
demikian. Apa yang mereka lakukan, tidak lebih dari mengeluarkan manusia dari
perbudakan perundang-undangan & ras menuju perundang-undangan baru & ras
yang baru. Namun demikian, mereka tetap saja diperbudak, walau mereka
menganggap diri mereka sudah bebas & merdeka.
Perundang-undangan & aturan itu tidak akan pernah mengeluarkan mereka dari
perbudakan manusia & menjerumuskan pada perbudakan yang zalim, kecuali
bila mereka sudah jadi hamba Allah & hanya taat serta patuh pada-Nya.
Bila mereka hanya berniat untuk mencari keridhaan-Nya semata, saat itu
mereka akan merasakan kebebasan yang sebenarnya dari kekuasaan penguasa.
Bahkan, akan terbebas dari perbudakan hawa nafsunya sendiri yang senantiasa
mengalir dalam tubuhnya.
Kebanyakan manusia tidak berubudiyyah pada Allah, tapi berubudiyyah
pada selain Allah. Orang-orang komunis ialah manusia yang paling pembangkang
terhadap & paling jauh dari Allah. Mereka sangat sombong & tidak mengakui
keberadaan Allah, seperti di Rusia & China.
Kebebasan yang mereka gambor-gemborkan tak lain dari kebohongan &
fatamorgana belaka. Orang-orang Komunis hanya ingin membebaskan dari dari
kekuasaan Allah SWT, lalu mendirikan Negara sebagai Tuhan yang mampu
memproduksi kebebasan bagi rakyatnya & melarang mereka untuk
mengemukakan pendapat. Sementara itu, pemerintah berkuasa penuh atas hak
milik rakyat, jutaan orang ditangkap serta dibuang ke Siberia, dikurung dalam
penjara yang disediakan untuk menampung banyak orang. Saat merayakan hari
besar, belasan juta orang disuruh melintas sambil menundukkan kepala di
hadapan patung pendiri komunis yang tidak manusiawi itu di Moskow. Mereka
telah berhasil mengeluarkan manusia dari hanya sekedar gelap menuju
kegelapan sejati, mereka mengeluarkan manusia dari suatu sesembahan pada
sesembahan yang lain (selain Allah). Padahal, tidak ada yang mampu
membimbing manusia untuk menyembah Allah, selain Islam.
Sungguh benar apa yang dikemukakan oleh salah seorang panglima kaum
muslimin saat berhadapan dengan angkatan perang Persia, dia berkata, Allah
telah mengutus kami untuk mengeluarkan manusia dari menyembah makhluk
untuk menyembah Allah, mengeluarkan manusia dari kesemena-menaan
berbagai agama menuju keadilan Islam & mengeluarkan manusia dari sempit
dunia menuju luas & betapa indahnya dunia & akhirat.
Siapa yang tidak mau menerima Islam sebagai agama & menjadikannya
sebagai sumber hukum, maka sesungguhnya dia telah berada dalam kubangan
kotoran yang paling busuk yaitu kotoran jahiliyah. Allah SWT berfirman,
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, & (hukum) siapakah
yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?
(QS. Al-Maidah [5]: 50)
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
Siapa yang tidak mengakui Allah sebagai Tuhan yang disembah, maka
sesungguhnya dia telah menghinakan dirinya sendiri dengan menyembah
berbagai makhluk yang boleh jadi lebih rendah & lebih hina dari dirinya sendiri.
Sementara itu, mereka telah menginjak-injak harga diri mereka sendiri. Islam
menganggap orang yang cita-cita & tujuan tertingginya ialah uang, emas & perak
serta pakaian & makanan, ialah sebagai budak dari berbagai materi yang
menguasai dirinya. Rasulallah S.A.W bersabda,
Celakalah orang yang diperbudak oleh Dinar & Dirham, celakalah orang yang
diperbudak oleh pakaian mewah, celaka & hina & bila dia tertusuk duri, dia tidak
mampu mengeluarkannya. (HR. Bukhari, lihat Misykat al-Mashabih 2/649)
5. Karunia Allah & Kebaikan Terhadap Hamba
Diantara sebab yang mengharuskan manusia beribadah pada Allah ialah,
bahwa Allah SWT selalu berbuat baik & memberi mereka berbagai karunia. Di
balik itu, Allah tidak pernah mengharapkan balasan dari mereka. Allah telah
memudahkan berbagai kebaikan & menyingkap mana yang berbahaya &
memberi mudarat. Semua itu bukan bertujuan agar Allah mendapatkan
keuntungan & penghargaan dari manusia, & tidak pula untuk menolak
kemudaratan atas dzat-Nya, tapi ialah sebagai rahmat & kebaikan-Nya.
Manusia lakukan kebaikan pada orang lain ialah karena mengharapkan
sesuatu, jika tidak karena mengharapkan ridha Allah. Karena, bila orang sudah
saling mencintai, maka dia akan meminta agar apa yang dia inginkan dapat
dipetik dari orang yang mencintainya. Apakah mereka mencintainya karena
kecantikan atau karena ketampanan lahir atau batinnya. Bila mereka mencintai
para Nabi & orang-orang saleh, mereka pasti ingin bertemu, mereka ingin
melihat & mendengar ucapannya. Demikian juga halnya orang yang mencintai
seseorang karena keberanian, karena kepemimpinan, karena kecantikan &
ketampanan atau karena kedermawanannya, pasti ada sesuatu yang diharapkan
dibalik perasaan cintanya tersebut. Jika tidaklah karena harapan itu, maka
mereka tidak akan mencintainya.
Jika mereka mendapatkan keuntungan, seperti dibantu & diberi sejumlah
uang, atau diselamatkan dari bahaya seperti sakit, paling tidak dengan doa atau
dengan memberikan pujian, mereka pasti mengharapkan balas jasa, jika
perbuatan itu tidak dilakukan karena Allah semata.
Angkatan perang, para pelayan di istana, para buruh di berbagai
perusahaan & para pembantu Presiden, semuanya mau bekerja karena ingin
mendapatkan sesuatu. Tidak ada yang berharap lebih, kecuali jika sudah
diberitahu, dididik oleh pihak lain, pendidikan itu ialah pendidikan agama, atau
karena adanya kecenderungan naluri untuk berlaku adil & berbuat baik untuk
balas jasa & saling mengasihi. Jika tidak demikian, maka tujuannya ialah tujuan
yang pertama, yaitu mendapatkan keuntungan pribadi. Inilah hikmah yang dapat
dijadikan barometer kemaslatan bagi makhluk-Nya.
Manusia selalu mengharapkan berbagai kebaikan untuk diri mereka,
sedangkan Tuhan menginginkan agar diri Anda menjadi milik Anda sendiri.
Ikhlas Dalam Beribadah
Siddiq Hasan Khan berkata: Tidak ada perbedaan pendapat dikalangan
para ulama, bahwa ikhlas ialah salah satu syarat sah & diterimanya suatu amal,
diantara mereka yang mendukungnya ialah Iz bin Abdussalam, dia berkata:
Ikhlas dalam beribadah ialah termasuk syarat. Sementara Imam Qurthubi
mengatakan bahwa ikhlas termasuk hal yang wajib dalam beribadah. & Ibnu
Taimiyyah mengatakan bahwa ikhlas dalam beribadah hukumnya ialah fardhu.
Oleh karena itu, sangat aneh bila sebagian pengikut madzhab Hanafi
mengatakan bahwa ibadah akan sah tanpa ikhlas. Al-Humawi berkata: Bila
seseorang lakukan shalat karena riya & sumah, maka shalatnya sah menurut
hukum fikih, karena dia sudah menyempurnakan syarat & rukunnya. Namun
demikian, dia tidak berhak mendapatkan pahala, karena tidak adanya
keikhlasan.
Pada kesempatan lain dia juga berkata: Niat yang ikhlas, sangat
menentukan dalam hal mendapatkan pahala, bukan sah-nya suatu ibadah,
karena pahala didasarkan pada adanya keinginan yang kuat, yaitu ikhlas,
sedangkan sahnya ibadah, tidak tergantung pada ikhlas, tapi tergantung pada
asal niat. Jika ada orang yang shalat karena riya, maka shalatnya tetap sah,
namun tidak mendapatkan pahala.
Ibnu Abidin berkata: Ikhlas ialah salah satu syarat untuk mendapatkan
pahala, bukan syarat sah-nya ibadah. Jika ada yang berkata: Lakukanlah shalat
Zhuhur, aku akan memberimu uang sebanyak satu Dinar, lalu dia shalat untuk
mendapatkan uang satu Dinar, maka yang berjanji memberinya uang sebaiknya
tidak memberinya sebagaimana yang dijanjikan. Karena, dalam ibadah fardhu
tidak ada istilah riya untuk menggugurkan kewajiban.

100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Demikianlah pendapat mereka, jika mereka bermaksud untuk menjelaskan
bahwa keikhlasan tidak diperlukan dalam beribadah, tapi masalahnya ialah
antara seorang hamba dengan Allah SWT, sebagaimana yang dikemukakan dalam
kitab adz-Dzakhirah al-Murdhiyah. Maka apa yang mereka kemukakan itu ialah
benar. Tapi, jika mereka mensahkan ibadah & menganggap niat sebagai syarat
untuk mendapatkan pahala, bukan untuk kesahan ibadah, maka apa yang
mereka katakana ini ialah keliru.
Pendapat dua orang hali Fikih ini dikemukakan karena pengaruh pembagian ilmu-
ilmu dalam Islam menjadi bagian-bagian tersendiri, bahkan sampai pada
masalah-masalah yang sebenarnya satu, akhirnya dipisah ikhlas ialah salah satu
pembahasan ilmu tauhid yang merupakan pondasi bagi setiap amal & perbuatan
hati, perkataan atau perbuatan badan, & masalah keikhlasan ini sepatutnya
mendapat perhatian serius. Adapun seperti yang dikatakan oleh orang-orang
akhir-akhir ini bahwa ikhlas merupakan masalah tambahan & pelengkap niat,
bisa jadi niat aka nada tanpa ikhlas. Sementara pembahasan para ahli Fikih,
hanya terbatas pada niat & hukum-hukum yang mereka bahas berhubungan
dengan niat saja, pendapat ini tidaklah sepenuhnya benar.
Imam Suyuthi mengatakan: Tidak sah-nya ibadah orang yang menyembelih
dengan niat berkurban karena Allah dank arena selain Allah pada waktu yang
sama, yang demikian itu ialah karena tidak adanya keikhlasan.
Kita telah mengemukakan pendapat sebagian ulama yang menganggap
ikhlas sebagai syarat, mereka yang mengatakan bahwa suatu ibadah yang
dilakukan karena tidak ikhlas ialah batal. Al-Haththab berkata: Orang yang ikhlas
beribadah ialah orang yang amalnya bersih dari segala bentuk cacat kemusryikan
& riya, itu akan terjadi jika tujuannya beramal hanyalah untuk mendekatkan diri
pada Allah SWT & mengharapkan pahala yang dijanjikan-Nya. Tapi, manakala dia
berbuat & bertindak bukan karena Allah, tapi karena ada tujuan duniawi, maka
apa yang dia lakukan tidak akan bernilai ibadah, tapi akan berbalik menjadi
musibah yang akan menjerumuskan pelakunya.
Ibnu Taimiyah menjelaskan, mereka yang membayarkan zakat pada
penguasa karena takut diancam, takut leher mereka akan dipancung atau harga
diri mereka akan dilecehkan, atau harta mereka akan disita, begitu juga mereka
yang menunaikan shalat karena takut, beliau mensifati mereka dengan sifat
munafik & riya, lalu beliau berkata: Menurut pendapat kami & mayoritas
ulama, bahwa ibadah yang mereka lakukan ialah ibadah yang rusak & tak
bernilai, jika niat mereka seperti ini, maka ibadah itu tidak menggugurkan yang
fardhu.
Rasulallah S.A.W bersabda, Sesungguhnya Allah tidak akan menerima
amal seseorang, kecuali yang dilakukan dengan ikhlas dank arena ingin mencari
ridha Allah semata. (HR. Nisai, lihat Shahih al-Jami 2 hadits No. 1852)
IKHLASLAH, JANGAN TERTIPU
Diantara kendala yang senantiasa menghadang manusia dari dulu hingga
sekarang ialah karena mereka tidak mengikuti kebenaran sebagaimana mestinya,
bahkan mereka cenderung berlebih-lebihan atau malas. Oleh sebab itu, banyak
orang yang mempertuhankan Nabi Isa as. Kita juga menemukan seperti
Komunitas tidak memberikan kebebasan pribadi pada masyarakatnya & berbagai
kelompok lain, sednagkan pada sisi lain, mereka memberikan kebebasan tanpa
batas seperti yang dilakukan oleh kelompok kepitalis. Lalu datanglah Islam
membawa manhaj atau aturan hidup yang sangat- toleran & pertengahan, &
ummat ini ialah ummat yang pertengahan. Allah SWT berfirman,
Demikianlah, Kami jadikan kalian sebagai umat pertengahan.
(QS. Al-Baqarah[2]: 143)
Pertengahan ialah yang terbaik, karena surga Firdaus ialah surga yang paling
tinggi & terletak di jantung surga, disanalah hulu sungai-sungai yang mengalir di
surga sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa hadits Rasulallah S.A.W.
Dalam membahas ikhlas, ada kelompok yang berlebih-lebihan
mendefinisikannya. Bahkan, untuk mendapatkannya, merupakan hal yang sangat
sulit & hanya bisa dijangkau dengan khayalan. Jika kita renungkan apa yang
mereka kemukakan tentang sifat-sifat orang ikhlas, maka kita akan menemukan
banyak kesulitan untuk menemukan siapa sebenarnya yang ikhlas.
Dalam buku yang sederhana ini, kita hanya ingin mengembalikan
kebenaran ke tempatnya semula & menyingkap kepalsuan yang menyelimuti
ikhlas yang dianggap sebagai pondasi yang paling dasar & akhir dari segala
tujuan. Jika tidak demikian, maka keputusan akan selalu menimpa orang-orang
yang berjalan mencari ridha Allah. Jika putus asa sudah menguasai manusia,
maka mereka tidak akan beramal lagi, mereka akan bertindak menentang
manhaj atau aturan Allah SWT.
1. Ikhlas Tanpa Keinginan (Iradah)
Sebagian orang yang mencari ridha Allah berpendapat, bahwa ikhlas tidak
akan terwujud, kecuali bila mampu menghilangkan keinginan & tidak melihat
pada amal-nya. Mereka berpendapat bahwa orang yang belum mampu
menghilangkan keinginan & memandang amalnya, dianggap dapat mengurangi &
merusak keikhlasan. As-Sahrurdi mensifati mereka sebagai orang yang belum
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
ikhlas. Sebagian mereka mengingatkan, Bila mereka sudah melihat keikhlasan
dalam keikhlasan, maka keikhlasan mereka masih membutuhkan keikhlasan yang
lebih mendalam. Al-Jurjani mendefinisikan bahwa orang yang ikhlas tidak lagi
mempunyai kehendak, ia menukil dari Muhyiddin bin Arabi yang berkata dalam
al-Fathu al-Makki: Orang yang ikhlas ialah orang yang hanya focus pada Allah
semata, tidak memperhatikan yang lain-lain & tidak pula minta diperhatikan
serta tidak mempunyai keinginan selain mencari ridha Allah. Dia menjelaskan,
orang yang ikhlas ialah: Yang menyadari bahwa tidak ada sesuatupun yang
terjadi, kecuali sesuai dengan kehendak Allah, bukan atas kehendak yang lain-lain
(selain Allah). Saat itu, seorang hamba hendaklah mampu menghilangkan
keinginan & kehendaknya dalam menunaikan kehendak Allah. Oleh sebab itu, dia
tidak pantas berkehendak jika tidak akan sejalan dengan kehendak Allah.
Pada kesempatan lain dia mendefinisikan orang yang ikhlas ialah: Yang tidak
mempunyai keinginan. Ada pula yang menukil dari Abu Hamid (Imam Ghazali)
yaitu: Orang yang dibukakan baginya pintu nama-nama Allah & masuk bersama
orang-orang yang sampai pada Allah melalui nama-nama-Nya.
Jurjani menyebutkan tingkatan yang lebih tinggi dari itu dengan
mendefinisikan orang yang ikhlas: Seperti besi yang ditarik oleh magnet,
dijauhkan dari keinginannya & diikuti oleh persiapan yang sempurna. Dengan
demikian, dia akan melintasi berbagai penghalang & tingkatan tanpa harus
menghadapi perjuangan yang berarti.
Ini dijelaskan oleh Imam Ghazali dalam Ihya-nya: Niat ialah permulaan
iman. Oleh sebab itu, ketaatan orang yang beriman bermula dari ikhlas, lalu hati
menjadi bangkit dari tidurnya bersama jiwa menuju Allah, karena hati selalu
bersama jiwa, & yang membangkitkan itu disebut niat. Lalu dia menjelaskan
bahwa ada beberapa kaum yang tidak lagi membutuhkan niat, karena kedudukan
mereka sudah lebih tinggi dari niat itu sendiri, dia berkata: Dan orang-orang
yang yakni, telah melintasi kedudukan & derajat ini, sehingga hati mereka selalu
bersama Allah & tidak lagi bersama jiwa. Mereka sudah kosong dari niat, karena
niat ialah bangkit, maka bangkitnya hati dari pengaruh & bujukan syahwat serta
kebiasaan pada Allah ialah dengan lakukan ketaatan, yaitu dengan niat.
Sedangkan orang yang hatinya terpaut pada keesaan dzat Allah, saat itu tidak lagi
dikatakan bangkit pada Allah, karena dia sudah diliputi oleh berbagai keagungan
Allah, menolak tempat yang ia tempati & berangkat menuju Allah SWT.
Apa yang kami nukil ini perlu dijelaskan & diteliti dengan baik.
Mungkinkah Beramal Tanpa Keinginan (Iradah)?
Masalah penting yang perlu dijelaskan & diteliti ialah, pendapat yang
mengatakan adanya kemungkinan beramal tanpa keinginan. Mungkinkah?
Sebagian orang mencoba membayangkan, bahwa yang demikian itu bisa terjadi.
Mereka mengira bahwa kesempurnaan pengabdian, ialah tidak adanya keinginan
sama sekali. Sebabnya, ialah karena mereka tidak merasakan iradah atau
keinginan tersebut disebabkan karena ibadah mereka yang berlebihan. Karena,
iradah ialah sesuatu, sedangkan merasakannya ialah sesuatu yang lain & tidak
ada hubungannya. Saat mereka tidak merasakannya, mereka mengira bahwa
keinginan itu tidak ada. Ini sangat keliru, karena seorang hamba tidak mungkin
bergerak, jika tidak ada keinginan.
Sebagian ahli ibadah & para pencari ridha Allah ingin membuang
keinginan, karena hanya bertujuan mencari ridha Allah & fana dalam menuju
Allah, bukan untuk menyenangkan selain Allah. Saat itu, dia hanya akan
menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah, inilah yang mereka sebut dengan
Fana dari semua makhluk.
Tapi, sebenarnya hati yang lebih tertarik untuk berdzikir, beribadah & mencintai
Allah menyebabkan mereka lemah terhadap selain Allah, sehingga hanya Allah
yang ada dalam hati mereka, sebagaimana dikemukakan dalam firman Allah,
Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa
[1114]
. Sesungguhnya hampir saja ia
menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hati-
nya. (QS. Al-Qashash[28]: 10)
Maksudnya ialah kosong dari segala sesuatu, kecuali dari mengingat Musa. Ini
biasa dialami oleh orang yang tiba-tiba dikejutkan oleh sesuatu, seperti cinta,
takut atau harap. Saat itu, hati hanya akan memperhatikan apa yang ia cintai, ia
takuti atau ia cari, saat ingatan & perasaannya hanya tertuju pada satu saja.
Saat keadaan itu semakin kuat di hati para pencari ridha Allah, maka Allah akan
fana bersama makhluk, akan hilang dengan sebutan-Nya dari berdzikir pada-Nya,
kebaikan-Nya akan hilang dengan mengenal-Nya. Bahkan, orang yang tidak tahu
pun akan fana, yaitu makhluk yang menyembah selain Allah, & yang akan tinggal
hanya satu yaitu Allah SWT. Yang dimaksud dengan kefanaan hamba ialah dalam
kesaksian & dzikir, fana untuk mengetahui & menyaksikan dzat-Nya.
Berhubungan masalah ini, banyak orang-orang mencintai yang lemah & tidak
mampu membedakannya. Sebagian mengira bahwa itulah Sang Kekasihnya.
Banyak orang yang tergelincir. Padahal, para sahabat & para wali Allah
terdahulu, seperti Abu Bakar & Umar serta orang-orang yang lebih dulu memeluk
Islam dari kalangan Muhajirin & Anshar tidak pernah lakukan hal-hal seperti ini,
apalagi orang yang lebih baik dari mereka, seperti para Nabi. Ini baru terjadi
sepeninggal para sahabat.
Para sahabat ialah orang-orang yang paling sempurna, paling teguh &
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
konsisten dalam keimanan, akal mereka tidak pernah mengalami seperti itu, &
belum pernah kita baca dalam sejarah bahwa diantara mereka yang sampai
pingsan & fana atau mabuk dalam berdzikir. Pada awalnya cara-cara seperti itu
ialah buatan para ahli ibadah dari kalangan Tabiin di Bashrah, bahkan ada yang
sampai tidak sadar & pingsan saat mendengarkan bacaan ayat-ayat al-Quran,
bahkan ada yang langsung meninggal.
Akhirnya apa yang mereka lakukan itu ditiru oleh sebagian ahli ibadah
sepeninggal mereka. Saat itu, mereka mengucapkan kalimat-kalimat yang walau
benar, namun keliru dalam mengucapkannya.
Ini bukan berarti kesempurnaan, karena kesempurnaan itu ada pada
keinginan mencari ridha Allah Yang Maha Esa saja dalam keadaan sadar &
mampu membedakan antara yang benar dengan yang salah. Karena,
kesempurnaan bukan berarti hamba tidak peduli dengan makhluk. Tapi,
kesempurnaan seorang hamba ialah memperhatikan & peduli terhadap orang
lain dalam hal menunaikan perintah Allah, menyadari bahwa dirinya berjalan
sesuai dengan kehendak Allah & beribadah pada-Nya, & dapat dijadikan contoh
& peringatan. Sehingga apa yang mereka lihat, akan menjadi pendorong
keikhlasan mengharapkan ridha Allah semata.
Alah SWT berfirman, Sesungguhnya dalam penciptaan langit & bumi, &
silih bergantinya malam & siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadan berbaring & mereka memikirkan tentang penciptaan langit &
bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiialah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali-
Imran[3]: 190-191)
Kita sudah sama-sama tahu bahwa Rasulallah S.A.W dimirajkan ke langit &
diperlihatkan padanya banyak peristiwa & tanda-tanda kekuasaan Allah, lalu
Allah memberinya wahyu tentang munajat atau shalat. Keesokan harinya, dia
sudah sampai di Makkah dengan keadaan yang tidak berubah sama sekali.
Rasulallah S.A.W tidak pernah mengalami apa yang dialami oleh para ahli ibadah
dalam berdzikir & bermunajat (berdoa) & tidak pula lupa dengan makhluk saat
dinaikkan ke langit.
Banyak orang beribadah yang keliru, mereka mengira bahwa cara yang
paling sempurna ialah dengan menghilangkan semua keinginan. Tujuan mereka
sesuai dengan yang ditakdirkan Tuhan, & mereka mengira bahwa cara yan
seperti ini merupakan hakekat yang sangat agung.
Mereka berkata: sesungguhnya metode seperti ini akan mengkonsentrasikan
hati, sehingga jalan yang ditempuh tidak akan bercabang. Saat itu, dia tidak
melihat perbuatan & tindakan makhluk, tapi hanya akan melihat pada kehendak
Allah saja. Sebenarnya, mereka selalu bertolak belakang dengan naluri & hati
mereka sendiri. Boleh jadi seorang hamba ditakdirkan menjadi fasik, berbuat
kejahatan & membunuh serta tindakan negative lainnya, tapi ini tidak diinginkan
Allah, bahkan dimurkai-Nya. Oleh sebab itu, seorang hamba hendaklah melihat
berbagai hal, bukan hanya menyerah pada takdir belaka, tapi juga harus
berusaha menjalankan kewajiban & meninggalkan larangan Allah SWT. Sehingga
keinginan hamba akan sesuai dengan kehendak Allah & menahan diri dari apa
saja yang Allah larang. Karena orang yang menginginkan apa yang lakukan hal-hal
yang haram & meningalkan yang wajib, lalu mengatakan bahwa dirinya sudah
menunaikan kewajiban sebagai seorang hamba, karena apa yang diperbuatnya
merupakan perbuatan Allah pada dirinya, bukan perbuatan pribadinya.
Jika demikian, maka dia akan berdosa (meninggalkan perintah & lakukan
tindakan yang haram). Ini ialah kesesatan yang nyata & jauh dari kebenaran.
Seorang hamba yang tidak menginginkan sesuatu, tidak dapat dikategorikan
sebagai kebenaran & tidak pula termasuk kebenaran, bila seseorang
menginginkan apa yang sudah terjadi. Tapi yang benar ialah hamba yang
berkeinginan sesuai dengan kehendak Allah & mencintai apa yang dicintai Allah.
Fana Yang Sebenarnya
Fana ialah kalimat yang tidak pernah disebutkan dalam AL-Quran & tidak
pula dalam Sunnah Rasulallah S.A.W. Ia mengandung makna hak & makna batil.
Pada lembaran terdahulu sudah kita kemukakan tentang kekacauan yang dijalani
oleh sebagian manusia. Ada yang berlebih-lebihan, mereka mengatakan bahwa
Allah menggantikan kedudukannya, sehingga yang tinggal hanya Allah semata.
Keberadaan Allah merupakan bagian dari keberadaan makhluk, sehingga tidak
lagi dapat dibedakan antara makhluk dengan Khaliq (Allah). Ini merupakan
kesesatan yang paling besar & fatal!!
Mereka mengira bahwa para sahabat yang saleh juga menempuh jalan
seperti yang mereka lalui, padahal bukanlah demikian. Bila sebagian mereka
mengatakan: Aku tidak melihat selain Allah, atau aku tidak akan memandang
pada selain Allah, atau aku tidak akan memandang pada selain Allah. Maka yang
mereka maksud ialah: Hanya Allah saja yang aku akui sebagai Tuhan &
sesembahan, tidak ada yang menciptakan & tidak ada yang mengatur selain Dia,
& tujuanku hanyalah mencari keridhaan-Nya.

FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
Keberadaan Allah sangat jelas dengan adanya makhluk, ini bukan berarti,
dalam diri makhluk ada dzat Allah & dalam Dzat-Nya ada makhluk. Para salafus-
saleh sepakat mengatakan, wajib mengesakan Allah Yang bersifat Qadim (dahulu
tanpa awal) dari yang hadits (makhluk) & membedakan antara makhluk dengan
Khaliq (Pencipta).
Maka fana yang dikemukakan oleh orang-orang yang saleh, seperti Abdul
Qadir yang mengatakan, Fanalah dari makhluk dengan hukum Allah, fanalah
dari hawa nafsu Anda dengan perintahnya & fana-lah dari kehendaknya dengan
perbuatan & tindakannya Maka tanda-tanda kefanaan Anda dari makhluk
ialah, bila Anda tidak lagi berhubungan dengan mereka, tidak sibuk berharap &
tidak mengharapkan apa yang ada di tangan mereka Ini tidaklah termasuk
fana yang tercela. Maksudnya ialah, manusia tidak berharap pada selain Allah
SWT, sehingga seorang hamba tidak lagi mempunyai keinginan selain apa yang
diperintahkan oleh Allah SWT.
Inilah sebenarnya yang dimaksud oleh orang-orang yang saleh yang paham
tentang apa yang diridhai Allah sesuai dengan harapan Rasulallah S.A.W, inilah
yang disebut oleh sebagian orang sebagai fana yang merupakan hakekat Islam,
mutiara iman & intisari Al-Quran serta agama yang diridhai Allah SWT, & inilah
yang kita sebut ikhlas.
Dan makna-makna yang mereka istilahkan dengan fana, sebenarnya
sangat jauh dari pemahaman agama & kehendak Allah SWT. Mereka berusaha
menyampaikan, mempraktekkan & mengajak orang banyak untuk
merealisasikannya, semua ini banyak menimbulkan kerusakan & penyelewengan
serta melelahkan orang-orang saleh.
2. Mengosongkan Diri Dari Kecenderungan & Dorongan Alami
Ada sekelompok umat Islam yang mengatakan, ikhlas tidak mungkin akan
sempurna, kecuali bila manusia sudah mampu menghapus kecenderungan
(fitrah) yang Allah ciptakan dalam dirinya, sehingga tidak lagi terpengaruh oleh
dunia, & jiwanya tidak lagi cenderung pada kesenangan duniawi. Al-Junaid
mendefinisikan tasawwuf, Membersihkan diri dari memperturutkan keinginan
duniawi, meninggalkan kebiasaan, memendam sifat-sifat kemanusiaan &
menghindari kecenderungan jiwa & fitrah serta mendahulukan sifat-sifat ruhani.
Sahrurdi berkata: Seorang murid (yang mendekat Allah) harus meninggalkan
harta, jabatan & meninggalkan makhluk dengan tidak memandang mereka.
Imam Ghazali berkata: Seseorang hanya akan sampai pada Allah, jika
tidak lagi berhubungan dengan dunia & selalu berusaha merealisasikan cita-cita
cara berpikir pada masalah-masalah ketuhanan.
Mereka yang berpendapat seperti ini, banyak berkorban untuk mencari apa yang
mereka harapkan, tapi pengorbanan & usaha mereka tidak pada tempatnya.
Oleh sebab itu, mereka banyak mengalami kegagalan. Sebagai contoh, Abu Yazid
telah menghabiskan umurnya selama empat puluh tahun, dalam waktu yang
cukup panjang itu dia berusaha memutuskan hubungan denga dunia lahir &
batin. Lalu, ke mana dia sampai? Dia menceritakan, Selama dua belas tahun aku
berusaha membersihkan jiwa, lima tahun berikutnya, aku menjadi cermin bagi
hatiku. Enam tahun lalu aku bercermin, ternyata aku sudah terbelenggu dengan
sangat kokoh, lalu aku berusaha membuka & memutus belenggu itu selama dua
belas tahun berikutnya. Lalu aku perhatikan, ternyata di perutku juga ada ikatan,
aku berusaha membukanya selama lima tahun berikutnya, aku berusaha mencari
tahu bagaimana cara membuka & memutuskannya, aku pun mengetahui
caranya. Lalu aku memandang makhluk, aku lihat mereka sudah mati & aku pun
menshalatkan mereka dengan empat kali takbir.
Pengorbanan umur yang cukup panjang yang dipersembahkan oleh laki-
laki ini, ternyata tidak membuahkan apa-apa. Karena, Allah menciptakan
manusia sesuai dengan fitrahnya, dia akan berusaha menggalang semua
kebutuhan hidupnya, seperti makanan, minuman & menikah. Bila manusia ingin
membuang & menghapuskan kecenderungan fitrahnya, maka usahanya hanya
akan membuahkan kegagalan & ingin mendapatkan sesuatu yang mustahil.
Berhubungan dengan masalah ini, al-Harits al-Muhasibi berkata: Sesungguhnya
manusia diperintah untuk berjuang melawan hawa nafsu, bukan untuk
membunuh & menghapuskan kecenderungan & fitrah.
Jika manusia ditugaskan untuk lakukan itu, maka tugas itu sangat berat &
tak akan sanggup mereka jalankan. Imam Syathibi menjelaskan kecenderungan
ini denga mengatakan: Sifat-sifat yang merupakan tabiat manusia, seperti ingin
makan & minum, mereka tidak dibebani untuk membuang & tak pula diperintah
untuk membunuh kecenderungan instingnya, karena tugas membuang &
membunuh itu, merupakan sesuatu yang mustahil, sebagaimana mereka tidak
diperintah untuk memperbaiki apa yang diciptakan Allah pada jasadnya & tidak
pula menyempurnakan apa yang kurang. Karena, yang demikian itu diluar
kemampuan manusia, & syariat tidak menuntutnya & tidak pula melarangnya.
Berbagai usaha yang dilakukan untuk membunuh kecenderungan & fitrah,
tapi akibatnya ialah perang batin yang sangat hebat dalam diri yang lakukannya,
& pengaruhnya sangat buruk. Karena, mereka berusaha & diharapkan mampu
menghapus & membuang fitrah, & ini merupakan sesuatu yang mustahil.
Keinginan jasad yang sangay kuat, tidak akan pernah terbendung oleh manusia,
namun dia harus berusaha meredamnya dengan segala kekuatan & kemampuan.
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Bila manusia menghadapi tekanan batin & keinginan fitrah yang tak
pernah berhenti, sedangkan apa yang dia anggap sebagai suatu kesempurnaan,
yaitu memerangi kecenderungan fitrah & menekannya dalam jiwa, maka hasilnya
pasti akan membuahkan pergolakan yang sengit antara dorongan fitrah &
menahan diri. Semua ini akan merusak kekuatan & mengacaukan pikirannya
sendiri, sehingga hati akan diliputi oleh kegalauan & ketidakpastian.
Banyak orang mencoba menempuh jalan ini, ternyata ia malah menghancurkan
diri mereka sendiri. Orang-orang Budha berpendapat, bahwa Jalan kebahagiaan
tidak mungkin dicapai kecuali dengan memerangi hawa nafsu & kecenderungan
terhadap meteri, meninggalkan semua yang lezat & kenikmatan hidup.
Pencetus Madrasah Ruwaqiyyah yang tersohor dengan nama Madrasah Ahli
Azimah & Jald yang terjadi tiga abad sebelum Masehi. Dia menyeru manusia,
pondasi keutamaan ialah membebaskan diri dari berbagai kelezatan &
merasakan derita bersama. Dia anjurkan manusia untuk berjuang mengalahkan
fitrah & tabiat, dengan begitu, dia akan sampai pada jembatan bunuh diri.
Sementara di Persia, ada kelompok yang disebut (Mani) yang mengajak
manusia untuk tidak menikah. Tujuannya ialah untuk membunuh sumber
kejahatan & kemungkaran dalam diri. Dia juga mengatakan, bahwa percampuran
antara cahaya & kegelapan merupakan kejahatan yang mesti dibuang. Oleh
karenanya, mereka mengharamkan pernikahan untuk mempercepat kefanaan.
Sementara agama Nasrani telah mengalami perubahan yang sangat jauh &
mencekik dari pihak Gereja & para Pendeta, mereka merubahnya menjadi
Rahbaniyyah (hidup hanya untuk beribadah & jauh dari dunia) serta menghindari
kehidupan. Manusia, menurut mereka, tidak akan sampai pada derajat malaikat,
kecuali bila mampu menghilangkan keinginan hawa nafsu.
Alasannya ialah, bahwa pengaruh hawa nafsu merupakan sesuatu yang
sangat kotor & menjijikkan, sementara orang-orang yang bertakwa & merasa
takut pada Tuhan, harus membersihkan jiwa dari pengaruh hawa nafsu & selalu
berharap akan bertemu dengan-Nya. Para Pendeta Nasrani berpendapat, bahwa
menyalurkan kebutuhan biologis dengan cara menikah merupakan sesuatu yang
najis. Oleh karenanya, mereka selalu mengajak manusia untuk memutuskan
hubungan dengan syahwat yang banyak mencelakakan manusia. Jika Anda
mengetahui apa sebenarnya yang dilakukan oleh para Pendeta, maka bulu roma
Anda akan merinding. Salah seorang diantara mereka ada yang mengurung diri
selama lima puluh tahun, selama itu pula dia tidak pernah mandi. Sementara
yang lain, berusaha mengurung diri dalam gua selama sepuluh tahun, & selama
itu pula dia tidak pernah melihat matahari, & yang berikutnya selalu mencambuk
dirinya setiap hari, sehingga mengalami luka lebam disekujur tubuhnya. Adapun
mereka yang tidak lakukan aktivitas duniawi, tidak pergi ke mana-mana & tidak
menikah serta meninggalkan dunia, maka hal itu sudah tidak lagi perlu dijelaskan,
karena masalahnya sudah sangat jelas.
Lalu, apa keuntungan dari berbagai percobaan yang dijalankan oleh umat-
umat terdahulu yang berusaha menjalani cara-cara seperti itu? Akhirnya, fitrah
yang suci memberontak & mendorong mereka yang berusaha meredamnya agar
keinginanya dikabulkan dengan cara yang tidak wajar. Tempat-tempat ibadah
yang disucikan akhirnya berubah menjadi tempat prostitusi terselubung.
Sebelumnya mereka berkeinginan untuk menahan diri dari pengaruh dunia,
akhirnya mereka malah mencarinya dengan berbagai cara.
Allah SWT berfirman, Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi & rahib-rahib Nasrani benar-
benar memakan harta orang dengan jalan batil & mereka menghalang-halangi
(manusia) dari jalan Allah. & orang-orang yang menyimpan emas & perak &
tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah pada mereka,
(bahwa mereka mendapat) siksa yang pedih.(QS. At-Taubah[9]: 34)
Perhatikanlah berita tentang berbagai perjanjian yang dibuat oleh lembaga
pengampunan dosa, para Pendeta banyak lakukan kecurangan & menipu para
pengikutnya demi mendapatkan uang yang tidak halal. Pada abad pertengahan,
Gereja benar-benar telah berubah menjadi pedang yang selalu terhunus untuk
merampok harta & kekayaan kaum Nasrani. Gereja benar-benar menghinakan
mereka dengan berbagai cara. Bahkan, kekuasaan yang diperankan Gereja, lebih
tinggi dari kekuasaan Negara. Mereka mengatas namakan agama yang tidak
menyukai dunia, padahal mereka justru mencari & berusaha mendapatkannya.
Beginilah keadaan orang-orang yang menyatakan bahwa mereka tidak
benci terhadap dunia & jalan yang mengantarkan mereka menuju keridhaan
Allah ialah dengan menghindari dunia. Mayoritas pengikut pendapat ini adlaah
dari kalangan awam, akhirnya mereka memberontak melawan pendapat yang
keliru tersebut, mereka bukan hanya sekedar memberontak dengan cara damai
saja, tapi juga memberontak dengan cara-cara yang melanggar berbagai aturan.
Di Persia, ada seseorang yang benar-benar marah & murka terhadap ajaran
(Mani) yang hampa & kering itu, dia mengajak masyarakat awam untuk
melampiaskan hawa nafsu & memperturutkan keinginan syahwat, lalu
mengumumkan paham Komunis dalam hal harta & wanita.
Adapun keadaan yang sedang dijalani oleh kaum Nasrani pada hari ini,
sebenarnya tidak perlu dijelaskan. Eropa & Amerika bergelinang dengan berbagai
kerusakan & maksiat, menjual wanita yang di datangkan dari berbagai pelosok
dunia. & tanda-tanda penyimpangan penduduk negeri itu sudah dikenal oleh
berbagai pihak, mendukung pergaulan bebas, sebebas kehidupan binatang di
hutan belantara & mencari kenikmatan duniawi. Pada gilirannya Gereja pun
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
harus tunduk & mendukung apa yang sudah menjadi budaya mereka. Pesta
dansa yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata (karena penuh dengan
kemaksiatan) yang sangat memalukan sudah biasa dilakukan dalam Gereja,
karena (menurut anggapan mereka), hanya inilah satu-satunya cara untuk
mengajak kaum remaja agar mau datang ke Gereja.
Sebagian umat Islam keliru mengikuti langkah mereka yang gagal, mereka
telah menyia-nyiakan umur tanpa manfaat, keliru karena tidak belajar dari
sejarah & tidak mendapatkan faedah dari belajar, mereka juga keliru saat
menganggap, bahwa Islam menyuruh mereka untuk lakukan hal yang sama.
Islam tidak pernah menganjurkan pengikutnya untuk meninggalkan
kehidupan & membunuh kecenderungan fitrah untuk menikmati apa yang
disenangi manusia yang sengaja Allah ciptakan untuk dinikmati. Tapi Islam
datang untuk menjelaskan manhaj yang harus kita tempuh untuk mendapatkan
apa saja yang akan menopang kehidupan, & mengajak kita untuk mengikuti jalan
yang diinginkan & diridhai Allah. & Islam tidak pernah memerintahkan kita untuk
menjalani hidup dengan membuang kecenderungan & mengharamkan semua
yang Allah ciptakan.
Allah SWT berfirman, Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan
perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya &
(siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?...... (QS. Al-A raf[7]: 32)
Bagaimana mungkin ia akan diharamkan, padahal ia diciptakan untuk kita?
Sambungan ayat diatas telah menjawabnya dengan sangat jelas,
Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman
dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat
(QS. Al-A raf[7]: 32)
Menikmati hal-hal yang disenangi & lezat sesuai dengan kehendak Allah, ialah
suatu yang disenangi & diridhai Allah, yaitu yang dapat menopang ketaatan pada
Allah. Maka memakan yang halal untuk diri sendiri & orang-orang yang menjadi
tanggung jawabnya, merupakan sedekah. Dalam hadits shahih dijelaskan,
Tidaklah Anda memberi makan isteri Anda, melainkan ia merupakan
sedekah bagi Anda, tidaklah Anda memberi makan anak Anda, melainkan ia
merupakan sedekah bagi Anda, tidaklah Anda memberi makan pembantu Anda,
melainkan ia merupakan sedekah bagi Anda & tidaklah memberi makan diri Anda
sendiri, melainkan itu ialah merupakan sedekah bagi Anda.
Pada suatu hari, Rasulallah S.A.W berkata pada Saad bin Abi Waqqash ra.
Sesungguhnya tidaklah Anda memberi satu nafkah, dengan mengharapkan
keridhaan Allah semata, melainkan Anda akan mendapatkan ganjaran
pahalanya, bahkan sesuap nasi yang Anda suapkan ke mulut isteri Anda. (HR.
Bukhari, lihat, fathul Bari 1/37, 136 & 3/164)
Allah SWT memuji & menyanjung orang-orang yang menafkahkan harta
untuk mencari keridhaan-Nya. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di
malam & di siang hari secara tersembunyi & terang-terangan, maka mereka
mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka &
tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al-Baqarah[2]: 274)
Berhubungan dengan ayat ini, Ibnu Katsir menjelaskan, Ini ialah
sanjungan Allah pada orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah
untuk mencari ridha-Nya sepanjang waktu, siang, malam & dalam segala
keadaan, rahasia & terang-terangan. Bahkan, nafkah yang diberikan untuk
menghidupi keluarga, juga termasuk dalam ayat ini.
Lalu dia mengemukakan hadits yang diriwayatkan melalui Saad bin Abi Waqqash
& hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya,
Sesungguhnya bila seorang muslim memberikan satu nafkah pada keluarganya
dengan penuh keikhlasan, maka ia akan menjadi sedekah baginya.
Bahkan, Rasulullah mengelompokkan seorang muslim yang lakukan hubungan
intim dengan isterinya, juga merupakah sedekah. Dalam hadits dijelaskan,
Bukankah Allah telah menciptakan segala sesuatu untuk kalian jadikan
sedekah? Sesungguhnya setiap tasbih (membaca Subhanallah) ialah sedekah,
setiap tahmid (membaca al-Hamdulillah) ialah sedekah, setiap takbir (membaca
Allahu Akbar) ialah sedekah, setiap tahlil ialah sedekah, mengajak pada yang
maruf ialah sedekah & mencegah kemungkaran ialah sedekah & pada kemaluan
salah seorang diantara kalian juga ada sedekah.
Para sahabat bertanya: Rasulullah, apakah bila salah seorang diantara kami
melampiaskan syahwatnya, lalu dia akan mendapatkan pahala?
Rasulallah S.A.W bersabda, Tidakkah kalian melihat, jika syahwat itu
disalurkan pada yang haram, bukankah dia akan berdosa? Maka demikian pula
halnya bila ia disalurkan pada yang halal, dia pasti akan mendapatkan pahala.
(HR. Muslim & Ibnu Majah)

100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Sesungguhnya yang ditolak oleh Islam ialah bila seorang hamba selalu
ingin meraih dunia dengan menjadikan hawa nafsunya sebagai landasan tanpa
memperhatikan aturan syariat, seperti orang yang melampiaskan syahwatnya
dengan berzina / homo, atau seperti orang yang minum khamar atau orang yang
memakan daging babi & daging YANG DISEMBELIH BUKAN ATAS NAMA ALLAH.
Islam menolak bila dunia menjadi penyebab seorang hamba lalai dari
lakukan ketaatan pada Allah SWT, & bila dunia menjadi medan perlombaan &
saling berebutan, sehingga kebencian & kedengkian akan semakin bertambah &
manusia hanya bercita-cita ingin menggenggam dunia & memperebutkan
kenikmatannya yang bersifat sementara.
Adapun jika hanya sekedar lupa terhadap akhirat saat menjalankan
aktivitas duniawi, maka yang demikian itu tidak mungkin dihindari. Masalah
seperti ini juga dirasakan & dialami oleh Hanzhalah al-Asadi ra, salah seorang
sahabat penulis wahyu. Dia berkata: Suatu saat kami berada dihadapan Nabi
saw, beliau mengingatkan kami tentang surga & neraka, seolah-olah keduanya
kami lihat dengan mata kepala kami. Lalu setelah aku pulang & bertemu dengan
keluarga & anak-anak, dengan mudah aku tertawa & bergurau (aku sudah lupa
dengan surga & neraka), akhirnya aku tersentak sadar & ingat akan peristiwa
yang terjadi saat kami berada di hadapan Rasulallah S.A.W sebelumnya. Aku
keluar & bertemu dengan Abu Bakr, lalu Aku berkata: Abu Bakr, aku ini sudah
munafik. Apa yang sudah terjadi? Abu Bakar bertanya. Aku menjawab: Saat kita
berada di hadapan Rasulallah S.A.W beliau mengingatkan kita tentang surga &
neraka, seolah-olah keduanya kita lihat dengan mata kepala kita, tapi dikala kita
sudah pergi, bertemu dengan isteri & anak-anak serta harta benda, kita lupa
terhadap surga & neraka.
Maka Abu Bakar ra berkata: Aku juga mengalami hal yang sama. Lalu aku
(Hanzhalah) pergi menemui Rasulallah S.A.W & kejadian itu aku sampaikan
padanya, maka dia bersabda,
Wahai Hanzhalah, jika sekiranya saat kalian bersama keluarga kalian, sama
seperti saat berada di hadapanku, sungguh malaikat akan berjabatan tangan
dengan kalian di tempat tidur kalian & di jalan-jalan, Wahai Hanzhalah,
mengingat surga & neraka itu sesaat demi sesaat. (HR. Muslim & Tirmidzi)
Rasulullah Tidak Setuju Orang Yang Berlebih-Lebihan Dalam
Beribadah
Rasulallah S.A.W menghadapi pemahaman seperti ini (meninggalkan
dunia) dengan cara yang terbaik & sopan. Sebahagian sahabat mencoba
menahan diri untuk tidak menikah, sementara yang lain berusaha menghindar ke
gunung agar lebih konsentrasi beribadah. Tapi Rasulallah S.A.W menolak cara-
cara seperti itu secara total, Rasulallah S.A.W tidak dapat menerima cara seperti
ini. Bahkan, beliau bersikap tegas pada mereka, seraya menjelaskan bahwa
mereka telah meninggalkan yang lebih baik, menjelaskan bahwa apa yang
mereka lakukan itu, sama halnya dengan menentang Sunnahnya.
IbnulAtsir berusaha mengumpulkan hadits-hadits yang berhubungan
dengan masalah ini dalam suatu bab yang dia beri judul al-Iqtishad Wal-Iqtishar
Fil amal kikir & Mengurangi Amal). Berikut ini akan kita kemukakan salah satu
hadits tersebut, semoga kita lebih memahami maksud yang sebenarnya.
Ibnul-Atsir menyebutkan bahwa Imam Bukhari & Muslim meriwayatkan
dari Anas bin Malik ra bahwa, Ada beberapa orang (termasuk wanita) yang
datang bertanya pada para isteri Nabi tentang ibadah Nabi saw. Saat mereka
diberitahu, mereka merasa bahwa ibadah yang selama ini mereka lakukan sangat
sedikit, lalu mereka berkata: Jika begini, bila dibandingkan dengan Rasulallah
S.A.W, maka ibadah yang kita lakukan sangat sedikit, padahal dosa-dosa
Rasulallah S.A.W yang sudah berlalu & yang akan datang sudah diampuni Allah
SWT. Salah seorang diantara mereka berkata: Aku akan selalu shalat di malam
hari & tidak akan tidur selama-lamanya. Yang kedua berkata: jika begitu, aku
akan berpuasa sepanjang hari & tidak akan berbuka selama-lamanya, & yang
ketiga berkata: Aku akan berusaha menjauhi wanita & tidak akan menikah
selama-lamanya. Tidak lama lalu, Rasulallah S.A.W pulang & para isterinya
menceritakan tentang sekelompok orang yang datang bertanya tadi, maka
Rasulallah S.A.W bertanya pada mereka: Apakah kalian yang berkata begini &
begitu? Sesungguhnya aku ini ialah orang yang paling takut & paling bertakwa
pada Allah, namun demikian, aku berpuasa & berbuka, aku shalat (di malam hari)
& aku juga tidur, & aku juga menikah, siapa yang menentang sunnahku, maka dia
tidaklah termasuk golonganku.
Ibnul Atsir juga menukil dari Abu Dawud dalam Sunannya dari Aisyah ra,
dia berkata: Rasulallah S.A.W mengutus seseorang pada Usman bin Mazhun &
bertanya: Apakah Anda kurang senang dengan Sunnahku? Diapun datang
menemui Rasulallah S.A.W & berkata: Demi Allah tidak, Rasulullah, aku ingin
mengamalkan Sunnah engkau. Rasulallah S.A.W bersabda, Sesungguhnya aku
tidur & shalat (tahajjud), aku berpuasa & berbuka & aku menikah, oleh karena
itu, maka bertakwalah pada Allah wahai Usman, karena sesungguhnya keluarga
Anda mempunyai hak atas Anda & tamu Anda mempunyai hak atas Anda,
berpuasalah & berbukalah (jangan berpuasa sepanjang masa), shalat
(tahajjud)lah & tidurlah (jangan shalat tahajjud sepanjang malam).
Rasulallah S.A.W juga tidak setuju dengan Abdullah bin Amru bin al-Ash yang
memaksakan diri untuk beribadah. Rasulallah S.A.W memberitahukan bahwa
Abdullah pernah berkata: Demi Allah, aku akan selalu berpuasa di siang hari &
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
akan selalu shalat di malam hari selama aku masih hidup. Rasulallah S.A.W
menyangkal rencananya ini & berkata: Sesungguhnya Anda tidak akan mampu
lakukan itu, berpuasalah & berbukalah, shalatlah & tidurlah. Rasulallah S.A.W
membimbingnya untuk berpuasa & shalat malam secara wajar. (HR. Bukhari)
Rasulallah S.A.W memperingatkan umatnya agar tidak mengikuti cara-cara
yang ditempuh oleh umat-umat terdahulu, beliau bersabda: Janganlah kalian
memaksakan diri, niscaya kalian akan merasa terpaksa, ada suatu kaum yang
berudaha memaksakan diri, lalu mereka akhirnya dipaksa lakukannya. & sampai
sekarang, mereka masih bisa kita lihat, yaitu para pendeta & Rahib di rumah-
rumah ibadah, padahal yang seperti itu tidak diwajibkan atas mereka, tapi
merekalah yang membuat-buatnya. (HR. Abu Dawud)
Rasulallah S.A.W sudah menjelaskan bahwa cara-cara seperti itu
merupakan manhaj yang keliru, sedangkan cara yang menyelamatkan ialah
dengan menjalankan & mengamalkan ajaran Islam, konsisten dengan hak-hak
Allah & hak-hak diri sendiri serta keluarga. Islam tidak pernah menganjurkan
manusia untuk lari & meninggalkan kehidupan duniawi demi meraih surga &
kenikmatan ukhrawi. Islam ingin agar kita menjalani kehidupan atas nama Islam
& manhajnya, Islam ingin agar kaum muslimin mempunyai kemampuan &
kekuatan, sehingga mampu bergerak, bekerja & berjuang dalam kehidupan
untuk membangun peradaban manusia yang terbaik & menutupi kekurangan
yang tampak dalam hal materi sebagai buah dari dorongan kebinatangan,
sehingga melahirkan pertempuran yang sengit dalamjiwa manusia yang terlihat
dalam berbagai bentuk kerusakan yang menimpa individu & kelompok. Sehingga,
manusia berubah menjadi buas & ingin berkuasa, zalim atas yang lain, berbuat
kerusakan & berkubang dalam kesesatan yang teramat jauh.
Sesungguhnya aturan ruhani dalam Islam, senantiasa menjaga peradaban
manusia, agar tidak berubah menjadi sarana kesengsaraan & sumber penyakit,
sebagaimana yang terjadi di era modern ini, dimana manusia sudah berubah
fungsi menjadi robot, diperalat seperti benda mati & berpaling dari kebenaran.
Inilah yang membuahkan kekosongan jiwa yang sangat besar, banyak pakar
pendidikan yang berusaha mengatasinya, tapi semua usaha yang mereka
lakukan, hanya akan membuahkan kegagalan demi kegagalan yang tak kunjung
usai. Karena, mereka memberikan solusi dengan cara membagi-bagi manusia
menjadi beberapa bagian, & obat yang mereka berikan tidak pernah sesuai
dengan penyakit yang ada. Mereka tidak pernah menyentuh sumber penyakit
yang sebenarnya, hakekat yang paling besar belum mereka ketahui dengan baik.
Karena manusia terdiri dari jasmani & ruhani, berbeda dengan makhluk hidup
lain yang menghuni bumi yang terbentang luas ini.
Akar Permasalahan
Masalahnya ialah, umat yang cenderung mengikuti pendapat ini menyangka,
bahwa pada awalnya keinginan untuk beramal itu hanya tertuju pada buah &
hasil yang diinginkan, mengganggu keikhlasan dalam mencari ridha Allah SWT,
sehingga berubah menjadi bagian dari syirik yang harus dihindari secara total.
Dari sinilah mereka terdorong untuk berjuang & berusaha agar kecenderungan
itu tercabut dari lubuk hati mereka yang paling dalam yang senantiasa mencari
apa yang ia sukai, seperti lakukan berbagai amal saleh yang disyariatkan.
Saat mereka kesulitan dalam mewujudkan keinginan, mereka membuang dunia
jauh-jauh & hanya memandang pada amal-amal yang diperintahkan, mereka
berjuang melawan diri sendiri, agar tidak ada lagi keinginan yang lain.
Kita tidak lupa kita sedang mencari akar masalah mengikuti apa yang ditetapkan
oleh para ulama, bahwa syariat diturunkan untuk kemaslahatan manusia, baik di
dunia maupun di akhirat. Ini ditunjukkan dalam al-Quran & Sunnah. Dari apa
yang mereka baca tentang masalah ini (yang mengatakan bahwa syariat
diturunkan untuk kemaslahatan manusia) berkesinambungan dalam semua
syariat (semua Nabi & Rasul). & mencari dalil sangat berguna & perlu, karena
begitu banyaknya dalil yang menunjukkan. Jika memang ini sudah ditetapkan,
kenapa kita melarang orang beribadah untuk kemaslahatan yang sesuai syariay,
seperti lakukan berbagai amal bagi orang-orang mukallaf?
Jika para pendukung pendapat ini melarang orang-orang lakukan ibadah
untuk memandang kemaslahatan & hasil yang tidak diharapkan oleh syariat,
bahwa amal-amal yang mereka lakukan itu dijadikan sarana menuju keikhlasan
maka pendapat itu sungguh melegakan & dapat diterima. Karena orang mukallaf,
dituntut untuk berniat sesuai dengan syariat.
Tapi, jika kita menolak untuk melihat amal kebaikan kita, sementara
syariat menyetujuinya, maka itu sangat sulit untuk dilakukan.
Mari kita maju selangkah, kita mengatakan: Sesungguhnya berniat lakukan amal
yang bernilai ibadah, merupakan tujuan syariat & dituntut dari orang-orang
mukallaf. Ia akan membuahkan kemaslahatan, sehingga dunia & akhiratnya akan
terpelihara. Kita ingin menjelaskan, bahwa melihat hasil yang akan dicapai
dengan amal atau ibadah yang dilakukan, berupa kebiasaan murni / kebiasaan
orang beribadah, tidaklah berlawanan dengan ikhlas, selama maksud yang
dicapai masih sama dengan tujuan yang diharapkan syariat dalam beramal.
Pandangan diatas telah menimbulkan kepincangan bagi kaum Muslimin. Karena
mereka dihadapkan pada kebingungan, antara pandangan mengajak menjadi
teladan dalam berniat & kenyataan yang mereka jalani. Karena, mereka tidak
akan sanggup mencampakkan kecenderungan yang selalu bergejolak dalam diri
& berpaling untuk tidak memandang hasil amal yang mereka lakukan.
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Bagaimana kita memprediksi orang yang ingin bersuci bahwa dia tidak berniat
untuk mendekatkan diri pada Allah SWT menjaga kebersihan & memakai
wewangian! & bila musim panas tiba, bagaimana kita akan memaksa mereka
untuk tidak berniat dalam berwudhu & mandi untuk menyejukkan badan! Jika
maksudnya hanya untuk mendinginkan badan & menjaga kebersihan semata,
apakah amal itu dapat dikatakan batal atau rusak? Baiklah, jika manusia mampu
menghilangkan perasaan & keinginannya, lalu bagaimana caranya membatasi diri
hanya sekedar memberikan contoh dalam berbuat?
Siapa yang merasakan kenikmatan beribadah, apakah lalu dia dilarang untuk
mencari kenikmatan itu? Apakah saat kita mengeluarkan zakat yang bertujuan
mencari ridha Allah, dibalik itu ada tujuan lain yang bernilai ibadah, ditambah
niat membantu kaum yang fakir & menyambung tali silaturrahim serta menolong
orang lain, apakah dengan demikian kita sudah merusak keikhlasan kita?
Bukankah Allah telah memerintahkan pada kita untuk berjihad
mempertahankan kaum yang lemah, laki-laki, perempuan & anak-anak yang
tidak mempunyai bekal & kendaraan?
Bukankah Allah telah menetapkan, bahwa dalam berjihad kita juga akan
mendapatkan hal-hal yang kita senangi & kita sukai? Allah SWT berfirman.
Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari
Allah & kemenangan yang dekat (waktunya). (QS. Ash-Shaf[61]: 13)
Jika sekiranya kita mampu memalingkan niat saat beribadah tidak
memandang pada pahala di dunia apakah kita juga akan mampu lakukannya saat
menjalankan kebiasaan yang bernilai ibadah? Seperti menikah, makan, minum &
berpakaian, bila kita berniat lakukan & memakainya untuk mendekatkan diri
pada Allah dengan cara yang halal & jauh dari cara-cara yang haram, lalu
diniatkan sebagai penopang ketataan pada Allah SWT, apakah kita akan sanggup
untuk tidak memandang hasil yang didapatkan dari hal-hal tersebut yang jelas-
jelas disenangi oleh jiwa?
Sesungguhnya orang-orang yang berkerja sehari-hari, seperti Dokter,
insinyur, peneliti & lain-lain, seharusnya mampu menyulap rutinitas itu menjadi
ibadah mendekatkan diri pada Allah jika mereka berniat ikhlas dalam
menjalankan tugas. Bukan berarti mereka tidak mengharapkan gaji/upah dibalik
pekerjaan yang mereka jalankan.
Oleh sebab itu, syariat tidak membenarkan seorang muslim untuk
berjihad hanya karena keberanian semata. Hendaklah dia membulatkan niat
dalam berjihad, untuk membela & meninggikan kalimat Allah SWT semata.
Tanpa itu, maka jihad yang dilakukan bukan berarti berjihad di jalan Allah.
Karena, sebelumnya sudah kita jelaskan bahwa hasil yang boleh kita harapkan
harus sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh syariat. Sedangkan berjihad
karena tujuan-tujuan tersebut, tidaklah sesuai dengan syariat.
Benar, hasil yang diharapkan syariat boleh jadi tidak kita ketahui &
terselubung dari pengetahuan kita, khususnya masalah ibadah. Dari sinilah kita
terkadang mengira sesuatu yang diharapkan syariat, lalu kita berusaha mencari
& mengharapkannya, padahal ia sebenarnya tidaklah demikian.
Inilah yang perlu diperhatikan oleh orang yang beribadah, jangan sampai
mencari selain kemaslahatan yang dianjurkan dalam syariat berdasarkan dalil-
dalil yang kuat, bukan kemaslahatan yang berpedoman pada hawa nafsu.
Jangan sampai kita lupa mengingatkan, bahwa syariat tidak hanya
diturunkan untuk satu golongan manusia saja, tapi untuk seluruh manusia. Oleh
karenanya, syariat menganjurkan manusia untuk beramal sesuai dengan syariat
dengan anjuran yang berbeda-beda.
Tujuannya ialah agar syariat menjadi pendorong utama yang mampu
menggerakkan manusia untuk beramal. Mari kita perhatikan anjuran-anjuran
yang disampaikan oleh Nabi Nuh as pada kaumnya untuk merealisasikan tujuan
Allah. Allah SWT berfirman,
Dan Allah telah berjanji pada orang-orang yang beriman di antara kamu &
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa, & sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, & Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman
sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan
sesuatu apapun dengan Aku(QS. An-Nur[24]: 55)
Dan mari kita lihat pula apa yang Allah janjikan pada orang-orang yang
bertakwa, Allah SWT berfirman,
Barangsiapa bertakwa pada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar & memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-
sangkanya (QS. Ath-Thalaq[65]: 2-3)

FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
Dan barang -siapa yang bertakwa pada Allah, niscaya Allah menjadikan
baginya kemudahan dalam urusannya. (QS. Ath-Thalaq[65]:4)
Ayat ini menyentuh angan-angan & keinginan manusia, menjadi
pendorong untuk mencpai apa yang diinginkan, tapi dengan keinginan yang
benar & tekad yang kuat, mencari kebaikan sesuai dengan anjuran Allah SWT.
Demi Allah, inilah ibadah yang diharapkan Allah dari hamba-hamba-Nya. & Allah
SWT menyanjung orang-orang yang senantiasa mencari keridhaan-Nya dalam
menggapai kebaikan di dunia & akhirat.
Allah SWT berfirman, Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya
Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia & kebaikan di akhirat & peliharalah
kami dari siksa neraka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian
daripada yang mereka usahakan; & Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
(QS. Al-Baqarah[2]: 201-202)
Benar, jika mereka mengatakan seperti apa yang pernah disampaikan oleh Imam
asy-Syathibi Rahimahullah: Bahwa seorang hamba tidak perlu memikirkan apa
yang akan didapatkan dari amal & tidak perlu berusaha menyingkap hasilnya,
maka amal seperti ini lebih mendekati keikhlasan, diikuti oleh penyerahan diri &
tawakkal pada Allah SWT, maka perkataan mereka itu pasti benar.
3. Niat Untuk Mendapatkan Kenikmatan Ukhrawi
Sebagian ulama & para ahli ibadah kadang berlebihan saat mengkhususkan niat
pada Allah & mendekatkan diri pada-Nya. Bahkan, ada yang menganggap bahwa
mengharapkan pahala ukhrawi yang Allah janjikan pada hamba-hamba-Nya yang
saleh, termasuk yang mencederai keikhlasan. Walau mereka tidak mengatakan
bahwa amal yang mereka lakukan karena mengharapkan pahala akhirat tidak
batal, tapi mereka menganggapnya makruh, & yang beramal karena
mengharapkan pahala akhirat sebagai orang yang tunduk pada keinginan hawa
nafsu, mereka menyebutnya sebagai pekerja jahat.
Akibatnya, banyak orang yang membaca pendapat mereka ini akhirnya
merasa takut dengan niat seperti ini, lalu mereka berusaha untuk tidak
memandang & mengharapkan pahala dari amal yang mereka lakukan.
Para ulama Tasawwuf sering memperbincangkan definisi ikhlas yang disampaikan
oleh Ruwaim, dia berkata: Ikhlas ialah seseorang yang tidak mengharapkan apa-
apa dari amal yang dia lakukan, baik di dunia maupun di akhirat.
Sementara Rabiah al-Adawiyah mensifati orang yang beramal karena
mengharapkan surga & takut pada siksa neraka, bahwa dia ialah pekerja yang
jahat, dia berkata: Aku tidak menyembah Allah karena takut akan siksa neraka &
tidak pula karena ingin masuk surga. Jika demikian, berarti aku sama dengan
orang upahan yang jahat. Tapi aku beribadah & menyembah Allah, ialah karena
aku cinta & rindu pada Allah.
Imam Ghazali mensifati orang yang beramal seperti ini sebagai orang yang
kurang akal & selalu berbaik sangka pada semua orang, ditambah lagi dengan
sifat yang disebutkan oleh Rabiah al-Adawiyyah: Orang yang beramal karena
mengharapkan surga, tak ubahnya seperti orang yang bekerja untuk
mengenyangkan perut atau memuaskan nafsu biologisnya, & sama seperti
pekerja yang jahat. & derajatnya, sama dengan orang yang kurang akal.
Sesungguhnya dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan, karena
penduduk surga di dunia, seperti orang yang kurang akal. Tapi ibadah orang yang
terbaik (Ulil albab), hanya sebatas berdzikir pada Allah saja, berpikir tentang
kebesaran & kekuasaan Allah, cinta pada keindahan & kemuliaan-Nya. Derajat
mereka jauh lebih tinggi daripada orang-orang yang beribadah karena
mengharapkan isteri (bidadari) yang cantik-cantik & makanan surga yang lezat-
lezat
Syeikh Ismail al-Harawi menjelaskan, berharap ialah tingkatan orang beribadah
yang paling rendah, & orang-orang yang beramal karena mengharap pahala &
balasan, ialah pertanda masih tunduk pada keinginan hawa nafsu menurut
paham ahli tasawuf. Dia berkata: Mengharapkan pahala, ialah tingkatan yang
paling rendah dikalangan orang-orang yang beribadah (tasawwuf), karena
berlawanan disatu sisi & menghalangi di sisi lain, yaitu terjerumus dalam
memperturutkan keinginan hawa nafsu menurut paham tasawuf.
Bila ita perhatikan al-Quran & Sunnah secara sepintas serta Sirah para
Nabi & Rasul & para pengikut mereka yang setia, maka kita akan mengetahui
dengan pasti, bahwa apa yang dikemukakan oleh ulama tasawwuf diatas, jauh
dari kebenaran & bertentangan dengan nash-nash al-Quran & Sunnah.
Sesungguhnya Allah telah mensifati orang-orang mukmin, bahwa mereka
beribadah pada Allah karena takut (akan siksaan) & harap (akan pahala yang
dijanjikan Allah).
Allah SWT berfirman, Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri
mencari jalan pada Tuhan mereka

siapa di antara mereka yang lebih dekat
(pada Allah) & mengharapkan rahmat-Nya & takut akan azab-Nya;
sesungguhnya azab Tuhanmu ialah suatu yang (harus) ditakuti.
(QS. Al-Isra[17]: 57)
Dan Ibadurrahman yang Allah nisbatkan pada Dzat-Nya & Allah sanjung,
mereka berdoa,
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya
azabnya itu ialah kebinasaan yang kekal. (QS. Al-Furqan[25]: 65)
Dan Allah juga memuji orang-orang yang disebut sebagai Ulil Albab,
mereka berdoa,
Ya Tuhan kami, tiialah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha
Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami,
sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka,
maka sungguh telah Engkau hinakan ia, & tidak ada bagi orang-orang
yang zalim seorang penolongpun. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami
mendengar (seruan) yang menyeru pada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu
pada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi
kami dosa-dosa kami & hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami,
& wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan
kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan pada kami dengan
perantaraan rasul-rasul Engkau. & janganlah Engkau hinakan kami di hari
kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. (QS.
Ali Imran[3]: 191-194)
Nabi Ibrahim as juga berkata dalam doanya,
Dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang
penuh kenikmatan & ampunilah bapakku, karena sesungguhnya ia ialah
termasuk golongan orang-orang yang sesat, & janganlah Engkau hinakan
aku pada hari mereka dibangkitkan. (QS. Asy-Syuara[26]: 85-87)
Dan Allah menyanjung Nabi Zakaria & Yahya. Allah SWT berfirman,
Sesungguhnya mereka ialah orang-orang yang selalu bersegera dalam
(mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik & mereka berdoa pada
Kami dengan harap & cemas. & mereka ialah orang-orang yang khusyu'
pada Kami. (QS. Al-Abiya[21]: 90)
Pada suatu kali seorang sahabat datang menemui Rasulallah S.A.W seraya
bertanya: Aku hanya meminta surga pada Allah & berlindung dengan-Nya dari
siksaan neraka, aku tidak pandai berbisik-bisik seperti yang engkau lakukan &
tidak pula seperti yang dilakukan oleh Muadz. Maka Rasulallah S.A.W bersabda:
Tentang inilah (meminta surga & berlindung dari siksaan neraka)lah kita
seharusnya berbisik-bisik. HR. Abu Dawud Kitab shalat, 124, Ibnu Majah Kitab
Iqamah 26 & Ahmad dalam Musnadnya 3/474 & 5/74)
Dan Allah SWT mensifati kenikmatan surga, lalu menganjurkan manusia
untuk berlomba & bersaing mencari & mendapatkannya.
Allah SWT berfirman, Dan pada yang demikian itu, hendaklah berlomba-
lomba orang-orang yang berlomba-lomba. (QS. Al-Muthaffifin[83]: 26)
Betapa banyak ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan tentang pahala atau
siksa di akhirat bagi orang-orang yang lakukan perbuatan tertentu, & Rasulallah
S.A.W juga banyak memberikan peringatan pada umatnya.
Allah SWT berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang beriman &
beramal saleh, bagi mereka ialah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka
kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya.
(QS. Al-Kahfi[18]: 107-108)
Dan Allah mengancam orang-orang yang memakan harta anak yatim
dengan cara yang zalim & menyalahi aturan syariat,
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara
zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perut mereka..
(QS. an-Nisa[4]: 10)
Berhubungan dengan puasa Ramadhan, Rasulallah S.A.W bersabda,
Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan &
keikhlasan, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.
(HR. Bukhari, lihat al-Fath 4/115), Nisai 4/145).
Ibnu Hajar menjelaskan: Maksud dari Keimanan itu ialah, keyakinan yang
teguh tentang kewajiban berpuasa, sedangkan yang dimaksud dengan
Keikhlasan ialah, menjalankannya karena mengharapkan pahala dari Allah SWT
semata. Al-Khaththabi berkata: Yang dimaksud dengan Ihtisaban ialah tekad
yang kuat, yaitu berpuasa karena ingin meraih pahala, dilaksanakan dengan
penuh kerelaan, tidak merasa berat menjalankannya & tidak pula merasakan
panjangnya waktu siang.
Berhubungan dengan mengikuti jenazah, Rasulallah S.A.W bersabda,
Siapa yang mengikuti jenazah muslim dengan penuh keimanan &
keikhlasan, ikut menshalatkan & mengantarkan ke pemakaman hingga
selesai dikuburkan, maka dia akan kembali membawa dua Qirath pahala.
Setiap Qirath sama dengan gunung Uhud, & siapa yang ikut menshalatkan
jenazah, lalu pulang tanpa ikut menyaksikan prosesi penguburan, maka
dia akan pulang membawa satu Qirath pahala. (HR. Bukhari & Nisai,
lihat Shahih al-Jami 5/267)
Jika kita mengemukakan semua dalil yang berhubungan dengan harapan &
ancaman dari al-Quran & Sunnah, maka pembicaraan akan menjadi sangat
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
panjang. Untuk lebih jelasnya, silakan pembaca merujuk kitab at-Targhib Wa at-
Tarhib karya al-Hafizh al-Mundziri. & kita sudah sama-sama memahami bahwa
al-Quran berisi berita gembira & peringatan.
Allah SWT berfirman, Sebagai bimbingan yang lurus, untuk
memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah & memberi berita
gembira pada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa
mereka akan mendapat pembalasan yang baik. (QS. Al-Kahfi[18]: 2)
Dan Rasulallah S.A.W disifati seperti demikian, Sesungguhnya Kami
mengutusmu untuk jadi saksi, & pembawa kabar gembira & pemberi peringatan
& untuk jadi penyeru pada Agama Allah dengan izin-Nya & untuk jadi cahaya
yang menerangi. (QS. Al-Ahzab[33]: 45-46)
Setelah penjelasan bahwa Islam bertujuan mengajak semua manusia untuk
beribadah pada Allah sekaligus untuk menggapai surga-Nya, lari & menghindar
dari siksaan neraka, maka orang-orang pilihan yang terdiri dari para Nabi & Rasul
serta orang-orang yang shiddiq & para syahid, semuanya ternyata menginginkan
surga & takut akan siksaan neraka. Bagaimana mungkin orang-orang yang
beribadah karena ingin mendapatkan surga & takut akan siksaan neraka akan
dikatakan sebagai para pekerja yang jahat, atau beramal karena mengikuti
kemauan hawa nafsu, bahkan termasuk tingkatan orang-orang beribadah yang
paling rendah?
Mudah-mudahan Allah akan mengampuni mereka yang berpendapat demikian,
walau kita tidak mustahil juga pernah lakukan kesalahan & kekeliruan.
Demi Allah, mereka yang beriman & beramal saleh & ingin menggapai
surga serta takut akan siksaan neraka ialah orang-orang pilihan, para Nabi &
rasul. Bahkan, Allah menjuluki mereka dengan sebutan Ulul Albab. Mereka
langsung menerima ilmu dari Allah SWT, memahaminya dengan sempurna,
mereka telah menyingsingkan lengan baju untuk melaksanakan perintah Allah.
Mereka ialah manusia paling bahagia, manusia paling sukses & terbaik. Mereka
bukanlah orang-orang upahan yang jahat, memperturutkan hawa nafsu & derajat
mereka justru sangat tinggi di sisi Allah SWT.
Mereka yang mengemukakan pendapat seperti itu, banyak memberikan
pengaruh negative di kalangan kaum muslimin, bila hati tidak lagi
memperhatikan surga & neraka, tidak lagi mengharapkan kenikmatan surga &
tidak lagi takut akan siksaan neraka yang sangat dahsyat, maka tekad akan
semakin melemah, cita-cta akan semakin rendah & dorongan untuk lakukan
kebaikan akan semakin memudar.
Tapi, bila keinginan untuk mendapatkan surga semakin tinggi & berusaha
menggapainya dengan berbagai amal kebajikan, maka pendorongnya akan
semakin kuat, cita-cita akan semakin tinggi & usaha untuk mendapatkannya akan
semakin sempurna & maksimal.
Barangkali, sumber kekeliruan kelompok ini ialah pendapat yang
mengatakan bahwa surga tidak disediakan untuk menikmati makan, minum,
pakaian, nikah & mendengarkan yang indah-indah & sebagainya yang
mengandung kesenangan bagi makhluk, & bahwa orang yang mencari Allah SWT
serta ingin memandang pada Dzat-Nya, sebaiknya dia mencari selain surga.
Seperti yang dikatakan oleh seorang mereka saat mendengar firman Allah SWT,
Diantara kalian ada yang menginginkan dunia & ada pula yang
menginginkan akhirat. (QS. Ali Imran[3]: 152)
Dia berkata: Lalu mana orang yang menginginkan Allah SWT? Sementara
yang lain berkata tentang firman Allah SWT,
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri & harta
mereka dengan memberikan surga... (QS. At-Taubah[9]: 111)
Dia berkata: Bila diri & harta sudah diganti dengan surga, maka dimana lagi
memandang pada wajah Allah SWT.
Mereka mengira bahwa sebutan neraka, yang ada didalamnya hanya
siksaan saja. Ini diibaratkan oleh Rabiah al-Adawiyah dengan pendapatnya:
Semua mereka beribadah karena takut pada neraka
Bebas darinya ialah keuntungan yang luar biasa
Atau mereka akan masuk surga, lalu mereka akan
Mendapatkan kenikmatan & minum dari sungai Salsabil
Aku tidak mengharapkan surga & tidak takut pada neraka
Aku tidak mencari ganti Dzat yang sangat aku cintai (Allah)
Seperti yang dikemukakan Imam Ibnu Taimiyah ialah, karena terlalu dangkalnya
pemahaman mereka tentang surga & neraka, maka semua yang Allah sediakan
untuk para wali-Nya, seperti surga & memandang pada Dzat-Nya Yang Maha
Mulia ialah termasuk surga. Oleh karenanya permintaan makhluk yang terbaik
ialah meminta surga pada Allah & berlindung pada-Nya dari siksaan neraka.
Surga ialah tempat menikmati segala rahmat, sedangkan neraka ialah
tempat segala siksaan. Nikmat terbesar & tertinggi yang akan dinikmati oleh
makhluk di surga ialah memandang pada Dzat Allah SWT, sebagaimana
dikemukakan dalam Sahih Muslim, bahwa Nabi saw bersabda,

100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Bila penduduk surga masuk ke surga, lalu ada orang yang memanggil:
Wahai penduduk surga, sesungguhnya kalian akan mendapatkan apa yang Allah
janjikan. Mereka bertanya: Apa itu? Bukankah Allah telah mencerahkan wajah
kami? Bukankah Allah telah memberatkan timbangan kebaikan kami &
memasukkan kami ke dalam surga serta membebaskan kami dari siksaan neraka?
Penyeru itu menjawab: Lalu dibukakanlah hijab, maka mereka pun memandang
pada Dzat Allah SWT. Tidak ada yang Allah berikan pada mereka yang lebih
mereka cintai, melebihi memandang pada Dzat-Nya SWT.
(HR. Muslim, lihat juga Misykat al-Mashabih 3/97)
Dan siksaan yang paling dahsyat di neraka ialah, mereka yang tak diperkenankan
menikmati kenikmatan sangat agung itu (memandang Dzat Allah).
Allah SWT berfirman, Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu
benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka. (QS. Al-Muthaffifin[83]: 15)
Satu Tujuan
Dari penjelasan sebelumnya jelaslah, bahwa tujuan yang harus direalisasikan
oleh seorang hamba hanyalah mencari ridha Allah SWT semata. Inilah yang
dimaksud ikhlas, & Allah tidak akan menerima suatu amal, jika tidak ikhlas.
Namun demikian, ternyata tujuan-tujuan itu banyak ragamnya, karena
seorang hamba ingin mencari keridhaan Tuhan dari sisi yang berbeda-beda.
Diantara mereka ada yang menyembah-Nya sebagai pengagungan &
penghormatan, ada yang menyembah-Nya untuk lakukan ketaatan & tunduk
pada-Nya, ada yang menyembah-Nya karena mengharapkan keridhaan-Nya &
ada pula yang menyembah-Nya agar selalu berdampingan dengan-Nya, merasa
nikmat dengan mentaati-Nya & beribadah pada-Nya, & ada pula yang beribadah
karena mengharapkan kenikmatan memandang pada wajah-Nya pada hari
kiamat kelak saat bertemu dengan-Nya & ada yang beribadah karena
mengharapkan pahala & ganjaran tanpa harus memperhatikan perasaan
tertentu. Ada yang beribadah karena mengharapkan pahala tertentu, ada yang
beribadah karena takut akan siksaan-Nya secara umum tanpa memandang pada
siksaan tertentu & ada pula yang beribadah karena takut akan siksaan tertentu.
Pembahasan tentang beragamnya tujuan ini sangat luas. Seorang hamba
boleh jadi menginginkan sesuatu pada suatu kali, & tidak menginginkannya pada
kali yang lain, & boleh jadi dia sering mengharapkannya, semuanya akan
bermuara pada satu tujuan. Tujuan akhirnya hanya satu, yaitu berharap pada
Allah saja, tidak berharap pada yang lain, & semua tujuan itu akan mengantarkan
seorang hamba pada keikhlasan. Mereka yang bertujuan seperti diatas, akan
selalu berada di jalan yang lurus, berada di jalan petunjuk & kebenaran, walau
tidak mampu membuang rasa cinta & takut dalam berniat & merealisasikan
tujuannya. Karena keduanya merupakan tiang ibadah & pada keduanya itu
pulalah ibadah itu berkisar.
NIAT YANG SALAH
Siapa yang beribadah karena mengharapkan sesuatu yang tidak
disyariatkan, sama halnya dengan menentang syariat Allah.
Niat yang baik ialah yang bertujuan mencari ridha Allah, atau mencari
kebaikan yang dianjurkan dalam syariat pada orang-orang yang mukallaf.
Bila seorang mukallaf beribadah tidak sesuai dengan aturan syariat,
berarti ia bertentangan dengan syariat. & setiap perbuatan & tindakan yang
bertentangan dengan syariat, tidak sah & tidak akan diterima di sisi Allah SWT &
dalilnya cukup banyak.
Salah satunya ialah: Bila seorang mukallaf berniat dengan niat yang
berseberangan dengan syariat & melalaikan syariat, maka yang demikian itu
termasuk bertentangan dengan syariat.
Kedua: Bila niat berbeda dengan ketetapan syariat, menentang Rasul &
mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman. Padahal Allah mencela
kelompok manusia seperti ini, Allah berfirman,
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran
baginya, & mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami
biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu & Kami
masukkan ia ke dalam Jahannam, & Jahannam itu seburuk-buruk tempat
kembali. (QS. An-Nisa[4]: 115)
Ketiga : Orang yang berniat menjadikan ibadahnya hanya untuk bermain-main
belaka, seolah-olah tidak pernah dilakukannya. Sedangkan syariat mengharap
agar ibadah ditunaikan dengan niat & tujuan tertentu. Bila seorang mukallaf
tidak menunaikannya dengan baik, berarti sama saja dengan orang yang lakukan
yang tidak diperintah & meninggalkan yang tidak dilarang.
Keempat: Ibadah disyariatkan sebagai sarana menuju kemaslahatan yang
dianjurkan syariat, tapi orang yang beribadah lebih memilih sarana untuk
kemaslahatan dirinya sendiri, bukan untuk kemaslahatan yang diharap syariat.
Kelima: Niat, terkadang hanya dijadikan alat untuk mempermainkan ayat-
ayat Allah. Karena, diantara ayat-ayat Allah ialah hukum-hukum yang
disyariatkan-Nya. Allah berfirman,
Dan janganlah kalian jadikan ayat-ayat Allah sebagai bahan olok-olokan.
(QS. Al-Baqarah[2]: 231)
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
Apa yang diperingatkan Allah ini, sebenarnya banyak terjadi pada orang-
orang beribadah yang tidak sesuai dengan syariat. Allah mencela orang-orang
munafik yang mempermainkan Allah, ayat-ayat & rasul-Nya,
Apakah Allah & ayat-ayat-ya serta Rasul-Nya kalian permain-mainkan?
(QS. At-Taubah[9]: 65)
Sebenarnya contoh yang berhubungan dengan masalah ini sangat banyak
& beragam, seperti berpura-pura mengucapkan kalimat tauhid agar tidak
diperangi, bukan untuk mentauhidkan Allah SWT, shalat agar dilihat & dipuji
sebagai orang yang rajin shalat, begitu juga menyembelih hewan tanpa
menyebut nama Allah, hijrah karena mengharapkan dunia atau ingin menikahi
seorang wanita, berjihad karena dorongan ambisi atau mengharapkan
penghargaan duniawi & disebut-sebut sebagai pejuang & pemberani.
Poin-poin yang kita kemukakan diatas akan kita jelaskan pada lembaran-
lembaran berikut ini insya Allah.
Pertama: Mengikuti Hawa Nafsu
Banyak orang yang diperbudak hawa nafsunya sendiri, hawa nafsu
memainkan peranan yang sangat dominan, sekaligus menjadi motor penggerak
dalam lakukan sesuatu perbuatan tak terpuji, & pada wkatu yang sama, ia
menjadi tujuan akhir yang hendak dicapai. Dengan demikian, hawa nafsu sudah
menjadi tuhan yang dia sembah & segala perintahnya dia patuhi. Ibnu Abbas
berkata: Hawa nafsu ialah tuhan yang disembah oleh banyak orang, lalu dia
membaca firman Allah,
Apakah Anda melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya? (QS. Al-Furqan[25]: 43)
Orang yang diperbudak hawa nafsu akan menyembah hawa nafsunya,
cinta & takut padanya, harap & rela, marah & mengagungkan serta merasa hina
dihadapannya. Jika mencintai sesuatu, dia akan mencintainya karena hawa nafsu,
jika marah, dia akan marah karena patuh pada perintah hawa nafsunya, jika
memberi, dia akan memberi karena memperturutkan hawa nafsunya, hawa
nafsu benar-benar sudah memperbudaknya.
Memperturutkan hawa nafsu, baginya lebih utama dari pada mencari
keridhaan Alah SWT. Dengan demikian, bahwa nafsu sangat bertentangan
dengan ikhlas, bahkan hawa nafsu bisa mengikis keikhlasan. Keikhlasan & hawa
nafsu tidak akan pernah bersatu dalam hati seorang manusia, karena orang yang
ikhlas akan selalu berusaha mengorbankan segala-galanya untuk mencari ridha
Allah, sedangkan orang yang diperbudak hawa nafsu, hanya akan berusaha
memuaskan keinginan hawa nafsunya saja.
Hawa nafsu merupakan akar terdalam pada jiwa manusia. Oleh karena itu,
bila ia sudah mendapatkan tempat dalam diri manusia, ia akan berusaha
menguasainya seperti angkatan perang menguasai tawanan. Allah SWT
memberikan perumpamaan orang yang mengikuti hawa nafsu,
Dan bacakanlah pada mereka berita orang yang telah Kami berikan
padanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), lalu dia
melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan
(sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.
& jika Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya
dengan ayat-ayat itu, tapi dia cenderung pada dunia & menurutkan hawa
nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu
menghalaunya diulurkannya lidahnya & jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (pada mereka)
kisah-kisah itu agar mereka berfikir.(QS. Al-A raf[7]: 175-176)
Sumber kekuatan hawa nafsu untuk menguasai jiwa manusia ialah karena
syahwat itu sendiri berbaur dalam diri, ia akan merasakan kenikmatan yang
bersifat sesaat saat keinginan syahwatnya dipenuhi. Oleh sebab itu, kenikmatan
yang dia rasakan, selalu mendorongnya untuk mendapatkan semua yang
diinginkan, & semua yang diinginkan manusia, selalu terbayang & menggiurkan.
Walauia berada di tempat yang jauh, namun tetap terbayang seolah sudah
berada dalam dirinya, & akan menguasai hatinya, sebagaimana dijelaskan dalam
firman Allah,
Tapi hati orang-orang kafir itu dalam kesesatan dari (memahami
kenyataan) ini, & mereka banyak mengerjakan perbuatan-perbuatan
(buruk) selain daripada itu, mereka tetap mengerjakannya.
(QS. Al-Mukminun[23]: 63)
Setelah itu, dia tidak lagi mempunyai keinginan selain menguasai dirinya.
Untuk mendapatkan keinginannya, dia akan mengorbankan segala-galanya.
Betapa banyak orang yang memperturutkan hawa nafsunya yang menjadi kafir &
memusuhi Rasul-Nya, bahkan tidak segan-segan membunuh para Nabi & Rasul.
Allah SWT berfirman,
Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, & telah
Kami utus pada mereka rasul-rasul. Tapi setiap datang seorang rasul pada
mereka dengan membawa apa yang yang tidak diingini oleh hawa nafsu
mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan & sebagian
yang lain mereka bunuh. (QS. Al-Maidah[5]: 70)
Dalam ayat lain Allah juga mencela,
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) pada
Musa, & Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan
rasul-rasul, & telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) pada Isa
putera Maryam & Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus
[69]
. Apakah
setiap datang padamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang
tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa
orang (diantara mereka) kamu dustakan & beberapa orang (yang lain)
kamu bunuh? (QS. Al-Baqarah[2]: 87)
Mereka memang diperbudak hawa nafsu agar kufur dengan Muhammad
saw, sedangkan para Rasul terdahulu sudah memberitahukan bahwa seorang
Nabi akan dibangkitkan dari kalangan Bangsa Arab. Allah SWT berfirman,
Padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk
mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang pada
mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar padanya. Maka
la'nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. (QS. Al-Baqarah[2]: 89)
Mereka sudah mengetahui dengan sempurna, bahwa Muhammad saw
ialah Nabi yang ditunggu-tunggu, tapi dikala Nabi yang ditunggu itu dilahirkan
bukan dari golongan yang mereka inginkan, mereka justru tidak mau mengikuti &
tidak beriman padanya. Penyebabnya ialah,karena memperturutkan hawa nafsu
& dengki dengan keistimewaan yang diberikan pada selain golongan mereka, lalu
mereka mengemukakan berbagai macam alasan.
Allah SWT berfirman, Maka tatkala datang pada mereka kebenaran dari
sisi Kami, me- reka berkata: "Mengapakah tidak diberikan padanya
(Muhammad) seperti yang telah diberikan pada Musa dahulu?". & bukankah
mereka itu telah ingkar (juga) pada apa yang telah diberikan pada Musa
dahulu?; mereka dahulu telah berkata: "Musa & Harun ialah dua ahli sihir yang
bantu membantu". & mereka (juga) berkata: "Sesungguhnya kami tidak
mempercayai masing-masing mereka itu. Katakanlah: "Datangkanlah olehmu
sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih (dapat) memberi petunjuk
daripada keduanya (Taurat & Al Quran) niscaya aku mengikutinya, jika kamu
sungguh orang-orang yang benar". Maka jika mereka tidak menjawab
(tantanganmu) ketahuilah bahwa sesung- guhnya mereka hanyalah mengikuti
hawa nafsu mereka (belaka). & siapakah yang lebih sesat daripada orang yang
mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah
sedikitpun (QS. Al-Qashash[28]: 48-50)
Berkenaan dengan maslaah ini, Iman asy-Syathibi berkata: Menundukkan
keinginan hawa nafsu sangat sulit bagi mereka & untuk keluar darinya juga
sangat berat. Oleh sebab itu, hawa nafsu telah menjerumuskan mereka, & orang-
orang yang saling mencintai sudah cukup menjadi bukti yang paling kuat, begitu
juga orang-orang musyrik & para pengikut mereka.
Bahkan mereka rela mengorbankan jiwa & harta benda, namun mereka
kalah dalam menghadapi hawa nafsu. Allah SWT berfirman,
Apakah kamu tidak melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai Tuhannya. (QS. Al-Furqan[25]: 43)
Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, & apa yang
diingini oleh hawa nafsu (QS. An-Najm[53]: 23)
Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari
Rabbnya sama dengan orang yang (shaitan) menjadikan dia memandang
baik perbuatannya yang buruk itu & mengikuti hawa nafsunya?
(QS. Muhammad[47]: 14)
Bila manusia sudah diperbudak hawa nafsu, maka hidupnya akan rusak,
mereka yang memegang tampuk kekuasaan akan menghabiskan umur untuk
mengejar segala kenikmatan & memuaskan syahwat demi mendapatkan
kesenangan dunia. Ini merupakan kezaliman terhadap orang lain, karena tidak
memberikan hak-hak mereka.
Kelompok pertama akan mati & kelompok kedua akan binasa karena tidak
mendapat kebutuhan jiwa & raganya. Seorang penulis modern, Abul Hasan an-
Nadwi menjelaskan pengaruh & akibat negative mengikuti hawa nafsu & syahwat
di Negara-negara maju sepanjang sejarah, Manusia yang hidup di dua Negara
besar, Persia & Romawi hidup berlebih-lebihan, mereka ditenggelamkan oleh
berbagai kemajuan yang dicapai & kehidupan yang palsu. Mereka benar-benar
tenggelam di dalamnya. Para raja Persia & Romawi serta para Gubernur kedua
Negara besar itu sudah berada pada puncak kerusakan akhlak. Mereka memilih
pendamping hidup dengan sangat selektif, salah seorang Kaisar memiliki dua
belas ribu wanita penghibur & lima puluh ribu kuda tunggangan, ditambah lagi
dengan peralatan & perabotan termahal yang tak terhitung jumlahnya & istana-
istana yang sangat megah serta penampilan yang sangat mencolok dst.

Sebagian ahli sejarah menukil, bahwa mereka belum pernah melihat
sepanjang sejarah, seorang raja yang menikmati segala-galanya seperti yang
dilakukan oleh para Kaisar yang diberi hadiah dari berbagai negeri mulai dari
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
Timur jauh hingga Timur Tengah. Dikala mereka keluar meninggalkan Irak dalam
suatu pertempuran melawan angkatan perang Muslim, mereka meninggalkan
gudang yang penuh berisi pakaian, perhiasan & perabot serta minyak wangi &
berbagai perlengkapan mewah yang harganya sangat mahal.
Salah seorang ahli sejarah juga menukil dari Thabari, orang-orang Arab
menemukan beberapa kubah Turki yang dipenuhi dengan berbagai piring,
peralatan dapur & perlengkapan makan, kami mengiranya makanan, ternyata
semuanya berisi emas & perak.
Para ahli sejarah Arab menjelaskan, ruangan tamu Kaisar saat umat Islam
berhasil mengalahkan mereka, Luasnya 60x60 hasta, lantainya terbuat dari
emas murni, dindingnya dihiasi dengan berlian, aksesorisnya dibuat dari kain
sutra & air mas, di dalamnya ada jalan-jalan, sungai & ada kebun. Di pinggirnya
terdapat tanah seperti kebun & ditumbuhi oleh bunga-bunga yang semerbak,
diberi lampu & dihiasi dengan emas & perak. Semua itu mereka siapkan untuk
menunggu datangnya musim dingin. Bila mereka haus, mereka akan minum dari
bejana-bejana yang terbuat dari emas & perak itu, seola-olah mereka sedang
berada dalam kebun yang sangat indah.
Penulis Iqdul Farid mengisahkan, bahwa orang-orang Persia membagi hari-hari
setahun menjadi beberapa musim. Musim hujan ialah untuk minum sepuas-
puasnya, musin angin ialah untuk tidur, ada pula musim berburu & musim panas
ialah untuk duduk-duduk santai. Mereka lakukan semua itu dalam rangka
memperturutkan hawa nafsu kebinatangan & lebih memilih bersenang-senang.
Hawa Nafsu & Pengaruhnya
Hawa maksudnya ialah mencintai, sedangkan hawa nafsu ialah
keinginannya. Para ahli Bahasa berkata, Hawa ialah cinta manusia terhadap
sesuatu yang mampu mengalahkan hatinya. Bila pembicaraan hanya mengenai
hawa saja secara mutlak, maka maksudnya ialah yang tercela, sehingga diberi
sifat untuk mengeluarkannya dari makna aslinya, seperti hawa yang baik, & ini
pasti sesuai dengan kebenaran.
Dan jiwa manusia mempunyai hal-hal yang ia senangi & ia cari. Allah SWT
berfirman, Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak
&
sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia (QS. Ali Imran[3]: 14)
Allah membebaskan manusia untuk mencintai hal-hal itu, karena adanya
hikmah yang sangat mendalam. Agar manusia terdorong untuk mencari apa-apa
yang berguna bagi jasad & dapat mempertahankan eksistensinya.
Menikmati hal-hal diatas, bukanlah tercela, tapi yang tercela ialah
mendapatkannya dengan cara-cara yang bertentangan dengan syariat, atau
mendahulukannya dari ketaatan atau ibadah pada Allah.
Imam Ghazali berkata: Jika ada yang bertanya: Apakah ada orang yang
membedakan antara hawa nafsu & syahwat? Maka jawabnya ialah, dalam
ibaratnya tidak ada, tapi yang kita maksud dengan hawa nafsu di sini ialah yang
tercela yang biasa ditimbulkan oleh syahwat, bukan yang terpuji, karena yang
terpuji ialah perbuatan Allah SWT. Ia berupa kekuatan yang selalu mengajak
manusia untuk lakukan kebaikan, seperti menjaga kesehatan, mempertahankan
keturunan atau kedua-duanya, sedangkan yang tercela ialah perbuatan yang
ditimbulkan oleh nafsu amarah.
Di sini, Imam Ghazali mengisyaratkan pada firman Allah,
Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan, kecuali nafsu
yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS. Yusuf[12]: 53)
Nafsu harus diperintah & dilarang, karena ia selalu menyuruh untuk
mendapatkan kesenangannya. Saat itu, manusia harus
mempertimbangkan maksud & tujuan yang diinginkan, berpikir sebelum
bertindak, ia seperti imam dengan makmum. Imam akan selalu diikuti oleh
makmum, gerakan-gerakan lahiriyahnya akan diikuti oleh batinnya.
Dengan demikian, bayangan yang diinginkan dalam diri, merupakan
penggerak utama bagi manusia yang mengendalikannya.
Sementara mengikuti keinginan nafsu Amarah, merupakan kesesatan yang
paling fatal. Allah SWT berfirman, Dan siapakah yang lebih sesat daripada
orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari
Allah sedikitpun (QS. Al-Qashash[28]: 50)
Rasulallah S.A.W menggolongkan mengikuti hawa nafsu sebagai salah satu
tiga perkara yang mencelakakan. Rasulallah S.A.W bersabda,
Ada tiga perkara yang membinasakan, kekikiran yang diperturutkan,
hawa nafsu yang diperturutkan & ujub dengan diri sendiri. & ada tiga hal
yang menyelematkan, takut pada Allah dalam rahasia & terang-terangan,
selalu bergantung pada Allah saat kaya & fakir & menyampaikan
kebenaran saat marah & ridha.
(HR. Baihaqi & lihat, Misykat al-Mashabih 2/637)
Memperturutkan hawa nafsu akan mengakibatkan bahaya besar.
Renungkanlah firman Allah berikut ini, Andaikata kebenaran itu menuruti hawa
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
nafsu mereka, pasti binasalah langit & bumi ini, & semua yang ada di
dalamnya (QS. Al-Mukminun[23]: 71)
Siapa yang mau memperhatikan dengan pandangan ilmu & cahaya iman,
niscaya akan tahu, apa sebenarnya yang menjangkiti hati, akal, pribadi-pribadi &
lingkungan sosial, yaitu mengikuti hawa nafsu. Berbagai masalah politik, hukum,
ekonomi & lain-ain timbul karena memperturutkan hawa nafsu.
Ibnul Qayyim berkata: Setiap orang berakal akan menyadari, bahwa
kerusakan yang terjadi di alami ini ialah karena mendahulukan akal atas wahyu
Allah & lebih mendahulukan hawa nafsu daripada akal. Selama yang dua ini
masih menguasai hati manusia, maka kebinasaan akan senantiasa menyertai &
selama yang dua ini masih dijadikan pedoman oleh suatu umat, maka urusannya
akan semakin rusak & kebinasaannya akan semakin sempurna & lengkap.
Sebabnya ialah, karena hawa nafsu manusia yang tidak dibimbing oleh
pertimbangan & tidak dapat dijadikan hujjah & dalil, akan melehap semua yang
ia senangi, bahkan yang makruh sekali pun. Dibalik itu, ia akan mencari
kenikmatan duniawi, padahal sangat terbatas.
Diantara negatif memperturutkan hawa nafsu ialah, orang yang
mengikutinya akan berpaling eninggalkan kebenaran. Ini merupakan kebodohan
& kesesatan, sehingga hatinya akan semakin buta terhadap kebenaran yang
sudah pasti.
Allah SWT berfirman, Maka tatkala mereka berpaling (dari kebanaran),
Allah memalingkan hati mereka. (QS. Ash-Shaf[61]: 5)
Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan
amu dari jalan Allah. (QS. Shad[38]: 26)
Bila seseorang sesat karena mengikuti hawa nafsunya, maka setan pun akan
selalu membujuk & merayunya, hingga tidak lagi mau kembali pada kebenaran.
Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang
tidak dapat mendatangkan kemanfaatan pada kita & tidak (pula) mendatangkan
kemudharatan pada kita & (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah
Allah memberi petunjuk pada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh
syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia
mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya pada jalan yang lurus (dengan
mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah
itulah (yang sebenarnya) petunjuk (QS. Al-An am[6]: 71)
Dan diantara pengaruh negatifnya ialah membatalkan & meruask amal-amal
saleh. Maka orang yang lakukan & meninggalkan sesuatu karena mengikuti hawa
nafsu, berarti tidak dilakukan karena Allah, bila dia lakukan amal saleh sesuai
dengan keinginan hawa nafsunya, maka amal itu tidak akan diterima di sisi Allah
SWT. Karena tujuannya bukanlah untuk mencari ridha Allah SWT.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz berkata: Orang yang lakukan kebaikan mengikuti
keinginan hawa nafsunya, tidaklah termasuk orang yang mengikuti kebenaran,
karena dia akan menghindari & meninggalkannya bila tidak sesuai dengan
keinginan nafsunya. Dengan demikian, tidak ada pahala yang didapatkan dari
perbuatan baik itu, sementara orang yang menentangnya akan mendapatkan
siksaan, karena dia hanya ingin memperturutkan hawa nafsunya belaka.
Imam Syathibi menjelaskan masalah ini dengan gambling dalam bukunya
al-Muwafaqat. Dia berkata: Mengikuti hawa nafsu ialah jalan menuju kehinaan,
walau ia berada dalam garis-garis yang terpuji. Karena, bila sudah jelas baginya
bahwa ia bertentangan dengan keadaannya, sungguh syariat akan
mengaturnya.
Lalu beliau mengemukakan tiga alasan:
Pertama: Hawa nafsu ialah penyebab utama terlalaikannya berbagai perintah &
terlakukannya berbagai larangan, karena berlawanan.
Kedua: Bila seseorang ikuti nafsu, ia akan berpengaruh pada perbuatannya.
Ketiga: Orang yang beramal sesuai anjuran, maka amalnya berbuah & dapat dia
rasakan sebagai kelezatan & kenikmatan, buahnya ialah pemahaman &
terbukanya pintu-pintu ilmu, sehingga banyak orang yang mengambil manfaat
darinya, lalu mereka menjadikannya imam untuk wujudkan keinginan dunia &
akhirat, termasuk cara beramal saleh seperti puasa, shalat, menuntut ilmu &
menyendiri beribadah serta segala cara yang dilakukan untuk mencari kebaikan.
Jika yang demikian itu sudah ada dalam diri seseorang, maka jiwanya akan
berseri-seri, merasa ada pendamping, merasa kaya & penuh kenikmatan. Dunia
& segala isinya akan menjadi kecil dibandingkan dengan sesaat beribadah.
Sebagaimana dikatakan oleh salah seorang salafus shaleh, Jika sekiranya para
raja mengetahui apa yang kami rasakan, niscaya mereka akan menebas leher
kami dengan pedang. Jika demikian, hawa nafsu akan berusaha mencabut intisari
manfaat itu. Ia akan mendahului amal, padahal ini merupakan pintu kehancuran
& akan menurunkan derajatnya ke derajat yang sangat rendah & terhina. Hanya
pada Allah-lah kita berlindung.
Terapi Hawa Nafsu
Dalam menghadapi hawa nafsu, manusia terbagi menjadi tiga kelompok,
sebagaimana dikemukakan oleh Imam Ghazali:
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
Pertama: Dikalahkan oleh hawa nafsu, sehingga ia menguasai & tidak
mampu menundukkannya. Inilah yang banyak dialami oleh banyak manusia. & ini
pulalah yang disinyalir dalam firman Allah,
Apakah kamu tidak melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai tuhannya. (QS. Al-Furqan[25]: 43)
Maka siapa yang diperbudak oleh berbagai keinginan jasadnya,
sesungguhnya dia telah menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan.
Kedua: terjadinya peperangan antara dia & hawa nafsunya, terkadang dia yang
menang & pada kesempatan yang lain justru hawa nafsunya yang menang. Orang
seperti ini termasuk orang yang berjihad. Jika ajal datang menjemputnya saat
peperangan sedang berlangsung, maka dia termasuk seorang mujahid, karena
dia sedang melaksanakan perintah Rasulallah S.A.W. Derajat tinggi yang dicapai
oleh makhluk ini, tidak ada perbedaannya antara para Nabi & para wali.
Ketiga: Orang yang mampu menundukkan hawa nafsu, mampu
menguasainya & hawa nafsu tidak sanggup membujuknya. Inilah raja yang paling
berkuasa, kenikmatan yang disegerakan, kebebasan yang paling sempurna dari
perbudakan. Oleh karenanya, Rasulallah S.A.W bersabda,
Setiap orang mempunyai dua orang setan, & Allah telah menolong aku
untuk menghadapinya, sehingga aku mampu menundukkannya.
Kita perlu mrintis jalan, agar kita tahu dimana kita harus menundukkan
hawa nafsu & bersikap saat ada yang mengajak kita untuk lakukan kejahatan &
menempuh jalan yang sesat.
Membebaskan diri dari pengaruh hawa nafsu, bukanlah pekerjaan yang mudah
seperti membalik telapak tangan, ia memerlukan perjuangan & pengorbanan
yang panjang & berliku, & sebelumnya, ia sangat membutuhkan karunia &
pertolongan Allah. Oleh karena itu, dalam al-Quran peringatan tentang hawa
nafsu sering diulang-ulang. Bahkan Allah memperingatkan para Nabi & Rasul-Nya
yang terdahulu, & Rasulallah S.A.W juga diberi peringatan akan bahaya hawa
nafsu, lalu Rasulullah memperingatkan kita sebagai umatnya. Allah
memperingatkan Musa as agar jangan memperturutkan hawa nafsu orang-orang
yang tidak menjalankan aturan Allah.
Allah SWT berfirman, Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku
merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang
ia usahakan. Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh
orang yang tidak beriman padanya & oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya,
yang menyebabkan kamu jadi binasa. (QS. Thaha[20]: 15-16)
Allah juga memperingatkan Nabi Dawud as agar jangan menjatuhkan
hukuman berdasarkan dorongan hawa nafsu.
Allah SWT berfirman, Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu
khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara
manusia dengan adil & janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah (QS. Shad[38]: 26)
Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu
sembah selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu,
sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian & tidaklah (pula) aku termasuk
orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. al-anam[6]: 56)
Dan Allah SWT menyuruh kita untuk selalu berlaku adil & jauh dari
memperturutkan hawa nafsu.
Allah SWT berfirman, Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu
orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun
terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa & kaum kerabatmu. Jika ia

kaya ataupun
miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. & jika kamu
memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya
Allah ialah Maha Mengetahui segala yang kamu kerjakan.(QS. An-Nisa[4]: 135)
Jika kita ingin mengobati & menundukkan hawa nafsu, maka kita harus
kembali pada Allah, kita akan mendapatkan cahaya & peneranganyang sangat
lengkap & sempurna. Seandainya kita beruasha membuat suatu tujuan untuk
mengobati hawa nafsu kita, maka kita tidak akan pernah menemukan jalan
keluar dari kesulitan ini, besar kemungkinan kita akan menambah parah penyakit
& memperdalam luka yang diderita.
Pernah ada suatu kaum yang membuat manhaj menundukkan hawa nafsunya,
namun jauh dari bimbingan Kitab Allah, mereka mengemukakan hal-hal yang
aneh, akhirnya mereka tersesat, padahal mereka menginginkan kebaikan.
Perhatikanlah orang yang bersifat seperti ini, ada seorang yang meminta
dibimbing menuju jalan yang akan mengantarkannya pada kedamaian jiwa &
meredakan gejolak batin yang selalu bergelora, ternyata dia menunjukkan jalan
yang aneh, dia berkata: Sekarang temuilah tukang bekam, & sebelumnya
cukurlah rambut & jenggot Anda, lalu bukalah pakaian ini, pergilah dengan
memakai kebaya, bawalah karung yang penuh berisi asam jawa, kumpulkanlah
anak-anak disekeliling Anda, lalu berteriaklah sekeras-kerasnya: Wahai anak-
anak, siapa yang menolongku, akan aku beri asam jawa, lalu pergilah ke pasar.
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Pendidikan apa ini? Apakah bisa dibandingkan dengan manhaj Islam yang
mampu membimbing manusia untuk tidak menghinakan dirinya?! Ada laki-laki
lain yang memandang pada seorang wanita, saat itu dia telah dikalahkan oleh
hawa nafsunya, laki-laki itu tidak lagi lakukan apa yang di perintah Allah berupa
tobat & beristighfar, tapi justru mencongkel matanya yang memandang pada
yang haram. Laki-laki pertama memang bodoh, tapi laki-laki kedua, lebih bodoh
lagi, karena dia mengobati yang haram dengan haram yang lebih besar.
Ada seorang wanita bertanya pada seorang pemuda, kenapa dia mencintainya.
Saat wanita mengetahui bahwa pemuda itu terperdaya oleh kedua matanya, lalu
wanita itu mencongkel kedua matanya, lalu dia berikan pada pemuda itu.
Jika kita kemukakan semua yang disampaikan oleh para ulama
berhubungan dengan masalah ini, maka pembahasannya akan semakin panjang.
Barangkali, dalam buku ini cukup kita kemukakan beberapa poin saja.
1. Merubah Orientasi
Sesungguhnya hawa nafsu manusia selalu mempunyai keinginan, tak
ubahnya bagai air sungai yang selalu mengalir & meluap. Bila suatu kaum takut
rumah mereka akan tenggelam & perkebunan mereka binasa, maka solusi yang
paling tepat bukanlah memberhentikan aliran air sungai atau menutup sumber
airnya, karena lakukan itu merupakan hal yang sangat sulit & tidak mungkin
dilakukan oleh manusia. Tapi solusi yang paling tepat ialah mengarahkan &
mengalirkannya dengan baik.
Bila hawa nafsu manusia tak bisa dibendung, senantiasa bergejolak,
mencari apa yang ia inginkan & menjaga kelestariannya, maka kita tidak pantas
untuk membuangnya, tapi hendaklah kita mengarahkannya menuju jalan yang
akan mendatangkan manfaat, menyelamatkannya dari jalan yang haram menuju
jalan yang halal & dari jalan yang kotor menuju jalan yang baik & terpuji.
Allah Maha Mengetahui kelemahan kita, oleh karenanya Dia tidak
mengharamkan semua yang diinginkan oleh syahwat. Allah membolehkan
melampiaskan syahwat agar puas & merasa cukup. Allah SWT berfirman,
Allah hendak memberi keringanan pada kalian, & manusia dijadikan
bersifat lemah. (QS. An-Nisa[4]: 28)
Ibnu Taimiyah menjelaskan ayat ini, Susunan Kalam Allah ini menunjukkan
bahwa manusia lemah atau tidak mampu membendung syahwatnya. Oleh sebab
itu, dia mesti diberi kebebasan untuk melampiaskan pada hal-hal yang
dibolehkan, sehingga terhindar dari yang diharamkan. Thawus & Muqatil
mengatakan, bahwa manusia kurang sabar dalam menghadapi wanita.
Maka jalan keluar yang paling aman ialah dengan melampiaskannya pada
yang halal & menghindari yang haram dengan cara memanfaatkan apa-apa yang
disenangi oleh keinginan sejalan dengan apa yang dihalalkan oleh syariat. Kita
manfaatkan sesuai dengan batas-batas & aturan tertentu, sehingga tidak akan
mendatangkan mudarat terhadap dunia & akhirat.
2. Memperkuat Keinginan
Kuatnya keinginan tidak akan datang dengan sendirinya, harus dibarengi
dengan ilmu & pemahaman, mengetahui yang halal & yang haram, &
pemahaman itu akan mengantarkan seseorang untuk memilih yang halal &
meninggalkan yang haram.
Dala hal ini, tekad yang kuat sangat diperlukan. & untuk memperkuat
tekad itu, manusia hendaklah mengetahui hal-hal yang merusak atau
mendatangkan mudarat terhadap dunia sebelum merasakan kesengsaraan di
akhirat jika dia memperturutkan hawa nafsu. Lalu diberitahu tentang
kesengsaraan akhirat setelah menjalani kehidupan dunia, dijelaskan pula
berbagai kebaikan yang tidak akan dia dapatkan di dunia & di akhirat kelak. Ini
akan terlaksana denganbaik, jika niat mencari ridha Allah & kebahagiaan akhirat
diluruskan. Maka faktor-faktor yang mendukung keikhlasan dalam hatinya akan
semakin kuat & pengaruh hawa nafsu yang biasa bergejolak dalam batinnya akan
melemah.
Para ahli menjelaskan, bahwa salah satu organ tubuh kita akan semakin kuat bila
ia biasa dipakai, & akan melemah bila ia dibiarkan & tidak dipakai. Bila kita
membiasakan diri untuk menundukkan pengaruh & bujukan hawa nafsu &
menopang faktor-faktor keikhlasan, maka lama kelamaan keikhlasan akan
mendapat tempat & menang dengan pertolongan Allah SWT & kekuatan-Nya.
Memperbanyak amal saleh akan memperkuat keinginan & mensucikan
jiwa. Imam Ghazali berkata, Jalan menuju penyucian jiwa ialah dengan
membiasakan diri dengan berbagai perbuatan yang timbul dari jiwa yang bersih,
hingga berubah menjadi kebiasaan yang sering terulang sepanjang waktu, maka
ia akan semakin tertancap dalam jiwa, ia akan menjadi sumber inspirasi bagi
perbuatan, sehingga berubah menjadi kebiasaan & ringan untuk dikerjakan.
3. Menghidupkan Hati
Renungkan ayat-ayat Allah & hadits-hadits Nabi saw niscaya batin yang
paling dalam, ada kecenderungan yang selalu mendorong untuk lakukan
kebaikan & mencegah dari kemungkaran.
Gejolak itu sering tersembunyi, kecuali setelah melalui proses yang cukup
lama, ia akan membuat seseorang menjadi risau & bimbang. Tapi dikalangan
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
orang-orang yang beriman, gejolak ini sangat jelas. Karena Allah telah
menurunkan cahaya padanya, maka kebutaan yang menyelimuti hatinya akan
tersingkap & terbuka.
Allah SWT berfirman, Sesungguhnya ia bukanlah kebutaan
pemandangan, tapi buta hati yang ada dalam dada. (QS. Al-Hajj[22]: 46)
Apa yang dikemukakan oleh Zaki Mubarak bahwa hati sanubari
sebenarnya tidak ada.., ia tidak lebih dari buatan agama samawi & buatan
manusia.. Pendapat ini keliru besar, karena jiwa manusia saat pertama kali
diciptakan sudah merasakan kebaikan & keburukan.
Allah SWT berfirman, Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
maka Allah mengilhamkan pada jiwa itu (jalan) kefasikan & ketakwaannya.
(QS. Asy-Syams[91]: 7-8)
Dan Allah telah memberi bekal ilmu pada manusia,
Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri.
(QS. Al-Qiyamah[75]: 14)
Allah juga telah memberitahu manusia tentang jalan kebaikan & jalan
kejahatan,
Bukankah Kami telah memberikan padanya dua buah mata? lidah & dua
buah bibir. & Kami telah menunjukkan padanya dua jalan.
(QS. Al-Balad[90]: 8-10)
Semua agama samawi telah menyingkapkan tabir yang menutupi hati &
menghilangkan kegelapan yang meyelimutinya dari kebenaran & sebaliknya, lalu
diberi petunjuk & cahaya ilahi, dengan demikian maka manusia menjadi,
Cahaya diatas cahaya, Allah membimbing pada cahaya-Nya siapa saja
yang Dia kehendaki. (QS. An-Nur[24]: 35)
Sedangkan syariat atau agama yang dibuat manusia, sesungguhnya merusak hati
& batin manusia & melumpuhkan nilai-nilai kemanusiaan. Allah berfirman,
Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka
dari kegelapan (kekafiran) pada cahaya (iman). & orang-orang yang kafir,
pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka
daripada cahaya pada kegelapan (kekafiran) (QS. Al-Baqarah[2]: 257)
Dan diantara faktor yang akan memperkuat Dhamir dalam diri seorang
muslim ialah menghubungkan hati dengan Tuhannya, karena takut & harap.
Karena, perasaan takut pada Allah & merasa selalu diawasi, akan mampu
mengalahkan hawa nafsu.
Allah SWT berfirman, adapun orang-orang yang takut pada kebesaran
Tuhannya & menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya
syurgalah tempat tinggal(nya). (QS. An-Naziat[79]: 40-41)
Sayyid Quthub dalam menafsirkan ayat ini berkata: Seseorang yang
merasa takut pada Tuhannya, tidak akan mau lakukan maksiat, jika dia
lakukannya karena kelemahannya sebagai manusa, maka perasaan takut itu akan
membimbingnya untuk menyesal & beristighfar serta bertaubat, dengan
demikian dia akan selalu berada dibawah naungan ketaatan & menjaga diri dari
memperturutkan hawa nafsu.
Hawa nafsu mempunyai dorongan yang sangat kuat untuk lakukan
kejahatan & pelanggaran yang merupakan awal dari segala bencana & kejahatan.
Jarang orang yang lakukannya jika tidak karena memperturutkan hawa nafsu.
Karena untuk mengatasi kebodohan tidaklah terlalu sulit, tapi mengikuti bujuk
rayu hawa nafsu setelah mengetahui bahayanya, merupakan penyakit jiwa yang
memerlukan perjuangan & usaha yang sungguh-sungguh, sulit & memerlukan
waktu lama untuk mengobatinya.
Perasaan takut pada Allah ialah benteng yang sangat kokoh untuk
menghadapi berbagai serangan hawa nafsu. Jikapun ada pertahanan, tapi bukan
pertahanan karena takut pada Allah (Khauf) dalam menghadapi hawa nafsu,
maka hasilnya ialah kegagalan. Oleh karenanya, susunan kalimat demi kalimat
dalam ayat in menggabungkan antara keduanya hanya dalam satu ayat saja. Yang
berbicara di sini ialah Allah SWT yang menciptakan jiwa, Yang Maha Tahu dengan
penyakit yang diderita, Maha Mengetahui dimana ia bersembunyi & apa
penyakitnya, bagaimana cara mengobatinya.

4. Muhasabah (Introspeksi Diri)
Dan diantara yang dapat menundukkan hawa nafsu ialah mengintrospeksi
diri. Ini merupakan kebiasaan orang-orang saleh. Umar bin Khaththab berkata:
Introspeksilah diri kalian sebelum dihitung, & timbang-timbanglah amal kalian
sebelum kalian ditimbang (nanti pada hari kiamat).
Kiat-Kiat Introspeksi Diri
Pertama: Instrospeksilah diri sebelum bertindak & berbuat, perhatikan &
pertimbangkan keinginan & niat. Karena, bila seseorang mampu menghilangkan
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
suatu keinginan sebelum mendapatkan tempat dalam hatinya, maka untuk
menghilangkannya pasti lebih mudah, karena tindakan & perbuatan, bermula
dari keinginan. Terkadang keinginan hati semakin menguat, hingga berubah
menjadi was-was, was-was akan berkembang menjadi keinginan (iradah) &
keinginan yang kuat akan mengantarkan seseorang untuk berbuat & bertindak.
Al-hasan berkata: Bila seseorang ingin bersedekah, terlebih dulu hendaklah
berpikir, jika sudah ikhlas karena Allah, maka dia akan lakukannya. Dia juga
berkata: Allah suka hamba yang memikirkannya cita-cita & keinginannya lebih
dulu, bukan orang yang berbuat, lalu baru berpikir, jika dia ikhlas karena Allah,
dia akan lakukannya & jika tidak, maka dia akan berusaha menahan diri. Berpikir
yang dimaksud ialah untuk mencocokkan dengan al-Quran & Sunnah, sehingga
al-Quran & Sunnah menjadi dalil & pedoman baginya.
Tapi manakala dia tidak memikirkannya, maka dia tidak akan mengetahui, mana
yang bermanfaat & mana yang akan mendatangkan mudarat. Jika seorang
hamba tidak berpikir sebelum berbuat, maka hawa nafsu akan mengajaknya
lakukan hal yang dia kira baik, lalu setelah terjadi, baru tumbuh kesadaran bahwa
apa yang sudah terjadi, ternyata merupakan dosa & kejahatan.
Kedua: Menentang ajakan hawa nafsu. Ada orang bijak dari Persia yang berkata:
Bila ada dua masalah yang sama dalam pandangan Anda, lalu ANda tidak tahu
mana yang paling benar, maka perhatikanlah yang lebih sesuai dengan hawa
nafsu Anda, lalu tinggalkanlah. Ada pula yang mengatakan: Saudara Anda ialah
orang yang membenarkan ANda & sependapat denganANda, bukan orang yang
sesuai dengan hawa nafsu Anda. Cara menundukkan hawa nafsu ialah dengan
bersabar untuk tidak lakukan maksiat & dosa.
Imam Ibnul Qayyim berkata: Sabar ialah pertahanan akal yang paling
kokoh & agama yang paling kuat dalam menghadapi bujuk rayu hawa nafsu serta
keinginan syahwat.
Dia juga berkata: hawa nafsu & syahwat akan mengajak kita untuk lakukan
perbuatan zina, marah, menyingkap rahasia keluarga & rahasia orang lain, lari
dari medan pertempuran, dendam, kikir & bermalas-malasan. Menahan diri dari
semua ini disebut sabar. Sabar bagi diri, ibarat kekang bagi kuda, jika kuda tidak
dikekang, ia akan ke kiri & ke kanan.
Hajjaj dalam sebagian khutbahnya berkata: Jagalah hawa nafsu kalian,
karena ia menyenangi semua yang buruk, Allah menyukai orang yang mampu
membelenggu hawa nafsunya, mengarahkannya untuk lakukan ketaatan pada
Allah & memalingkannya dari berbagai maksiat, karena sabar menahan diri dari
yang haram, jauh lebih ringan dari sabar menahan siksaan-Nya diakhirat kelak
Ketiga: Setelah lakukan kesalahan & dosa serta mengikuti kemauan hawa nafsu,
maka orang yang mengintrospeksi diri akan selalu membayangkan perbuatannya,
jika dia menyadari bahwa dirinya sudah menyimpang dari kebenaran, maka dia
akan mencela dirinya sendiri & bertobat pada Allah SWT serta minta ampun.
Allah SWT berfirman, Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang
malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Az-Zumar[39]: 53)
Kedua: Riya
Banyak ayat & hadits yang mengancam, jika kita lakukan ibadah karena
riya, maka ia termasuk dosa besar, bahkan termasuk syirik. Orang yang beramal
karena riya, pasti tidak mengharapkan ridha Allah semata. Sedangkan ikhlas,
mengharuskan seorang hamba untuk beribadah hanya karena Allah saja,
beribadah bukan untuk selain Allah.
Orang yang riya akan menjadikan ibadahnya untuk mendapatkan
harapannya (selain keridhaan Allah), dia akan memperuntukkan ibadah untuk
hal-hal yang tidak disyariatkan. Ini namanya mempermainkan syariat & tidak
meletakkan sesuatu pada tempatnya.
Diantara dalil ancaman Allah dalam al-Quran ialah:
1. Firman Allah SWT, Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang
shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang
yang berbuat riya & enggan (menolong dengan) barang berguna.
(QS. Al-Maun[107]: 4-7)
Allah mengancam orang yang riya dalam shalatnya ini dengan wail
atau kebinasaan.
2. Allah SWT berfirman, Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-
nyebutnya & menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang
menafkahkan hartanya karena riya pada manusia & dia tidak
beriman pada Allah & hari lalu
(QS. Al-Baqarah[2]: 264)
Maka orang yang suka menyebut-menyebut sedekah yang dia berikan
pada penerima atau menyakiti perasaan penerima, maka amalnya tidak
akan membuahkan pahala. Perbuatannya sama saja dengan orang yang
bersedekah dengan riya.
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
3. Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia & perhiasannya,
niscaya Kami berikan pada mereka balasan pekerjaan mereka di
dunia dengan sempurna & mereka di dunia itu tidak akan
dirugikan. (QS. Hud[11]: 15)
Orang yang menginginkan pahala di dunia akan Allah berikan, jika Dia
berkehendak, sementara di akhirat nanti, mereka akan dihadapkan pada siksaan
yang sangat dahsyat. Sebabnya ialah, karena dia beramal untuk mencari
kesenangan dunia. Ayat ini sebagaimana yang dikatakan oleh al-Qurthubi bersifat
umum & meliputi semua orang yang berbuat selain karena Allah & bukan karena
ingin mengharap ridha Allah, beriman atau tidak, ini pendapat Mujahid &
Maimun bin Mahran & diikuti oleh Muawiyah.
Hadits-hadits Yang Mengecam riya Cukup Banyak diantaranya,
1. Abu Hurairah ra menceritakan bahwa Rasulallah S.A.W
bersabda: Sesungguhnya orang pertama yang akan dihisab pada hari
kiamat kelak ialah orang yang gugur sebagai syahid. Dia akan dipanggil,
lalu Allah mengingatkannya tentang semua nikmat-Nya, maka dia pun
menyadari, lalu Allah bertanya: Kemana saja kamu pergunakan nikmat-
nikmat-Ku itu? Dia menjawab, Aku berjihad & berperang karea Engkau,
hingga aku gugur sebagai syahid. Allah menjawab: Kamu dusta, kamu
berjuang di medan tempur ialah agar kamu dikatakan sebagai pemberani,
& sanjungan itu sudah kamu dapatkan di dunia. Lalu malaikat dipeirntah
untuk menyeretnya dengan muka tertelungkup hingga akhirnya
dicampakkan ke dalam kobaran api neraka.
Kedua, orang yang belajar & mengajar serta mahir membaca al-
Quran. Dia dipanggil & diingatkan dengan berbagai nikmat, maka dia pun
menyadarinya. Lalu Allah bertanya: Apa saja yang kamu lakukan dengan
berbagai nikmat-Ku itu? Dia menjawab, Aku sudah mempelajari ilmu
(agama) & aku ajarkan pada orang lain & aku baca ayat-ayat-Mu,
semuanya ialah untuk mencari ridha-Mu. Lalu Allah menjawab: Kamu
dusta, kamu belajar ialah agar kamu dikatakan orang alim, kamu
membaca ayat-ayat al-Quran ialah agar kamu dipuji sebagai Qari yang
baik & bersuara merdu, semua itu sudah kamu dapatkan di dunia. Lalu
Allah menyuruh malaikat untuk menyeretnya dengan muka tertelungkup
hingga dilemparkan ke dalam kobaran neraka.
Ketiga, Orang yang Allah beri kekayaan yang berlimpah, pada hari kiamat
nanti dia akan dipanggil & diingatkan dengan berbagai nikmat, dia pun
menyadarinya. Lalu Allah bertanya: Apa yang sudah kamu perbuat dengan
berbagai nikmat tersebut? Dia menjawab: Tidak satupun celah yang ENgkau
cintai yang aku tinggalkan, melainkan aku berinfak di jalan itu, tujuannya ialah
untuk mencari keridhaan-Mu. Allah menjawab: kamu dusta, kamu lakukan itu
semua ialah agar orang banyak memuji & mengatakan bahwa kamu ialah orang
dermawan, & apa yang kamu harapkan itu sudah kamu dapatkan di dunia. Lalu
Allah memerintahkan malaikat untuk menyeret & melemparkannya ke dalam
kobaran api neraka yang menyala-nyala. (HR.
Muslim)
Inilah tiga kelompok manusia yang sudah banyak berkorban, bahkan
mengorbankan nyawa untuk lakukan berbagai ketaatan & ibadah, namun semua
itu tidak berguna sama sekali, karena mereka lakukannya bukan karena
mengharapkan karunia & ridha Allah. Akhirnya semua usaha mereka justru
menjerumuskan mereka ke dalam siksaan api neraka. Mereka berbuat karena
ingin mendapatkan sanjungan & pujian. & hadits ini sebenarnya mengandung
ancaman yang sangat keras terhadap haramnya riya yang akibatnya sangat fatal.
2. Abu Musa al-Asy ari ra menceritakan: Pada suatu kali Rasulallah
S.A.W ditanya tentang seorang laki-laki yang berjihad karena alasan
fanatisme & riya, manakah diantara keduanya yang disebut berjihad di
jalan Allah? Maka Rasulallah S.A.W menjawab,
Siapa yang berjihad untuk meninggikan kalimat Allah, maka dia ialah
pejuang di jalan Allah. (HR. Muslim)
Dalam riwayat Muslim yang lain, ada seseorang yang bertanya pada
Rasulallah S.A.W: Rasulullah, ada orang yang ikut berjihad untuk
mendapatkan harta rampasan perang, ada pula yang berjihad agar jasa-
jasanya disebut-sebut, & ada pula yang berjuang untuk mengetahui
kemampuannya, siapakah diantara mereka yang disebut berjihad di jalan
Allah? Maka Rasulallah S.A.W bersabda,
Siapa yang berjihad untuk meninggikan kalimat Allah, maka dialah orang
yang berjihad di jalan Allah. (HR. Jamaah, lihat Nailul Authar 7/226)
Rasulallah S.A.W sudah menjelaskan, bahwa seorang pejuang baru
akan disebut mujahid, bila perjuangannya bertujuan meninggikan kalimat
Allah, sedangkan mereka yang berjihad untuk hal-hal lain, maka tidaklah
dianggap sebagai pejuang di jalan Allah atau mujahid.
3. Usamah bin Zaid ra menceritakan, Aku mendengar Rasulallah
S.A.W bersabda,
Ada laki-laki yang didatangkan pada hari kiamat, lalu dilemparkan
ke dalam neraka, ususnya terburai, lalu ditarik seperti kerbau
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
menarik kilangan. Semua penghuni neraka datang menemuinya &
bertanya: Wahai Fulan, ada apa dengan Anda? Bukankah dulu di
dunia Anda senantiasa mengajak pada kebaikan & mencegah
kemungkaran? Dia menjawab: Benar, dulu aku senantiasa mengajak
pada kebaikan, tapi aku justru tidak lakukannya & aku mencegah
kemungkaran, tapi aku justru lakukannya. (HR. Bukhari & Muslim)
4. Abu Hurairah ra menceritakan, aku mendengar Rasulallah
S.A.W bersabda dalam hadits Qudsi, Allah berfirman: Aku tidak
memerlukan bantuan siapa pun, siapa yang lakukan suatu amal
dengan mempersekutukan Aku di dalamnya, maka Aku tidak akan
menerimanya. (HR. Muslim)
5. Muadz ra menceritakan, Aku mendengar Rasulallah S.A.W
bersabda, Sedikit saja riya, itu sudah termasuk syirik.
(HR. Ibnu Majah & Baihaqi)
6. Abu Said bin Abi Fudhalah ra menceritakan, Rasulallah
S.A.W bersabda, Bila Anda telah mengumpulkan manusia pada hari
kiamat kelak pada hari yang tidak diragukan lagi aka nada malaikat
yang menyeru: Siapa yang mempersekutukan Allah dalam beramal,
maka hendaklah dia meminta pahala padanya (selain Allah), karena
sesungguhnya Allah ialah dzat yang tidak memerlukan sekutu. (HR.
Ahmad, Ibnu Majah & Tirmidzi, dia berkata: Hadits ini Hasan)
7. Abu Said al-Khudri ra menceritakan, pada suatu kali
Rasulullah datang menemui kami, saat itu kami sedang
membicarakan Dajjal, lalu Rasulallah S.A.W berkata: Maukah kalian
aku beritahu sesuatu yang lebih aku takutkan dari Dajjal? Kami
menjawab, Mau. Lalu Rasulallah S.A.W bersabda, Syirik yang
tersembunyi, yaitu bila seseorang lakukan shalat, maka shalatnya
semakin panjang & lama, karena merasa ada orang yang melihat &
memandangnya. (HR. Ibnu Majah & hadits ini Hasan)
Arti Riya Menurut Bahasa
Hakekat riya menurut Bahasa ialah, seseorang yang senang dilihat
dalam lakukan suatu amal, padahal sebenarnya kala tidak dilihat, maka
amalnya tidaklah demikian.
Fairuz Abadi mengatakan, Aku melihatnya memperlihatkan sesuatu,
artinya aku melihatnya tidak sesuai dengan apa yang aku duga.
Arti Riya Menurut Agama
Banyak ulama yang mendefinisikan riya menurut syara yang tidak begitu
berbeda dengan definisinya menurut Bahasa, & semua definisi itu bermuara
pada satu tujuan, yaitu orang yang lakukan suatu ibadah yang sebenarnya
bertujuan untuk mendekatkan diri pada Allah, tapi dia malah tidak demikian, dia
hanya menginginkan tujuan duniawi tertentu.
Al-Harits al-Muhasibi mendefinisikan: Ria ialah keinginan seorang hamba
untuk lakukan ibadah dalam rangka mentaati Allah.
Sementara al-Ghazali mendefinisikan: Ria ialah ikut-ikutan lakukan amal-
amal utama, karena ingin didengar & membanggakan diri.
Izz bin Abdussalam mendefinisikan: Ria ialah memperlihatkan suatu
perbuatan yang bernilai ibadah, tujuannya ialah untuk mencari sesuatu yang
bersifat duniawi, atau mendapatkan keuntungan, penghargaan &
penghormatan.
Imam Qurthubi mengatakan: Hakekat riya ialah mencari keuntungan
dunia dengan ibadah, tujuan utamanya ialah mencari kedudukan &
mendapatkan tempat di hati manusia.
Pada kesempatan lain dia mendefinisikan: Ria ialah bila seseorang
lakukan ibadah yang diperintahkan Allah, tapi dia tidak mengharapkan karunia &
keridhaan-Nya.
Ibnu Hajar mendefinisikan: Ria ialah memperlihatkan ibadah agar dilihat
oleh orang lain, lalu mendapatkan pujian.
Sedangkan Abu Bakar bin al-Arabi mendefinisikan: Ria ialah orang yang
lakukan amal dengan niat tertentu, sedangkan dalam hatinya dia lakukannya
dengan niat yang lain.
Ash-Shanani mendefinisikan: Ria ialah, lakukan suatu ketaatan &
meninggalkan maksiat, bukan karena mengharapkan pahala dari Allah,
melainkan karena ingin dilihat untuk tujuan duniawi, seperti untuk mendapatkan
harta atau yang lain-lain.
RIA & SUMAH
Dalam Shahih Bukhari ada: Bab riya & Sumah, dikemukakan sabda
Rasulallah S.A.W,
Siapa yang ingin didengar, maka Allah akan menjadikannya sumah
(menjadi tersohor & didengar) & siapa yang ingin dilihat, maka Allah akan
menjadikannya riya (senang dilihat).
(HR. Bukhari, lihat: Fathul Bari 11/336)
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
Perbedaan antara riya & sumah: riya ialah beramal karena ingin dilihat
oleh orang lain, sedangkan sumah ialah beramal karena ingin didengar oleh
orang lain. riya hanya berhubungan dengan perasaan & penglihatan, sedangkan
sumah berhubungan dengan perasaan & pendengaran.
Hafizh Ibnu hajar menjelaskan: Yang dimaksud dengan sumah, hamper
tidak berbeda dengan riya, tapi ia berhubungan dengan perasaan &
pendengaran, sedangkan riya berhubungan dengan perasaan & penglihatan.
Maka, memperdengarkan hanya terjadi pada masalah-masalah yang dapat
didengar, seperti membaca al-Quran, zikir-zikir & berbagai ibadah serupa.
Tapi Izz bin Abdus-Salam berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan
sumah ialah bila seseorang membicarakan ketaatan & ibadahnya pada orang
lain, padahal sebelumnya lawan bicaranya ini tidak pernah tahu tentang
ibadahnya. Sedangkan riya ialah ketaatan yang sengaja dia perlihatkan agar
dilihat oleh orang lain.
Dengan demikian, riya tidak akan menyentuh ibadah yang bersifat
kehatian, seperti perasaan takut pada Allah & harap akan rahmat-Nya, ini sangat
berbeda dengan sumah. Karena, seseorang akan berbicara tentang apa yang
terlintas dalam pikirannya, bersamaan dengan itu, dia mengharapkan
penghargaan & sanjungan dari orang lain.
Izz bin Abdus-Salam berkata: Amal-amal yang bersifat kehatian,
sebenarnya terjaga dari riya, karena, riya hanya akan menghinggapi amal-amal
yang bersifat lahiriah yang dapat dilihat atau di dengar, sementara
memperdengarkan, bersifat umum bagi amal-amal yang dilakukan oleh hati &
anggota badan. Barangkali puasa juga termasuk amal yang hanya bisa didengar.
Memperdengarkan Kebaikan
Pertama, Jika yang memperdengarkannya ialah orang-orang yang jujur,
yaitu seorang yang beramal & lakukan ketaatan hanya karena mengharapkan
pahala dari Allah, lalu dia perlihatkan & perdengarkan pada orang banyak,
supaya disanjung, dihormati, diberi pertolongan & tidak menyakitinya.
Ria seperti ini hukumnya haram, & kita sudah mengemukakan hadits
Rasulallah S.A.W bahwa Siapa ingin memperdengarkan (kebaikannya), maka
Allah akan menjadikannya sebagai orang yang dikenal & siapa yang ingin
memperlihatkan (perbuatan baiknya), maka Allah akan menjadikannya sebagai
orang yang riya. Inilah sumah orang-orang yang jujur.
Kedua, Sumah orang-orang yang dusta, jika dia mengatakan: Aku sudah
lakukan shalat, padahal belum, aku sudah menunaikan zakat, padahal belum, aku
sudah puasa, padahal tidak puasa, aku sudah menunaikan ibadah Haji, padahal
belum pernah menunaikan ibadah haji & aku sudah berperang, padahal belum
pernah terjun ke medan pertempuran. Maka dosa dusta seperti ini lebih besar &
lebih berat dari yang pertama. Karena dia telah menambah dosa sumah dengan
dosa dusta. Saat itu, sebenarnya dia telah lakukan dua maksiat yang sangat fatal.
Dalam hadits shahih, Rasulallah S.A.W menjelaskan: Orang yang sumah pada
apa yang belum dia lakukan, sama halnya dengan orang memakai pakaian
curian.
Banya orang yang biasa dengan dua hal yang tercela ini-ria & sumah. Izz
bin Abuds-Salam berkata: Jika ada orang yang beruasha memperlihatkan
berbagai ibadahnya, lalu memperbincangkannya (sumah), karena masih ragu
dengan keikhlasannya, saat itu dia telah menuai dos aria & sumah sekaligus.
Dosa ini lebih berat dari sekedar dusta, yaitu orang yang menceritakan apa yang
belum dia perbuat. Karena, sekarang dia telah lakukan tiga dosa sekaligus, yaitu:
riya, sumah & dosa berdusta.
Riya & Ujub
Ibnu Taimiyah berkata: banyak orang yang menganggap riya & ujub itu
sejajar. Kemudia dia menjelaskan perbedaannya dengan mengatakan: Ria
datang melalui pintu penyertaan amal dengan makhluk & ujub datang melalui
pintu penyertaan amal dengan jiwa.
Ujub menurut Bahasa ialah orang yang bangga dengan kebaikan atau
keburukan. Seseorang mungkin membanggakan diri & pendapatnya. Ujub
dengan ketaatan ialah karena membesar-besarkannya, seolah-olah dialah yang
memberi nikmat pada Allah SWT dengan lakukan suatu ketaatan, lalu lupa
dengan nikmat & karunia Allah.
Allah SWT berfirman, Mereka merasa telah memberi nikmat padamu
dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi
nikmat padaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang
melimpahkan nikmat padamu dengan menunjuki kamu pada keimanan jika
kamu ialah orang-orang yang benar. (QS. Al-Hujurat[49]: 17)
Orang ujub ialah orang yang tertipu dengan dirinya sendiri & ibadahnya, &
ketaatannya tidak pernah mewujudkan firman Allah, Hanya pada Engkau kami
minta pertolongan, sebagaimana orang riya tidak pernah merealisasikan
Hanya Pada Engkau saja kami menyembah.
Saat seorang hamba sudah sibuk merealisasikan Iyyaka Nabudu Wa Iyyaka
Nastain, sesungguhnya dia telah keluar dari riya & ujub. Dalam hadits shahih
dijelaskan: Ada tiga hal yang membinasakan, yaitu memperturutkan kekikiran,
hawa nafsu yang diperturutkan & ujub terhadap diri sendiri. (HR. Baihaqi)
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Ujub ialah penyakit yang mampu menghabiskan amal. Imam Nawawi
berkata: Ketahuilah bahwa ikhlas terkadang dihadang oleh ujub, siapa yang ujub
dengan amalnya, maka amalnya akan terhapus, demikian juga orang yang
sombong, amalnya akan terhapus.
Faktor Penyebab riya
Rasulallah S.A.W telah memberitahu, bahwa beliau sangat
mengkhawatirkan syirik tersembunyi melebihi kekhawatirannya terhadap Dajjal.
Sebabnya ialah karena pendukung-pendukung riya itu sangat kuat dank arena
jiwa manusia cenderung menyukai kedudukan & perhatian di hati orang banyak,
kecuali mereka yang diselamatkan Allah.
Seorang ahli syair bersenandung,
Dia ingin dipuji dengan kelebihan atau kekurangan
Cinta pujian merupakan tabiat manusia
Tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa pengaruh yang mengajak
manusia pada riya, lebih kuat & lebih besar daripada pengaruh syirik akbar
(mempersekutukan Allah). Karena syirik akbar, tidak terdapat pada orang yang
benar-benar beriman. Oleh karena itu, dilemparkan ke dalam kobaran api, lebih
baik bagi mereka daripada kekafiran atau syirik. Adapun pemicu utama riya ialah
dunia, sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah,
Tapi mereka (orang-orang yang kafir) lebih memilih kehidupan duniawi.
(QS. Al-Ala[87]: 16)
Allah SWT juga berfirman, Bahkan kalian lebih mencintai kehidupan dunia
& meninggalkan kehidupan akhirat. (QS. Al-Qiyamah[75]: 20-21)
Al-Harits al-Muhasibi menyimpulkan, ada tiga poin yang menyebabkan
riya: Senang dipuji & takut dicela, & selalu ingin mendapatan apa yang ada di
tangan orang lain.
Apa yang dikemukakan oleh al-Harits al-Muhasibi ini tidak perlu lagi
ditunjukkan dengan dalil, karena manusia akan menemukan semua itu dalam
dirinya sendiri, Senang mengajari orang lain untuk taat pada Tuhannya, dia akan
berusaha menyambung tali silaturrahim, berusaha memberi & menjadi
dermawan. Senang dipuji, disanjung & dihormati, & tidak suka dicaci. Oleh
karena itu, dia akan berusaha lakukan berbagai ketaatan, sehingga tidak dicela
dengan celaan & tidak disenangi.

Al-Harits al-Muhasibi menjelaskan & mengulas hadits yang diriwayatkan dari Abu
Musa al-Asyari, seraya menjelaskan kandungannya, bahwa riya dipicu oleh tiga
faktor yang sudah kita kemukakan diatas. Seorang Badui bertanya pada
Rasulallah S.A.W: Rasulullah, ada orang yang ikut berperang karena
pertahankan harga diri. Maksudnya ialah sebagaimana yang disampaikan oleh
al-Harits al-Muhasibi, bahwa dia akan membela diri sehingga tidak dihina, bahwa
dia sebenarnya telah kalah atau kaumnya telah berhasil dipukul mundur oleh
pihak lawan, lalu dia menyingsingkan lengan baju & berperang karena tujuan itu.
Ada pula Orang yang berjihad karena ingin melihat kemampuan atau
keahliannya, ini sama saja dengan meminta agar dipuji dalam hati &
mengumumkan agar kemampuannya diketahui oleh orang banyak. Ada pula
Orang yang berjihad agar jasa-jasanya disebut-sebut, ini juga meminta agar
dipuji & diperbincangkan oleh orang banyak.
Lalu dia mengemukakan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Masud, Bila
dua kelompok yang bermusuhan sudah bertempur di medan perang, maka
malaikat akan turun untuk mencatat niat-niat mereka (yang bertempur itu), si
Fulan berperang karena Allah atau ingin disebut-sebut sebagai pemberani.
Dan si Fulan berperang agar mendapatkan kekuasaan, berarti ingin dapatkan
dunia. Lalu, al-Harits al-Muhasibi menyimpulkan tiga faktor pendukung &
pembangkit riya diatas menjadi dua faktor saja, lalu menjadikannya satu faktor
saja, dia berkata: Semuanya itu tersimpul dalam satu kesimpulan, yaitu ingin
dipuji & takut dicela. Karena, seorang hamba menyadari, bahwa dia tidak akan
mendapatkan apa yang ada di tangan orang lain dengan lakukan ketaatan pada
Tuhannya, kecuali bila mereka memuji & menyanjungnya. Maka harta yang
mereka miliki akan mengalir padanya. Dia tidak akan peduli dengan celaan,
karena senang dipuji & disanjung, khawatir akan kehilangan pujian mereka, lalu
dia mentakwilkan tiga faktor diatas pada cinta terhadap pujian, tapi ia juga
terbag-bagi sesuai dengan kadar & tingkatan manusia.

Sementara itu, Imam Malik & diikuti oleh Ibnul Arabi mengecualikan beberapa
perbuatan yang dianggap riya oleh yang lain, seperti seseorang yang lakukan
suatu ibadah dengan sengaja memperlihatkannya, tujuannya agar kesaksiannya
dapat dijadikan bukti, atau agar bisa dijadikan pemimpin & panutan.
Imam Qurthubi berkata: Ibnul Arabi berpendapat: Seseorang yang
lakukan shalat agar dilihat orang lain, lalu mereka akan mengatakan bahwa dia
ialah orang yang beriman, atau mungkin ingin mendapatkan kedudukan yang
lebih tinggi atau agar kesaksiannya diterima & boleh menjadi imam, maka shalat
yang demikian itu tidaklah termasuk riya yang dilarang & diharamkan, & dia
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
tidak berdosa lakukan itu. Tapi yang dikatakan riya ialah bila dia berusaha
memperhatikannya dengan niat maksiat & untuk mencari makan. Apa yang
dikatakan oleh Imam Malik & Ibnul Arabi ini perlu dikaji secara mendalam, jika
niatnya lakukan ibadah itu disertai oleh ikhlas, maka itu tidaklah mengapa. Tapi
jika niatnya tidak diikuti oleh ikhlas, maka ia termasuk riya. Ini tidak disangkal
oleh Imam Malik & tidak pula oleh ulama lainnya.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa niat seperti ini menafikan ikhlas, &
termasuk riya, diantara ulama yang mengatakan demikian ialah al-Harits al-
Muhasibi & al-Qurthubi serta yang lain-lain.
Hal-Hal Yang Mengundang riya
Terkadang ada orang yang berpenampilan kurus & bermuka pucat,
tujuannya ialah agar orang yang melihatnya menganggapnya sebagai orang yang
rajin beribadah & selalu merasa takut. Ada pula yang tampil dengan suara serak
& sangat lembut, mata merah & bibir pucat, untuk menunjukkan bahwa dia
sedang puasa.
Ada juga yang tampil dengan rambut kusut & panjang, meniru penampilan
para ahli ibadah, & ada juga yang berusaha memperlihatkan bekas sujud di
keningnya, memakai pakaian yang kasar & terkadang robek, menyingsingkan
lengan baju & memakai sandal yang sudah using.
Ada juga orang yang riya melalui ucapan & perkataan yang penuh hikmah,
mampu mengemukakan berbagai dalil dalam bermujialah, hafal banyak hadits &
menjelaskan berbagai pendapat para ulama serta ilmu & berzikir dengan suara
yang agak keras, mengajak pada yang maruf & mencegah dari kemungkaran,
memperindah suara saat membaca ayat-ayat al-Quran, berpura-pura sedih &
marah terhadap orang-orang yang cinta dunia, memperingatkan & memberi
pelajaran serta berpura-pura menyesali kesempatan berbuat baik yang berlalu
begitu saja.
Ada pula orang yang riya dalam beramal, seperti memanjangkan bacaan
dalam shalat, memperlama rukuk Itidal atau sujud. Ada juga orang yang riya
dengan ibadah puasa, begitu juga dengan ikut berperang serta menunaikan
ibadah haji, atau menahan diri untuk tidak berbicara dalam waktu yang cukup
lama & mengorbankan banyak harta & uang.
Ada pula yang riya dengan mendekati para ulama, selalu berusaha untuk
berjalan bersama ulama atau ahli ibadah, tujuannya ialah agar mendapatkan
pujian bahwa dia ialah teman dekat ulama tersebut atau termasuk orang yang
mencintainya. Akhirnya, dia dihormati & disegani.
Hukum Amal Orang Yang riya
Apakah semua amal yang dicampuri oleh niat riya dianggap batal & tidak sah?
Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini. Ash-Shanani lebih
melihat pada niat, apakah dia lakukan suatu ibadah murni untuk
memperlihatkannya (ria) pada orang lain, atau untuk mendapatkan pahala.
Kedua, apakah keinginan untuk mendapatkan pahala lebih kuat atau lebih lemah,
atau sama?
Sekarang dihadapan kita ada empat model yang akan menentukan satu hukum;
Pertama: Aku yakin, tidak seorangpun ulama yang menyanggah & bahwa apa
yang mereka lakukan (dengan riya) ialah batal, yaitu saat seorang yang
beribadah tidak untuk mengharapkan pahala, tapi karena mengharapkan
kedudukan & pujian manusia.
Ibnu Rajab menyebut riya semacam ini dengan riya murni. Ini biasanya
terjadi pada orang-orang munafik.
Allah SWT berfirman, Jika mereka lakukan shalat, mereka lakukannya dengan
perasaan malas, mereka lakukannya hanya karena riya. (QS. An-Nisa[4]: 142)
Ibnu Rajab mengatakan: riya semacam ini tidak ada dikalangan orang-
orang yang beriman pada Allah & hari akhirat; dalam menunaikan shalat &
menjalankan ibadah puasa, tapi riya semacam ini kadang terjadi saat
menunaikan sedekah wajib (zakat) atau saat menunaikan ibadah haji & amal-
amal lahiriah lain atau amal yang manfaatnya dapat dirasakan oleh orang lain,
karena ikhlas dalam amal ibadah ini amat langka. & keikhlasan dalam lakukannya
sangatlah mulia.
Dalam hal ini Ibnu Rajab berkata: Beramal dengan riya seperti ini,
diyakini oleh semua Muslim, bahwa ia akan menghapuskan pehala, & yang
lakukannya berhak mendapatkan siksa & murka Allah.
Ria seperti ini disebut oleh al-Harits al-Muhabi sebagai riya yang paling
besar, dia berkata: Inti dari kebesaran & kedahsyatan riya ini ialah saat seorang
hamba lakukan suatu ibadah & ketaatan pada Alla, namun dia lakukannya bukan
karena mengharapkan pahala & ganjaran dari Allah SWT. Dalam masalah ini
Imam Ghazali berkata: Adapun yang beramal hanya karena riya, maka itu akan
mengundang turunnya murka & marah Allah.
Sementara yang kedua & selanjutnya ialah riya yang disertai oleh niat untuk
mendapatkan pahala. Ini dibagi menjadi tiga, karena keinginan untuk dapatkan
pahala boleh jadi lebih kuat, boleh jadi riya yang lebih dominan & barangkali
riya & harapan untuk mendapatkan pahala sama & sebanding.
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Di sini, Shanani mengikuti apa yang dikemukakan oleh Imam Ghazali
dalam memandang seberapa jauh kekuatan yang mendorong: Jika dorongan
keagamaan & keinginan hawa nafsu (ria) sama, maka amal itu tidak akan
mendapatkan pahala & tidak pula akan mendapatkan dosa. Tapi jika riya lebih
dominan, maka amal itu tidak akan membuahkan pahala & tidak berguna, tapi
malah akan mengundang siksa & mendatangkan mudarat. Lebih baik mendapat
siksaan yang lebih ringan, daripada disiksa karena lakukan amal dengan riya &
tidak disertai oleh niat untuk mendekatkan diri pada Allah SWT lebih dominan
dari yang lain-lain, maka dia akan mendapatkan pahala sesuai dengan kekuatan
pendorong-nya (agama).
Imam al-Ghazali berpendapat: Ini ialah sebuah keadilan yang ditetapkan
untuk menentukan pahala sesuai dengan firman Allah dalam beberapa ayat,
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. & barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. Zalzalah[99]: 7-8)
Firman Allah, Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walau sebesar
zarrah, & jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat
gandakannya (QS. An-Nisa[4]: 40)
Dengan demikian, niat yang baik tidak akan pernah hilang di sisi Allah.
Imam al-Ghazali menjelaskan: Untuk menyingkap rahasia ini, amal akan
memberikan pengaruh pada hati sesuai kekuatannya, karena ajakan untuk
beramal dengan riya, termasuk hal yang membinasakan. & makanan pokok yang
membinasakan amal ialah memperturutkan riya, sementara faktor yang
mengajak pada kabaikan yang terdiri dari banyak hal yang akan menyelamatkan,
makanannya ialah beramal untuk mencari ridha Allah.
Bila dua sifat ini sudah bersatu dalam hati seseorang, maka keduanya akan
selalu berlawanan. Bila dia lakukan perbuatan yang sesuai dengan keinginan
riya, saat itu sifat riya akan lebih dominan, & bila dia lakukan amal untuk
mendekatkan diri pada Allah, maka sifat itu akan lebih dominan, & salah satunya
akan mencelakakan & yang lain menyelamatkan. Saat keduanya mempunyai
kekuatan yang sama, maka keduanya akan terus berperang.
Imam Ghazali memberikan contoh ringan, seorang yang alergi dengan
panas, bila dia memakan makanan apa saja yang panas, akan membuat
penyakitnya kambuh, lalu dia memakan makanan yang dingin, sehingga bakteri
alergi panas tadi akan terkalahkan sesuai dengan ukuran berapa banyak dia
memakan yang dingin. Setelah memakan dua jenis makanan yang berbeda kadar
panas & dinginnya ini, pengaruhnya terhadap alergi panas akan sebanding,
sehingga tidak akan menimbulkan sakit, seolah-olah dia tidak memakan yang
panas & tidak pula yang dingin.
Tapi jika salah satu dari dua macam makanan itu lebih kuat, maka
pengaruh yang lebih kuat akan terlihat & terasa. Sebagaimana ia tidak akan
menyia-nyiakan makanan & minuman serta obat sedikit pun, & pengaruhnya
terhadap jasmani pasti ada, sebagai hukum alam (sunnatullah). Demikian pula,
Allah tidak akan menyia-nyiakan kebaikan & kejahatan, walau hanya sebesar biji
sawi, & pengaruhnya akan tetap ada pada pencahayaan hati atau
penggelapannya, mendekatkannya pada Allah atau menjauhkannya. Bila
seseorang lakukan kebaikan untuk mendekatkan diri pada Allah, walau hanya
sejengkal & lakukan kejahatan sehingga dia akan menjauh dari Allah sejengkal
pula, maka sesungguhnya dia telah kembali ke tempatnya semula, dia tidak
berdosa & tidak pula mendapatkan pahala.
Jika dia beramal untuk mendekatkan diri pada Allah sebanyak dua jengkal
& lakukan kesalahan sejengkal, berarti dia sudah mendapat keuntungan dalam
mendekatkan diri pada Allah sejengkal. Nabi saw bersabda,
Ikutkanlah kejahatan dengan kebaikan, niscaya kebaikan akan
menghapuskan kejahatan itu. (HR. Tirmidzi, dia berkata, hadits ini shahih
& Hakim, dia berkata, Hadits ini sesuai dengan persyaratan Imam Bukhari
& Muslim, lihat Jami al-Ulum, 147)
Oleh karena itu, riya yang murni dapat dihapuskan dengan ikhlas murni
yang dilakukan setelah itu, tapi jika keduanya sama, maka salah satunya harus
dikalahkan dengan darurat.
Lalu Imam Ghazali juga berdalil dengan ijma & berkata, bahwa ibadah haji
sah bagi orang yang berniat berdagang saat menunaikan ibadah haji, padahal
ibadah hajinya telah bercampur antara keikhlasan beribadah karena Allah & niat
mencari keuntungan materi.
Demikian juga berjihad di jalan Allah untuk mendapatkan harta rampasan
perang, mereka sebenarnya juga termasuk mujahid di jalan Allah, niatnya untuk
mendapatkan harta rampasan perang tidak mengeluarkannya dari prediket
mujahid, karena tujuannya yang paling mendasar ialah untuk meninggikan
kalimat Allah, sedangkan tujuan untuk mendapatkan harta rampasan perang,
hanyalah sebagai selingan belaka.
Oleh sebab itu, ia tidak akan menghapuskan pahala jihad itu sendiri. Benar,
orang yang niatnya murni hanya untuk meninggikan kalimat Allah tanpa diikuti
oleh niat-niat lain, jelas lebih tinggi & lebih banyak pahalanya, & kecenderungan
untuk mendapatkan harta rampasan perang, jelas akan mengurangi pahala, ini
sudah pasti, namun tidak sampai menghapuskan pahalanya secara total.
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
Dalil-dalil yang menunjukkan bahwa amal yang dinodai oleh riya ialah
batal, bukan berarti tidak dipahami oleh Imam Ghazali, seperti firman Allah,
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh & janganlah ia mempersekutukan seorangpun
dalam beribadat pada Tuhannya. (QS. Al-Kahfi[18]: 110)
Begitu juga hadits yang mengemukakan tiga kelompok pertama yang akan
dilemparkan ke dalam neraka pada hari kiamat kelak & bebarapa hadits lain yang
dianggap oleh Rasulallah S.A.W sebagai riya yang mengandung syirik. Pada hari
kiamat nanti, Allah akan berkata pada orang yang riya:
Ambillah pahala dari orang yang kamu harapkan.
Dan begitu pula hadits yang menjelaskan tentang berjihad untuk
meninggikan kalimat Allah.
Aku (penulis) berkata, dalil-dalil ini dipahami oleh Imam Ghazali dengan
baik, dia sudah menyampaikannya, lalu mengomentari: Hadits-hadits yang kita
kemukakan ini tidaklah saling berseberangan, Orang yang hanya mencari
kenikmatan dunia belaka, seperti Orang yang hijrah hanya karena
mengharapkan keuntungan dunia, karena itu yang menjadi tujuan hidupnya..,
adapun lafazh yang menunjukkan serikat (kebimbangan) yang ada, maka ia tidak
mutlak menunjukkan sama. & kita sudah jelaskan, bahwa bila ada dua niat yang
sama, maka ia akan saling berebut. Jika demikian, dia tidak berdosa & tidak pula
mendapatkan pahala. Lalu orang yang mengalami kebimbangan, akan selalu
berhadapan dengan bahaya, karena dia tidak tahu mana diantara dua masalah
itu yang lebih dominan, apakah pilihannya akan jatuh pada hal yang
membahayakan dirinya sendiri..Inilah ringkasan bagi mereka yang cenderung
melihat pada kuatnya faktor pendorong.
Klarifikasi Dalil Yang Mendukung Pendapat Ini
Pada awalnya orang menganggap pendapat ini kuat & apa yang jadi pegangan
mereka sesuai dengan logika yang benar. Tapi saat direnungkan, kita akan
menemukan kekelirua di dalamnya. Imam Ghazali memandang pada kekuatan
pendorong, karena pendorong itu akan memicu seseorang untuk beramal. Kita
jawab: Sesungguhnya niat riya, akan merusak keikhlasan & menghapuskan
pahala, walau hanya sedikit. Contohnya cukup banyak. Setetes kotoran, akan
merusak suasana rumah secara keseluruhan, karena baunya yang tidak sedap, &
setetes racun akan merusak makanan dalam jumlah yang cukup banyak.
Dikisahkan dalam sebuah hadits, seandainya ditakdirkan setetes air
minuman penduduk neraka ke bumi ini, maka kita tidak akan sanggup lagi untuk
tinggal di bumi ini. Karena, dari Barat sampai ke Timur akan dipenuhi oleh bau
yang sangat menyengat & busuk yang tiada tara.
Masalahnya harus ditinjau dari sudut pandang yang berbeda, yaitu bahwa
riya akan merusak keikhlasan, selanjutnya, ia akan membatalkan amal saleh. Ini
ditunjukkan oleh banyak hadits, bahwa amal tidak akan diterima jika tidak
dilakukan dengan ikhlas & hanya karena ingin menggapai ridha Allah semata.
Imam Ghazali menjelaskan, dalil yang menunjukkan batalnya amal yang
disertai riya yang murni, pada dasarnya tidak pernah mengharapkan pahala dari
Allah SWT, ini sangat jauh sekali & tidak ada hubungannya. Tiga kelompok yang
diadili Allah & orang pertama yang menjadi kayu bakar api neraka ialah mereka
yang gugur sebagai syahid, ahli al-Quran & orang yang banyak bersedekah,
apakah masuk akal, bahwa mereka tidak pernah mengharapkan pahala dari Allah
SWT secara mutlak? Banyak hadits yang menjelaskan bahwa riya termasuk
syirik, sedangkan amal orang yang musyrik tidak diterima di sisi Allah.
Imam Qurthubi mengelompokkan riya termasuk salah satu syirik yang
membatalkan amal, dia berkata: Setelah syirik akbar, yang membatalkan amal
ialah syirik dalam beribadah, yaitu riya. Inilah sebenarnya yang dikandung oleh
ayat-ayat & hadits-hadits yang menjelaska bahwa hukumnya ialah haram &
membatalkan amal, & ia (ria) sangat tersembunyi, orang yang bodoh & jahil tidak
akan mengenalnya.
Dan diantara ulama yang sependapat dengan ini ialah al-Harits al-
Muhasibi, dia mengelompokkan riya sebagai syirik yang akan menghapuskan
pahala amal, dia berkata: Keinginan seorang hamba untuk lakukan ketaatan &
mengharapkan pahala dari Allah, keduanya berkumpul dalam hati. Dua keinginan
itu ialah termasuk riya yang paling ringan, & termasuk syirik dalam beramal.
Karena, saat itu hamba mengharapkan pahala dari Allah & mengharap pujian
manusia. Saat itu, dia telah mempersekutukan Allah dalam beramal dengan
mengharapkan pahala & pujian manusia.Banyak hadits menjelaskan bahwa riya
seperti ini termasuk syirik, diantaranya ialah hadits Mahmud bin Labid, Rasulallah
S.A.W bersabda, Sesungguhnya sesuatu yang paling aku khawatirkan atas kalian
ialah syirik kecil.
Para sahabat bertanya: Apakah syirik kecil itu? Rasulullah menjawab:
Ria. Lalu Rasulullah berkata: Allah akan berkata pada mereka pada suatu hari
dimana mereka akan dipermalukan dengan amal-amal yang pernah mereka
lakukan: Pergilah kalian menemui orang-orang yang dulu (di dunia) kalian
perlihatkan amal-amal kalian pada mereka, perhatikanlah apakah kalian akan
mendapatkan balasan pahala dari mereka?
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Seorang laki-laki berkata pada Ubadah bin ash-Shamit ra, Aku telah
berjuang di jalan Allah, aku membunuh dengan pedangku sendiri, aku hanya
mengharapkan pahala dari Allah SWT & juga pujian dari manusia, maka Ubadah
menjawab: Anda tidak akan mendapatkan apa-apa. Laki-laki itu kembali bertanya
sampai tiga kali, setiap kali dia bertanya, Ubadah menjawabnya dengan jawaban
yang sama; Anda tidak mendapatkan apa-apa, pada kali yang ketiga dia berkata:
Sesungguhnya Allah berfirman,
Sesungguhnya Aku ialah dzat yang tidak membutuhkan sekutu, siapa yang
beramal & mempersekutukan Aku dengan sesuatu di dalamnya, maka Aku akan
menyerahkan semuanya pada orang yang dia anggap sebagai sekutu-Ku.
Syaddad bin Aus ra menceritakan, Aku mendengar Rasulallah S.A.W bersabda,
Siapa yang menunaikan shalat karena riya, maka sesungguhnya dia telah
musyrik, siapa yang berpuasa karena riya, maka sesungguhnya dia telah
musyrik & siapa yang bersedekah karena riya, maka sesungguhnya dia
telah mempersekutukan Allah.
Abu Said al-Khudri ra menceritakan, pada suatu kali Rasulallah S.A.W
keluar menemui kami, saat itu kami sedang membicarakan Dajjal, maka
Rasulallah S.A.W berkata: Maukah kalian aku beritahu tentang sesuatu yang
lebih aku khawatirkan atas kalian dari Dajjal? Kami menjawab: Mau wahai
Rasulullah. Dia bersabda, Syirik yang tersembunyi, yaitu bila seseorang
menunaikan shalat, shalatnya semakin lama & gerakannya semakin sempurna,
karena merasa ada orang yang melihatnya.
Yang kedua, ingin mendapatkan pujian dari manusia & keridhaan Allah,
keduanya tidak berbeda, sama-sama menghapuskan pahala. Imam Qurthubi
menjelaskan bahwa pendapat ini dinukil oleh Abu Naim dalam Hilyah-nya (kitab
karyanya sendiri) dari sebagian salafus shaleh. Sementara sebagian yang lain
berdalil dengan firman Allah,
Yang Maha Kuasa, Yang Maha Memiliki segala Keagungan, Maha Suci
Allah dari apa saja yang mereka persekutukan.(QS. Al-Hasyar[59]: 23)
Allah tidak membutuhkan pasangan, tidak memerlukan pendamping &
tidak beranak & Dia berhak untuk tidak menerima amalan saat Dia
dipersekutuka dengan makhluk, Dia Maha Tinggi, Maha Besar & Maha Kuasa.
Ibnu Najim menisbatkan orang yang lakukan shalat karena riya sebagai
orang yang kafir menurut sebagian ulama Hanafi, sementara ulama lain
mengatakan, bahwa apa yang dia lakukan tidak akan mendapatkan pahala, & ada
pula yang mengatakan bahwa yang lakukannya akan mendapatkan dosa & ada
juga yang berpendapat bahwa dia tidak akan mendapatkan pahala & tidak pula
akan mendapatkan dosa.
Ibnul Qayyim berkata: Syirik dalam beribadah akan menghapuskan pahala,
dia akan mendapatkan siksaan & dosa, jika amal yang dia lakukan dengan riya
itu merupakan amal wajib. Karena dianggap belum menunaikannya, maka dia
akan mendapatkan siksaan karena meninggalkan yang wajib. Karena Allah SWT
hanya menyuruh hamba-hamba-Nya untuk beribadah dengan ikhlas pada-Nya
saja. Allah SWT berfirman,
Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya beribadah pada Allah dengan
ikhlas dalam menjalankan agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah[98]: 5)
Problematika & Solusinya
Barangkali banyak orang tertegun memperhatikan dalil-dalil yang
dikemukakan Imam Ghazali, bahwa ibadah haji yang dilakukan oleh orang yang
juga berniat berdagang ialah sah berdasarkan dalil al-Quran, & mayoritas ulama
sepakat mengatakan demikian.
Demikian pula orang yang terjun ke medan pertempuran yang bertujuan
untuk mendapatkan harta rampasan perang, itu tidaklah merusak keikhlasan &
tidak pula membatalkan pahala jihad, walau pahalanya berkurang.
Dalam masalah ini Imam Ghazali berpendapat: bercabangnya keinginan,
tidaklah membatalkan amal. Tidak tertutup kemungkinan bahwa Imam Ghazali
menyangka, bahwa memperserikatkan niat seperti ini tidaklah termasuk syirik &
tidak pula termasuk riya. Maka orang yang menunaikan ibadah haji untuk tujuan
meraup keuntungan melalui perdagangan, sebenarnya dia tidak berniat & tidak
bermaksud untuk memperlihatkan ibadahnya, & amalnya itu sendiri tidak
termasuk syirik, tapi niat utamanya ialah menunaikan ibadah haji & dalam waktu
yang bersamaan, dia juga ingin berdagang, & Allah membolehkannya.

Aku tidak melihat seorang pun yang membedakan secara teliti & rinci
antara riya & syirik dalam beribadah selain al-Qurthubi Rahimahullah. Dia
menjelaskan masalah ini dengan sangat hati-hati & teliti, dia berkata:
Perbedaan yang keseratus dua puluh dua; antara definisi riya & definisi syirik
dalam beribadah: Ketahuilah, bahwa riya ialah syirik & mempersekutukan Allah
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
dalam mentaati-Nya. Jika sudah musyrik begini, berarti yang bersangkutan sudah
lakukan maksiat, maka dia pasti berdosa & ibadahnya batal sebagaimana yang
dijelaskan oleh al-Muhasibi & lain-lain.
Ini berlawanan dengan hadits shahih yang dikeluarkan oleh Imam Muslim
& lain-lain bahwa Allah SWT berfirman:
Aku tidak memerlukan sekutu, maka siapa yang lakukan suatu amal
dengan mempersekutukan Aku dengan yang lain dalam beribadah, maka Aku
akan meninggalkan untuknya.
Ini jelas menunjukkan bahwa amal yang dilakukan dengan mengikutkan
sesuatu selain Allah dalam beribadah, tidak ada nilainya di sisi Allah.
Demikian pula dengan firman Allah, Padahal mereka tidak disuruh,
kecuali supaya beribadah pada Allah dengan ikhlas dalam menjalankan agama
yang lurus. (QS. al-Bayyinah[98]: 5)
Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang tidak ikhlas karena Allah, tidak
termasuk dalam perintah yang terkandung dalam ayat ini. Selama seseorang
tidak diperintah untuk melaksanakannya, maka dia tidak akan mendapatkan
balasan apa-apa. & ibadah yang dia lakukan hanya akan membuahkan kesia-
siaan belaka.
Lalu dia berkata: Intisari & rahasia definisi ini ialah, bahwa seseorang yang
lakukan suatu amal yang diperintah (wajib) untuk tujuan mendekatkan diri pada
Allah & berniat lakukannya karena Allah semata, dihormati oleh manusia atau
dihargai oleh sebagian orang, sehingga dia mendapatkan keuntungan dari
mereka atau terhindar dari mudarat yang boleh jadi berasal dari mereka. Ini
termasuk salah satu definisi yang disebut riya. Sementara bagian kedua ialah
seseorang yang lakukan suatu amal yang sama sekali tidak mengharapkan ridha
Allah, tapi hanya karena mengharapkan sanjungan & penghargaan dari manusia.
Ini disebut riya ikhlas, sedangkan yang pertama disebut riya syirik.
Al-Qurafi juga menjelaskan bahwa tujuan riya itu ada tiga: Berharap agar
dihargai, mendapatkan keuntungan & maslahat & agar terhindar dari mudarat
duniawi. Dua terakhir ini merupakan cabang dari yang pertama, karena bila
seseorang dihargai, maka manfaat & maslahat pasti akan dia dapatkan & akan
terhindar dari mudarat.
Lalu dia berkata: Tujuan umum ini ialah hakekat, sedangkan
mempersekutukan bersifat mutlak, seperti seorang yang berjihad dalam rangka
taat pada Allah & untuk mendapatkan harta rampasan perag, maka ini tidaklah
memberi mudarat terhadapnya & harta rampasan perang yang dia dapatkan
tidaklah haram baginya menurut meyoritas ulama, karena Allah memberikan
jatah itu padanya dalam rangka beribadah. Ini sangat berbeda dengan orang
yang berjihad di jalan Allah untuk mendapatkan pujian dari pemimpin, sehingga
diberi hadiah & penghargaan dari Baitul Mal. & yang serupa dengannya ialah
riya yang diharamkan, & orang yang berjihad di jalan Allah untuk mendapatkan
tawanan perang wania, senjata serta harta dari pihak musuh, sementara dia
telah mempersekutukan (antara mendapatkan harapan itu & berniat karena
Allah), orang yang lakukannya tidaklah disebut riya. Karena, riya ialah lakukan
suatu amalan agar dilihat oleh orang lain selain Allah. & Ruya (melihat) hanya
akan dilakukan oleh makhluk. Maka orang yang tidak melihat & buta, bila
diperlihatkan suatu amal padanya, maka yang memperlihatkan amalnya tidaklah
disebut riya, karena dia tetap tidak akan dapat melihatnya. Harta rampasan
perang & sebagainya tidak dikatakan bahwa dia melihat. Tujuan kalimat riya
yang seperti ini tidak masuk akal sama sekali.
Demikian juga orang yang menunaikan ibadah haji disertai oleh niat
berdagang, tapi bila keinginan utamanya ialah berdagang, sehingga ibadah
hajinya boleh jadi murni atau disertai oleh keinginan lain. Keinginan yang lain ini
tidaklah menjadi tujuan utama. Demikian para ulama menjelaskan, maka niat
yang seperti ini tidak akan mengurangi keabsahan ibadah haji & tidak
mengakibatkan dosa. Demikian juga orang yang berpuasa dengan niat agar
badannya lebih sehat atau untuk menghilangkan suatu penyakit dengan cara
berpuasa. Maka tujuan utamanya ialah untuk berobat atau tujuan itu termasuk
yang dia inginkan, namun demikian, puasa juga termasuk dalam niatnya,
sehingga niat puasa menjadi bercampur dengan tujuan lain, hal itu tidaklah
merusak nilai-nilai puasa. Bahkan dianjurkan dalam syariat.
Rasulallah S.A.W bersabda, Wahai para pemuda, siapa yang sudah
mempunyai kesanggupan diantara kalian untuk menikah, maka hendaklah
menikah, & siapa yang belum sanggup, hendaklah berpuasa, karena puasa itu
akan membentenginya.
Maka Rasulallah S.A.W menganjurkan berpuasa untuk tujuan ini, jika
sekiranya tujuan itu akan merusak nilai-nilai puasa, maka Nabi pasti tidak akan
menganjurkannya. Diantaranya juga ialah memperbarui wudhu untuk tujuan
penyejuk atau kebersihan.
Dia berkata: Semua tujuan ini sebenarnya tidak mengagungkan makhluk, tapi
mengikutkan kemaslahatan, masalah seperti ini tidak merusak ibadah.
Setelah itu, dia berkata: Maka jelaslah perbedaan antara definisi riya dalam
ibadah & definisi riya dalam mengikuti tujuan lain, walau semuanya disebut
mengikutkan. Benar, tujuan-tujuan yang mencampuri ibadah ini akan
mengurangi pahala, karena jika suatu ibadah dilakukan dengan keikhlasan yang
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
murni tanpa decampuri tujuan lain, maka pahalanya pasti lebih besar &
sempurna.
Niat Seorang Hamba Untuk Kemaslahatan Yang Telah Ditetapkan Oleh Syariat
Bukanlah riya
Kurang memahami perbedaan yang dikemukakan oleh al-Qurafi, akan
menggelincirkan seseorang ke jurang kesalahan, sehingga menimbulkan masalah
besar, karena menghukum suatu ibadah, merupakan hal yang dibolehkan oleh
syariat.
Diantaranya ialah apa yang dikemukakan oleh penulis, seperti puasa untuk
tujuan berobat atau untuk menahan hawa nafsu bagi pemuda yang belum
mampu menikah, atau berwudhu untuk menyejukkan badan atau menjaga
kebersihan. Begitu juga saat imam menunggu makmum yang datang terlambat
(masbuq) dengan memanjangkan bacaan ayat atau menunggu saat rukuk,
berdagang saat menunaikan ibadah haji & mengharapkan harta rampasan
perang saat berjihad di jalan Allah.
Ibnu Hazm menjelaskan dalam kitabnya al-Muhalla, bahwa seseorang yang
mencampurkan niat wudhu untuk menunaikan shalat & menyejukkan badan
atau niat lain, maka wudhu itu tidak sah dibawa shalat. Dalilnya ialah firman
Allah SWT,
Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya beribadah pada Allah
dengan ikhlas dalam menjalankan agama yang lurus.
(QS. al-Bayyinah[98]: 5)
Maka siapa yang mencampurkan niat yang diperintahkan Allah dengan niat
yang tidak diperintahkan, berarti dia belum ikhlas menjalankan ibadah tersebut
karena Allah. Jika belum ikhlas, berarti belum berwudhu sebagaimana yang
diperintahkan Allah.
Diantara ulama yang mendukung pendapat ini ialah al-Qurthubi dalam
tafsirnya, dia berkata: Siapa yang berwudhu untuk tujuan menyejukkan badan
atau puasa untuk kesehatan lambung, bersamaan dengan itu dia juga berniat
menjalankan ibadah, maka ibadahnya tidaklah sah. Karena mencampurkan niat
ibadah dengan niat duniawi. Sedangkan Allah hanya akan menerima ibadah yang
dilakukan dengan ikhlas, sebagaimana firman Allah, Hanya kepunyaan Allah-lah
agama yang bersih (dari syirik). (QS. az-Zumar[39]: 3)
Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya beribadah pada Allah dengan
ikhlas dalam menjalankan agama yang lurus. (QS. al-Bayyinah[98]: 5)
Pada kesempatan lain dia mengemukakan firman Allah,
Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia & perhiasannya, niscaya Kami
berikan pada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna &
mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. (QS. Hud[11]: 15)
Ini menunjukkan bahwa berwudhu untuk menyejukkan badan atau
kebersihan belaka, tidak dapat dibawa shalat, demikian pula halnya dalam semua
ibadah yang semakna dengan ini.
Sementara Imam nawawi & al-Haththab melemahkan pendapat orang
yang mengatakan, berwudhu untuk menyejukkan badan & membuang hadas
tidak sah untuk dibawa shalat.
Sedangkan menunggu makmum yang terlambat dengan memanjangkan
bacaan ayat atau memperlana rukuk, sebagian ulama berpendapat: Aku
khawatir perbuatan itu akan menjerumuskan pada syirik (ria). Ini ialah pendapat
Muhammad bin al-Hasan, bahkan sebagian ulama SyafiI berpendapat bahwa
perilaku seperti itu akan membatalkan shalat.
Imam Nawawi dalam Majmu-nya berkata: Abu Hanifah, Imam malik,
Auzai Abu Yusuf, al-Muzani & Abu Dawud berkata: Saat imam sudah rukuk,
sebaiknya tidak menunggu orang yang datang terlambat (Masbuq) supaya
mendapatkan rakaat pertama atau satu rakaat. Dalil mereka ialah hadits yang
menganjurkan agar seorang imam meringankan atau memperpendek bacaan,
karena yang demikian itu termasuk menyertakan hal lain dalam ibadah.
Al-Muzani menukil pendapat ini dari Imam Syafii. sebabnya ialah karena
menunggu itu akan merusak keikhlasan. Lalu al-Muzani menemukan riwayat
Imam SyafiI yang lain yang membolehkannya, namun yang pertama lebih kuat &
lebih aman.
Berkenaan dengan berdagang saat menjalankan ibadah haji, Ibnul Arabi
berkata: Adapun orang yang tidak berdagang dalam menunaikan ibadah haji, itu
ialah menurut madzhab Fuqara (orang-orang sufi), tidak mencampurkan dunia
dengan akhirat, ini akan membuahkan pahala yang lebih besar & keiklhasan yang
lebih sempurna dalam berniat. Namun demikian, Ibnul Arabi tidak sependapat
& tidak nendukung madzhab ini. Bahkan, dia berseberangan dengan mereka, dia
berkata, Berniat berdagang dalam menunaikan ibadah haji tidaklah termasuk
syirik (tidak ikhlas) & tidak pula mengeluarkan seorang mukallaf dari keikhlasan
yang diwajibkan atasnya. Ini berbeda dengan madzhab sufi yang mengatakan
bahwa haji tanpa berdagang jauh lebih baik.
Jika saja mereka memperhatikan definisi yang disampaikan oleh al-Qurafi,
bahwa ibadah ini bukan termasuk riya, inilah yang banyak menjerumuskan
menusia ke lembah yang membingungkan.
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
Banyak dalil yang berseberangan dengan madzhab yang mereka
pertahankan. Dalam masalah haji, Allah SWT berfirman,
Tidak ada dosa bagi kalian untuk mencari karunia (rezeki hasil
perniagaan). (QS. al-Baqarah[2]: 198)
Ibnu Abbas ra menceritakan bahwa ayat ini diturunkan saat umat Islam
takut berdagang di pasar-pasar Jahiliyah pada musim haji. Hadits ini diriwayatkan
oleh Imam Bukhari. Dalam riwayat lain, dalam Sunan Abu Dawud, Ibnu Abbas ra
menceritakan: Sesungguhnya manusia pada awal diwajibkannya ibadah haji,
mereka lakukan jual beli di Mina & Arafah, Dzil-Majaz & pada musim haji, lalu
mereka merasa khawatir lakukan jual beli, mereka mengiranya haram, maka
turunlah firman Allah, Tidak ada dosa bagi kalian mencari karunia (rezeki hasil
perniagaan). (QS. al-Baqarah[2]: 198)
Izzi bin Abdussalam mengemukakan suatu pembahasan dalam kitabnya Qawaid
al-Ahkam dengan judul: Fasal dalam menjelaskan bahwa membantu dalam
urusan agama & mentaati Allah, bukanlah termasuk syirik dalam beribadah.
Beliau menjelaskan masalah ini, Jika ada yang bertanya: Apakah saat
imam menunggu masbuq (orang yang terlambat) untuk mendapatkan rakaat
pertama termasuk syirik dalam beribadah? Aku menjawab: (Izz bin Abdussalam)
sebagian ulama mengira demikian, padahal yang sebenarnya bukanlah demikian.
Bahkan ia ialah menggabungkan antara dua ibadah (mendekatkan diri pada
Allah), karena imam sudah membantu makmum yang terlambat untuk
mendapatkan satu rakaat. Ini merupakan satu ibadah lain & membantu orang
lain dalam lakukan ketaatan, merupakan sarana terbaik di sisi Allah. Tidak
seorang pun yang berhak mengatakan bahwa ini termasuk syirik dalam
beribadah antara Allah & makhluk. Jika menolong dalam hal kebaikan & ketaatan
termasuk syirik, maka sesungguhnya menyampaikan risalah, mengajarkan ilmu &
amar maruf serta nahi mungkar juga termasuk syirik & riya.
Pendapat ini hamper tidak ada yang mendukungnya. Karena, riya & syirik,
ialah berniat memperlihatkan suatu amal yang tidak termasuk mendekatkan diri
pada Allah dalam rangka memperturutkan keinginan hawa nafsu, sedangkan ini,
ialah membantu & membimbing hamba dalam mencari ridha Allah. Jika ini
termasuk syirik, maka azan yang dikumandangkan & mengajarkan membaca al-
Quran juga termasuk syirik. Dalam hadits shahih dijelaskan, Ada seorang laki-laki
yang shalat sendirian, lalu Rasulallah S.A.W bertanya: Siapa yang mau
berdagang (berjamaah bersamanya) dengan orang yang shalat (sendirian) ini?
Diriwayatkan pula dalam HR. Tirmidzi, Hakim & Baihaqi:
Siapa yang mau bersedekah pada laki-laki (yang shalat sendirian) ini?
Lalu ada seorang laki-laki yang berdiri & shalat dibelakangnya (berjamaah
berdua) agar dia mendapatkan pahala shalat berjamaah, & Rasulallah S.A.W
tidak menganggapnya riya & tidak pula syirik, karena dia telah menolong
saudaranya untuk mendapatkan pahala shalat berjamaah & mendekatkan diri
pada Allah SWT.
Bahkan, beliau juga menganjurkan imam untuk menunggu jamaah yang
datang terlambat saat shalat berjamaah, Bila seorang imam merasa ada jamaah
yang terlambat, & pada saat itu dia sudah rukuk, maka sunnah baginya
menunggu, agar yang terlambat mendapatkan satu rakaat, & yang demikian itu
tidaklah termasuk syirik & tidak pula riya. Karena, Rasulallah S.A.W
menganggapnya sebagai sedekah & berdagang, & ini dianjurkan dalam semua
shalat. Bagaimana mungkin hal ini akan termasuk riya? Beginilah keadaan
syariat & tidak perlu membenci hal itu. Siapa yang menganggap bahwa shalat
batal karenanya, maka sesungguhnya pendapat itu sangat jauh dari kebenaran.
Lalu apa yang akan dia katakana saat menunggu orang untuk menunaikan shalat
takut (shalat saat perang), apakah ia juga termasuk syirik, riya ataukah termasuk
amal saleh karena Allah?
Masalahnya akan semakin jelas, bahwa Rasulallah S.A.W pernah meringkas
shalat (mempersingkat bacaan ayat) saat mendengar tangisan bayi. Padahal,
awalnya beliau ingin membaca ayat yang agak panjang. Dalam hadits yang
diriwayatkan Imam Bukhari & Muslim dijelaskan Rasulallah S.A.W bersabda,
Sesungguhnya aku sudah memulai shalat, aku ingin membaca ayat yang
agak panjang, tapi aku mendengar tangisan bayi, lalu aku ringkas (tidak
membaca ayat yang panjang), karena ibunya akan merasa terganggu oleh
tangisan bayinya. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad & Ibnu Majah)
Malik bin al-Huwarits ra pernah menjadi imam dalam shalat, dia ingin
mendidik manusia. HR. Bukhari, lihat Fathul Bari 2/163)
Imam Ibnu Taimiyah membahas satu bab khusus dalam kitabnya al-
Muntaqa, Bab: Imam memanjangkan bacaan ayat pada rakaat pertama &
menunggu orang yang terlambat (masbuq) agar mendapatkan satu rakaat.
Dalam bab itu disebutkan, Abu Said ra menceritakan, Shalat sudah
didirikan, lalu ada yang pergi buang hajat ke Baqi, setelah itu dia kembali &
berwudhu & shalat bergabung dengan Rasulallah S.A.W pada rakaat pertama,
betapa panjangnya ayat yang dibaca oleh Rasulallah S.A.W. (HR. Muslim, lihat
Syarah Nawawi 4/173)
Abdullah bin Abi Aufa ra menceritakan bahwa Rasulallah S.A.W menjadi
imam shalat, dia sudah berdiri pada rakaat pertama, hingga beliau mendengar
suara orang berjalan. (HR. Abu Dawud 1/295)
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Apakah Imam Qurthubi (semoga Allah mengampuninya) pantas
mengatakan, Bila seorang imam sudah shalat pada rakaat pertama, lalu merasa
ada yang datang terlambat tidak perlu ditunggu, karena menunggu itu akan
merusak keikhlasannya.
Harta Rampasan Perang Dalam Berjihad & Berdagang Saat Menunaikan Ibadah
Haji Akan Mengurangi Pahala
Berdagang saat menunaikan ibadah haji & mengharapkan harta rampasan
perang dalam berjihad di jalan Allah sah-sah saja. Namun demikian, kita sepakat
mengatakan bahwa pahala yang mereka dapatkan, jelas lebih rendah dari pahala
yang didapatkan oleh mereka yang benar-benar konsentrasi menunaikannya.
Pendapat ini didukung oleh dalil-dalil shahih yang tidak perlu ditawilkan
lagi. Dalam hadits shahih dikemukakan,
Tidak seorangpun yang terjun ke medan pertempuran di jalan Allah, lalu
mereka mendapatkan harta rampasan perang, melainkan mereka telah
menerima dua pertiga pahala, tinggallah (pahala yang akan mereka dapatkan di
akhirat) sepertiganya, & jika mereka tidak mendapatkan harta rampasan perang,
maka mereka akan menerima pahalanya dengan sempurna. (HR. Muslim, lihat
Syarah Nawawi 13/51)
Dengan memperhatikan nash hadits diatas, mereka sudah keluar dari niat
yang ikhlas, namun demikian, Rasulallah S.A.W menjelaskan bahwa mereka tetap
menyandang predikat pejuang atau mujahid di jalan Allah & Rasulullah juga
menjelaskan, bahwa mereka yang mendapatkan harta rampasan perang akan
mendapatkan pahala yang lebih rendah, namun tidak sampai membatalkan &
menghapuskan pahala mereka.
Karena, apa yang mereka dapatkan berupa harta rampasan perang,
termasuk pahala yang Allah segerakan di dunia. Salah seorang sahabat berkata,
Ada diantara kami yang sudah meninggal & belum menikmati pahalanya sedikit
pun, & ada pula yang harta rampasan perang yang dia dapatkan berkembang,
lalu dibagi-bagikan sebagai hadiah & tidak dia makan sedikit pun.
Sebenarnya, hadits yang diriwayatkan oleh Muslim tentang berkurangnya
pahala amal bagi orang yang mendapatkan harta rampasan perang, tidaklah
berlawanan dengan hadits Bukhari & Muslim yang mengatakan bahwa,
Allah SWT akan menjamin orang yang keluar untuk berjihad di jalan-Nya,
dia pergi hanya untuk berjihad di jalan-Ku, karena beriman pada-Ku dank arena
membenarkan Rasul-Ku, maka dia berada dalam jaminan Allah, Allah berjanji
akan memasukkannya ke surga, atau akan mengembalikannya pada keluarganya
sambil membawa pahala atau harta rampasan perang.
Aku (penulis) berkata: Dua hadits diatas tidaklah berlawanan, karena
hadits ini menunjukkan salah satu dari dua fenomena bagi orang yang kembali
dari medan pertempuran dalam keadaan selamat & tidak gugur sebagai syahid:
Mendapatkan pahala atau mendapatkan bagian harta rampasan perang,
sedangkan hadits yang diriwayatkan oleh Muslim sebelumnya menyebutkan
fenomena lain, yaitu: Harta rampasan perang & pahala yang berkrang.
Ini tidak perlu kita tawilkan, karena hadits Rasulallah S.A.W tidak pernah
berlawanan antara yang satu dengan yang lain, yang ada ialah saling menyokong
antara satu dengan yang lain.
Hafizh Ibnu Rajab berkata: Bila niat berjihad disertai oleh niat lain, selain
niat riya, seperti mengambil upah atau mengambil bagian dari harta rampasan
perang atau berdagang saat menunaikan ibadah haji, maka pahala jihad & haji
mereka akan berkurang, namun tidak membatalkannya secara total.
Dalil yang menunjukkan bahwa niat itu akan membatalkan pahala orang
yang menginginkan harta rampasan perang, yaitu bagi mereka yang tidak pernah
mengharapkan pahala & keridhaan Allah dalam berjihad, tapi tujuan utama
mereka ialah murni untuk mendapatkan keuntungan dunia semata. Seperti
hadits Rasulallah S.A.W:
Diapa yang berjuang di jalan Allah & tidak berniat selain untuk
mendapatkan harta, maka dia akan mendapatkan apa yang dia niatkan.
Abullah bin Umar ra, dia berkata:
Bila salah seorang diantara kalian yang berniat untuk berperang di jalan Allah,
lalu Allah ganti dengan rezeki, maka itu tidaklah mengapa. Tapi orang yang lebih
dulu diberi beberapa Dirham, lalu baru akan pergi ke medan perang, & jika tidak
diberi, dia tidak akan berangkat, maka yang seperti ini tak aka nada pahalanya.

Dan diantaranya ialah rezeki yang diambil oleh para mujahidin dari
Baitulmal, ia tidak akan menghapuskan pahala jihad, itu merupakan hak para
pejuang. Ibnu Taimiyah menjelaskan masalah ini: Para pejuang tidak sama
dengan kuli atau buruh, mereka ialah tentara Allah, mereka berjuang di jalan
Allah dalam rangka beribadah, mereka mengambil upah dari Baitulmal, & apa
yang mereka ambil, sebenarnya bukanlah milik penguasa atau pemerintah, tapi
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
ialah milik Allah yang dibagi-bagikan oleh pemerintah pada mereka yang berhak
menerimanya. Maka siapa yang mengambilnya atas nama upah atau gaji, berarti
jihadnya bukan untuk mencari ridha Allah.
Dalam sebuah hadits dijelaskan,
Perumpamaan orang-orang yang berjihad di jalan Allah & mengambil
upah yang diberikan pada mereka, sama halnya dengan Ibu Nabi Musa yang
menyusukan puteranya & mengambil upah dari penguasa (Firaun).
Dalam masalah ini Ibnu Taimiyah membedakan antara orang yang
bertujuan mencari ridha Allah & menjadikan dunia sebagai sarana, dengan orang
yang bertujuan mencari dunia & menjadikan agama sebagai sarana. Yang kedua
ini tidak akan mendapatkan pahala di akhirat sedikit pun, sebagaimana
ditunjukkan oleh banyak dalil.
Riya Dalam Sifat-Sifat Ibadah
Kita sudah menjelaskan tentang ibadah yang bertujuan untuk
mendapatkan pujian & yang bertujuan mencari ridha Allah & pujian manusia
sekaligus. & kita sudah menjelaskan pula bahwa ibadah seperti itu ialah batal &
yang lakukannya hanya akan menuai dosa & azab.
Jika riya itu tidak pada asal ibadah, tapi dalam sifatnya, seperti orang
shalat yang ingin shalat dengan ringkas, dengan bacaan yang ringan & pendek,
begitu juga saat rukuk & sujud, ternyata saat itu ada orang lain yang melihatnya
(dan dia menyadarinya), lalu dia perpanjang bacaan ayat & dia perlama rukuk &
sujudnya, karena ada orang yang melihatnya. Ini dibedakan oleh para ulama salaf
yang saleh.
Perbedaan ini dikemukakan oleh Imam Ahmad & Ibnu Jarir ath-Thabari,
mereka menguatkan bahwa amal yang dilakukan seperti ini tidaklah batal, &
tetap akan mendapatkan pahal sesuai dengan niatnya yang pertama, ini
diriwayatkan dari Hasan al-Bashri.
Pendapat diatas diikuti oleh as-Samarqandi yang berpendapat bahwa apa
yang dilakukan oleh seseorang karena mengharapkan ridha Allah akan berpahala,
sedangkan amal yang dilakukan untuk menyenangkan manusia akan tertolak.
Izz bin Abdussalam pernah ditanya tentang orang yang shalat & memperpanjang
bacaan ayat karena ada orang lain yang mendengar atau memperhatikannya,
maka dia menjawab: Aku berharap, kiranya pahala amalnya tidak terhapus.
Ibnu Najim menukil dari sebagian ulama Hanafi bahwa dia berpendapat:
Orang yang memulai shalat dengan ikhlas & mengharapkan ridha Allah SWT, lalu
hatinya dimasuki oleh riya, maka ibadahnya akan mengikuti niatnya yang
pertama. & imam Ibnul Qayyim mendukung pendapat ini.
Namun demikian perlu dijelaskan, bahwa pahala yang akan didapat oleh
orang yang beramal ini tidaklah sempurna, tapi ada kekurangan disebabkan
karena riya, & ini termasuk menghadang bahaya.
Riya Itu Tersembunyi & Bentuknya Berbeda-Beda
Sungguh jauh pandangan al-Muhasibi saat menjelaskan bahwa jiwa
manusia selalu ingin mencari kenikmatan, & keinginan hawa nafsu selalu
tersembunyi seperti api dalam sekam, manakala dengan selalu menjalankan
ibadah & ketaatan, syahwat akan tetap berusaha menghiasi ketaatan agar
mendapatkan pujian.
Karena tingginya kecenderungan hawa nafsu untuk mendapatkan pujian &
sanjungan, maka riya akan selalu menyelinap ke dalam hati, sehingga manusia
masih mengira bahwa apa yang dia lakukan masih sesuai dengan koridor ikhlas,
padahal sebenarnya sudah diombang ambingkan oleh gelombang riya.
Imam al-Ghazali menjelaskan tingkatan-tingkatan riya:
Tingkatan Pertama
Bila seorang hamba memperbaiki shalat & amal salehnya karena ada orang
lain yang melihat. Mereka memandangnya dengan pandangan penghormatan,
kekhusyuan jasmaninya akan semakin bertambah serta ketenangannya semakin
sempurna. Inilah yang disebut riya lahiriyah.
Tingkatan kedua:
Saat seorang hamba sudah memahami riya lahiriyah & berusaha
menghindarinya, maka setan akan mendatanginya dari sisi lain, ia akan berusaha
menipu & memperdaya, seperti mengajaknya untuk memperbaiki shalat &
memperpanjang bacaan ayat, karena dia ialah teladan dalam masyarakat. Oleh
karena itu, dia mesti memperbaiki shalat, agar pahala orang yang mencontoh &
meneladaninya juga dia dapatkan. Ini merupakan peniupan, tujuannya ialah
untuk mendapatkan kelezatan jiwa & mendapatkan apa yang dia harapkan selain
ridha Allah. Adapun berbagai alasan yang dikemukakan, hanyalah untuk
melanggengkan kebatilan dalam bentuk kebenaran, agar manusia tidak
menolaknya secara mutlak.
Tingkatan Ketiga:
Bila seorang muslim menyadari bahwa derajat yang kedua ini merupakan
bagian dari riya, maka setan akan mengajaknya untuk lakukan shalat yang lebih
khusyu pada siang hari (selain shalat yang dijaharkan) & memanjangkan bacaan
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
ayat, sehingga ibadah yang dilakukan dengan sir (tidak dijaharkan) berbeda
dengan shalat yang dia lakukan dengan jahar.
Tingkatan Keempat:
Ini ialah yang paling tersembunyi, yaitu orang yang sudah mengetahui tiga
tingkatan sebelumnya, saat itu setan tidak lagi mampu menghampirinya dari sisi
ibadah. Maka setan akan mengajaknya untuk meningkatkan kekhusyuan dalam
shalat seperti saat shalat dihadapan orang banyak, setan akan membisikkan
padanya: Pikirkanlah keagungan Allah, merasa malulah pada-Nya, bahwa Dia
akan melihat ke dalam hatimu saat kamu sedang lalai. Saat itu, hati akan
bertambah khusyu, namun demikian, ini termasuk riya yang sangat
tersembunyi. Karena kekhudyuan orang yang beribadah akan berbeda saat dia
shalat sendirian & jauh dari pandangan manusia.
Sebenarnya kita kurang sependapat dengan Imam Ghazali pada setiap
masalah yang dia kemukakan di sini, tapi kita berusaha mengambil intisari
pemikirannya, agar kita tahu, sejauh mana tersembunyinya riya tersebut.
Terkadang ia tidak disadari oleh orang saleh yang biasa mengingatkan orang lain
agar jangan terjerumus ke lembah riya & selalu berusaha menghindarinya.
JEBAKAN riya
Meninggalkan Amal Karena Takut riya
Allah SWT menyuruh kita beribadah dengan ikhlas & menjalankan agama
yang lurus (Islam), sementara dalam jiwa, ada kecenderungan untuk menghindari
jalan yang lurus & keikhlasan itu sendiri. Saat manusia sudah melihat kenyataan
ini, akhirnya mereka memilih arah yang berbeda-beda.
Kelompok Pertama: Ada yang bersikukuh berjuang melawan, bahkan
mengikis riya hingga ke akar-akarnya, sehingga dalam dirinya tidak ada lagi
kecenderungan riya & tidak ada lagi bayangan yang mengajak & membujuknya.
Mereka ini sebenarnya menginginkan sesuatu yang sangat tinggi, tapi usaha yang
mereka tempauh sangat mustahil, Karena, manusia tidak diperintah untuk
mengeluarkan was-was Iblis yang selalu bergelora dalam dada mereka, Allah juga
tidak menyuruh mereka untuk merubah kejadian & tabiat mereka, sehingga tidak
ada lagi kecenderungan untuk mendapatkan kesenangan dunia, seperti riya &
lain-lainnya.
Manusia tidak pernah diperintah untuk lakukan itu, karena memang tidak
mungkin & di luar kesanggupan. Padahal Allah tidak membebani seseorang
kecuali sesuai kesanggupannya. & pengorbanan yang tidak diletakkan pada
tempatnya ialah pengorbanan yang sia-sia, sementara yang lakukannya tidak
akan mendapatkan manfaat sedikit pun.
Kita melihat bahwa sebagian yang diperintah & dianjurkan Allah ada yang
dibenci oleh jiwa. Allah SWT berfirman,
Diwajibkan atas kalian berperang, & berperang itu tidak kalian senangi.
(QS. al-Baqarah[2]: 216)
Sementara sebagian larangan justeru disenangi oleh jiwa. Allah SWT
berfirman,
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak & sawah ladang
(QS. Ali Imran[3]: 14)
Boleh jadi manusia akan mengharapkan kesenangan ini melalui cara-cara
yang haram. Dalam hadits dijelaskan,
Dan surga dipagar hal-hal yang tidak disenangi, sedangkan neraka dihiasi
dengan kesenangan syahwat.
Cenderung pada maksiat, seperti riya & mengikuti keinginan syahwat,
tidakkah berdosa, & membenci sebagian yang dipeirntah, juga tidak akan
menimbulan dosa. Ibnu Abdussalam menjelaskan masalah ini: Cenderung pada
riya & semua maksiat, tidaklah termasuk maksiat, jika dia diberi predikat riya,
maka yang demikian itu bukanlah yang sebenarnya, hanya sekedar sebutan saja.
Begitu juga semua yang Allah SWT haramkan, maka yang menginginkannya
dengan syahwat tidaklah berdosa, tapi ia akan menjadi dosa manakala sudah
menjadi tekad & keinginan, lalu diikuti oleh keraguan, begitu juga semua hal
yang tidak disenangi selera, tidak disukai hati & pendengaran, berupa kebaikan &
kejahatan, maka membencinya tidaklah berdosa & tidak juga berdosa bila
menghindarinya. Tapi ia akan berubah menjadi dosa, bila sudah dilakukan, walau
dengan meninggalkan yang tidak baik, atau meninggalkan yang baik. Maka
syahwat riya & syukur, memaksa teman, memberikan kemudaratan pada
musuh, tidaklah berdosa, karena ini berada diluar kemampuan orang mukallaf.
Maka siapa yang memakai sesuatu yang disenangi tidak pada tempatnya,
sesungguhnya dia telah keliru & tergelincir.
Kelompok Kedua: Kebalikan dari yang mereka amalkan, saat lakukan
kebaikan, maka dalam jiwanya ad aria yang menghalangi, akhirnya timbullah
kekhawatiran, lalu berpaling & meninggalkan amal tersebut karena takut riya. Ini
berarti lari dari kejahatan & terjerumus pada kejahatan yang lebih fatal atau
setidaknya sama. Para ulama cukup tanggap dengan bahaya ini, lalu mereka
memberikan peringatan & bimbingan.
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
Qadhi Iyadh berkata: Meninggalkan suatu amal karena takut pada
manusia ialah riya, & beramal karena takut pada manusia ialah syirik.
Imam Nawawi menjelaskan yang disampaikan oleh Qadhi Iyadh ini: Maksudnya
ialah, bahwa orang yang sudah bertekad lakukan suatu ibadah, lalu dia tinggalkan
karena takut akan dilihat orang lain, maka meninggalkan termasuk riya, karena
dia meninggalkan amalnya karena manusia. Tapi jika dia meninggalkannya, lalu
dia lakukan dengan sembunyi-sembunyi, maka cara seperti ini justru dianjurkan,
kecuali bila amal itu merupakan amal wajib seperti shalat atau zakat wajib. Saat
itu, beribadah dengan bersembunyi, jauh lebih afdhal.
Meninggalkan amal karena takut riya, ialah salah satu perangkap Iblis,
sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Hazm, Iblis mempunyai perangkap untuk
mencela perbuatan riya, betapa banyak orang yang tidak jadi lakukan kebaikan,
dia mengira apa yang akan dilakukan disertai unsur riya. Oleh sebab itu, dia
menasehati siapa saja yang merasa seperti ini: Janganlah terpengaruh,
lakukanlah apa yang sudah direncanakan agar setan semakin terpojok &
menghindar, Bila Anda diajak dirayu seperti itu, maka lakukanlah perbuatan
yang Anda rencanakan. Karena itu sangat menyakitkan bagi setan.
Ini banyak terjadi pada orang-orang yang belum terbiasa beribadah,
seperti shalat tahajjud & membaca al-Quran di malam hari atau di pagi & sore
hari. Bila dia berteman dengan kelompok yang biasa beribadah seperti ini, maka
semangatnya akan tumbuh & semakin rajin. Sebagian orang mengira bahwa ini
termasuk riya, ini tidak dapat divonis demikian.
Ibnu Qudamah berkata: Ini perlu dijelaskan dengan rinci, karena seseorang
mukmin dianjurkan beribadah, tapi banyak kendala, terkadang diselimuti oleh
kelalaian. Barangkali saat dia melihat orang lain rajin beribadah, dia akan
berubah, perasaan lalainya akan hilang & kendala yang biasa menghantuinya
akan hilang. Karena, jika manusia hanya di rumahnya saja, dia bebas untuk tidur
di ranjang yang empuk & bersenang-senang dengan isterinya, tapi manakala dia
tidur ditempat lain, maka berbagai kendala akan dapat dia atasi dengan baik,
sehingga dia akan menemukan jalan keluar untuk lakukan kebaikan.
Diantaranya ialah dengan mengikuti orang-orang yang rajin beribadah.
Saat itu setan akan datang silih berganti untuk mengganggu saat menjalankan
ketaatan, ia akan berkata: Bila Anda lakukan ibadah yang tidak biasa Anda
lakukan, maka Anda pasti akan lakukannya dengan riya. Bisikan ini tidak pantas
untuk didengar, tapi perhatikanlah keinginan & tekad batin yang ingin Anda
wujudkan & jangan pedulikan bujuk rayu setan.
Jika manusia lakukan ini, maka setan akan selalu mengganggu & merayu
dalam setiap amal yang dia lakukan dengan berbagai bujukan, bahwa apa yang
dia lakukan ialah riya, sehingga manusia akan meninggalkan semua ketaatan.
Kelompok Ketiga: Yaitu mereka yang mengetahui bahwa Allah SWT
mewajibkan taat, mereka diperintah untuk melawan & menundukkan hawa
nafsu serta ikhlas menjalankan perintah agama, hanya mengharapkan ridha dari
Allah SWT semata. Pada mereka kita ingin menawarkan solusi, bagaimana
mengatasi & mengobati penyakit riya dalam diri, sekaligus menjadi senjata yang
paling ampuh untuk membentengi diri dari berbagai pengaruh & bujuk rayu
setan ang terkutuk.
Terapi riya:
1. Mohonlah Pertolongan Allah Agar Selalu Ikhlas & Berlindunglah Dari riya
Allah SWT berfrman, Maka segeralah kembali pada (mentaati) Allah.
Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah
untukmu. (QS. adz-Dzariyat[51]: 50)
Jalan paling aman & tepat ialah berlindung dengan Allah, agar diselamatkan dari
sifat riya & diberi keikhlasan yang sesungguhnya. Nabi Ibrahim as ialah contoh
yang paling tepat bagi kita, saat dia diselamatkan dari syirik akbar, dia berdoa,
Dan jauhkanlah aku & anak-anakku dari menyembah berhala.
(QS. Ibrahim[14]: 35)
Bila kita senantiasa mengulang-ulang membaca firman Allah Iyyaka
Nabudu Wa Iyyaka Nastain (Hanya pada Engkau saja aku menyembah & hanya
Pada Engkau saja aku minta pertolongan), (al-Fatihah[1]: 5) itu bukanlah
sesuatu yang sia-sia, karena Allah ialah dzat Yang Maha Esa Yang disembah,
bukan yang lain. Oleh karenanya, kita tidak menyembah selain Allah, & pada
dzat-Nya-lah kita meminta pertolongan agar terhindar dari hal-hal yang tidak
disenangi & menolong kita dalam menjalankan ketaatan & perintah-Nya.
Diantaranya ialah dengan meminta perlindungan pada Allah dari penyakit
riya yang sangat berbahaya. Dalam hadits diceritakan bahwa Rasulallah S.A.W
berpesan pada para sahabat seraya berkata:
Wahai manusia, hati-hatilah kalian terhadap syirik (ria), karena ia lebih
tersembunyi dari jejak semut. Para sahabat bertanya: Rasulullah,
bagaimana kami akan berhati-hati menghadapinya? Rasulullah bersabda,
Bacalah: Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung pada Engkau dari
mempersekutukan Engkau dengan sesuatu yang kami ketahui & kami
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
minta ampun pada Engkau bagi apa saja yang tidak kami ketahui. (HR.
Ahmad & Thabarani)
Rasulallah S.A.W telah membimbing kita menuju jalan keikhlasan dalam
menjalankan perintah agama & mengharapkan ridha Allah, sehingga kita akan
sampai ke peringkat tertinggi yaitu ihsan. Rasulallah S.A.W bersabda,
Beribadahlah pada Allah, seolah-olah Anda melihat-Nya & jika Anda tidak
(mampu) melihat-Nya,maka sesungguhnya Dia melihat Anda. (HR.
Muslim)
Maka memandang pada para ulama, akan membuahkan pengagungan &
penghormatan pada mereka, & seseorang akan berlaku sopan pada mereka
dengan etika & sopan santun yang terbaik. Bagaimana pendapat Anda, bila
berhadapan dengan Allah Azza Wajalla Yang Mengatur langit & bumi? Jika
manusia tidak sanggup beribadah pada-Nya dengan cara & sifat yang pertama,
maka hendaklah dia beribadah pada-Nya dengan cara yang kedua, merasa bahwa
dia selalu dipantau oleh Allah SWT.
Bila jiwa sudah merasa dipantau Allah, maka amal yang dilakukan akan
terhindar dari kelalaian serta riya, & hanya akan mengutamakan dzat Yang Maha
Hidup & Maha Mengatur semua makhluk.
2. Pahamilah riya & Bentengi Diri
Kita sudah jelaskan betapa tersembunyinya riya, jika demikian, maka
orang yang beribadah harus mengetahui seluk-beluk riya & sebab-sebabnya, lalu
berusaha membentengi diri darinya. Terkadang manusia lakukannya karena
kebodohan atau karena kurang hati-hati.
3. Akibat Buruk Perbuatan riya Di Dunia
Diantara hal yang akan menghilangkan riya ialah dengan mengetahui &
memahami bahwa riya yang dilakukan tidak akan pernah mendatangkan
keuntungan sedikit pun & tidak pula dapat menolak kemudaratan atau bahaya.
Bahkan, riya akan mengundang murka & kebencian banyak orang, sebagaimana
ia juga akan mengundang kebencian & murka Allah SWT. Jika sudah demikian,
berarti dia merugi di dunia & di akhirat. Alangkah indahnya pesan yang
disampaikan oleh Khalifah Umar bin Khaththab ra,
Siapa yang berusaha berpura-pura tanpa keikhlasan, niscaya Allah akan
menghinakannya.
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan: Saat seorang berusaha berpura-pura
dengan hal-hal yang tidak bertentangan dengan ikhlas, sebenarnya dia telah
berusaha memperlihatkan sesuatu pada manusia, sementara batinnya tidak
demikian, perbuatannya berlawanan dengan niatnya. Ketahuilah, bahwa
siksaannya sudah jelas, baik dalam syariat maupun menurut Qadar. Saat seorang
yang ikhlas disegerakan baginya pahala keikhlasan, berupa kenikmatan &
disenangi oleh banyak orang, sementara orang yang berpura-pura akan
disegerakan pula baginya siksaan, dihinakan dalam pandangan manusia, karena
telah menghinakan batinnya sendiri dihadapan Allah.
Inilah konsekwensi Asmaul Husna & sifat-sifat-Nya Yang Maha Tinggi, serta
hikmah-Nya dalam menentukan segala sesuatu.
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa orang yang riya sering
menghinakan amalnya sendiri dihadapan orang lain, karena mereka selalu
mencari-cari & menyelidiki apa yang dia perlihatkan. Namun demikian, mereka
tidak menemukannya, sehingga kebohongannya akan mereka ketahui juga: saat
orang yang berpura-pura (ria) tanpa kekhusyuan tidak jujur dalam beragama &
ibadah serta ilmu & lain-lain sebagainya, berarti dia telah memikulkan beban
yang sangat berat atas dirinya sendiri. Oleh sebab itu, dia dituntut lakukannya.
Jika mereka tidak melihat, maka dia akan malu sendiri, padahal sebelumnya dia
mengira bahwa dirinya sudah berusaha berpura-pura dengan sempurna &
lakukan berbagai cara.
Orang yang riya akan menjadi olok-olokan & permainan orang banyak.
Para ulama banyak bercerita tentang kisah orang-orang yang riya. Al-Ashmai
rahimahullah menceritakan bahwa ada seorang Badui yang shalat & berusaha
memperpanjang bacaan ayatnya, padahal disampingnya banyak orang. Lalu
mereka berkata: Alangkah sempurnanya shalat yang Anda lakukan ini! Badui itu
menjawab: Disamping shalatku yang begitu sempurna, aku juga sedang
menjalankan ibadah puasa sunnah.
Perhatikanlah orang Badui ini, apa yang dia harapkan dibalik ibadah yang
dia lakukan, saat dia mendengar pujian, dia justru memberitahukan ibadah-
ibadah lain yang sebenarnya tidak perlu diberitahukan, yaitu puasa. Kira-kira apa
tanggapan mereka? Saat Badui itu menjawab, ada Badui lain yang
mendengarnya, dia berkata,
Aku kagum pada shalatnya, dia puasa tapi membuatku ragu.
Keikhlasan begitu jauh dari orang yang shalat & puasa itu
Al-Mawardi mengulas kisah ini, Perhatikanlah, betapa kejinya riya! &
sekaligus menunjukkan betapa bodohnya orang yang lakukannya.
Seorang ulama yang menyebutkan sebagai peringatan bukan untuk diikuti
bahwa Thahir bin al-Husein (salah seorang Menteri & Panglima pada zaman al-
Mamun) bertanya pada AbuAbdillah al-Marwazi: Sudah berapa lama Anda
berada di Irak ini wahai AbuAbdillah? Dia menjawab: Aku sudah berada di Irak
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
ini semenjak dua puluh tahun yang lalu, & semenjak tiga puluh tahun yang lalu,
aku senantiasa berpuasa. Lalu Thahir berkata dengan nada agak marah: Wahai
AbuAbdillah, aku cuma tanyakan 1 masalah, tapi Anda menjawabnya 2!
Coba Anda bandingkan keadaaan dua orang ini dengan Asyats binQais.
Pada suatu kali, dia berusaha meringkas shalatnya, maka jamaah yang ada
dalam masjidpun bertanya: Kenapa shalat Anda terlalu singkat? Dia menjawab:
Sesungguhnya shalatku yang singkat itu, tidak dicmapuri oleh riya sedikitpun.
Dia berusaha membersihkan amalnya dari sifat riya & tidak berpura-pura, walau
orang menganggapnya kurang.
Bagaimana membandingkan dua orang (yang riya diatas) dengan Umar
bin Khaththab ra yang merasakan ada angin yang keluar (kentut) saat berada
diatas mimbar saat menyampaikan khutbah, seraya berkata: Wahai manusia, aku
ragu & bimbang antara malu dengan kalian & malu pada Allah taala & antara
takut pada Allah & takut pada kalian. Maka setelah aku pertimbangkan, ternyata
takut pada Allah lebih aku cintai. Sesungguhnya aku sudah buang angin
(wudhuku sudah batal) & sekarang aku akan turun untuk berwudhu. Beginilah
Umar menundukkan keinginan pribadinya, agar berbagai keinginan untuk
menyalahi aturan Allah dapat diatasi.
Terkadang seseorang berbuat riya pada orang lain karena mengharapkan
keuntungan dunia, tapi ternyata dunia yang dikejar itu selalu lari & darinya, &
berbuat riya tidak pernah membawa keuntungan sedikit pun. Ada pula orang
yang berusaha menahan diri dari dunia, maka dunia mendatangi & mengabdi
padanya. Rasulallah S.A.W pernah bersabda,
Siapa yang niatnya mencari kebahagiaan akhirat, maka Allah akan
menjadikan kekayaannya ada dalam hatinya, kekuatannya akan
terhimpun dengan baik & dunia akan datang padanya walau dia enggan
menerimanya. & siapa yang niatnya hanya untuk mencari kemewahan &
kekayaan di dunia, maka Allah akan menjadikan kefakiran & kemiskinan
selalu menghantuinya, kekuatannya akan berantakan & yang akan dia
dapatkan tidak lebih dari apa yang sudah ditakdirkan untuknya. (HR.
Tirmidzi & Ahmad dari Anas & ad-Darimi dari Abban).
4. Akibat Buruk Perbuatan riya Di Akhirat
Diantara cara menanggulangi riya ialah berpikir tentang dosa & siksaan.
Kita sudah mengemukakan tiga kelompok yang akan dilemparkan ke dalam
neraka pertama kali pada hari kiamat kelak, padahal mereka sudah lakukan
kebaikan, namun mereka tidak mengharapkan keridhaan Allah, mereka hanya
mengharapkan pujian & sanjungan manusia.
Pada hari kiamat kelak, Allah akan menyingkap rahasia orang-orang yang
riya sebagai balasan dari kedustaan mereka. Rasulallah S.A.W bersabda,
Siapa yang sumah, maka Allah akan menjadikannya sumah & siapa yang riya,
maka Allah akan menjadikannya riya. (HR. Bukhari & Muslim)
Ibnu Hajar Rahimahullah menceritakan: AL-Khaththabi berkata: Siapa
yang lakukan suatu amal tanpa keikhlasan, sesungguhnya dia menginginkan agar
dilihat & didengar oleh manusia, maka dia akan mendapatkan balasan sesuai
dengan niat & keinginannya, Allah akan mempermalukan & menyingkap apa saja
yang dia rahasiakan.
Ibnu Hajar berkata: Banyak hadits yang menjelaskan bahwa yang demikian
itu terjadi (sumah) pada hari kiamat kelak hanya itulah yang akan menjadi
pegangannya.
Imam Ahmad meriwayatkan, Siapa yang riya & sumah, maka Allah akan
mempermalukan & memperdengarkan-nya pada hari kiamat nanti. Thabarani
juga meriwayatkan hadits Marfu dari Anas,
Tidak seorang pun hamba yang riya & sumah di dunia, melainkan Allah akan
memperdengarkannya pada semua makhluk pada hari kiamat kelak.
Seorang muslim yang menyadari akan adanya hari berhisab & pembalasan,
& mengetahui betapa pentingnya membersihkan semua kebaikan pada hari
kiamat kelak, sehingga mampu menjaga diri dari riya, agar amalnya diterima &
tidak dipermalukan dihadapan semua makhluk pada hari kiamat.
5. Menyembunyikan Ibadah
Para ulama biasa menyembunyikan amal-amal kebaikan yang mereka lakukan,
sehingga terjaga & tidak dicampuri oleh riya, & mereka tidak pernah memberi
kesempatan pada setan untuk merusak niat mereka yang murni.
Rasulallah S.A.W mengelompokkan orang yang bersedekah secara rahasia,
sehingga apa yang diberikan oleh tangan kanan tidak diketahui oleh tangan
kirinya, & ini termasuk salah satu dari tujuh golongan yang akan mendapatkan
perlindungan dari Allah SWT pada hari kiamat nanti.
Rasulallah S.A.W juga menyebutkan kelompok lain yang berhak
mendapatkan penghormatan besar itu, yaitu orang yang berzikir menyendiri, lalu
air matanya bercucuran karena takut akan azab Allah SWT.

100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Allah SWT telah menjelaskan bahwa sedekah yang diberikan secara diam-diam,
jauh lebih baik daripada sedekah yang diberikan secara terang-terangan. Allah
SWT berfirman, Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu ialah baik
sekali. & jika kamu menyembunyikannya & kamu berikan pada orang-orang
fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu (QS. al-Baqarah[2]: 271)
Para ulama menjelaskan keutamaan menyembunyikan amal-amal
kebaikan, khususnya yang berhubungan dengan ibadah sunnah, sementara yang
lain mengecualikan orang-orang yang dijadikan teladan & panutan, karena amal
mereka akan berpengaruh dalam masyarakat. Maka mereka (para ulama yang
dijadikan contoh & teladan) dianjurkan untuk beramal secara terang-terangan,
namun mesti terjaga dari riya. Karena riya sangat sulit untuk dihindari, kecuali
bagi orang-orang yang imannya sudah benar-benar kuat & keyakinannya sudah
sangat kokoh.
Penulis belum pernah melihat seorang ulama pun yang menjelaskan
masalah ini selain Izz bin Abdussalam Rahimahullah. Dalam kitabnya Qawaid
al-Ahkam, ada satu bab yang menjelaskan tentang Berbedanya keutamaan
menyembunyikan suatu ketaatan & lakukannya secara terang-terangan. Beliau
berkata:
Jika ada yang bertanya: Apakah menyembunyikan ketaatan lebih baik,
atau lakukannya dengan terang-terangan untuk menghindari riya? Maka
jawabannya ialah: Ketaatan itu, terdiri dari tiga kategori:
Pertama: Ketaatan yang disyariatkan untuk dilakukan secara terang-
terangan, seperti mengumandangkan seruan azan, iqamat, bertakbir & membaca
ayat-ayat Al-Quran dengan jahar dalam shalat, menyampaikan khutbah,
mengajak pada kebaikan & mencegah kemungkaran, melaksanakan shalat
Jumat, shalat Id, berjihad, menjenguk orang sakit & mengantarkan jenazah ke
pemakaman, semua ini tidak mungkin dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Jika
yang lakukannya khawatir akan riya, maka hendaklah dia berusaha, berusaha
mengalahkan riya tersebut, sehingga yang tersisa hanya tinggal keikhlasan
semata. Saat itu keiklhasan akan datang sebagaimana yang dianjurkan oleh
syariat. Dia akan mendapatkan pahala dari ketaatan itu & sekaligus
mendapatkan pahala berjuang mengalahkan hawa nafsunya.
Kedua: Ada pula ketaatan yang lebih baik dilakukan secara sembunyi-
sembunyi, seperti membaca ayat-ayat Al-Quran & berdzikir, ini lebih baik dibaca
tanpa mengeluarkan suara daripada membacanya dengan suara yang dapat
didengar oleh orang lain.
Ketiga: Ada sebagian ketaatan yang terkadang dilakukan secara diam-diam
& pada waktu yang lain, sebaiknya dilakukan secara terang-terangan, seperti
bersedekah, jika khawatir akan riya, atau karena sudah biasa lakukannya diam-
diam, maka lakukannya secara diam-diam, pasti lebih afdhal.
Allah SWT berfirman, Dan jika kamu menyembunyikannya & kamu
berikan pada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu
(QS. al-Baqarah[2]: 271)
Mereka yang terbebas dari riya terdiri dari:
Pertama: Manusia biasa yang bukan menjadi panutan dalam masyarakat,
menyembunyikan ketaatan baginya lebih baik. Karena, jika dia lakukan ketaatan
secara terang-terangan, dikhawatirkan dia lakukannya dengan riya.
Kedua: Orang yang menjadi panutan dalam masyarakat. Lakukan ketaatan
secara terang-terangan baginya, jauh lebih baik seperti bersedekah untuk
memenuhi kebutuhan kaum fakir & sekaligus menjadi contoh bagi yang lain.
Sedekah yang dia berikan pada orang-orang fakir, jelas akan berguna &
mendorong orang-orang kaya untuk bersedekah pada mereka, & tidak mustahil
apa yang dia lakukan, akan dicontoh oleh orang-orang kaya.
Ada satu masalah yang tidak disinggung oleh Izz bin Abdussalam
Rahimullah, yaitu menyembunyikan dosa. Sebagian orang mengira bahwa
menyembunyikan dosa termasuk riya. Ini keliru besar. Karena, orang yang jujur
& tidak riya, bila lakukan suatu maksiat, maka dia akan berusaha menutupi &
merahasiakannya. Karena Allah benci pada orang yang bangga dengan maksiat
yang dilakukannya, & Allah SWt lebih senang bila dia menyembunyikannya.
Dalam sebuah hadits Rasulallah S.A.W menjelaskan, Siapa yang lakukan suatu
maksiat, maka hendaklah dia menutupnya.
Dinukil dari para salafus shaleh berkenaan dengan merahasiakan ketaatan
& berbagai perbuatan baik yang dianjurkan, bila ia tidak akan menimbulkan ujub
atau kesombongan, sehingga kemuliaan & harga diri yang lakukannya akan tetap
terjaga & dijadikan teladan.
Ibnu Sirin Rahimahullah menceritakan, bahwa pada siang hari dia biasa
tertawa, namun saat malam sudah tiba, dia banyak menangis. Ayyub as-Sajistani
biasa memakai pakaian yang agak panjang, sedangkan yang lebih tersohor saat
itu ialah memakai pakaian yang pendek (tidak sampai ke tanah). Sementara Ibnu
Adham, bila jatuh sakit, selalu ada makanan yang biasa dimakan oleh orang-
orang yang sehat di sisinya.
Namun demikian, seorang muslim tidak boleh berlebihan dalam
menyembunyikan amal kebaikannya sehingga menyulitkan dirinya sendiri.
Karena, ada sebagian orang yang terlalu berlebihan mencela diri agar apa yang
mereka lakukan tetap tersembunyi.
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
Wahb bin Munabbih menceritakan, Saat raja sudah datang, maka laki-laki
itu menghidangkan makanan, & makanan itu memang sangat sederhana &
dimakan dengan minyak, dia pun makan dengan lahap seperti orang Badui yang
kurang etika, maka raja pun bertanya padanya: Bagaimana keadaanmu? Dia
menjawab, keadaan saya sama dengan orang banyak. Lalu sang raja memutar
kekang kudanya & kembali, lalu berkata: Orang ini tidak mempunyai kebaikan
sedikit pun. Lalu dia menjawab: Segala puji bagi Allah yang telah mengusirnya
dariku, sementara dia sendiri telah mencela aku.
Ibnul Jauzi menceritakan sebuah kisah. Walid bin Abdul Malik (salah
seorang khalifah Daulah Umawiyah) ingin mengangkat Yazid bin Martsad, &
berita itu sudah sampai pada Yazid. Yazid berusaha menghindari jabatan itu
dengan berpura-pura menjadi orang gila, dia memakai baju terbalik, memakan
roti dengan sop tulang & pergi keluar rumah tanpa baju & peci, tanpa sandal &
sepatu, dia pergi ke pasar-pasar. Lalu ada yang bertanya pada Walid, Yazid yang
akan engkau angkat menjadi Gubernur itu sudah gila, & banyak orang yang
melaporkan kelakuan Yazid yang aneh-aneh, maka Walid pun tidak jadi
mengangkatnya sebagai Gubernur.
Tanda-Tanda Orang Yang Ikhlas
Imam Syafii Rahimahullah berkata, Aku ingin agar semua orang tahu
bahwa ilmu ini tidak dinisbatkan padaku, walau hanya satu huruf saja.
Dia juga pernah berkata, Aku tidak pernah berdebat atau bertukar pikiran
dengan seorangpun karena ingin menang, bila berdebat & bertukar pikiran, aku
ingin bila kebenaran tumbuh dari lawan bicaraku.
Dia juga pernah berkata, Tidak seorangpun yang aku ajak bertukar
pikiran, melainkan aku ingin agar dia bersama kebenaran, mendapat pertolongan
& selalu mendapatkan penjagaan serta pemeliharaan dari Allah SWT.
Sesungguhnya kalimat demi kalimat ini, menunjukkan keikhlasan yang
menjadi perhiasan paling indah yang dimiliki oleh Imam Syafii Rahimahullah.
Itulah salah satu tanda dari sekian banyak tanda-tanda keikhlasan, mereka tidak
hanya beramal untuk diri sendiri, tapi yang mereka harapkan ialah keridhaan
Allah SWT, & ingin mengajarkan & menyampaikan kebenaran serta membelanya
& mempertahankan-nya. Saat bertukar pikiran, tujuan utamanya bukanlah untuk
mengalahkan lawan, tapi untuk menjelaskan & membela kebenaan, bahkan
mereka berharap agar Allah memperlihatkan kebenaran di pihak lawan bicara
mereka.
Imam Ghazali rahimahullah berkata, Sesungguhnya hakekat keikhlasan
akan diketahui dengan satu kriteria, yaitu seseorang yang menyampaikan
nasehat, dia akan menyampaikan nasehat hanya karena Allah SWT semata,
bukan karena ingin agar nasehatnya diterima orang banyak, tujuan utamanya
ialah untuk mengajak seluruh manusia untuk taat & patuh menjalankan perintah
Allah SWT. Tanda-tandanya ialah, bila dia duduk, dia akan memberikan nasehat
dengan perilaku baiknya, ilmunya akan mengucur deras, bahasanya yang indah &
nasehatnya yang menyejukkan hati akan diterima oleh banyak orang, dia akan
bersuka cita & bersyukur pada Allah SWT, karena sudah menjalankan tugas &
tanggung jawabnya.
Sedangkan tanda-tanda orang yang riya ialah, menyukai pujian &
sanjungan, walau yang dia lakukan itu sebenarnya merupakan kebatilan, benci
terhadap celaan & kritikan, walau benar. Demikian juga orang yang bertujuan
mencari harta kekayaan, sangat berbeda dengan orang yang ikhlas yang tidak
takut terhadap celaan & tidak pula bangga dengan pujian. Dia akan marah bila
dituduh berbuat kebatilan atau diajak untuk lakukan kebatilan.
Orang yang ikhlas tidak akan memperdulikan, walau semua kebencian
ditujukan padanya, dia akan tetap mempertahanakan hubungannya dengan Allah
SWT, & kurang menyukai bila orang mengetahui betapa sulitnya dia beramal.
Bila orang yang ikhlas mendapatkan dua tawaran, untuk berbakti pada
Allah & yang kedua untuk mendapatkan dunia, maka dia akan memilih berbakti
pada Allah SWT. Karena, dia menyadari bahwa dunia akan sirna, sedangkan
akhirat akan kekal. Ini berlawanan dengan pilihan orang yang riya, senang dipuji,
rakus terhadap dunia, kemewahan & kenikmatan yang bersifat sementara.
Nauf al-Bakkali menceritakan tentang orang-orang yang riya di kalangan
umat-umat terdahulu, Sesungguhnya aku benar-benar menemukan sifat-sifat
manusia dari kalangan umat ini dalam Kitab-kitab yang diturunkan Allah, ada
manusia yang menjual agama untuk mendapatkan keuntungan dunia, ucapan
mereka lebih manis dari madu, hati mereka sangat busuk, mereka lincah bersilat
lidah & lembut dalam bersikap, tapi hati mereka tak obahnya bagai hati serigala.
Mereka sangat berani menentang Aku (Allah SWT) & menipu Aku, Aku telah
menciptakan mereka dengan tangan-Ku, sungguh Aku akan menurunkan cobaan
pada mereka, pada saat orang-orang yang penyantun akan heran menyaksikan-
nya. (HR. Tirmidzi)
Dinisbatkan pada Isa bin Maryam as bahwa dia berkata: Wahai para
ulama jahat, kalian telah mengagungkan dunia, sementara akhirat kalian injak-
injak, perkataan kalian ialah obat, sementara perbuatan kalian ialah penyakit,
perumpamaan kalian, sama dengan buah yang indah tapi beracun, orang yang
memandangnya akan tajub & orang yang memakannya akan mati.
Ketiga: Beribadah Untuk Mengetahui Alam Ghaib
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Bila seseorang beribadah hanya untuk sekedar mengosongkan jiwa dengan
berbagai aktivitas, untuk menyingkap rahasia alam arwah, melihat malaikat,
mencari indra keenam, agar keramat & mengetahui rahasia alam ghaib serta
berbagai tujuan lain, maka ibadah seperti itu akan mengikis & mengotori
keikhlasan. Karena, seorang yang beribadah untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut diatas, hanya akan menjadikan ibadah sebagai sarana & batu loncatan
bagi hal-hal yang tidak dianjurkan dalam syariat.
Dan untuk diketahui, berbagai tujuan tersebut tidak akan memperkuat
keinginan & tekad untuk beribadah & ikhlas, bahkan bisa jadi akan
memperlemah. Karena, bila keinginan & tujuan orang yang beribadah untuk
tujuan seperti ini mengalami kegagalan, maka kemauannya untuk beribadah
akan semakin lemah, dia akan meninggalkan ibadah & mendustakan nilai-nilai
amal yang Allah janjikan pada orang-orang yang ikhlas.
Diriwayatkan bahwa ada orang yang mendengar: Siapa yang ikhlas
beribadah pada Allah selama empat puluh hari, maka sumber-sumber hikmah
akan terlihat di hati & lidahnya. Lalu dia akan berusaha untuk mendapatkannya,
namun pintu-pintu hikmah tak kunjung dibukakan baginya. Kisah ini disampaikan
pada seorang ulama, lalu dia berkata: Keikhlasan orang ini hanya sebatas
mengharapkan hikmah, bukan untuk mencari ridha Allah SWT.
Beberapa hal yang tidak dibolehkan dijadikan tujuan, diantaranya:
Pertama: Sesungguhnya syariat Islam tidak membolehkan niat & tujuan
untuk mencari selain ridha Allah, tapi hanya mengikhlaskan niat karena Allah
semata, maka apa saja yang tidak ada hubungannya dengan perintah, berarti
tidak ada perintah untuk mengetahuinya & tidak dianjurkan untuk dicari.
Dalam beberapa kitab tafsir dijelaskan, ada seorang laki-laki yang datang
menemui Rasulallah S.A.W & bertanya: Kenapa saat bulan sabit terlihat hanya
seperti benang saja, lalu semakin besar & sempurna hingga menjadi purnama,
lalu kembali mengecil seperti semula? Maka turunlah firman Allah SWT,
Mereka bertanya padamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit
itu ialah tanda-tanda waktu bagi manusia & (bagi ibadat) haji; & bukanlah
kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya
(QS. al-Baqarah[2]: 189)
Allah mengumpamakan mendatangi rumah dari belakang sebagai contoh
yang universal untuk maksud dari pertanyaan tersebut, karena ayat ini
menjelaskan perbuatan yang tidak diperintah untuk lakukannya.
Kedua: Banyak ulama yang menganggap tindakan & niat seperti ini sebagai
syirik yang merusak keikhlasan, & masalah ini sudah kita jelaskan sebelumnya.
Ketiga: Jika nita bertujuan memperkokoh keyakinan & menambah
ketenangan jiwa, maka pada alam nyata sungguh banyak keajaiban, dapat dilihat
& dirasakan. Betapapun usaha manusia untuk mendalami & memahami secara
rinci & detail, justru mereka tidak akan mampu, kecuali hanya seperti burung
yang berhasil memangsa seekor ikan di lautan yang luas terbentang.
Jika saja orang yang berakal berpikir tentang ayat-ayat yang paling ringan,
tanda-tanda yang paling sederhana pada makhluk yang paling kecil. Betapa
banyak hikmah & keajaiban yang Allah berikan. Sungguh, keajaiban itu akan
bermuara pada kelemahan untuk memahaminya. & Allah SWT menganjurkan
kita untuk memperhatikan & memikirkan ciptaan-Nya yang beraneka ragam.
Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit & bumi &
segala sesuatu yang diciptakan Allah. (QS. Al-Araf[7]: 185)
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia
diciptakan, & langit, bagaimana ia ditinggikan? & gunung-gunung
bagaimana ia ditegakkan? & bumi bagaimana ia dihamparkan?
(QS. al-Ghasyiyah[88]: 17-20)
Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka,
bagaimana Kami meninggikannya & menghiasinya & langit itu tidak mempunyai
retak-retak sedikitpun. & Kami hamparkan bumi itu & Kami letakkan padanya
gunung-gunung yang kokoh & Kami tumbuhkan padanya segala macam
tanaman yang indah dipandang mata. (QS. Qaf[50]: 6-7)
Allah SWT tidak pernah menyuruh manusia untuk memikirkan hal-hal
diluar kemampuan mereka, ini mustahil mereka lakukan. Bila Anda merenungkan
ayat-ayat yang menceritakan tentang malaikat danalam ghaib, maka Anda akan
menemukan hal-hal yang jauh di luar jangkauan nalar, & Anda juga tidak dituntut
untuk mendalaminya. Masalah-masalah seperti ini tidak pernah dianjurkan
dalam syariat untuk memikirkannya. Jika suatu masalah tidak diperintah dalam
syariat, maka sepantasnya ia tidak perlu didalami.

Keempat: Asal dari tuntutan ini ialah bersifat falsafah. Karena, selalu
berusaha mengosongkan jiwa, memahami alam ghaib yang jauh diluar nalar,
tidak lebih dari pesan & perkataan orang-orang bijak terdahulu & para pilosof
yang ahli. Oleh karenanya, mereka perlu lakukan ritual khusus yang tidak
disyariatkan, seperti tidak boleh memakan daging atau hewan apapun bentuk &
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
jenisnya & berusaha menahan diri hanya memakan tumbuhan saja
(vegetarian)serta berbagai syarat yang sama sekali tidak pernah dianjurkan
dalam syariat Islam & tidak pernah dilakukan oleh para salafus shaleh.
Jika mereka tidak pernah lakukan & menganjurkannya, ini sudah merupakan dalil
yang sangat kuat bahwa hal-hal tersebut memang tidak perlu dilakukan.
Kelima: Selalu berusaha menyingkap hal-hal ghaib, alam ruhani &
berbagai hal ghaib yang belum terjadi, seperti mengetahui keadaan dua kota
yang sangat jauh & desa terpencil serta hal-hal ghaib yang terjadi dalam perut
bumi. Karena, semuanya ialah ciptaan & makhluk Allah.
Keenam: Jika sekiranya ada sesuatu yang sangat diharapkan, tapi banyak
kendala & rintangan yang harus dihadapi untuk mendapatkannya, sehingga
terjadilah jurang pemisah antara manusia dengan tujuan yang akan dicapai,
sesungguhnya penghalang & rintangan itu hanyalah sebagai cobaan yang Allah
berikan pada hamba-hamba-Nya. Tujuannya ialah agar Allah mengetahui,
bagaimana mereka beramal & berusaha.
Manakala manusia mampu menyeimbangkan antara kemaslahatan untuk
mendapatkan suatu harapan dengan kerusakan yang akan diderita saat berhasil
mengalahkan rintangan, jika tantangannya lebih berat, maka mencarinya tidak
begitu dianjurkan.
Sekarang kita sudah tahu, betapa luasnya rahmat Allah yang diturunkan
pada kita, Allah membatasi kemampuan telinga kita unruk mendengarkan semua
suara yang memekakkan, ditambah lagi dengan suara perpuaran bumi & planet
lain, benar-benar luar biasa..Jika saja telinga kita mampu mendengarkan
gelombang suara yang ada di udara, maka manusia tidak akan mampu bertahan
hidup dalam jangka waktu yang lama, karena tidak mampu menahan kebisingan
suara yang memekakkan telinga.
Jika sekiranya Allah memberikan kemampuan pada mata kita untuk
melihat jin & malaikat, apakah kita akan mampu bertahan hidup? Rasulallah
S.A.W melihat JIbril & jantungnya berdebar. Padahal Rasulallah S.A.W ialah orang
yang sangat berani & kuat, ketabahan hatinya sudah jelas. Namun demikian,
akhirnya dia berani menemui isterinya & berkata:
Datstsiruni Datstsiruni (Selimutilah aku, selimutilah aku). & Allah SWT
telah mengabarkan bahwa manusia tidak bisa melihat malaikat, kecuali saat
kiamat sudah terjadi kelak atau saat menghadapi azab dari Allah SWT.
Pada hari mereka melihat malaikat dihari itu tidak ada kabar gembira
bagi orang-orang yang berdosa mereka berkata: "Hijraan mahjuuraa.
(QS. al-Furqan[25]: 22)
Dan diantara rahmat Allah yang diturunkan pada kita ialah, banyak hal
yang tidak sanggup kita lihat & kita dengar yang ditutupi oleh Allah SWT. Oleh
sebab itu, kita masih berusaha untuk mencari & menyelidikinya, maka ini sudah
jelas merupakan kesalahan yang sangat fatal.
BEBERAPA SANGGAHAN
Ada beberapa sanggahan terhadap pendapat diatas, diantaranya ialah:
1. Ini bertujuan untuk mencari kekuasaan. Dalam al-Quran dijelaskan, Allah
SWT berfirman, Dan jadikanlah kami sebagai imam bagi orang-orang
yang bertakwa. (QS. al-Furqan[25]: 74)
Seorang hamba ingin menjadi wali Allah & termasuk hamba pilihan. Tujuan
seperti ini tidaklah mengapa.
2. Ini merupakan salah satu bentuk ilmu & marifah, keduanya dianjurkan
untuk mempelajrinya. Allah SWT memerintahkan Rasul-Nya. Dan
katakanlah: Wahai Tuhanku, tambahlah ilmuku. (QS. Thaha[20]: 114)
Hal seperti ini pernah diminta oleh Nabi Ibrahim as pada Allah SWT,
Wahai Tuhanku, perlihatkanlah padaku, bagaimana Engkau
menghidupkan yang sudah mati. (QS. al-Baqarah[2]: 260)
3. Masalah seperti ini juga pernah dialami oleh sebagian salafus shaleh. Salah
seorang diantara mereka ditanya: Bagaimana caranya menjaga hafalan.
Dia menjawab: Dengan meninggalkan maksiat. Ada definisi yang sangat
masyhur yang mengatakan bahwa ketaatan akan menopang ketaatan
berikutnya, & kebaikan tidak akan ada, kecuali bila ditopang kebaikan pula.
Demikian pula kejahatan, ia pasti ditopang pula oleh kejahatan. & tidak
syak lagi, bahwa manusia boleh lakukan keaikan untuk mencapai kebaikan
yang lebih tinggi. & inilah masalah yang akan kita bahas berikut ini.
JAWABAN DARI SANGGAHAN DIATAS IALAH SEBAGAI BERIKUT:
Pertama: Mencari kedudukan yang baik, Allah telah menjelaskan bagaimana
caranya, yaitu dengan iman & amal saleh. Allah SWT berfirman,
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka & tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman &
mereka selalu bertakwa. (QS. Yunus[10]: 62-63)
Lalu Rasulallah S.A.W menjelaskan pula bagaimana menggapai kekuasaan,
Tidak seorang hamba-pun yang mendekatkan diri pada-Ku yang lebih baik &
lebih Aku Cintai dari apa yang Aku wajibkan atasnya, & seorang hamba akan
senantiasa mendekatkan diri pada-Ku, hingga Aku mencintainya. (HR. Bukhari)
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Kedua: Ilmu yang perlu dipelajari ialah ilmu yang akan mengantarkan seseorang
untuk beramal saleh. Maka ilmu yang sangat kita perlukan sebenarnya sudah ada
dalam al-Quran & hadits-hadits Rasulallah S.A.W. Inilah dua sumber ilmu.
Sedangkan mencari ilmu yang tidak ada hubungannya dengan amal, bahkan
terkadang malah menghambat kita beramal, maka ilmu seperti itu sebenarnya
tidak diperlukan.
Ketiga: Apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as, ialah diluar jalur ibadah, tapi ia
termasuk doa, & kesempatan berdoa selalu terbuka lebar, kecuali bila doa yang
dipanjatkan bertujuan untuk mendapatkan hal-hal yang tidak dianjurkan.
Keempat: Masalah yang kita kemukakan ini, bukanlah masalah mencari kebaikan
dengan kebaikan, karena keinginan untuk mengetahui alam ruhani & alam ghaib,
hanyalah merupakan keinginan syahwat dengan lakukan ketaatan yang
disyariatkan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.
Adapun kebaikan yang akan mengantarkan kita pada kebaikan ialah
seperti shalat & sabar, bila keduanya diniatkan untuk membantu agar lebih taat.
Allah SWT berfirman, Dan mintalah pertolongan dengan sabar & shalat.
(QS. al-Baqarah[2]: 45)
Dan meninggalkan keburukan, akan membantu kita dalam ketaatan.
Karena seorang hamba tidak akanmendapatkan kebaikan sebab lakukan maksiat.
Diantaranya ialah, tidak mendapatkan cahaya ilmu & hidayah, sebagai akibat dari
maksiat yang dilakukan. & meninggalkan maksiat ialah salah satu sarana untuk
mendapatkan ilmu, memahami & menghafalnya.
Kelima: Kita tidak memungkiri, bahwa Allah SWT melebihkan sebagian hamba-
hamba-Nya atas sebagian yang lain dengan berbagai keistimewaan, &
mengetahui hal-hal yang tidak diketahui oleh orang awam. Demikian itu
merupakan penghormatan & penghargaan Allah pada mereka atau karena
kemaslahatan lahiriah, seperti agar terhindar dari serangan musuh atau
memberikan pertolongan untuk kebaikan.
Sebagaimana yang dialami oleh Umar bin Khaththab ra, saat beliau berada
diatas mimbar pada hari Jumat, beliau melihat musuh yang ingin menyerang
umat Islam dari arah belakang, dia berteriak dari atas mimbar seraya berkata:
Wahai angkatan perang yang ada di gunung-gunung, maka suara Umar bin
Khaththab itu, bahkan didengar oleh umat Islam yang berada di Persia.
Hal-hal yang seperti ini terkadang terjadi saat keadaan sangat mendesak &
darurat, seperti saat seorang hamba sangat takut atau kelaparan, maka Allah
akan memberikan kemudahan untuk mendapatkan makanan atau minuman dari
jalan yang tidak pernah diduga-duga. & Allah memberikan keistimewaan pada
seorang hamba, karena suatu hikmah yang hanya Allah yang tahu, seperti yang
dialami oleh Maryam binti Imran.
Tapi yang tidak kita ingkari ialah seorang muslim beribadah bukan untuk tujuan-
tujuan tersebut & bukan pula untuk mencari keistimewaan & karamah.
KEEMPAT: MENGHINDARI IBADAH
Tujuan utama ibadah ialah berendah diri pada Allah dengan penuh
keikhlasan, bertawajjuh (menghadap) pada-Nya dengan perasaan hina & tak
berharga serta menyadarkan diri dengan mengingat-Nya. Ibadah ialah hanyalah
hal Allah, bukan untuk yang lain-lain, sedangkan ibadah-ibadah wajib yang Allah
fardhukan, merupakan ibadah yang sudah baku & tidak dapat ditawar-tawar.
Seorang muslim tidak ada pilihan selain menunaikannya dengan sempurna
sebagaimana mestinya.
Sebagian orang ada yang keinginan & niatnya melenceng dari tujuan
ibadah yang sebenarnya dengan berbagai alasan. Pada lahirnya, dia lakukan
perintah syariat, agar tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat,
sementara batinnya berusaha lari & melecehkannya karena malas, tidak mau
berusaha & tidak mau berkorban, dia hanya ingin melepaskan diri dari tanggung
jawab ibadah & memperturutkan hawa nafsu.
Berhubungan dengan masalah ini, ulama banyak memberikan contoh, seperti
orang yang tidak bepergian, tapi tetap lalai & mengulur waktu untuk lakukan
shalat wajib, dia justru minum khamar atau meminum obat penenang untuk
beberapa waktu lamanya, atau berusaha bunuh diri. Semua itu hanya untuk
menggugurkan atau meninggalkan shalat secara keseluruhan atau sebagiannya.
Para ulama juga memberikan perumpamaan bagi orang yang masih
dipertemukan dengan bulan Ramadhan, tapi dia malah berusaha mencari alasan
untuk lakukan perjalanan jauh atau musafir, tujuannya ialah agar bebas makan
minum siang hari, atau karena ingin bergaul suami isteri di siang hari, &
sebelumnya dia makan terlebih, lalu baru bergaul, tujuan utamanya ialah agar
bebas dari kafarat (denda).
Orang yang berusaha menghindar menunaikan kewajiban zakat, juga termasuk
dalam kategori ini, seperti membeli sesuatu yang tidak begitu penting, atau
menjual barang-barangnya sebelum zakat jatuh tempo, atau dengan berbagai
cara lain, sehingga bila harta kekayaannya dihitung, tidak lagi mencukupi nisab.
Semua ini, termasuk tujuan & niat yang tidak baik & dalil-dalilnya cukup
banyak, diantaranya:
1. Ibadah wajib merupakan hal Allah SWT, seorang hamba tidak boleh
mencari-cari alasan untuk menghindarinya dengan berbagai cara. & siapa
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
yang lakukannya, maka tanggungjawab menunaikan ibadah tersebut tetap
menjadi tanggung jawabnya.
2. Berbagai ibadah itu disyariat sebagai sarana untuk mendekatkan diri pada
Allah SWT & untuk kemaslahatan dirinya, yang pada gilirannya akan
kembali lagi pada hamba yang lakukannya, baik di dunia maupun di
akhirat. Berbagai kemaslahatan itu telah dijelaskan oleh Allah SWT & al-
Quran serta sudah disampaikan pula oleh Rasulallah S.A.W dalam
Sunnahnya & disimpulkan oleh para ulama dari berbagai nash & dali al-
Quran & Sunnah. Maka siapa yang mencampakkan kemaslahatan syariat,
berarti niat & keinginannya tidak sejalan dengan syariat.
Sebagai contoh ialah zakat, ia disyariatkan untuk mendekatkan
diri pada Allah SWT. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan ridha-
Nya di dunia & di akhirat, ia juga disyariatkan untuk mensucikan jiwa &
mengikis sifat kikir. Saat zakat diberikan, ia akan membuahkan
kemaslahatan bagi fakir miskin, sehingga sebagian kebutuhan mereka
dapat terpenuhi, menghidupkan jiwa yang biasanya cenderung berlaku
curang & berbuat onar dalam masyarakat. Maka siapa yang berusaha
menitipkan sebagian hartanya pada orang lain pada akhir tahun, karena
ingin menghindari kewajiban zakat. Lalu setelah beberapa bulan,
hartanya dia minta kembali, maka prilaku seperti ini hanya akan
memperkuat & memperpanjang sifat kikir dalam jiwanya, & tidak mau
ikut andil dalam meringankan beban derita fakir & mirkin. Penitipan
harta yang dia lakukan itu, tidak sesuai dengan syariat. Oleh sebab itu,
renungkanlah apa tujuan syariat Islam dalam suatu amal
kebaikan,sementara tujuan yang tidak sejalan dengan syariat, pasti akan
merusak tujuan utama syariat.
3. Masalah ini, termasuk salah satu alasan menghindar yang diharamkan, &
Allah mencela pelakunya, bahkan ada dalil yang melaknat dengan
ancaman di dunia & akhirat.
Diantaranya ialah, Allah mengutuk & melaknat orang-orang Yahudi yang
melampaui batas. Mereka tetap menangkap ikan pada hari Sabtu (padahal
hari itu ialah hari besar mereka). & mereka berusaha mengemukakan
berbagai alasan. Allah mengisahkan mereka pada beberapa surat dalam al-
Quran. Dalam Surat an-Nisa Allah berfirman,
atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang
(yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. & ketetapan Allah pasti berlaku.
(QS. an-Nisa[4]: 47)
Allah SWT berfirman, Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang
melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman pada mereka:
"Jadilah kamu kera yang hina. (QS. alBaqarah[2]: 65)
Dalam Surat al-Araf, Allah menjelaskan kisah mereka dalam firman-Nya,
Dan tanyakanlah pada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut saat
mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang pada mereka ikan-
ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, & di hari-
hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang pada mereka. Demikianlah
Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik. & (ingatlah) saat suatu
umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah
akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat
keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung
jawab) pada Tuhanmu, & supaya mereka bertakwa. Maka tatkala mereka
melupakan apa yang diperingatkan pada mereka, Kami selamatkan orang-orang
yang melarang dari perbuatan jahat & Kami timpakan pada orang-orang yang
zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. Maka tatkala
mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya,
Kami katakan padanya: "Jadilah kamu kera yang hina. (QS. al-Araf[7]: 163-166)
Ibnu Katsir, Ibnu Abbas & ulama tafsir lainnya menyebutkan: Bahwa
penduduk kota itu berusaha mengemukakan berbagai alasan, agar mereka tetap
dapat menangkap ikan pada hari Sabtu, mereka memasang perangkap atau
jarring & segala keperluan penangkapan ikan yang dipersiapkan dengan
sempurna, sehingga ikan-ikan akan masuk ke perangkap itu & tidak bisa lagi
keluar. Itu mereka lakukan pada hari Jumat. & pada hari Sabtu, akan banyak ikan
yang terjaring, lalu pada hari Ahad baru mereka mengambil ikan yang terjaring
itu, akhirnya Allah murka & melaknat mereka, disebabkan karena mereka terus
berusaha mengemukakan berbagai alasan untuk melanggar aturan Allah &
menciderai hak-hak Allah dengan berbagai alasan yang dibuat-buat. Dan,
rencana mereka yang sebenarnya ialah menentang aturan Allah SWT.

Sementara apa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi, tidak jauh
berbeda dengan ini. Allah mengharamkan lemak atas mereka, lalu mereka
berusaha mencari alasan dengan berbagai tawil menyimpang, mereka
mengatakan bahwa yang diharamkan ialah memakannya, & yang diharamkan itu
ialah yang beku, bukan yang cair, lalu mereka panaskan sehingga menjadi cair,
lalu mereka jual & hasilnya pun mereka makan.

100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Mereka berkata: Kami tidak memakan lemak. Ibnu Abbas meriwayatkan:
Ada berita yang sampai pada Umar ra bahwa si Fulan menjual khamar. Umar
terperanjat mendengar berita itu & berkata: Kiranya Allah akan mematikan di
Fulan itu. Tidaklah dia mengetahui bahwa Rasulallah S.A.W sudah bersabda,
Allah SWT telah mematikan orang-orang Yahudi, diharamkan atas mereka
lemak daging, tapi mereka terus berusaha merubah & mengolahnya, lalu mereka
jual ke pasar? (HR. Bukhari & Muslim)
Rasulallah S.A.W memperingatkan umatnya agar jangan mengikuti jejak
langkah orang-orang Yahudi, beliau bersabda: Janganlah kalian lakukan apa
yang dulu dilakukan oleh orang-orang Yahudi, mereka berusaha menghalalkan
apa-apa yang Allah haramkan dengan berbagai alasan.
Allah SWT menceritakan dalam Surat al-Qalam, Nun, demi kalam & apa yang
mereka tulis. (QS. al-Qalam[68]: 1) Tentang siksaan & azab yang ditimpakan
pada pemilik kebun, yaitu mereka yang berusaha mengemukakan berbagai
alasan agar orang-orang miskin tidak mendapat bagian dari buah-buahan milik
mereka. Padahal dulu, bapak mereka memetik buah-buahan pada siang hari, saat
itu banyak orang-orang miskin yang datang & diberi buah-buahan. Lalu anak cucu
mereka mulai mencari-cari alasan agar orang-orang miskin itu tidak lagi
mengurangi hasil panen mereka, mereka sepakat untuk memetiknya saat
shubuh. Akhirnya Allah membakar kebun mereka yang sedang berbuah lebat itu
saat mereka sedang tidur nyenyak, maka kebun itu pun terbakar & hangus.
Imam Bukhari Rahimahullah dalam Shahihnya mengemukakan banyak
hadits yang berisi tentang membatalkan alasan, daintaranya ialah:
Hadits Umar bin Khaththab ra yang menceritakan bahwa dia mendengar
Rasulallah S.A.W bersabda,
Wahai manusia, hanya sesungguhnya segala amal itu ditentukan oleh
niat, & seseorang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, siapa
yang berhijrah pada Allah & Rasul-Nya, maka hijrahnya akan sampai pada
Allah & Rasul-Nya & siapa yang berhijrah karena mengharapkan
keuntungan dunia, niscaya dia akan mendapatkannya atau berhijrah
karena ingin menikahi seorang wanita, maka dia akan menikahinya. Maka
hijrah seseorang itu akan sesuai dengan niatnya.
Al-Qurafi berkata: Ini menjadi dalil bagi Imam Malik & orang-orang yang
sependapat dengannya dalam hal menggugurkan alasan, seperti orang yang
menjual hartanya beberapa hari sebelumnya zakatnya jatuh tempo. Tujuannya
ialah untuk menghindari zakat, sesungguhnya dia telah berusaha membuat
penipuan dengan niat, & niat tidak dapat diketahui oleh orang lain. Imam an-
Nasai menukil dari Kitab al-Kahfi dari Muhammad bin al-Hasan, dia berkata:
Tidaklah pantas bagi seorang muslim yang berakhlak mulia untuk
menghindar & lari dari hukum-hukum Allah dengan mengemukakan berbagai
alasan, sehingga kebenaran menjadi terkalahkan.
Dan diantara hujjah yang dikemukakan oleh Imam Bukhari untuk
membatalkan berbagai alasan ialah hadits Anas ra yang menceritakan bahwa Abu
Bakar ra menuliskan tentang fardhu zakat padanya yang diwajibkan oleh
Rasulallah S.A.W, dia bersabda,
Tidak perlu mengumpulkan yang berserakan & tidak pula menyerakkan
apa-apa yang sudah terkumpul, karena takut bersedekah.
STANDAR NIAT SEORANG HAMBA
Sebelum mengakhiri pembahasan ini, saya ingin agar pembaca
mengetahui standar yang dapat dijadikan ukuran atas kemaslahatan yang boleh
diniatkan oleh seorang mukallaf dibalik masalah-masalah ibadah yang dia
lakukan, & kemaslahatan yang boleh disertakan dalam niat.
Menurut Imam asy-Syathibi, standarnya ialah, bahwa seorang hamba
memperhatikan tujuan syariat, & mukallaf hanya menjadikan niat & tujuannya
sesuai dengan tujuan syariat. Maka tujuan yang sejalan dengan tujuan syariat,
merupakan tujuan yang baik & sah, sementara tujuan yang berseberangan
dengan tujuan syariat yang dipikulkan pada orang-orang yang mukallaf, ialah
tidak benar.
Imam asy-Syathibi berkata: Syariat diadakan untuk kemaslahatan hamba-
hamba secara mutlak & bersifat umum, & yang dituntut dari orang-orang
mukallaf ialah agar perbuatannya sejalan dengan syariat & tidak menginginkan
sesuatu pun dibalik apa yang ditetapkan oleh syariat.
Dia mengemukakan beberapa alasan: Karena seorang mukallaf diciptakan
untuk beribadah pada Allah SWT, maka amal yang dia lakukan mesti sesuai
dengan tujuan syariat itu sendiri, inilah hujjah utama ibadah. Dengan demikian,
dia akan mendapatkan balasan di dunia & di akhirat.
Dia mengemukakan dalil atas pendapat ini, Agama, bertujuan menjaga saat
kesulitan (darurat) & apa saja yang bertumpu padanya, seperti berbagai
keutuhan & hal-hal yang baik, ini merupakan inti taklif (kewajiban), maka hamba
dituntut menginginkannya. Jika tidak, berarti dia belum dianggap beramal &
berusaha untuk menjaga, karena segala amal berdasarkan pada niat.
Akhirnya dia mengatakan bahwa manusia diciptakan untuk menegakkan
kemaslahatan sesuai dengan kemampuannya. & yang paling penting ialah
menunaikan tugas sebagai khalifah, melaksanakan hukum-hukum Allah &
tujuannya yang luhur sesuai dengan tuntunan.
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
Standar yang perlu diluruskan ialah: Dalam beramal, hamba menjalankan
kewajiban sesuai dengan tujuan syariat & tidak menyimpang dari arahan yang
ditetapkan & diridhai Allah SWT. Allah SWT mewajibkan beberapa bentuk amal
yang merupakan bagian dari agama, & Allah SWT menjelaskan tujuan yang akan
mereka capai. Tidak berlebihan bila kita mengatakan: Sesungguhnya perhatian
Islam untuk menjelaskan niat & tujuan merupakan perhatian yang sangat besar,
melebihi perhatiannya terhadap amal lahiriah semata.
Dan standar itu sangatlah mudah, manusia pasti mampu memahaminya
dengan mudah. Sedangkan standar yang ditetapkan oleh Imam asy-Syathibi,
hanya dapat dijelaskan oleh orang-orang yang mendalami berbagai bidang ilmu,
sedangkan syariat sebagaimana yang dijelaskan oleh asy-Syathibi bersifat umum
yang diturunkan pada semua umat manusia yang berfungsi untuk menjaga
kebutuhan & kemampuan yang saling berkaitan antar mereka.
Pelurusan standarisasi ini akan mengeluarkan kita dari berbagai kendala
yang terdapat dalam standar yang ditetapkan oleh asy-Syathibi. Mungkin syariat
menghendaki beberapa hal dari mukallaf & tidak dituntut untuk meniatkannya.
Tujuan syariat dalam memberikan kewajiban ialah sebagai ujian bagi mereka, &
kita tidak pernah dituntut untuk berniat seperti itu.
Jika masalah ini sudah jelas, maka tidak perlu lagi pembahasan bertumpuk
yang menghabiskan banyak kertas & waktu yang cukup lama.
Jika kita ikuti semua yang dijelaskan oleh Imam asy-Syathibi, maka kita
tidak akan menemukan titik temu dengan apa yang kita kemukakan dalam
pembahasan ini. Oleh karena itu, kita harus keluar dari koridornya, karena titik
temuanya akan bermuara pada orang yang memandang niat dari sisi ibadah yang
bernilai mendekatkan diri pada Allah SWT, apakah ia berupa ibadah atau yang
berhubungan dengan masalah-masalah kebiasaan yang bertujuan untuk
mendekatkan diri pada Allah SWT. Itulah tujuannya bagi orang yang beramal
tanpa memandang kemaslahatan yang terkandung dalam ibadah itu sendiri.
Ini sebenarnya disetujui oleh Imam asy-Syathibi, dia menjelaskannya
dengan panjang lebar. Sebenarnya, yang paling penting diperhatikan ialah amal
yang bertujuan untuk menggapai ridha Allah SWT & mengharapkan pahala dari-
Nya, ini jauh lebih mendekati keikhlasan daripada orang yang terlalu
memaksakan diri untuk memperhatikan kemaslahatan yang terkandung dalam
menjalankan kewajiban & beramal sesuai dengan kemaslahatannya.
PENGARUH NIAT DALAM BERAMAL
Pada pembahasan ini, kita akan membahas seberapa jauh pengaruh niat
dalam hal-hal yang MUbah (dibolehkan), yang diharamkan & ibadah.
Pengaruh Niat Dalam Hal-Hal Yang Mubah
Masalah-masalah Mubah atau yang dibolehkan, sebenarnya tidak
termasuk ibadah. Berdiri, duduk, makan & minum serta tidur & lain-lain.
Termasuk hal-hal yang mubah atau boleh, ia tidak termasuk ibadah yang
disyariatkan oleh Allah SWT untuk mendekatkan diri pada-Nya.
Para ulama berbeda pendapat, apakah yang mubah ini bisa menjadi ibadah
dengan niat, berubah menjadi taat & membuahkan pahala bagi yang
lakukannya?
Sebagian ulama berpendapat, bahwa hal-hal yang mubah tidak bisa
dirubah menjadi ibadah, oleh karenanya, ia tidak berfungsi.
Padahal perintah itu berbunyi: Semua syariat itu, adakalanya perintah &
adakalanya mubah, sedangkan yang dimaksud dengan mubah, tidak dapat
dijadikan ibadah untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.
Para ulama Maliki berhujjah dengan firman Allah SWT,
Dan tiialah kebaikan itu dengan mendatangi rumah dari arah belakang.
(QS. al-Baqarah[2]: 189)
Suatu perbuatan bila diikuti dengan niat ibadah, ini hanya terbatas pada
hal-hal yang sunnah saja, sementara yang mudah tidak termasuk, & tidak pula
pada hal-hal yang dilarang.
Imam Qurthubi mengulangi apa yang dikemukakan oleh Ibnul Arabi
beberapa kali dalam menafsirkan ayat diatas, dia berkata: Selama Allah SWT
tidak mensyariatkan untuk mendekatkan diri & tidak pula menganjurkannya,
maka ia tidak dapat dijadikan ibadah. Qurthubi mengakui bahwa ada sebagian
perbuatan yang diragukan oleh banyak orang, apakah ia bisa bernilai ibadah atau
tidak. Oleh karena itu, Ibnu Khuwaiz Mandad menjelaskan masalah ini dia
berkata: Bila seseorang ragu tentang sesuatu, apakah ia termasuk ibadah atau
tidak, maka hendaklah dia melihat perbuatan itu sendiri: jika ia sejalan dengan
yang fardhu & sunnah, maka ia boleh menjadi suatu ibadah (Qurbah), tapi jika ia
tidak termasuk kebaikan & tidak pula ibadah, maka ia tidak akan bernilai ibadah,
berikut ini ada hadits yang menjelaskannya.
Ibnu Abbas ra menceritakan: Suatu kali Rasulallah S.A.W menyampaikan
khutbah, tiba-tiba ada seorang laki-laki berdiri di tengah teriknya matahari.
Rasulallah S.A.W bertanya tentang perbuatan laki-laki itu, maka para sahabat
menjawab: Itu ialah Abu Israil, dia bernazar untuk menahan teriknya matahari,
dia tidak akan duduk & tidak pula akan mencari paying, tidak berbicara & selalu
berpuasa.
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Lalu Rasulallah S.A.W bersabda, Suruhlah dia berbicara, suruhlah dia
mencari tempat yang teduh & suruhlah dia duduk & hendaklah dia
menyempurnakan puasanya. (HR. Bukhari), Abu Dawud, Ibnu Majah & Malik
dalam Muwaththa-nya)
Akhirnya Rasulallah S.A.W membatalkan perbuatan yang tidak termasuk
ibadah, yang tidak ada dasarnya dalam syariat Islam, & meluruskan apa yang
merupakan ibadah baik ibadah wajib atau sunnah.
Imam Syafii Rahimahullah menambahkan, nazar yang mubah tidak perlu
ditunaikan, yaitu yang tergantung pada syarat yang diinginkan, seperti
mengatakan: Jika saudaraku yang hilang kembali pulang, maka saya akan
bersedekah, atau karena takut, seperti seseorang yang mengatakan: Jika Allah
menyelamatkan aku dari kejahatan si Fulan, maka aku akan bersedekah.
Para pengikut Imam Syafii memberikan alasan, kenapa nazar seperti itu
tidak wajib ditunaikan? Karena nazar akan berpahala bila diniatkan untuk ibadah,
& termasuk bagian dari ibadah itu sendiri. Walau kejadian diatas juga termasuk
ibadah, tapi tujuannya bukanlah untuk beribadah, melainkan untuk
menyelamatkan diri & tidak lakukan perbuatan tertentu. Sementara imam Maliki
& Abu Hanifah berpendapat, menunaikan nazar seperti itu ialah wajib.
Sebagian ulama berpendapat bahwa niat yang baik, mampu merubah yang
mudah (yang dibolehkan) menjadi ibadah & akan mendapatkan pahala.
Ibnul-Haj dalam Madkhal mengatakan: Sesuatu yang mubah akan
berubah menjadi sunnah karena niat, jika kita meniatkan suatu perbuatan
dengan niat menunaikan yang wajib, maka ini akan lebih baik dari meniatkannya
sebagai sesuatu yang sunnah. Ini berdasarkan pada hadits Nabi,
Tidak seorangpun hamba-Ku yang mendekatkan diri pada-Ku dengan
perbuatan yang lebih Aku cintai dari apa yang Aku fardhukan atasnya.
(HR. Bukhari, lihat Fathul Bari 11/340)
Sementara Ibnu Qayyim menuturkan, bahwa orang-orang pilihan yang
mendekatkan diri pada Allah ialah mereka yang berhasil merubah hal-hal yang
mubah (dibolehkan) menjadi ketaatan & ibadah dengan niat, karena mubah
tidaklah sama pada hak mereka, bahkan semua amal mereka akan semakin baik.
Mempertemukan Dua Pendapat
Dua pendapat kelompok diatas seolah berlawanan antara yang satu
dengan yang lain, kecuali bagi orang yang mampu memandangnya dengan
pandangan mendalam, sehingga apa yang dinafikan oleh kelompok pertama,
berbeda dengan apa yang ditetapkan oleh kelompok kedua.
Kelompok pertama tidak mengakui bahwa yang mudah tidak bisa berubah
menjadi ibadah pada lahirnya, ini benar & tidak perlu dibantah. Siapa yang
mengira bahwa dia menyembah Allah dengan cara berjalan & berdiri, memakai
pakaian hitam atau hijau atau dengan membangun rumah bertingkat, maka
dugaan seperti itu sangatlah keliru. Karena, ini tidak termasuk ibadah.
Kita mesti memahami apa yang disampaikan oleh Harits al-Muhasibi: Niat
pada hal-hal yang tidak akan membuahkan pahala, tetap tidak akan
membuahkan pahala. Siapa yang menginginkan keridhaan Allah pada yang
demikian itu, maka dia ialah orang yang tertipu & keliru, seperti orang yang
membangun rumah mewah, lalu bermaksud mendapatkan pahala, memakan
makanan yang lezat, tanpa harus berusaha & sungguh-sungguh untuk lakukan
suatu ketaatan, padahal dia tidak mungkin lakukan ketaatan tanpa makan, maka
untuk yang demikian itu tidak diperlukan niat.
Beribadah pada Allah SWT dengan cara demikian, hanya akan membuahkan
kelelahan, karena menghadirkan niat dalam masalah ini merupakan sesuatu yang
sangat sulit. Banyak penulis (dalam masalah akhlak) yang menyebutkan bahwa
seorang murid hendaklah memasang niat karena Allah semata dalam segala hal,
bahkan saat akan makan, minum & memakai pakaian. Sehingga dia memakai
pakaian hanya karena Allah, tidak akan makan kecuali karena Allah, tidak akan
minum kecuali karena Allah & tidak akan tidur selain karena Allah.
Mereka menuturkan pengalaman sebagian ahli ibadah yang selalu berniat
setiap menyuap nasi, dalam hati dia berkata:Aku makan nasi yang sesuap ini
hanya karena mengharap ridha Allah SWT.
Dikisahkan, ada seorang laki-laki yang memanggil isterinya & berkata: Tolong
ambilkan sisir. Isterinya bertanya: Apakah aku akan mengambilkan sisir &
cermin? Laki-laki itu terdiam, tidak lama lalu dia berkata: Ya.
Orang yang mendengarkan kejadian itu berkata padanya: Anda hanya
diam & berdiri di muka cermin, lalu Anda berkata: Ya. Lalu dia menjelaskan:
Sesungguhnya aku berkata pada isteriku, tolong ambilkan aku sisir, ialah dengan
niat. Saat dia bertanya: Apakah cermin juga? Saat itu aku belum berniat
bercermin, itulah sebabnya aku terdiam, & saat Allah SWT memberi kesempatan
padaku untuk berniat, baru aku jawab: Ya.

FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
Perhatikanlah mereka yang menempuh jalan yang keliru, mereka tidak
segan-segan menceritakan salah seorang yang saleh bahwa dia memakai pakaian
dalam keadaan terbalik & itu terjadi diluar kesadarannya hingga hari semakin
siang. Akhirnya ada orang yang memberitahu, dia hamper membuka &
membetulkannya, tapi dia berusaha untuk menahan diri & berkata: Aku tadi
memakainya dengan niat Lillahi Taala. Oleh sebab itu, aku tidak akan
memperbaikinya, aku akan tetap memakainya dalam keadaan terbalik.
Maksud para ulama kelompok pertama ialah mubah yang tidak bertujuan
ibadah, seperti menunaikan shalat, membaca al-Quran & menunaikan zakat.
Sementara kelompok yang mengatakan bahwa yang mubah boleh
dijadikan sarana untuk mendekatkan diri pada Allah, maksudnya ialah berbeda
dengan apa yang dimaksud oleh kelompok pertama.
Mereka memahaminya sebagai berikut:
1. Perbuatan Mubah Merupakan Sarana Untuk Ibadah
Ada pendapat bahwa seorang muslim menjadikan mubah sebagai sarana untuk
menunaikan ibadah yang disyariatkan. Ibnu Taimiyah berkata: Sepatutnya yang
mubah tidak dilakukan, kecuali bila bertujuan mendukung ketaatan.
Ibnu asy-Syath berkata: Bila yang mudah dimanfaatkan untuk ketakwaan
& taat, atau dijadikan sarana untuk taat, maka ia akan bernilai ibadah, seperti
makan, minum & berusaha mencari nafkah.
Bila seorang muslim makan & minum untuk mendapatkan kekuatan agar dapat
beribadah & mencapai derajat takwa, agar mampu bangun malam & lakukan
shalat tahajjud serta berjuang di jalan Allah, maka usaha ini jelas akan
membuahkan pahala. Rasulallah S.A.W berkata pada Saad bin Abi Waqqash ra,
Sesungguhnya tidak satu-pun nafkah yang kamu keluarkan untuk mencari ridha
Allah, melainkan akan mendapatkan pahala, bahkan sesuap nasi yang kamu
suapkan ke mulut isterimu. (HR. Bukhari, lihat Fathul Bari 1/136, 3/146, 5/363)
Imam Nawawi berkata: menyuapi isteri biasa untuk bermesraan, namun bila
dilakukan dengan niat yang ikhlas, maka ia akan berpahala di sisi Allah.
Pensyarah Dalil al-Falihin menjelaskan: Hadits diatas menunjukkan bahwa
menafkahi keluarga akan berpahala bila dibarengi dengan niat yang ikhlas karena
Allah. Hadits itu juga menunjukkan bahwa sesuatu yang mubah (boleh) bila
diikuti dengan niat yang ikhlas, akan berubah menjadi ketaatan & berpahala.
Karena, menyuapi isteri biasanya merupakan kebiasaan bermesraan yang
dibolehkan. Ini sebenarnya sangat jauh dari ketaatan & urusan akhirat, namun
agama menjelaskan bahwa perlakuan seperti itu akan mendatangkan pahala bila
diikuti dengan niat yang tulus karena Allah SWT, maka keadaan yang lain, lebih
utama untuk mendapatkan pahala bila dibarengi dengan niat yang ikhlas.
Bila seseorang lakukan yang mubah, seperti makan & minum dengan niat
ikhlas untuk mendapatkan ridha Allah SWT, seperti tidur agar bangun tengah
malam untuk shalat malam, maka dia akan mendapatkan pahala.
Berikut ini aa hadits yang menerangkan, Rasulallah S.A.W bersabda,
Tidaklah Anda memberi makan isteri Anda, melainkan ia ialah sedekah
bagi Anda, tidaklah Anda memberi makan pembantu Anda, melainkan ia
ialah sedekah bagi Anda & tidaklah Anda memberi makan diri Anda
sendiri, melainkan ia ialah sedekah bagi Anda sendiri. (HR. Ahmad &
Thabarani & Miqdam bin Abi Yakrib)
Imam Suyuthi menjelaskan: Dalil paling kongkrit yang menjelaskan bahwa
seorang hamba akan mendapatkan pahala dengan niat ikhlas dalam lakukan hal-
hal yang mubah & kebiasaan sehari-hari ialah sabda Nabi saw,
Dan bagi setiap sesuatu, sesuai dengan apa yang diniatkan.
Berarti, orang yang berniat dengan ikhlas lakukan sesuatu, tapi jika tidak,
maka dia tidak akan mendapatkan pahala.
2. Memanfaatkan Yang Mudah
Seorang muslim yang konsisten menjalankan agama, akan selalu patuh
pada aturan yang saling topang menopang dalam segala hal; perkataan &
keyakinan. Dia berbeda dengan hewan ternak yang lakukan segala sesuatu sesuai
keinginan hawa nafsunya, dia akan mengekang diri dengan kekangan syariat.
Bila memandang pada yang mubah, dia menganggapnya bahwa Allah
membolehkan memandangnya. Maka seseorang yang berhubungan intim
dengan isterinya (sebagai contoh) niatnya ialah untuk menjaga diri dari yang
haram & pindah pada yang dibolehkan. Karena Allah mencintai hamba yang mau
memanfaatkan apa yang dibolehkan & mempergunakan keringanan yang
diberikan-Nya. Allah tidak suka dengan orang yang biasa memaksakan diri &
menghabiskan waktu hanya untuk beribadah (di masjid) & mengharamkan yang
baik-baik. Dalilnya ialah sabda Rasulallah S.A.W,
Dan pada kemaluan salah seorang diantara kalian ada sedekah.
Para sahabat bertanya: Rasulullah, apakah saat salah seorang diantara
kami melampiaskan syahwat pada isterinya, lalu akan mendapatkan pahala?
Rasulullah balik bertanya:
Apakah jika kalian melampiaskannya pada yang haram, bukanlah akan
mendapatkan dosanya? Demikian juga bila dia melampiaskannya pada
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
yang halal, dia akan mendapatkan pahala. (HR. Ahmad & Muslim dari Abi
Dar, lihat Shahih al-Jami 2 hadits No. 2585)
3. Boleh Sebagian Artinya Boleh Keseluruhan, Sunnah Ataupun Wajib
Ada beberapa hal-hal yang dibolehkan sebagiannya saja, tapi yang diharapkan
justeru keseluruhan. Seorang hamba boleh makan & minum & berusaha
menahan diri dalam waktu-waktu tertentu. Namun dia tidak boleh memaksakan
diri, sehingga mengakibatkan kebinasaan, karena tidak makan & minum. Oleh
karena itu, mayoritas ulama membolehkan orang yang berada dalam keadaan
darurat untuk memakan bangkai, bila dia enggan memakannya & binasa, maka
dia termasuk orang yang tidak menghargai keringanan yang diberikan syariat.
Demikian juga berhubungan intim, ia dianjurkan saat perlu & sebelumnya
tentu dianjurkan menikah bagi yang mampu.
Seandainya manusia tidak mau menikah, tidak mau berdagang & tidak
mau berusaha, maka mereka dianggap berdosa, bila seorang hamba
memanfaatkan hal-hal yang mubah (dibolehkan menurut pemahaman seperti ini,
maka dia akan mendapatkan pahala & ganjaran.
Berniat Saat Lakukan Yang Mubah
Perbuatan & perkataan yang mubah sangat banyak & beragam. Ika
seorang hamba tidak memasang niat saat lakukannya, maka ia tidak akan
berpahala. Tapi jika seorang mukallaf berniat (karena Allah) lakukannya, maka
amal ini, seperti makan & minum, tidur, berdagang & lain-lain, akan menjadi
lading pahala yang sangat subur & bermanfaat saat berhadapan dengan Allah
pada hari kiamat nanti.
Para ulama selalu menganjurkan agar berniat saat lakukan hal-hal yang mudah
(dibolehkan) & rutinitas harian. Tujuannya ialah agar apa yang dilakukan
mendapatkan ganjaran pahala & menjadi ibadah. Karena, berniat bukanlah
pekerjaan berat. Ini termasuk kelapangan rahmat & luasnya karunia Allah. Allah
bolehkan hamba-hamba-Nya untuk menikmati segala yang baik-baik, lalu Dia
beri pahala atasnya, jika hamba itu berniat karena ingin mencari ridha Allah.
Para ulama menjelaskan bagaimana caranya berniat dalam hal-hal yang
dibolehkan ini. Imam Ghazali menjelaskan tentang apa saja yang bisa diniatkan
agar mendapatkan pahala dari Allah SWT. Seseorang boleh saja berniat memakai
wewangian sebagai salah satu cara untuk mengikuti sunnah Rasulallah S.A.W
pada hari Jumat, mengagungkan masjid dengan bau harum semerbak &
menghilangkan bau tak sedap, sehingga membuat orang yang berada
disampingnya tersakiti serta menutup pintu gunjing bagi mereka yang akan
menggunjingkan bau badannya yang tak sedap.
Pengaruh Niat Lakukan Perbuatan Haram
Mereka yang berniat mendekatkan diri pada Allah terdiri dari tiga kelompok:
Kelompok pertama: Menganggap dosa & maksiat sebagai salah satu cara
mendekatkan diri pada Allah, seperti suka memandang wajah wanta cantik &
para remaja. Mereka berdalih bahwa memandang seperti ini dianjurkan dalam
syariat & termasuk salah satu cara untuk mendekatkan diri pada Allah.
Mereka telah terjerumus pada dua perangkap:
Perangkap Pertama: Keliru memakaikan firman Allah,
Tidakkah mereka memperhatikan kerajaan langit & bumi & apa saja yang
diciptakan Allah. (QS. al-Araf[7]: 158)
Mereka mengatakan: Ayat ini bersifat umum & mencakup semua ciptaan
Allah. Jika sudah demikian, kenapa tidak boleh memandang wajah para wanita
cantik yang tidak lain juga merupakan makhluk Allah? Padahal manusia terutama
yang berparas cantik ialah makhluk Allah juga.
Kita jawab: Mereka telah memutarbalikkan makna ayat dari maksud yang
sebenarnya. Memandang yang dianjurkan oleh Allah ialah memandang yang
akan mengantarkan seseorang untuk lebih mengenal Allah, beriman &
mencintai-Nya, membuktikan kebenaran yang disampaikan para rasul-Nya
tentang nama-nama & sifat-sifat-Nya, perbuatan, siksa & pahala yang dijanjikan-
Nya. Sedangkan memandang wajah wanita cantik dengan pandangan yang
mendalam, merupakan perbuatan terlarang. Larangan ini, jelas tertuang dalam
firman Allah,
Katakanlah pada laki-laki mukmin agar mereka menundukkan pandangan
mereka. (QS. an-Nur[24]: 30)
Ditambah lagi dengan sabda Rasulallah S.A.W,
Maka zina kedua mata ialah memandang. (HR. Bukhari)
Dan diantara dalil yang mereka pertahankan ialah apa yang diperintahkan
oleh Rasulallah S.A.W pada laki-laki yang meminang untuk melihat wanita
pinangannya. Apa yang mereka kemukakan di sini lebih keliru dari yang pertama.
Hadits ini tidak bermaksud memandang calon isteri atau pinangan dengan
pandangan yang akan menimbulkan fitnah, tapi tujuannya ialah untuk
berkenalan dengan wanita yang akan dia nikahi. Dengan demikian, akan dapat
dikethui sejauh mana kesediaan laki-laki terhadap calon isterinya. Ini sangat
berbeda dengan apa yang mereka kemukakan, karena ini tidaklah diharamkan.
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
Perangkap Kedua: Apa yang mereka katakan tentang hadits Rasulullah ialah
dusta, & apa waktu yang sama, mereka juga mendustakan para ulama, padahal
mereka tidak pernah mengatakan itu sama sekali.
Seperti hadits palsu yang mereka jadikan hujjah,
Memandang wanita cantik ialah ibadah.
Dan ada lagi hadits lain,Carilah kebaikan pada waah-wajah yang cantik.
Mereka juga menukil dari para ulama besar seperti Imam Syafii, Imam
Malik & Sufyan bin Uyaynah serta yang lain-lain, mereka mengatakan bahwa
para ulama tersebut juga mengakui hadits diatas. Padahal, sebenarnya apa yang
mereka katakana itu ialah dusta & para ulama besar itu tidak pernah
mengatakannya sama sekali.
Banyak orang yang berusaha membungkus yang diharamkan dengan
kebaikan & alasan ibadah. Mereka mengatakan bahwa mencintai para remaja &
wanita yang bukan muhrim yang cantik hanya karena Allah, bukan untuk tujuan
lain. Mereka juga mengatakan bahwa tolong menolong dalam kekejian
merupakan tolong menolong atas kebaikan & keburukan pada waktu yang sama,
lalu mereka terus berusaha menundukkan mangsa, lalu menganggapnya sebagai
kebaikan, karena dia sudah berusaha menolong orang yang kesepian,
Siapa melapangkan seorang mukmin di dunia, niscaya dia akan dilapangkan
saat menghadapi huru-hara di akhirat kelak. (HR. Bukhari & Muslim)
Termasuk juga praduga sebagian orang, bahwa nyanyian merupakan salah
satu cara mendekatkan diri pada Allah. Ibnul Jauzi berkata: Ada sekelompok
orang yang mengatakan bahwa nyanyian ialah salah satu cara untuk
mendekatkan diri pada Allah. Ada pula yang mengatakan bahwa rahmat Allah
akan turun pada saat menyanyi.
Dinukil dari Ibnu Aqil bahwa dia berkata: Kami pernah mendengar dari
sebagian ahli ibadah, bahwa doa yang dipanjatkan saat alat-alat music
dibunyikan pasti akan diperkenankan. Sebabnya ialah karena mereka
menganggap nyanyi termasuk salah satu cara beribadah & mendekatkan diri
pada Allah SWT.
Imam Ibnul Jauzi berkata: Tindakan seperti ini ialah kafir. Karena, siapa
yang menganggap yang haram atau yang makruh termasuk salah satu cara
mendekatkan diri pada Allah ialah kafir, & ada perbedaan pendapat, apakah
nyanyian itu haram atau makruh.
Kelompok kedua:
Kelompok yang tidak menganggap yang haram itu sebagai salah satu cara
untuk mendekatkan diri pada Allah, tapi hanya menjadikannya sebagai sarana,
mereka mengira apa yang mereka lakukan akan dapat membantu. Ada yang
berusaha mencari kekayaan melalui jalan haram, seperti riba, berbuat zalim,
khianat & menyogok serta memperdagangkan barang haram, seperti menjual
daging babi, khamar & memproduksi barang-barang makruh, seperti membuat
peralatan dapur dari emas & perak untuk orang yang biasa makan & minum di
piring atau gelas yang terbuat dari emas. Mereka mengatakan: Mereka hanya
mengharapkan upah dari usaha itu & berdalih bahwa hasil usaha yang mereka
yang masih kecil-kecil, hidup dalam keadaan miskin & mereka lakukan itu sebagai
bagian dari perjuangan di jalan Allah.
Imam al-Ghazali berkata: Maksiat tidak akan berubah karena niat. Oleh
karena itu, orang yang bodoh hendaklah memahami apa yang disampaikan oleh
Rasulallah S.A.W secara umum,
Hanya sesungguhnya segala sesuatu ditentukan oleh niat.
Dia mengira bahwa niat mampu merubah maksiat menjadi ibadah.
Dalam hal ini Imam Ghazali memberi contoh: Seseorang yang menggunjingkan
orang lain, dia lakukannya untuk menjaga perasaan yang lain, atau memberi
makan seorang fakir dengan harta curian, membangun masjid atau madrasah
dengan harta yang haram, padahal tujuan & maksudnya sangat baik.
Lalu dia berkata: Semua ini tindakan bodoh. & niat, tidak akan mampu merubah
kezaliman & kemaksiatan menjadi kebaikan, bahkan kebodohan itu sendiri sudah
merupakan maksiat, karena menuntut ilmu ialah wajib bagi setiap muslim.
Kelompok ketiga:
Mereka yang mengira bahwa diantara yang haram itu ada yang dapat
menjadi salah satu cara untuk mendekatkan diri pada Allah dikalangan orang
tertentu atau pribadi tertentu.
Izz bin Abdussalam menceritakan tentang sekelompok manusia yang
berpendapat bahwa maksiat kecil boleh dilakukan oleh wali. Mereka
mengatakan: Allah SWT menghalalkan apa-apa yang tidak dihalalkan bagi yang
lain. & yang lebih jahat lagi ialah, orang yang menganggap dosa merupakan salah
satu cara untuk mendekatkan diri pada Allah, karena ia bersumber dari wali
(Allah).
Ibnu Jauzi menukil dari sekelompok orang sufi, Nyanyian ialah haram
untuk masyarakat awam, karena ia akan selalu terkesan dalam hati, tapi ia
dibolehkan bagi orang-orang zuhud, karena mereka pasti mampu menundukkan
pengaruhnya & dianjurkan bagi kaum suf, karena hati mereka selalu hidup.
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
Pendapat ini sangat keliru, karena Allah mengharamkan apa yang
diharamkan secara umum, tanpa pengecualian selain yang Allah kecualikan
karena sangat dibutuhkan atau karena darurat, seperti memakan bangkai.
Adapun pernyataan bahwa yang haram dihalalkan bagi sebagian orang & tetap
haram bagi kelompok tertentu, & termasuk salah satu cara untuk mendekatkan
diri pada Allah. Ini bertentangan dengan dalil-dalil yang kuat & tidak pernah
dilakukan oleh para salafus shaleh.
Alhasil, yang haram tidak bisa dijadikan sarana untuk mendekatkan diri
pada Allah bagaimanapun keadaannya.
Al-Harits al-Muhasibi berkata: Dalam yang haram & yang makruh, tidak
ada keikhlasan, seperti memandang pada orang yang tidak halal bagi seseorang
(bukan muhrim). Tapi dia berdalih, memandangnya ialah untuk memikirkan
ciptaan Allah, seperti memandang pada kaum remaja. Ini sama sekali tidak ada
keikhlasan di dalamnya & tidak pula ada nilai ibadahnya.
Ibnul Haj berkata: Dalam syariat, hanya tiga hukum, wajib, sunnah &
mubah. Sedangkan haram & makruh, tidak bisa dijadikan ibadah untuk
mendekatkan diri pada Allah.
Mendekatkan Diri Pada Allah Dengan Ibadah-Ibadah Bidah
Beribadah & mendekatkan diri pada Allah SWT tidak akan dapat diketahui,
kecuali melalui wahyu yang diturunkan Allah, dengan bimbingan wahyu itulah
kita bisa beribadah & mendekatkan diri pada-Nya melalui berbagai perbuatan
yang dicintai & diridhai-Nya. Sedangkan apa-apa yang dicintai & diridhai-Nya itu,
ialah hal ghaib & tertutup dalam pandangan kita, sementara itu, kita tidak
sanggup mengetahuinya, kecuali bila diberitahu dengan sempurna.
Dari sinilah pentingnya ibadah dijelaskan dengan rinci, & Allah tidak
membiarkan siapapun untuk menyanggah & mendebatnya, & tidak ada
kekurangan yang perlu disempurnakan. Jika ada hal yang tidak dijelaskan secara
rinci, maka ia akan menjadi sumber pertikaian, & siapa yang mengatakan bahwa
dalam agama ada yang disebut bidah hasanah, ini berarti menuduh Allah belum
menyempurnakan agama-Nya & belum menyempurnakan nikmat atas Rasul-Nya
& umatnya.
Padahal, Allah SWT sudah berfirman, Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi
kalian agama kalian & telah Aku sempurnakan (pula) nikmat-Ku atas kalian &
Aku sudah rela Islam sebagai agama kalian. (QS. al-Maidah[5]: 3)
Agama yang diridhai Allah untuk mendekatkan diri pada-Nya ialah agama
yang dibawa & disampaikan oleh Rasulallah S.A.W. Oleh sebab itu, apa yang pada
masa beliau masih hidup tidak dianggap suatu ibadah, maka ia tetap tidak akan
dianggap ibadah sampai kapanpun.
Dan orang yang mengatakan: Anda kemungkinan membuat ibadah baru
yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah, maka ia berada di persimpangan jalan,
yang terbaiknya ialah yang paling pahit.
Adapun orang yang mengatakan bahwa Rasulallah S.A.W sudah
mengetahui bahwa itu merupakan ibadah, namun tidak dia sampaikan. Ini sama
saja dengan menuduh Rasulullah sebagai pengkhianat dalam menyampaikan
dakwah. Sementara orang yang mengatakan bahwa Rasulallah S.A.W tidak
mengetahui ibadah yang seperti itu (yang bidah), padahal ia merupakan salah
satu cara untuk mendekatkan diri pada Allah, berarti orang ini mengetahui
sesuatu yang tidak diketahui oleh Rasulallah S.A.W. Ini sama artinya dengan
menuduh Rasulullah sebagai orang yang bodoh & sesat.
Yang pasti, Rasulullah ialah orang yang paling tahu dengan perintah Allah,
dia sudah menyampaikan semua yang Allah turunkan & disaksikan oleh para
sahabat saat haji wada. Jika sudah demikian, maka ibadah yang sengaja dibuat-
dibuat, hanya akan menjerumuskan pelakunya ke jurang kesesatan.
Rasulallah S.A.W memulai khuthbahnya dengan memuji & menyanjung
Allah, lalu beliau berkata:
Amma Badu, sesungguhnya ucapan yang paling baik ialah kitab Allah &
petunjuk terbaik ialah petunjuk yang dibawa oleh Rasulallah S.A.W & seburuk-
buruk sesuatu ialah yang diada-adakan, setiap yang bidah ialah sesat.
(HR. Muslim)
Dalam riwayat lain, Setiap yang diada-adakan aalah bidah & setiap yang
bidah akan masuk neraka.
Sedangkan ibadah bidah yang dilakukan, tidak akan diterima di sisi Allah,
melainkan akan ditolak & yang lakukannya akan mendapatkan dosa.
Aisyah ra menceritakan bahwa Nabi saw bersabda, Siapa yang mengada-
adakan sesuatu yang tidak termasuk dalam urusan kami (agama), maka ia pasti
ditolak atau tidak diterima. (HR. Bukhari & Muslim)

FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
Dalam riwayat Muslim, Siapa yang lakukan suatu perbuatan yang tidak
termasuk urusan agama, maka ia pasti akan ditolak. (HR. Muslim)
Dalil-dalil yang mencela bidah dalam al-Quran & hadits cukup banyak, &
para ulama salaf tetap menolak bidah & mencela pelakunya. Diantara pesan
mereka yang tersohor ialah yang disampaikan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Rasulullah telah menentukan beberapa ketentuan, & para Khalifah juga sudah
mengambil beberapa kebijaksanaan. Mempedomani yang mereka tetapkan,
berarti membenar-kan Kitab Allah, menyempurnakan ketaatan & memperkuat
agama Allah. Tidak seorang pun yang boleh merubah & tidak ada lagi pendapat
yang menentangnya, siapa yang mengamal-kannya, berarti sudah mendapat
petunjuk, siapa yang meminta pertolongan dengannya, maka dia akan
mendapatkan pertolongan, siapa yang melecehkan & mengikuti jalan selain jalan
orang-orang yang beriman, maka Allah akan menjerumuskannya ke jurang
neraka & tempat kembalinya ialah tempat kembali yang terburuk.
Dari awal, para ulama sudah memahami bahwa ikhlas merupakan salah
satu rukun agar amal diterima di sisi Allah. Tapi, mereka juga tidak melupakan
rukun kedua, yaitu bahwa amal yang dilakukan haruslah sesuai, seiring & sejalan
dengan syariat, & para ulama menafsirkan firman Allah berikut ini,
Dia-lah yang menjadikan hidup & mati, agar Dia menguji, siapa diantara
kalian yang paling baik amalnya. (QS. al-Mulk[67]: 2)
Diantara para ulama tersebut ialah Fudhail bin Iyadh. Dia berkata:
Maksudnya ialah amal yang paling ikhlas & paling betul. Lalu dia ditanya tentang
makna ikhlas. Dia menjawab: Bila suatu amal sudah ikhlas, tapi tidak benar, maka
amal itu juga tidak akan diterima di sisi Allah. Bila suatu amal sudah benar, tapi
tidak dilakukan dengan ikhlas, maka amal seperti ini juga tidak akan diterima di
sisi Allah SWT, sehingga dilakukan dengan keikhlasan yang sempurna & benar.
Ikhlas maksudnya ialah hanya karena mengharap ridha Allah, sedangkan benar,
maksudnya ialah sesuai dengan sunnah & bimbingan yang diajarkan oleh
Rasulallah S.A.W.
Oleh karena itu, apa yang dikatakan oleh sebagian ahli ibadah sebagai
salah satu cara untuk mendekatkan diri pada Allah, jika hal itu tidak pernah
dilakukan oleh Rasulallah S.A.W, seperti mengharamkan daging & buah-buahan,
tidak mau berbicara selama beberapa hari, selalu diam & tidak mau berbicara
dengan siapapun untuk beberapa lama, beribadah dengan menggunduli kepala,
mengada-adakan shalawat & wirid-wirid serta cara tertentu dalam berzikir yang
tidak pernah diajarkan oleh Rasulallah S.A.W, maka semua itu ialah mengada-ada
dalam agama Allah. Niat yang baik dalam lakukannya tidak akan berguna, walau
pelakunya selalu mengharapkan ridha Allah.
Ibnu masud berkata pada sebagian mereka yang mengada-adakan (amal
yang tidak pernah dicontohkan Rasulallah S.A.W) saat mereka berkata: Wahai
Abu Abdurrahman (Ibnu Masud), demi Allah, kami ini hanya mengharapkan
pahala & kebaikan.
Ibnu Masud menjawab: betapa banyak orang yang mengharapkan pahala
& kebaikan, tapi mereka tak kunjung sampai padanya.
PENUTUP
Pada penutup buku ini, aku berharap pada Allah SWT Yang Maha Tinggi,
dengan memuji & menyanjung-Nya, Dia telah memberiku karunia yang tiada
terhingga & tak ternilai harganya. Jika tidaklah karena karunia-Nya, maka buku
ini tidak akan tuntas dengan baik. Aku berharap, kiranya tulisan ini benar-benar
ikhlas hanya untuk mencari keridhaan-Nya semata & berguna bagi kaum
muslimin dimana pun mereka berada.
Semoga shalawat & salam, akan senantiasa dilimpahkan pada hamba &
Rasul-Nya, Muhammad saw, keluarga & para sahabat serta para pengikutnya
hingga akhir zaman nanti. MOHON JANGAN LUPA DISEBARKAN

MARI BERSATU DI BARISAN KOKOH. QS.61:4 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET MARI PERERAT UKHUWAH: 1 ALLAH, 1 QURAN, 1 KIBLAT, 1 ISLAM, 1 HATI
HENDAKLAH MENYERU DENGAN HIKMAH & CARA BAIK DISERTAI BUKTI SEPERTI PARA NABI MENYERU SELALU DISERTAI BUKTI.
http://islamterbuktibenar.net/?pg=articles&article=13526
ALHAMDULILLAH, 1 KLIK LANGSUNG DOWNLOAD.
KAMI TIDAK MENCARI UNTUNG / LABA,, SEMUA
GRATIS,, FREE. Link2 ini dapat langsung dicopy ke
situs / blog anda. Semoga jadi amal ilmu dengan
pahala tak putus bagi kita & orang2 yg mengikutinya
sepeninggal kita,, aamiin


ELEKTRONIK BOOK FREE
1. Selebaran dakwah 1 Lembar yang Sangat Penting
Sekali
Gerakan 1 koin Fotocopy 1 lembar disebarkan di
seluruh masjid, pengajian, sekolah, kampus,
pesantren, masjid2 Terminal Bis, Masjid2 Stasiun
Kereta, Masjid2 Supermall, Masjid2 Pusat kota,
Masjid2 Pasar, Masjid2 Bandara Udara, Masjid2
Alun-alun Kota, Masjid2 tempat Wisata.

JANGAN BUANG KOIN SISA ANDA, DOWNLOAD 1
LEMBAR SELEBARAN & MARI GUNAKAN KOIN SISA
UNTUK FOTOCOPY SELEBARAN INI
2. ISLAM TERBUKTI BENAR
3. Ebook Dakwah TERBAGUS: "Dilanda Cinta"
4. Al-Qur'an (Komputer)
5. Ringkasan Shahih Bukhari
6. Dialog Ketuhanan Yesus (Original Indonesian
Version)
7. Dialog Ketuhanan Jesus (Malaysian Version)
8. 13 Alasan Harus Masuk Islam
9. Dibalik Natal 25 Desember
10. 4 Tips Shalat Khusyuk - NEW 08 JULY 2011
11. Injil Menolak Ketuhanan Yesus
12. Kenapa Harus Shalawat? Apa Nabi Blum Selamat?
13. Ketidak Adilan Dunia
14. Mengenal Hadits Shahih & Dhaif
15. Kenapa Harus Sujud & Menghadap Kiblat
16. Ulama Pewaris Nabi
17. Serulah Disertai Bukti Seperti Para Nabi Yang
Diutus Selalu Disertai Bukti
18. Jawaban Telak Kenapa Babi Haram
19. Sejarah April Mop - Hari BERBOHONG
20. Bagaimana Rasulallah S.A.W Mendidik Sahabat
Hingga Islam Jaya
21 . Bukti ALLAH itu ada
22 . Makna "KAMI" di Qur'an
23 . Sehari di Kediaman Rasul Muhammad SAW
24 . Do'a & Dzikir Pilihan Berdasar Qur'an Hadits
25. Cara / Adab Do'a Agar MUSTAJAB
26 . 5 Tips Mengetik 10 Jari Tutup Mata Dalam 24
Jam
27. La Tahzan (Jangan sedih) Dr. Aidh Al-Qarni
28. Nama2 Baik Islamy & Nama2 dilarang untuk anak
29. Meng-Ingat Akhirat
30. Seri Tafakur: KEAJAIBAN SIFAT BUMI
31. Ketidak Adilan Dunia Pada Islam
32. THE CHOICE (dalam perbaikan)
33. Cara Mendirikan BMT
34. Da Vinci Code, Karya: & Brown
35. Ramuan Herbal Sang Nabi
36. Mengapa & salahkah jika babi haram?

37. Daftar Perusahaan yg menyumbang & mendapat
penghargaan dari Israel
38. Orasi-Orasi Sang NABI
39. Jawaban Untuk Para Pendeta
40. Jangan Biarkan Puasa Anda Sia-Sia

SOFTWARE HANDPHONE
1. Al-Qur'an (Handphone)
2 . Adzan (Nokia, BlackBerry, Samsung, LG, Motorola,
Windows Mobile & Lainnya)
3. 99 Doa Muslim
4. 1001 Hadits Pilihan

SOFTWARE UMUM KOMPUTER
1 . ADZAN (KOMPUTER)
2. TAJWID AUDIO VISUAL
3. Software Hitung Zakat
4 . Kamus Inggris-Indonesia
5. Kamus Arab-Indonesia
6. Kamus Besar Bahasa
7. Kitab Hadits 9 Imam
8. E-JENAZAH (BARU !!!)
9. Kamus Nama Anak Islamy (Indonesia, Arab, English
& Artinya) (BARU !!!)

VIDEO BEST QUALITY :
1 . Film 28 Masjid Tsunami Aceh 2004, Best Quality
Ukuran 68 Mb , cocok untuk disebarkan. Asli buatan
kami sendiri bukan download dari situs lain. Silahkan
Klik DISINI
FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15

Sedangkan Film 28 Masjid Tsunami Aceh 2004 format
3GP nya , bisa diputar baik untuk video phone & PC
komputer / laptop / netbook / lainnya dapat di
download di sini

VIDEO HANDPHONE 3GP Hj.IRENA HANDONO
1. Yesus Diangkat jadi "Tuhan" Baru di Tahun 325 M
2. Dibalik Natal 25 Desember
3. Islam Rahmatan Lil 'Aalamiin
4. Penipuan Dibalik Penyembuhan Atas Nama Yesus
5. Pengajian Bersama Hj. Irena
6. Kebangkitan Umat
7. Siapa Teroris Sesungguhnya

VIDEO HANDPHONE 3GP
1. Di Eropa, 40 Gereja Berubah Jadi Masjid
2. Yesus TERBUKTI Poligami
3. 13 Alasan HARUS Masuk Islam
4. Islamnya Mantan Pendeta Doktor Alumni
Missionaris Jepang & Jerman
5. 3 Muallaf VS 3 Murtadin
6. Dra. DEWI PURNAMAWATI
7. YESUS TERBUKTI MUSLIM
8. Debat Dr.William Champbell & Dr. Zakir Naik
QUR'AN & ALKITAB DILIHAT DARI ILMU SAINS
MODERN , Terbagi dalam 3 Film:
Film ke 1 - Download di sini
Film ke 2 - Download di sini
Film ke 3 - Download di sini

9. Alam bertasbih, durasi 28 menit

10. Mengapa Qur'an Disebut Mukjizat Terbesar &
Sepanjang Masa
11. Tauhid VS Trinitas
12. Meluruskan Kesesatan Pemahaman LDII 354
13.Menangkal 1001 Aliran SESAT, dalam 2 Video
# Video ke 1
# Video ke 2

14. WTC 911 IN PLANE SITE
15. ISLAM -VS- DEMOKRASI, durasi 110 Menit
16. SUPERSTARS - Kesaksian, Liputan TV di berbagai
negara, wawancara, & alasan-alasan Jutaan Muallaf
di Barat setiap Tahunnya

17. Film Liputan Jihad Sesungguhnya - Sniper &
Mujahidin Knocked Out Americans. Video Phone
Format 3GP Durasi 20 Menit

MP3 Ceramah Hj.Irena Handono
1 . Sejarah Dibalik Natal
2 . Islam Rahmatan Lil'alamiin
3. Strategi Pemurtada Umat
4. Penipuan Dibalik Penyembuhan Atas Nama Yesus
5. Adakah ayat2 TERORISME Dalam Qur'an &
Alkitab?

Ceramah Format AMR (Suara Handphone) dengan
ukuran jauh lebih kecil dari format MP3 (BARU !!!!!)
1. Kristenisasi Dimana-mana
2. Islam Rahmatan Lil 'Aalamiin
3. Kebangkitan Islam
4. Kesesatan Natal 25 Desember
5. Yesus Diangkat Jadi "Tuhan" Baru Mulai Tahun 325
Masehi Oleh Manusia Melalui Rapat

MP3 CERAMAH
1. 3 Muallaf VS 3 Murtadin 1
2 . 3 Muallaf VS 3 Murtadin 2
3. 3 Muallaf VS 3 Murtadin 3
4. Bernard Nababan, Islamnya Mantan Mahasiswa
Teologi (Ust.Syamsul Arifin Nababan), Meng-islamkan
lebih dari 200 Orang, Durasi 40 Menit

5. Yesus TerBUKTI Muslim (FULL Version) Durasi 52
Menit
6. Yesus TerBUKTI Poligami (Full Version) Durasi 40
Menit
7. Ustz. Dewi Purnamawati, Mantan Missionaris
Kristen
8. Qur'an & Alkitab Dilihat Dari Ilmu Pengetahuan
Modern, FULL Version, terbagi dalam 4 bagian, FREE
Download dibawah ini:
Bagian 1, Durasi 51 Menit
Bagian 2, Durasi 33 Menit
Bagian 3, Durasi 59 Menit
Bagian 4, Durasi 55 Menit

9. ISLAM -VS- DEMOKRASI, durasi 110 Menit
10. Ust.Yusuf Mansur - KUN FAYAKUN
11. Ust.Yusuf Mansur - THE POWER of GIVING
12. Ust.Yusuf Manshur - KITA BISA BERUBAH
13. Ust.Yusuf Mansyur - KELUARGA SAKINAH
14. Ust.Badarruddin - Kenapa Pelaku Bid'ah Lebih
Sulit Dipulihkan dari Pelaku Maksiat? - 71 Menit

15. Ust. Gus Mujib, Pasuruan. Alumni Pesantren Tebu
Ireng Jombang, Pesantren Tambak Beras Jombang,
Pesantren Lirtoyo Kediri
16. Ust. Abah Qoyum, Dewan Syuriah, Gondang Legi,
Malang
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
17. KH.Yahya Mutamakin

CERAMAH Prof.Dr. BUYA HAMKA

# Bersyukur - 37 Menit
# Cinta & Cemburu - 45 Menit
# Dari Gelap Menuju Terang - 32 Menit
# HAUS - 18 Menit
# Hidup Sesudah Mati - 45 Menit

EDISI ANTI GALAU ^_^
# Jalan Kebahagiaan
# Ketenangan Hati
# Agar Musibah Terasa Ringan
# Amalan
2
Hati
# Lima Hal Penyebab Bencana
# Siapakah Pemenangnya?
# Sabar Dalam 17 Kiat
# Menggapai Manisnya Iman
# Qolbun Salim, Hati Yg Selamat
# Beri Manfaat Untuk Orang Lain
# Ikhlas Beramal
# Kiat-kiat Ikhlas
# Faedah
2
Ikhlas
# Gejala
2
Hati Sakit & Hati Sehat
# Terapi Lemah Iman 1, Durasi 106 Menit
# Terapi Lemah Iman 2, Durasi 59 Menit
# Terapi Lemah Iman 3, Durasi 66 Menit
# Untukmu Yang Berjiwa Hanif 1
# Untukmu Yang Berjiwa Hanif 2
# Dunia Ditanganku, Akhirat Dihatiku 1
# Dunia Ditanganku, Akhirat Dihatiku 2
# Terapi Penyakit Futur
# Sabar Hadapi Musibah Dapat Menambah Pahala,
Angkat Derajat, Memasukkan ke Surga &
Menyelamatkan Dari Neraka
INSYA ALLAH AKAN ADA TEMA LAIN.....


MUTIARA SHALIHA
WANITA TIANG NEGERI
# Ukhti,Kau Lebih Cantik Berkerudung 1
# Ukhti,Kau Lebih Cantik Berkerudung 2
# Wanita Pemegang Bara Api
# Kesalahan Pakaian Wanita
# Fiqh Datang Bulan
# Wanita-wanita Penghuni Neraka
# Wasiat U Wanita 1
# Wasiat U Wanita 2
# Wasiat U Wanita 3
# 7 Larangan Syariat Muslimah (Baru!)
# Tanggung Jawab Wanita (Baru!)
# Rahasia Wanita Teladan (Baru!)
# Adab Gaul (Baru!)
# Untukmu Akhwat (Baru!)
# Masalah Wanita & Solusinya 1 (Baru!)
# Masalah Wanita & Solusinya 2 (Baru!)
# Mutiara Shaliha Yg Terjaga (Baru!)
INSYA ALLAH AKAN ADA TEMA LAIN.....


EDISI EKONOMI ISLAMY
# Dosa
2
Penghalang Rezeki (Baru !)
# Pintu
2
Rezeki (Baru !)
# Selalu Ada Rezeki Ditengah Krisis (Baru !)
# Pengaruh Harta Haram & Harta Halal (Baru !)
# Temukan Kunci Rezeki Yg Hilang (Baru !)
# Sifat Niaga Nabi (Baru !)
# Nasehat Unt Sang Faqir Miskin (Baru !)
# Sukses Sejati (Baru !)
# Kitab Zakat (Baru !)
# Faedah, Kedudukan & Manfaat Zakat (Baru !)
# Kerjasama Dagang Islam (Baru !)
# Zakat, Syariat Mulia (Baru !)
# Calo Yg Diperbolehkan & Yg Dilarang (Baru !)
# Sportif Berhutang Piutang (Baru !)
# Kupas Tuntas Riba (Baru !)
# Hukum MLM (Baru !)
# Agar Harta Barokah (Baru !)
# Alternatif Modal Islam - 1 (Baru !)
# Alternatif Modal Islam - 2 (Baru !)
# Jalan Luas Rezeki (Baru !)
# Sukses Dunia & Syafaat Akhirat (Baru !)
INSYA ALLAH AKAN ADA TEMA LAIN YANG DI UPLOAD


FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15
MP3 ZAINUDDIN MZ

# 8 Penyakit Rohani - Durasi 54 Menit
# 10 Golongan Musuh Setan - Durasi 61 Menit
# 10 Golongan Teman Setan - Durasi 62 Menit
# (Baru !) Kepemimpinan Sejati - Durasi 51 Menit
# Akhirat, Zaman Susah, Keluarga Sakinah - (3 Judul,
Durasi 2 Jam 17 Menit)
# Al-Qur'an Imam Kita - Durasi 59 Menit
# Arak & Judi - Durasi 60 Menit
# Bahaya Kumpul Kebo - Durasi 64 Menit
# Berbakti Pada Ayah & Ibu - Durasi 57 Menit
# Bila Ajal Tiba - Durasi 59 Menit
# Bila Doa Tak Terjawab - Durasi 59 Menit
# Budaya Mudik - Durasi 58 Menit
# Bulan Ramadhan Sebagai Bulan Berbagi - Durasi 36
Menit
# (Baru !) Cara Mendidik Anak, Durasi 1 Jam
# Cobaan Hidup - Durasi 59 Menit
# Dasar & Tujuan Hidup Seorang Muslim - Durasi 58
Menit
# DUSTA - Durasi 59 Menit
# Golongan Penghuni Surga - Durasi 59 Menit
# Hal-Hal Yg Harus Segera Dilakukan Dalam Islam -
Durasi 60 Menit
# Harta Dunia - Durasi 59 Menit
# Harta, Tahta, Wanita - Durasi 29 Menit
# Idul Fitri & Hari Kemenangan - Durasi 43 Menit
# Isra' Mi'raj - Durasi 40 Menit
# Jaman Susah - Durasi 49 Menit
# Kitab Suci Al-Qur'an - Durasi 59 Menit
# Mari Berhaji - Durasi 57 Menit
# Melawan Penyakit Hati - Durasi 51 Menit
# Miskin Dalam Islam - Durasi 60 Menit
# Mukjizat Al-Qur'an - Durasi 32 Menit
# Muslim Musiman - Durasi 60 Menit
# Nabi Adam a.s. - Durasi 57 Menit
# Nabi Ibrahim a.s. - Durasi 56 Menit
# Nabi Yusuf a.s. & Siti Zulaikha - Durasi 52 Menit
# (Baru !) Naik Turunnya Iman, Durasi 56 Menit
# (Baru !) Pahala & Dosa, Durasi 1 Jam
# Para Kekasih Allah - Durasi 55 Menit
# Laskar Ababil - Durasi 40 Menit
# Puasa - Durasi 23 Menit
# (Baru !) Reformasi Besar, Durasi 63 Menit
# (Baru !) Rindu Ramadhan, Durasi 54 Menit
# (Baru !) Rizki, Durasi 57 Menit
# Rumah Tangga - Durasi 59 Menit
# (Baru!) Taubat, Durasi 1 Jam
# Tentang Mencari Jodoh - Durasi 30 Menit
# (Baru !) Umar Bin Khattab R.A., Durasi 59 Menit

Edisi Keluarga Sakinah
# Istri Shaliha Anugrah Terindah
# Keluarga Bahagia Tanpa Problema
# Solusi Sakinah 1
# Solusi Sakinah 2
# Membina Sakinah Mawaddah Warahmah
# Nasehat Untuk Suami & Istri
# Istri
2
Para Nabi 1
# Istri
2
Para Nabi 2
# Agar Disayang Suami
# Istri Yg Berbakti
# Istri Wujudkan Suami Shaleh
# Wasiat Untuk Para Istri
# Islam Perhatikan Pendidikan Anak
# Pendidikan Islamy
# Jaga Diri & Keluarga Dari Api Neraka
# Peran Ibu Dalam Pendidikan Anak
# Pesan Untuk Orang Tua
# Pendidik Islamy Yang Sukses
# Keutamaan Anak Shaleh Shaliha
# Pentingnya Doa Agar Dapat Anak Shaleh
# Amalan Usai Melahirkan
# Pentingnya ASI (Air Susu Ibu)
INSYA ALLAH AKAN DI UPLOAD TEMA LAIN


FREE DOWNLOAD
EDISI CINTA
# Saat Cinta Melanda
# Idola Cinta Remaja
# Pria Idamanku
# Untukmu Generasi Muda
# Nasehat Unt Pemuda
# Adab
2
Pergaulan
# Solusi Masalah Remaja Menurut Qur'an & Sunnah
# Yg Dibicarakan Saat Nadzor (Calon Suami & Calon
Istri Bertemu)
# Mayat Cinta & Patah Hati 1
# Mayat Cinta & Patah Hati 2
# Cinta Berkalang Noda
# Keajaiban Cinta
# Kisah Asmara Terindah 1
# Kisah Asmara Terindah 2
100 AGAMA TAK BERARTI ADA 100 TUHAN, TUHAN TETAP 1 & TURUNKAN AGAMA PUN CUMA 1 WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
ISLAM TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT MASIH BANYAK RAGU & TAK DAPAT BUKTIKAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA YANG TERBUKTI BENAR
ISLAM PUN TAK KAN BANGKIT SELAMA UMAT CINTA DUNIA SERTA TIDAK MENCINTAI ALLAH & RASUL MELEBIHI SEGALANYA. QS.9:24, 33:6, 9:120, 9:15
# Pernikahan Dini
# Jika Calon Suami Belum Memiliki Rumah Sendiri
# Jika Suami Pergi Lama
# Nikah Massal Gratis
# Berhutang Mahar
# Memilih Pasangan
# Menolak atau Batalkan Pinangan
# Sah-kah Talak Jika Suami Ucapkan Cerai Pada Istri
Meski Bercanda / Pura-pura?
# Ilmu dulu atau Menikah?
# Jika Ortu Tidak / Belum Setuju Kita Menikah
# ADAB SUNNAH MALAM PERTAMA - PART 1
# ADAB SUNNAH MALAM PERTAMA - PART 2
# ADAB SUNNAH MALAM PERTAMA - PART 3
# ADAB SUNNAH MALAM PERTAMA - PART 4
# ADAB SUNNAH MALAM PERTAMA - PART 5
# ADAB SUNNAH MALAM PERTAMA - PART 6
INSYA ALLAH ADA TEMA LAIN YG AKAN DI UPLOAD.....


TAUSYIAH RAMADHAN
Audio Ceramah dapat diputar di handphone & PC
# Cara Mudah Pahami Tauhid, 46 Menit
# Pesan Ramadhan, 47 Menit
# Panduan Puasa, 147 Menit
# Seputar Ramadhan, 30 Menit
# Keutamaan Ramadhan 1
# Keutamaan Ramadhan 2
# Puasa Bersama Nabi, 44 Menit
# Renungan AWAL Ramadhan, 73 Menit
# Bekal 1 Sambut Ramadhan, 58 Menit
# Bekal 2 Sambut Ramadhan, 65 Menit
# Bekal 3 Sambut Ramadhan, 60 Menit
# Bersama Qur'an di Bulan Ramadhan, 92 Menit
# Agar Ramadhan Jadi Indah, 48 Menit
# Agar Sukses Ramadhan, 50 Menit
# Apa itu Iman, Islam & Ihsan
# Tiga Orang Yang Pertama Di Siksa Neraka, 9 Menit
# Melembutkan Hati Lembut, Agar Tidak Keras
# Penyucian Jiwa, Tazkiyatun Nufus
# Bersemilah Ramadhan, 2,5 Jam
# Hukum Qiyam, Durasi 39 Menit
# Sifat Puasa Nabi, Durasi 75 Menit
# Beda Puasa Kita Dgn Puasa Ahli Kitab
# Seputar Tarawih 1
# Seputar Tarawih 2
# Penyimpangan2 di Bulan Ramadhan, 14 Menit
# Agar Tidak Ghibah Selama Ramadhan,2 Menit
# Agar Semangat Baca Qur'an Selama Ramadhan, 5
Menit
# Pembatal Puasa & Tarawih, 40 Menit
# Tausyiyah Bulan Suci, 33 Menit
# Adab Buka Puasa, 12 Menit
# Doa Buka Puasa Di Tempat Orang Lain
# Dhoif-nya Doa Buka Puasa, 16 Menit
# Aneka doa Ramadhan, 76 Menit
# Renungan SELAMA Ramadhan, 33 Menit
# Kiat Jaga Diri Dari Setan
# Indahnya Taman Ilmu
# Kitab Puasa 1, Durasi 44 Menit
# Kitab Puasa 2, Durasi 65 Menit
# Kitab Puasa Shahih Bukhari Bab 01-02
# Kitab Puasa Shahih Bukhari Bab 03-10
# Kitab Puasa Shahih Bukhari Bab 11-14
# Kitab Puasa Shahih Bukhari Bab 15-20
# Kitab Puasa Shahih Bukhari Bab 21-26
# Kitab Puasa Shahih Bukhari Bab 27-29
# Kitab Puasa Shahih Bukhari Bab 30-33
# Kitab Puasa Shahih Bukhari Bab Akhir
# Nuzulul Qur'an, Durasi 21 Menit
# Ada Apa Usai Ramadhan, 68 Menit
# Renungan USAI Ramadhan, 50 Menit
# Agar Semangat Ibadah Ramadhan Dapat Berlanjut
Usai Ramadhan, 4 Menit
INSYA ALLAH ADA TEMA LAIN YG AKAN DI UPLOAD.....


FREE DOWNLOAD: E-BOOK, SOFTWARE ISLAM KOMPUTER & HANDPHONE, CERAMAH, VIDEO WWW.ISLAMTERBUKTIBENAR.NET
KEWAJIBANMU YANG DIBEBANKAN ATASMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.16:82 KEWAJIBANMU HANYALAH MENYAMPAIKAN. QS.3:20, QS.42:48
SEKALI-KALI KAU TAK KAN SAMPAI PADA KEBAJIKAN HINGGA KAU NAFKAHKAN HARTA DI JALAN ALLAH. QS.3 ALI IMRAN:19, 61 SHAFF:10-12, 47 HUJURAAT:15



Tak patut mereka lebih cintai diri mereka daripada mencintai Rasul.QS.9:120


Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) & bertakwa,
Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga),
Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. QS.92:4-7

You might also like