You are on page 1of 5

MODUL Pengertian, Ciri, Peran dan Penyusunan Oleh :Arjun Fatah Amitha/11105241023

Pendahuluan Penggunaan media bahan ajar menjadi sebuah hal biasa dalam lingkup pendidikan dan lembaga sekolah. Pemanfaatan media bahan ajar cetak untuk membantu pendidik dalam proses mengajar peserta didik dan menjadi sumber belajar bagi peserta didik. Bahan ajar cetak meliputi handout, buku, flipchart, transparansi dan modul. Dalam pengembangannya media bahan ajar cetak dapat melalui model ADDIE, ASSURE dan Dick and Carry serta model pegembangan bahan ajar lainnya. Berbagai media bahan ajar cetak modul merupakan salah satu bahan ajar cetak yang diminati karena meningkatkan motivasi peserta didik, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan. Pengembangan modul didasarkan pada analisis kebutuhan peserta didik dari kesulitan belajar yang ada. Oleh karena itu modul menjadi media yang cukup kompleks dalam hal keberhasilan peserta didik mencapai kompetensi yang ditetapkan. Pembahasan lebih lanjut untuk mengetahui dan memahami modul beserta isinya maka perlu menyusun informasi yang sistematik. Susunan sistematik belajar modul, pertama memahami pengertian modul. Kedua peran modul dalam kegiatan belajar. Ketiga, ciri-ciri modul. Terakhir, penyusunan modul. Dengan susunan belajar modul yang sistematik

diharapkan dapat mempercepat pemahaman mengenai modul.

Pengertian Modul Modul pembelajaran merupakan satuan program belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh peserta didik sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh peserta didik kepada dirinya sendiri (self-instructional) (Winkel, 2009:472). Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (Anwar, 2010). Pengertian lain mengenai modul disampaikan Indrayanti dan Endang (2010) yaitu : Modul adalah suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang memperhatikan fungsi pendidikan. Strategi pengorganisasian materi pembelajaran mengandung squencing yang mengacu pada pembuatan urutan penyajian materi pelajaran, dan

synthesizing yang mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada pebelajar keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi pembelajaran. Untuk merancang materi pembelajaran, terdapat lima kategori kapabilita syang dapat dipelajari oleh pebelajar, yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motorik. Strategi pengorganisasian materi pembelajaran terdiri dari tiga tahapan proses berpikir, yaitu pembentukan konsep,intepretasi konsep, dan aplikasi prinsip. Strategi-strategi tersebut memegang peranan sangat penting dalam mendesain pembelajaran. Kegunaannya dapat membuat peserta didik lebih tertarik dalam belajar, peserta didik otomatis belajar bertolak dari prerequisites, dan dapat meningkatkan hasil belajar. Berbagai pengertian modul disampaikan oleh sumber secara beragam. Untuk menemukan pemahaman maka penulis menyimpulkan modul adalah bahan ajar cetak yang disusun sistematis meliputi materi, metode dan evaluasi untuk mengasah kemampuan verbal, intelektual, kognitif, motorik peserta didik.

Peran Modul sebagai Bahan Ajar Pemanfaatan bahan ajar dalam proses pembelajaran memiliki peran penting. Peran tersebut menurut Tian Belawati (2003: 1.4 1.9) meliputi peran bagi pendidik, peserta didik, dalam pembelajaran klasikal, individual, maupun kelompok. Agar diperoleh pemahaman yang lebih jelas akan dijelaskan masing-masing peran sebagai berikut: Peran modul sebagai bahan ajar bagi pendidik terdapat beberapa aspek : 1. Menghemat waktu pendidik dalam mengajar. Adanya bahan ajar, peserta didik dapat ditugasi mempelajari terlebih dahulu topik atau materi yang akan dipelajarinya, sehingga pendidik tidak perlu menjelaskan secara rinci lagi. 2. Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator. Adanya bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran maka pendidik lebih bersifat memfasilitasi peserta didik dari pada penyampai materi pelajaran. 3. Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif. Adanya bahan ajar maka pembelajaran akan lebih efektif karena pendidik memiliki banyak waktu untuk membimbing peserta didiknya dalam memahami suatu topik pembelajaran, dan juga metode yang digunakannya lebih variatif dan interaktif

karena pendidik tidak cenderung berceramah. Peran modul sebagai bahan ajar bagi peserta didik meliputi : 1. Peserta didik dapat belajar tanpa kehadiran/harus ada pendidik

2. Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja dikehendaki 3. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan sendiri. 4. Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri. 5. Membantu potensi untuk menjadi pelajar mandiri. Dalam Pembelajaran Klasikal; bahan ajar memiliki peran yakni: 1. Dapat dijadikan sebagai bahan yang tak terpisahkan dari buku utama 2. Dapat dijadikan pelengkap/suplemen buku utama. 3. Dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. 4. Dapat dijadikan sebagai bahan yang mengandung penjelasan tentang bagaimana mencari penerapan, hubungan, serta keterkaitan antara satu topik dengan topik lainnya. Dalam Pembelajaran Individual; bahan ajar memiliki peran yakni: 1. Sebagai media utama dalam proses pembelajaran 2. Alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik memperoleh informasi. 3. Penunjang media pembelajaran individual lainnya. Dalam Pembelajaran Kelompok; bahan ajar memiliki peran yakni: 1. Sebagai bahan terintegrasi dengan proses belajar kelompok. 2. Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama. Berdasarkan peran modul yang disampaikan sumber modul memberikan banyak peran dalam proses peserta didik belajar dan memperoleh pengetahuan baru. Modul tidak lain salah satu bahan ajar yang mampu berkontribusi dalam pencapaian kompetensi dan mengembangkan komampuan peserti didik dengan baik.

Karakteristik sebuah Modul Pemahaman bahan ajar cetak dan contohnya memiliki karakteristik, seperti halnya media bahan ajar cetak yang lain Modul memiliki karakteristik yang disampaikan Muharja (bbpp-lembang.info : 2013) : a. Dapat digunakan oleh sendiri (self intructional package). b. Melayani perbedaan individu. c. Memiliki tujuan pengajaran yang spesifik dan jelas. d. Penyajian asosiatif sistimatis dan bertahap e. Memanfaatkan semaksimal mungkin media komunikasi. f. Menekankan kepada partisipasi aktif peserta.

g. Pengukuhan (reinforcemenment) yang segera dari penangkapan pembelajaran. h. Evaluasi pembelajaran secara bertingkat.

Teknik Pegembangan dan Penyusunan Modul Proses pengembangan sebuah modul memiliki berberapa teknik, menuulis sendiri, pengemasan kembali informasi, dan penataan informasi (Sungkono, dkk : 2003). Disamapaikan lebih lanjut sebagai berikut : 1. Menulis Sendiri (Starting from Scratch) Penulis/pedidik dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. 2. Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging) Penulis/pedidik tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang telah ada di pasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi karakteristik modul yang baik. 3. Penataan Informasi (Compilation) Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel, dan lain-lain Penyusunan sebuah Modul berdasarkan urutan sistematik : 1. Tinjauan Mata Pelajaran 2. Pendahuluan 3. Kegiatan Belajar 4. Latihan 5. Rambu-rambu Jawaban latihan 6. Rangkuman 7. Tes Formatif 8. Kunci Jawaban Tes Formatif dan Tindak Lanjut. Penjelasan megenai Modul terdapat beberapa pokok yang harus dipahami dari karakteristik dan penyusunan Modul. Teknik pengembangan Mpdel dapat menggunakan model lain seperti ADDIE, ASSURE dan sebagainya.

Daftar Pustaka

Anwar, Ilham. (2010). Pengembangan Bahan Ajar. Bahan Kuliah Online. Direktori UPI. Bandung. Indrayanti, Nurma Yunita dan Edang Susilowati. (2010). Pengembangan Modul. Surakarta : LPPM UNS Muharja. (2013). Ciri dan Unsur Modul Pembelajaran. http://www.bbpplembang.info/index.php/en/arsip/artikel/artikel-umum/681-ciri-ciridan-unsur-unsur-modul-pembelajaran. Diakses tanggal 21 September 2013.

Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY. Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar . Jakarta: Pusat Penerbitan UT. Winkel. (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi.

You might also like