You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Metanol merupakan salah satu bahan kimia yang banyak dibutuhkan oleh

berbagai industri. Penggunaan metanol terbanyak adalah sebagai bahan pembuat bahan kimia lainnya. Sekitar 40% metanol yang ada diubah menjadiformaldehid, dan dari sana akan dihasilkan berbagai macam produk seperti plastik, plywood, cat, peledak,

dan tekstil ( http://id.wikipedia.org/wiki/Metanol, 2013). Berdasarkan data yang dirilis CMAI pada Agustus 2012, terlihat kebutuhan methanol dunia saat ini, tahun-tahun sebelumnya, dan prediksi kebutuhan di masa depan sampai tahun 2016. Pertumbuhan kebutuhan methanol teramati berkorelasi positif atau linier dengan pertumbuhan kebutuhan energi dunia. (CMAI dalam
http://www.indoanalisis.com, 2013).

1.2

Tujuan Tujuan pra rancangan pabrik pembuatan metanol dengan proses gasifikasi dari

tandan kosong sawit ini adalah memenuhi kebutuhan dalam negeri akan metanol sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor metanol. 1.2.1 Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk produksi metionin adalah methyl mercaptan, acrolein, hydrogen cyanide dan ammonia atau ammonium carbonate. Methyl mercaptan

diperoleh dari sintesis methanol dengan hidrogen sulfida. Sedangkan hydrogen cyanide diperoleh dari oksidasi propena. 1.2.2 Produk Metionin mempunyai rumus kimia CH3SCH2CH2CH(NH2)COOH. Dari rumus kimianya, metionin merupakan asam amino yang memiliki atom S. Asam amino ini penting dalam sintesa protein (dalam proses transkripsi, yang menterjemahkan urutan basa nitrogen di DNA untuk membentuk RNA) karena kode untuk metionin sama dengan kode awal untuk satu rangkaian RNA. Asam amino ini bagi ternak bersifat esensial, sehingga harus dipasok dari bahan pangan Dengan gugus sulfur yang dimilikinya, metionin juga diperlukan tubuh dalam pembentukan asam nukleat dan jaringan serta sintesa protein. Juga menjadi bahan pembentuk asam amino lain (sistein) dan vitamin (kolin). Metionin bekerja sama dengan vitamin B12 dan asam folat dalam membantu tubuh mengatur pasokan protein berlebihan dalam protein tinggi. Selain itu, fungsi penting lain metionin adalah membantu menyerap lemak dan kolesterol. Karena itu, metionin merupakan kunci kesehatan bagi hati yang berhubungan dengan lemak. Defisiensi metionin dapat berakibat rematik kronis, pengerasan hati (sirosis), dan gangguan ginjal. Bahan yang sangat dibutuhkan untuk proses trans-methylasi biologis metionin terbagi menjadi dua jenis, yaitu Metionin Hydroxy Analog (MHA) yang mengandung 86% dalam bentuk powder serta 88% dalam bentuk cairan. Sedangkan jenis lainnya yaitu DL-Metionin yang umumnya mempunyai kandungan 98%. Metionin dapat digunakan dalam industri makanan ternak, farmasi dan protein sel tunggal. Dalam industri farmasi dan makanan ternak, metionin berfungsi sebagai bahan aditif campuran. Metionin mempunyai beberapa sifat fisik maupun sifat kimia antara lain berbentuk powder (bubuk) atau kristal berwarna putih yang dapat larut dalam air, asam dan alkali, serta sangat larut dalam alkohol.

1.3

Gross Profit Margin (GPM) Kelayakan pendirian pabrik metionin diuji secara kasar melalui Gross Profit

Margin (GPM). Gross Profit Margin (GPM) merupakan perkiraan secara global mengenai keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk utama dan produk samping dikurangi dengan biaya bahan baku, tanpa melihat biaya peralatan dan biaya operasi.

Hasil perhitungan Gross Profit Margin (GPM) diperoleh 20.034,13 rupiah/kg metionin (perhitungan pada Lampiran A). Sehingga, pabrik ini layak untuk didirikan. 1.4 Prospek Industri dan Pemasaran Saat ini industri pakan ternak di dalam negeri sangat berperan mendukung industri peternakan dalam menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk turunannya bagi masyarakat sebagai tambahan sumber protein. Secara umum industri pakan ternak nasional memiliki peluang yang baik. Konsumen utama metionin di pasar dalam negeri selama ini adalah industri pakan ternak. Selain itu, metionin juga digunakan dalam industri farmasi, industri protein sel tunggal dan lainnya. Total konsumsi metionin di Indonesia sepanjang tahun 2006 hingga 2010 dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Total Konsumsi Metionin di Indonesia, 2006 2010 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 *) Termasuk stok Sumber : CIC No. 473 Industri Pemakai Pakan Ternak 14.702 13.776 15.076 16.440 18.652 Farmasi 405 439 395 460 512 Lainnya* 2.642 2.2246 311 1.541 1.301 Total 17.749 16.461 15.782 18.414 20.464

Menurut Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) kenaikan produksi pakan ternak dipicu oleh tingkat konsumsi telur maupun daging semakin membaik Merebaknya penyakit flu burung yang sempat mengguncang dunia peternakan nasional pada tahun 2007, kini dampaknya sudah tidak terasa lagi, sehingga mendorong kinerja industri pakan ternak. Proyeksi konsumsi metionin di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 1.1

30000 Total Konsumsi (Ton) 25000 20000 15000 10000 5000 0 2011

2012

2013 Tahun

2014

2015

Sumber : Diolah oleh CIC No. 473 Gambar 1.1 Proyeksi Konsumsi Metionin di Indonesia

Diperkirakan lima tahun kedepan, konsumsi metionin di Indonesia akan meningkat (CIC No. 473). Sehingga, prospek untuk mendirikan pabrik metionin di Indonesia memiliki prospek yang bagus. Pabrik metionin ini direncanakan akan di didirikan pada tahun 2015 dengan lama waktu pendirian pabrik selama 3 tahun. Target awal produksi pabrik metionin ini akan dioperasikan sebulan setelah konstruksi pabrik.

1.5

Kapasitas Produksi Konsumsi metionin di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir cenderung

meningkat. Diperkirakan tahun 2015, konsumsi metionin mencapai 26.585 ton. Peningkatan permintaan metionin tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi secara global juga terus meningkat. Melihat permintaan metionin yang meningkat, sejumlah produsen metionin global berencana meningkatkan kapasitas produksinya. Sehingga dalam masa lima tahun kedepan kapasitas produksi metionin global akan terus meningkat [Indochemical, April 2011]. Perkiraan kapasitas produksi metionin global dapat dilihat pada Gambar 1.2.

1400 Kapasitas Produksi (Ribu Ton) 1200 1000 800 600 400 200 0 2009 2010 2011 2012 2013

2014

2015

Tahun

Sumber : Diolah oleh Indochemical, April 2011 Gambar 1.2 Kapasitas Produksi Metionin Global, 2009-2015

Dengan meningkatnya kebutuhan metionin global, hal ini juga berdampak pada Indonesia. Konsumsi metionin di Indonesia setiap tahun cenderung meningkat. Total konsumsi metionin di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.3. Tabel 1.3 Total Konsumsi Metionin di Indonesia dan perkiraannya, 2006 2015 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011* 2012* 2013* 2014* 2015* *) Perkiraan Sumber : Diolah oleh Indochemical, April 2011 Total Konsumsi (Ton) 17.749 16.461 15.782 18.414 20.464 20.880 21.695 22.943 24.481 26.585

Berdasarkan data perkiraan konsumsi metionin dari Tabel 1.8 , untuk memenuhi kebutuhan metionin dalam negeri tanpa harus bergantung impor maka kapasitas produksi metionin yang akan didirikan adalah 27 ribu ton/tahun.

1.6

Lokasi Pendirian Pabrik Pabrik metionin direncanakan akan didirikan di Bontang, Provinsi Kalimantan

Timur. Kota Bontang terletak 150 km di utara Samarinda. Dengan wilayah yang relatif kecil dibandingkan kabupaten lainnya di Kalimantan Timur (406,70 km), Bontang memegang peranan yang cukup penting dalam pembangunan Kalimantan Timur maupun nasional. Karena, di kota yang berpenduduk sekitar 110.000 jiwa ini, terdapat dua perusahaan raksasa internasional yaitu PT Badak NGL dan PT Pupuk Kaltim. Pabrik ini direncanakan akan didirikan di kawasan industri Kaltim Industrial Estate. Pemilihan lokasi tersebut dengan mempertimbangkan :

1. Ketersediaan Bahan Baku Bahan baku utama untuk pembuatan metionin adalah methyl mercaptan yang merupakan hasil reaksi dari hidrogen sulfida dengan metanol. Hidrogen sulfida diperoleh dari unit Hidrodesulfurizer PT Badak Natural Gas Liquefaction yang terletak di Kaltim Industrial Estate, Bontang. Sedangkan metanol diperoleh dari PT Kaltim Methanol Industri yang juga terletak di kawasan industri Kaltim Industrial Estate. Acrolein merupakan sintesis propane yang diperoleh dari PT Badak Natural Gas Liquefaction. Dengan lokasi pabrik yang dekat bahan baku akan mengurangi biaya transportasi.

2. Ketersediaan Utilitas Kebutuhan air bersih kota Bontang dilayani oleh dua buah sumur bor PDAM dengan sistem deep well dengan debit 25 liter/detik dan 35 liter/detik. Kapasitas produksinya adalah 855 m3/hari. Selain itu, kota Bontang juga merupakan daerah dimana 70,21% wilayahnya adalah perairan. Untuk pemenuhan listrik, kota Bontang memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Bontang oleh PLN dengan daya 12,6 MW.

3. Pemasaran Produk Untuk pemasaran produk, kota Bontang memegang peranan yang cukup penting dalam pembangunan Kalimantan Timur maupun nasional karena banyak terdapat kawasan industri. Selain itu, kota Bontang juga memiliki banyak pelabuhan yaitu pelabuhan PT. Badak, PT. PKT dan PT. Indominco Mandiri serta pelabuhan Tanjung Laut. Saat ini sedang dibangun pelabuhan laut yang terletak di Kecematan Bontang Utara yang berbatasan dengan selat makassar dekat pelabuhan milik PKT dan pelabuhan tersebut nantinya adalah sebagai pelabuhan umum. Sehingga memudahkan pemasaran produk yang dihasilkan

4. Tenaga Kerja Provinsi Kalimantan Timur memiliki beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Berdasarkan data BPS pada tahun 2011, angkatan kerja di kota Bontang adalah 55.238 orang. Berdasarkan data pada Dinas Sosial dan tenaga Kerja Kota Bontang jumlah lowongan yang tersedia hanya 636 orang. Dengan berdirinya pabrik metionin di kota Bontang, diharapkan dapat menyerap sumber daya manusia atau angkatan kerja yang ada di Provinsi Kalimantan Timur khususnya kota Bontang.

5. Keadaan Iklim dan Bencana Alam Kota Bontang memiliki iklim yang stabil sepanjang tahun. Sesuai dengan garis khatulistiwa yang berada pada iklim tropis. Selain itu, bencana alam seperti gempa, longsor, badai dan lain-lain bisa dikatakan tidak pernah terjadi.

4. Transportasi Untuk transportasi darat, jaringan jalan di kota Bontang dapat dibagi atas jaringan jalan regional dan jalan lokal (kota). Jaringan jalan regional ke arah selatan menghubungkan Bontang dengan ibukota Provinsi Kalimantan Timur yakni Kota Samarinda yang jaraknya 120 km dengan konstruksi jalan aspal. Sedangkan ke arah utara Sengata yaitu ibukota Kabupaten Kutai Timur jaraknya adalah 80 km dengan konstruksi jalan aspal. Sedangkan untuk transportasi laut, Bontang memiliki banyak pelabuhan yaitu pelabuhan PT. Badak, PT. PKT dan PT. Indominco Mandiri serta pelabuhan Tanjung Laut. Kota Bontang belum memiliki bandar udara sendiri. Selama ini kegiatan

penerbangan yang dilakukan adalah dengan menggunakan fasilitas bandara yang dimiliki oleh perusahaan PT. Badak NGL. Pemerintah Kota Bontang juga berencana untuk membangun bandara di Bontang Lestari yang lokasinya sudah siap bangun.

BAB II DESKRIPSI PROSES

2.1

Teknologi Proses Proses produksi Metionin dilakukan dengan mereaksikan metil mercaptan dengan

pereaksi acrolein, hidrogen sianida dan amonium karbonat. Produksi Metionin dalam skala industri terdiri dari Pada tahap pertama methyl mercaptan ditambahkan ke dalam acrolein dan membentuk -methylthiopropionaldehyde, yang kemudian direaksikan dengan hydrogen cyanide (tahap kedua) menghasilkan -hydroxy--methylthiobutyronitrille. Penambahan dengan ammonia akan menghasilkan -amino--methylthiobutyronitrille, yang dengan dihidrolisis akan menghasilkan produk akhir berupa metionin. (Indochemical, April 2011) CH3SH + CH2-CH-CHO Acrolein Methyl mercaptan CH3S-CH2-CH2-CHO -methylthipropionaldehyde
NH3 HCN

CH3S-CH2-CH2-CH-CN OH -hydroxy--methylthiobutyronitrille

CH3S-CH2-CH2-CH-CN NH2 -amino--methylthiobutyronitrille

Reaksi akan lebih baik lagi apabila -hydroxy--methylthiobutyronitrille direaksikan dengan ammonia dan carbon dioxide atau ammonium carbonate untuk membentuk 5-(-methylthioethyl)hydantoin. Reaksi selengkapmya adalah sebagai berikut. CH3S-CH2-CH2-CH-CN OH -hydroxy--methylthibutyronitrille
Hydrolisis NH3CO2

CH3S-CH2-CH2 NH NH

CH3S-CH2-CH2-CH-COOH NH2

Produk yang terbentuk di reaktor, dilakukan proses pemisahan. Proses pemisahan dilakukan untuk memisahkan DL-metionin dari gas yang tidak terkondensasi. Tahapan selanjutnya adalah pemisahan garam- garam dari metionin dengan proses ion exchange. Setelah dilakukan pemisahan produk dari garam, dilakukan proses kristalisasi dan pengeringan DL-metionin dengan penambahan steam. Sehingga diperoleh produk DLmetionin yang murni. Diagram proses produksi metionin dapat dilihat pada Gambar 1.4

Metil Mercaptan

Amonium Karbonat

Mixer

Hidrogen Sianida

Acrolein

Reaktor

Air

Separator

Gas

DL-Metionin

Gambar 1.3 Blok diagram produksi Metionin

2.2

Faktor yang Mempengaruhi Proses Produksi Metionin Ada beberapa variabel yang mempengaruhi jalannya proses produksi metionin,

diantaranya adalah suhu, tekanan, laju alir gas sintesis dan kecepatan ruang, perbandingan antara H2 dan N2, jumlah gas inert.

2.2.1 Suhu Menurut Le Chatelier Jika suatu sistem berada dalam kesetimbangan, suatu kenaikan suhu akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah yang menyerap kalor (reaksi penguraian/reaksi endoterm). Reaksi pembentukan metionin bersifat endoterm, sehingga dengan meningkatkan suhu reaksi maka kesetimbangan akan bergerak ke arah kanan dan akan meningkatkan konsentrasi produk. 10

2.2.2 Tekanan Menurut Le Chatelier, kenaikan tekanan menyebabkan reaksi bergeser ke arah mol yang lebih kecil, tetapi jika tekanan berkurang maka kecepatan tumbukan antar molekul reaktan berkurang. Dengan peningkatan tekanan, maka tumbukan antara molekul rektan akan meningkat sehingga akan meningakatkan peningkatan kecepatan pembentukan produk. 2.2.3 Laju alir reaktan Sesuai dengan Azas Le Chatelier, jika komponen reaktan ditambah dan produk terus-menerus diambil atau dikurangi, maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah pembentukan produk. Dengan penambahan reaktan dan pengambilan metionin secara bersamaan dan terus menerus, maka kesetimbangan reaksi akan bergerak kearah pembentukan metionin.

11

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011, Situs Resmi Pemerintah Kota Bontang, available at

http://www.bontangkota.go.id/, 13 Oktober 2011. Anonim, 2011, Kota Bontang, available at http://id.wikipedia.org, 13 Oktober 2011. Anonim, 2011, Badak NGL, available at http://id.wikipedia.org, 13 Oktober 2011. Anonim, 2011, Kaltim Industrial Estate , available at http://id.wikipedia.org, 13 Oktober 2011. CIC, April 2011, Laporan Bisnis INDOCHEMICAL, PT Capricorn Indonesia Consult Inc., Jakarta. Fujita, K., 2009, Process For Producing Methionine, US Patent 7,635,787. Hoffen, Willi, 1999, Process For Continuous Production Of Methyl Mercaptan, US Patent 5,886,230. Malveda. M, et al, 2009, Major Amino Acids, available at www.datacon.co.id, 6 Oktober 2011. Otmer, Kirk, 1998, Encyclopedia of Chemical Technology, Jhon Willey & Son, Inc. New York. Shreve, N.R, 1967, Chemical Process Industries Ed 3, McGraw-Hill, New York.

12

You might also like