You are on page 1of 4

KASUS KRISIS A.

Pengertian Krisis

Krisis adalah reaksi berlebihan terhadap situasi yang mengancam saat kemampuan menyelesaikan masalah yang dimiliki klien dan respon kopingnya tidak adekuat untuk mempertahankan keseimbangan psikologis. (Keperawatan Kesehatan Jiwa & Psikiatrik, 2004, hal.279) B. Periode Terjadinya Krisis 1. Pra Krisis : Individu dapat berfungsi dengan baik dalam memenuhi kebutuhan. Individu memiliki keseimbangan sosial 2. Krisis : Individu mengalami ancaman atau bahaya disorganisasi dan ketidakseimbangan. Individu mencoba menangani krisis dengan berbagai cara yang dimiliki atau dengan bantuan orang lain. Individu memiliki pengalaman subyektif berupa kekecewaan, gagal melakukan mekanisme koping yang biasa dan mengalami berbagai gejala (tabel 2-1) 3. Post Krisis Resolusi krisis atau penyelesaian krisis dapat menghasilkan : a) Sama dengan sebelum krisis hasil pemecahan masalah efektif b) Lebih dari pada sebelum krisis. Individu menemukan sumber dan cara penanganan yang baru c) Lebih rendah dari sebelum krisis ke maladaptif ( terjadi depresi, Curiga ) Keluhan somatik (mis. Sakit kepala, gejala gastrointestinal, rasa sakit) Gejala Fisik Ganguan nafsu makan (mis. Peningkatan atau penurunan berat badan yang signifikan) Gangguan tidur (mis. Insomnia, mimpi buruk) Gelisah, sering menangis, iritabilitas Konfusi, sulit berkonsentrasi Gejala kognitif Gejala Prilaku Pikiran yang kejar mengejar Ketidakmampuan mengambil keputusan Disorganisasi

Impulsive, ledakan kemarahan Sulit menjalankan tanggung jawab peran yang biasa Menarik diri dari interaksi social Ansietas, marah, merasa bersalah Gejala Emosional Sedih, depresi Paranoid, curiga

Putus asa, tidak berdaya Gejala Umum Individu yang Mengalami Krisis C. Tipe Krisis 1. Krisis Perkembangan ( Maturasi ) Terjadi sebagai respons terhadap transisi dari satu tahap maturasi ke tahap lain dalam siklus kehidupan. Misalnya, beranjak dari remaja ke dewasa.Menurut Psychoanalitical Theory, hal terpenting dalam krisis adalah pengalaman respons adaptif dan mal adaptif masa usia dini anak sepanjang perjalanan hidupnya. Dampak dari masa anak tersebut akan berpengaruh pada masa dewasanya khususnya kematangan dalam pola koping yang digunakan. Konflik masa lalu anak yang tidak selesai atau belum terpecahkan akan mewarnai cara dia menghadapi krisis setelah dewasanya. Sigmun Freud membagi perkembangan kepribadian menjadi 5 fase yaitu fase oral, fase anal, fase laten dan fase pubertas. Sedangkan Erik Erikson membagi menjadi 8 fase yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa pra sekolah, masa remaja, masa dewasa muda, masa dewasa pertengahan dan masa dewasa lanjut. Erikson Theory lebih menekankan pada tugas tugas perkembangan yang harus dicapai pada setiap tahap kembangnya, misalnya basic trust, autonomy, initiative, industry, identity, intimacy, generativity, integrity, tiap tahap itu bias gagal dicapai dan dipenuhi maka akan terjadi kebalikannya seperti mistrust, shame, guilt, dan sebagainya. Dalam teori yang mereka kemukakan menekankan bahwa perkembangan tersebut merupakan satu rentang yang setiap tahap mempunyai tugas dan masalah yang harus diselesaikan untuk menuju kematangan pribadi individu. Keberhasilan seseorang menyelesaikan masalah pada fase-fase tersebut akan mempengaruhi individu mengatasi stress yang terjadi dalam hidupnya. Krisis maturasi terjadi dalam satu periode transisi yang dapat mengganggu keseimbangan psikologis seperti pada

masa pubertas, masa perkawinan, menjadi orang tua, menaupause, lanjut usia. Krisis maturasi membutuhkan perubahan peran yang memadai, sumber-sumber interpersonal dan penerimaan orang lain terhadap peran baru. 2. Krisis Situasi ( Situasional ) Terjadi sebagai respon terhadap kejadian yang tiba tiba dan tidak terduga dalam kehidupan seseorang.Krisis situasi terjadi apabila keseimbangan psikologis terganggu akibat suatu kejadian yang spesifik seperti kehilangan, kehamilan yang tidak diinginkan, atau penyakit akut, kehilangan orang yang dicintai, bahkan kegagalan. Krisis situasi terjadi jika peristiwa eksternal tertentu menimbulkan ketidakseimbangan yang berupa : a) Dapat diduga Dimana Peristiwa kehidupan sehari hari seperti bekerja, sekolah, kuliah, maupun kegagalan di kehidupan sehari hari.Kemudian peristiwa dalam hubungan keluarga seperti adanya anggota keluarga baru, perpisahan atau perceraian. b) Tidak dapat diduga Merupakan sebuah peristiwa yang sangat traumatik dan tidak pernah diduga atau pun diharapkan oleh seorang individu.Contohnya kematian orang yang dicintai akibat sebuah kecelakaan, PHK, diperkosa, dipenjara. 3. Krisis sosial ( Adventisius ) Terjadi sebagai respon terhadap trauma berat atau bencana alam.Disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak diharapkan serta dapat menyebabkan kehilangan ganda yang berupa harta benda dan sejumlah perubahan dilingkungannya seperti bencana alam gunung meletus, kebakaran, banjir, perang.Krisis ini tidak dialami oleh semua orang seperti halnya krisis maturasi.Tapi krisis ini dapat mempengaruhi individu, masyarakat, bahkan Negara. Perkembangan ( Maturasi ) Mulai sekolah Pubertas Lulus sekolah Menikah Melahirkan anak Situasional Bercerai Kematian Kehilangan pekerjaan Kegagalan akademik Diagnose penyakit serius Adventisius Banjir Gempa bumi Perang Kejahatan dengan kekerasan

Anak-anak meninggalkan rumah pensiun

Perkosaan Pembunuhan Penculikan Tindakan teroris

You might also like