You are on page 1of 25

MAKALAH TURBIN GAS

Oleh :

Ahmad Rapai Alfurkhan Yoga Pratama

0815 021 020 0815 021 021 0815 021 045

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSUTAS LAMPUNG 2012

MOTOR ROKET

A.

Pendahuluan

Ada banyak jenis motor roket, tergantung kepada energi atau daya yang digunakan sebagai penghasil gaya dorong, antara lain :

1. Nuklir 2. Listrik a. ion


b. Elekto Thermal c. Magneto Plasma

3. Surya ( radiasi surya / solar radiation ) 4. Kimia a. Propelan padat b. Propelan cair c. Hibrida

Berikut gambar dari beberapa jenis motor roket di atas :

Gambar motor roket fisi nuklir dengan pemenasan secara langsung

Gambar Motor roket ion.

Gambar Motor Elekto thermal

Gambar Motor Roket Padat

Gambar Motor Roket Cair

Gambar Motor Roket Hibrida

Gambar perbandingan karakteristik beberapa jenis motor roket

Parameter-parameter penting dalam motor roket : 1. Gaya dorong F = mCj + (Pj Po)Aj dimana

m = laju aliran massa propelan yaitu bahan bakar dan oksidator Untuk nosel dengan ekspansi optimum, Pj Po sehingga persamaan di menjadi : F = mCj Sedangkan daya dorong Nf = Fco Sehingga efisiensi propulsi menjadi f = atas

2. Impuls total dan impuls spesifik Impuls toatal adalah :

Ito =
Impuls spesifik adlah :

Isp =
dimana

go = percepatan gravitasi di permukaan laut ( go = 9,8066 m/s2 ) G = mgo = berat propelan yang terbakar Isp =

Isp menunjukkan prrestasi propelan makin tinggi makin baik Isp =

3. Aliran melalui nosel

Cj =

atau

Cj =

( )

atau

( )

dimana
= konstanta gas universal = 8314,3 j/kmolK M = berat molekul dari gas yang bereaksi (propelan) k = Cp/Cv Tc = temperatur gas dalam ruang bakar Pc = tekanan ruang bakar Pj = tekanan gas keluar nosel Cc = kecepatan gas masuk nosel

Ukuran nosel dapat terlalu panjang sehingga terlalu besar dan berat. Karena itu seringkali ekspansi dibuat tidak sempurna karena nosel harus dipotong. Jika Pj = Po = tekanan sekitar, nosel dinamai terekspansi optimum (optimum expanded); jika expanded); jika Pj Pj > Po nosel dinamai terekspansi kurang (under

< Po

nosel dinamai terekspansi lebih (over expanded).

Kedua hal tersebut terakhir tentu tidak menguntungkan ditinjau dari segi pemanfaatan energi tetapi dianggap lebih baik karena lebih praktis serta dapat mengurangi berat dan tahanan pada pesawat Usaha untuk memperoleh nosel yang lebih pendek dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk genta sebagai pengganti kerucut, seperti terlihat pada Gambar berikut

gambar Beberapa konfigurasi nosel

Beberpa peyimpangan dari kondisi ideal. Jika aliran massa sebenarnya lebih besar dari pada dalam teori, maka hal tersebut dapat disebabkan karena : 1. Berat molekul gas naik sedikit sepanjang aliran dalam nossel sehingga jenisnya juga berubah. 2. Adanya perpindahan panas melalui dinding ruang bakar dan nossel, hal ini mengurangi temperatur sehingga massa jenis dan laju aliran massanya naik. 3. Panas spesifik dan sifat gas yang berubah sehingga memperbesar laju aliran massa, atau faktor koreksi aliran massa. 4. Pembakaran tidak sempurna menyebabkan kenaikan massa jenis dari gas pembakaran. massa

B. Motor Roket Padat Dibandingkan dengan motor roket cair, motor rakit sangat sederhana. Propelan padat terdapat di dalam ruang bakar dan akan terbakar jija dinyalakan ole penyala. Kecepatan pembakaran, laju aliran massa, Pc dan Tc yang terjadi boleh dikatakan ditentukan oleh rancangan atau konpigurasi batang propelan serta luas penampang kerongkongan nosel. Pembakaran berlangsung habis terbakar, tetapi fungsinya dapat dihentikan dengan membuka ruang bakar (membuka jatup buang jika ada) sehingga tekanannya turun dan tidak menghasilkan gaya dorong yang diperlukan. Motor roket digunakan untuk berbagai keperluan diantaranya : 1. Pendorong roket penelitian (roket penelitian cuaca, sounding rocket)ist 2. Pembantu tinggal landas pesawat terbang (airplane ass take off) 3. Retroroket 4. Peluncur wahana antariksa

5. Peluru kendali (ballistic missile) dll.

1. Propelan dan konfigurasi propelan Propelan adalah gabungan bahan bakar (fuel) dan oksidator(oxidizer) dimana komposisi utamanya adalah : Bahan bakar ( fuel ) Oksidator ( oxidizer ) Perekat ( binder )

Propelan dipasang di dalam ruang bakar dengan dua cara yaitu : Batang propelan dipasang melekat pada dinding dalam ruang bakar, dengan cara merekatkan batang propelan pada dinding maupun mengecorkan propelan ke dalam ruang bakar. Batang-batang propelan dipasang terpisah dari dinding ruang bakar. Batangbatang propelan tersebut baru dipasang ketika motor roket hendak digunakan.

Konfigurasi batang propelan adalah bentuk atau geometrimdari permukaan bakar awal dari propelan dimana batang propelan dengan pembakaran netral ( neutral burning ) menghasilkan gaya dorong yang konstan selama pembakaran berlangsung, pembakaran progresif ( progressive burning ) gaya dorong yang dihasilkan cenderung naik seiring berjalannya waktu, dan pembakaran regresif ( regressive burning ) gaya dorong yang dihasilkan cenderung turun seiring berjalannya waktu. Seperti gambar di bawah ini.

Gambar Karakteristik gaya dorong sesuai dengan konfigurasi propelan.

Beberapa konfigurasi batang propelan di tunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gambar Skema konfigurasi propelan batang propelan

Setiap jenis

propelan memiliki sifat yang khas dan terbakar dengan kecepatan

pembakaran, r, yang berbeda. Dalam hal ini kecepatan pembakaran dapat dinyatakan sebagai :

r =
dimana : r = kecepatan pembakaran dalam (in/s atau cm/s) a = konstanta empirik yang dipengaruhi oleh temperatur batang propelan Pc = tekanan ruang bakar (Psi atau kg/cm2 n = indeks pembakaran (combustion index); n harus lebih kecil dari satu untuk memungkinkan pembakaran yang stabil Kecepatan pembakaran, r, tergantung dari jenis dan komposisi propelen serta dapat diperbesar dengan cara : 1. 2. 3. 4. 5. Menambah katalisator kecepatan pembakaran Mengurangi partikel oksidator Menambah persentase oksidator Menggunakan perekat (binder) dengan panas pembakaran yang lebih tinggi Menggunakan kawat logam dalam propelan

Penetapan kecepatan pembakaran, r, dilakukan dengan melakukan dengan menggunakan pembakar Crawford standar (Crowford strand-burner). Pada dasarnya propelan padatdigolongkan dalam tiga jenis, yaitu : 1. Komposit Campuran heterogen (fisikal) dari serbuk logam (bahan bakar) oksidator (oxidizer) kristalin, dan perekat (binder) polimer. 2. Basis-ganda Campuran homogen (koloidal0 dari dua bahan peledak (biasanya dari nitrogeselin dan nitroselulose) dan sedikit zat tambahan (adiktif) 3. Kombinasi propelan komposit dan basis-ganda (CMDB)

Walaupun kecepatam pembakarn dapat diperoleh dari pengukuran dalam ruang bakar Crawford, namun kecepatan pembakaran dalam ruang bakar motor roket sebenarnya juga dipengaruhi : a. b. c. d. Tekanan ruang bakar Tempertur awal dari propelan Temperatus gas pembakaran Kecepatan gas sejajar dengan permukaan bakar

e.

Gerakan motor (akselerasi atau pun berputar)

Dengan hal ini laju aliran massa atau pembangkitan massa gas pembakaran (untuk pembakaran stabil) adalah : M = p Ab r Dimana : Ab = Luas permukaan pembakaran dari batang propelan p = massa jenis propelan batang propelan r = kecepatan pembakaran (cm/s)

2.

Kontruksi motor dan komponen utama 1. Ruang bakar Ruang bakar merupakan tempat dimana propelan terbakar. Oleh karena itu harus kuat dan mampu memenuhi fungsinya selama motor roket beroperasi.

Gambar motor roket propelan padat

Untuk ruang bakar berbentuk selinder

biasanya digunakan perbandingan

panjang terhadap diameter, L/D, antara 2 samapai 5 untuk memperoleh fraksi massa propelan yang paling baik,

Rm = Rm =
Dimana mp = massa propelan mf = massaperangkat keras yang berkaitan dengan sistem propulsi mo = m p + mo dalam sistem propulsi roket termasuk massa motor, tangki, nosel dan pipa pipa. Rm yang besar menunjukkan mutu dari rancangan yang baik , jadi yang besar lebih dikehendaki. Untuk motor roket padat Rm berkisar antara 0.70 0.95. Material ruang bakar juga bermacam-macam, dapat dibuat dari baja dan paduan titanium sampai bahan organik. Untuk keperluan penerbangan memang diperlukan bahan yang kuat tetapi ningan. Beberapa sifat material tersebut ditunjukkan pada Tabel di bawah ini

Tegangan yang terjadi pada dinding ruang bakar (silinder berdinding tipis), sebagai akibat dan tekanan gas di dalam ruang bakar, dapat diperkirakan sebagai:

L =

= 2L =
dimana L = tegangan longitudinal

= tegangan tangen sial


p = tekanan ruang bakar R = jari-jari ruang bakar t = tebal dinding ruang bakar

Jadi tekana ruang bakar akan mengakibatkan pengembangan ruang bakar, baik memanjang maupun kearah radial. Dengan demikian perpanjangan ke arah aksial dapat dihitung dengan persamaan :

L = Dan arah radial

= L(1-2

t =
dimana E = modulus elastisitas

= poisson rasio (baja = 0,3)

Diantara propelan dan dinding-dalam ruang bakar biasanya dipasang isolator panas untuk melindungi dinding ruang bakar dari panas gas pembakaran. Motor

roket padat tidak menggunakan pendinginruang bakar, karena itu waktu operasinya (pembakarannya) tidak lama seperti motor roket cair dan keterbatasan ukuran ruang bakar sehingga massa propelan yang dapat dibawa juga terbatas.

b. Nosel Nosel berfungsi mengekspansikan fluida kerja tersebut sehingga mencapai kecepatan jet yang setinggi-tingginya. Dalam hal ini kerongkongan merupakan bagian nosel yang kritis, dimana bilangan Mach sama dengan satu dan intensitas laju aliran massa (m/Akr) mencapai harga maksimum. Oleh karena itu bagian ini cenderung dikenai erosi sehingga harus dibuat dari material yang kuat. Hal ini penting supaya Akr tidak berubah selama operasinya, apalagi karena gas yang mengalir bertemperatur tinggi. Selain itu seringkali juga digunakan propelan yang mengandung serbuk logam. Walaupun demikian erosi, baik mekanis maupun kimiawi, akan terjadi. Sebagai pegangan, untuk motor roket padat, erosi yang menyebabkan pembesaran luas kerongkongan nosel tidak lebih dari 5% masih dapat diterima.

Gambar material nosel motor roket padat dan fungsinya

Gambar perbandingan sifat pirolitik dan grafit cetak

c. Penyala Penyala berfungsi menyalakan propelan sehingga semua permukaan propelan menyala dan menghasilkan gas pembakaran yang bertekanan dan bertemperatur sesuai dengan yangdirencanakan. lain : Tahap 1, waktu kelambatan penyalaan (ignition time lag), yaitu waktu antara penerimaan sinyal penyalaan pada penyala (igniter) sampai saat terbakarnya bagian pertama dari permukaan bakar. Tahap 2, waktu penyebaran nyala (flame spreading interval), yaitu waktu yang diperlukan untuk menyalakan seluruh permukaan propelan,terhitung dari penyalaan permukaan propelan yang pertama pada tahap 1. Tahap 3, waktu pengisian ruang bakar (chamber filling interval), yaitu waktu yang diperlukan untuk mengisi ruang bakar sehingga terjadi aliran massa propelan yang setimbang dan stabil.

Kemudahan penyalaan propelan tergantung faktor, antara lain : 1. Ramuan dan struktur batang propelan 2. Temperatur batang propelan 3. Tekanan awal ruang bakar 4. Umur propelan 5. Kekasaran permukaan bakar 6. Kecocokan antara penyala dan permukaan propelan serta perpindahan panasnya.

Ada beberapa macam penyalaan yang lazim digunakan pada motor roket padat, yaitu ; 1. 2. 3. 4. 5. Piroteknik listrik obor hipergolik katalisator

Namun yang banyak dipakai adalah jenis nyala piroteknik, piroteknik adalah penyala yang menggunakan zat peledak padat, atau bahan energetik yang dapat berupa bahan propelan padat sebagai bahan penghasil panas. Menurut G.P. Sutton, untuk motor roket padat (yang menggunakan propelan ALNH4Clo4), massa isi utama penyala dapat ditentukan dengan persamaan : Mign = 0,5 dimana Mign = isi penyala dalam gram Vcf = volume rongga bebas dalam cm2 atau volume rogga yang tidak terisi propelan

3. Karakteristik , Stabilitas Penyimpangan Propelan da Gas Buang Dari persamaan kontinuitas, massa gasdihasikan dari pembakaran harus sama dengan massa gas yang mengalir keluar nosel ditambah laju akumulasi massa gas di dalam ruang bakar

pAbr = m + dimana
Ab = luas permukaan bakar Vc = Volume rongga bakar r = kecepatan pembakaran

p = massa jenis propelan c = massa jenis pembakaran m = laju aliran massa gas keluar nosel

Parameter yang berpengaruh terhadap kecepatan pembakaran dan laju aliran gas pembakaran dinami sifat balistik internal, yaitu ;

massa

1. r = a 2. KA =

= kecepatan pembakaran

3. b = (

= (

= Kepekatan temperatur dari kecepatan pembakaran = Persen perubahan kecepatan pembakaran per derajat

perubahan temperataur propelan pada suatu harga tekenen ruang bakar tertentu. b dihitung dari data pengujian ruang bakar crawford = 0,08 0,8%

4.

== (

= Kepekatan temperatur dari tekanan

Persen

perubahan

tekanan

ruang

bakar

per

derajat

perubahan temperataur propelan pada suatu harga KA tertentu. dihitung dari data pengujian motor roket skala kecil. = 0,12 0,50%

Selain faktor di atas faktor yang berpengaruh terhadap pembakaran erosi adalah parameter Ap/Akr, dimana Ap adalah luas penampang rongga yang dilalui aliran massa gas pembakaran ke nosel, selain itu juga faktor yang mempengaruhi kecepatan pembakaran adalah apabila ruang bakar diputar pada sumbu longitudinal (diperlukan untuk penerbangan dengan stabilitasi spin) dan akselerasi yang tinggi seperti pada roket anti peluru kendali. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan : 1. Instalasi pembuatan 2. Teknik pengangkutan dan perlakuannya 3. Fasilitas penyimpanan dan fasilitas peluncuran Gas buang motor roket baik cair maupun padat yang harus diperhatikan adalah: 1. Sifat racun 2. Suara 3. Asap 4. Kondensasi uap 5. Panas dan hembusan 6. Pengotoran permukaan pesawat antariksa 7. Ganguan atau pelemahan sinyal komunikasi 8. Reflektivitas radar 9. Radiasi

C. Motor Roket Cair Berbeda dengan motor roket padat, pada mtor roket padat cair propelan yng terdiri dari bahan bakar dan oksidator disimpan di dalam tangki masing-masing diluar ruang bakar.Pendinginan motor roket diperlukan untuk memungkinkan waktu operasi (pembakaran) yang panjang. Ukuran motor roket cair juga dapat dibuat kecil karena propelan, selain cair, tidak disimpan didalam ruang bakar. Dengan demikian maka motor roket cair dapat dimatikan dan diljalankan kembali. Jikalau waktu operasi (pembakaran) propelan jauh relatif lebih panjang dibandingkan motorroket padat, namun, waktu operasi motor tergantung dari jumlah propelan yang dibawa. D. Propelan dan Sistem Penyalaan Pada sistem penyaluran tekanan gas diperlukan tangki gas tekan yang dilengkapi dengan katup pengatur tekanan. Tekanan gas yang diberikan pada tangki propelan disesuaikan dengan laju aliran massa serta perbandingan campuran yang diinginkan. Sistem penyaluran dengan tekanan gas sangat sederhana tetapi terpercaya. Namun, tidak untuk motor roket dengan gaya dorong yang besar dan waktu operasi yang panjang. Walaupun tangki-tangki gas dan propelan harus tahan tekanan tinggi, sehingga relatif lebih berat, tetapi secara keseluruhan beratnya lebih ringan daripada motor roket cair dengan sistem turbopompa. Pada sistem ini dikenal siklus terbuka dan siklus tertutup. Pada siklus terbuka gas buang dari turbin diekspansikan langsung mellui noselnya sendiri(khusus) atau nosel motor roket dan selanjutnya dibuang ke sekitarnya. Pada siklus tertutup, gas buang yang keluar dari turbin langsung dimasukkan kedalam ruang bakar motor roket, sehingga prestasi motor sedikit lebih tinggi, kira-kira dengan 1-5% lebih tinggi, daripada sistem turbopompa dengan siklus terbuka. Pembakara dalam pembangkit gas tidak mengunakan perbandingan campuran

propelan yang sama dengan Rp pada ruang baka motor roket. Propelan yang digunakan kira-kira 1-5% massa propelan untuk motor roket. Pada siklus pengeluaran pendinginan digunakan uap pendinginan motor (bahan Bakar) sebagai fluida kerja turbin. Uap tersebut diambil dari bagian terakhir saluran bahan bakar

yang akan memasuki kepala injektor. Selain itu adapula propelan yang digolongkan sebagai hipergolik yaitu propelan yang dapat menyala sendiri apabila dipertemukan. Dengan demikian desain sistem propulsi menjadi lebih sederhana krena tidak memerlukan sistem penyalaan. Untuk propelan yang tidak hipergolik yaitu propelan yang dapat menyala sendiri apabila dipertemukan. Dengan demikian desain sistem propulsi menjadi lebih sederhana karena tidak memerlukan sistem penyalaan. E. Konstruksi Motor dan Komponen Utama Disini hanya akan diberikan penjelasan tentang bagian-bagian yang penting, antara lain : 1. Ruang bakar 2. Kepala penyemprot dan 3. Nossel. F. Ruang Bakar dan Nosel Ruang bakar merupakan tempat dimana propelan dibakar dan menghasilkan gas panas bertemperatur dan bertekanan tinggi. Proses pembakaran harus diusahakn terjadi di dalam ruang bakar, bukan ditampat lain. Proses pembakaran berlangsung pada tekanan konstan, dan apabila ada perbedaan tekanan antara bagian dekat pada kepala penyemprot dan bagian masuk nosel hendaknya juga kecil. Untuk memungkinkan waktu operasi yang panjang maka ruang bakar (dan juga nosel) harus didinginkan. Ruang bakar dibuat dari material yang kuat dan tahan temperatur tinggi, juga tahan terhadap korosi dan erosi. Bentuk yang paling sesuai adalah silinder dengan ukuran yang ditatapkan berdasarkan panjang karakteristik ruang bakar. Konstruksi ruang bakar motor roket cair lebih rumit dibanding motor rokt padat. Untuk memungkinkan pendinginan, motor roket biasanya dibuat berbanding ganda, dinding dalam dan dinding luar. Tekan gas pembakaran turun sepanjang aliran nosel, sedangkan fluida pendingin masuk pada bagian keluar dari nosel pada tekanan tinggi, untuk mengatasi hambatan aliran menuju kepala penyemprot melalui saluran antara dinding luar dan dinding dalam. Dengan adanya hambatan tersebut tekanan fluida pendingin pada

bagian dekat kepala penyemprot berkurang sekitar 5-25% tekanan ruang bakar. Dalam hal ini kecepatan fluida pendingin mengalir dengan kecepatan kira-kira antara 3-10 m/s, sedangakan di daerah nosel dan sekitarnya 6-25m/s. G. Tangki Propelan Meskipun mengandung bagian-bagian yang bergerak tetapi tangki harus dibuat kuat dan aman serta ringan. Tangki dilengkapi dengan katup baik untuk mengisi maupun untuk mengeluarkan propelan dan pipa-pipa yang harus tahan terhadap tekanan tinggi dan getaran disambung dengan baik. Peletakan tangki bukan saja akan mempengaruhi konstruksi dan presyasi pesawat antariksa, tetapi juga pergeseran atau prubahan titik berat selama waktu operasinya. Pada dasarnya tidak semua tangki propelan cair bertekanan tinggi tangki propelan pada sistem penyaluran dengan turbopompa tidak memerlukan tekanan tinggi. Barangkali hanya bertekanan 1-3 atm, sedangkan tangki propelan pada sistem penyaluran tekanan gas mungkin memerlukan tekanan 20-50 atm, dalam hal tersebut tangki gas tekan dapat bertekanan antara 70-300 atm. Bagi tangki propelan cair, tangki tidak boleh diisi penuh melainkan harus disisakan rongga yang diperlukan propelan cair untuk mengembang apabila dikenai panas, dan menampung uap yang dapat terjadi karena berbagai sebab. H. Penyemprot Propelan Penyemprot berfungsi memasukkan kedalam dan menakar serta mengabutkan dan mencampur propelan didalam ruang bakar supaya terjadi pembakaran sebaik-baiknya sesuai dengan yang direncanakan. Motor roket cair biasanya menggunakan penyemprot dari jenis arus bertumbkan (impinging-stream-type) untuk memudahkan pencampurannya, meskipun demikian ada juga yang menggunakan jenis tanpa tumbukan (non impinging) sehingga arus oksidator dan bahan bakar adalah paralel serta tegak lurus permukaan kepala oenyemprot, dalam hal tersebut terakhir proses pencampurannya tergantung dari turbulensi dan difusi dari kedua arus tersebut.

I. Karakteristik Pada motor roket cair penakaran laju aliran massa propelan dapat dilakukan dengan mudah, sedangkan besarnya gaya dorong juga dapat diukur karena tidak tergantung dari kecepatan terbang pesawat. Untuk motor roket cair Isp dapat mencapai 360 s di permukaan laut, sedangkan pada altitud penerbangannya dapat mencapai 450 s. Motor roket utama Space Shuttle dapat mencapai waktu operasi kontiniu selama 480 s dan secara komulatif dapat mencapai 7,5 jam. Gaya dorong untuk orbiter mungkin disekitar 1800kN saja. Sistem propulsi roket dapat disusun merupakan gabungan dari beberapa roket sejenis atau gabungan dari roket cair dan motor roket padat. Sebuah motor roket padat untuk buster dapat menghasilkan gaya dorong disekitar 24000kN. Dalam penerbangannya motor roket dan perlengkapan yang tidak berfungsi lagi ditanggalkan dari pesawat agar tidak menjadi beban. Hal ini merupakan alasan utama yang mendasari penggunaan sistem propulsi roket bertingkat ganda.

You might also like