You are on page 1of 6

GIZI PADA BALITA

A. Gizi Dan Permasalahannya 1. Pengertian Istilah gizi berasal dari bahasa arab ghidza yang berarti makanan. WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup untuk mengambil dan mengolah zat-zat padat, cair dan makanan yang diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan menghasilkan energi. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ serta megnhasilkan energi. Keadaan gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat gizi tersebut. Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi dapat dinilai dengan menggunakan parameter-parameter, yaitu : a. Antropometri, TB, BB, tebal lemak, lingkar lengan atas, lingkar dada balita. b. Pemeriksaan laboratorium/biokimia: pemeriksaan dalam darah (Hb). c. Anamnesa / riwayat gizi. Berbagai masalah dapat timbul sebagai intake gizi yang kurang. Dari berbagai masalah tersebut ada 4 masalah yang sangat penting. a. KEP yang disebabkan oleh masukan (intake) energi + protein yang sangat kurang dalam waktu yang cukup lama. b. Kurang vitamin A

c. Kurang yodium (gondok Endemik) d. Kurang besi (Anemi gizi besi). 2. Gizi merupakan faktor penting dalam pola tumbuh kembang balita. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dan berdampak pada aspek fisik. Sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Beberapa ahli mengungkapkan konsep yang berbeda tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tumbang seseorang. Dari perbedaan tersebut dapat ditarik persamaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tumbang seseorang yaitu biologik (genetik), perilaku dan lingkungan. Kebutuhan dasar anak untuk tum-bang, secara umum dibagi menjadi 3 kebutuhan dasar, yaitu : a. Kebutuhan fisik biomedis (ASUH), meliputi : 1) Pangan / gizi yang merupakan kebutuhan terpenting. 2) Perawatan kesehatan dasar antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi / anak secara teratur, dll. 3) Papan / pemukiman yang layak. 4) Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan . 5) Kesegaran jasmani, rekreasi, dll. b. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH) Hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu / pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Ini diwujudkan dengan kontak fisik dan psikis sedini mungkin kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust). c. Kebutuhan akan stimulasi (ASAH)

Stimulasi merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan kemandirian, mental kreativitas, psikososial: agama, kecerdasan, kepribadian, keterampilan, moral etika,

produktivitas, dan sebagainya. 3. Faktor yang mempengaruhi status gizi Gangguan gizi pada balita merupakan dampak komulatif dari berbagai faktor baik yang berpengaruh secara langsung ataupun tidak langsung terhadap gizi anak. Konferensi internasional tentang At Risk Factor and The Health and Nutrition of Young Children Kairo tahun 1975 mengelompokkan faktor-faktor itu menjadi 3 kelompok, yaitu : a. At Risk Factor yang bersumber dari masyarakat Meliputi : 1) Struktur politik 2) Kebijakan pemerintah 3) Ketersediaan pangan 4) Prevalensi berbagai penyakit 5) Pelayanan kesehatan 6) Tingkat sosial ekonomi 7) Pendidikan dan iklim. b. At Risk Faktor yang bersumber pada keluarga Meliputi : 1) Tingkat pendidikan 2) Status pekerjaan 3) Penghasilan 4) Keadaan rumah 5) Besarnya keluarga 6) Karakteristik khusus setiap keluarga. c. At Risk Faktor yang bersumber pada individu anak Meliputi : 1) Usia ibu

2) Jarak lahir terhadap kakak. 3) Berat lahir 4) Laju pertumbuhan 5) Pemanfaatan ASI 6) Imunitas 7) Penyakit infeksi. 4. Kebutuhan gizi bayi dan balita dan upaya pemeliharaan gizi a. Kebutuhan energi dan protein Untuk kebutuhan standar energi dan protein yang dianjurkan bagi bayi dan balita menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1998 dapat dilihat dalam lampiran 1. b. Kebutuhan vitamin dan mineral Kebutuhan zat gizi ini dianjurkan oleh Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1998 pada lampiran 1. Pemenuhan kebutuhan tubuh akan gizi mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Menurut Blom ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan, yaitu: Faktor lingkungan, perilaku, upaya kesehatan dan lingkungan. Upaya pemeliharaan gizi anak haruslah merupakan upaya pemeliharaan gizi paripurna yang mencakup berbagai aspek yang dimulai sejak anak masih ada dalam rahim ibunya. Terdapat 5 upaya yang merupakan satu kesatuan sebagai strategi dasar pemeliharaan gizi anak, yaitu : a. Pemeliharaan gizi pada masa prenatal. b. Pengawasan tumbuh kembang anak sejak lahir. c. Pencegahan dan penanggulangan dini penyakit infeksi melalui imunisasi dan pemeliharaan sanitasi. d. Pengaturan makanan yang tepat dan benar. e. Pengaturan jarak kehamilan. 5. Penilaian status gizi

Penilaian status gizi dapat dibagi menjadi 4 penilaian, yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Dalam penelitian ini penulis menggunakan antropometri yaitu berat badan menurut umur. Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan dibanding pengukuran tinggi badan dan lingkar lengan atas serta paha. Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan, antara lain : a. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan. b. Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara periodik memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan. c. Merupakan ukuran antropometri yang sah dipakai secara umum dan luas di Indonesia sehingga bukan merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan secara meluas. d. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi keterampilan pengukuran. e. KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisiannya. f. Alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan ketelitian yang tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat. Penilaian status gizi yang didapat dari berat badan dalam kilogram dikonversikan ke tabel berat badan menurut umur berdasarkan standar baku WHO / NCHS pada lampiran 2 dan 3.

B. Teori Penyebab Kurang Gizi pada Balita

KURANG GIZI
Penyebab langsung Makanan tidak seimbang Penyakit infeksi

Penyebab tidak langsung

Tidak cukup persediaan pangan

Pola asuh anak tidak memadai

Sanitasi dan air bersih, pelayanan kesehatan dasar tidak memadai

Pokok masalah di masyarakat

Kurang pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan

Kurang pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang pemanfaatan sumber daya masyarakat

Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan


Akar masalah nasional

Krisis Ekonomi Politik dan Sosial

You might also like