You are on page 1of 3

Asam salisilat merupakan salah satu bahan kimia yang cukup tinggi kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari serta

mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan intermediet dari pembuatan obat-obatan seperti antiseptik dan analgesik serta pembuata bahan baku untuk keperluan farmasi. Asam salisilat yang memiliki rumus molekul C6H4COOHOH berbentuk kristal kecil tidak berwarna atau granul berwarna putih yang memiliki berat molekul sebesar 138,123 g/mol dengan titik leleh sebesar 1560C dan densitas pada 250C sebesar 1,443 g/mL. Mudah larut dalam air dingin tetapi dapat melarutkan dalam keadaan panas. Asam salisilat dapat menyub.im tetapi dapat terdekomposisi dengan mudah menjadi karbon dioksida dan phenol bila dipanaskan secara cepat pada suhu sekitar 200C. Selain itu asam salisilat mudah menguap dalam steam. . Asam salisilat bebas mempunyai efek antipiretik dan analgetik yang kecil karena timbulnya rangsangan pada mukosa lambung sehingga diperlukan dosis yang tinggi, maka asam salisilat yang digunakan dalam bentuk garamnya (Ebel, 1992). Asam salisilat kebanyakan digunakan sebadan sebagai bahan intermediet pada pabrik obat dan pabrik farmasi seperti aspirin dan beberapa turunannya. Metil salisilat adalah cairan kuning kemerahan dengan bau wintergreen. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter. Metil salisilat sering digunakan sebagai bahan farmasi, penyedap rasa pada makanan, minuman, gula-gulaan, pasta gigi, antiseptik dan kosmetik serta parfum. Metil salisilat telah digunakan untuk pengobatan sakit syaraf, sakit pinggang, radang selaput dada dan rematik, juga esring digunakan sebagai obat gosok dan balsem. Secara teknik metil salisilat pun digunakan sebagai bahan pencelup pada fiber poliester, fiber tracetate dan fiber sintetik lainnya. Pembuatan asam salisilat dalam praktikum ini dilakukan dengan menhidrolisis metil salisilat dengan katalis basa. Prinsip percobaan ini adalah reaksi hidrolisis ester dengan menggunakan NaOH sebagai katalis basa. Metode yang digunakan adalah metode refluks, metode kristalisasi, dan metode rekristalisasi. Metil salisilat akan membentuk garam natrium salisilat saat direaksikan dengan NaOH yang kemudian akan membentuk asam salisilat saat direaksikan dengan H2SO4. Asam salisilat yang diperoleh merupakan kristal putih dengan bentuk kristal kecil dan rapuh.

Refluks adalah suatu metode untuk mencampurkan dua zat atau senyawa dengan cara pemnasan tanpa adanya senyawa yang hilang. Refluks dilkukan dengan mendidihkan cairan dal;am wadah yang disambung dengan kondensor sehingga cairan yang teruapkan akan mengembun kembali ke wadah (Wilcox, 1995). Fungsi refluks atau pemanasan adalah untuk mereaksikan dengan sempurna dari 2 campuran tersebut sehingga dapat bercampur dengan baik. Kristalisasi merupakan metode pemurnian dengan cara pembentukan kristal sehingga campuran dapat dipisahkan. Suatu gas atau cairan dapat mendingin atau memadat serta membentuk kristal karena proses kristalisasi. Kristal-kristal dapat terbentuk dari larutan yang dijenuhkan dengan pelarut tertentu. Makin besar kristal, maka makin baik karena makin kecil kandungan zat pengotornya (Arsyad, 2001). Rekristalisasi merupakan metode pemurnian Kristal dari zat pengotor-pengotornya. Campuran yang akan dimurnikan dilarutkan dam pelarut yang bersesuaian pada temperature yang dekat dengan titik didihnya. Selanjutnya untuk memisahkan pengotor dari zat yang diinginkan, dilakukan penyaringan dan diteruskan dengan pendinginan sampai terbentuk Kristal (cahyono, 1991).

Daftar Pustaka

Cahyono, B. 1991. Segi Praktis dan Metode Pemisahan Senyawa Organik. Kimia UNDIP : Semarang. Fessenden dan Fessenden. 1999. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.

You might also like