Professional Documents
Culture Documents
ini dapat menghasilkan embrio lengkap dan berpotensi dapat disalahgunakan untuk kloning reproduksi (Choen et al, 2012).
Penemuan baru iPSC tampaknya dapat menghindari masalah yang terkait dengan penggunaan sel induk embrionik dalam aplikasi klinis. iPSC berasal dari sel somatik yang dibedakan melalui ektopik ekspresi faktor transkripsi. Generasi pertama iPSC berasal dari fibroblast tikus. Hal ini diawali dengan ditemukannya sel somatik yang memiliki kemampuan memprogram ulang baik melalui transfer isi inti sel mereka ke dalam oosit atau fusi dengan ESC. Hal ini menunjukkan bahwa oosit unfertile atau ESC sebenarnya mengandung faktor-faktor tertentu yang dapat memberi pluripotent ke sel somatik. Laboratorium Yamanaka awalnya menyeleksi 24 faktor transkripsi yang diketahui terlibat dalam pemeliharaan pluripotency dalam embrio dan sel embrio. Dengan menggunakan teknik transduksi retroviral, faktor-faktor yang ditransduksi fibroblast tikus dan koloni tranduksi dipilih berdasarkan resistensi antibiotik G418 (Choen et al, 2012). Metode pemograman ulang dan sel yang digunakan
Telah digunakan untuk mengobati : 1. Sickle cell anemia 2. 1-antitrypsin (A1AT) deficiency 3. Hemophilia A 4. Fanconis anemia
Kesimpulannya, penemuan iPSC adalah dorongan luar biasa untuk penelitian dan terapi. dengan peluang penelitian lebih lanjut, baik dasar dan translasi, dapat dilakukan untuk lebih memahami sifat iPSC. Informasi yang diperoleh akan membantu dalam menjelaskan mekanisme pemrograman ulang yang terkontrol sehingga menjamin keamanan dan efisiensi berikan efek terapi dari iPSC untuk aplikasi klinis. Kemajuan dalam teknologi ini akan memberikan pemahaman patogenesis penyakit untuk mengembangkan pengobatan atau obat untuk penyakit manusia (Choen et al, 2012).
Sumber : Choen song-keng and Tooh heon-koh. 2012 . Induced pluripotent stem cells in research
and
therapy.
Available
online
at
http://www.mjpath.org.my/2012.1/Induced-