You are on page 1of 4

Kapaa/ Uji Interrater Reliability Pada suatu penelitian yang menggunakan metode observasi biasanya peneliti akan menggunakan

observer untuk mengambil data (numerator). Seringkali antara numerator dan peneliti terjadi perbedaan presepsi terhadap kejadian yang diamati. Agar data yang dihasilkan tersebut valid maka harus ada penyamaan presepsi antara petugas pengumpul data dengan peneliti. Uji Interrater Reliability merupakan jenis uji yang digunakan untuk menyamakan presepsi antara peneliti dengan petugas pengumpul data (Hastono, 2007). Alat yang digunakan untuk melakukan uji tersebut dalam SPSS adalah uji statistik Kapaa. Prinsip uji dalam uji statistik Kapaa yaitu: apabila hasil uji Kapaa signifikan atau bermakna maka presepsi antara peneliti dengan numerator sama, sebaliknya apabila hasil uji Kapaa tidak signifikan/ bermakna maka presepsi peneliti dengan numerator terjadi perbedaan. Contoh: Suatu penelitian dengan pertanyaan Apakah mata ajar biostat dapat dipahami dengan mudah? 1. Ya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 2.Tidak Peneliti 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 Numerator 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2

19 20

2 2

2 2

Langkah-langkahnya: 1. Data di entry di SPSS

2. Klik Analysis, sorot Descriptif, sorot dan klik Crostab

3. Masukan variabel peneliti ke bagian row dan masukan variabel numerator ke bagian colom

4. Klik tombol Statistic, Klik Kapaa

5. Klik Continue

6. Klik OK, maka akan muncul hasilnya sebagai berikut:

Peneliti * Numerator Crosstabulation Count Numerator 1 1 Peneliti 2 Total 1 11 7 9 8 20 10 2 2 12 Total

Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error Measure of Agreement N of Valid Cases a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. Kapaa .694 20
a

Approx. T

Approx. Sig.

.162

3.119

.002

Interpretasi: Hasil uji didapatkan nilai koefisien kapaa sebesar 0, 694 dan p valuenya sebesar 0,002. Dengan hasil ini berarti p value < alpha berarti hasil uji kappa signifikan/ bermakna, sehingga kesimpulanya: tidak ada perbedaan presepsi mengenai aspek yang diamati antara peneliti dengan numerator

You might also like