Professional Documents
Culture Documents
Dimana,
()
()
()
(
)
Putaran yang dihasilkan governor dengan memakai motor penggerak
yang mana kecepatan putar poros dapat diatur dengan menggunakan slide
regulator. Setelah putaran yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan,
lengan-lengan governor akan mengangkat posisi sleeve dari posisi awal sampai
maksimum. Jadi output yang diharapkan dari sistem kerja governor ini adalah
berapa ketinggian sleeve (h) agar posisi mencapai kondisi stabil.
Ada dua mode operasi governor, yaitu droop dan isochronous. Pada
mode droop, governor sudah memiliki setting point Pmech (daya mekanik)
yang besarnya sesuai dengan rating generator atau menurut kebutuhan. Dengan
adanya fixed setting ini, output daya listrik generator nilainya tetap dan adanya
perubahan beban tidak akan mengakibatkan perubahan putaran turbin (daya
berbanding lurus dengan putaran).
Lain halnya dengan mode isochronous, set point putaran governor
ditentukan berdasarkan kebutuhan daya listrik sistem pada saat itu (real time).
Kemudian melalui internal proses di dalam governor (sesuai dengan kontrol
logic dari manufaktur), governor akan menyesuaikan nilai output daya mekanik
turbin supaya sesuai dengan daya listrik yang dibutuhkan sistem. Pada saat
5
terjadi perubahan beban, governor akan menentukan setting point yang baru
sesuai dengan aktual beban sehingga dengan pengaturan putaran ini diharapkan
frekuensi listrik generator tetap berada di dalam acceptable range dan generator
tidak mengalami out of synchronization.
Seperti halnya peralatan listrik yang lain, governor juga memiliki
keterbatasan kemampuan. Parameter- parameter governor, seperti daya
mekanik, gas producer, speed droop, umumnya memiliki nilai batas atas dan
batas bawah sesuai spesifikasi dari pabrik.
2.1.3 KarateristikGovernor
1. Penurunan kecepatan, atau berkurangnya kecepatan mesin dari tanpa
beban kebeban penuh yang dinyatakan dalam putaran/menit atau
sebagai presentase dari kecepatan normal/rata-rata.
2. Pengaturan Isohkhorik, yaitu mempertahankan kecepatan mesin kons
tanpa ada segala beban, pengaturan kecepatan yang mungkin dari
penurunan kecepatan nol.
3. Kepekaan/sensitivenya atau perubahan kecepatan yang diperlukan
sebelum governor akan melakukan gerakan.
4. Kestabilan yaitu kemampuan mengatur waktu mempertahankan
kecepatan mesin yang diinginkan tanpa naik turun atau konstan.
5. Ayunan, yaitu naik turun yang kontinyu dari mesin terhadap kecepatan
yang diperlukan meskipun ketika beban tidak bertambah.
6. Ketangkasan, kecepat anak sipengatur. Biasanya dinyatakan sebagai
waktu dalam detik yang diperlukan governor untuk menggerakkan
kendali bahan bakar dari kedudukan tanpa batasan bahan sampai beban
penuh.
7. Daya dari pengatur, gaya yang ditimbulkan pada governor untuk
mengatasi tahanan dalam system kendali bahan bakar.
6
2.1.4 SistemPengaturanPadaGovernor
Konstruksi pengaturan dari governor bermacam-macam berdasarkan
tipenya,karena itu bagian ini hanya membicarakan macam beban sentrifugal
saja.
a. Putar tuas pengontrol putaran kearah katup throttle karburator,
membuka dan mengunci dengan memutartuas kupu-kupu.
b. Tempatkan obeng pada lubang poros pengatur dan putarlah sehingga
beban pengatur. Seperti dibicarakan diatas, pengaturannya harus
dipasang sedemikian rupa sehingga waktu katup throttle karburator
terbuka lebar waktu beban pengatur pada posisi tertutup rapat.
2.1.5Jenis Jenis Governor
Adapunjenis-jenisdari governor adalahsebagaiberikut :
1. Porter Governor
Pada governor jenis porter ini ketika poros berputar maka sleeve
akan naik ke atas dan kedua beban akan meregang dengan dorongan
dari sleeve yang dihubungkan melalui link seperti pada
gambardibawah.
Gambar2. Porter Governor
2. Proel Governor
Pada governor jenis proel ini ketika poros berputar maka sleeve
akan naik ke atas dan kedua beban akan meregang menjadi tegak lurus
7
terhadap link penghubung dengan dorongan dari sleeve yang
dihubungkan melalui link seperti pada gambar 2.
Gambar3. Proel Governor
3. HartnellGoverner
Pada governor jenis Hartnell ini ketika poros berputar maka
beban yang ditumpu oleh pegas akan turun ke bawah dan kedua beban
di samping akan menyeimbangkan proses tersebut agar putaran yang
terjadi tetap stabil.
Gambar4. Hartnell Governor
2.1.6 Gaya Gaya Pada Governor
Adapun gaya-gaya yang bekerja pada governor, yaitu :
1. Gaya Setrifugal
8
Merupakan sebuah gaya yang ditimbulkan akibat adanya
gerakan suatu benda atau partikel sebuah lintasan lengkung sehingga
gaya yang ditimbulkan keluar lingkaran.
Gambar5. Gaya Sentrifugal
2. Gaya Sentripental
Yaitu gaya yang diperlukan agar benda dapat tetap bias bergerak
melingkar. Jika arah gaya sentrifugal mengarah keluar maka arah gaya
sentripental mengarah ke dalan lingkaran.
Gambar6.Gaya Sentripental
3. Gaya Tangensial
Yaitu gaya dalam yang bekerja sejajar dengan bidang
penampang potong atau tegak lurus terhadap sumbu batang.
9
Gambar7.Gaya Tangensial
2.1.6 Prinsip Kerja Governor Sentrifugal
Prinsip kerja governor sentrifugal yaitu dengan memanfaatkan flyball
sebagai pemberat.Governor sentrifugal atau mekanis menggunakan flyweight
yangberputar sebagai alat standar operasinya, prinsip kerjanya serupa dengan
sistemmaju mekanis distributor, saat mesin dan pompa injeksi bahan bakar
berputar,bekerja gaya sentrifugal pada flyweight yang berputar yang
mengontrol posisibatang berigi atau batang pengontrol bahan bakar pompa
injeksi.
2.1 APLIKASI
Pneumatic hydraulic speed control.Pada sistem di atas, governor
mengontrol beberapa keadaan, yaitu :
1. Oil Supply
Pada sistem penyuplaian minyak terdiri dari tempat penyimpanan
minyak, pompa roda gigi, dan accu. Minyak melumasi bagian yang
bergerak dan mendukung beberapa parts untuk beroperasi. Kerja untuk
penyuplaian minyak ini dilakukan oleh governor.
2. Speed Control Coulumn
Berfungsi dalam pengubahan kecepatan mesin dengan adanya
perubahan katup penghambat atau menjaga kecepatan mesin agar tetap
konstan jika terjadi perubahan beban.
10
3. Power Piston
Berfungsi mengatur besarnya injeksi yang diberikan ke piston
pada berbagai jenis bukaan katup.
4. Compesanting Mechanism
Merupakan mekanisme yang terjadi pada saat penggantian
kecepatan, dimana terjadi perubahan posisi piston dan klep.
a. Fuel Control
Governor berfungsi sebagai pengontrol besar bukaan katup
minyak yang di supply ke mesin.
b. Diesel Engine
Dengan mesin beroperasi ,minyak dari sistem pemberian
minyak mesin disediakan untuk persneling pompa yang terlihat
pada gambar diatas. Kenaikan persneling pompa tekanan minyak
untuk nilai ditentukan oleh klep.
Tekanan minyak diatur pada kedua piston penyangga dan
tegangan di dua bidang penyangga sama. Tekanan minyak yang sama
pada sisi klep pilot terus menyampaikan minyak ke klep lain . Demikian
untuk sistim hidrolis di keseimbangan, dan konstan tetap kecepatan mesin.
Ketika pertambahan beban mesin, kecepatan mesin menurun. Penurunan
di kecepatan mesin akan dirasakan oleh box governor. Karena penurunan
tadi box governor menurunkan pengisap klep pilot. Gerakan naik servo-
motor pada piston akan terus dipancarkan dan pengangkat stasiun untuk
rak bahan bakar akan meningkatkan jumlah bahan bakar yang disuplai ke
dalam mesin. Gerakan naik piston dimampatkan oleh penyangga bagian atas
dan membebas tekanan di penyangga bagian bawah.
Sirkuit mesin lokomotif disel sebagai banyak yang diketik beda sirkuit
mulai dariukuran dan pabrikan mesin lokomotif diesel. Biasanya, mereka
dapat dimulai oleh kapal motor udara, kapal motor elektris, kapal motor
hidrolis, dan secara manual. Sirkuit start dapat buku sederhana start
pushbutton, atau komplek auto-startsirkuit. Tetapi hampir semua kasus
peristiwa mengikuti harus terjadi untuk mesin mulai untuk start. Tanda
start mengirim untuk motor mulai beroperasi elektris atau motor hidrolis,
11
akan melibatkan mesin roda gaya. Motor akan mulai memutar engkol mesin.
Mesin akan kemudian mempercepat ke kecepatan normal. Ketika motor
setater gear tambahan oleh motor berlari itu akan melepaskan roda
gaya.Sebab rely mesin lokomotif disel panas di tekanan untuk
menyalakan bahan bakar, mesin dingin dapat panas cukup mengambil
dari gas yang jatuh udara dimampatkan di bawah panas pengapian bahan
bakar
12
BAB III
METODOLOGI
3.1 PERALATAN
1. Seperangkat alat governor
Gambar8.AlatGovernor
2. Beban (3 variasi massa)
a. Massa 0,976 kg
Gambar9. Massa 0,976 kg
b. Massa 0,271 kg
Gambar10.Massa 0,271 kg
13
c. Massa 0,089 kg
Gambar11.Massa 0,089 kg
3. Tachometer
Berfungsi untuk mengukur kecepatan poros.
Gambar12. Tachometer
4. Mistar
Gambar13. Mistar
14
5. PengukurSleeve
Berfungsi untuk mengukur ketinggian sleeve yang bergerak keatas.
Gambar14. Pengukur Sleeve
6. Kunci 17
Berfungsi untuk membuka lengan governor.
Gambar15. Kunci 17
3.2 PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Pasanglah alat seperti pada gambar dibawah (dibantuasisten)
Gambar16.AlatUji Governor
15
2. Pasang beban pemberat (minimal 3 variasibeban)
3. Aturlah putaran motor dengan mengatur slide regulator. Untuk
setiamassa yang tetap ambillah 3 buah data putaran yang berbeda.
4. Ukurlah berapa pegas terdefleksi atau berapa tinggi sleeve bergerak
keatas.
5. Catatlah data pengujian.
6. Tentukanlah besar gaya-gaya setiap lengan governor sehingga diperoleh
hubungan gaya secara teoritik dan praktek antara gaya sentrifugal yang
ditimbulkan oleh putaran poros utama dengan gaya real pegas tertekan.
3.1 Asumsi-Asumsi
a. Gaya yang bekerja bersifat steady.
b. Batang berbentuk prismatik.
16
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 DATA
Tabel1. Data Perhitungan
4.2 PERHITUNGAN
4.2.1 Nilai Kekakuan Pegas (k)
Dapat dicari dengan rumus :
F kx
F
k
k
=
=
Dimana:
F = Gaya pada batang (N)
x = Perubahan panjang pegas(mm)
k = Nilai kekakuan pegas (N/mm)
Massa 0,976 kg
2
0, 976
0, 976 9,81 / 9, 575
m kg
F kg m s N
=
= =
Panjang pegas awal = 173mm
Panjang pegas akhir = 165mm
(173 165) 8 x mm mm = =
9, 575
1,197 /
8
N
k N mm
mm
= =
17
Massa 0,271 kg
2
0, 271
0, 271 9,81 / 2, 659
m kg
F kg m s N
=
= =
Panjang pegas awal = 173mm
Panjang pegas akhir = 170mm
(173 170) 3 x mm mm = =
2, 659
0,886 /
3
N
k N mm
mm
= =
Massa 0,089 kg
2
0, 089
0, 089 9,81 / 0,873
m kg
F kg m s N
=
= =
Panjang pegas awal = 173mm
Panjang pegas akhir = 172mm
(173 172) 1 x mm mm = =
0, 089
0,873 /
1
N
k N mm
mm
= =
4.2.2 Kecepatan Putar Poros Utama(rad/s)
Dapat dicari dengan rumus
2
60
n t
e =
Dimana :
e = Kecepatan putar poros utama(rad/s)
n = Putaran Poros(rpm)
Massa 0,976 kg
Untuk slide regulator 125 V
2 3,14 260
27, 227 /
60
rad s e
= =
Untuk slide regulator 150 V
2 3,14 434
45, 448 /
60
rad s e
= =
18
Massa 0,271 kg
Untuk slide regulator 125 V
2 3,14 276, 7
28, 976 /
60
rad s e
= =
Untuk slide regulator 150 V
2 3,14 385, 6
71, 796 /
60
rad s e
= =
Massa 0,089 kg
Untuk slide regulator 125 V
2 3,14 357, 6
37, 448 /
60
rad s e
= =
Untuk slide regulator 150 V
2 3,14 683, 3
71, 555 /
60
rad s e
= =
4.2.3 Rata- Rata Pemendekan Pegas(X
pemendekan
)
Dapat dihitung dengan rumus
125 150
2
v v
pemendekan
Sleeve Sleeve
X
+
=
Dimana :
X
pemendekan
= Rata-rata pemendekan pegas(mm)
Sleeve
125v
= Perubahan posisi pegas saat alat berputar untuk slide
regulator 125 V (mm)
Sleeve
150v
= Perubahan posisi pegas saat alat berputar untuk
slide regulator 150 V (mm)
Massa 0,976 kg
Untuk slide regulator 125 V
Sleeve = 61 mm
Untuk slide regulator 150 V
Sleeve = 89 mm
61 89
75
2
pemendekan
X mm
+
= =
19
Massa 0,271 kg
Untuk slide regulator 125 V
Sleeve = 32 mm
Untuk slide regulator 150 V
Sleeve = 53 mm
32 53
42, 5
2
pemendekan
X mm
+
= =
Massa 0,089 kg
Untuk slide regulator 125 V
Sleeve = 25 mm
Untuk slide regulator 150 V
Sleeve = 40 mm
25 40
32, 5
2
pemendekan
X mm
+
= =
4.2.4 Jarak flyball ke Sumbu Poros Utama(r)
Panjang poros dari sleeve ke puncak = 0,280 m
Massa 0,976 kg
Untuk slide regulator 125 V
Sleeve = 61 mm = 0,061 m
0, 280 0, 061 0,147 r m = =
Untuk slide regulator 150 V
Sleeve = 89 mm = 0,089 m
0, 280 0, 089 0,119 r m = =
Massa 0,271 kg
Untuk slide regulator 125 V
Sleeve = 32 mm = 0,032 m
0, 280 0, 032 0,176 r m = =
Untuk slide regulator 150 V
Sleeve = 53 mm = 0,053 m
0, 280 0, 053 0,155 r m = =
20
Massa 0,089 kg
Untuk slide regulator 125 V
Sleeve = 25 mm = 0,025 m
0, 280 0, 025 0,183 r m = =
Untuk slide regulator 150 V
Sleeve = 40 mm = 0,040 m
0, 280 0, 040 0,168 r m = =
4.2.5 Gaya Sentrifugal Secara Teoritis
Dapat dihitung dengan rumus :
pemendekan
F kX =
Dimana :
k = Kekakuan pegas (N/mm)
X
pemendekan
= Rata-rata pemendekan pegas(mm)
Massa 0,976 kg
1,197 75 89, 762 F N = =
Massa 0,271 kg
0,886 42, 5 37, 662 F N = =
Massa 0,089 kg
0,873 32, 5 28, 375 F N = =
4.2.6 Gaya Sentrifugal Secara Percobaan
Dapat dihitung dengan rumus:
2
s
F mre =
Dimana :
F
s
= Gaya sentrifugal(N)
m = Massa flyball (kg)
r = Jarak flyball ke sumbu poros utama(m)
e = Kecepatan putar poros utama(rad/s)
21
Massa 0,976 kg
Untuk slide regulator 125 V
( )
2
0, 976 0,147 27, 227 106, 358
s
F N = =
Untuk slide regulator 150 V
( )
2
0, 976 0,119 45, 448 239, 902
s
F N = =
Massa 0,271 kg
Untuk slide regulator 125 V
( )
2
0, 271 0,176 28, 976 40, 046
s
F N = =
Untuk slide regulator 150 V
( )
2
0, 271 0,155 71, 796 216, 521
s
F N = =
Massa 0,089 kg
Untuk slide regulator 125 V
( )
2
0, 089 0,183 37, 448 22,840
s
F N = =
Untuk slide regulator 150 V
( )
2
0, 089 0,168 71, 555 76, 556
s
F N = =
4.1 PEMBAHASAN
- Semakin besar massa yang diberi maka tinggi sleeve akan semakin
tinggi.
- Semakin besar massa yang diberi maka konstanta pegas akan
semakin besar.
- Semakin besar massa yang diberi maka gaya tekan pegas akan
semakin besar.
- Semakin besar massa yang diberi maka gaya sentrifugal akan
semakin besar.
- Semakin besar massa yang diberi maka rata-rata pemendekan
pegas akan semakin besar.
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari data hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa semakin besar
massa yang diberi maka tinggi sleeve, konstanta pegas,gaya tekan pegas,
gaya sentrifugal dan rata-rata pemendekan pegas akan semakin besar.
5.2 SARAN
- Lakukanlah percobaan dengan hati-hati. Terutama ketika mengukur
tinggi sleeve.
- Lakukan percobaan sesuai dengan arahan dari asisten.
- Lakukan perhitungan data dengan cermat karena sedikit saja
kesalahan dapat mempengaruhi nilai perhitungan yang lain.
- Setelah selesai melaukan percobaan, segera kembalikan alat-alat
yang telah dipinjam ketempat semula.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://yefrichan.wordpress.com/2011/02/14/pengertian-dan-kegunaan-governor/
Badri, Muftil.,Nazaruddin.2012.Panduan Praktikum Fenomena Dasar
Mesin.Pekanbaru.
http://iwansugiyarto.blogspot.com/2011/11/universal-governor.html