You are on page 1of 10

PENGARUH DISTRAKSI BONEKA TANGAN TERHADAP SKOR NYERI PADA BAYI USIA 9 BULAN YANG DIBERI IMUNISASI CAMPAK

Soemardini, Tony Suharsono, Siti Munawaroh ABSTRAK Imunisasi pada masa bayi merupakan tindakan yang menimbulkan trauma karena menyebabkan nyeri. Tehnik distraksi adalah salah satu tindakan non farmakologi untuk menurunkan nyeri pada bayi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh distraksi boneka tangan terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 bulan yang diberi imunisasi campak. Rancangan penelitian adalah pra eksperimen dengan pendekatan static grup comparison yaitu suatu rancangan penelitian yang menggunakan dua kelompok subyek diantaranya kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Sampel yaitu bayi usia 9 bulan yang dilakukan tindakan penyuntikan imunisasi campak yang terdiri dari 15 responden kelompok intervensi distraksi boneka tangan dan 15 responden kelompok kontrol. Pengukuran skor nyeri menggunakan alat pengkajian respon perilaku nyeri FLACC yaitu skala interval yang mencangkup lima kategori perilaku, yaitu face (ekspresi muka), leg (gerakan kaki), activity (aktivitas), cry (menangis), dan consolability (kemampuan dihibur). Data diambil pada tanggal 7 Mei 2013 sampai 11 Juni 2013 di Puskesmas Kendalsari Malang. Untuk membuktikan hipotesis penelitian, penulis menggunakan uji t (t-test) untuk mengetahui perbedaan mean dua kelompok data independent dan variable. Rata-rata skor nyeri pada kelompok control adalah 8,4 untuk 30 detik pertama dan 5,6 untuk 30 detik kedua. Rata-rata skor nyeri pada kelompok intervensi adalah 3,2 untuk 30 detik pertama dan 0,87 untuk 30 detik kedua. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh distraksi boneka tangan terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 bulan yang diberi imunisasi campak (p=0,000). Kata kunci: Bayi, Imunisasi, Nyeri, Distraksi, Boneka Tangan ABSTRACT Immunization in infants age is an action that impact an traumatic syndrome because it can be painful in infants. Distraction technique is one of non pharmalogical tools to reduce pain, especially in infants age. The aim of this research is to evaluate the effect of hand-doll distraction toward score of aged 9 month Measles-immunized infants. Design of research is pre-research with static group comparison approach, two subject groups were used, they were intervension group and control group. The samples were nine-age infants that vaccinated with measles vaccination. They consist of 15 intervension group respondents and 15 control group respondents. The measurement pain score used a response application form FLACC, they are interval scale that include 5 behaviours. They are face, leg, activity, cry, and consolability. The data taken in May 7th, 2013 until June 11th, 2013 at Puskesmas Kendalsari Malang. To prove the research hypothesis, t-test was used to know the differences between mean of two groups independent and variable. Average of control group pain score is 8,4 in first moment and 5,6 for 30 second moment. The score pains average of intervension are 3,2 for first moment and 0,87 for second moment. The result of this research indicates that there is an effect of using hand-doll toward pain score of 9-month infant during measles immunzation (p=0,000). Key words : Infants, Measles immunization, Pain, Distraction, hand-doll

PENDAHULUAN Kementerian Kesehatan menetapkan imunisasi sebagai upaya nyata Pemerintah untuk mencapai Millennium Development Goals Indikator (Universal (MDGs), angka khususnya kematian untuk anak. menurunkan anak

Pengalaman terhadap nyeri atau tindakan yang menyebabkan trauma pada harus diantisipasi dan dicegah sebanyak mungkin. Hal ini sejalan dengan filosofi keperawatan anak yaitu perawatan atraumatik yang bertujuan untuk mencegah dan meminimalkan nyeri atau cedera pada tubuh. Mengingat begitu besarnya berbagai manfaat upaya imunisasi, untuk maka menurunkan

keberhasilan Child

pelaksanaan desa/

imunisasi diukur dengan pencapaian UCI Immunization) kelurahan, yaitu minimal 80% bayi didesa/ kelurahan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Imunisasi dasar sangat penting diberikan sewaktu bayi (usia 0 11 bulan) untuk memberikan kekebalan dari Penyakit-Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).1 Program imunisasi untuk PD3I pada anak yang dicakup dalam PPI (Program Pengembangan Imunisasi) adalah satu kali imunisasi BCG, tiga kali imunisasi DPTHB, empat kali imuisasi polio, dan satu kali imunisasi campak. Hal ini berarti bahwa dalam satu tahun kehidupan pertamanya anak mendapatkan kurang lebih 9 kali suntikan. Tindakan pada tersebut
1

kecemasan orang tua dan meningkatkan cakupan dilakukan dengan menurunkan dampak dari imunisasi, khususnya nyeri.2 Bayi usia 9 bulan mengalami beberapa perkembangan motorik halus yaitu mulai mencari dan meraih benda kecil, bila diberi kubus mampu dan memindahkannya, mengambilnya,

mampu memegang dengan jari dan ibu jari. Perkembangan bahasa mulai mampu mengatakan papa mama yang belum spesifik, dapat mengucapkan 1-2 kata. Sedangkan, perkembangan adaptasi sosial dimulai kemampuan
3

bertepuk

tangan,

dapat

menyatakan Distraksi

keinginan, adalah

menirukan salah satu

menyebabkan rasa nyeri pada anak. Imunisasi masa

kegiatan orang lain.

anak-anak

merupakan tindakan yang menimbulkan trauma pada anak dan keluarga. Survey tentang tanggapan orang tua terhadap pengaruh tindakan menyuntik didapatkan bahwa orang demi tua melaporkan rela membayar menghindari tindakan

pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengalihkan fokus dan perhatian anak pada nyeri ke stimulus yang lain. Distraksi digunakan untuk memusatkan perhatian anak agar menjauhi rasa nyeri ataupun rasa sakit, dan distraksi pada anak dapat sangat efektif dalam mengurangi nyeri.2 Distraksi visual merupakan salah satu teknik distraksi yang efektif dalam pendekatan 2 pada anak. Cara yang

menyuntik yang dilakukan pada bayinya. Hal ini disebabkan oleh trauma yang dialami oleh anak berdampak juga terhadap orang tua dan keluarga.2

digunakan pada teknik ini adalah dengan mengalihkan perhatian pada hal-hal yang disukai seperti melihat pemandangan, gambar-gambar atau boneka. permainan yang diarahkan meliputi pengarahan yang lebih spesifik seperti memberikan boneka untuk alasan yang rasa terfokus ketakutan Boneka dapat anak tangan mengeksplorasi terhadap

terakhir

pada

bulan Sepember

2012-

Februari 2013 terdapat 420 anak yang diimunisasi. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa pada saat dilakukan tindakan imunisasi belum adanya penerapan manajemen nyeri dari perawat untuk meminimalkan nyeri pada bayi akibat tindakan penyuntikan. Campak adalah imunisasi yang dilakukan dengan metode penyuntikan melalui subkutan atau intramuskuler Pemberian dengan vaksin dosis 0,5 cc. campak

suntikan.

merupakan salah satu benda yang efektif dapat digunakan sebagai alat distraksi. Bentuknya yang lucu dan dapat digerakkan bebas oleh perawat yang dapat diarahkan dijadikan untuk permainan anak. 2,4 Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Family Practice menghasilkan stress-reducing-syringes mengurangi kebencian, efektif dalam dan ketakutan

direkomendasikan usia 9 bulan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh distraksi boneka tangan terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 bulan yang diberi imunisasi campak. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah pra eksperimen dengan pendekatan static grup comparison. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling sampel dengan metode 30 consecutive sampling. Dalam penelitian ini menggunakan berjumlah reponden. Sampel diambil dari semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan sampai jumlah subjek terpenuhi dalam kurun waktu tanggal 7 Mei 2013 sampai 11 Juni 2013. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah distraksi boneka tangan. Boneka tangan yang dipakai adalah dua boneka berbentuk hewan bebek dan kelinci yang lucu dan berwarna mencolok. Distraksi 3

mengalihkan rasa nyeri dan takut pada

kecemasan terhadap jarum suntik. Stressreducing-syringes adalah sebuah tehnik dengan menambahkan desain dekoratif atau stiker sebagai alat distraktif visual untuk peralatan medis sebelum prosedur dilakukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan 79% terhadap kebencian, 53% terhadap ketakutan dan 51% terhadap kecemasan pada jarum suntik.5 Puskesmas Lowokwaru Kota Kendalsari Malang adalah yang Puskesmas yang berada di Kecamatan mengadakan program imunisasi setiap hari Selasa. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 11 Februari 2012 data kunjungan imunisasi selama 6 bulan

dilakukan dengan melakukan permainan dialog antar dua boneka tentang dongeng lucu dua kisah hewan. Variabel terikat dari penelitian ini adalah skor nyeri akibat penyuntikan imunisasi campak sebagai hasil pemberian distraksi boneka tangan. Skor nyeri diukur dengan alat pengkajian nyeri FLACC. Alat pengkajian respon perilaku nyeri FLACC merupakan skala interval yang mencangkup lima kategori perilaku, yaitu face (ekspresi muka), leg (gerakan cry kaki), activity dan (aktivitas), (menangis),

Tabel 1 Skor Nyeri FLACC pada Bayi yang Diberikan Imunisasi Campak

Kelompok

Mean

SD

MinMax

95%CI

30 detik Kontrol

8,4

1,35 1,32 1,35

5-10 1-6 3-8 3,875,59 4,206,19

pertama Intervensi 3,2 30 detik Kontrol kedua 5,6

Dari hasil uji statistik pada tabel 1 maka dapat disimpulkan bahwa hasil analisis didapatkan rata-rata tingkat nyeri bayi saat penyuntikan imunisasi yang diukur menggunakan skala nyeri FLACC pada kelompok kontrol 30 detik pertama

consolability (kemampuan dihibur). Adapun rentang skornya adalah 0-2, dan setelah dijumlahkan maka skor total antara 0 (tidak nyeri) sampai 10 (nyeri berat). HASIL DATA Analisis Univariat Dari seluruh sampel, diperoleh data karakteristik dari 30 anak yang menjadi responden yaitu 46,66 % berjenis kelamin laki-laki dan 53,33 % berjenis kelamin perempuan. Karateristik berdasarkan umur diperoleh 100% umur menunjukan bahwa 9 bulan. Untuk responden Karakteristik berdasarkan jenis imunisasi semua (100%) diimunisasi campak, dan untuk lokasi penyuntikan 100% di suntik di area deltoideus. PENELITIAN DAN ANALISIS

adalah 8,4 dengan standart deviasi 1,35. Skala nyeri terendah setelah diintervensi adalah 5 dan tertinggi 30 adalah detik 10. Sedangkan untuk kedua

didapatkan rata-rata 5,6 dengan standart deviasi 1,35. Skala nyeri terendah setelah diintervensi adalah 3 dan tertinggi adalah 8. Sementara tingkat nyeri bayi itu hasil analisis kelompok intervensi menunjukkan rata-rata saat penyuntikan imunisasi yang diukur menggunakan skala nyeri FLACC adalah 3,2 untuk 30 detik pertama, dengan standar deviasi 1,32. Skala nyeri terendah setelah diintervensi adalah 1 dan tertinggi adalah 6. Sedangkan untuk 30 detik kedua diperoleh

rata-rata 0,87, dengan standar deviasi 0,92. 3. Analisis Bivariat Sebelum bivariat dilakukan analisis yang dilakukan uji normalitas Skala nyeri terendah setelah diintervensi adalah 0 dan tertinggi adalah alat

Tabel

menunjukkan nyeri

rata-rata pada

tingkat nyeri yang diukur menggunakan pengkajian FLACC responden kelompok kontrol adalah 8,4 dengan standar deviasi 1,35 untuk 30 detik pertama dan didapatkan rata-rata 5,6 dengan standar deviasi 1,35 untuk waktu 30 detik kedua. Sedangkan pada kelompok intervensi menunjukkan rata-rata 3,2 dengan standar deviasi1,32 dan untuk waktu 30 detik kedua menunjukkan ratarata 0,87 dengan standar deviasi 0,92. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000, berarti pada alpha 5% terlihat ada perbedaan yang signifikan yaitu rata-rata tingkat nyeri pada bayi yang diberi distraksi lebih rendah dibandingkan bayi yang tidak diberikan imunisasi. PEMBAHASAN Karakteristik Responden Responden kelompok kontrol distraksi saat penyuntikan

merupakan syarat mutlak uji t dependen maupun uji t independen. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogrov Smirnov yaitu uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Jika didapatkan signifikansi diatas 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku artinya distribusi data normal maka syarat untuk dilakukan uji t terpenuhi. Uji normalitas dilakukan untuk variabel numerik dalam hal ini meliputi intervensi kontrol. Pada penelitian ini uji normalitas didapatkan signifikansi diatas 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku artinya distribusi data normal. Selanjutnya dapat dilakukan uji bivariat menggunakan uji independen sample tTest. Tabel 2 Hasil Analisis Perbandingan Skor Nyeri Skala FLACC Kelompok 30 detik Kontrol Mean 8,4 SD 1,35 1,32 1,35 0,92 SE 0,35 0,34 0,35 0,24 0,000 5 PV 0,000 skala dan nyeri skala bayi nyeri kelompok kelompok

berjumlah 15 responden dan kelompok intervensi juga berjumlah 15 responden, seluruhnya berjumlah 30 responden. Perolehan responden seluruhnya berasal dari Puskesmas Kendalsari Kota Malang Provinsi Jawa Timur. Pengambilan responden didasarkan pada kriteria inklusi responden yang berkunjung ke Puskesmas dalam dasar. Pada penelitian ini setiap bayi yang diberi intervensi distraksi boneka tangan diukur skor nyerinya menggunakan alat ukur skala nyeri FLACC saat dilakukan rangka mendapatkan imunisasi

pertama Intervensi 3,2 30 detik Kontrol kedua 5,6

Intervensi 0,87

penyuntikan imunisasi. Rata-rata skor nyeri pada kelompok intervensi adalah untuk penghitungan 30 detik pertama adalah 3,2 dan untuk 30 detik kedua adalah 0,87. Sedangkan rata-rata skor nyeri tertinggi pada kelompok kontrol untuk penghitungan 30 detik pertama adalah 8,4 dan untuk 30 detik kedua adalah 5,6. Penelitian lain yang dilakukan Gedam DS at al. yang bertujuan untuk melihat pengaruh distraksi visual dengan film kartun terhadap skala nyeri anak saat dilakukan penyuntikan imunisasi dengan membandingkan kelompok intervensi dengan kelompok kontrol didapatkan hasil yaitu rata-rata skor nyeri pada kelompok intervensi adalah 3,65. Sedangkan ratarata skor nyeri pada kelompok kontrol adalah 6,20.
6

yang dapat

sama, disebut Menurut

maka

perbedaan pengaruh
7,8

hasil dari ada

penelitian

setelah

diberikan

intervensi

sebagai Prasetyo yang

intervensi yang diberikan. beberapa faktor

(2010)

mempengaruhi Gebyar jenis

persepsi nyeri diantaranya umur dan lokasi penyuntikan. imunisasi Menurut juga berpengaruh terhadap

tingkat nyeri pada bayi saat penyuntikan imunisasi. Sedangkan menurut penelitian Ismanto jenis kelamin tidak mempunyai kontribusi terhadap respon nyeri bayi yang dilakukan tindakan imunisasi.9 Berdasarkan pemaparan diatas, pada penelitian ini karakteristik responden untuk umur, jenis imunisasi dan lokasi penyuntikan dibuat sama yaitu umur 9 bulan (100%), jenis imunisasi campak (100%) dan lokasi (100%). penyuntikan Sehingga pada sifat Deltoideus

Hasil skor nyeri yang dihasilkan kelompok intervensi dari penelitian ini tidak berbeda dengan hasil penelitian dari Gedam DS at al. dimana rata-rata skor nyeri untuk kelompok intervensi adalah 3,65. Walaupun berbeda intervensi yang dibandingkan namun dapat disimpulkan bahwa distraksi mempunyai efek positif terhadap skor nyeri bayi yang dilakukan tindakan imunisasi.6 Menurut pendapat Polit dan Hungler, bahwa hasil penelitian dikatakan valid jika karakteristik responden tidak ada perbedaan Demikian dikemukakan bermakna juga oleh (homogen). yang pada pendapat Notoatmodjo,

responden yang diberikan dalam penelitian ini adalah sama, maka perbedaan hasil penelitian dapat setelah diberikan intervensi dari disebut sebagai pengaruh

intervensi yang diberikan. Perbedaan skor nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol Tingkat nyeri bayi saat penyuntikan imunisasi diukur menggunakan FLACC menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan yaitu rata-rata tingkat nyeri pada bayi yang diberikan distraksi boneka tangan lebih rendah dibandingkan bayi yang tidak diberikan distraksi boneka tangan, dengan nilai p value= 0,000. Hal ini 6

penelitian kuasi eksperimen jika pada awalnya kedua kelompok mempunyai sifat

menunjukkan bahwa pemberian distraksi boneka untuk tangan yang diberikan nyeri pada saat kelompok intervensi sangat bermanfaat menurunkan tingkat penyuntikan imunisasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian melakukan nyeri bayi Gedam yang DS at al. yang respon penelitian terhadap

(t=7,759, p<0,05) ini menandakan tehnik distraksi audio visual dengan mainan yang menghasilkan suara dan cahaya lebih efektif disbanding tehnik distraksi visual dengan film kartun dalam menurunkan nyeri pada anak saat imunisasi. Potter aktifitas seperti tubuh. dan Perry menjelaskan endogen, suatu bahwa alur saraf desenden mempunyai melepaskan endorphin opiate dan dinorfin ini

dilakukan

imunisasi

dengan membandingkan tiga intervensi yaitu kelompok pertama anak melihat dan bermain mainan yang menghasilkan suara dan cahaya sebagai distraksi audio dan visual, kelompok kedua anak melihat film kartun sebagai distraksi visual dan kelompok ketiga sebagai kelompok kontrol anak tidak diberikan distraksi pada saat imunisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata skor nyeri yang diukur dengan skala nyeri FLACC untuk
6

pembuluh nyeri alami yang berasal dari Neuromodulator dengan dan upaya menutup pertahanan konseling, merupakan menghambat placebo

pelepasan substansi P. tehnik distraksi, pemberian untuk melepaskan

endofrin. Endofrin adalah opiate endogen yang menyebabkan transmisi nyeri tidak sampai ke otak sehingga persepsi dan sensasi nyeri tidak dirasakan bayi saat dilakukan imunisasi.
10

kelompok

pertama yaitu 2,3, kelompok kedua yaitu 3,65 dan kelompok ketiga 5,3. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan skala nyeri pada kelompok pertama dan kelompok ketiga (t=18,29, p<0,05). Ini berarti teknik distraksi audio visual dari mainan yang menghasilkan suara dan cahaya efektif menurunkan nyeri pada anak saat imunisasi. Terdapat perbedaan yang signifikan skala nyeri pada kelompok kedua dan kelompok ketiga (t=9,93, p<0,05) ini berarti tehnik distraksi visual dengan film kartun efektif menurunkan nyeri pada pada saat imunisasi. pertama Terdapat kedua 7 perbedaan yang signifikan pula skala nyeri kelompok dan

tindakan

penyuntikan

Keterbatasan Penelitian Peneliti terdapat menyadari masih dan banyak keterbatasan kelemahan

yang sangat berpengaruh dalam hasil akhir penelitian ini. Dalam penelitian ini ada beberapa keterbatasan yaitu: 1. Peneliti kesulitan dalam mengelola perilaku orang tua selama tindakan imunisasi. Orangtua kelompok kontrol lebih terlihat cemas dan gelisah, hal ini dapat meningkatkan kecemasan dan nyeri pada bayi. 2. Pengukuran skor nyeri dengan lembar observasi skala nyeri FLACC dalam

penelitian ini hanya dilakukan oleh satu orang. Sehingga memungkinkan data dalam penelitian ini masih bersifat subjektif. PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan, hasil maka penelitian dapat dan ditarik

Dalam pemberian layanan kesehatan, khususnya pemberian tindakan keperawatan perlu adanya manajemen nyeri dan penerapan atraumatic care untuk memberikan kenyamanan bagi klien. Pemberian distraksi boneka tangan sebagai manajemen nyeri nonfarmakologi perlu disosialisasikan. 2) Bagi Institusi Pendidikan Penelitian informasi dalam penerapan ini bagi dapat profesi memberikan keperawatan dan Hasil care.

kesimpulan bahwa : 1) Terdapat pengaruh distraksi boneka tangan terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 bulan yang diberi imunisasi campak. 2) Rata-rata skor nyeri pada bayi usia 9 bulan yang diberi imunisasi campak tanpa dilakukan distraksi boneka tangan adalah 8,4 untuk 30 detik pertama dan 5,6 untuk 30 detik kedua. 3) Rata-rata skor nyeri pada bayi usia 9 bulan yang diberi imunisasi campak dengan dilakukan distraksi boneka tangan adalah 3,2 untuk 30 detik pertama dan 0,87 untuk 30 detik kedua. 4) Skor nyeri bayi yang diukur dengan skala nyeri FLACC pada saat

pemberian

kenyamanan

atraumatic

penelitian ini dapat memperkaya bahan bacaan tentang manajemen nyeri dalam memberikan asuhan keperawatan bagi klien anak. 3) Bagi Penelitian Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan penelitian kelompok selanjutnya yang diberikan dengan intervensi membandingkan hasil dari beberapa berbeda dalam menurunkan skor nyeri pada bayi yang dilakukan imunisasi. DAFTAR PUSTAKA 1. Ismanto, A.Y. (2011). Studi Komparatif Pemberian ASI dan Topikal Anastesi terhadap Respon nyeri Imunisasi Pada Bayi di Puskesmas Bahu Manado. Diakses tanggal 28 Januari 2013 dari http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/li bri2 2. Wong, D. L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, Schwartz., D., P. Wilkenstein, (2009). M. L., ajar Buku

penyuntikan imunisasi pada bayi usia 9 bulan yang diberikan distraksi boneka tangan lebih rendah dibandingkan pada bayi usia 9 bulan yang tidak diberikan distraksi boneka tangan. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis mencoba untuk menyampaikan beberapa saran, yaitu : 1) Bagi Pelayanan Kesehatan 8

keperawatan pediatric (edisi 6). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 3. Hidayat, Alimul. A. Aziz. (2005). Pengantar ilmu keperawatan anak 1. , Jakarta: Salemba Medika. 4. Soeparmin, Soesilo. (2010). Distraksi Sebagai Salah Satu Pendekatan yang Dilakukan Bali: Fakultas Dalam Mencapai Gigi

10. Potter, P. A. & Perry, A. G. (2006). Fundamental of Nursing (6 Ed.). St. Louis: Mosby Elsevier.

Telah disetujui oleh Pembimbing I

Keberhasilan Perawatan Gigi Anak. Kedokteran Universitas Mahasaraswati 5. Kettwich, Sharon C., et al. "Patients with needle phobia? Try stress-reducing medical devices." The Journal of Family Practice (2006): 697-700 6. Gedam, D. S., Verma, M., Patil, U., Gedam, S., (2013). Effect of Distraction Technique during Immunization to Reduce Behaviour Response Score (FLACC) to Pain in Toddler. J. Nepal Paediatr. Soc. Vol 33/ Issue 1. 7. Polit, D. F., Beck, C. T. & Hungler, B. P. (2001). Essentials of nursing Method, appraisal, Wilkins. 8. Notoatmodjo, Rineka Cipta 9. Ismanto, A.Y. (2011). Studi Komparatif Pemberian ASI dan Topikal Anastesi terhadap Respon nyeri Imunisasi Pada Bayi di Puskesmas Bahu Manado. Diakses tanggal 28 Januari 2013 dari http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/li bri2 2010. Metodologi penelitian kesehatan . Jakarta: PT and utilization (5th Ed.). & Philadelphia: Lippincott Williams dr.Soemardini, M.Pd NIP. 110446417

You might also like