You are on page 1of 24

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 1

Modul 13
Proyeksi Peta
13.1 Pengertian Proyeksi Peta Persoalan ditemui dalam upaya menggambarkan garis yang nampak lurus pada muka lengkungan bumi ke bidang datar peta. Bila cakupan daerah pengukuran dan penggambaran tidak terlalu luas, seperti halnya dalam ilmu ukur tanah (plane surveying) yang muka lengkungan bumi bisa dianggap datar maka tidak ditemui perbedaan yang berarti antara unsur di muka bumi dan gambarannya di peta. Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Dalam proyeksi peta diupayakan sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta. Bentuk bumi bukanlah bola tetapi lebih menyerupai ellips 3 dimensi atau ellipsoid. Istilah ini sinonim dengan istilah spheroid yang digunakan untuk menyatakan bentuk bumi. Karena bumi tidak uni orm, maka digunakan istilah geoid untuk menyatakan bentuk bumi yang menyerupai ellipsoid tetapi dengan bentuk muka yang sangat tidak beraturan. !ntuk menghindari kompleksitas model matematik geoid, maka dipilih model ellipsoid terbaik pada daerah pemetaan, yaitu yang penyimpangannya terkecil terhadap geoid. WGS-84 (World Geodetic System) dan GRS-1980 (Geodetic Reference System) adalah ellipsoid terbaik untuk keseluruhan geoid. Penyimpangan terbesar antara geoid dengan ellipsoid "#$-%& adalah '( m di atas dan )(( m di ba*ah-nya. Bila ukuran sumbu pan+ang ellipsoid "#$-%& adalah ' 3,% )3, m dengan kegepengan )-./%..0,, maka rasio penyimpangan terbesar ini adalah ) - )(( (((. Indonesia, seperti halnya negara lainnya, menggunakan ukuran ellipsoid ini untuk pengukuran dan pemetaan di Indonesia.

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 2

"#$-%& 3diatur, diimpitkan3 sedemikian rupa diperoleh penyimpangan terkecil di ka*asan 4usantara 5I. 6itik impit "#$-%& dengan geoid di Indonesia dikenal sebagai datum Padang (datum geodesi relati ) yang digunakan sebagai titik re erence dalam pemetaan nasional. $ebelumnya +uga dikenal datum Genuk di daerah sekitar $emarang untuk pemetaan yang dibuat Belanda. 2enggunakan 75 yang sama 8 "#$ %&, se+ak )//0 pemetaan nasional di Indonesia menggunakan datum geodesi absolut. #GN-$%. Dalam sistem datum absolut ini, pusat 75 berimpit dengan pusat masa bumi. !ntuk memudahkan rekonstruksi proyeksi peta dari titik di muka bumi maka digunakan model spheroid dengan 9olume yang sama dengan spheroid terbaik. 5ekonstruksi proyeksi peta yang baik adalah yang bisa meminimkan distorsi dalam hal: luas, bentuk, arah dan +arak. Dalam praktek tak ada satupun sistem proyeksi peta yang bisa menghasilkan peta dengan keempat aktor luas, bentuk, arah dan +arak tidak mengalami distorsi. !paya mempertahan salah satu unsur berakibat ter+adinya distorsi pada unsur yang lain. $istem proyeksi peta dibuat untuk mereduksi sekecil mungkin distorsi tersebut dengan:

2embagi daerah yang dipetakan men+adi bagian-bagian yang tidak terlalu luas, dan 2enggunakan bidang peta berupa bidang datar atau bidang yang dapat didatarkan tanpa mengalami distorsi seperti bidang kerucut dan bidang silinder. Kebanyakan orang enggan untuk berpindah atau ganti dari satu sistem proyeksi peta ke sistem proyeksi peta yang lain. 4amun dengan berkembang ma+unya teknologi komputer dan komunikasi dengan terapannya dalam bidang pemetaan, seperti #P$ dan #I$, maka perpindahan sistem proyeksi merupakan hal yang penting dan untuk diker+akan.

13.& !'('an )an *ara Proyeksi Peta $istem Proyeksi Peta dibuat dan dipilih untuk:

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 3

2enyatakan posisi titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang datar yang nantinya bisa digunakan untuk perhitungan +arak dan arah antar titik.

2enya+ikan secara gra is titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang datar yang selan+utnya bisa digunakan untuk membantu studi dan pengambilan keputusan berkaitan dengan topogra i, iklim, 9egetasi, hunian dan lain-lainnya yang umumnya berkaitan dengan ruang yang luas. ;ara proyeksi peta bisa dipilah sebagai:

Proyeksi +angs'ng (direct projection): Dari ellipsoid langsung ke bidang proyeksi. Proyeksi ti)ak +angs'ng (double projection): Proyeksi dilakukan menggunakan 3bidang3 antara, ellipsoid ke bola dan dari bola ke bidang proyeksi.

Pemilihan sistem proyeksi peta ditentukan berdasarkan pada:

;iri-ciri tertentu atau asli yang ingin dipertahankan sesuai dengan tu+uan pembuatan - pemakaian peta, !kuran dan bentuk daerah yang akan dipetakan, <etak daerah yang akan dipetakan.

1&.3 Pe,-agian Siste, Proyeksi Peta $ecara garis besar sistem proyeksi peta bisa dikelompokkan berdasarkan pertimbangan ekstrinsik dan intrinsik. 13.3.1 Perti,-angan .kstrinsik/ Bidang proyeksi yang digunakan:

Proyeksi a0i,'ta+ 1 0enita+: Bidang proyeksi bidang datar. Proyeksi ker'2't: Bidang proyeksi bidang selimut kerucut. Proyeksi si+in)er: Bidang proyeksi bidang selimut silinder. IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB


Persinggungan bidang proyeksi dengan bola bumi:

Modul 13 - 4

Proyeksi !angen: Bidang proyeksi bersinggungan dengan bola bumi. Proyeksi Se2ant: Bidang Proyeksi berpotongan dengan bola bumi. Proyeksi 3Po+ys'4er5i2ia+3: Banyak bidang proyeksi Posisi sumbu simetri bidang proyeksi terhadap sumbu bumi/

Proyeksi Nor,a+: $umbu simetri bidang proyeksi berimpit dengan sumbu bola bumi. Proyeksi Miring: $umbu simetri bidang proyeksi miring terhadap sumbu bola bumi. Proyeksi !ra6ersa+: $umbu simetri bidang proyeksi = terhadap sumbu bola bumi.

13.3.& Perti,-angan Intrinsik/ Sifat asli yang dipertahankan/

Proyeksi .k'i6a+en: <uas daerah dipertahankan: luas pada peta setelah disesuikan dengan skala peta > luas di asli pada muka bumi.

Proyeksi

on5or,: Bentuk daerah dipertahankan, sehingga sudut-sudut pada

peta dipertahankan sama dengan sudut-sudut di muka bumi.

Proyeksi .k'i)istan: ?arak antar titik di peta setelah disesuaikan dengan skala peta sama dengan +arak asli di muka bumi. Cara penurunan peta:

Proyeksi Geo,etris: Proyeksi perspekti atau proyeksi sentral. Proyeksi Mate,atis: $emuanya diperoleh dengan hitungan matematis. Proyeksi Se,i Geo,etris: $ebagian peta diperoleh dengan cara proyeksi dan sebagian lainnya diperoleh dengan cara matematis.

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB


!a-e+ 13.1/ Kelas proyeksi peta

Modul 13 - 5

KELAS

1. Bid. Proyeksi Pertimbangan EKSTRINSIK

Bid. Datar

Bid. Kerucut

Bid. Silinder

2. Persinggungan

Tangent

Secant

Polysuperficial

3. Posisi

Normal

Oblique/Miring

Trans ersal

4. Sifat Pertimbangan INTRINSIK 5. Generasi

!"uidistan

!"ui alen

Konform

#eometris

Matematis

Semi #eometris

Pertimbangan dalam pemilihan proyeksi peta untuk pembuatan peta skala besar adalah:

Distorsi pada peta berada pada batas-batas kesalahan gra is $ebanyak mungkin lembar peta yang bisa digabungkan Perhitungan plotting setiap lembar sesederhana mungkin Plotting manual bisa dibuat dengan cara semudah-mudahnya 2enggunakan titik-titik kontrol sehingga posisinya segera bisa diplot.

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 6

Ga,-ar 13.1/ ?enis bidang proyeksi dan kedudukannya terhadap bidang datum 13.4 Peristi+a7an #a+a, Proyeksi Peta Beberapa ketentuan yang berhubungan dengan pemodelan bumi sebagai spheroid adalah: a. 2eridian dan meridian utama b. Paralel dan paralel 4@< atau ekuator.

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 7

c. Bu+ur (+ongit')e - + ), Bu+ur Barat ((A - )%(A BB) dan Bu+ur 6imur ((A - )%(A B6) d. <intang ( +atit')e - l ), <intang !tara ((A -/(A <!) dan <intang $elatan ((A 8/(A <$)

Ga,-ar 13.&/ Bumi sebagai spheroid. 1 !"!1 #idang $atum $an #idang Proyeksi%

Bidang datum adalah bidang yang akan digunakan untuk memproyeksikan titiktitik yang diketahui koordinatnya (+ ,l ). Bidang proyeksi adalah bidang yang akan digunakan untuk memproyeksikan titik-titik yang diketahui koordinatnya (&,').

1 !"!( )llipsoid% a. $umbu pan+ang (a) dan sumbu pendek (*) b. Kegepengan ( lattening ) - > (a - b)-b

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 8

Ga,-ar 13.3/ #eometri elipsoid. c. #aris geodesic adalah kur9a terpendek yang menghubungkan dua titik pada permukaan elipsoid. d. #aris @rthodrome adalah proyeksi garis geodesic pada bidang proyeksi. e. #aris <oBodrome ( 5humbline) adalah garis (kur9a) yang menghubungkan titik-titik dengan aCimuth a yang tetap.

Ga,-ar 13.4/ 5humbline atau loBodrome menghubungkan titik-titik dengan aCimuth yang tetap.

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 9

Ga,-ar 13.%/ orthodrome dan loBodrome pada proyeksi gnomonis dan proyeksi mercator. 13.% Proyeksi Po+ye)er $istem proyeksi er'2't8 Nor,a+8 !angent dan on5or,

Ga,-ar 13.9/ Proyeksi kerucut: bidang datum dan bidang proyeksi.

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 10

Ga,-ar 13.:/ Proyeksi polyeder: bidang datum dan bidang proyeksi. Digunakan untuk daerah .(D B .(D ( 3, km B 3, km ), sehingga bisa memperkecil distorsi. Bumi dibagi dalam +alur-+alur yang dibatasi oleh dua garis paralel dengan lintang sebesar .(D atau tiap +alur selebar .(D diproyeksikan pada kerucut tersendiri. Bidang kerucut menyinggung pada garis paralel tengah yang merupakan paralel baku - k > ). 2eridian tergambar sebagai garis lurus yang kon9ergen ke arah kutub, ke arah K! untuk daerah di sebelah utara ekuator dan ke arah K$ untuk daerah di selatan ekuator. Paralel-paralel tergambar sebagai lingkaran konsentris. !ntuk +arak-+arak kurang dari 3( km, koreksi +urusan kecil sekali sehingga bisa diabaikan. Kon9ergensi meridian di tepi bagian dera+at di *ilayah Indonesia maksimum ).,0D.

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 11

Ga,-ar 13.8/ <embar proyeksi peta polyeder di bagian lintang utara dan lintang selatan

Ga,-ar 13.$/ Kon9ergensi meridian pada proyeksi polyeder. $ecara praktis, pada ka*asan .(D B .(D, +arak hasil ukuran di muka bumi dan +arak lurusnya di bidang proyeksi mendekati sama atau bisa dianggap sama. Proyeksi polyeder di Indonesia digunakan untuk pemetaan topogra i dengan cakupan: $4; 4< #+ - 141; #+, yang )i-agi sa,a tia4 &<= atau men+adi 13$ -agian, 11; ,S - 9; ,-, yang diabgi tia4 &<= atau men+adi %1 -agian. Penomoran dari barat ke timur: ), ., 3, ... , )3/,

dan penomoran dari <! ke <$: I, II, III, ... , <I. Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB


13.%.1 Penera4an Proyeksi Po+ye)er )i In)onesia Sistem Penomoran #agian $era.at Proyeksi Polyeder

Modul 13 - 12

Peta dengan proyeksi Polyeder dibuat di Indonesia se+ak sebelum Perang Dunia II, meliputi peta-peta di pulau ?a*a, Bali dan $ula*esi. "ilayah Indonesia dengan /& &(D B6 - )&) B6 dan ' <! - )) <$ dibagi dalam )3/ B <I bagian dera+at, masing-masing .(D B .(D. 6ergantung pada skala peta, tiap lembar bisa dibagi lagi dalam bagian yang lebih kecil. Cara Menghitung Pojok Lembar Peta Proyeksi Polyeder $etiap bagian dera+at mempunyai sistem koordinat masing-masing. $umbu & berimpit dengan meridian tengah dan sumbu ' tegak lurus sumbu & di titik tengah bagian dera+atnya. $ehingga titik tengah setiap bagian dera+at mempunyai koordinat /. Koordinat titik-titik lain seperti titik triangualsi dan titik po+ok lembar peta dihitung dari titik pusat bagian dera+at masin-masing bagian dera+at. Koordinat titik-titik sudut (titik po+ok) geogra is lembar peta dihitung berdasarkan skala peta, misal ) : )(( (((, ) : 0( (((, ) : .0 ((( dan ) : 0 (((. Pada skala ) :0( (((, satu bagian dera+at proyeksi polyeder (.(D B .(D) tergambar dalam & lembar peta dengan penomoran lembar A, >, * dan #. $umbu ' adalah meridian tengah dan sumbu & adalah garis tegak lurus sumbu ' yang melalui perpotongan meridian tengah dan paralel tengah. $etiap lembar peta mempunyai sistem sumbu koordinat yang melalui titik tengah lembar dan se+a+ar sumbu &,' dari sistem koordinat bagian dera+at.

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB


13.%.& e'nt'ngan )an er'gian Siste, Proyeksi Po+ye)er

Modul 13 - 13

e'nt'ngan 4royeksi 4o+ye)er: Kareana perubahan +arak dan sudut pada satu bagian dera+at .(D B .(D, sekitar 3, km B 3, km bisa diabaikan, maka proykesi ini baik untuk digunakan pada pemetaan teknis skala besar. er'gian 4royeksi 4o+ye)er: a. !ntuk pemetaan daerah luas harus sering pindah bagian dera+at, memerlukan tran ormasi koordinat, b. #rid kurang praktis karena dinyatakan dalam kilometer ikti , c. 6idak praktis untuk peta skala kecil dengan cakupan luas, d. Kesalahan arah maksimum )0 m untuk +arak )0 km. 13.9 Proyeksi Uni6ersa+ !ra6erse Mer2ator ? U!M @/ !62 merupakan sistem proyeksi Silinder, 0onform, Secant, +ransversal Ketentuan selan+utnya:

Bidang silinder memotong bola bumi pada dua buah meridian yang disebut meridian standar dengan aktor skala ). <ebar Cone 'A dihitung dari )%(A BB dengan nomor Cone ) hingga ke )%(A B6 dengan nomor Cone '(. 6iap Cone mempunyai meridian tengah sendiri Perbesaran di meridian tengah > (.///' Batas paralel tepi atas dan tepi ba*ah adalah %&A <! dan %(A <$. Pada Ga,-ar 13.1< berikut ditun+ukkan perpotongan silinder terhadap bola bumi dan gambar EFG menu+ukkan penggambaran proyeksi dari bidang datum ke bidang proyeksi.

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 14

Ga,-ar 13.1</ Kedudukan bidang proyeksi silinder terhadap bola bumi pada proyeksi !62

Ga,-ar 13.11/ Proyeksi dari bidang datum ke bidang proyeksi.

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 15

Ga,-ar 13.1&/ Pembagian Cone global pada proyeksi !62. Pada kedua gambar tersebut, ekuator tergambar sebagai garis lurus dan meridian-meridian tergambar sedikit melengkung. Karena proyeksi !62 bersi at kon orm, maka paralel-paralel +uga tergambar agak melengkung sehingga perpotongannya dengan meridian membentuk sudut siku. 7kuator tergambar sebagai garis lurus dan dipotong tegak lurus oleh proyeksi meridian tengah yang +uga terproyeksi sebagai garis lurus melalui titik H dan HI. Kedua garis ini digunakan sebagai sumbu sistem koordinat (&8') proyeksi pada setip Cone. $istem grid pada proyeksi !62 terdiri dari garis lurus yang se+a+ar meridian tengah. <ingkaran tempat perpotongan silinder dengan bola bumi tergambar sebagai garis lurus. Pada daerah I, A, II dan III, AI, IA gambar proyeksi mengalami pengecilan, sedangkan pada daerah IA, II>, III* dan IA# mengalami perbesaran. #aris tebal dan garis putusputus pada gambar menun+ukkan proyeksi lingkaran-lingkaran melalui I, II, III dan IA yang tidak mengalami distorsi setelah proyeksi. Notasi siste, 4royeksi U!M/

<

<intang, positi ke utara katulisti*a

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 16

,= # #= i d, d# d* -= += -

<intang titik kaki pada 2eridian 6engah Bu+ur, positi ke timur 2eridian #reen*ich Bu+ur 2eridian 6engah $ubskrip untuk menun+ukkan nomor urutan titik ,i - ,i-1 #i - #i-1 # - #= , beda bu+ur dihitung dari 2eridian 6engah. ?arak grid suatu titik diukur dari katulisti*a ?arak grid suatu titik diukur dari 2eridian 6engah. @rdinat grid suatu titik, +ika titik di sebelah utara katulisti*a, - B -= , +ika titik di sebelah selatan katulisti*a, - B 1< <<< <<< - -= ,

1bsis grid suatu titik, +ika titik di sebelah timur 2eridian 6engah, + B %<< <<< C += ,8 +ika titik di sebelah barat 2eridian 6engah, + B %<< <<< - += ,.

18 2 3

?ari-+ari kelengkungan bidang normal dan +ari-+ari kelengkungan bidang meridian. 1Cimuth geodesi, adalah sudut antara meridian spheroid dan garis geodesik searah +arum +amdari utara sebenarnya sampai 3'( .

3g

1Cimuth grid8 adalah sudut antara utara grid dan garis geodesik searah +arum +amdari utara sebenarnya sampai 3'( .

3s

$udut +urusan grid, adalah sudut antara utara grid dan garis penghubung lurus . titik searah +arum +am sampai 3'( .

0g 0,

Kon9ergensi grid, adalah sudut antara aCimuth geodesi dan aCimuth grid. Kon9ergensi meridian adalah perubahan aCimuth dari garis geodesi antara dua IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 17

titik di spheroid. 1Cimuth belakang > 1Cimuth muka I Kon9ergensi meridian )%( 3&-1 B 31-& C 0, 18< . 0n $udut kelengkungan garis adalah perubahan aCimuth grid antara . titik pada busur. 3g i-1 B 3g i C 0 n 18< . tmt Koreksi kelengkungan busur, adalah sudut antara busur dan garis lurus (arc-tochord). 3s B 3g C tmt B 3 C 0g C tmt s ?arak spheroid > +arak di atas spheroid sepan+ang garis geodesi atau sepan+ang irisan normal busur. S ?arak grid adalah pan+ang busur sebagai proyeksi dari +arak geodesi (+arak di spheroid) $ ?arak di bidang datar, yaitu garis penghubung lurus antara dua titik di bidang datar. m a8 * e& e=& k< k 0 Pan+ang meridian pada spheroid dihitung dari katulisti*a. $etengah sumbu pan+ang dan sumbu pendek ellipsoid 7ksentrisitas ellipsoid > (a. - b.)-a. 7ksentrisitas kedua > (a. - b.)-b. 1ngka perbesaran ( aktor skala) pada meridian tengah > (.///'. 1ngka perbesaran titik di sembarang tempat. 1ngka perbesaran garis di sembarang tempat. 0onvergensi 2eridian% .

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 18

Ga,-ar 13.13: Kon9ergensi 2eridian pada proyeksi !62 13.9.1 Uk'ran Le,-ar Peta )an *ara Meng7it'ng !itik S')'t Le,-ar Peta U!M S's'nan Siste, oor)inat

!kuran satu lembar bagian dera+at adalah 'A arah meridian %A arah paralel ( 9; D 8; ) atau sekitar (99% km D 88% km). Pusat koordinat tiap bagian lembar dera+at adalah perpotongan meridian tengah dengan 3paralel3 tengah. 1bsis dan ordinat semu di ((,() adalah I 0(( ((( m, dan I ( m untuk *ilayah di sebelah utara ekuator atau I )( ((( ((( m untuk *ilayah di sebelah selatan ekuator. Ga,-ar 13.14 dan )3.1% menun+ukkan sistem koordinat dan aktor skala pada setiap lembar peta. Perhatikan pada absis antara 3.( ((( m 8 0(( ((( m dan '%( ((( m 8 0(( ((( m ter+adi pengecilan aktor skala dari ) ke (.///'. $edangkan pada selang diluar kedua daerah ini ter+adi perbesaran aktor skala. 2isalnya, pada tepi Cone atau sekitar 3(( km di sebelah barat dan timur meriadian tengah, untuk +arak ) ((( m pada meridian tengah akan tergambar ).((( (,( B ) ((( m > ) (((.,( m, atau ter+adi distorsi sekitar ,( cm - ) ((( m.

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 19

Ga,-ar 13.14/ $istem koordinat proyeksi peta !62.

Ga,-ar 13.1%/ #ra ik aktor skala proyeksi peta !62. ,em*ar Peta -+2 Glo*al

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 20

Penomoran setiap lembar bujur 9; dari 18<; ## 8 18<; #+ menggunakan angka Arab 1 8 9<. Penomoran setiap lembar arah paralel 8<; ,S E 84; ,- menggunakan huru latin besar dimulai dengan huru 4 dan berakhir huru & dengan tidak menggunakan huruf 5 dan /. $elang seragam setiap 8; mulai 8<; ,S E :&; ,- atau 4 E W. 2enggunakan cara penomoran seperti itu, secara global pada proyeksi !62, *ilayah Indonesia di mulai pada Cone &' dengan meridian sentral /3A B6 dan berakhir pada Cone 0& dengan meridian sentral )&)A B6, serta & satuan arah lintang, yaitu <, 2, 4 dan P dimulai dari )0A <$ 8 )(A <!. ,em*ar Peta -+2 Skala 1 % ("0 000 di 5ndonesia a. !kuran 1 +e,-ar 4eta ska+a 1 / &%< <<< adalah 1 F; D 1; . $ehingga untuk satu bagian dera+at 'A B %A terbagi dalam & B % > 3. lembar. b. Angka Ara- 1 - 31 untuk penomoran bagian lembar setia4 1 F; pada arah $4F; #+ E 141; #+. c. Angka Ro,aGi I E HAII untuk penomoran bagian lembar setia4 1; pada arah 9; ,- E 11; ,S. ,em*ar Peta -+2 Skala 1 % 100 000 di 5ndonesia a. !kuran 1 +e,-ar 4eta ska+a 1 / 1<< <<< adalah 3<I D 3<I. b. $atu lembar peta skala ) : .0( ((( dibagi men+adi ' bagian lembar peta skala ) : )(( (((. c. Angka Ara- 1 E $4 untuk penomoran bagian lembar setia4 3<I pada arah $4; #+ E 141; #+. d. Angka Ara- 1 - 39 untuk penomoran bagian lembar setia4 3<I pada arah 9; ,- E 1&; ,S. ,em*ar Peta -+2 Skala 1 % "0 000di 5ndonesia Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 21

a. !kuran 1 +e,-ar 4eta ska+a 1 / %< <<< adalah 1%I D 1%I. b. $atu lembar peta skala ) : )(( ((( dibagi men+adi & bagian lembar peta skala ) : 0( (((. c. Penomoran menggunakan angka Ro,aGi I8 II8 III )an IA dimulai dari po+ok kanan atas searah +arum +am. ,em*ar Peta -+2 Skala 1 % (" 000 di 5ndonesia a. !kuran 1 +e,-ar 4eta ska+a 1 / &% <<< adalah : F I D : F I. b. $atu lembar peta skala ) : 0( ((( dibagi men+adi & bagian lembar peta skala ) : .0 (((. c. Penomoran menggunakan 7'r'5 +atin ke2i+ a8 -8 2 dan ) dimulai dari po+ok kanan atas searah +arum +am. 13.9.& e-aikan Proyeksi U!M a. Proyeksi simetris selebar 'A untuk setiap Cone, b. 6rans ormasi koordinat dari Cone ke Cone dapat diker+akan dengan rumus yang sama untuk setiap Cone di seluruh dunia, c. Distorsi berkisar antara - &( cm - ) ((( m dan ,( cm - ) ((( m. 13.: Proyeksi !M-3 $istem proyeksi peta 62-3A adalah sistem proyeksi !ni9ersal 6ran9erse 2ercator dengan ketentuan aktor skala di meridian sentral > (.//// dan lebar Cone > 3A . $istem proyeksi ini, se+ak tahun )//, digunakan oleh bekas Badan Pertanahan 4asional (BP4) sebagai sistem koordinat nasional menggunakan datum absolut D#4-/0. Penomoran lem*ar peta% Penomoran Cone sistem proyeksi 62-3 berbasis nomor Coner !62 &' 8 0&.

No,or Zone

>'('r Meri)ian Sentra+

Meri)ian >atas Zone

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 22

? >< @ &'.. &,.) &,.. &%.) &%.. &/.) &/.. 0(.) 0(.. 0).) 0).. 0..) 0... 03.) 03.. 0&.) /&A 3(J /, 3( )(( .( )(3 3( )(' 3( )(/ 3( )). 3( ))0 3( ))% 3( ).) 3( ).& 3( )., 3( )3( 3( )33 3( )3' 3( )3/ 3(

>arat /3A /' // )(. )(0 )(% ))) ))& )), ).( ).3 ).' )./ )3. )30 )3%

!i,'r /'A // )(. )(0 )(% ))) ))& )), ).( ).3 ).' )./ )3. )30 )3% )&)

0etentuan sistem proyeksi peta +2- 6 % a. Proyeksi : 62 dengan lebar Cone 3A Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB


b. $umbu pertama (F) : 2eridian sentral dari setiap Cone c. $umbu kedua (E) : 7kuator d. $atuan : 2eter e. 1bsis semu (6) : .(( ((( meter I E . @rdinat semu (!) : ) 0(( ((( meter I F g. Kaktor skala pada meridian sentral : (.//// Peratanyaan )an Soa+ Lati7an

Modul 13 - 23

). Buat perbandingan antara sistem proyeksi Polyeder dan !62. .. Pada a*al pemetaan di Indonesia, pernah digunakan titik ('A <$, )('A &%J .,.,/JJ B6) sebagai titik pangkal koordinat. Litung posisi titik ini dalam lembar peta: Polyeder, !62 dan 623 pada bergaia skala yang anda ketahui. Rangk',an $istem proyeksi peta dipilih untuk menggambarkan rupa bumi tiga dimensi ke muka bidang datar atau bidang yang dapat didatarkan dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. 6ak ada satu sistem proyeksi peta-pun yang mampu memproyeksikan ke bidang datar bentuk, luas dan +arak rupa bumi sama persis tanpa distorsi. $istem proyeksi peta yang sekarang umum digunakan adalah !62. Di Indonesia, !62 dimodi ikasi dengan membagi lembar peta !62 men+adi (3 B 3). $istem proyeksi peta !62 digunakan oleh B1K@$!56141< untuk ?K#4 @rde ( dan ), sedangkan 623 digunakan oleh eks Badan Pertanahan 4asional untuk ?K#4 @rde . dan 3. Peta topogra i Indonesia buatan Belanda menggunakan sistem proyeksi Polyeder. #a5tar P'staka ). 1ryono Prihandito, ()/%%), Proyeksi Peta, Penerbit Kanisius, Fogyakarta.

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP-UMB

Modul 13 - 24

.. $osrodarsono, $. dan 6akasaki, 2. (7ditor), ()/%3), Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan, P6 Pradnya Paramita, ?akarta, Bab '. 3. KBK Pemetaan $istematik dan 5ekayasa, ()//,), Buku Petunjuk

Penggunaan Proyeksi TM-

!alam Pengukuran dan Pemetaan "adastral ,

?urusan 6eknik #eodesi K6$P I6B, Bandung.

Pusat Pengembangan Bahan 1+ar - !2B

IR. ZAINAL ARIFIN ILMU U UR !ANA"

You might also like