Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
JUARDI LUBIS
NIM : 07/262247/PTK/4480
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan berkat sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan judul Pemanfaatan
Tongkol Jagung Sebagai Bahan Baku Pembuatan Papan Partikel ini diselesaikan.
Penulisan tesis ini ditujukan untuk memenuhi syarat akademik dalam
menempuh pendidikan S-2 Magister Sistem Teknik, Konsentrasi Teknologi
Industri Kecil, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini terlaksana atas dukungan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas
segala dukungan, bantuan, bimbingan dan pengarahan yang telah diberikan
kepada penulis. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada yang
terhormat :
1. Dr. Ing. Ir. Agus Maryono selaku Ketua Program Studi Magister Sistem
Teknik, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
2. Ir. Supranto, M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Konsentrasi Teknologi Industri
Kecil dan Menengah, Magister Sistem Teknik, Fakultas Teknik,
Universitas Gadjah Mada.
3. Dr. Eng. Iman Haryanto, ST.MT selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan masukan, motivasi, dan bimbingan.
4. Ir. Subagio, M.Sc selaku Pembimbing Pendamping
memberikan arahan dan bimbingan.
iv
yang telah
Penulis,
Juardi Lubis
vi
DAFTAR ISI
Index
Halaman
ii
PERNYATAAN................................................................................................
iii
iv
vii
ix
xi
xii
ARTI LAMBANG...........................................................................................
xiii
DAFTAR ISTILAH........................................................................................
xiv
ABSTRAK .......................................................................................................
xv
BAB I.
PENDAHULUAN ...........................................................................
2.1.3.
16
2.1.4.
Pengempaan................................................................................
22
2.2.
Landasan Teori............................................................................
23
2.2.1.
23
2.2.2.
vii
2.2.3.
Uji Tarik.......................................................................................
26
2.2.4.
28
30
30
32
32
32
33
38
39
41
41
42
46
47
47
48
4.2.1. Kerapatan........................................................................................
48
51
52
54
57
59
62
62
5.2. Saran..................................................................................................
63
64
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Index
Halaman
Tabel 2.1.
Tabel 3.1.
38
48
Tabel 4.2.
49
Tabel 4.3
50
50
50
Tabel 4.6
51
Tabel 4.7.
52
52
52
Tabel 4.10.
53
Tabel 4.11.
54
54
54
Tabel 4.1.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5
Tabel 4.8.
Tabel 4.9.
Tabel 4.12.
Tabel 4.13.
ix
Tabel 4.14.
55
Tabel 4.15.
56
56
56
Tabel 4.18.
57
Tabel 4.19.
58
58
58
Tabel 4.22.
59
Tabel 4.23.
60
60
60
Tabel 4.16.
Tabel 4.17.
Tabel 4.20.
Tabel 4.21.
Tabel 4.24.
Tabel 4.25.
DAFTAR GAMBAR
Index
Halaman
Gambar 2.1
19
Gambar 3.1
29
Gambar 3.2.
Alat kempa......................................................................
30
Gambar 3.3
Saringan..........................................................................
30
Gambar 3.4
Timbangan......................................................................
30
Gambar 3.5
31
Gambar 3.6
Gergaji............................................................................
31
Gambar 3.7
35
Gambar 3.8
36
Gambar 3.9
39
Gambar 3.10
44
Gambar 3.11
45
Gambar 4.1
49
Gambar 4.2
51
Gambar 4.3.
53
Gambar 4.4.
55
Gambar 4.5
57
Gambar 4.6
59
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Index
Halaman
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
xii
ARTI LAMBANG
T2
T1
xiii
DAFTAR ISTILAH
Adhesive
Kohesi
Glue
Hardener
adalah suatu zat atau campuran yang merupakan bagian dari perekat
dan digunakan untuk mempercepat pengerasan.
Kerapatan
adalah sdalah massa dibagi unit volume zat kayu termasuk dalam
permukaan batas dari kayu ditambah komplek rongga.
Kadar air papan partikel adalah nilai yang menunjukkan besarnya air didalam
papan partikel.
Pengembangan tebal adalah nilai yang menunjukkan besarnya pengembangan
tebal papan partikel yang diperhitungkan terhadap dimensi tebal
papan partikel sebelum direndam air.
Keteguhan lentur kering adalah kemampuan papan partikel untuk menahan beban
dengan arah tegak lurus permukaan yang berusaha mematahkannya.
Modulus elastisitas adalah ukuran kekakuan suatu kayu yang merupakan
perbandingan antara stress per satuan luas dan strain per satuan
panjang.
Tarik tegak lurus adalah kemampuan papan partikel untuk menahan beban tarik
tegak lurus permukaan.
xiv
INTISARI
Ekplorasi kayu perlu dikendalikan dalam rangka konservasi sumber daya
kehutanan. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh adalah pemanfaatan bahan
limbah non kayu, seperti limbah pertanian dan limbah industri untuk pemasok
industri pembuatan papan partikel.
Bahan utama penelitian ini adalah partikel tongkol jagung dan perekat
urea formaldehida. Alat crusher tongkol jagung dibuat untuk menunjang
penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan acak penelitian lengkap dengan
percobaan secara faktorial. Faktor yang digunakan adalah jumlah perekat (10 %
dan 15 %) dan desain kerapatan (0,4 gr/cm3, 0,6 gr/cm3 dan 0,9 gr/cm3). Dengan
demikian diperoleh 6 kombinasi perlakuan dengan ulangan sebanyak 3 kali, atau
jumlah total ulangan sebanyak 18 kali. Parameter yang diamati adalah kerapatan,
kadar air, pengembangan tebal, keteguhan lentur, modulus elastisitas dan
keteguhan tarik.
Kerapatan, kadar air, pengembangan tebal papan partikel yang dibuat dari
tongkol jagung memenuhi persyaratn teknis yang ditentukan oleh SNI No 032105-2006 tentang papan partikel. Sedangkan papan partikel dengan desain
kerapatan 0,9 gr/cm3 memenuhi persyaratan pengujian keteguhan lentur papan
partikel. Persyaratan modulus elastisitas dipenuhi oleh papan partikel dengan
desain kerapatan 0,6 gr/cm3 dan 0,9 gr/cm3. Pengujian keteguhan lentur persyaratan
papan partikel hanya terpenuhi untuk desain kerapatan 0,9 gr/cm3.
Kata kunci : papan partikel, tongkol jagung, sifat fisis, sifat mekanis.
xv
ABSTRACT
Wood exploration should be controlled in order to conserve the forest
resources. One of the alternatives can be taken is the use of non-wooden waste,
such as agricultural waste and industrial waste, to supply the particle board
manufacturing industries.
The materials used in this research was corn ear particles. To form particle
board, it must be mixed with formaldehyde urea adhesive. In order to support this
research, a crusher machine for milling the corn ears has been developed. The
research was done by varying the presentage of adhesive as well as the density. In
this research, the amount of adhesive were 10 % and 15 %, and the density of the
boards were 0.4 gr/cm3, 0.6 gr/cm3 and 0.9 gr/cm3. Parameters observed here were
density, water content, thickness expansion, stretching strength, modulus of
elasticity and bending strength.
The density, water content, thickness expansion of particle board made
from corn ears meet the technical requirements determined by SNI No 03-21052006 on particle board. Meanwhile the particle board with density 0.9 gr/cm3
fulfilled the test conditions for stretching strength of particle board. The
requirements for elasticity modulus were fulfilled by particle board with a density
design 0.6 gr/cm3 and 0.9 gr/cm3. On the stretching strength test, the particle
board requirements were only fulfilled by which with a density design 0.9 gr/cm3.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peraturan Menteri Kehutanan No. P.35/MENHUT-II/2008 Tentang Izin
Usaha Industri Primer Hasil Hutan mengatakan bahwa Industri Primer Hasil
Hutan Kayu (IPHHK) adalah pengolahan kayu bulat dan/atau kayu bulat kecil
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, sedangkan Industri Primer Hasil
Hutan Bukan Kayu (IPHHBK) adalah pengolahan hasil hutan bukan kayu
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Industri pengolahan kayu
mencakup industri kayu gergajian (sawmill), kayu lapis (plywood), pulp,
moulding, korek api dan chopstick sedangkan Industri Primer Hasil Hutan Bukan
Kayu (IPHHBK) adalah pengolahan bahan baku bukan kayu yang langsung
dipungut dari hutan, yang meliputi antara lain industri pengolahan rotan, sagu,
nipah, bambu, getah, kulit kayu, daun, buah atau biji. Industri-industri tersebut
tidak hanya mengolah produk-produk yang siap dipasarkan, tetapi juga mengolah
kayu bulat menjadi produk yang dibutuhkan sebagai bahan baku bagi industriindustri hilir seperti moulding dan mebel. Selanjutnya industri hilir inilah
yang mengolah bahan baku tersebut menjadi barang jadi dan mengolah limbah
industrinya, yang berupa potongan-potongan kayu dan serbuk gergajian,
menjadi papan partikel (particle board).
Papan partikel merupakan komposit yang dibuat dari potongan-potongan
kayu dan serbuk gergajian dan adhesive berupa bahan anorganik (seperti phenol
formaldehyde) atau bahan organik (seperti polyisocyanates). Menurut Sulatiningsih
(2004) papan partikel adalah papan buatan yang terbuat dari limbah penggergajian
kayu atau bahan selulosa lainnya yang diikat dengan perekat dengan bahan
tambahan lainnya, dalam proses tekanan dan suhu yang cukup tinggi dalam waktu
tertentu, maka terciptalah papan partikel. Haygreen dan Bowyer (1987)
menyatakan bahwa papan partikel adalah produk panel yang dihasilkan dengan
memanfaatkan partikel-partikel kayu dan sekaligus mengikatnya dalam suatu
perekat.
Saat ini bahan utama yang paling sering digunakan dalam pembuatan
papan partikel adalah limbah kayu industri penggergajian yang berupa serbuk
kayu (grajen) dan potongan kayu (tatal). Hal tersebut cukup beralasan, karena
menurut Subiyanto (1986), sekitar 80% dari kayu-kayu di Indonesia merupakan
kayu yang tak dapat dipergunakan untuk produk jadi dan terpaksa dibuang atau
menjadi limbah kayu. karena terlalu lemah,tidak awet, terlalu kecil,bengkokbengkok atau banyak cacat lainnya, sehingga terpaksa dibuang atau menjadi
limbah kayu. Penyebabnya adalah kayu-kayu tersebut terlalu lemah, tidak awet,
terlalu kecil, bengkok-bengkok atau banyak cacat lainnya.
Namun, ekplorasi kayu perlu dikendalikan dalam rangka konservasi
sumber daya kehutanan. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh adalah
pemanfaatan bahan limbah non kayu, seperti limbah pertanian dan limbah industri
untuk pemasok industri pembuatan papan partikel. Beberapa contoh limbah
pertanian non kayu yang telah dimanfaatkan untuk keperluan tersebut adalah kulit
kakao, limbah batang tebu, limbah bambu dan limbah sekam padi. Sementara itu,
limbah tongkol jagung, yang ketersediaannya sangat banyak dan belum pernah
dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan papan partikel.
1.7. Hipotesis
Dari uraian di atas maka penulis merumuskan hipotesisnya bahwa, dengan
kadar perekat dan tekanan yang lazim diterapkan dalam proses pembuatan papan