You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang

Dewasa ini, semakin banyak dilakukannya pembangunan, terutama pembangunan tempat tinggal di daerah perumahan elit, salah satunya daerah Cepmaka Putih. Alat bangunan yang biasanya dilakukan secara manual , sudah mulai ditinggalkan dengan beralih ke teknik yang lebih cepat dan efisien. Akan tetapi, disamping cepat dan efisien, masih ada efek pengikut lainnya yang tidak bisa diabaikan begitu saja, seperti misalnya peluang kecelakan kerja yang meningkat dan juga penyakit yang bisa ditimbulkan baik pada pekerja maupun lingkungan sekitarnya. Oleh karena itulah diperlukan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi resiko kecelakaan dalam pekerjaan terutama di bidang pembangunan dan industri. APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. Dari hal yang sudah disampaikan sebelumnya, masalah yang timbul adalah: Sedikitnya pemanfaatan APD bagi pegawai bangunan sebagai upaya pencegahan kejadian kecelakaan kerja di kawasan Perumahan Cempaka Putih. Berdasarkan data Jamsostek, selama Januari-September 2003 terdapat 81.169 kecelakaan kerja diantaranya 8.090 (97%) cacat, 71 kasus cacat total tetap dan 1.321 meninggal dunia. Jika dirata-rata, setiap hari di Indonesia terjadi 451 kasus penyakit akibat kerja dan 44 kasus kecelakaan kerja. Indonesia masuk peringkat paling buruk standar keselamatan kerjanya (ILO, 2003). Dewan Keselamatan dan Kesehatan kerja Indonesia (2004), menyebutkan dari 16.000 perusahaan lokal hanya 80 diantaranya yang telah sesuai dengan peraturan dan mendapatkan sertifikat bebas kecelakaan (zero accident). Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) harus digunakan. Kerena adanya temuan bahaya di perusahaan yang ada di Indonesia, yaitu: 60% tenaga kerja cedera kepala karena tidak menggunakan topi pengaman, 90% tenaga kerja cedera wajah karena tidak menggunakan alat pelindung wajah, 77% tenaga kerja cedera kaki karena tidak menggunakan sepatu pengaman, dan 66% tenaga kerja cedera mata karena tidak menggunakan alat pelindung mata. Tujuan dilakukannya observasi dan survey ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku dan sikap pegawai bangunan dalam menyikapi APD sebagai upaya pencegahan kejadian kecelakaan kerja di kawasan Perumahan Cempaka Putih. 2. Pertanyaan Penelitian Faktor apa saja yang Mempengaruhi Penggunaan APD?

3.

Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum: Untuk mengetahui secara empirik hubungan antar persepsi karyawan terhadap resiko kecelakaan kerja dengan penggunaan alat pelindung diri dengan mengendalikan masa kerja pada pegawai bangunan di kawasan Perumahan Cempaka Putih b. Tujuan Khusus: Didapatkan gambaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada pegawai bangunan di kawasan perumahan cempaka putih Didapatkan gambaran potensi bahaya di bidang bangunan dan industri di kawasan perumahan cempaka putih Didapatkan gambaran alat pelindung diri (APD) serta jenis-jenisnya di kawasan perumahan cempaka putih Didapatkan prosedur atau peraturan-peraturan yang berkaitan dengan alat pelindung diri (APD) di kawasan perumahan cempaka putih Didapatkan informasi mengenai penggunaan alat pelindung diri (APD) di kawasan perumahan cempaka putih

4.

Ruang Lingkup Penelitian Perspektif keilmuan: Ruang lingkup penelitian menyangkut perilaku, pengetahuan, ketersediaan sarana dan prasarana yang menyangkut APD sebagai upaya pencegahan terjadinya kejadian kecelakaan kerja Perspektif populasi yang diteliti: pekerja bangunan Perspektif wilayah: kawasan perumahan elit, cempaka putih, jakpus Perspektif masalah: sikap pekerja bangunan terhadap penggunaan APD

5.

Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi peneliti Untuk menerapkan ilmu K3 yang di peroleh di bangku kuliah ke damlam kondisi yang real 2. Manfaat bagi institusi Membangun dan membina kerja sama secara akademis dan profesional dalam lingkup pendidikan Memperoleh masukan yang positif tentang upaaya-upaya pencegahan kecelakaan kerja dengan menggunakan alat pelindung diri yang dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Telaah Literatur Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Sumamur, 1991). Atau bisa juga disebut alat kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir. Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hati-hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan. Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri adalah : 1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja. 2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan. 3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel. 4. Bentuknya harus cukup menarik. 5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama. 6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam menggunakannya. 7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada. 8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya. 9. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya. Tujuan Penggunaan Alat Pelindung Diri

Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.

Manfaat Penggunaan Alat Pelindung Diri


Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. Mengurangi resiko akibat kecelakaan.

Jenis Penggunaan Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri di bagi menjadi 3 kelompok yaitu: 1. APD bagian kepala meliputi :

Alat Pelindung Kepala : Alat ini adalah kombiansi dari alat pelindung mata,pernapasan dan mata contohnya Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet), Tutup Kepala, Hats/cap, Topi pengaman. Alat Pelindung Kepala Bagian Atas : Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet), Alat Pelindung Muka : Safety Glasses, Face Shields, Goggles. Alat Pelindung Pengliahatan : Kaca Mata Alat Pelindung Telinga : Tutup Telinga (Ear muff ), Sumbat Telinga (Ear plugs). Alat Pelindung Pernafasan : Masker, Respirator.

2. APD bagian badan meliputi :

Alat Pelindung Seluruh Badan : jas laboratorium Alat Pelindung Badan Bagian Muka : Apron Alat Pelindung Bagian Dada : Rompi Pelindung 3. APD bagian anggota badan meliputi :

Alat Pelindung Tangan : Sarung Tangan (Safety Gloves). Alat Pelindung Kaki : sepatu bot. Kegunaan Penggunaan Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Kepala - Alat Pelindung Kepala Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet) : Melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik. - Tutup Kepala : Melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap, panas/dingin. - Hats/cap : Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan mesin-mesin berputar. - Topi pengaman : untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari tegangan listrik yang terbatas. Tahan terhadap tegangan listrik. Biasanya digunakan oleh pemadam kebakaran.

Alat Pelindung Muka Dan Mata Melindungi muka dan mata dari: Lemparan benda-benda kecil, Lemparan benda-benda panas, pengaruh cahaya

Alat Pelindung Telinga Sumbat Telinga (Ear plugs ) yang baik adalah menahan frekuensi Daya atenuasi (daya lindung) : 25-30 dB, sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu. Tutup Telinga (Ear muff ) frekuensi 28004000 Hz sampai 42 dB (3545 dB) Untuk frekuensi biasa 25-30 dB. Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi; tapi tak lebih dari 50 dB,karena hantaran suara melalui tulang masih ada.

Alat Pelindung Pernafasan Memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya seperti: Kekurangan oksigen Pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap dan uap logam) Pencemaran oleh gas atau uap

Alat Pelindung Tangan Sarung Tangan (Gloves) Jenis pekerjaan yang membutuhkan sarung tangan : Pengelasan/ pemotongan (bahan kulit) Bekerja dengan bahan kimia (bahan karet) Beberapa pekerjaan mekanikal di workshop dimana ada potensi cedera bila tidak menggunakan sarung tangan (seperti benda yang masih panas, benda yang sisinya tajam dlsb.). - Beberapa pekerjaan perawatan.

Alat Pelindung Kaki Untuk mencegah tusukan Untuk mencegah tergelincir Tahan terhadap bahaya listrik

Alat Pelindung Badan Pakaian Pelindung: digunakan untuk melindungi tubuh dari benda berbahaya, misal api, asap, bakteri, zat-zat kimia, dsb.

Safety Belt Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler.

Alat pelindung diri untuk tugas khusus Apron untuk bekerja dengan bahan kimia ataupun pekerjaan pengelasan. Full body harness untuk bekerja di ketinggian melebihi 1,24 meter. Tutup telinga (ear plugs) untuk bekerja di tempat dengan kebisingan melebihi 85 dB. Sepatu boot karet (rubber boot) untuk semua pekerjaan di kebun yang dimulai dari survey lahan, pembibitan, penanaman hingga panen.

Kekurangan dan Kelebihan Alat Pelindung Diri 1. Kekurangan


o o o o o o o o

Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai Alat pelindung diri yang kurang tepat Fungsi dari Alat Pelindung Diri ini hanya untuk menguragi akibat dari kondisi yang berpotensi menimbulkan bahaya. Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan Cara pemakaian Alat Pelindung Diri yang salah, Alat Pelindung Diri tak memenuhi persyaratan standar) Alat Pelindung Diri yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu. Alat Pelindung Diri yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter dan penyerap (cartridge). Alat Pelindung Diri dapat menularkan penyakit,bila dipakai berganti-ganti.

2. Kelebihan
o o o o

Mengurangi resiko akibat kecelakan Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada kecelakaan Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan administrasi tidak berfungsi dengan baik. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja.

Cara Memilih dan Merawat Alat Pelindung Diri Cara memilih


o o

Sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam jumlah yang memadai. Alat Pelindung Diri yang sesuai standar serta sesuai dengan jenis pekerjaannya harus selalu digunakan selama mengerjakan tugas tersebut atau selama berada di areal pekerjaan tersebut dilaksanakan. Alat Pelindung Diri tidak dibutuhkan apabila sedang berada dalam kantor, ruang istirahat, atau tempat-tempat yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya. Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material yang dipakai.

Cara merawat
o o o o o o

Meletakkan Alat pelindung diri pada tempatnya setelah selesai digunakan. Melakukan pembersihan secara berkala. Memeriksa Alat pelindung diri sebelum dipakai untuk mengetahui adanya kerusakan atau tidak layak pakai. Memastikan Alat pelindung diri yang digunakan aman untuk keselamatan jika tidak sesuai maka perlu diganti dengan yang baru. Dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan Secara spesifik sebagai berikut

Helm Safety/ Helm Kerja (Hard hat)

1. Helm kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini. 2. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan (retak-retak, bolong atau tanpa system suspensinya). 3. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki helm kerja dan telah mengikuti training.

Kacamata Safety (Safety Glasses)

1. Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini. 2. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safety yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.

3. Penyimpanan masker harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya. 4. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki kacamata safety dan telah mengikuti training.

Sepatu Safety (Safety Shoes)

1. Sepatu safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini. 2. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan. 3. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki sepatu safety dan telah mengikuti training.

Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/ Respiratory Protection)

1. Pelindung pernafasan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya. 2. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat pelindung pernafasan yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan. 3. Kondisi dan kebersihan alat pelindung pernafasan menjadi tanggung jawab karyawan yang bersangkutan, 4. Kontrol terhadap kebersihan alat tersebut akan selalu dilakukan oleh managemen lini.

Sarung tangan

1. Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini. 2. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan. 3. Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.

2.

Kerangka Teori
Predisposisi a. Pengetahuan Mengetahui penngertian APD Memahami fungsi APD Mampu mengaplikasikan penggunaan APD Mampu menganalisis penggunaan dan komponen yang berkaitan dengan APD Mampu mensintesis dan mengubungkan antara pengguanaan APD dan kesehatan dan keselamatan kerja Mampu mengevaluasi terhadap manfaat dari penggunaan APD b. Sikap dalam penggunaan APD c. Umur Semakin tua usia pegawai, semakin paham mengenai fungsi dan manfaat APD d. Pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dijalani tiap pegawai, semakin paham mengenai fungsi dan manfaat APD e. Masa Kerja Semakin lama pengalaman kerja tiap pegawai semakin paham mengenai fungsi dan manfaat APD

Faktor yang mempengaruhi penggunaan APD

Enabling Ketersediaan sarana dan prasarana / fasilitas memadai

Reinfocement

Kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja


Di setiap tempat kerja diwajibkan memenuhi syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang ditetapkan dalam Undang-undang no. 1 tahun 1970 beserta peraturan pelaksanannya

3.

Kerangka Konsep ISI SSUAI KERANGKA TEORI TAPI YANG TERBUKTI ADA DI LAPANGAN + CATATAN NAJA TADI

DAFTAR PUSTAKA
http://hiperkes.wordpress.com/2008/04/04/dasar-hukum-keselamatan- kesehatan-kerja/ Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja

LAMPIRAN

TULIS PERTANYAAN2 YG TADI + IDENTITAS RESPONDEN

You might also like