Professional Documents
Culture Documents
1 No 1 2013
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LOGAM CUSO4 (TEMBAGA SULFAT) TERHADAP TINGKAT MORTALITAS IKAN PATIN
(Pangasius sp)
Oleh
Riani Yunita, Ria Khusnul Kotimah, Franky Marendy, Angga Pratama, Maria Albertina Kaban, Hendro Sinaga.
Jurusan Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Kab. Ogan Ilir
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat toksisitas logam CuSO4 terhadap tingkat mortalitas ikan patin (Pangasius sp) dengan menggunakan uji LC50-96 jam. Uji LC50-96 jam digunakan untuk mengetahui level kosentrasi CuSO4 terhadap Ikan Patin (Pangasius sp). Berdasarkan uji LC50-96 jam diperoleh hasil bahwa semakin tinggi nilai CuSO4 menyebabkan tingkat mortalitas pada ikan patin (Pangasius sp) semakin tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Probit dengan pemberian variasi konsentrasi CuSO4 untuk tiap akuariuma berbeda-beda yaitu 0 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hubungan regresi linier antara logaritma konsentrasi CuSO4 dengan nilai probit % mortalitas ikan patin (Pangasius sp) mempunyai nilai toksisitas dengan nilai 1.1749 artinya tingkat daya racun tinggi.
Kata Kunci : CuSO4, Tingkat Mortalitas, Uji LC50-96 jam pertemuan sperma dan sel telur, maka membentuk zigot kemudian terbentuk setiap kehidupan, embrio yang pada waktunya ikan akan menetas menjadi larva dan selanjutnya menjadi menjadi juvenile, anak ikan dan dan kemudian akhirnya
selalu mengalami siklus. Salah satunya kehidupan ikan juga mengalami daur hidup pada kehidupan populasi ikan dalam ekosistemnya, ikan mulai dari
ikan
ini
siap
untuk
melakukan
keluaran
dan
kecepatan
masukan
pemijahan begitulah seterusnya hinga terulang kembali dari semula, hingga mengalami kematian. Ikan patin (Pangasius sp)
toksikan ke lingkungan. Biota dapat mengalami tunggal toksikan, efek negatif toksikan berbagai perubahan
atau dalam
campuran bentuk
merupakan suatu kelompok jenis ikan catfish berhabitat air tawar yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi untuk dikembangkan, baik sebagai ikan konsumsi maupun sebagai ikan hias. Selain itu, dapat memiliki ukuran tubuh dengan panjang sekitar 35 40 cm pada umur 6 bulan dan bobot tubuh sekitar 1,5 2 kg pada umur 2 tahun
struktural dan fungsional. Efek negatif tersebut dapat bersifat akut atau kronis atau subkronis, tergantung pada jangka waktu pemaparan zat yang dapat
mematikan 50% atau lebih populasi biota yang terpapar Salah satu toksik yang
menyebabkan kematian ikan adalah logam berat, tembaga sulfat (CuSO4) termasuk salah satu logam berat yang ada dalam perairan, tembaga sulfat biasanya digunakan untuk mengontrol pertumbuhan algae dan beberapa bakteri pathogen, namun dalam jumlah yang tinggi, tembaga (Cu) dapat bersifat racun bagi ikan. Pengaruh tembaga terhadap lingkungan akuatik sangat kompleks dan sangat bergantung pada karakter fisika-kimia air. Nilai pH sangat bergantung terhadap spesifikasi tembaga dalam air. Untuk mengetahui zat atau unsur pencemar kehidupan penyebab biota dan terganggunya efek yang
Menegristek (2000) dalam Atira (2009). Oleh karena itu dibutuhkan suatu agen dengan konsentrasi yang tepat untuk
menjaga kelangsungan hidup ikan patin tersebut. Tingkat mortalitas dari ikan patin disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya kualitas perairan yang tidak baik, yang disebabkan oleh
pencemaran. Limbah atau toksikan di alam ada yang bersifat tunggal dan ada yang campuran. Keberadaannya di
lingkungan (terutama perairan) akan berinteraksi dengan komponen atau faktor lain. Faktor yang mempengaruhi konsentrasi toksikan adalah sifat fisik kimia toksikan tersebut, sifat fisik kimia biologis lingkungan, dan sumber
ditimbulkannya terhadap biota dalam suatu perairan, perlu dilakukan suatu uji efek zat pencemar terhadap biota yang
ada, yang bisa dilihat dari suatu hasil uji dalam bentuk LC50 suatu biota. Uji tersebut dikenal dengan uji toksisitas, baik uji toksisitas akut atau uji toksisitas kronis. Uji toksisitas digunakan untuk
mengevaluasi
besarnya
konsentrasi
toksikan dan durasi pemaparan yang dapat menimbulkan efek toksik pada jaringan biologis.
unit ml
Mengukur pH Pemipetan larutan Tempat sampel Menampung air laut Tempat aklimatisasi Sumber oksigen Menimbang Mengukur waktu Bahan Uji Memberi nama Dokumentasi keadaan
Botol sample
ml
Oseanografi Fakultas
Jurusan Matematika
Ilmu dan
Kelautan Ilmu
10 Aquarium unit
Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya, Indralaya. Pengamatan dikakukan selama praktikum 1 jam pengukuran kualitas air dan keadaan ikan setelah dimasukkan CuSO4 kedalam akuarium. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada saat pengambilan sampel di
15 13 11 Aerator Timbangan Analitik Stopwatch CuSO4 Kertas label unit
gr
14 15
16
Kamera
unit
Prosedur Penelitian Siapkan akuarium dengan cara mencuci akuarium hingga bersih dan bilas dengan air tawar, kemudian
/00
DO meter
ppm
oksigen terlarut
Termometer
Identifikasi jenis ikan, timbang dan ukur berat ikan serta panjang total tubuh ikan. Catat pada lembar kerja. Isi akuarium
Gelas ukur
ml
volume larutan
dengan air tawar sebanyak 10 liter. Masukkan dan lakukan aklimatisasi pada ikan uji selama 1 hari. Beri pakan cukup dan amati pergerakan ikan selama masa aklimatisasi tersebut. Catat pada lembar kerja. Setelah masa aklimatisasi, terlebih dahulu lakukan pergantian ikan pada ikan dalam akuarium yang kurang sehat . Puasakan ikan uji selama 1 hari. Ukur parameter insitu (suhu, salinitas, DO, dan pH). Masukkan CuSO4 dalam tiap akuarium dengan konsentrasi yang
DO, dan pH) pada tiap akuarium setiap jam pengamatan ikan uji. Pada penelitian ini dilakukan uji toksisitas lethal akut (LC50 = Median Lethal Concentration). Uji LC50 ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi bahan uji berupa logam CuSO4 yang mampu membunuh 50 % hewan uji dalam selang waktu tertentu selama 96 jam). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakikam tentang pengaruh logam Tembaga Sulfat CUSO4 terhadap tingkat mortalitas ikan Patin (Pangasius sp) menunjukan bahwa uji mati sebelum waktu 96 jam pada 4 konsentrasi yaitu konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm, sedangkan pada konsentrasi 0 atau kontrol tetap hidup selama 96 jam.
berbeda : Akuarium 1 : kontrol (0 ppm), Akuarium 2 : 2 ppm , Akuarium 3 : 4 ppm, Akuarium 4 : 6 ppm, Akuarium 5 : 8 ppm. Amati kondisi ikan uji pada tiap akuarium setiap selang 1 jam. Catat dan dokumentasikan
kondisi ikan. Catat pula jumlah ikan uji yang hidup dan yang mati pada tiap akuarium. Ukur parameter insitu (suhu,
Tabel 1. Hasil Pengamatan Terhadap Ikan Yang Telah Diberi CuSO4 8 ppm
No Jam Ke 11.30 12.30 13.30 14.30 15.30 16.30 17.30 18.30 I Hidup 10 10 9 9 8 7 5 2 Ikan Mati 0 0 1 1 1 0 2 3 Kond. Ikan Baik Baik pH 4.52 4.55 3.91 3.88 4.36 4.30 3.98 4.68 Data Insitu Suhu 29.0 29.1 27.8 27.8 27.6 27.4 25.6 27.5 DO 3.96 3.98 3.71 3.68 3.63 3.96 3.89 4.02
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengamatan dengan penambahan 8 ppm logam CuSO4 yang dimulai dari jam 11.30 WIB mampu bertahan hidup sampai 8 jam. Jam pertama dan kedua 10 ikan masih dalam keadaan baik. Namun kondisi berubah pada jam ketiga, 1 ikan mati. Jam Keempat, mati 1 ikan demikian pula yang ke lima mati 1 ikan. Jam keenam masih bertahan ikan yang masih hidup yaitu 7 ekor ikan tanpa ada yang mati
namun di jam ke tujuh 2 ikan mati, dan jam yang jam ke delapan 3 ekor ikan mati dan semua hewan atau ikan uji dengan total 10 ikan mati pada jam 19.30 WIB. pH dalam akuarium selama pengamatan keadaannya masih antara 3.30-4.68 tidak stabil dengan lamanya pengamatan. Dari pengukuran
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Rata
kualitas air suhu semakin lama semakin rendah dikarenakan keadaan lingkungan yang mempanguruhinya pengamatan
pertama pada siang hari dan selanjutnya malam hari. Sedangkan DO semakin lama semakin tinggi karena perairan tersebut mendapatkan hasil oksigen dari ikan yang masih hidup, ikan semakin lama semakin berjumlah berlebihan. Berdasarkan Rumus : Jumlah yang mati % Mortalitas : Jumla h total ikan x100 % sedikit sedangkan oksigen
Berdasarkan hasil yang diperoleh rata-rata mortalitas tingkat kematian dari ikan Patin dengan penambahan Logam CuSO4 pada 0 ppm (kontrol) dengan nilai 0 %, pada 2 ppm tingkat mortalitas yaitu 0.59 %, pada 4 ppm tingkat mortalitas 0.52 %, pada 6 ppm tingkat mortalitas yaitu 0.48 % dan pada 8 ppm tingkat mortalitas yaitu 0.65 %.
Kurva persamaan regresi linier antara logaritma konsentrasi logam CuSO4 probit
n
10 10 10 10 10
r
1 0,59 0,52 0,48 0,65
p
100 59 52 48 65
log d
0 0,30 0,60 0,78 0,96
np
0
bahwa
antara
persentase mortalitas dengan logaritma konsentrasi Logam CuSO4 berkolerasi positive dan korelasinya erat (R2 = 0.4186) dimana kontribusi terhadap logarima probit
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. D N R P log d np : Konsentrasi uji : Jumlah Ikan : Mortalitas ikan : % Mortalitas : Log Konsentrasi : Nilai probit % mortalitas
konsentrasi
CuSO4
Dari analisis yang dilakukan, nilai probit mortalitas untuk masing-masing konsentrasi, didapat 0% untuk 0 ppm, 6.04 % untuk 2 ppm, 4.33 % untuk 4 ppm, 5.99 untuk 6 ppm, dan 5.15% untuk 8 ppm.
Berdasarkan grafik diatas didapatkan persamaan garis linier yang merupakan korelasi antara porbit persentase (y) dengan logaritma konsentrasi CuSO4 (x) sebagai berikut y=4.8742x+1.7869 Y = a+bx a = 4,874 b = 1,786 m = (5-a)/b = 0,07 LC50-96 jam = antilog m = antilog 0,07 = 1.1749
diperoleh mempunyai nilai Toksisitas dengan nilai 1.1749 artinya tingkat daya racun tinggi. DAFTAR PUSTAKA Atira. 2009. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Inokulum Lactobacillus Plantarum Terhadap Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Patin (Pangasius Hypophthalmus Sauvage). Sulawesi Tengah : Jurusan Biologi, Fakultas Mipa, Universitas Tadulako.
Berdasarkan kurva persamaan regresi linier antara logaritma konsentrasi CuSO4 dengan nilai probit % mortalitas ikan Patin mempunyai nilai Toksisitas dengan nilai 1.1749 artinya tingkat daya racun tinggi.
KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini semakin tinggi tingkat konsentrasi CuSO4 maka semakin tinggi tingkat mortalitas pada ikan patin (Pangasius sp). Kualitas perairan mempengaruhi kelangsungan
Hendri. 2010. Konsentrasi Letal (LC5048jam) Logam tembaga (Cu) dan Logam Kadnium (Cd) terhadap Tingkat Mortalitas Juana Kuda Laut (Hippocampus spp. Jurnal Penelitian Sains Vol. 13 No. 1. Sumatera Selatan : Ps. Ilmu Kelautan Fmipa Unsri. Narwiyani. 2011. Lethal Concenrtation 50% (LC50) Empat Isolat Edwardsiella tarda pada Ikan Air Tawar di Indonesia. J. Sain Vet. Vol. 28 No. 2. Makassar: Balai Besar Karantina Ikan Hasanuddin.
hidup ikan patin, terbukti dengan adanya CuSO4 dalam perairan. Tingkat
konsentrasi logam CuSO4 mempengaruhi kualitas sehingga suhu, pH, dan DO mengalami perubahan. Pengaruh variasi konsentrasi uji yang paling tinggi yaitu pada konsentrasi 8 ppm. Hasil penelitian
LAMPIRAN
Melakukan pengukuran DO