You are on page 1of 21

Tugas Makalah INSTALASI INDUSTRI

PENTANAHAN

KELOMPOK 1 APRIYANTI LINDANG APRIZAL ARIF AMIR DINA NURJANNAH 321 11 027 321 11 028 321 11 029

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG MAKASSAR 2013

BAB I PENDAHULUAN Tanah merupakan himpunan mineral, bahan organic, endapan-endapan beserta campuran partikel dengan beragam ukuran. Ukuran partikel tanah dapat bervariasi , dari ukuran lebih besar dari 100 mm sampai ukuran lebih kecil dari 0,001 mm. segumpal tanah dapat terdiri dari dua atau tiga bagian. Dalam tanah yang kering mungkin hanya terdapat dua bagian saja, yaitu butiran tanah dan poripori udara. Tanah dalam keadaan jenuh terdiri dari butiran tanah dan air pori. Tanah dalam keadaan tidak jenuh terdiri dari tiga bagian, yaitu butiran padat, poripori udara, dan air pori. Bagian bagian tanah dapat digambarkan dalam bentuk diagram fase seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Diagram fase tanah Gambar 1.1a memperlihatkan elemen tanah yang mempunyai Volume V dan berat total W, sedangkan gambar 1.1b memperlihatkan hubungan berat dan volumenya. Dalam dunia kelistrikan, tanah digunakan sebagai media untuk melakukan pembumian atau pentanahan peralatan. Pentanahan peralatan adalah

penghubungan bagian bagian peralatan listrik yang pada keadaan normal tidak dialiri arus. Tujuannya adalah untuk membatasi tegangan antara bagian bagian

peralatan yang tidak dialiri arus dan antara bagian bagian ini dengan tanah sampai pada suatu harga yang aman untuk semua kondisi operasi baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan. Sistem pentanahan ini berguna untuk memperoleh potensial yang merata dalam suatu bagian struktur dan peralatan serta untuk memperoleh impedansi yang rendah sebagai jalan balik arus hubung singkat ke tanah. Bila arus hubung singkat ke tanah dipaksakan mengalir melalui tanah dengan tahanan yang tinggi akan menimbulkan perbedaan tegangan yang besar dan berbahaya. Dalam sebuah instalasi listrik ada empat bagian yang harus ditanahkan atau dibumikan. Empat bagian dari instalasi listrik ini adalah: a. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan dengan mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam yang mudah disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi) tempat manusia berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang menyentuhnya. b. Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari lightning arrester. Hal ini diperlukan agar lightning arrester dapat berfungsi dengan baik, yaitu membuang muatan listrik yang diterimanya dari petir ke tanah (bumi) dengan lancer. c. Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena letaknya yang ada di sepanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang transmisi harus ditanahkan agar petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah dengan lancar melalui kaki tiang saluran transmisi. d. Titik netral dari transformator atau titik netral dari generator. Hal ini diperlukan dalam kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang menyangkut gangguan hubung tanah.

BAB II TAHANAN JENIS TANAH 2.1. TAHANAN JENIS TANAH Faktor keseimbangan antara tahanan pengetanahan dan kapasitansi di sekelilingnya adalah tahanan jenis tanah yang direpresentasikan dengan . Harga tahanan jenis tanah pada daerah kedalaman yang terbatas tidaklah sama. Beberapa faktor yang mempengaruhi tahanan jenis tanah yaitu : Keadaan struktur tanah antara lain ialah struktur geologinya, seperti tanah liat, tanah rawa, tanah berbatu, tanah berpasir, tanah gambut dan sebagainya. Unsur kimia yang terkandung dalam tanah, seperti garam, logam, dan mineral-mineral lainnya. Keadaan iklim, basah atau kering. Temperatur tanah dan jenis tanah.

2.1.1. Pengaruh Keadaan Struktur Tanah Tahanan jenis tanah bervariasi dari 500 sampai 50000 Ohm per cm3. kadang-kadang harga ini dinyatakan dalam Ohm-cm. pernyataan Ohm-cm merepresentasikan tahanan di antara dua permukaan yang berlawanan dari suatu volume tanah yang berisi 1 cm3. Kesulitan yang biasa dijumpai dalam mengukur tahanan jenis tanah adalah bahwa dalam kenyataannya komposisi tanah tidaklah homogen pada seluruh volume tanah, dapat bervariasi secara vertikal maupun horizontal, sehingga pada lapisan tertentu mungkin terdapat dua atau lebih jenis tanah dengan tahanan jenis yang berbeda. Untuk memperoleh harga sebenarnya dari tahanan jenis tanah, harus dilakukan pengukuran langsung ditempat dengan memperbanyak titik pengukuran.

2.1.2. Pengaruh Unsur Kimia Untuk mendapatkan tahanan jenis tanah yang lebih rendah, sering dicoba dengan mengubah komposisi kimia tanah dengan memberikan garam pada tanah dekat elektroda pembumian ditanam. Cara ini hanya baik untuk sementara sebab proses penggaraman harus dilakukan secara periodik, sedikitnya 6 (enam) bulan sekali. Cara lain untuk mendapatkan tahanan jenis tanah yang rendah dapat dilakukan dengan memberikan air atau membasahi tanah. Harga tahanan jenis tanah pada kedalaman yang terbatas sangat tergantung dengan keadaan cuaca. Untuk mendapatkan tahanan jenis tanah rata-rata untuk keperluan perencanaan, maka diperlukan penyelidikan atau pengukuran dalam jangka waktu tertentu.

2.1.3. Pengaruh Iklim Untuk mengurangi variasi tahanan jenis tanah akibat pengaruh musim, pembumian dapat dilakukan dengan menanam elektroda pembumian sampai mencapai kedalaman dimana terdapat air tanah yang konstan. Kadang kala pembenaman elektroda pembumian memungkinkan kelembaban dan temperatur bervariasi sehingga harga tahanan jenis tanah harus diambil untuk keadaan yang paling buruk, yaitu tanah kering dan dingin.

Proses mengalirnya arus listrik di dalam tanah sebagian besar akibat dari proses elektrolisa, oleh karena itu air di dalam tanah akan mempengaruhi konduktivitas atau daya hantar listrik dalam tanah tersebut. Dengan demikian tahanan jenis tanah akan dipengaruhi pula oleh besar kecilnya konsentrasi air tanah atau kelembaban tanah, maka konduktivitas daripada tanah akan semakin besar sehingga tahanan tanah semakin kecil.

2.1.4. Pengaruh Temperatur Tanah Temperatur tanah sekitar elektroda pembumian juga berpengaruh pada besarnya tahanan jenis tanah. Hal ini terlihat sekali pengaruhnya pada temperatur di bawah titik beku air (0C), dibawah harga ini penurunan temperatur yang sedikit saja akan menyebabkan kanaikan harga tahanan jenis tanah dengan cepat. Gejala di atas dapat dijelaskan sebagai berikut ; pada temperatur di bawah titik beku air (0C) , air di dalam tanah akan membeku, molekul-molekul air dalam tanah sulit untuk bergerak, sehingga daya hantar listrik tanah menjadi rendah sekali. Bila temperatur anah naik, air akan berubah menjadi fase cair, molekulmolekul dan ion-ion bebas bergerak sehingga daya hantar listrik tanah menjadi besar atau tahanan jenis tanah turun. Pengaruh temperatur terhadap tahanan jenis tanah dapat dihitung dengan rumus di bawah ini :

dimana : t 0 t = tahanan jenis tanah pada tC. = tahanan jenis tanah pada 0C = koefisien temperatur tahanan per C pada 0 = temperatur yang timbul (C)

2.2.

TEKNIK PENGUKURAN TAHANAN JENIS TANAH Pengukuran tahanan jenis tanah biasanya dilakukan dengan cara : 1. Metode empat elektroda (four electrode method) atau 2. Metode tiga titik ( three point method ).

2.2.1. Metode empat elektroda (four electrode method) Pengukuran tahanan jenis tanah dengan metode empat elektroda menggunakan empat buah elektroda, sebuah batere, sebuah amperemeter dan sebuah voltmeter yang sensitive, sebagaimana terlihat dalam Gambar 2.2

Gambar 2.2. Pengukuran tahanan jenis tanah dengan metode empat elektroda. Bila arus I masuk ke tanah melalui salah satu elektroda dan kembali ke elektroda yang lain yang cukup jauh sehingga pengaruh diameter konduktor dapat diabaikan. Arus yang masuk ke tanah mengalir secara radial dari elektroda, misalkan arah arus dalam tanah dari elektroda 1 ke elektroda 2 berbentuk permukaaan bola dengan jari jari r, luas permukaan tersebut adalah 2 rapat arus radial pada jarak r adalah J = I/2 . , dan

Bila adalah tahanan jenis tanah, maka kuat medan dalam tanah pada arah radial dengan jarak r adalah E(r) = J. Jadi,

Potensial pada jarak r dari elektroda adalah integral dari gaya listrik dari jarak r ke titik tak berhingga : Potensial antara tegangan dan arus atau tahanan menjadi :

Dari Gambar 2.2. , terlihat r13 = r34 = r24 =a Jadi :


( )

dan
( )

Beda tegangan anatara titik 3 dan 4 adalah :


( )

Dan

Jadi :

Bila a dalam meter dan R dalam Ohm maka tahanan jenis dalam Ohm meter. Dengan alat ukur yang dibuat untuk ini yang terdiri dari geberator yang diputar dengan tujuan dan Ohm meter, dapat dibaca langsung tahanan anatara elektroda arus dan elektroda tegangan.

2.2.2. Metode tiga titik ( three point method ) Metode tiga titik ( three point method ) dimaksudkan untuk mengukur tahanan pengetanahan. Misalkan tiga buah batang pengetanahan dimana batang I yang tahanannya hendak diukur dan batang batang 2 dan 3 sebagai batang pengetanahan pembantu yang juga belum diketahi tahanannya Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Metode tiga titik

Bila tahanan diantara tiap tiap batang pengetanahan diukur dengan arus konstan, tiap pengukuran dapat ditulis sebagai berikut :

Tetapi,

Jadi :

Akhirnya :

Tahanan batang pengetanahan dari elektroda I diberikan jika kita dapat membuat :

Keadaan ini dapat diperoleh dengan mengatur posisi elektroda 2.

BAB III ELEKTRODA PENTANAHAN 3.1. JENIS-JENIS ELEKTRODA PEMBUMIAN Jenis elektroda pembumian berkaitan dengan tahanan jenis elektroda tersebut. Misalkan elektroda berbahan dasar aluminium dibandingkan dengan elektroda berbahan dasar tembaga yang memiliki luas penampang dan panjang yang sama. Nilai tahanan elektroda aluminium akan lebih besar dibandingkan dengan elektroda berbahan dasar tembaga. Karena tahanan jenis aluminium lebih besar dibanding tahanan jenis tembaga. Dimana aluminium memiliki tahanan jenis 0.0283 x 10 -6 m dan tembaga 0.0177 x x 10 -6 m. Tetapi karena nilainya yang sangat kecil maka pengaruh dari tahanan jenis diabaikan.

3.1.1. Konduktor Pentanahan Konduktor yang digunakan untuk pentanahan harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain: Memiliki daya hantar jenis (conductivity) yang cukup besar sehingga tidak akan memperbesar beda potensial lokal yang berbahaya. Memiliki kekerasan (kekuatan) secara mekanis pada tingkat yang tinggi terutama bila digunakan pada daerah yang tidak terlindung terhadap kerusakan fisik. Tahan terhadap peleburan dari keburukan sambungan listrik, walaupun konduktor tersebut akan terkena magnitude arus gangguan dalam waktu yang lama. Tahan terhadap korosi.

Dari persamaan kapasitas arus untuk elektroda tembaga yang dianjurkan oleh IEEE Guide standar, Onderdonk menemukan suatu persamaan :

dimana : A : penampang konduktor (circular mills) I : arus gangguan (Ampere) t : lama gangguan (detik) Tm : suhu maksimum konduktor yang diizinkan ( 0 C ) Ta : suhu sekeliling tahunan maksimum ( 0 C ) Persamaan di atas dapat digunakan untuk menentukan ukuran penampang minimum dari konduktor tembaga yang dipakai sebagai kisi-kisi pentanahan.

3.1.2. Penentuan Panjang Elektroda Pentanahan Kebutuhan akan konduktor pentanahan pada umumnya baru diperkirakan setelah diketahui tata letak peralatan yang akan diketanahkan serta sistem pentanahan yang akan digunakan. Sebagai dasar pertimbangan dalam penentuan panjang konduktor pentanahan umumnya digunakan tegangan sentuh, bukan tegangan langkah dan tegangan pindah. Hal ini disebabkan karena tegangan langkah yang timbul di dalam instalasi yang terpasang pada switch yard umumnya lebih kecil daripada tegangan sentuh tersebut.Pentanahan peralatan gardu induk mula mula dilakukan dengan menanamkan batang konduktor tegak lurus permukaan tanah (rod). Penelitian selanjutnya dengan sistem penanaman elektroda secara horisontal dengan bentuk kisi-kisi (grid) dan gabungan sistem grid dengan rod.

3.1.3. Penentuan Jumlah Batang Pentanahan Seluruh panjang batang pentanahan yang diperlukan dihitung dari pembagian arus gangguan ke tanah dengan kerapatan arus yang diizinkan, sedang jumlah minimum batang pentanahan yang diperlukan diperoleh dari pembagian panjang total dengan panjang satu batang, atau dalam bentuk lain dituliskan sebagai berikut :

dimana : Nmin Ig i : jumlah minimum batang pentanahan yang diperlukan : arus gangguan ke tanah (Ampere) : kerapatan arus yang diizinkan (Ampere/cm)

3.1.4. Kedalaman Semakin dalam elektroda tertanam dan semakin besar luas penampang elektroda yang bersentuhan dengan tanah sehingga nilai tahanan pembumian akan semakin kecil karena semakin besar permukaan yang bersentuhan dengan tanah.

3.1.5. Bentuk elektroda Beberapa bentuk elektoda pembumian adalah sebagai berikut

1. Elektroda pita Elektroda pita dibuat dari penghantar berbentuk pita atau penampang bulat, atau penghantar pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal. Ukuran minimum elektroda pita adalah 2mm2 dan tebalnya 2 mm atau penghantar pilin 35 mm2. Berbagai bentuk elektroda pita dapat dilihat pada berikut :

Gambar 3.2 elektroda pita

2. Elektroda pelat Elektroda pelat terbuat dari besi dengan ukuran minimum tebal 3 mm, luas 0.5 m2-1 m2 atau pelat tembaga dengan tebal 2 mm, luas 0.5 m2-1 m2 yang ditanam secara vertical dengan sisi atas 1 m di bawah permukaan tanah seperti ditunjukkan pada Gambar 3.3. Elektroda ini digunakan apabila diinginkan tahanan pentanahan yang kecil dan yang sulit diperoleh dengan menggunakan jenis-jenis elektroda yang lain.

Gambar 3.3. Elektroda pelat Rumus tahanan pentanahan untuk elektroda bentuk pelat:

3. Elektroda batang Elektroda batang yaitu elektroda dari pipa atau besi baja profil yang dipancangkan ke dalam tanah. Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama kali digunakan dan teori-teori berawal dari elektroda jenis ini. Elektroda ini banyak digunakan pada gardu induk. Secara teknis, elektroda jenis ini mudah pemasangannya dan tidak memerlukan lahan yang luas. Elektroda batang biasanya ditanam dengan kedalaman yang cukup dalam.

Gambar 3.4 elektroda batang Satu batang elektroda yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah Pada Gambar 3.5 satu batang elektroda berbentuk selinder dengan panjang L yang ditanam tegak lurus permukaan tanah berdiameter 2a, dengan bayangan di atas permukaan tanah. Untuk menghitung kapasitansi elektroda pentanahan dan bayangan, digunakan metode potensial rata rata menurut G.W.O Home. Dalam persoalan pentanahan, elektroda pentanahan merupakan bahan penghantar yang membawa muatan listrik yang terdistribusi (menyebar) disekeliling elektroda pentanahan. Dengan cara seperti ini potensial di setiap tempat pada permukaan elektroda akan sama.

Gambar 3.5 satu batang elektroda tegak lurus ke dalam tanah

Dua batang elektroda tegak lurus ke dalam tanah Susunan dari dua batang elektroda berbentuk selinder dengan panjang L yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah dengan jarak antara ke dua elektroda tersebut sebesar S terlihat pada gambar di bawah. Nilai tahanan pentanahan dan tahanan jenis tanah yang relatif tinggi, maka untuk menguranginya dengan cara menanamkan batang-batang elektroda pentanahan dalam jumlah yang cukup banyak. Untuk dua batang elektroda pentanahan yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah oleh Dwight, JL. Marshall dengan memperhatikan efek bayangan biasanya adalah dengan menghitung tegangan pada salah satu batang elektroda yang disebabkan oleh distribusi muatan yang merata di batang elektroda itu sendiri dan pada batang elektroda yang lain termasuk bayangannya. Dengan menghitung tegangan rata-rata yang disebabkan oleh muatan batang elektroda itu sendiri dan menghitung tegangan rata-rata yang disebabkan oleh muatan batang elektroda yang lain. Tegangan total rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan antara keduanya.

BAB IV TAHANAN PENTANAHAN

Tahanan pentanahan merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam pemasangan jaringan instalasi listrik . Pentanahan yang kurang baik tidak hanya membuang-buang waktu saja, tetapi pentanahan yang kurang baik juga berbahaya dan meningkatkan resiko kerusakan peralatan. Tanpa sistem pentanahan yang efektif, maka akan dihadapkan pada resiko kejutan listrik, disamping itu juga mengakibatkan kesalahan instrumen, distorsi harmonik. masalah faktor daya dan delima kemungkinan adanya intermitten. Jika arus gangguan tidak mempunyai jalur ke tanah melalui sistem pentanahan yang di desain dan dipelihara dengan baik, arus gangguan akan mencari jalur yang tidak diinginkan termasuk manusia. Sebaliknya, pentanahan yang baik tidak hanya sekedar untuk keselamatan; tetapi juga digunakan untuk mencegah kerusakan peralatan industri. Sistem pentanahan yang baik akan meningkatkan reliabilitas peralatan dan mengurangi kemungkinan kerusakan akibat petir dan arus gangguan. Miliyaran uang telah hilang tiap tahunnya di tempat kerja karena kebakaran akibat listrik. Kerugian-kerugian di atas tidak termasuk biaya pengadilan dan hilangnya produktivitas individu dan perusahaan.

4.1.

NILAI TAHANAN YANG BAIK Ada kerancuan antara pentanahan yang baik dan nilai tahanan yang

seharusnya. Idealnya suatu pentanahan besar tahanannya nol ohm. Tidak ada satu standar mengenai ambang batas nilai tahanan pentanahan yang harus diikuti oleh semua badan. Tetapi badan NFPA dan IEEE telah merekomendasikan nilai tahanan pentanahan lebih kecil atau sama dengan 5 Ohm. Badan NEC menyatakan bahwa untuk meyakinkan impedansi sistem ke tanah besarnya kurang dari 25 Ohm dan tercantum dalam NEC 250.56. Fasilitas

dengan peralatan yang sensitif nilai tahanan tanahnya harus 5 ohm atau kurang. Industri telekomunikasi telah mengguna- kan 5 ohm atau kurang sebagai nilai tahanan pentanahan dan sambungan. Tujuan nilai tahanan pentanahan adalah untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang serendah mungkin yang bisa dipertimbangkan baik secara ekonomis dan secara fisik.

4.2.

HAL-HAL

YANG

DILAKUKAN

UNTUK

MENURUNKAN

TAHANAN TANAH Pertama, NEC code (1987, 250- 83-3) mensyaratkan panjang elektroda pentanahan minimum 2,5 meter (8 kaki) dihubungkan dengan tanah. beberapa variabel yang mempengaruhi tahanan sistem pentanahan, yaitu: 1. Panjang/kedalaman elektroda pentanahan Satu cara yang sangat efektif untuk menurunkan tahanan tanah adalah memperdalam elektroda pentanahan. Tanah tidak tetap tahanannya dan tidak dapat diprediksi. Ketika memasang elektroda pentanahan, elektroda berada di bawah garis beku (frosting line). Ini dilakukan sehingga tahanan tanah tidak akan dipengaruhi oleh pembekuan tanah di sekitarnya. Secara umum, menggandakan panjang elektroda pentanahan bisa mengurangi tingkat tahanan 40%. Ada kejadian-kejadian dimana secara fisik tidak mungkin dilakukan pendalaman batang pentanahan daerah-daerah yang terdiri dari batu, granit, dan sebagainya. Dalam keadaan demikian, metode alternatif yang menggunakan semen pentanahan (grounding cement) bisa digunakan. 2. Diameter elektroda pentanahan pentanahan berpengaruh Menambah diameter elektroda Ada

sangat kecil dalam menurunkan tahanan.

Misalnya, bila diameter elektroda digandakan tahanan pentanahan hanya menurun sebesar 10%. 3. Jumlah elektroda pentanahan Cara lain menurunkan tahanan tanah adalah menggunakan banyak elektroda pentanahan. Dalam desain ini, lebih dari satu elektroda dimasukkan ke tanah dan dihubungkan secara paralel untuk

mendapatkan tahanan yang lebih rendah. Agar penambahan elektroda efektif, jarak batang tambahan setidaknya harus sama dalamnya dengan batang yang ditanam. Tanpa pengaturan jarak elektroda pentanahan yang tepat, bidang pengaruhnya akan berpotongan dan tahanan tidak akan menurun. Untuk membantu dalam memasang batang pentanahan yang akan memenuhi kebutuhan tahanan tertentu, maka dapat menggunakan tabel tahanan pentanahan di bawah ini. Ingatlah, ini hanya digunakan sebagai pedoman, karena tanah memiliki lapisan dan jarang yang sama (homogen). Nilai tahanan akan sangat berbeda-beda.

4.3.

KARAKTERISTIK TANAH Karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak diketahui

karena mempunyai kaitan erat dengan perencanaan dan sistem pentanahan yang akan digunakan. Sesuai dengan tujuan pentanahan bahwa arus gangguan harus secepatnya terdistribusi secara merata ke dalam tanah, maka penyelidikan tentang karakteristik tanah sehubungan dengan pengukuran tahanan dan tahanan jenis tanah merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi besarnya tahanan pentanahan. Pada kenyataannya tahanan jenis tanah harganya bermacam-macam, tergantung pada komposisi tanahnya dan faktor faktor lain. Untuk memperoleh harga tahanan jenis tanah yang akurat diperlukan pengukuran secara langsung pada lokasi pembangunan suatu instalasi karena struktur tanah yang sesungguhnya tidak sesederhana yang diperkirakan. Pada suatu lokasi tertentu sering dijumpai beberapa jenis tanah yang mempunyai tahanan jenis yang berbeda-beda (non uniform). Pada pemasangan sistem pentanahan dalam suatu lokasi instalasi, tidak jarang peralatan pentanahan tersebut ditanam pada dua atau lebih lapisan tanah yang berbeda yang berarti bahwa tahanan jenis tanah di tempat itu tidak sama. Apabila lapisan tanah pertama dari sistem pentanahan mempunyai tahanan jenis sebesar
1

sedangka lapisan

bawahnya dengan tahanan jenisnya adalah 2, maka diperoleh faktor refleksi K seperti pada persamaan :

Dari persamaan di atas memungkinkan faktor refleksi K berharga positif atau negatif.

DAFTAR PUSTAKA http://elektronika-dasar.com/teori-elektronika/nilai-resistansi-grounding-yangbaik http://id.scribd.com/doc/50072070/jbptunikompp-gdl-bambangram-15294-3babiihttp://kimjoe.wordpress.com/tag/pengertian-sistem-pentanahan-grounding-sistem http://kk.mercubuana.ac.id/files/14069-12-386294314256.doc http://lhanajie.blogspot.com/2011/12/ketika-bersama-dirinya.html http://www.eepis-its.edu/uploadta/downloadmk.php?id=1678 http://www.elektroindonesia.com/elektro/ener15a.html http://www.scribd.com/doc/30406266/127/elektroda-pentanahan-dan-tahananpentanahan

You might also like