You are on page 1of 9

8.

CT SCAN

a. jelaskan tentang prinsip ct scan Pada saat sinar X melalui sebuah lapisan maka lapisan tersebut akan mengabsorbsi sinar dan sisanya akan melalui lapisan tersebut yang akan ditangkap oleh detektor yang sensitif terhadap elektron. Jumlah radiasi yang diabsorbsi akan tergantung (salah satunya) pada densitas jaringan yang dilaluinya. Pada tulang energi yang melalui (penterasi) jaringan itu lebih sedikit maka akan muncul gambaran berwarna putih atau abu-abu yang terang. Sedangkan pada cairan serebrospinal dan udara akan menghasilkan gambaran lebih gelap. Ct Scan dapat memberikan gambaran pada potongan 0,5 11,3 cm dan memberikan gambaran akurat pada abnormalitas yang sangat kecil. b. jelaskan perkembangan ct scan Peningkatan teknologi CT Scan adalah menurunkan dosis radiasi yang diberikan, menurunkan lamanya waktu dalam pelaksanaan scaning dan peningkatan kemampuan merekonstruksi gambar. sebagai contoh, untuk lihat di penempatan yang sama dari suatu penjuru/sudut berbeda) telah meningkat dari waktu ke waktu. Meski demikian, dosis radiasi dari CT beberapa kali lebih tinggi dibanding penyinaran konvensional

Perkembangan CT scan mencapai 7 generasi perkembangan CT SCAN Generasi 1 Kelebihan : Keuntungan: pengaruh hamburan radiasi pada detector ditiadakan karena berkas sinar-X yang berbentuk pensil opic goes here CT SCAN GENERASI 2 Keuntungan: waktu scan lebih singkat, yaitu antara 18 hingga 30 detik/irisan. CT SCAN GENERASI 3 CT SCAN GENERASI 4

Keuntungan: tidak terjadi ring artefact.

CT SCAN GENERASI 5 Berkas elektron dipusatkan, dengan coil elektromagnet, ke focal spot kecil pada ring tungsten. Area target ini kemudian berjalan terus sepanjang ring Waktu scan 50 ms - Digunakan untuk scan jantung

CT SCAN GENERASI 6 Kuntungan Spiral CT Melakukan scan satu bagian volume dengan sekali tahan nafas. Mengurangi efek partial volume. Tidak ada celah. Rekonstruksi gambar secara tumpang tindih dapat dilakukan tanpa tambahan dosis radiasi.

- Meningkatkan kualitas data untuk keperluan rekonstruksi 3D (3D-rendering) CT SCAN GENERASI 7 Keuntungan: meningkatkan waktu scan hingga 0,33 detik, resolusi dalam arah sumbu-Z hingga < 0,4 mm, dan dosis radiasi lebih rendah. C. yang dimksd bilangan ct dan keterkaitannya dgn citra jaringan Bilangan ct adalah karakterisitik serapan sinar x pada setiap jaringan d. pengaruh pemberian zat kontras pd pencitraan Pemberian zat kontras pada intravena diperlukan untuk membuat organ / jaringan terlihat lebih jelas; terutama untuk jaringan yang memiliki koef.serap sinar x TIDAK BERBEDA SIGNIFIKAN dengan jaringan disekitarnya;.

e. cara pengambilan clice utk memaksimalkan hasil dan meminimalkan efek radiasi f. cara pengkalibrasi ct scan

. tomografi

1. konsep tomografi Tomografi adalah teknik untuk menghasilkan citra tampang lintang atau struktur internal suatu obyek dengan memanfaatkan foton atau partikel yang dapat menembus obyek dan dianalisa oleh suatu sistem deteksi. 2. prinsip dan filosofi Prinsip dasar dalam tomografi adalah melakukan rekonstruksi citra irisan berdasarkan citra proyeksinya. Tomografi untuk membuat citra 3 dimensi dari obyek 3 dimensi Tomosmemotong (to cut) Graphien gambar Tomografi adalah suatu teknik pencitraan bagian internal obyek sedemikian sehingga seolaholah obyek itu dipotong lalu tampang lintangnya di potret Dalam terminology Fisika, tomografi didefinisikan sebagai suatu teknik untuk memetakan besaran fisis tampang lintang suatu obyek yang menjadi perhatian dengan tanpa merusak / membelahnya

3. karakterisitik jaringan Sifat jaringan yang digunakan dalam tomografi : Kemampuan menyerap sinar X (X-ray Absorbtion) CT Scann Sifat Kemagnetan jaringan (MRI) Sifat Kelistrikan Jaringan (EIT) Kemapuan Refleksi, Transmisi, Absrbsi Gel. Suara (USG)

4. pixel, voxel, dimensinya serta hubungan dgn citra gmbr baik Untuk mengetahui konstruksi suatu jaringan, jaringan dapat dianggap sebagai kumpulan dari elemenelemen yaitu pixel = picture element , persegi untuk 2 dimensi atau voxel = volume element untuk 3 dimensi ( elemen kubik )

5. apa itu raysum ? 6. ttg efek bintang pd gambar 7. jelaskan ttg perkembangan tomografi Computed Tomography (CT)
CT (computed tomography) scan Metode ini merupakan bentuk scan sinar X yang lebih canggih dengan menggunakan kekuatan komputasi modern untuk menginterpretasikan sinar X multipel yang membentuk gambaran potong lintang dua dimensi dari jaringan tubuh dan organ. Gambaran ini didapat dengan meletakkan pasien di tempat tidur horizontal dan secara perlahan melewati alat scan sinar X sirkular, alat akan bergerak mengelilingi tubuh, dan mengambil beberapa seri scan yang direkam oleh detektor, bukan film. lnformasi dari setiap scan akan diintegrasikan membentuk gambaran detail daerah yang diteliti. Setiap scan akan dianggap seperti potongan roti jika semua potongan dihubungkan, maka didapatkan seluruh gambaran yang mendetail.

Electrical Impedance Tomography Electrical Impedance Tomography (EIT) merupakan teknik non invasif untuk pencitraan irisan melintang suatu bahan melalui pengukuran distribusi impedansi. Pengukuran elektris dilakukan pada permukaan di sekeliling volume konduktor. Hasil pengukuran distribusi impedansi elektris dapat direkonstruksi berdasarkan perbedaan impedansi dari setiap organ/jaringan biologi. Magnetic Resonance Tomography, atau yang lebih dikenal dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging) MRI adalah sebuah metode pemeriksaan diagnoatik yang mulai digunakan sejak tahun 1980. gambar yang dihasilkan juga merupakan hasil rekonstruksi komputer. Namun berbeda dengan CT-Scan MRI tidak menggunakan radiasi ion melainkan menggunakan medan magnet dan radiofrekuensi. MRI merupakan studi pilihan bagi evaluasi pada sebagian besar lesi pada otak

dan spinal. MRI melakukan scan terhadap nukleus hidrogen yang merupakan atom terbanyak ditubuh manusia. Optical Coherence Tomography
Optical coherence tomography (OCT) adalah teknik pencitraan diagnostik medis yang memanfaatkan fotonik (photonics) dan serat optik untuk mendapatkan gambar dan karakterisasi jaringan mata. Pada tomografi baru ini, saraf optik dan strukturretina digambarkan pada tingkat resolusi yang sangat tinggi. Lapisan anatomi retina dapat dibedakan dan ketebalan retina dapat diukur.

Positron Emission Tomography (PET)


Positron Emission Tomography (PET) merupakan salah satu modalitas diagnostik kedokteran nuklir yang lebih baik dibanding modalitas lain terutama di bidang keganasan. Prinsip kerjanya dengan mendeteksi akumulasi bahan radioaktif pada suatu organ. PET scan memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi untuk membedakan lesi jinak dan ganas. PET scan dapat memberikan gambaran fungsional aliran darah dan proses metabolik di tingkat sel.

Quantum Tomography
Quantum tomografi atau kuantum negara tomografi adalah proses merekonstruksi keadaan kuantum ( matrix density ) untuk sumber sistem kuantum dengan pengukuran pada sistem yang berasal dari sumber. Dalam proses tomografi kuantum di sisi lain, yang dikenal kuantum digunakan untuk menyelidiki proses kuantum untuk mengetahui bagaimana proses dapat dijelaskan. Demikian pula, kuantum pengukuran tomografi bekerja untuk mencari tahu apa yang sedang dilakukan pengukuran.

Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT)


SPET Scan atau SPECT Scan adalah pencitraan fungsional otak dengan tomografiemisi foton tunggal (single photon emission tomography/SPET), juga dikenal sebagai tomografi emisi foton tunggal terkomputeriasai (single photon emissioncomputed tomography/SPECT) yang memungkinkan gambar tiga dimensi dari aliran darah serebral yang berasal dari data dua dimensi. Tomografi emisi positron ini dapat digunakan untuk mengukur metabolisme serebral regional dan karakteristik neurotransmitter reseptor lain.

Ultrasound Transmission Tomography Pada transmission tomography, sinyal informasi proyeksi diperoleh dari intensitas sinyal radiasi yang ditangkap setelah sinyal menembus objek.

6.

jenis detector radiasi dan prinsip kerjanya

Detektor Sintilasi Detektor sintilasi bekerja dengan memanfaatkan radiasi fluoresensi (energi radiasi diubah menjadi pancaran cahaya tampak). Proses sintilasi adalah terpencarnya sinar tampak ketika terjadi transisi elektron dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah. Semakin besar energi radiasi yang diserap maka semakin banyak kekosongan elektron yang terjadi sehingga percikan cahaya yang dihasilkan akan semakin banyak Detektor sintilasi mampu mencacah jumlah partikel radioaktif dan energinya.

Partikel radioaktif yang menembus detektor menimbulkan cahaya tampak. Cahaya tampak ini kemudian menimbulkan efek foto listrik yang menghasilkan elektron. Elektron ini akan muncul dalam bentuk pulsa dan untuk memudahkan proses deteksinya terlebih dahulu diperkuat dengan tabung photo multiplier. Proses sintilasi Proses sintilasi ini terjadi apabila terdapat kekosongan elektron yang disebabkan karena lepasnya elektron dari ikatannya (proses ionisasi) atau loncatnya elektron ke lintasan yang lebih tinggi bila dikenai radiasi (proses eksitasi). Berikut ini adalah beberapa contoh bahan sintilator yang sering digunakan sebagai detektor radiasi : kristal NaI(Tl), kristal ZnS(Ag), kristal LiI(Eu) dan sintilator Organik Detektor NaI(Tl) merupakan detektor jenis sintilasi. Bahan sintilator berupa kristal tunggal Natrium Iodida yang didopping dengan sedikit Tallium. Detektor Isian Gas

Detektor Kamar Ionisasi (ionization chamber)

Detektor Geiger Muller (GM) Detektor Geiger Muller (GM) menggunakan prinsip ionisasi dan dihasilkan pulsa listrik.

Karena tidak mampu membedakan berbagai jenis radiasi yang ditangkap detektor, maka detektor GM hanya dipakai untuk mengetahui ada tidaknya radiasi Pencacah Proporsional Detektor Semikonduktor detektor semikonduktor dioperasikan dengan tegangan balik sekitar 1000~3000V. Tegangan ini berfungsi untuk meningkatkan medan listrik dan menyebabkan pengumpulan muatan menjadi lebih efisien

. konsep dan aturan proteksi radiasi 1.Justifikasi 2.Limitasi 3.Optimasi

Justifikasi : Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber lainnya harus didasarkan pada azaz manfaat. Suatu kegiatan yang mencakup paparan atau potensi paparan hanya disetujui jika kegiatan itu akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi individu atau masyarakat dibandingkan dengan kerugian atau bahaya yang timbul terhadap kesehatan. Limitasi Dosis ekivalen yang diterima pekerja radiasi atau masyarakat tidak boleh melalmpaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang telah ditetapkan. Batas dosis bagi pekerja radiasi dimaksudkan untuk mencegah munculnya efek deterministik (non stokastik) dan mengurangi peluang terjadinya efek stokastik. Optimasi Semua penyinaran harus diusahakan serendah-rendahnya (as low as reasonably achieveable - ALARA), dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus direncanakan dan sumber radiasi harus dirancang dan dioperasikan untuk menjamin agar paparan radiasi yang terjadi dapat ditekan serendah-rendahnya.

Proteksi radiasi secara detail baik untuk pekerja , public dan penderita. Cara mengurangi paparan radiasi untuk pekerja: 1. Pengaturan waktu Paparan 2. Pengaturan Jarak dengan Sumber Radiasi 3. Penggunaan Perisai Pelindung 1. Seorang pekerja radiasi yg berada di dalam medan radiasi akan menerima dosis radiasi yg besarnya sebanding dengan lamanya pekerja tersebut bearada di dalam medan radiasi. 2. Diperlukan apabila melakukan penanganan sumber-sumber radiasi dengan aktivitas sangat tinggi (ber orde MBq atau Ci). Mengingat sifat serap bahan perisai thd berbagai jenis dan energi radiasi berbeda-beda, jumlah dan jenis bahan penahan radiasi yg diperlukan bergantung pada jenis dan energi radiasi yg dipancarkan sumber. utk masyarakat umum Penyinaran seluruh tubuh 5 mSv (500 mrem) dlm setahun Penyinaran lokal batas dosis efektif 5 mSv (500 mrem) dlm setahun Batas dosis utk lensa mata 15 mSv (1500 mrem) dlm setahun Batas dosis utk kulit 50 mSv (5000 mrem) dlm setahun. Batas ini dirata-ratakan pd permukaan seluas 100 cm2 Batas dosis u tangan, lengan, kaki dan tungkai 50 mSv (5000 mrem) dlm setahun

You might also like