You are on page 1of 19

MODUL I DASAR PENGEBORAN LUBANG SUMUR

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNIK PENGEBORAN II

Nama

: Sigit Purwito Nur Fatonah

12211010 12210075

Tanggal Praktikum

: 24 Januari 2014

Tanggal Penyerahan : 4 Februari 2014 Dosen : Dr. Ing. Bonar Tua Halomoan Marbun

LABORATORIUM TEKNIK PENGEBORAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013/2014

DAFTAR ISI Daftar Isi.....................................................................................................................................1 Daftar Gambar............................................................................................................................2 Daftar Tabel................................................................................................................................3 Bab I - Tujuan Praktikum...........................................................................................................4 Bab II Pengolahan Data 2.1. Penentuan Geometri Lubang Sumur...........................................................................5 2.2. Perhitungan Volume Lumpur.....................................................................................6 2.3. Penentuan Jenis Casing dan Interval Casing..............................................................7 2.4. Penentuan Interval Penyemenan dan Volume Semen yang Dibutuhkan...................8 2.5. Membuat Diagram Sumur..........................................................................................9 2.6. Perhitungan Beban Maksimum Rig..........................................................................10 2.7. Non-Productive Time (NPT).....................................................................................10 Bab III Analisis 3.1. Penentuan Geometri Lubang Sumur.........................................................................12 3.2. Lumpur Pemboran.....................................................................................................13 3.3. Casing Material..........................................................................................................14 3.4. Penyemenan...............................................................................................................14 3.5. Beban Maksimum Rig...............................................................................................14 3.6. Non-Productive Time (NPT).....................................................................................15 Bab IV - Kesimpulan 4.1. Kesimpulan.............................................................................................................16 4.2. Saran.......................................................................................................................17 Daftar Pustaka.........................................................................................................................18

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Casing Tree Desain..............................................................................................5 Gambar 2. Diagram Sumur....................................................................................................9 Gambar 3. Grafik NPT dan PT..............................................................................................11

DAFTAR TABEL Tabel 1. Data Proses Pengeboran Sumur..........................................................................6 Tabel 2. Data Perhitungan Volume Sumur.......................................................................7 Tabel 3. Panjang Casing...................................................................................................7 Tabel 4. Interval Penyemenan..........................................................................................8 Tabel 5. Volume Semen yang Dibutuhkan......................................................................9 Tabel 6. Perhitungan Rig Load.......................................................................................10 Tabel 7. Waktu Pengeboran............................................................................................10 Tabel 8. Data Geometri Lubang Sumur dan Ukuran Casing yang Dibutuhkan..............12 Tabel 9. Desain Ukuran Casing dan Lubang Sumur.......................................................16

BAB I TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan dari dilaksanakannya praktikum modul ini yaitu mahasiswa diharapkan untuk : 1. Mampu memahami konsep dari pembuatan lubang sumur 2. Mampu menentukan desain lubang sumur dan casing 3. Mampu memahami perhitungan beban maksimum yang akan ditanggung rig pengeboran 4. Mampu menentukan jumlah volume lumpur yang diperlukan selama pembuatan sumur 5. Mampu menentukan interval penyemenan 6. Mampu membuat diagram sumur berdasarkan data yang ada 7. Mampu menghitung non-productive time (NPT) dalam proses pembuatan sumur

BAB II PENGOLAHAN DATA 2.1. Penentuan Geometri Lubang Sumur Sebelum dilakukan operasi pengeboran, kita harus memilih geometri lubang sumur yang akan kita bor nantinya. Namun, sebelum itu kita harus memilih ukuran linernya dulu. Baru setelah kita tentukan ukuran linernya, dengan menggunakan casing tree design maka kita akan dapatkan geometri sumur lainnya yang akan kita bor seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1. Dalam hal ini, akan dibor suatu sumur hingga kedalaman 2900 m. Di sini dipilih ukuran liner sebesar 5. Di bawah ini, bagan yang berada dalam garis warna merah merupakan geometri sumur yang akan digunakan pada operasi pengeboran.

Gambar 1 Casing Tree Design

Di bawah ini didapatkan data proses pengeboran sumur yang akan kita lakukan :
Tabel 1 Data Proses Pengeboran Sumur

Kedalaman Proses Rig Move, Jack Up, Preload Drive 16" Conductor NU Diverter Drill 14 3/4" hole 11 3/4" Surface Casing 10 5/8" hole 9 5/8" casing 8 1/2"" hole 7" casing 6 1/8" hole 5" liner TD Loging Testing Abandon well Release rig Weather downtime 5% Rig downtime 10% Total: 2900 2450 1700 1000 50 200 (m)

Waktu (days)

2 2 1 2 1,2 2 1,2 4 1,2 4 2 3,1 6 3 1 1,7 3,6 41

2.2. Perhitungan Volume Lumpur Untuk menentukan volume lumpur di permukaan, dapat diperkirakan dari volume mud tank yang akan digunakan. Untuk menghitung parameter lain yang digunakan dalam penentuan volume lumpur keseluruhan menggunakan persamaan di bawah ini : () = 0,000971 2 3,281 . . (1) () = . (2) () = + + (3)
6

Keterangan : d = diameter lubang (in) h = interval kedalaman lubang (m) Safety factor yang digunakan dalam perhitungan kali ini yaitu 2. Dengan mensubstitusikan angka-angka yang ada pada Tabel 1 dan menggunakan persamaan (1), (2), dan (3) maka didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut :
Tabel 2 Data Perhitungan Volume Lumpur

Hole Selection

Interval m 800 700 750 450 2700

Time days 2 2 2 4 10

Volumes Hole bbls 554,4973666 251,7568974 172,6333011 53,78363614 1032,671201 Losses bbls 1108,995 377,6353 258,95 80,67545 1826,255 Surface bbls 500 0 1500 0 2000 Total bbls 2163,492 629,3922 1931,583 134,4591 4858,927

14,75 10,625 8,5 6,125 Total

Dari hasil perhitungan data di atas diketahui jumlah volume lumpur yang dibutuhkan seluruhnya yaitu 4858,927 bbls. 2.3. Penentuan Jenis Casing dan Interval Casing Panjang casing yang akan digunakan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan di bawah ini : () = (1 + %) . . . . . (4) () = ( + 200) (1 + %) . . . . (5) Dengan menggunakan persamaan di atas, didapatkan data sebagai berikut : Contingency yang digunakan yaitu 20%
Tabel 3 Panjang Casing

Casing 16" J55

Length m 240 7

11 3/4" J55 9 5/8" N80 7" N80 5" N80

1200 2040 2940 780

2.4. Penentuan Interval Penyemenan dan Volume Semen yang Dibutuhkan 2.4.1. Perhitungan Interval Penyemenan Untuk Surface Casing Bottom cement Top cement Untuk casing lainnya Bottom Cement Top Cement Liner Bottom Cement Top Cement : Kedalaman lubang : Kedalaman lubang - panjang liner : Kedalaman lubang : Kedalaman semen sebelumnya 200 m : Kedalaman lubang : 50 m (kedalaman sub-surface)

Dari aturan di atas, didapatkan interval semen seperti berikut :


Tabel 4 Interval Penyemenan

Casing 11,75 9,625 7 5

Hole Size m 14,75 10,625 8,5 6,125

Cement Interval Bottom m 1000 1700 2450 2900 Top m 50 800 1500 2120

2.4.2. Perhitungan Volume Semen yang Dibutuhkan Untuk menentukan volume semen yang dibutuhkan menggunakan persamaan berikut:
2 2 = 0,000971( )( )3,281 (1 +

% ) . (6) 100

Dengan menggunakan persamaan (7) didapatkan hasil sebagai berikut :


8

Tabel 5 Volume Semen yang Dibutuhkan

Casing

Hole Size (m) 14,75 10,625 8,5 6,125 Total

Cement Interval Bottom (m) 1000 1700 2450 2900 Top (m) 50 800 1500 2120 100 40 25 15 Excess%

Volume Cement (bbls) 481,2227936 81,28698827 87,95935495 35,76600603 686,2351428

11,75 9,625 7 5

Sehingga dapat diketahui bahwa volume lumpur yang dibutuhkan dalam operasi pengeboran tersebut yaitu 686,2351428 bbls. 2.5. Membuat Diagram Sumur Berdasarkan geometri casing yang sudah kita pilih, maka dapat dibuat Diagram Sumur seperti berikut :

Gambar 2 Diagram Sumur

2.6. Perhitungan Beban Maksimum Rig Untuk menentukan jumlah beban maksimum yang ditopang oleh rig digunakan rumus berikut, dimana total load merupakan beban terberat yang harus diangkat rig. = ( + 2) (7)
Tabel 6 Perhitungan Rig Load

Total Casing Casing Weight (lbm/ft) 16" J55 11 3/4" J55 9 5/8" N80 7" N80 5" N80 200 47 40 23 15 Depth (m) 200 1000 1700 2450 780 Weight (lbm) 131240 154207 223108 184884,35 38387,7

Rig Load (lbm) 157488 185048,4 267729,6 221861,2 46065,24

2.7. Non-Productive Time (NPT) NPT didefinisikan sebagai waktu ketika yang didesain dan di kenyataannya tidak sesuai. Akibatnya, biaya pengeboran tidak sesuai dengan yang telah ditentukan dari awal. Perhitungan NPT ini perlu untuk dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi waktu dan biaya yang terbuang dalam operasi pengeboran selanjutnya. Dengan melakukan perhitungan NPT, dapat diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 7 Waktu Pengeboran

Waktu Proses Rig Move, Jack Up, Preload Drive 16" Conductor NU Diverter Drill 14 3/4" hole 11 3/4" Surface Casing 10 5/8" hole 9 5/8" casing (days) 2 2 1 2 1,2 2 1,2

10

8 1/2"" hole 7" casing 6 1/8" hole 5" liner TD Loging Testing Abandon well Release rig Weather downtime 5% Rig downtime 10% Total:

4 1,2 4 2 3,1 6 3 1 1,7 3,6 41

Non Productive Time (days) 23%

Productive Time (days) 77% Non Productive Time (days) Productive Time (days)

Gambar 3 Grafik NPT dan PT

11

BAB III ANALISIS 3.1. Penentuan Geometri Lubang Sumur Dalam penentuan geometri lubang sumur dan penentuan ukuran casing yang akan kita pakai, kita gunakan casing tree design seperti yang tertera pada Gambar 1. Dalam gambar tersebut terdapat beberapa ukuran casing dan ukuran lubang casing yang umum digunakan. Ada garis yang lurus yang kontinu dan ada juga garis lurus yang putus-putus. Garis yang kontinu merupakan ukuran casing dan ukuran lubang yang biasanya digunakan dalam lubang sumur yang besar. Penggunaan geometri lubang sumur dan ukuran casing sesuai dengan alur garis yang kontinu ini biasanya dilakukan pada sumur yang pertama kali dibor atau sumur eksplorasi ataupun sumur yang masih memiliki data pemboran yan masih sedikit. Karena lubangnya lebih besar, semen dan lumpur yang dibutuhkan juga lebih banyak. Tentu saja, biaya casing lebih mahal. Namun, pengangkatan cutting pada lubang yang besar ini lebih optimal sehingga kemungkinan terjadinya stuck pipe kecil. Biaya pemboran secara keseluruhan menjadi lebih mahal. Garis yang putus-putus menunjukkan geometri lubang sumur dan ukuran casing yang biasa digunakan pada sumur dengan ukuran lubang lebih kecil. Hal ini biasa dilakukan untuk sumur yang telah mempunyai banyak data. Biaya casing yang dikeluarkan lebih murah. Karena lubang sumur kecil maka semen dan lumpur yang diperlukan lebih sedikit, pengangkatan cutting kurang optimal sehingga kemungkinan terjadinya stuckpipe lebih besar. Secara keseluruhan biaya operasi pemboran sumur tersebut bisa lebih murah. Dalam pemboran ini, kita juga menggunakan liner. Alasan dari penggunaan liner ini yaitu untuk menghemat biaya. Selain itu, liner dimasukkan bersamaan dengan drillpipe sehingga waktunya juga lebih pendek. Ketika dilakukan penyemenan, liner ini dapat diputar sehingga dapat mempercepat cement displacement. Berikut geometri lubang sumur dan ukuran casing yang akan kita gunakan :
Table 8 Data Geometri Lubang Sumur dan Ukuran Casing yang Digunakan

Depth Diameter (m) Conductor Casing 16" 200


12

Hole Surface Casing Hole Intermediate Casing Hole Production Casing Hole Liner

14 3/4" 11 3/4" 10 5/8" 9 5/8" 8 1/2" 7" 6 1/8" 5" 2900 2450 1700 1000

Alasan pemilihan ukuran lubang ataupun casing sebenarnya banyak pertimbangan, tetapi dalam praktiku kali ini kita asumsikan dengan lubang yang lebih sempit maka biaya yang diperlukan dapat lebih hemat. Sehingga dalam pemilihan geometri di atas, kami cenderung memilih ukuran yang lebih kecil. 3.2. Lumpur Pemboran Volume lumpur yang dihitung adalah volume lumpur yang berada di anulus (terletak diantara casing dan dinding lubang sumur), volume lumpur yang terpakai untuk lost circulation, dan volume lumpur di permukaan. Volume lumpur di permukaan dapat dilihat pada mud tank. Volume lumpur yang diperlukan untuk pemboran suatu sumur tidak boleh kurang karena dapat menghambat operasi pemboran serta akan terhitung sebagai NPT karena waktu yang dibutuhkan untuk melanjutkan operasi pemboran tersebut menjadi lebih lama sehingga operasi pemboran yang terjadi menjadi tidak ekonomis. Bahkan, kita harus menyediakan lumpur pemboran dengan volume lebih banyak dari volume lumpur yang diperlukan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi hal yang tidak kita inginkan yaitu lost circulation. Dalam perhitungan mudd loss, kita asumsikan safety factor = 2. Alasan mengapa kita menggunakan safety factor dalam perhitungan tersebut yaitu jika terjadi loss circulation (kehilangan lumpur pemboran masuk ke dalam formasi) lumpur yang kita miliki masih dapat digunakan untuk melakukan operasi pemboran secara utuh. Selain itu juga untuk antisipasi terjadinya kejadian yang berada di luar prediksi kita. Untuk itu, kita gunakan safety factor. Volume lumpur yang digunakan dalam sumur ini tiap sectionnya dapat dilihat pada Tabel 2, dimana volume lumpur total yang dibutuhkan yaitu sebanyak 4858,927 bbls.

13

3.3. Casing Material Pemilihan ukuran casing dan juga panjang casing yang harus disediakan dapat ditunjukkan pada Tabel 3. Ukuran casing dan juga lubang sumur yang digunakan memiliki pengaruh terhadap volume lumpur yang digunakan. Perhitungan panjang casing dalam hal ini menggunakan percent contingency. Percent contingency dalam hal ini merupakan pencegahan yang mengarah pada peralatan yang digunakan. Percent contingency ini bertujuan sebagai jaga-jaga terjadi kerusakan pada casing, untuk interval, dan juga untuk mengantisipasi adanya sifat formasi yang tidak kita inginkan. Contingency yang kita pakai yaitu sebesar 20%. 3.4. Penyemenan Pada operasi penyemenan, tidak semua ruang di annulus terisi oleh semen semua, ada bagian top dan bottomnya. Nilai bottom dan top-nya sudah ada ketentuan tertentu seperti yang telah ditunjukkan pada sub-bahasan 2.4.1 Nilai top dari semen merupakan batas atas dari volume semen yang harus diinjeksikan pada koperasi penyemenan. Batas bawah dari semen yang diinjeksikan berada pada kedalaman sejauh mana casing tersebut diturunkan. Dalam perhitungan ini dimasukkan prosentase excess semen agar jumlah semen yang diinjeksikan tidak kurang dari yang dibutuhkan. Apabila jumlah semen yang diinjeksikan kurang maka harus dilakukan secondary cementing seperti squeeze cementing atau recementing dan hal ini akan membuat waktu penyemenan semakin lama dan akan masuk ke dalam NPT. Panjang interval semen dan volume semen yang digunakan dalam sumur ini berikut dengan prosentase excess-nya yaitu tertera pada Tabel 5. 3.5. Beban Maksimum Rig Untuk mengetahui beban maksimum rig maka kita harus mengetahui jenis casing yang digunakan. Dengan begitu kita akan mengetahui berat casing sehingga dapat didapatkan beban maksimum rig yang akan kita gunakan. Jenis dan berat casing berbeda-beda untuk ukuran yang berbeda. Kita mendapatkan berat dan jenis casing ini dari buku Burgouyne, di sana terdapat berbagai macam jenis dan berat casing untuk ukuran casing yang berbeda-beda. Beban maksimum rig yang kita gunakan tertera dalam Tabel 6. Dengan kita mengetahui berat maksimum rig, kita dapat melakukan desain rig dengan optimal dengan memperhatikan rig load sehingga operasi pemboran yang kita harapkan dapat berlangsung dengan baik.

14

3.6. Non-Productive Time (NPT) Besarnya nilai NPT yaitu terdapat kurang lebih 9,3 hari terjadi non-productive time yang diakibatkan adanya abandon well, rig downtime, weather downtime, serta release rig. Rig downtime dan weather downtime adalah waktu yang tidak sesuai dengan desainnya. Hal-hal yang dapat menyebabkan rig downtime yaitu kerusakan pada circulating system, hoisting system, power system, BOP system, dan rotating system. Sedangkan hal-hal yang dapat menyebabkan weather downtime yaitu adanya badai, angin yang terlalu kencang, ombak besar, dan lain-lain. Pada Gambar 3 ditunjukkan grafik perbandingan prosentase NPT dan PT.

15

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu : 1. Konsep pembuatan lubang sumur memerlukan perhitungan yang tepat pada jumlah lumpur pemboran yang akan digunakan , casing material, cement material, serta beban maksimum rig yang akan digunakan. 2. Desain lubang bor yang digunakan yaitu :
Tabel 9 Desain Ukuran Casing dan Lubang Sumur

Casing (in) 11,75 9,625 7 5

Hole Size (m) 14,75 10,625 8,5 6,125

3. Data rig load yang didapatkan yaitu seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 6.
Total Casing Casing Weight (lbm/ft) 16" J55 11 3/4" J55 9 5/8" N80 7" N80 5" N80 200 47 40 23 15 Depth (m) 200 1000 1700 2450 780 Weight (lbm) 131240 154207 223108 184884,35 38387,7 Rig Load (lbm) 157488 185048,4 267729,6 221861,2 46065,24

4. Jumlah volume lumpur pemboran yang dibutuhkan dalam operasi pemboran tersebut yaitu sebanyak 686,2351428 bbls. 5. Interval penyemenan seperti yang tertera pada Tabel 4
Hole Size (m) 14,75 Cement Interval Bottom (m) 1000 Top (m) 50 16

Casing 11,75

9,625 7 5

10,625 8,5 6,125

1700 2450 2900

800 1500 2120

6. Diagram sumur yang didapatkan yaitu seperti yang ditunjukkan Gambar 2.

7. NPT yang didapatkan dari proses pengeboran ini yaitu sebesar 9,3 hari.

4.2. Saran Praktikum ini sangat perlu karena dapat melatih mahasiswa untuk melakukan sesuai dengan tujuan praktikum pada saatnya nanti di lapangan. Namun, saran yang ingin kami sampaikan yaitu sebaiknya modul praktikum jangan diberikan H-1 sebelum praktikum. Bagaimana jika modul praktikum diberikan sekaligus semua modul seperti praktikumpraktikum biasanya. Mungkin dengan begitu, mahasiswa dapat mengetahui sebenernya tujuan dari kita praktikum hari itu mau menghitung apa.

17

DAFTAR PUSTAKA 1. Modul Praktikum Teknik Pemboran II, Program Studi Teknik Perminyakan ITB,2014 2. Burgoyne, Adam T. et al. 1991. Applied Drilling Engineering. SPE Textbook Series. Richardson, TX. 3. American Petroleum Institute Specification 5CT. Specification for Casing and Tubing. API

18

You might also like