You are on page 1of 36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KEKURANGAN ENERGI KRONIK 1. Kekurangan Ener gi Kr onik a. Pengertian KEK merupakan salah satu keadaan malnutrisi, malnutrisi adalah keadaan patolog is akibat kekurangan atau kelebihan secar a relative atau absolut satu atau lebih zat gizi (Supr iasa, 2002, p. 82). KEK adalah kead aan dimana seseo rang mengalami kekurangan gizi (kalo ri dan protein ) yang berlangsu ng lama atau menahun. Dengan ditandai berat badan kurang dar i 40 kg atau tamp ak kurus dan dengan LILA-nya kurang `dari 23,5 cm (Depkes,1999, p.5). b. Fakto r faktor yang mempengaruhi Dari penelitian Surasih (2005) , faktor-faktor yang mempengaruhi KEK antara lain : jumlah asupan energ i, umur, beban ker ja ibu hamil, penyak it/infeksi, peng etahuan ibu tentang gizi dan pendapatan kelu arga. Adapun penjelasannya : 1) Jumlah asupan makanan Kebutuhan makanan bag i ibu hamil lebih banyak dar i pada kebutuhan wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi masyarakat yang baik atau o ptimal dimulai dengan penyedian pangan yang cukup. Penyediaan pangan dalam neger i yaitu : upaya 8 7

pertanian dalam menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan. Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur g izi dan menemukan faktor diet yang menyebabkan malnutrisi. 2) Umur Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan g izi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan pertumbu han dan perkembangan dirin ya send ir i, juga har us berbag i dengan janin yang sedang dik andung. Sedangkan untuk umur tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang melemah dan diharusk an untuk beker ja maksimal, maka memer lukan tambahan ener gi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang d ari 35 tahun, dengan diharapkan g izi ibu hamil akan lebih baik. 3) Beban kerja/Aktifitas Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan gerak yang otomatis memer lukan energi yang lebih besar dari pada mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap aktifitas memerlukan ener gi, maka apabila semakin banyak aktifitas yang dilakukan, ener gi yang d ibutuhkan juga semakin banyak. Namun pada seorang

ibu hamil kebutuhan zat gizi berbeda kar ena zat-zat gizi yang dikonsumsi selain untuk aktifitas/ kerja zat-zat gizi juga digu nakan untuk perkembangan janin yang ada dikandu ngan ibu hamil tersebut. Kebutuhan energi rata-rata pada saat hamil dapat ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/har i, yang mengasumsikan pertambahan ber at badan 10-12 kg dan tidak ada perubahan tingkat kegiatan. 4) Penyakit /infeksi Malnutrisi dapat memper mudah tubuh ter kena penyakit infeksi dan juga in feksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat malnutr isi, mekanismenya yaitu : a) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya absorbsi dan kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit. b) Peningkatan kehilangan cair an atau zat gizi ak ibat diare, mual, mu ntah dan perdarahan yang terus menerus. c) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit atau par asit yang terdapat pada tubuh. 5) Pengetahuan ibu tentang Gizi Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi o leh pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek/ perilaku pengetahuan tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan. Pendid ikan formal dari ibu ru mah tangga sering kali mempu nyai asosiasi yang positif dengan pengembangan p ola-po la konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa jika

tingkat pendid ikan dari ibu meningkat maka pengetahuan nutr isi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-usaha untuk memilih makanan yang bernilai nutrisi semak in meningkat, ibu-ibu ru mah tangga yang mempunyai pengetahu an nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi d ari pada yang kur ang bergizi. 6) Pendapatan keluarga Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Pada rumah tangga berpendapatan r endah, sebanyak 60 persen hingga 80 persen dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan. Artinya pendapatan tersebut 70-80 persen energi dipenuhi o leh karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20 per sen d ipenuhi o leh su mber energi lainnya seper ti lemak dan protein. Pendapatan yang meningkat akan menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran termasuk besarnya pengelu aran untuk pangan. c. Patho genesis Pro ses ter jadin ya KEK merupakan ak ibat dar i faktor lingkungan dan faktor manusia yang d idukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi, maka simpanan zat g izi pada tubu h digunak an untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan in i ber langsung lama maka simpan zat gizi akan habis dan ak hirnya terjad i kemerosotan jaringan.

d. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala adalah berat badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus dan LILA kurang dari 23,5cm (Supariasa, 2002, p.48). 1) Ukuran Lingkar Lengan Atas a) Pengertian Kategori KEK adalah apabila LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA (Supariasa, 2002, p.49). Menurut Depkes RI (1994) didalam buku Supar iasa (2002, p.48) pengukuran LI LA pada kelo mpok wanita usia subur (WUS) adalah salah satu deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan masyarakat awam, untuk mengetahu i kelo mpok beresiko KEK. Wanita usia subur adalah wanita usia 15-45 tahun. LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko KEK. b) Tujuan Tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah WUS baik p ada ibu hamil maupun calo n ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sekto ral. Adapun tujuan tersebut adalah : (1) Mengetahu i r esiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calo n ibu, u ntuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi berat lahir rendah. (2) Meningkatkan per hatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.

(3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak. (4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelo mpok sasar an WUS yang menderita KEK. (5) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang mender ita KEK. c) Ambang Batas Ambang batas LILA pada WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5cm, apabila ukuran LILA kurang dari 23,5cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK, dan dip erkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah ( BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, kurang g izi, gangguan pertumbu han dan gangguan perkembangan anak ( Supariasa, 2002, p.49). d) Car a Mengukur LILA Pengukuran LILA dilakukan melalui urutanurutan yang telah ditetapkan. Ada 7 urutan pengukuran LI LA (Supar iasa, 2002, p.49) yaitu: 1) Tetapkan posisi bahu dan siku. 2) Letakkan pita antara bahu dan siku. 3) Tentukan titik tengah lengan. 4) Lingkarkan p ita LILA pada tengah lengan. 5) Pita jang an terlalu dekat.

6) Pita jang an terlalu longgar e) Car a pembacaan skala yang benar Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah pengukuran d ilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kir i (kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan). Lengan harus po sisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang dan alat ukur dalam keadaan baik. e. Pengaruh KEK Kur ang energi kronik pada saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupu n pada janin yang dikandungnya (Waryono, 2010, p. 46). 1) Terhadap ibu : dapat menyebabkan resiko dan komplikasi antara lain : anemia, per darahan, berat badan tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi. 2) Terhadap persalinan : pengaruhnya pada persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature) , perdarahan. 3) Terhadap janin : menimbulkan keguguran/abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi d engan berat badan lahir rendah (BBLR).

2. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan adalah suatu keadaan istimewa bagi seorang wanita sebagai calo n ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi k ehidupannya (Kr istiyanasari, 2010, p.43). Masa kehamilan adalah su atu masa yang d imulai dar i konsepsi sampai lahir nya janin, lamanya hamil nor mal adalah 280 har i (9 bulan7 hari, atau 40 minggu) d ihitung dari hari p ertama haid terakhir. Masa kehamilan dibagi dalam 3 triwu lan yaitu 1) Triwulan pertama dimulai dari konsep si sampai 3 bu lan (pertambahan berat badan sangat lambat yak ni sekitar 1,5 kg). 2) Triwulan kedua dari bu lan keempat sampai 6 bulan ( penambahan berat badan 4 ons per minggu). 3) Triwulan ketiga dar i bulan ketujuh samp ai 9 bulan (penambahan berat badan keseluru han 12 kg) (War yo no , 2010, p.44). b. Perubahan pada ibu hamil Perubahan fisio logis wanita hamil menur ut Yeni Kusmiyati (2008, p.54 - 67) adalah sebagai ber ikut : 1) Perubahan pada sistem repro duksi yang meliputi: a) Vagina dan vulva Akibat hormone estrogen dan progesteron, vagina dan vulva mengalami peru bahan, terjadinya hipervaskularisasi

mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan agak kebiruan (lividae) atau chatwick . b) Servik uter i Konsistensi servik s menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar di serviks ak an berfungsi lebih d an akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. c) Uterus Uterus akan membesar pada bu lan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesterone, pembesaran ini pada dasarnya disebabkan o leh adanya : peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia d an hipertropi, peningkatan desidua. d) Ovariu m Pada per mulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum, korpus luteum graviditatu m berd iameter kira-k ir a 3 cm. kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk. Setelah usia kehamilan 16 minggu plasenta terbentuk dan menggantikan fungsi korpus luteum graviditatum. e) Payudara/mamae Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut colustrum. Colu strum ini berasal dar i asinu s yang mulai bersekresi. Selama

trimester kedua dan ketiga, pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran payudara meningkat secara progresif. f) Sistem endokrin Perubahan besar pada sistem endo krin yang penting terjad i untuk memp ertahankan kehamilan, pertu mbu han normal janin dan pemulihan pasca partum (nifas). Perubahan-perubahan hor mo nal selama kehamilan ter utama akibat produksi estrogen dan progesterone plasenta dan juga hor mo n-hor mon yang dikeluarkan oleh janin. g) Sistem kekebalan Peningkatan PH sekresi vagina wanita hamil membuat wanita tersebut rentan terhadap infeksi vag ina. Sistem pertahanan tubu h selama kehamilan akan tetap utuh, kadar immunog lo bu lin dalam kehamilan tidak berubah. I mmunoglobulin G atau IgG merupakan ko mpo nen utama dari immunog lo bu lin janin di dalam uterus dan neonatal din i. 2) Perubahan pada o rgan dan sistem lainnya : a) Sistem perkemihan. Pada bu lan-bulan pertama k ehamilan kandu ng kencing tertekan sehingga sering timbul kencing. Keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan, bila uterus gravidus keluar dari ro ngga panggul.

b) Sistem pencernaan. Perubahan rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan posisi lambu ng dan aliran balik asam lambung ke esophagus bagian bawah. Pro duksi asam lambung menurun, sering terjadi nausea dan muntah karena peng aruh HCG, to nu s otot-otot tr aktus digestivus menurun sehingga mo tilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. c) Sirkulasi darah. Sirkulasi darah ibu d alam k ehamilan d ip engaruhi o leh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mamae dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Perubahan rata-rata volume plasma maternal 20- 100%. d) Musculoskeletal. Akibat peningkatan kadar ho rmon estrogen dan pro gesterone, terjad i relaksasi dari jar ingan ikat, kar tilago dan ligamen juga meningkatkan jumlah cairan syno vial. Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan mo bilitas persendiaan. Keseimbangan kadar kalsiu m selama kehamilan biasanya no rmal apabila asupan nutr isi khususnya pro duk susu terpenuhi.

e) Kulit. Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan, mekanis menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integument selama masa kehamilan. Perubahan yang umu m terjadi adalah peningkatan ketebalan kulit dan lemak sub dermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktifitas kelenjar ker ingat dan kelenjar sebasea, peningkatan sirkulasi dan aktifitas vasomotor. Jar ingan elastis kulit mudah p ecah, menyebabkan strie gravidarum atau tanda regangan dan r espo n alerg i kulit meningkat. f) Metabolisme. Pada wanita hamil basal metabo lic rate (BMR) meninggi, BMR meningkat hingga 15-20%. Yang umumnya terjad i p ada triwulan terakhir. Kalor i yang d ibutuhkan u ntuk itu diperoleh terutama dari p embakaran hidrat arang, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu keatas. Akan tetapi bila dibutuhkan dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan kalo ri dalam peker jaan sehar i- hari. Dalam keadaan biasa wanita cukup hemat dalam pemakaian tenaganya. g) Sistem pernafasan. Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan menyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju

metabo lik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan o ksig en dan su atu cara untuk membuang karbondioksida. Wanita hamil bernafas lebih dalam tetapi frekuensi nafasnya hanya sed ikit meningkat, peningkatan volu me tidal pernafasan yang berhubungan dengan frekuensi nafas normal menyebabkan peningkatan vo lume nafas 1menit sekitar 26 %. h) Sistem persyarafan. Hanya sedikit diketahui tentang perubahan fungsi sistem neuro logi selama masa kehamilan, selain peru bahan-perubahan neuro ho rmonal, hipotalamik-hipofisis. Perubahan fisiolo gik spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbu lnya gejala neuro logis dan neuro muscular . i) Peningkatan berat badan Seorang ibu yang sedang hamil mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. Pada trimester I kenaikan berat badan mencapai 1kg, namu n setelah mencapai trimester II penambahan berat badan mencapai 3kg dan pada trimester III mencapai 6kg. Kenaikan tersebut disebabkan adanya pertumbuhan janin, plasenta dan air ketuban (Proverawati, 2009, p.53).

c. Kehamilan Tr imester I 1) Pengertian Merupakan masa dimana organ-organ janin terbentuk, tahap embrio berlangsu ng sampai sekitar 12 minggu setelah konsepsi. Tahap ini merupakan masa organogenesis yaitu masa paling kritis dalam perkembangan sistem o rgan dan penampilan luar utama janin. Ber at badan adalah bagian yang signif ikan selama trimester awal, kenaikan no rmal berat badan pada Trimester I antara 0, 7-1,4 kg. Umumn ya nafsu mak an ibu berkurang, sering timbu l rasa mual dan ingin muntah. Pada ko nd isi in i ibu harus tetap berusaha meningkatkan berat badan supaya janin dapat tumbuh dengan baik dan usahakan ibu makan dengan po rsi sedik it tapi ser ing. Awal-awal kehamilan bisa jadi sangat menyenangkan, tetapi sekaligus menegangkan. Menyenangkan jika kehamilan sudah d itunggu sejak lama, menegangkan jik a kehamilan ini ter jadi melalui usaha bayi tabung, ibu mengalami pengalaman jelek p ada kehamilan sebelumnya atau kondisi kesehatan ibu kurang mendukung (Ku smiyati, 2009, p.39). 2) Prinsip gizi ibu hamil Trimester I Pada waktu terjad i kehamilan akan ter jadi banyak peru bahan fisik, sosial, maupu n mental. Walaupu n demik ian par a calon ibu harus tetap berada d i dalam keadaan sehat o ptimal karena ibu hidup dengan janinnya. Ibu yang hamil harus memiliki gizi yang

cukup, karena gizi yang didapat akan d igunakan untuk dir inya dan janinnya. Seo rang ibu yang tidak memiliki ataupun kekurangan g izi selama awal kehamilan, maka bayi yang dikandu ng nya akan menderita kekur angan g izi (Kristiyanasari, 2010, p.43). Tabel 2.1 Tambahan Kebutuhan Nutrisi ibu hamil
Nutrisi Kebutuhan tidak hamil/hari 2000 2200 kalori Kalori 75gram Protein 53gram Lemak 28gram Fe 500 mg Ca 3500 IU Vit.A 75gr Vit.C 180gr Asam Folat Tambahan kebutuhan hamil/hari 300-500 kalori 8-12gram Tetap 2-4gram 600mg 500 IU 30 mg 400mg

Sumber : Kr istiyanasari (2010, p. 74).

d. Gizi Pada Ibu Hamil 1) Pengertian Gizi adalah su atu pro ses penggunaan makanan yang d iko nsumsi secara normal oleh suatu o rganisme melalui pro ses d igesti, abso rbsi, transportasi, penyimpanan, metabo lisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fu ng si no rmal dari organ-organ serta menghasilk an energi (Kr istianasari, 2010, p. 1) Gizi ibu hamil ad alah makanan atau zat-zat g izi (baik makro maupu n mikro) yang dibutuhkan o leh seorang ibu hamil baik pad a trimester I, trimester II dan trimester III serta harus cukup jumlah, mutu yang dapat dipenu hi dar i kebutuhan makan sehari-hari

sehingga janin yang dik andungnya dapat tumbuh dengan baik ser ta tidak mengalami gangguan dan masalah. 2) Kebutuhan gizi ibu hamil Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama kehamilan yaitu d iantaranya kebutuhan selama hamil yang ber beda-beda untuk setiap ind ividu dan juga dipengaruhi o leh r iwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya, kekurangan asupan pada salah satu zat akan mengakibatkan kebutuhan terhadap sesuatu nutrisi terganggu dan kebutuhan nutrisi tidak konstan selama kehamilan. a) Energi Kebutuhan energi u ntuk kehamilan yang no rmal perlu tambahan kira-kira 27.000 - 80.000 Kkal selama masa kurang lebih 280 har i, hal in i berarti per lu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil. Su mber energy yang lain antara lain : nasi, roti, ubi, mie, jagung, kentang, tepung (Kristianasari, 2010, p. 27). b) Protein Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan janin, protein memiliki peranan penting selama kehamilan terjadi peningkatan yang sig nifikan yaitu 68%. Total protein fetal yang diper lukan selama masa gestasi berkisar antara 350-450 g, pada trimester per tama kurang dari 6 gram

tiap hari sampai trimester kedua. pada saat memasuki trimester akhir, pertumbuhan janin sangat cepat sehingga membutuhkan protein dalam jumlah yang besar 10 gram perhari atau d iperkirak an 2g/kg/hari. Menurut WHO (d idalam buku kr istiyanasari, 2010, p. 37) tambahan protein untuk ibu hamil adalah 0, 75 gram/kg berat badan, secara keseluruhan ju mlah protein yang dibutuhkan o leh ibu hamil yaitu kurang lebih 60-76 gram setiap har i atau sek itar 925 gram dar i total protein yang dibutuhkan selama kehamilan. Sumber protein yang lain dapat diperoleh dar i : daging, ikan, telur , ayam, kacang-kacangan, tahu dan tempe. c) Zat besi Kebutuhan Fe atau Zat Besi, jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan ju mlah yang d iperlukan ibu untuk

menceg ah anemia ak ibat meningkatnya vo lume darah adalah 500 mg. Selama kehamilan seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1. 000 mg termasuk untuk keperluan janin, p lasenta dan hemog lo bin ibu sendir i. Seorang ibu hamil perlu tambahan zat gizi rata- rata 20 mg per hari. Sedangkan kebutuhan sebelum hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg p er har i (umur 20 45 tahu n) , tablet zat besi sebaik nya tidak diminum bersama teh atau kopi karena mengandung tannin atau pitat yang menghambat penyerapan zat besi. Zat

besi dapat diper oleh dari : dag ing, hati, sayuran hijau, bayam, kangku ng, daun pepaya dan dau n katuk. d) Asam Folat. Minimal pember ian suplemen asam fo lat dimulai dar i 2 bulan sebelum konsepsi dan ber lanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan, do sis pember ian asam folat untuk pr eventif adalah 500 mikrogram atau 0,5-0,8 mg. Sedangkan untuk kelo mpok dengan faktor resiko adalah 4 mg/hr , sumber asam fo lat ada di dalam serealia, kacang-kacangan, sayuran hijau, jamur, kuning telur, jeruk, pisang, d ll. e) Kalsiu m Kalsium diper lukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, ser ta melindungi ibu hamil dar i osteoporosis. Jika kebutuhan kalsium ibu hamil tidak tercukupi, maka kekur angan kalsium akan diambil dari tulang ibu. Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan, janin mengumpulkan kalsium dar i ibunya sekitar 25-30 mg/hari atau kebutuhan kalsium ibu hamil 500-1000mg/hari. 3) Manfaat Gizi 1) Manfaat gizi dalam kehidupan antara lain : Fu ngsi po kok makanan bagi kehidupan manusia (Waryono, 2009, p.40) adalah untuk: ( 1) Sumber energi atau tenaga

( 2) Sumber zat pembangu n ( 3) Sumber zat pengatur 2) Manfaat bag i ibu hamil dan janin Apa yang dimakan atau tidak dimakan ibu hamil akan berpengaruh pada pertumbu han dan perkembangan alat-alat tubuh bayi. Makanan yang ter lalu sedikit atau makanan yang salah dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin dalam r ahim. Kebiasaan makanan pada ibu hamil dapat mempengaruhi jalannya kehamilan (berupa komp likasi seperti anemia), ketidak nyamanan (rasa letih, mual d ipagi hari) , masa per siapan kelahiran dan persalinan (pada umumnya ibu yang dietnya baik, jarang mengalami kesu litan/persalinan yang terlalu dini), emosinya (diet yang baik dapat memperlunak perubahan suasana hati) dan pemu lihan pasca lahir (tubuh yang bergizi baik ak an lebih cepat pulih). Asupan makanan yang d iko nsumsi o leh ibu hamil berguna u ntuk : a) Pertumbuhan dan perkembangan janin. b) Mengganti sel- sel tubuh yang rusak atau mati. c) Sumber tenaga. d) Mengatur suhu tubuh. e) Cadangan makanan.

Untuk mempero leh kesehatan yang o ptimal d iperlukan makan bukan sekedar makanan, tetapi makanan yang mengandu ng gizi atau zat-zat gizi. Zat-zat makanan yang d iper lukan u ntuk menjaga dan meningk atkan kesehatan ini dikelo mpokkan menjadi 5 macam, yak ni protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan miner al (Waryono, 2010, p.10). 4) Pengaru h kurangnya gizi Bila ibu mengalami kekurangan g izi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupu n janin seperti diuraikan sebagai berikut ini : (a) Terhadap Ibu Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komp likasi pada ibu antara lain : anemia, KEK, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara no rmal dan terkena penyak it infeksi. (b) Terhadap Persalinan Pengaruh gizi kurang terhadap pro ses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), perdarahan setelah persalinan, ser ta persalinan dengan oper asi semakin meningkat.

(c) Terhadap Janin Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbu han janin dan dapat menimbulk an keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Waryono, 2010, p.46).

B. PENGETAHUAN 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003, p.121) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu d an hal in i terjad i setelah orang melakukan pengindraan terhadap sesuatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalu i panca indr a manusia yaitu indra peng lihatan, pendengaran, penciuman, raba dan rasa. Sebagian besar pengetahuan diper oleh melalu i mata, telinga, pengetahuan atau kognitif merupakan do main yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang behavior) . Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulk an bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah o rang tersebut melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu dan dapat berkenaan d engan mata pelajaran. (o ver

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi per ilaku, Seorang ahli psikologi Skinner (1938) dalam buku Notoadmo djo (2003, p. 114) menyatakan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseo rang terhadap stimu lu s (rangsangan dari luar). Sedangkan menurut Blum dalam buku Noto admo djo (2003, p.12) per ilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelo mpo k atau masyarakat. a. Bentuk bentuk perilaku Menurut Noto admodjo (2003,p.115) ditinjau dari bentuk respo ns dar i stimulus, perilaku dapat dibedakan menjad i: 1) Per ilaku tertutup (covert behavior) Respons atau reaksi yang bersifat tertutup atau terselubung. Respons atau reaksi ter hadap stimulu s masih terbatas pada perhatian, per sep si, pengetahuan/kesadaran dan sikap yang terjad i pada o rang yang menerima stimulus tersebut dan belum bisa d iamati secara jelas o leh orang lain. 2) Per ilaku terbuka (overt behavior) Respons seseo rang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus pada perilaku ini sudah dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).

b. Determinan perilaku Menurut Notoadmod jo, 2003, p.120 Deter minan perilaku adalah faktor-faktor yang membedakan respons ter hadap stimulus yang ber beda. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1) Determinan atau faktor internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan, yang ber sifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emo sio nal, jenis kelamin dan sebagainya. 2) Determinan atau fakto r eksternal, yaitu lingkungan baik lingkungan f isik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingku ngan in i sering mer upakan fakto r yang do minan yang mewarnai perilaku seseorang. c. Bentuk-bentuk perubahan perilaku Menurut WHO dalam buku Notoadmod jo ( 2003, p.176), perubahan per ilaku dikelompokkan menjad i: 1) Perubahan Alamiah (Natural Change) Sebagian peru bahan perilaku disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi karena suatu perubahan lingkungan fisik atau so sial budaya dan ekono mi, maka anggota-anggota masyarakat di dalamnya juga akan mengalami perubahan. 2) Perubahan Terencana (Planned Change) Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendir i oleh subyek.

3) Kesediaan untuk berubah (Readdiness to Change) Apabila terjad i suatu inovasi atau program-pr ogram pembangunan masyarakat, maka yang ser ing ter jadi adalah sebag ian or ang sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut (berubah perilakunya) dan sebagian o rang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai k esediaan untuk berubah ( readdiness to change) yang berbeda-beda. d. Strategi perubahan perilaku Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan per ilaku o leh WHO dalam buku Notoadmodjo (2003, p.177): 1) Menggunakan Kekuatan/Kekuasaan atau Dorongan Dalarn hal in i perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran atau masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang diharapkan. Cara in i dapat d itempuh misalnya dengan adanya peraturan-peraturan/perundang-undangan yang harus dipatuhi o leh anggo ta masyarakat. 2) Pemberian Infor masi Dengan member ikan info rmasi-infor masi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindar i penyakit dan sebagain ya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut.

3) Diskusi Partisipasi Cara ini adalah sebagai peningkatan cara pember ian in for masi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja, tetapi dua arah. Artinya masyarakat tidak hanya pasif menerima in for masi, tetapi juga harus aktif berpartisifasi melalui diskusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya. e. Faktor-fakto r yang mempengaruhi perilaku Menur ut Lawrence Green (1980) dalam buku Notoadmo djo (2003, p.164) perilaku manusia dar i tingkat kesehatan ter bentuk dar i 3 fakto r yaitu : 1) Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor) yang terd iri dari pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai- nilai. 2) Faktor-faktor pendukung (enabling factor) yang ter dir i dari

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersed ianya fasilitas dan sarana. 3) Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) yang terdiri dari sikap dan perilaku petugas kesehatan, tokoh agama serta tokoh masyarakat. Menurut WHO (1984) dalam buku Notoadmodjo (2003, p. 167) per ilaku tertentu seseorang d ipengaruhi oleh 4 alasan po kok yaitu : 1) Pengetahuan Pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman send iri atau pengalaman orang lain.

2) Kepercayaan Kepercayaan ser ing d iperoleh dar i or ang tua, kakek, atau nenek. Seseorang mener ima kepercayaan berdasarkan keyak inan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. 3) Sikap Sikap menggambarkan suka dan tidak suka terhadap obyek. Sikap ser ing dipero leh dar i pengalaman sendiri maupun orang lain yang paling dekat. Sikap positif terhadap nilai- nilai kesehatan tidak selalu ter wujud dalam tindakan nyata. 4) Orang penting sebagai referensi Perilaku o rang lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang diangg ap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk diconto h. Orang-orang yang dianggap penting ini ser ing disebut kelompok referensi (reference group) antara lain guru, alim ulama, kepala adat (suku), kepala desa dan sebag ainya. f. Pengukuran Perilaku Menurut Notoadmodjo (2003, p.131) cara mengukur indikator per ilaku atau praktik yang paling akurat adalah melalui pengamatan atau observasi. Namu n juga dap at dilakukan melalui wawancara dengan pendekatan recall atau mengingat kembali per ilaku yang telah d ilakukan oleh responden beberapa waktu yang lalu.

2. Tingkat Pengetahuan Tingk at pengetahuan adalah tingkat seber apa dalam responden dapat menghadap i mendalami, memperdalam perhatian seper ti sebagaimana manusia menyelesaikan masalah tentang konsep-konsep baru. Pengetahuan merupakan do main yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang, per ilaku yang d idasari o leh pengetahuan akan lebih langgeng dari p ada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo , 2003, p.122). Untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang secara r inci terd iri dar i enam tingkatan (Noto atmod jo , 2003, p.122) : a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelu mnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingk at ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang telah d ipelajar i atau r angsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefin isikan, menyatakan dan sebagainya. b. Memahami (Comprehention) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek diketahuai dan dimana dapat menginterpretasikan secara benar. Orang telah paham terhadap obyek atau mater i terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, mer amalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang d ipelajar i. c. Aplikasi (Aplication) Diartikan sebagain kemampuan untuk menggu nakan materi yang telah d ipelajari pada situasi atau kondisi real(sebenar nya). Aplikasi d isini dapat diartikan sebagai pengguna hukum- hukum, rumus-rumus, meto de, prinsip dan sebagainya dalam ko nteks atau situasi lain. d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu o bjek kedalam satu str uktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formu lasi baru dari formu lasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi in i berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap sesuatu materi atau objek. Penelitian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendir i atau menggunakan kr iter ia-kriteria yang ada.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan a. Fakto r Internal 1) Pendidikan Menur ut Nursalam (2003) didalam buku (Dewi dan Wawan, 2010, p.17) yaitu makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah menerima infor masi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan berarti bimbingan yang diber ikan seseorang terhadap perkembangan o rang lain menunjukan cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mmencapai keselamatan dan kebahagiaan (Dewi dan Wawan, 2010, P.16). Pendidikan pada hakekatnya suatu kegiatan yang sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak. Sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus menerus (Uhbiyati dan Ahmadi, 2007, p.70). 2) Pekerjaan Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia, kebutuhan itu bisa bermacam- macam, berkembang dan ber ubah, bahkan seringkali tidak disadari o leh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang

hendak dicapainya dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan dari pada keadaan sebelumnya (Anoraga, 2009, p.11). Menurut Thomas dan Nursalam (2003) didalam buku (Dewi dan Wawan, 2010, p.17) . Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan keluarga. 3) Umur Menurut Elizabeth BH dan Nursalam (2003) didalam buku (Dewi dan Wawan, 2010, P.17), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. b. Faktor Eksternal 1) Faktor Lingkungan Menurut Ann. Mariner dan Nursalam (2003) didalam buku Dewi dan Wawan ( 2010, p.18), lingkungan mer upakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku o rang atau kelo mpo k. 2) Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

4. Cara mempero leh pengetahuan Menurut Notoadmo jo (2005, p.10-18) banyak yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan, namun sepanjang sejarah cara mendapatkan pengetahuan dibagi atau dikelo mpokkan menjadi dua yaitu car a tradisio nal dan car a modern. a. Cara Tradisio nal Cara tradisional terdiri dari 4 cara : 1) Trial and Error Cara yang dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelu m adanya peradaban. Upaya yang d ilakukan hanya sebatas mencoba hingg a mencapai keberhasilan yang d iingink an 2) Kekuasaan atau otor itas Pengetahuan ini biasanya d idapat dar i tokoh-tokoh masyarakat, ahli agama, pemeg ang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain peng etahuan tersebut d idapat berdasarkan otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin maupu n ahli pengetahu an. 3) Berdasarkan pengalaman pr ibadi Pengalaman bisa d ianggap sebagai sumber pengetahuan dalam mencari sebuah kebenaran pengetahuan.

4) Jalan Pikiran Cara ber fikir manusia berkembang, dari sini manusia mampu menggu nakan penalarannya dalam mempero leh pengetahu an. Dalam memp eroleh kebenaran pengetahuan manusia lebih menjalankan jalan p ikirannya, baik melalui induksi dan deduksi. b. Cara Ilmiah atau Cara Mo dern Dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini menggu nakan cara yang lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode ilmiah atau popular. 5. Sumber penget ahuan Su mber pengetahuan manusia diperoleh dari media massa, med ia elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat atau sebagainya. 6. Pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang berisi pertanyaan sesuai materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau r espo nden yang disesuaikan dengan tingkat pengetahuan yang diukur (Noto atmodjo , 2003, p.124). 7. Kategori pengetahuan Pengetahuan dinyatakan baik bila 76-100% pertanyaan dijawab benar, cukup bila 60-75% pertanyaan dijawab benar dan kurang bila pertanyaan d ijawab benar < 60% (Arikunto , 2006, 124).

C. HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN KEK Pengetahuan gizi selama kehamilan sangat diperlukan o leh seorang ibu hamil di dalam merencanakan menu makanannya, jika tanpa disadar i o leh pengetahu an akan sulit mengatur makanan. Terutama untuk manangani keluhan-keluhan k ehamilan pada tiap trimesternya, dengan demikian sed ini mu ngk in ibu hamil harus diberikan pengetahuan kesehatan tentang gizi yang memenu hi kebutuhan janin dan dirinya selama k ehamilan (Wibisono, 2009, p.64). Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada perilakunnya, ibu dengan pengetahuan g izi yang baik. Kemungk inan akan memberikan gizi yang cukup bagi bayinya, hal in i terlebih lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki masa ng idam. Di mana perut rasanya tidak mau diisi, mual dan rasa yang tidak karuan. Walaupun dalam kondisi demik ian jika seseo rang memiliki pengetahu an yang baik mak a ia akan ber upaya untuk memenuhi kebutuhan g izinya d an juga bayin ya, sehingga pengetahuan gizi seseorang rend ah dapat menyebabk an KEK ( Kristiyanasar i, 2010, p.49). Adapu n langkah pencegahan dan penanganan KEK melalu i berbagai langkah, Antara lain : a. Peningkatan variasi dan jumlah makanan. Oleh karena itu, kandungan zat g izi pada setiap jenis makanao in ber beda-beda. Dan tid ak ada satu pun jenis makanan yang mengandung zat g izi secara lengkap, mak a untuk memenu hi kebutuhan sebag ian besar zat gizi diper luk an konsumsi

makanan yang beragam. Selain itu, karena kebutuhan energi dan zat gizi lainnya pada ibu hamil dan menyusui meningkat maka jumlah konsumsi makanan harus ditambah (Depkes, 1999, p. 33). b. Mengurang i beban ker ja pada wanita, terutama ibu yang telah hamil. Karena pada wanita hamil akan memberikan dampak kurang baik terhadap outcome kehamilannya. c. Memberikan pengetahuan dan anjuran tentang: 1) Tambahan makanan Makan makanan yang seg ar-segar, mudah d icerna dan banyak mengandung cairan. Misalnya susu, telur, buah-buahan atau makanan kecil seperti bisku it (Depkes, 1999, p.31). 2) Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan car a istirahat siang sedikitnya 2 jam sehari atau mengurangi kegiatan yang melelahkan. 3) Minum tablet besi atau tablet penambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan. 4) Per iksa kehamilan secara teratur, apabila ada komplikasi segera d iru juk sedini mungkin. 5) Tunda kehamilan atau Ikut keluarga berencana setelah melahirkan (Supariasa, 2002, p.51).

D. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dijabarkan, kerangka penelitian dari penelitian ini adalah :

Faktor Predisposisi (predisposing factor): a. b. c. d. e. Pengetahuan Gizi Sikap Kepercayaan Tradisi Nilai

Beban Kerja

Umur

Faktor pendukung (enabling factor ) : a. Sarana prasarana b. Sumber daya perilaku

Jumlah Asupa n Makanan

Infeksi/ Penyakit

Faktor pendorong (reinforcing factor): a. Tokoh Masyarakat b. Tokoh Agama c. Sikap petugas kesehatan d. Perilaku petugas kesehatan

Asupan Zat Gizi

KEK

var iabel yang tidak diteliti var iabel yang diteliti Gambar 2.1. Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Lawrence Green dalam Notoadmodjo (2003) dan sura sih 2005

E. KERANGKA KONSEP Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka konsep dapat digambarkan sebagai ber ikut : Variabel bebas (Independen) Pengetahuan Gizi Variabel terikat (Dependen) Kejadian KEK

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

F. HIPOTESIS Hipotesis penelitian adalah jawaban sementar a penelitian terhadap ru musan p enelitian, dimana r umusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sug iyo no, 2009, p.64). Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : Ada hu bungan antara pengetahuan gizi dengan kejadian KEK pada ibu hamil Trimester I di Puskesmas Pamotan Kabupaten Rembang tahun 2011.

You might also like